• Tidak ada hasil yang ditemukan

NASKAH PUBLIKASI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KELOMPOK BELAJAR PAKET B SETARA SMP DI PKBM BINA LOKA CEPIRING KENDAL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "NASKAH PUBLIKASI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KELOMPOK BELAJAR PAKET B SETARA SMP DI PKBM BINA LOKA CEPIRING KENDAL."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH PUBLIKASI

PENGELOLAAN PEM BELAJARAN

KELOM POK BELAJAR PAKET B SETARA SM P

DI PKBM BINA LOKA CEPIRING KENDAL

Oleh

ROKIBAN

NIM : Q 100 110 164

PROGRAM STUDI M ANAJEM EN PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS M UHAM M ADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

PENGELOLAAN PEM BELAJARAN KELOM POK BELAJAR PAKET B SETARA SM P DI PKBM BINA LOKA CEPIRING KENDAL

Rokiban

Program St udi M anajemen Pendidikan Pascasarjana UM S Jl. A. Yani, Tromol Pos I, Pabelan, Kartasura, Surakart a 57102

Abst ract : The result s of st udy are (1). In mot ivating the learning managem ent Package B educat ors as facilitators and mentors. St rategies t o educators in m ot ivating people t o learn w it h educators visit, adding hours of lessons and provide skills t raining. Delivery t hrough the m edium of learning mot ivat ion, role model behavior and inspirational stories. Giving proper motivat ion is at the t im e of learning. Wit h t he mot ivat ion given to t he part icipants int erest in people learning to be present in over 75% of learning. (2) Learning St rategies in M anagem ent Package B educat ors use approaches to learning and t eaching m ethods appropriate t o t he learning mat erial. Learning strat egies conduct ed w it h peer t utors and inst ruct ional m edia. Learning st rategies using group discussion and concludes the discussion. Learning st rat egy is t o plan, develop and im plem ent learning strat egies t o the part icipants w it h the aim of can be independent learners in learning and w ill be get t he maxim um learning. (3) Evaluation of learning in M anagem ent Learning Package B educators formulat e the latt ice problem, define indicat ors and create questions. Evaluat ion of learning by providing learning tools, analyze t est result s, provide practice quest ions, and provide enrichm ent t o the part icipant s. Evaluat ion t echnique used is an evaluation t echnique based on t he distance and group shelter resident s t o learn, it is anticipat ed t hat resident s rarely present st udy could st ill get a subject m att er that has been subm itt ed t o peer.

Keywords: m ot ivat ion, st rategy, evaluation, learning, m anagem ent

PENDAHULUAN

Bent uk penyelenggaraan pendidikan nasional melalui jalur pendidikan luar sekolah

adalah Pusat Kegiat an Belajar M asyarakat (PKBM ). Salah satu program yang terdapat dalam

PKBM adalah program kelompok belajar paket B. Sasaran ut ama dalam program tersebut

adalah w arga belajar yang hanya lulusan sekolah dasar (SD) yang t idak mampu melanjut kan ke

sekolah formal, masyarakat prasejaht ra dan droup out SM P. Pendidik sebagai komponen

pent ing dari tenaga kependidikan, memiliki tugas untuk melaksanakan proses dan evaluasi

pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidik diharapkan paham tent ang strat egi

pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran merupakan sesuat u yang

(4)

t erarah dengan baik sehingga t ujuan pembelajaran yang t elah dit etapkan tidak akan t ercapai

secara optimal.

Pengelolaan pembelajaran kelompok belajar paket B di PKBM Bina loka mempunyai

kendala-kendala dalam pengelolaan pembelajaran diantaranya t ingkat kehadiran w arga belajar

yang kurang karena jarak tempat t inggal w arga belajar dengan t empat PKBM yang relat if jauh

dan kesibukan w arga belajar pada bidang pekerjaan yang mayorit as buruh pabrik dengan

sistem shif. St rategi pembelajaran dan evaluasi pembelajaran yang dit erapkan untuk w arga

belajar kurang opt imal. Disamping itu dalam pengelolaan pembelajaran sebagian pendidik dan

ketua PKBM belum begit u memahami t ent ang st rategi dan evaluasi pembelajaran

Sesuai dengan uraian diat as timbul masalah yaitu Bagaimana st rategi memberi

mot ivasi bagi w arga belajar Paket B set ara SM P di PKBM Bina Loka Cepiring Kendal, Bagaimana

st rat egi pembelajaran bagi kelompok belajar Paket B set ara SM P di PKBM Bina Loka Cepiring

Kendal dan Bagaimana evaluasi dalam pembelajaran bagi w arga belajar Paket B set ara SM P di

PKBM Bina Loka Cepiring Kendal.

Penelit ian ini bert ujuan unt uk (1) mendeskripsikan st rategi memberi motivasi bagi

w arga belajar Paket B set ara SM P di PKBM Bina Loka Cepiring Kendal, (2) mendeskripsikan

st rat egi pembelajaran bagi kelompok belajar Paket B set ara SM P di PKBM Bina Loka Cepiring

Kendal, dan (3) mendeskripsikan evaluasi dalam pembelajaran bagi w arga belajar Paket B

setara SM P di PKBM Bina Loka Cepiring Kendal.

Pengelolaan pembelajaran merupakan proses komunikasi fungsional ant ara w arga

belajar dengan pendidik dan w arga belajar dengan w arga belajar dalam rangka perubahan sikap

dan pola pikir yang akan menjadi kebiasaan w arga belajar yang bersangkut an. Pola interaksi antara pendidik dan w arga belajar pada hakikatnya adalah hubungan ant ara dua pihak yang

setara. Pendidik dan w arga belajar merupakan subyek karena masing-masing mempunyai

kebebasan dan kesadaran secara akt if. Erman Suherman, dkk (2001:8) memberikan pengert ian

pembelajaran sebagai “ upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar

bert ambah dan berkembang secara opt imal. Berdasarkan uraian di atas maka dapat

disimpulkan bahw a belajar merupakan proses int ernal dalam diri seseorang. Sedangkan

(5)

t erlaksana dengan opt imal. Jadi unt uk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan proses

panjang yang dimulai dengan perencanaan, pengorganisasian dan penilaian. Perencanaan

meliput i kegiat an menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapai, w akt u dan dan

personel yang diperlukan. Sedang pengorganisasian merupakan pembagian tugas kepada

personel yang terlibat dalam usaha mencapai t ujuan pembelajaran, pengkoordinasian,

pengarahan dan pemantauan. Evaluasi sebagai proses dilaksanakan unt uk mengetahui

ketercapaian tujuan yang t elah dicanangkan, faktor pendukung dan penghambatnya.

