STUDI TENTANG AKTIVITAS BUDIDAYA IKAN
KERAMBA DI DESA SILALAHI KECAMATAN
SILAHISABUNGAN KABUPATEN DAIRI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi
Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
RINA MAYAWI SIDABUTAR
NIM. 071233320090
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Rina Mayawi Sidabutar
Nim : 071233320090
Jurusan : Pendidikan Geografi
Fakultas : Ilmu Sosial
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan hasil jiblakan/plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi atau hukuman atas perbuatan tersebut.
Medan, September 2012
Saya yang membuat pernyataan,
Rina Mayawi Sidabutar
ABSTRAK
Rina Mayawi Sidabutar, NIM: 071233320090. Studi Tentang Aktivitas Budidaya Ikan Keramba di Desa Silalahi Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1)usaha para petani mengelola keramba ditinjau dari segi modal, benih/bibit ikan dan pemberian pakan (2)tindakan petani dalam pengendalian hama dan penyakit ikan (3)cara petani dalam penanganan pasca panen dilihat dari Produksi/panen dan Pemasaran. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Silalahi Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi.
Penelitian dilaksanakan pada tahun 2011. Populasi yang diambil seluruh petani keramba yang berjumlah 32 kepala keluarga dan sekaligus sebagai sampel penelitian. Tekhnik pengumpulan data adalah komunikasi tidak langsung. Tekhnik analisis data dengan deskriptif kualitatif.
DAFTAR ISI
A. LatarBelakangMasalah... 1
B. IdentifikasiMasalah... 6
C. VariabelPenelitiandanDefenisiOperasional... 34
D. TekhnikPengumpulan Data... 36
E. TekhnikAnalisa Data... 36
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN... 37
A. KondisiFisik ... 37
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 46
A. HasilPenelitian... 46
B. Pembahasan... 65
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... ... 78
A. Kesimpulan... 74
B. Saran... 75
DAFTARPUSTAKA... 77
DAFTAR GAMBAR
No Uraian Hal
1. Skema Kerangka Berpikir... 33
2. Peta Desa Silalahi………..38
3. Peta Kecamatan Silahisabungan………39
4. Peta Kabupaten Dairi………40
5. Benih Ikan Yang Sudah Ditebar Ke Dalam Keramba...52
6. Pakan Ikan...55
7. Ikan Yang Mati Dibiarkan Di Dalam Keramba...60
DAFTAR LAMPIRAN
No Uraian Hal
1. Angket……….79
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai negara kepulauan yang dikelilingi laut, Indonesia mempunyai
sumber daya alam laut yang besar baik sumber daya hayati maupun non hayati.
Selain perairan laut, luas daratan Indonesia juga menyimpan perairan tawar yang
begitu luas. Sebagaimana perairan laut perairan tawar juga menyimpan potensi
sumberdaya alam yang tidak sedikit yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan
penduduk Indonesia.
Pembangunan sumberdaya perikanan menjadi salah satu andalan bagi
bangsa Indonesia untuk turut serta mengatasi krisis moneter yang berlangsung
sejak tahun 1997. Sejalan dengan arah kebijakan menekankan pada program
pengembangan agribisnis perikanan dengan tujuan menggalakkan perikanan
budidaya yang berdaya saing dan berwawasan lingkungan, memperkuat dan
mengembangkan usaha perikanan tahap nasional secara efisien, lestari dan
berbasis kerakyatan, memelihara kelanjutan sumberdaya perikanan serta
ekosistem peairan umum serta memperkuat pengawasan dan pengendalian dalam
pemanfaatan sumberdaya perikanan. Langkah-langkah tersebut merupakan upaya
konsisten untuk mencapai misi pembangunan perikanan yakni dalam rangka (1)
Peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan dan pembudidaya ikan; (2)
Peningkatan pera sektor perikanan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi
nasional dan pembangunan daerah; (3) Peningkatan kecerdasan dan kesehatan
peningkatan daya dukung serta kualitas lingkungan perairan umum (REPETA
DKP 2004).
Usaha budidaya perikanan saat ini semakin berkembang dan bervariasi.
Usaha budidaya perikanan diharapkan mampu memenuhi permintaan perikanan
yang terus meningkat sejalan dengan meningkatnya populasi manusia di dunia.
