• Tidak ada hasil yang ditemukan

PIH hand out1 Materi Kuliah Semester 1 | FKPH GUIDE pih hand out 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PIH hand out1 Materi Kuliah Semester 1 | FKPH GUIDE pih hand out 1"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

MANUSIA, MASYARAKAT, DAN

HUKUM

MANUSIA ADALAH HOMO HOMINI LUPUS

Manusia terlahir dengan sifat-sifatnya yang biadab; siapa yang kuat maka dialah yang menang (Thomas Hobbes)

MANUSIA MEMPUNYAI SIFAT ‘ZON POLITICON’

Manusia adalah mahluk sosial; berkeinginan kuat untuk hidup bersama/berkelompok

(Aristoteles)

Dalam hal ini manusia disebut makhluk sosial

(2)

2

MANUSIA, MASYARAKAT, DAN

HUKUM

A man as an individual creature

A man as social creature

(3)

MANUSIA, MASYARAKAT, DAN

HUKUM

MANUSIA

7

2

6

4

MANUSIA

1

MASYARAKAT 3

HUKUM 5

(4)

PENGERTIAN (DEFINISI) HUKUM

HUKUM SULIT DIDEFINISIKAN SECARA TETAP, UNIVERSAL DAN ABADI, KARENA:

1.Hukum mempunyaI ruang lingkup/cakupan materi yang sangat luas;

2.Hukum memiliki sifat yang abstrak;

3.Hukum berkembang dinamis selaras dengan perkembangan masyarakat

Manusia lahir dijemput oleh hukum, hidup diatur oleh hukum, mati diantar oleh hukum.

(5)

5

Ahmad Ali

Hukum pada hakekatnya adalah sesuatu yg

abstrak, tapi manifestasinya berujud hal yg

konkrit, shg melahirkan definisi hukum yg

amat beragam, tergantung persepsi org thd

hukum.

Hukum cakupannya luas sekali :

- Hakim : Hukum adl keputusan

- Ilmuwan

: Hukum adl kaidah / norma

- Rakyat

: hukum adl tradisi /

kebiasaan

(6)

PENGERTIAN HUKUM

1. Hukum diartikan sebagai produk keputusan penguasa

2. Hukum diartikan sebagai produk keputusan hakim

3. Hukum diartikan sebagai petugas/pekerja hukum

4. Hukum diartikan sebagai wujud sikap tindak/perilaku

5. Hukum diartikan sebagai sistem norma/kaidah

6. Hukum diartikan sebagai tata hukum

7. Hukum diartikan sebagai tata nilai

8. Hukum diartikan sebagai ilmu

9. Hukum diartikan sebagai sistem ajaran (disiplin hukum)

10.Hukum diartikan sebagai gejala sosial

Sumber: Wasis SP, Pengantar Ilmu Hukum

(7)

UNSUR-UNSUR PENGERTIAN

HUKUM

1. Hukum dipahami sebagai perangkat peraturan;

2. Hukum dibuat oleh ‘penguasa’ yang berwenang;

3. Bentuk hukum bisa tertulis atau tidak tertulis;

4. Mengandung sifat memaksa/mengatur;

5. Ada sanksi bagi pelanggarnya;

6. Ditujukan pada aspek perilaku manusia;

7. Bertujuan untuk menciptakan keamanan, ketertiban, dan keadilan.

(8)

8

HAKIKAT, TUJUAN DAN FUNGSI

HUKUM

Apa Hukum itu?

Hukum sulit didefinisikan,

Mengapa ?

Van Apeldoorn :

Keberadaan hukum terdapat di seluruh dunia (universal), di

mana ada masyarakat manusia, di situ ada hukum (Cecero: Ubi Societas Ibi Ius)

I Kisch :

Hakikat hukum tdk dapat ditangkap oleh panca indera ,

(9)

TUJUAN HUKUM

1. Menjaga keseimbangan antara kepentingan individu dan kepentingan umum, terutama mengenai pelaksanaan hak-hak pribadi

2. Menjaga agar tidak terjadi konflik antar anggota masyarakat sehingga keseimbangan hidup

bermasyarakat dapat tercapai. Hukum hadir

untuk menyelesaikan konflik agar kondisi sosial yang tidak seimbang dapat dipulihkan kembali.

3. Menjamin terciptanya suasana aman, tertib dan nyaman untukmendukung tercapainya tujuan hidup bersama, yaitu kesejahteraan

.