Strat egi pembelajaran dapat diart ikan sebagai perencanaan yang berisi t ent ang

rangkaian kegiatan yang didesain unt uk mencapai tujuan pendidikan t ertentu Ada dua hal yang

patut kit a perhat ikan dari pengert ian diatas, Pert am a, strat egi pembelajaran merupakan

rencana t indakan at au rangkaian kegiat an termasuk penggunaan met ode dan pemanfaatan

berbagai sumber daya atau kekuat an dalam pembelajaran. Ini berart i penyususnan suat u

st rat egi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada t indakan.

Kedua, st rategi disusun unt uk mencapai t ujuan t ertent u. Art inya, arah dari semua keput usan

penyusunan strat egi adalah pencapaian t ujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah

pembelajaran, pemanfaat an berbagai fasilit as dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam

upaya pencapaian t ujuan. Oleh sebab itu, sebelum menentukan st rategi, perlu dirumuskan

t ujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebab t ujuan adalah ruhnya dalam

implent asi suat u strat egi. Dick dan cary (dalam W ina Sanjaya, 2009:126) menjelaskan bahw a

st rat egi pembelajaran t erdiri at as seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau

t ahapan kegiat an belajar yang digunakan oleh guru dalam rangka membant u pesert a didik

mencapai t ujuan pembelajaran tert ent u. M enurut mereka st rat egi pembelajaran bukan hanya t erbat as prosedur atau t ahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk juga pengat uran

mat eri at au praktek program pembelajaran yang akan disampaikan kepada pesert a didik. Dari

pengert ian tersebut dapat disimpulkan bahw a st rategi pembelajaran merupakan cara-cara yang

akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar unt uk menyampaikan materi pembelajaran

sehingga akan memudahkan pesert a didik menerima dan memahami mat eri pembelajaran,

(6)

M otivasi merupakan sesuat u yang kompleks, karena mot ivasi dapat menyebabkan

t erjadinya perubahan energi dalam diri individu unt uk melakukan sesuat u yang didorong

karena adanya tujuan, kebutuhan at au keinginan. Sedangkan secara sederhana mot ivasi dapat

didefinisikan sebagai dorongan, baik yang berasal dari dalam diri (internal) ataupun luar

(eksternal) individu unt uk mencapai tujuan tert et u. M enurut Purw ant o, Ngalim (2004:35):

“ motivasi berasal dari kat a mot if. M ot if ialah segala sesuat u yang mendorong seseorang untuk

bert indak melakukan sesuatu. Atau sepert i yang diungkapkan Sart ain dalam bukunya

Psychology Understanding of Hum an Behavior: motif adalah suat u pernyat aan yang kompleks

di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku perbuat an ke suat u tujuan atau

perangsang.

Dalam pembelajaran, evaluasi merupakan hal yang sangat pent ing dilakukan. M elalui

kegiat an evaluasi dapat memberikan informasi t ent ang perkembangan sisw a sert a kinerja guru.

Evaluasi bukanlah sesuatu yang patut ditakut i, karena sebenarnya evaluasi adalah kebutuhan,

sebab dengan evaluasi, kit a dapat mengetahui keberhasilan pembelajaran, sebab dengan

evaluasi, kita dapat mengetahui keberhasilan pembelajaran yang t elah dilakukan. M enurut

yusuf evaluasi adalah suat u usaha unt uk mengukur dan sumber nilai secara objekt if dari

pencapaian hasil-hasil yang direncanakan sebelumnya, dimana hasil evaluasi tersebut

dimaksudkan menjadi umpan balik untuk perencanaan yang akan dilakukan di depan (Yusuf,

2009: 3).

Evaluasi memiliki t iga fungsi ut ama dalam analisis kebijakan, yait u: (1) Evaluasi

memberi informasi yang salah dan dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa

jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan yang telah dapat dicapai melalui tindakan publik. Dalam hal ini evaluasi mengungkapkan seberapa jauh t ujuan-t ujuan tert ent u dan t arget tert ent u telah

dicapai. (2) Evaluasi memberi sumbangan pada klarifikasi dan krit ik terhadap nilai-nilai yang

mendasari pemilihan tujuan dan t arget . Nilai diperjelas dengan mendefenisikan dan

mengoperasikan t ujuan dan target . (3) Evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi met

ode-met ode analisis kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi. Informasi

t ent ang t idak memadai kinerja kebijakan yang dapat memberi sumbangan pada perumusan

(7)

Program Kelompok Belajar Paket B set ara SM P mulai dirint is sejak t ahun 1989, dan

dilaksanakan secara nasional sejak tahun 1994. dari periode ini dapat dilihat proses

pengembangan program ini, seperti perlengkapan program termasuk diantaranya: kurikulum,

modul dan pet unjuk pelaksanaan atau penyelenggaraan program. Jika dihitung sejak program

ini mulai dirintis yait u t ahun 1989, seharusnya program ini telah t erbebas dari berbagai

permasalahan yang bersifat operasional, w alaupun masih t erdapat beberapa kekurangan,

seharusnya t idak lagi diakibat kan oleh berbagai hal yang bersifat t eknis dan operasional.

Namun, kondisi yang t erjadi saat ini adalah kekurangan at aupun hambat an masih terjadi pada

level operasional.