Konsumsi ikan dunia dalam kurun waktu yang singkat semakin meningkat sejalan
dengan pertumbuhan penduduk, dari 93,6 jt ton (1998) menjadi 103 jt ton (2003).
Sementara itu konsumsi ikan perkapita juga meningkat dalam kurun waktu yang
sama,dari 15,8 jt ton (1998) menjadi 16,3 jt ton (2003) meningkatnya konsumsi
ikan perkapita disebabkan oleh meningkatnya kesadaran akan konsumsi makanan
yang sehat dan bergizi.
Pada dasarnya kegiatan perikanan di Indonesia dapat dibedakan menjadi
dua yaitu perikanan penangkapan dan perikanan budidaya. Perikanan
penangkapan dilakukan di perairan umum sedangkan perikanan budidaya
dilakukan di daerah perairan darat. Salah satu jenis perikanan budidaya adalah
pemeliharaan ikan di keramba di danau atau waduk. Guna mendapatkan hasil
yang optimal, pemanfaatan lahan di danau atau waduk harus memperhatikan
faktor-faktor geografis, hidrologis, serta flora dan fauna.
Melihat potensi perairan dan sumberdaya manusia serta sumberdaya ikan
yang ada, maka budidaya ikan di Indonesia cukup prospektif baik untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri maupun untuk eksport.
Prospektifnya pasar untuk ikan dapat dilihat dari terus meningkatnya jumlah
penduduk dan makin sadarnya konsumen untuk mengkonsumsi ikan (Ghufran,
meningkatkan konsumsi ikan perkapita dimasyarakat, meningkatkan pendapatan
dan kesejahteraan masyarakat, dan juga diarahkan untuk dapat menjadi andalan
pemerintah dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Berdasarkan
pengamatan terhadap pengembangan budidaya ikan di keramba saat ini,
pelaksanaannya masih kurang optimal. Banyak faktor penyebab kurang
optimalnya pelaksanaan ini, selain masalah di tingkat petani, disinyalir penyebab
lainnya karena belum dirumuskan suatu strategi yang sesuai untuk
diimplementasikan (Saputra, 1988).
Banyak petnani ikan mengeluh bahwa tingkat kematian ikan tinggi. Tetapi
mereka tidak mengetahui sebab kematian tersebut dan tidak mengerti
prisip-prinsip mana yang dapat membantu mengatasi keadaan tersebut. Sehubungan
dengan hal ini memang perlu dilakukan pengembangan dan penguasaan
pengetahuan di bidang perikanan (Eddy Afrianto, 1988).
Perikanan adalah seluruh kegiatan yang ada hubungannya dengan
memanfaatkan sumber daya hayati perairan baik hewan maupun tumbuhan
dengan tujuan hasilnya untuk dijual atau dipergunakan sendiri. Menurut Penebar
Swadaya, (2010) perikanan dalam arti sempit adalah usaha pemeliharaan ikan
yang sebelumya hidup secara liar di alam menjadi ikan peliharaan. Usaha
perikanan darat sudah cukup lama digeluti oleh masyarakat, namun masih dengan
cara-cara yang bersifat tradisional. Salah satu sistem pembudidayaan ikan yang
masih tergolong bertekhnologi rendah atau sederhana tetapi bernilai ekonomis
tinggi adalah pembudidayaan ikan dengan menggunakan keramba apung yang
dibangun dengan tekhnologi modern dengan memakai pipa atau sejenis drum
dengan memakai jaring yang halus dan kasar.
Produksi ikan di Indonesia yang berasal dari pemeliharaan dan
penangkapan hingga tahun 1980 baru dapat memenuhi 10 kg/orang/tahun dengan
demikian usaha perikanan masih harus ditingkatkan sehingga memadai 4 hingga 5
kali lipat dari kemampuan yang ada. Adanya dorongan dan bantuan pemerintah
sehingga membuat petani makin terdorong untuk mengembangkan usaha
budidaya perikanan.