(10)

PERBEDAAN NORMA HUKUM DENGAN NORMA KEAGAMAAN DAN KESUSILAAN

NORMA HUKUM NORMA AGAMA & KESUSILAAN

TUJUANNYA

Menyelenggarakan tata tertib dalam masyarakat dan memberi perlindungan

terhadap manusia dan miliknya

ISINYA

Mengatur tingkah laku dan

perbuatan lahir manusia, di dalam hukum akan dirasakan puas kalau manusia sudah sesuai dengan peraturan hukum

TUJUANNYA

Memperbaiki diri seseorang secara tidak langsung juga

menuju ke arah masyarakat yang teratur.

ISINYA

Terutama mengatur SIKAP BATIN diri pribadi dan kehendak

manusia. Tidak puas dengan perbuatan atau kehendak lahir saja.

(11)

PERBEDAAN NORMA HUKUM DENGAN NORMA KEAGAMAAN DAN KESUSILAAN

NORMA HUKUM NORMA AGAMA & KESUSILAAN

SUMBER SANKSINYA

Bersifat hiteronom: sanksi

berasal dan dipaksakan oleh kekuasaan yang datang dari luar diri sendiri

DITAATINYA

Kecuali rasa keadilan dari diri sendiri sebagai sumbernya, juga yang terutama karena perintah dari luar yang

bersifat memaksa.

SUMBER SANKSINYA

Bersifat otonom, artinya sanksinya berasal dari dan dipaksakan oleh suara

batinnya sendiri

DITAATINYA

Karena sesuai dengan suara batinnya atau

kepercayaannya sendiri.

(12)

CIRI-CIRI KAIDAH HUKUM YANG

MEMBEDAKAN DENGAN KAIDAH LAINNYA

12

• Hukum bertujuan untuk menciptakan keseimbangan antar kepentingan;

• Hukum mengatur perbuatan manusia yang bersifat lahiriah;

• Hukum dijalankan oleh badan-badan yang diakui oleh masyarakat;

• Hukum mempunyai jenis sanksi yang tegas; • Hukum bertujuan untuk mencapai kedamaian

(13)

13

ISI KAIDAH HUKUM

13

1. Kaidah hukum yang berisi perintah

Contoh: Perintah bagi orang tua agar memelihara dan mendidik anak-anak sebaik-baiknya (Pasal 45 UU No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan)

2. Kaidah hukum yang berisi larangan

memuat larangan untuk melakukan sesuatu dengan ancaman sanksi apabila dilanggar (Pasal 362 KUHP: larangan melakukan pencurian;

3. Kaidah hukum yang berisi membolehkan , memuat hal-hal yang dibolehkan.

(14)

HUKUM NORMATIF, HUKUM IDEAL,

HUKUM WAJAR

HUKUM NORMATIF

Hukum TERTULIS yang nampak dalam peraturan

undang-undang

Hukum TIDAK TERTULIS yang ditaati oleh masyarakat

HUKUM IDEAL

Hukum yang dicita-citakan

Berakar pada perasaan murni manusia dari segala bangsaMemenuhi keadilan semua bangsa di dunia

HUKUM WAJAR

Hukum yang terjadi dan nampak sehari-hari

Tidak jarang hukum nampak sehari-hari itu bertentangan

dengan undang-undang

(15)

Hak Cipta Ridwan Khairandy

Istilah Hukum

Recht

(Belanda)

Law

(Inggris)

Loi/Droit

(Perancis)

Dirrito

(Italia)

Lex/Ius/Recht

(Latin)

(16)

ILMU HUKUM

ILMU HUKUM adalah Ilmu pengetahuan

yang berusaha menelaah hukum

ILMU HUKUM mencakup dan membicarakan

segala hal yang berhubungan dengan

hukum.

ILMU HUKUM mempelajari seluk beluk

mengenai hukum; misalnya mengenai asal

muasal, wujud, asas-asas, macam

pembagian, perkembangan, sumber, fungsi

dan kedudukannya di dalam masyarakat

.

(17)

KELOMPOK ILMU HUKUM

ILMU HUKUM SEBAGAI KAIDAH

Mempelajari hukum sebagai peraturan,

norma, atau kaidah yang diakui sebagai

kebenaran;

ILMU HUKUM SEBAGAI ILMU PENGERTIAN

Membahas pokok-pokok pengertian

hukum seperti subjek hukum, objek

hukum, sumber hukum, hak dan

kewajiban, hubungan hukum, dll.