Dalam pengelolaan program kelompok belajar Paket B khususnya pengelolaan w arga

belajarnya dapat dilakukan dengan cara pertimbangan at as dasar permasalahannya. (1) Lokasi

t empat t inggal w arga belajar yang berjauhan sehingga sulit mendapat kan 40 orang w arga

belajar untuk dibent uk sat u kelompok; unt uk mengatasinya diperlukan sist em pengelolaan yang

baik yang dilakukan oleh pengelola unt uk mencari w arga belajar yang merupakan t ahap

pert ama dalam proses pengelolaan w arga belajar. M encari w arga belajar Paket B cukup sulit,

namun pengelola sedapat mungkin harus membuat w arga masyarakat yang memang

membutuhkan program ini menjadi t ertarik. Strat egi sosialisasi yang berkesan dan menarik

sangat perlu direncanakan dengan baik oleh pengelola, sehingga w arga belajar disamping

mendapatkan informasi juga mendapat kan manfaat dari informasi tersebut. Pengelola juga

perlu melakukan pendekatan terhadap t okoh masyarakat yang diangap sent ral di masyarakat,

karena unt uk w arga belajar di masyarakat pedesaan, peran t okoh masyarakat sangat pent ing

dan cukup berpengaruh sehingga apapun kebijakan at au keput usan yang dikeluarkan oleh t okoh masyarakat yang bersangkutan akan dit uruti oleh anggot a masyarakat yang lain (Iis,

2003:107). (2) Tingkat kehadiran rendah yang merupakan konsekuensi dari kondisi ekonomi

masyarakat yang rendah dan mengharuskan mereka bekerja ekstra untuk mencukupi

kehidupannya sehari-hari. Seperti diket ehui bahw a salah satu karakt eristik pendidikan non

formal adalah adanya kebebasan dalam penentuan w aktu pelaksanaan belajar mengajarnya.

Unt uk meningkat kan kehadiran w arga belajar perlu dilakukan penjadw alan yang sesuai dengan

(8)

semua w arga belajar tanpa harus merugikan mereka dengan meninggalkan pekerjaan,

pemilihan w akt u ini akan lebih baik jika melibat kan seluruh w arga belajar dengan musyaw arah

agar kesepakatan penjadw alan dapat dipert anggungjaw abkan secara bersama-sama (Iis,

2003:110). (3) Untuk meningkatkan motivasi belajar dengan mengadakan pelat ihan atau

kecakapan hidup, disamping mereka mendapat kan materi pelajaran mereka juga memperolah

keterampilan dan ket erampilan tersebut diusahakan benar-benar menjadi kebut uhan w arga

belajar dan kalau bisa dapat memanfaatkan potensi yang ada sehingga dengan keterampilan ini

dimana sebagian modal at au bahan ment ahnya sudah ada dapat meningkatkan ekonomi

mereka. Richard M . St eer (dalam Sihombing, 1999: 199) menyebut kan bahw a seseorang akan

cenderung ikut sert a dalam kegiat an organisasi (proses pembelajaran) hanya terbatas pada

anggapan bahw a hasil at au imbalan yang mereka dapat kan sebanding dengan usaha yang

mereka lakukan. (4) Pengelolaan w arga belajar pada saat penerimaan w arga belajar dan pada

saat pembelajaran, juga diperlukan pengelolaan ket ika ada permasalahan. Evaluasi yang

dilaksanakan selama ini kurang baik, seharusnya unt uk menghasilkan warga belajar yang lulus

dengan baik sebaiknya Program kelompok belajar Paket B melakukan sist em evaluasi seperti

yang t erjadi pada pendidikan formal dan dengan pengaw asan yang memadai. Sist em evaluasi

yang dinilai kurang baik ini cukup memperkuat anggapan bahw a mengikuti Program kelompok

belajar Paket B hanyalah unt uk mendapat kan ijazah saja t anpa harus mengikut i proses

pembelajaran yang baik. (5) Permasalahan lainnya yang berhubungan dengan masalah

pelaksanaan t eknis evaluasi at au penilaian akhir hasil pembelajaran t ahap akhir nasional adalah

dimana tidak jarang w arga belajar t idak mengikuti ujian, terlambat, at aupun dat a pesert a yang

berbeda dan berubah-ubah. Dalam kondisi sepert i ini seorang pengelola PKBM harus benar-benar memperhat ikan masalah ini, dan mengant isipasinya dengan cara melakukan pendat aan

w arga belajar dengan baik, melakukan pencat at an ulang, menelit i dat a-dat a w arga belajar

secara cermat dan melakukan pemant auan secara rut in untuk mengetahui perkembangan

w arga belajar yang masih mengikut i program. (6) Permasalahan terakhir yait u menyangkut

kesadaran w arga masyarakat akan pendidikan yang dipengaruhi oleh kebudayaan yang

berkembang di masyarakat . Dilingkungan masyarakat pedesaan yang masih kent al dengan

(9)

pendidikan sangat rendah karena pandangan masyarakat yang mengganggap bahw a sekolah

at au belajar hanya unt uk kepentingan dunia saja dan mereka lebih mengut amakan urusan

akhirat (Praset yo, 2003:112). Kondisi seperti ini dapat diat asi jika pengelola program dapat

mempengaruhi tokoh masyarakat unt uk menyadarkan masyarakat disekit arnya akan

pent ingnya pendidikan. Peran t okoh masyarakat maupun tokoh agama yang paling

berpengaruh di masyarakat sekitar sangat besar pengaruhnya unt uk mempengaruhi kesadaran

masyarakat , untuk it ulah kemampuan seorang pengelola untuk mengident ifikasi kondisi sosial

budaya dimana program diselenggarakan sangat diperlukan sekali.

Dari paparan diat as dapat disimpulkan bahwa pengelolaan pembelajaran pada

kelompok belajar paket B yang baik dapat dilihat dari strat egi pembelajaran, pemberian

mot ivasi dan st rategi evaluasi yang diterapkan pada program kelompok belajar paket B.

M ETODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelit ian deskript if dengan

pendekat an kualitat if. Penelit ian kualit at if melakukan penelit ian dalam skala kecil, kelompok

yang memiliki kekhususan, keunggulan, dan inovasi (Sukmadinat a, 2012). Penelit ian kualit at if

menghasilkan deskripsi analit ik t entang fenomena-fenomena secara murni bersifat informat if

dan berguna bagi masyarakat penelit i, pembaca dan juga part isipan (Sukmadinat a, 2007: 107).