Permintaan ikan di pasaran saat ini semakin meningkat karena ikan
merupakan bahan makanan yang bermutu tinggi. Ikan merupakan salah satu
sumber zat gizi penting bagi proses kelangsungan hidup manusia. Sebagai bahan
pangan, ikan mengandung zat gizi utama berupa protein 8,7-20%, lemak 0,1-22%,
mineral 1,0-1,5% dan mengandung vitamin yang tinggi. Protein adalah bagian
yang sangat penting di dalam makanan manusia, karena setiap kilogram berat
tubuh manusia memerlukan 1 gr protein perhari untuk mempertahankan
kesehatannya. Mengingat sumber perikanan di Indonesia cukup besar dimana
lautan lebih luas daripada daratan sehingga pemerintah menetapkan bahwa 2/3
dari kebutuhan protein hewani dipenuhi dari ikan, sehubungan dengan gagasan
tersebut maka berdasarkan ketetapan gizi, rakyat Indonesia paling sedikit harus
dapat memakan ikan kurang lebih 29,5 kg/orang/tahun.
http://id.shvoong.com/medcineandhealth/1ikangizisuperkomplit/22 November
2010,10:10.
Ditinjau dari segi perusahaan, bagi beberapa daerah, perikanan merupakan
Sebagai salah satu bukti para petani di Kabupaten Sukabumi, Cianjur dan Tasik
Malaya pada umumnya tidak berusaha melepaskan usaha perikanannya disamping
bertani. Pemeliharaan ikan dengan baik akan mendatangkan keuntungan beberapa
kalilipat daripada usaha bercocok tanam. Usaha mencapai produksi ikan yang
sesuai dengan sasaran masing-masing petani mempunyai tingkat perbedaan
produksi, hal ini dikarenakan karena adanya faktor perbedaan tingkat ekonomi
(Rochdianto, 1991).
Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk mengembangkan
usaha pemeliharaan dalam keramba atau kantong jaring apung, dimana Sungai
Musi, danau seperti Danau Maninjau, Danau Kerinci, Danau Toba, Danau Poso,
dan lain-lain, rawa-rawa yang tersebar di seluruh nusantara memberikan
seluas-luasnya kesempatan dan peluang bagi pengembangan usaha budidaya perikanan,
sehigga produksi dan produktivitas perairan umum dapat ditingkatkan guna
memenuhi kebutuhan konsumen yang selalu meningkat setiap tahun.
Sumatera Utara dengan Danau Tobanya yang memiliki luas perairan
1.102,60 km2 dan berada 30-1500 meter dpl merupakan salah satu danau yang
berpotensi dalam pengembangan usaha budidaya perikanan. Hal ini terlihat
dengan berkembangnya para petani yang menjadikan budidaya ikan sebagai mata
pencaharian utama ataupun sampingan yang mampu membantu pendapatan
keluarga.
Desa Silalahi merupakan desa yang berada di pesisir Danau Toba, yang
penduduknya memanfaatkan pesisir Danau Toba sebagai tempat pembudidayaan
ikan dengan sistem keramba jaring terapung. Usaha budidaya ikan dengan sistem
tahun, belum mengalami perkembangan. Hal tersebut dikarenakan oleh beberapa
factor antara lain:
1. Keterbatasan lahan dan modal
2. Kurangnya pengadaan bibit ikan
3. Sumberdaya manusia (SDM) yang masih rendah. (Hasil wawancara dengan
camat Silahisabungan)
Pengamatan terhadap pengusaha perikanan di Desa Silalahi tentunya
memiliki karakteristik yang berbeda dengan usaha perikanan keramba di wilayah
lain. Pada kesempatan ini penulis berkeinginan untuk mengkaji aktifitas budidaya
ikan keramba guna mendapatkan karakteristik yang khas tentang perikanan
keramba di Desa Silalahi.