ILMU HUKUM SEBAGAI ILMU KENYATAAN

Mempelajari hukum sebagai perilaku atau

(18)

BEBERAPA KONSEP DASAR

DALAM HUKUM:

Subjek hukum

Objek hukum

Peristiwa hukum

Perbuatan hukum

Hubungan hukum

(19)

SUBJEK DAN OBJEK HUKUM

Subjek hukum

:

pemegang/pendukung/pemilik hak dan

kewajiban menurut hukum.

Subjek hukum:

setiap orang yang

mempunyai hak dan kewajiban, yang

menimbulkan wewenang hukum.

Subjek hukum ada dua jenis:

(1) Manusia

(2) Badan hukum (perusahaan, organisasi, institusi)

Manusia

sebagai subjek hukum

dimulai sejak ia dilahirkan sampai ia

(20)

Untuk kepentingan tertentu, janin di dalam

kandungan dapat diperhitungkan sebagai subjek hukum (Pasal 2 KUHPerdata)

Tiap-tiap manusia adalah subjek hukum

karena dalam dirinya terdapat hak-hak tertentu; bahkan dengan hak tersebut

manusia mempunyai wewenang melakukan sesuatu hal.

Beberapa subjek hukum yang tidak cakap

hukum, yaitu orang yang tidak boleh

melakukan perbuatan hukum. Misalnya: orang yangbelum dewasa, orang yang di bawah

pengampuan, seorang wanita yang bersuami

(21)

Badan hukum sebagai subjek hukum (recht

persoon)

Badan hukum adalah suatu badan yang terdiri dari

kumpulan orang yang diberi status ‘persoon’ oleh hukum sehingga mempunyai hak dan kewajiban

Syarat untuk disebut badan hukum:

(1) memiliki kekayaan terpisah dengan kekayaan anggotanya

(2) hak dan kewajiban badan hukum terpisah dengan hak dan kewajiban para anggotanya secara pribadi.

Badan hukum dapat bertindak seperti halnya

manusia. Ia dapat memiliki kekayaan, menggugat dan digugat di pengadilan, dapat mengadakan

(22)

Menurut sifatnya, badan hukum dibagi

menjadi dua

(1) Badan hukum publik

badan hukum yang didirikan oleh

pemerintah. Contoh: provinsi, lembaga

negara, bank negara.

(2)

Badan hukum privat

badan hukum yang didirikan oleh swasta.

Contoh: Perseroan Terbatas (PT),

perhimpunan,

Firma, koperasi,

yayasan.

(23)

23

OBJEK HUKUM

Objek hukum adalah segala sesuatu

yang berguna bagi subjek hukum

dan sesuatu yang dapat dijadikan

dalam pokok (objek) dalam

hubungan perjanjian hukum.

Objek hukum biasanya berbentuk

benda yang bernilai ekonomis

Benda dapat dibedakan menjadi

benda bergerak, benda tetap, benda

berwujud, dan benda tidak berwujud,

(24)

Hak Cipta Ridwan Khairandy

Objek Hukum

Benda

(25)

Perbuatan Hukum

(26)

26

Onrecht matigedaad

(Pasal 1365

BW)

Barang siapa melakukan perbuatan

melawan hukum, karena kesalahannya

menimbulkan kerugian maka wajib

mengganti kerugian

Perbuatan melanggar ketentuan UU;

Melanggar hak subyektif seseorang;

dan

Melanggar sikap kehati-hatian yang

(27)

PERISTIWA HUKUM

PERISTIWA HUKUM

Peristiwa/kejadian yang membawa akibat yang diatur oleh hukum.

PERISTIWA HUKUM BUKAN TINDAKAN MANUSIA:

Kelahiran, kematian, kadaluwarsa

PERISTIWA HUKUM TINDAKAN MANUSIA

(1) BERSEGI SATU

Peristiwa hukum yang ditimbulkan oleh satu pihak saja. Contoh: pembuatan surat wasiat, hibah.

(2) BERSEGI DUA

Peristiwa hukum yang ditimbulkan oleh dua pihak atau lebih. Contoh: perjanjian jual beli, sewa menyewa.

(28)

28

HUBUNGAN HUKUM

Hubungan hukum adalah hubungan

antara dua subjek hukum atau lebih di

mana hak dan kewajiban para pihak

saling berhadapan;

Hubungan hukum mempunyai dua segi:

(1)

Hak dan

(2)

kewajiban

Dalam hubungan hukum terdapat

dua pihak: pihak pertama berhak

meminta prestasi, dan pihak kedua

wajib memberikan prestasi.

