54
BAB IV
PENUTUP
I.
KESIMPULAN
DPR memiliki alat kelengkapan berupa lembaga pengawas yang bertujuan
untuk menjaga serta menegakkan keluhuran martabat anggota DPR sebagai
lembaga perwakilan rakyat yaitu MKD. DPR sebelumnya juga pernah memiliki
alat kelengkapan yaitu BK yang memiliki tujuan, tugas, dan fungsi yang sama
dengan MKD.
Pada umumnya, lembaga pengawas digunakan untuk bidang profesi saja.
Profesi merupakan suatu konsep yang lebih spesifik dibandingkan pekerjaan.
Suatu profesi adalah pekerjaan, tapi tidak semua pekerjaan adalah profesi.1 DPR bukanlah sebuah lembaga profesi. Hal ini terlihat jelas dengan tidak terpenuhinya
semua unsur kumulatif yang dimiliki oleh lembaga profesi lainnya. DPR hanya
memiliki 2 unsur yang sama dengan lembaga profesi lainnya, yaitu unsur
Alturistic (diabdikan untuk kepentingan orang banyak) dan tidak berorientasi pada
keuntungan finansial.
Lebih lanjut dinyatakan bahwa pengisian anggota MKD dari dan oleh
anggota DPR pun dinilai menimbulkan konflik kepentingan. Untuk dijadikan
sebagai sebuah lembaga pengawas, sudah seharusnya susunan keanggotaan MKD
berasal dari kalangan profesional di luar DPR. Hal ini dimaksudkan agar dalam
1
55
menjalankan tugasnya secara independen tanpa ada intervensi dari pihak lainnya,
termasuk dari pihak DPR itu sendiri.
Ditengah krisis kepercayaan masyarakat terhadap MKD, kehadiran MKD
sebagai alat kelengkapan DPR tetap dibutuhkan untuk menghindari terjadinya
penyalahgunaan wewenang/kekuasaan (abuse of power) oleh DPR selaku
lembaga negara yang kedudukannya setara dengan lembaga negara lainnya, yaitu
lembaga eksekutif dan yudikatif agar prinsip Checks and Balances System dapat
berjalan dengan baik.
Kehadiran MKD selaku alat kelengkapan DPR tidak perlu dihilangkan,
hanya perlu dirumuskan kembali tugas dan wewenangnya agar lebih fokus
mengawasi kinerja anggota DPR sehari-hari, seperti misalnya terkait dengan
kedisiplinan anggota DPR dalam menghadiri sidang, dan lain sebagainya.
Jadi, eksistensi dan Independensi MKD selaku alat kelengkapan DPR tetap
diperlukan untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja anggota DPR walaupun
DPR bukanlah sebuah lembaga profesi.
II.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis merekomendasikan beberapa
saran yang diharapkan mampu berguna sesuai dengan tujuan awal penulisan
skripsi ini, diantaranya sebagai berikut:
1. Lembaga MKD harus mempunyai posisi yang jelas terkait tugas dan
56
Eksistensi MKD sebagai lembaga pengawas kinerja anggota DPR diakui
dan dipercaya oleh masyarakat.
2. Susunan keanggotaan MKD sebaiknya tidak berasal dari kalangan anggota
DPR itu sendiri, agar tidak timbul konflik kepentingan pribadi maupun
partai politik. Sehingga, MKD dapat menunjukkan Independensinya dalam
pengambilan keputusan terkait dengan pelanggaran yang dilakukan oleh
anggota DPR.
3. Tugas dan kewenangan MKD sebaiknya lebih dipersempit hanya terkait
dengan kinerja anggota DPR sehari-hari, sehingga pengawasan dan
penindakan terhadap anggota DPR juga terkait dengan permasalahan yang
terjadi sehari-hari saja. Penindakan terhadap anggota DPR yang melakukan