B. Identifikasi Masalah
Tujuan yang hendak dicapai dalam pembangunan pertanian adalah
meningkatkan pendapatan untuk kesejahteraan keluarga petani. Sesuai dengan
latar belakang yang telah dipaparkan maka identifikasi masalah dapat
dikemukakan tentang berbagai permasalahan dalam pengembangan perikanan
keramba yang meliputi modal, benih/bibit ikan, lingkungan sosiologis, pakan
ikan/pemberian makanan tambahan, pengendalian hama dan penyakit ikan,
keamanan, kondisi perairan, tenaga kerja, luas keramba, pemasaran, transportasi,
permasalahan, pelatihan-pelatihan yang dilakukan pemerintah dalam usaha
perikanan keramba, penyuluhan oleh pemerintah kepada masyarakat tentang
budidaya ikan keramba, tata cara pembenihan ikan, berbagai usaha pengawetan
C. Pembatasan Masalah
Masalah tentang usaha perikanan jarring apung yang akan diungkap pada
penelitian ini meliputi : modal, benih/bibit ikan, pakan ikan, pengendalian hama
dan penyakit ikan, produksi dan pemasaran.
D. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah yang telah dikemukakan maka peneliti
merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pengelolaan usaha keramba jaring terapung yang dilakukan
petani dilihat dari modal, benih/bibit dan pakan ikan di Desa Silalahi
Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi?
2. Bagaimana tindakan petani keramba dalam mengendalikan hama dan
penyakit yang menyerang ikan-ikan keramba di Desa Silalahi Kecamatan
Silahisabungan Kabupaten Dairi?
3. Bagaimana cara petani dalam penanganan pasca panen ikan keramba di
Desa Silalahi Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan maka adapun tujuan
1. Untuk mengetahui pengelolaan usaha keramba jaring terapung yang
dilakukan petani dilihat dari modal, benih/bibit dan pakan ikan di Desa
Silalahi Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi.
2. Untuk mengetahui tindakan petani keramba dalam mengendalikan hama
dan penyakit yang menyerang ikan-ikan keramba di Desa Silalahi
Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi.
3. Untuk mengetahui cara petani dalam menangani hasil panen ikan keramba
di Desa Silalahi Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan penulis dari hasil penelitian
ini adalah:
1. Sebagai bahan informasi dan input bagi pengusaha perikanan cara
keramba khususnya di Desa Silalahi Kecamatan Silahisabungan kabupaten
Dairi.
2. Agar penulis mengetahui bagaimana aktifitas budidaya prikanan keramba
di Desa Silalahi.
3. Sebagai bahan perbandingan kepada penelitian selanjutnya yang
bermaksud mengadakan penelitian pada permasalahan yang sama di
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Modal sangat mempengaruhi produksi ikan, semakin besar modal maka
semakin besar pula keuntungan yang akan diperoleh, sebaliknya bila modal
sedikitnmakam akan sedikit pula keuntungan yang akan diperoleh. Jumlah
modal petani keramba jaring apung di Desa Silalahi mencapai Rp. 80.000.000
hingga miliaran rupiah. Setiap petak keramba membutuhkan modal awal
paling sedikit Rp. 10.000.000,-. Keseluruhan petani keramba di Desa Silalahi
memperoleh benih dari Pematang Siantar. Pada umumnya jenis ikan yang
lebih banyak dipelihara adalah ikan nila. Ukuran benih sangat mempengaruhi
produksi ikan dimana ukuran benih yang ditebar ke dalam keramba rata-rata 3
– 4 inci dan waktu pemeliharaannya selama 4 – 5 bulan sudah dapat dipanen,
dengan berat rata-rata mencapai 400 – 500 gr / ekor. Pemberian pakan dan
jenis pakan tambahan sangat membantu pertumbuhan ikan. Keseluruhan
petani keramba di Desa Silalahi memberikan pakan berupa pelet dan sebagian
petani memberikan pakan tambahan yaitu berupa jagung. Dalam 1 hari pakan
diberikan sebanyak 2 sampai 3 kali.
2. Pengendalian hama dan penyakit ikan sangatlah penting dalam budidaya
perikanan, karena hama dan penyakit ikan merupakan faktor pengganggu
yang sangat mengancam keberhasilan suatu usaha budidaya perikanan. Hama
Sebagian petani mengatasinya dengan menutup keramba dan menggunakan
petasan untuk menghalau burung-burung tersebut. Penyakit yang menyerang
ikan-ikan peliharaan berupa virus, jamur dan bakteri, sayangnya para petani
tidak tahu cara untuk mengobati ikan-ikan yang terserang penyakit tersebut.