(29)

AKIBAT HUKUM

Akibat hukum adalah akibat yang ditimbulkan

karena adanya suatu tindakan hukum.

Tindakan hukum tersebut menghendaki

adanya suatu akibat, misalnya pembuatan surat wasiat, pernyataan berhenti menyewa rumah, dsb.

Akibat hukum dapat berwujud tiga hal:

(1) lahir atau hilangya suatu keadaan tertentu (2) lahir atau hilangnya suatu hubungan

hukum

(3) adanya sanksi

(30)

HUBUNGAN HUKUM

Hubungan hukum adalah hubungan antara

dua subjek hukum atau lebih di mana hak dan kewajiban para pihak saling

berhadapan;

Hubungan hukum mempunyai dua segi:

(1)Hak dan (2) kewajiban

 Dalam hubungan hukum terdapat dua

pihak: pihak pertama berhak meminta prestasi, dan pihak kedua wajib

memberikan prestasi.

(31)

HAK (HUKUM SUBJEKTIF)

Hak adalah wewenang atau izin yang

diberikan oleh hukum;

Setiap orang yang mempunyai

hak/wewenang atas sesuatu benda atau

dapat berbuat sesuatu atas benda

tersebut. Ia dapat menikmati hasilnya,

dapat menjual, dapat menyewakan, dapat

menggadaikan, serta perbuatan lainnya

sepanjang tidak bertentangan dengan

hukum.

Hukum di sini berfungsi pembatasan hak

mutlak; misalnya fungsi sosial atas tanah.

(32)

HAK sering disebut juga hukum subjektif, sedangkan

hukum objektif adalah hukum itu sendiri

Ada dua macam hak:

(1)Hak mutlak: hak yang memberikan kewenangan

kepada seseorang untuk melakukan suatu perbuatan dan hak ini dapat dipertahankan dari adanya

gangguan orang lain. Misalnya hak asasi manusia, hak negara memungut pajak, hak keperdataan (hak milik, hak perwalian, hak pengampuan, hak orang tua atas anak).

(2)Hak nisbi/relatif: hak yang memberikan kewenangan kepada seseorang untuk menuntut agar seseorang melakukan sesuatu. Misalnya jual beli

(33)

MASYARAKAT HUKUM

Masyarakat hukum adalah sekumpulan

individu yang membentuk kelompok kecil; misalnya: keluarga, negara.

Sebagai satu kesatuan manusia maka apabila

salah seorang melakukan suatu perbuatan tertentu akan dapat mempengaruhi

kelompoknya. Misalnya, salah seorang anggota keluarga melakukan perbuatan kriminal, maka seluruh anggota dalam

keluarga tersebut akan merasakan akibat yang muncul.

(34)

34

KLASIFIKASI HUKUM

(1)

Berdasarkan isi norma

(2)

Berdasarkan bidang yang diatur

(3)

Berdasarkan cara

mempertahankannya

(4)

Berdasarkan bentuknya

(5)

Berdasarkan waktu berlakunya

(6)

Berdasarkan kepentingan para subjek

(35)

35

Hak Cipta Ridwan Khairandi

Hukum Publik (

Public Law

)

Hukum yang fokusnya mengatur hubungan hukum antar lembaga negara dan hubungan antara

negara dan perorangan

Hukum Privat

(Private Law)

Hukum yang fokusnya mengatur hubungan hukum antar sesama

individu atau perseorangan

KLASIFIKASI HUKUM

(36)

36

Hak Cipta Ridwan Khairandi

Hukum Umum (Lex Generalis)

Hukum Khusus (Lex Specialis)

Hukum yang mengatur secara umum dan berisi ketentuan yang

bersifat umum

Misal:

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

(KUHP)

Hukum yang bersifat khusus

(37)

37

Hak Cipta Ridwan Khairandi

Hukum yang isinya mengatur norma tertentu

1. Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)

2. Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata) 3. UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

4. UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Misal:

Hukum Materiil

(Substantive Law)

Berdasarkan cara

(38)

38

Hak Cipta Ridwan Khairandi

Hukum Formal

(Ajective Law)

Hukum yang mengatur bagaimana mempertahankan norma-norma tersebut

Hukum Acara

(Procedural Law)

Misal:

(39)