Desain penelitian ini adalah etnografi, yang merupakan proses penjelasan menyeluruh t ent ang

kompleksitas kehidupan kelompok (Sumkadinata, 2007: 107). Kelompok yang dijadikan

penelitian dalam hal ini adalah Paket B set ara SM P mengenai pengelolaan pembelajaran Paket

B setara SM P di PKBM Bina Loka Cepiring Kendal. Et nografi pada dasarnya merupakan bidang yang sangat luas dengan variasi yang sangat besar dari prakt isi dan metode. Bagaimanapun,

pendekat an et nografi secara umum adalah pengamat an, berperan sert a sebagai bagian dari

penelitian lapangan. Etnografi menjadi t ertarik secara mendalam dalam suat u budaya sebagai

bagian dari peran sert anya dan mencat at secara serius dat a yang diperolehnya dengan

memanfaat kan cat at an lapangan (M oleong, 2006: 26). Lokasi penelit ian di PKBM Bina Loka

Kecamatan Cepiring Kabupat en Kendal. Alasan memilih lokasi ini adalah karena pengelolaan

(10)

ini bisa dilihat dari kurang lengkapnya administrasi pembelajaran. Penelit ian ini dilakukan

selama 6 bulan unt uk mendapatkan data t entang pengelolaan pembelajaran di PKBM Bina Loka

Cepiring Kendal. Penelit i t erjun langsung kelapangan penelit ian. Hal ini sesuai dengan hakekat

penelitian kualit at if, yaitu peneliti merupakan inst rumen dalam pengumpulan dat a. Peneliti

berperan sekaligus sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir dat a dan

pelapor hasil penelitianya (M oleong, 2006). Dengan demikian t anpa memandang bentuk

apapun penelit i dapat memperoleh data pengamat an dan dat a pengalaman t ent ang kegiatan

pengelolaan pembelajaran yang nat ural dan nyata dari kegiat an yang sedang diamati.

Teknik pengumpulan dat a dalam penelitian ini berdasarkan dat a yang dikumpulkan di

PKBM dengan t enaga pendidikan, teknik pengumpulan dat a menggunakan gabungan dari

w aw ancara mendalam, observasi, dan dokumentasi.

Dat a yang berhasil dikumpulkan, dianalisis dengan menggunakan model analisis

int erkat if (Sut opo, 2002: 87). Dalam model analisis ini, t iga komponen analisisnya, yait u reduksi

data, sajian data dan penarikan kesimpulan/ verifikasi dilaksanakan bersama dengan proses

pengumpulan data dalam bentuk interaktif melalui proses siklus, unt uk menetapkan keabsahan

data yang diperlukan t eknik pemeriksaan yang didasarkan at as kriteria: 1) derajat kepercayaan

(credibilit y); 2) ket eralihan (t ransferabilitas); 3) ketergant ungan (dependabilit y); 4) kepast ian

(confirmbility).

HASIL PENELITIAN DAN PEM BAHASAN

a. Strategi M emberi M otivasi Pada Pengelolaan Pembelajaran Kejar Paket B Bina loka Cepiring

M otivasi merupakan sesuatu yang kompleks, karena mot ivasi dapat

menyebabkan t erjadinya perubahan energi dalam diri individu untuk melakukan sesuat u

yang didorong karena adanya t ujuan, kebut uhan at au keinginan. Sedangkan secara

sederhana motivasi dapat didefinisikan sebagai dorongan, baik yang berasal dari dalam diri

(int ernal) at aupun luar (eksternal) individu untuk mencapai t ujuan t ertentu. M otivasi

dilakukan setiap w akt u dalam pembelajararan, mot ivasi dapat berupa pujian, penghargaan

(11)

loka merupakan sebuah program keset araan setingkat SM P, dalam melaksanakan

pembelajaran seminggu 3 kali pertemuan, unt uk membangkit kan semangat w arga belajar

perlu adanya mot ivasi, st rat egi mot ivasi yang dilakukan oleh pendidik dalam memotivasi

w arga belajar dan motivasi yang dilakukan oleh ket ua PKBM Bina loka kepada pendidiknya

dapat digambarkan dari beberapa informen yait u dari ketua Kejar Paket B, pendidik, dan

w arga belajar. St rategi pemberian motivasi dalam pengelolaan pembelajaran sebelum

melaksanakan program mot ivasi kepada w arga belajar terlebih dahulu membahas

pengertian motivasi. Berikut ini penjelasan bapak Pramono pada hari Kamis t anggal 13 Juni

2013 selaku ket ua PKBM Bina loka Cepiring mengenai pengertian mot ivasi dan program

pemberian mot ivasi kepada w arga belajar sebagai berikut . “M otivasi merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh seorang pendidik, untuk menghasilkan hasil yang maksimal dalam pembelajaran maka pendidik perlu membuat program-program untuk motivasi, untuk itu setiap 3 bulan sekali pendidik melaksanakan program evaluasi motivasi belajar dalam pelaksanaan motivasi dilakukan pada sela-sela pertemuan”(R1).

Penjelasan Ket ua PKBM Bina loka di at as sesuai dengan pendapat bapak Djulal Fidayat hari

Senin tanggal 17 Juni 2013 selaku pendidik kejar Paket B Bina Loka sebagai berikut.

“Tentang program-program pemberian motivasi, untuk pemberian motivasi kalau saya memberikan contoh w arga paket B yang berhasil dalam bidangnya masing-masing dan memberikan ketrampilan yang bisa menambah penghasilan w arga belajar, disamping itu saya juga memberi motivasi pada w arga belajar pada aw al pembelajaran hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memberi semangat w arga belajar dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar”(R2).

Berdasarkan dari hasil observasi pada t anggal 13 Juni 2013 diket ahui bahw a

pemberian mot ivasi bagi w arga belajar mendorong keinginan unt uk semangat belajar.