1. Produksi ikan dipengaruhi oleh luas keramba dan pemberian pakan. Keramba
yang memiliki ukuran 4 x 4 x 2 meter mampu mencapai hasil panen
sebanyak 2000 sampai 3000 kg ikan/petak keramba, dan ukuran keramba 4,5
x 4,5 x 2,5 meter mampu mencapai hasil panen sebanyak 4000 kg/petak
keramba. Dengan berat ikan rata-rata 400 – 500 gr/ekor. Hasil produksi
(panen) ikan keramba di Desa Silalahi sebahagian besar dipasarkan melalui
penyalur (agen), namun ada juga yang memasarkan sendiri dan ada juga yang
langsung dipasarkan ke pedagang (pengusaha periknan) besar.
B. Saran
1. Keberhasilan keramba tergantung pada modal yang besar, dengan demikian
dapat memperoleh hasil yang maksimal, dan diharapkan kepada pemerintah
agar memberikan pinjaman modal umtuk membantu kelancaran usaha
budidaya ikan dalam keramba jaring apung. Pemberian makanan tambahan
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti jagung, daun-daunan dan dedak
mampu mengurangi beban modal pembelian pellet. Untuk itu kepada para
petani diharapkan agar lebih bijak memanfaatkan modal yang dimiliki.
Diharapkan adanya pengadaan bibit unggul yang dilakukan oleh petani, selain
mengurangi beban modal pengadaan bibit unggul yang dilakukan sendiri
benih ikan sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya hasil produksi ikan itu
2. Kepada petani keramba perlu mempunyai pengetahuan tentang penyakit ikan
baik secara tekhnis ataupun teoritis demi keberhasilan usaha keramba yang
dikelola. Kepada petani keramba diharapkan untuk mengikuti penyuluhan
yang dilaksanakan oleh dinas perikanan agar petani mampu menyelesaikan
masalah-masalah yang mengganngu usaha budidaya keramba khususnya
dalam mengatasi hama dan penyakit ikan.
3. Perlu bagi petani untuk melakukan tinjauan pasar untuk mengetahui sikap dan
kebutuhsn masyarakat akan ikan, agar petani tidak mengalami kerugian pada
saat melakukan pemasaran sendiri. Diharapkan adanya kerjasama antara
petani keramba dan pemerintah dalam menjaga kelestarian lingkungan sekitar
danau agar tidak berdampak buruk. Keselamatan lingkungan tergantung dari
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto dan Liviawaty. 1998. Beberapa Metode Budidaya Ikan. Yogyakarta : Kanisius
Asmawi, Suhaili. 1986. Pemeliharaan Ikan Dalam Keramba. Jakarta. PT Gramedia
Edilius, dkk. 1992. Pengantar Ekonomi Perusahaan. Jakarta : Rineka Cipta
Ghufran. 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Jakarta. Rineka cipta
Ghufran. 2005. Budidaya Ikan di Keramba Jaring Apung. Jakarta. Rineka Cipta
Hsyim. 1975. Budidaya Ikan di Lahan Kritis. Jakarta. Rineka Cipta
http://id.shvoog.com/medicine-and-health/1826681-ikan-gizi-super-komplit/22 November 2010, 10:10
Junianto. 2003. Tekhnik Penanganan Ikan. Jakarta : Penebar Swadaya
Magdalena, Tiomaris. 2004. Suatu Studi Tentang Budidaya Ikan Dengan
Menggunakan Sistem Keramba di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS – UNIMED
Nazaruddin. 1993. Usaha Budidaya Ikan Mas. Jakarta : Penebar Swadaya
Purba, Riama. 2007. Studi Tentang Petani Keramba Ikan Nila di Kelurahan
Haranggaol Kecamatan Haranggaol Horisan Kabupaten Simalungun. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS – UNIMED
Prahasta, Arief. 2009. Agribisnis Ikan Nila. Bandung : Pustaka Grafika
Rochdianto, Agus. 1991. Budidaya Ikan di Jaring Terapung. Jepara : Penebar Jepara.
Saputra, Hendra. 1988. Membuat dan Membudidayakan Ikan Dalam Kantong
Jaring Apung. Jakarta : CV SIMPLEX
Saputra, Hendra. 1993. Pemeliharaan Ikan Dalam Kantong Jaring Apung. Jakarta : CV SIMPLEX