39

Hak Cipta Ridwan Khairandi 39

Klasifikasi Hukum

Berdasarkan Bentuknya

Hukum

Hukum Tidak Tertulis (Unwritten Law) Hukum Tertulis (Written

(40)

40

Hak Cipta Ridwan Khairandi

Makna Hukum Tertulis

Hukum yang dibuat secara

formal

Hukum yang dibuat oleh

lembaga negara yang

berwenang untuk itu

(41)

41

Hak Cipta Ridwan Khairandi 41

Hukum Tidak Tertulis

Hukum Adat: Hukum yang berasal

dari suatu tradisi yang berprores

secara turun temurun dalam suatu

masyarakat tertentu

(42)

42

Hak Cipta Ridwan Khairandi Revisi Wardah

Klasifikasi hukum berdasar

waktu berlakunya

Ius constitutum atau hukum

positif adalah semua hukum

yang berlaku di suatu negara

sekarang ini.

(43)

43

Hak Cipta Ridwan Khairandi

Hukum objektif adalah hukum itu

sendiri

Hukum subjektif adalah hak

(Hak merupakan wewenang

atau izin yang diberikan oleh

hukum)

Berdasar kepentingan

(44)

44

Hak Cipta Ridwan Khairandi 44

Klasifikasi Hukum: daya

kerja

1. Hukum Pemaksa (compulsory Law atau dwingenrecht) 2. Hukum Pelengkap (optional law atau aanvullenrecht)

Hukum yang harus diikuti oleh subjek hukum. Orang yang bersangkutan tidak boleh menambah atau

mengurangi aturan yang ada

Misalnya 1. UU No. 1 Tahun 1974

2. UU No. 14 Tahun 1992

(45)

45

Hak Cipta Ridwan Khairandi

Hukum ini boleh diikuti atau bahkan dikesampingkan oleh seseorang

Berlaku terhadap hukum perjanjian atau kontrak Buku III KUHPerdata

Ketentuan ini menjadi tidak berlaku manakala para pihak mengatur lain, tetapi bila para pihak tidak mengaturnya secara khusus, maka dengan sendirinya tunduk pada ketentuan Buku

III KUHPerdata tersebut

(46)

46

Wardah 46

KODIFIKASI

Himpunan peraturan hukum yang sejenis dan tersusun

secara sistematis, lengkap dalam kitab undang-undang.

Tujuan:

Penyederhanaan Kesatuan hukumKepastian Hukum

Contoh:

Corpus Iuris Civilis (Justinianus Romawi Timur :

527-565)

Code Civil/Code Napoleon/Code de commercee

(1804/1807, 1808), Code Penal

Burgerlijke Wetboek/Wetboek van Koophandel,

Wetboek van Strafrecht

KUHPerdata/KUHDagang, KUHPidana

(47)

47

Wardah

Sumber Hukum

Sebagai asas hukum

Menunjukkan hukum terdahulu

Sebagai sumber berlakunya secara

formal

Sebagai sumber dari mana kita dapat

mengenal hukum

(48)

48

Sumber Hukum Materiil

(material sources of law)

Sumber yang menentukan isi hukum atau kaidah hukum; berupa tindakan manusia yang dianggap sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan

(49)

49 49

S

umber yang akan menentukan berlakunya hukum berdasarkan tata cara, mekanisme, dan bentuk

hukum yang akan diberlakukan.

Jadi sumber hukum formil menjawab pertanyaan dimanakah kita bisa mendapatkan atau

menemukan aturan-aturan hukum yang mengatur kehidupan kita

(50)

50

Macam Sumber Hukum Formal

Undang-undang

Traktat

Hukum Kebiasaan

Yurisprudensi

(51)

51

Hak Cipta Ridwan Khairandi Revisi Wardah

MAKNA UNDANG-UNDANG

UNDANG-UNDANG MENGANDUNG DUA

ARTI

DALAM ARTI FORMAL

Semua aturan yang dibuat oleh organ

negara yang dilihat dari bentuk dan

cara terjadinya dan memenuhi syarat

sebagai undang-undang

DALAM ARTI MATERIAL

Semua aturan yang dibuat oleh organ

negara dan isinya mengikat

(52)

52

WArdah

PERSYARATAN UNTUK DAPAT

BERLAKU

Juridische Geltung

Apabila persyaratan formal

terbentuknya UU telah terpenuhi

Sosiologische Geltung

:

B

erlakunya hukum merupakan

kenyataan dalam masyarakat

(efektifitas):

machts theorie

dan

Anerkennungs theorie

Filosofische Geltung

:

B

erlaku apabila sesuai dengan cita

hukum sebagai nilai positif yang

(53)

53

Tata Urutan Peraturan

Perundang-undangan di

Indonesia

UUD 1945

Undang-Undang/Peraturan

Pemerintah Pengganti

Undang-Undang;

Peraturan Pemerintah;

Peraturan Presiden;

(54)

54

Hak Cipta Ridwan Khairandi Revisi Wardah

Asas-Asas

Undang-Undang

Lex specialis derogat legi generale

Lex superior derogat legi inferiori

Lex posterior derogat legi priori

Nullum delictum nulla poena praevia lege

UU tidak berlaku surut (non retroaktif)

(55)

55

Hak Cipta Ridwan Khairandi

Traktat

Perjanjian Internasional antara:

1. Negara – Negara

2. Negara – Organisasi Internasional 3. Sesama Organisasi Internasional

Traktat

Traktat Bilateral

Traktat Multilateral

Kaedah Hukum

(56)

56

Hak Cipta Ridwan Khairandi Revisi Wardah

Hukum Kebiasaan

merupakan pola tingkah laku yang tetap, ajeg dalam masyarakat.

Dapat menjadi Hukum Kebiasaan

Syarat:

1. Materiil: tindak yang diulang dalam waktu yang lama

2. Intelektual: ada pendapat masyarakat yang menerima pola tingkah laku yang diulang itu sebagai suatu hal yang harus dipatuhi diterima sebagai aturan yang mengikat

Kebiasaan

Kebiasaan dapat menjadi Hukum Kebiasaan juga karena diputusan hakim

(57)

57

Yurisprudensi

Pengertian yurisprudensi:

- Secara singkat adalah putusan

hakim

- Putusan hakim yang diikuti oleh

hakim lain

pada masa sesudahnya dalam

peristiwa/

(58)

58

Wardah

Putusan hakim (kaedah

hukum)

Putusan hakim

Hukum in concretoMengikat sejak

dijatuhkan (res

judicata proveritate habetur)

Berlaku sejak

memperoleh

kekuatan hukum tetap

Mudah

menyesuaikan dengan keadaan

UU

Hukum in abstractoMengikat sejak

diundangkan

Berlaku sejak

ditetapkan /

ditentukan saat berlakunya

Sulit menyesuaikan

keadaan.Het recht hinkt achter de

(59)

59

Hak Cipta Ridwan Khairandi Revisi Wardah

Perjanjian atau Kontrak

Perjanjian adalah hubungan hukum antara dua

orang atau lebih berdasarkan kesepakatan untuk

menimbulkan akibat hukum.

Perjanjian atau kontrak yang mereka buat menjadi

landasan hukum untuk menyelesaikan persoalan

hukum yang terjadi di antara para pihak.

(60)

60

Hak Cipta Ridwan Khairandi Revisi: Wadah

Doktrin

Doktrin adalah pendapat atau ajaran yang

dikemukan pakar hukum

Dapat ditemukan dalam tulisan-tulisan hukum

(

legal writing

)

Doktrin merupakan sumber hukum tidak

langsung

Doktrin merupakan sumber hukum pelengkap

Contoh

rechtsboek : commentaries on the law

of England,

kitab fiqih dari Imam Syafii

(61)

61

Hak Cipta Ridwan Khairandi

Penemuan Hukum

Terkadang:

1. Tidak lengkap; 2. Tidak Jelas; atau 3. Kurang Jelas Teks UU tetap atau sulit

berubah, sementara masyarakat terus berubah

UU selalu ketinggalan dengan peristiwa/fakta (het recht hinkt achter de feiten aan)

Undang-Undang

(62)

62 62

Hak Cipta Ridwan Khairandi

Konstruksi Hukum

Analogi (

Argumentum

per analogiam

)

Penghalusan Hukum

(

Rechtsvervijning

)

(63)

63 63

Hak Cipta Ridwan Khairandi

Analogi

Analogi adalah penerapan suatu

ketentuan hukum bagi keadaan

yang pada dasarnya sama dengan

keadaan yang eksplisit diatur

(64)

64 64

Hak Cipta Ridwan Khairandi

Penghalusan

Hukum

Dalam analogi penerapan hukum

diperluas pada keadaan yang tidak

secara eksplisit diatur dalam ketentuan

Dalam penghalusan hukum, hakim

(65)