Terbukti keikutsertaan dalam proses pembelajaran w arga belajar rat a-rata lebih dari 70 %

(12)

Tabel 4.1 rata-rat a Kehadiran W arga Belajar

Tat ap muka Jumlah yang hadir Jumlah yang t idak hadir

1. 48 5

2 48 5

3 47 6

4 45 8

5 46 7

6 42 11

7 40 13

8 52 1

9 41 12

10 50 3

11 50 3

Rata-rat a 46.2 6.8

Persentase 87,3% 12.7 %

Sumber: data absensi Kejar Paket B PKBM Binaloka

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 13 Juni 2013 diket ahui bahw a pelaksanaan program motivasi w arga belajar t elah dibuat , terbukt i bahw a program

motivasi sudah t ercantum dalam RPP. Peran ket ua PKBM Bina loka Cepiring dalam merencanakan mot ivasi kepada warga belajar adalah menghimbau kepada pendidik untuk

membuat, melaksanakan program evaluasi dan mot ivasi w arga belajar, dan memberikan

penilaian dalam memberikan mot ivasi kepada w arga belajar. Peran pendidik dalam

pemberian motivasi dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator, pemberi mot ivasi,

pemberi bimbingan dan pengarahan pada w arga belajar. Berdasarkan hasil obervasi pada

tanggal 13 Juni 2013 diket ahui bahw a peran pendidik dalam memberikan motivasi sudah

sesuai dengan perannya, hal ini terbukt i w arga belajar semakin akt if dan semangat dalam

(13)

Strat egi penyampaian dalam melakukan mot ivasi kepada w arga belajar dapat

berupa pujian, menggunakan media pembelajaran baik it u visual maupun audio yang berisi

kisah-kisah mot ivasi. Berdasarkan hasil observasi dilapangan diket ahui bahw a pemberian

motivasi mereka menggunakan media pembelajaran vidio yait u dengan pendekatan

kelompok maupun individu. Terbukti bahw a para pendidik menggunakan kata-kat a

penyemangat agar lebih giat lagi dalam t ingkat kehadiran dan part isipasi dalam

pembelajaran. Adapun langkah-langkah yang sudah dilakukan dalam pemberian motivasi

pada w arga belajar diantaranya adalah menyusun program motivasi, melaksanakan

motivasi, mengevaluasi hasil motivasi, dan mengadakan workshop t ent ang mot ivasi.

Terkait dengan waktu yang t epat dalam pemberian mot ivasi kepada w arga belajar adalah

pada saat pembelajaran berlangsung dan w akt u khusus pada program w orkshop mot ivasi.

Berdasarkan hasil obervasi dilapangan diket ahui bahw a w aktu yang t epat untuk

memberikan mot ivasi pada w arga belajar yaitu disela-sela pembelajaranl pada aw al-aw al

pembelajaran, hal ini dilihat pada aw al pembelajaran pendidik memberikan kata-kat a

penyemangat unt uk mengikuti pembelajaran. Dari penjelasan diatas diket ahui bahw a

faktor ut ama dalam pemberian mot ivasi adalah kehadiran w arga belajar dengan presentasi

sisw a dengan ratrat a kehadiran diat as 75% yaitu dari 53 w arga belajar yang hadir rat

a-rat a 46 w arga belajar. Kehadiran w arga belajar menjadi fakt or ut ama karena t anpa

kehadiran w arga belajar maka kit a t idak memberikan motivasi pada w arga belajar.

Adapun fakt or-faktor penghambat pemberian motivasi pada w arga belajar adalah

suasana belajar kurang kondusif karena mereka beda usia dan beda tingkat kehadiran

w arga belajar karena lokasi yang jauh dari t empat t inggal. Terkait dengan cont oh kata-kat a atau kalimat -kalimat yang sering digunakan dalam memot ivasi w arga belajar. Seperti yang

diungkapkan oleh Pramono pada hari Kamis tanggal 13 Juni 2013 selaku ketua PKBM

sebagai berikut : “M an jada w a jada (siapa yang bersungguh-sungguh dia pasti akan menemukan), dan kesuksesanmu ditentukan oleh ambisi dan kegigihanmu sedangkan perilaku dan kesabaran menentukan imanmu”(R1). Dari keterangan dapat disimpulkan bahw a kondisi w arga belajar sebelum diberi mot ivasi w arga belajar t erkesan kurang

(14)

program yang ada. Keberhasilan seseorang ditentukan dengan kesungguhan w arga belajar

sedang perilaku dan kesabaran menent ukan keimananmu. Strat egi memberi motivasi bagi

w arga belajar paket B sangat diperlukan untuk menumbuhkan semangat belajar dan

harapan berusaha lebih giat.

Hal t ersebut sejalan dengan penelitian (Garpar, Langevin, Boyer, Arm it age, 2009) dalam jurnalnya yang berjudul, “St udents’ activit y focus in online asynchronous peer learning forum s mengungkapkan bahw a Unt uk meningkatkan mot ivasi belajar salah satu caranya dengan mengadakan pelat ihan at au kecakapan hidup, disamping mereka mendapat kan

materi pelajaran mereka juga memperolah ket erampilan dan ket erampilan tersebut

diusahakan benar-benar menjadi kebutuhan w arga belajar dan kalau bisa dapat

memanfaatkan potensi yang ada sehingga dengan ket erampilan ini, bisa menjadi sebagian

modal atau bahan ment ah unt uk dapat meningkat kan ekonomi mereka. M enurut

Sardiman A. M . (1986: 91) ada beberapa bent uk dan cara menumbuhkan motivasi dalam

kegiatan belajar, antara lain: 1. memberi angka, 2. hadiah, 3. saingan/ kompet isi, 4.

ego-involvement , 5. memberi ulangan, 6. mengetahui hasil, 7. pujian, 8. hukuman, 9. hasrat

unt uk belajar, 10. minat , dan 11. tujuan yang diakui

b. Strategi Pembelajaran Pada Pengelolaan Pembelajaran Kejar Paket B Bina loka Cepiring

Strat egi pembelajaran merupakan konsep program guna mengaitkan ant ara

konsep secara luw es, akurat , efisien, dan tepat , dalam pemecahan masalah sert a

menggunakan penalaran pada pola dan sifat dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, at au menjelaskan gagasan dan pernyat aan program kelompok belajar Paket B untuk

memecahkan masalah yang meliput i kemampuan memahami masalah, merancang model

program kelompok belajar Paket B, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang

diperoleh, mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, at au media lain

yang berguna unt uk memperjelas keadaan at au masalah. Pengelolaan pembelajaran m embutuhkan st rat egi pembelajaran agar tujuan pem belajaran dapat tercapai. Dalam m elakukan st rategi pembelajaran harus m enget ahui apa it u st rategi pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 13 Juni 2013 diketahui bahw a w arga belajar yang kurang akt if