65 65

Hak Cipta Ridwan Khairandi

Argumentum a

contrario

A contrario merupakan penerapan

suatu ketentuan hukum bagi

keadaan yang pada dasarnya

(66)

66 66

Hak Cipta Ridwan Khairandi

Penemuan Hukum

Terkadang:

1. Tidak lengkap; 2. Tidak Jelas; atau 3. Kurang Jelas Teks UU tetap atau sulit

berubah, sementara masyarakat terus berubah

UU selalu ketinggalan dengan peristiwa/fakta (het recht hinkt achter de feiten aan)

Undang-Undang

(67)

67

Hak Cipta Ridwan Khairandi

Kewajiban Hakim untuk

Menemuan Hukum

Pasal 16 (1) UU No. 4 Tahun 2004:

Pasal 28 UU No. 4 Tahun 2004:

Pengadilan tidak boleh menolak memeriksa, dan memutus suatu perkara dengan alasan bahwa hukumnya tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadilinya

(68)

PENEMUAN HUKUM

Hukum berfungsi sebagai perlindungan masyarakat;Agar masyarakat terlindungan, maka hukum harus

dilaksanakan;

Pelaksanaan hukum dapat berlangsung normal, damai,

tetapi dapat juga terjadi karena pelanggaran hukum

Dalam hal ini hukum yang dilanggar harus ditegakkan;Melalui penegakan hukum, maka hukum ini menjadi

kenyataan;

Dalam menegakkan hukum, ada tiga unsur yang harus

diperhatikan: KEPASTIAN HUKUM, KEMANFAATAN, dan KEADILAN.

(69)

TIGA UNSUR PENEGAKAN HUKUM

KEPASTIAN HUKUM

Masyarakat mengharapkan adanya kepastian hukum sehingga akan dicapai ketertiban

masyarakat.

KEMANFAATAN

Masyarakat juga mengharapkan manfaat dalam pelaksanaan atau penegakan hukum. Jangan

sampai pelaksanaan hukum itu justru menimbulkan keresahan.

KEADILAN

Dalam pelaksanaan hukum, masyarakat mengharapkan agar keadilan diperhatikan.

(70)
(71)

KEPASTIAN HUKUM

Apapun yang terjadi peraturannya adalah

demikian dan harus ditaati atau dilaksanakan. UU itu sering terasa kejam apabila

dilaksanakan secara ketat. “Lex dura, sed tamen scripta” = UU itu kejam, tetapi

memang demikianlah bunyinya.

Tanpa kepastian hukum, orang tidak tahu apa

yang harus diperbuatnya. Tetapi terlalu menitikberatkan pada kepastian hukum, terlalu ketat mentaati peraturan hukum,

akibatnya kaku dan akan menimbulkan rasa tidak adil.

(72)

Walaupun UU itu mengatur segala kehidupan

manusia secara tuntas, UU itu tetap tidak sempurna;

Ada kalanya UU itu tidak lengkap, dan ada kalanya

UU itu tidak jelas;

Meskipun tidak lengkap dan tidak jelas, UU harus

dilaksanakan;

Dalam hal terjadi pelanggaran terhadap UU, hakim

harus melaksanakan atau menegakkan UU;

Hakim tidak dapat menangguhkan penegakan

terhadap UU yang telah dilanggar;

Hakim tidak boleh menangguhkan atau menolak

menjatuhkan putusan dengan alasan karena hukumnya tidak jelas atau tidak lengkap;

Hakim dilarang menolak menjatuhkan putusan

dengan dalih tidak ada hukumnya.

(73)

PEMBENTUKAN UNDANG-UNDANG

PENERAPAN UNDANG-UNDANG

(74)

74

(1) INTERPRETASI GRAMATIKAL ATAU BAHASA

Penafsiran berdasarkan tata bahasa, artinya hanya mengingat bunyi kata-kata dalam kalimat itu saja. Dalam interpretasi bahasa ini biasanya digunakan kamus bahasa atau dimintakan keterangan ahli bahasa sebagai narasumber.

Contoh : mengenai istilah “dipercayakan” seperti yang tercantum dalam pasal 432 KUHP “seorang pejabat suatu lembaga

pengangkutan umum dengan sengaja memberikan kepada orang lain dari pada berhak, surat tertutup, kartu pos atau paket, yang (dipercayakan (verduisteren), kepada lembaga itu, atau kalau

sebuah paket “diserahkan” kepada dinas perkereta-apian (PJKA), sedangkan berhubungan dengan pengiriman tidak ada lain kecuali dinas itu, maka diserahkan berarti “dipercayakan”. Jadi

(75)

75 75 75

(2) INTERPRETASI SOSIOLOGIS (TELEOLOGIS)

Interpretasi teleologis yaitu menafsirkan UU dengan menyelidiki maksud pembuatan dan tujuan

dibuatkannya UU tersebut. Dengan interpretasi

teleologis ini, UU yang masih berlaku (tetapi sudah usang atau sudah tidak sesuai lagi) diterapkan

terhadap suatu peristiwa, hubungan, kebutuhan dan kepentingan pada masa kini. Di sini, peraturan

(76)

76 76 76

(3) INTERPRETASI SISTEMATIS ATAU LOGIS

Penafsiran yang menghubungkan pasal yang satu dengan pasal yang lain dalam suatu

perundangan yang bersangkutan atau dengan undang lain; serta membaca penjelasan

undang-undang tersebut sehingga kita mengerti maksudnya.

Contoh : Kalau hendak mengetahui tentang sifat

pengakuan anak yang dilahirkan di luar perkawinan oleh orang tuanya tidak cukup hanya mencari

ketentuan-ketentuan dalam KUHPerdata saja, tetapi harus dihubungkan dengan pasal 278 KUHP, yang

berbunyi “barangsiapa mengaku seorang anak sebagai anaknya menurut KUHPerdata, padahal diketahui

(77)

77 77 77

(4) INTERPRETASI AUTHENTIK (RESMI)

(78)

78 78 78

(5) INTERPRETASI HISTORIS

Makna ketentuan dalam suatu peraturan perundang-undangan dapat juga ditafsirkan dengan cara meneliti sejarah pembentukan peraturan itu sendiri. Penafsiran ini dikenal dengan interpretasi historis. Ada 2 (dua) macam interpretasi historis, yaitu:

a. Penafsiran menurut sejarah undang-undang; dan b. Penafsiran menurut sejarah hukum.

Contoh : Undang-Undang No.1 Tahun 1974 hanya dapat dimengerti

dengan meneliti sejarah tentang emansipasi wanita. Undang-undang kecelakaan hanya dapat dimengerti dengan adanya gambaran

(79)

79 79 79 79

(6) INTERPRETASI RESTRIKTIF

Interpretasi restriktif dilakukan dengan mempersempit arti kata-kata yang terdapat dalam suatu peraturan perundang-undangan.

Contoh : Menurut interpretasi gramatikal kata “tetangga” dalam Pasal 666 KUHperdata dapat diartikan setiap tetangga termasuk seorang penyewa dari perkarangan tetangga sebelah. Kalau

(80)

80 80 80

(7) INTERPRETASI EXTENSIF (LUAS)

Menafsirkan dengan memperluas arti suatu istilah atau pengertian dalam (pasal) undang-undang. Contoh: Pada pasal 492 KUH Pidana ayat (1) “Barang siapa dalam keadaan mabuk di muka umum

(81)

81 81 81

(8) INTERPRETASI ANTISIPATIF ATAU FUTURISTIK

Metode ini dilakukan dengan menafsirkan ketentuan perundang-undangan dengan berpedoman pada kaedah-kaedah perundang-undangan yang belum mempunyai kekuatan hukum.

Referensi

Dokumen terkait

Blue once again felt the surge of uncertainty; she knew what Henry was like, but she also didn’t know all of what he was like.. Gansey scanned the dash for

Dari segi ekonomi Desa Kuta sebagai desa tujuan wisata yang sangat populer karena keindahan pantai yang ramai akan pengunjung, daerah ini dijadikan sebagai

Pada siklus I, data hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas siswa yang tergolong baik adalah 23,81%. Dalam keadaan semacam ini tentu sulit bagi siswa untuk dapat

[r]

Komponen ketiga yakni komponen penyajian buku ajar berbasis scientific approach materi ekologi meliputi kriteria konsistensi sistematika penyajian dalam bab, kelogisan

Analisis hasil penelitian mengenai pengaruh sertifikasi terhadap kinerja dosen pada fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry, dianalisis dengan menggunakan metode

Tujuan dari perancangan Museum Wayang di Kota Malang ini adalah menghadirkan fasilitas atau sarana untuk melestarikan, dan menginformasikan kesenian tradisional

Ada beberapa kasus yang terjadi di Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Lumajang tentang pencatatan kelahiran anak yang tidak diketahui asal-usulnya. Dalam