(15)

belajar menjelaskan adanya pendidik yang mengunjungi w arga belajar bagi tidak akt if

berangkat . Hal-hal yang sudah dipersiapkan dalam perencanaan strat egi pembelajaran

adanya dokumen Kurikulum, silabus, dan RPP yang memuat perencanaan pelaksanaan

st rat egi pembelajaran. Ket ua PKBM Bina loka dan pendidik sudah mengetahui t ent ang

st rat egi pembelajaran. St rategi yang digunakan dalam pembelajaran pendidik kunjung dan

metode pembelajaran yang sesuai dengan mat eri pembelajaran. Hal-hal yang sudah

disiapkan dalam melaksanakan st rategi pembelajaran yang dipakai adalah silabus

penmbelajaran, program semest er, RPP, dan program evaluasi. St rategi pembelajaran para

pendidik disamping membuat silabus pembelajaran, program semest er, RPP, program

mengajar harian, dan program evaluasi, pendidik juga menyiapkan dan membuat rencana

pembelajaran, menyiapkan t ugas-t ugas pendidikial, menyiapkan mat eri pembelajaran, dan

media pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi diket ahui bahw a peran pendidik dalam

pelaksanaan st rategi pembelajaran sebagai fasilit at or, pembimbing, dan mendorong

semangat belajar w arga belajar. Terbukti pendidik menfasilitasi w arga belajar secara akt if

dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh pendidik, pendidik dalam

menggunakan media pembelajaran untuk mempermudah menjelaskan mat eri yang

disampaikan dan dengan media pembelajaran bisa mengkondisikan w arga belajar agar

lebih t enang dan aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahw a langkah-langkah pelaksanaan strat egi pembelajaran sudah dilaksanakan. Terbukti setiap pendidik m enyiapkan perangkat pembelajaran, alat dan media pembelajaran secara tert ib, m enggunakan m et ode pem belajaran yang sesuai, dan mampu mem buat penelitian tindakan kelas. Faktor-fakt or pendukung t erlaksananya strat egi pembelajaran oleh pendidik diantaranya adalah m etode pem belajaran yang digunakan; kondisi warga belajar yang aktif; dan m edia pembelajaran yang m emadai. Sedangkan fakt or-faktor yang mengganggu t erlaksananya strat egi pembelajaran adalah w akt u yang tidak sama bagi w arga belajar, t ingkat kehadiran w arga bvelajar yang

kurang, dan sarana prasarana yang kurang memadahi. Kondisi w arga belajar sebelum dan sesudah pembelajaran dengan strat egi pembelajaran yang diterapkan menurut para

pendidik adalah sebelumnya kurang bersemangat unt uk belajar akan t etapi setelah dilaksanakan strat egi pembelajaran mereka adanya mot ivasi belajar, lebih semangat untuk

(16)

w arga belajar semangat mengikut i diskusi. Untuk cont oh st rategi pembelajaran yang

digunakan oleh pendidik dalam pembelajaran adalah strat egi met ode pendidik sebaya dan

media pembelajaran screen projekt or. Pelaksanaan st rategi pembelajaran yang digunakan

oleh pendidik umumnya berjalan lancar, kalaupun dalam pelaksanaan pembelajaran it u

tersendat yaitu ket ika w arga belajar t idak hadir. Unt uk pengembangan strat egi

pembelajaran mereka menggunakan strat egi diskusi kemudian menyimpulkan hasil diskusi

kelompok. Pelaksanaan diskusi kemudian menyimpulkan hasil laporan diskusi kelompok.

M enurut w arga belajar t ent ang pelaksanaan strat egi pembelajaran yang diterapkan oleh

pendidik adalah sangat baik.

Kesimpulan ini senada dengan Blankenst ein, Dolmans, Vleut en, Schmidit (2009)

dalam jurnalnya yang berjudul, “W hich cognitive processes support learning during

small-group discussio? The role of provinding explanat ions and list ening t o others”. St udi ini

memberikan penjelasan sisw a belajar akt if melalui diskusi kelompok kecil dengan

memberikan penjelasan t erhadap permasalahan. Setelah diskusi siswa mampu menjaw ab

pertanyaan untuk menguji ingatan sehingga t ujuan pembelajaran yang ingin dicapai sesuai

dengan aspek kognit if, afekt if, at au psikomotor. Bagaimana kompleksit as tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai, apakah tingkat t inggi atau rendah. Apakah untuk

mencapai t ujuan itu memerlukan ket erampilan akademis.

Pelaksanaan strat egi pembelajaran yang pendidik gunakan umumnya berjalan

lancar, kalaupun dalam pelaksanaan pembelajaran it u tersendat yaitu ket ika w arga belajar

tidak hadir. Unt uk pengembangan st rategi pembelajaran mereka menggunakan strat egi

diskusi kemudian menyimpulkan hasil diskusi kelompok. Tanggapan w arga belajar t ent ang pelaksanaan strat egi pembelajaran yang dit erapkan oleh pendidik adalah sangat baik.

Pengelola juga perlu melakukan pendekat an t erhadap tokoh masyarakat yang dianggap

sentral di masyarakat , karena unt uk w arga belajar di masyarakat pedesaan, peran t okoh

masyarakat sangat pent ing dan cukup berpengaruh sehingga apapun kebijakan atau

keputusan yang dikeluarkan oleh tokoh masyarakat yang bersangkut an akan dituruti oleh

(17)

c. Evaluasi Pembelajaran Pada Pengelolaan Pembelajaran Kejar Paket B Bina loka Cepiring

Evaluasi merupakan suatu pemeriksaan t erhadap pelaksanaan suat u program

yang telah dilakukan dan yang akan digunakan unt uk meramalkan, memperhit ungkan, dan

mengendalikan pelaksanaan program ke depannya agar jauh lebih baik. Evaluasi lebih

bersifat melihat ke depan dari pada melihat kesalahan-kesalahan dimasa lalu, dan

ditujukan pada upaya peningkat an kesempat an demi keberhasilan program (Yusuf, 2009:

3). Dengan demikian misi dari evaluasi itu adalah perbaikan atau penyempurnaan di masa

mendatang at as suat u program . Berikut Paparan hasil penelit ian yang dilakukan peneliti

tentang evaluasi pembelajaran yang berkait an dengan pengelolaan pembelajaran. Evaluasi

lebih bersifat melihat ke depan dari pada melihat kesalahan-kesalahan dimasa lalu, dan

ditujukan pada upaya peningkat an kesempatan demi keberhasilan program. Dengan

demikian misi dari evaluasi it u adalah perbaikan at au penyempurnaan di masa mendat ang

atas suatu program. Berikut Paparan hasil penelit ian yang dilakukan peneliti t ent ang

evaluasi pembelajaran yang berkait an dengan pengelolaan pembelajaran. Untuk

mendapat kan dat a tent ang penyusunan evaluasi pembelajaran meliputi program evaluasi

pembelajaran, PTK dan uji Kompetensi. para pendidik mereka memaparkan program

evaluasi yang sudah dibuat dalam rangka penyusunan evaluasi pembelajaran adalah

menyusun kisi-kisi soal evaluasi besert a indikator-indikat ornya dan membuat soal untuk

evaluasi berupa tes akhir semest er maupun tes akhir bab, perbaikan dan pengayaan. Untuk

penyusunan instrumen evaluasi pembelajaran semua informen baik it u ketua PKBM

maupun pendidik melakukan kolaborasi dengan mat a pelajaran serumpun untuk

memperoleh inst rumen evaluasi yang valid dan reliabel dalam menyusun inst rumen evaluasi. Hal tersebut dibukikan dengan tanda t angan hasil rapat antara ketua PKBM

dengan pendidik dalam penyusunan program pembelajaran. Upaya pelaksanaan

pemberian evaluasi pembelajaran pada w arga belajar sudah direncanakan sebelumnya dan

telah dilaksanakan oleh semua pengurus PKBM baik ket ua PKBM maupun pendidik hal

tersebut juga diungkapkan oleh seluruh informen. Tanggapan serupa juga dinyatakan oleh

seluruh w arga belajar mereka menyat akan sudah direncanakan. Unt uk penyusunan

(18)

meliputi program evaluasi, SK dan KD, aspek kognit if, afektif dan psikomot orik dan

pendidik dalam penyusunan inst rumen evaluasi pembelajaran mereka menyiapkan kisi-kisi

soal yang sesuai dengan SK dan KD, menganalisa, mengoreksi dan membuat soal.

Penyusunan instrumen evaluasi berkolaborasi dengan pendidik mata pelajaran serumpun

unt uk memperoleh instrumen evaluasi yang valid dan reliabel dan dalam penyusunan

inst rumen evaluasi melibatkan pendidik, ketua PKBM , dan Komit e yang t erkait dengan

materi yang akan di evaluasikan sert a penyelenggara program. Peran sert a ketua PKBM

dalam perencanaan penyusunan dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran meliputi

pengaw asan dan menganalisis hasil evaluasi. Pendidik juga sama dengan ket ua PKBM yait u

berperan sebagai pengaw as dalam pelaksanaaan evaluasi. Pelaksanaan evaluasi

pembelajaran kejar paket B dilakukan pada akhir pembelajaran di tiap akhir KD dan akhir

semest er. Faktor-fakt or yang dapat mendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran kejar

paket B kehadiran w arga belajar, modul yang cukup dan instrumen penilaian yang valid.

Sedangkan faktor-fakt or yang dapat mengganggu pelaksanaan evaluasi pembelajaran kejar

paket B adalah tingkat kehadiran w arga belajar yang kurang. Kondisi input dan out put

w arga belajar sebelum dan sesudah dilaksanakan evaluasi pembelajaran ada peningkatan

motivasi kehadiran dan warga belajar lebih memahami mat eri yang disampaikan sert a out

put yang dihasilkan lebih baik dari sebelumnya. Penjelasan ket ua PKBM mengenai kondisi

input dan output sebelum dan sesudah dilaksanakan evaluasi pembelajaran adalah adanya

peningkatan motivasi kehadiran w arga belajar, set elah mereka berhasil dalam

melaksanakan evaluasi pembelajaran w arga belajar akan lebih memahami mat eri yang

disampaikan sehingga out put yang dihasilkan akan lebih baik dari sebelumnya.

Bicais, Correla. (2008) dalam jurnalnya yang berjudul, “ Peer-learning spaces: A

st aple in english language learners’ tool kit for developing language and lit eracy”.

M enjelaskan bahw a sisw a tampil lebih baik saat t ugas-tugas (evaluasi) akademik yang

bermakna dan budaya yang relevan. kebutuhan untuk merencanakan ruang belajar sebaya

unt uk berint eraksi selama menulis, yang mendorong dan memajukan pemahaman mereka

dalam belajar. Pengelolaan pembelajaran di kelas berorientasi pada peningkatan hasil

(19)

(evaluasi) maka kemampuan sisw a dalam berbicara maupun menulis dapat diukur dan

diket ahui.

TEORI HASIL PENELITIAN

1. Strategi M emberi M otivasi Pada Pengelolaan Pembelajaran Kejar Paket B Bina loka Cepiring

Semakin sering mot ivasi yang diberikan oleh pendidik dan ket ua PKBM Bina

loka, maka t ingkat kehadiran dan keakt ifan w arga belajar akan semakin meningkat.

2. Strategi Pembelajaran Pada Pengelolaan Pembelajaran Kejar Paket B Bina loka Cepiring

Semakin st rategi pembelajaran yang digunakan disesuaikan dengan kondisi

dan karakterist ik sisw a, maka akan semakin meningkat kan kualitas pembelajaran kejar

paket B.

3. Evaluasi Pembelajaran Pada Pengelolaan Pembelajaran Kejar Paket B Bina loka Cepiring

Semakin evaluasi pembelajaran direncanakan, dibuat dan dilaksanakan

maka w arga belajar akan lebih memahami mat eri yang disampaikan.

PENUTUP

Hasil penelit ian diatas dapat disimpulkan (1) penerapan mot ivasi pada Pengelolaan

Pembelajaran Kejar Paket B perlu memperhatikan t entang pengelolaan pembelajaran dan

langkah-langkah pemberian motivasi oleh pendidik kepada w arga belajar, minat w arga belajar

untuk hadir dalam pembelajaran mempunyai dampak yang signifikan yait u dengan tingkat

kehadiran diatas 75%. (2) St rategi pembelajaran Pada Pengelolaan Pembelajaran Kejar Paket B

t elah diterapkan dengan baik sesuai dengan langkah-langkah yang sudah dit ent ukan oleh ketua

PKBM bersama pendidik dalam merencanakan, menyusun dan melaksanakan strat egi

pembelajaran kepada w arga belajar dengan t ujuan w arga belajar bisa mandiri dalam belajar

(20)

Pengelolaan Pembelajaran Kejar Paket B memperhatikan kondisi w arga belajar baik letak

geografi maupun lat ar belakang w arga belajar, t eknik evaluasi yang digunakan adalah t eknik

evaluasi kelompok yait u dengan cara memberi tugas pada w arga belajar kedalam sat u

kelompok, Pembentukan kelompok didasarkan pada jarak dan t empat tinggal warga belajar, hal

ini mengantisipasi w arga belajar yang jarang hadir bisa tet ap mendapat kan mat eri pelajaran

yang sudah disampaikan kepada teman sejaw at . Set elah tugas selesai dikerjakan pendidik

mengadakan post t es (evaluasi mat eri pembelajaran sebelumnya).

Adapun implikasi dalam penelit ian ini adalah (1) Jika mot ivasi yang diberikan oleh

pendidik dan kepala kejar paket B, maka tingkat kehadiran dan keaktifan w arga belajar akan

semakin meningkat. (2) Jika pembelajaran yang digunakan disesuaikan dengan kondisi dan

karakt eristik sisw a, maka akan semakin meningkat kan kualitas pembelajaran kejar paket B Bina

Loka. (3) Jika evaluasi pembelajaran direncanakan, dibuat dan dilaksanakan maka w arga belajar

akan lebih memahami mat eri yang disampaikan.

Adapun saran yang penulis sampaikan: (1) Bagi penent u kebijakan: Perlu adanya

sosialisasi t ent ang pengelolaan pembelajaran yang meliput i st rategi mot ivasi pembelajaran,

st rat egi pembelajaran dan strat egi evaluasi kepada jajaran dinas pendidikan, dalam hal ini bisa

dari perw akilan masing- masing PLS (pendidikan Luar sekolah) t erutama yang membidangi kejar

paket B agar mempunyai w awasan t entang pengelolaan pembelajaran. Dengan harapan, kejar

paket B bisa mempersiapkan pengelolaan pembelajaran yang baik. (2) Bagi pengguna : Perlu

pemahaman lebih lanjut tent ang pelaksanaan pengelolaan pembelajaran di bidang program

kesataran kejar paket B, karena semua program kejar paket B harus mengikut i proses

(21)

pendidikan di kejar paket B melalui pengelolaan pembelajaran. (3) Bagi penelit i berikutnya:

Perlu kajian lebih lanjut unt uk bisa menambah waw asan bagi penelit i berikut nya, sehingga bisa

memberikan gambaran untuk mengembangkan penelit ian sejenis agar lebih baik lagi dan lebih

sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Bicais, Correla. 2008. Peer-learning spaces: A st aple in english language learners’ tool kit for developing language and lit eracy. Journal, Ut recht : Freudent hal Instit ut e, Utrech University

Erm an, Suherm an. 2001. St rategi Pembelajaran M atemat ika Kontemporer. Bandung: JICA.

Lis, Permana Sari dan Sukardjo. (2009). M etodologi Penelit ian Pendidikan. Yogyakart a: FM IPA UNY

M oleong, L.J. 2006. M etodologi Penelit ian Kualitat if, Bandung: Remaja Rosda Karya

___________. 2010. M et ode Penelitian Kualit at if. Edisis revisi. Bandung : PT Remaja Rodaskarya

Nana Syaodih, Sukmadinat a, 2012. M et ode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Praset yo, I. 2003. “Pengembangan Program Pelat ihan Panat acara Adat Jaw a di Dusun Gupak W arak Desa Sendangsari Kecam atan Pajangan Kabupaten Bant ul.” Skripsi tidak dit erbitkan. FIP UNY.

Purw ant o, M . Ngalim. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sanjaya, Wina. 2009. St rategi Pem belajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakart a: Kencana M edia Group.

Sardiman, A.M . 1986. Interaksi dan M ot ivasi Belajar-M engajar (Pedom an Bagi Guru dan Calon Guru). Jakart a: CV. Rajaw ali.

(22)

Sut opo, H.B. 2002. M et odologi Penelitian Kualit at if dasar Teori dan Terapannya dalam Penelitian. Cetakan Pertama : Sebelas M aret Universit y Press

W ahab, Solichin Abdul. 2002. Analisis Kebijaksanaan : dari Form ulasi Ke Im plem ent asi Kebijaksanaan Negara. Jakarta : Sinar Grafika

Gambar

Tabel 4.1 rata-rata Kehadiran Warga Belajar

Referensi

Dokumen terkait

Jika genset sedang hidup pada system auto atau manual, tiba-tiba terjadi gangguan yang menyebabkan daya listrik yang dibangkitkan melampaui batas maksimumdari

Aktivitas utama yang berlangsung dalam Terminal Penumpang Bandar Udara adalah aktivitas perpindahan moda, pelayanan penumpang, dan komersial, oleh karena itu perlu adanya

Perbaikan atau redesain dilakukan pada aspek: task, organisasi kerja dan lingkungan fisik kerja di SKBB, agar tercipta kondisi kerja yang efektif, nyaman, aman, sehat,

Dibandingkan dengan sudu yang tidak rusak (gagal), ukuran butir dari sudu turbin yang rusak adalah sangat berbeda menunjukkan eksposisi terhadap panas baik dari siklus

Pada organogenesis, proses pembentukan pucuk dan atau akar adventif berkembang dari dalam massa kalus yang berlangsung setelah periode pertumbuhan kalus (Hartman

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) terhadap kemampuan

Selama proses pembelajaran berlangsung ditemukan kreativitas belajar siswa yang rendah hal ini dapat terlihat dalam siklus I diantaranya (1) selama penerapan pembelajaran pada

Penerapan praktek akad murabahah di KSPPS BTM Mulia tidak jauh beda dengan Koperasi atau BMT lainnya, sebagaimana prinsip syariah menjelaskan bank sebagai pemberi