HUBUNGAN POIN PELANGGARAN TATA TERTIB SISWA
DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI TEKNIK
KENDARAAN RINGAN DI SMK MUHAMADIYAH 1 PLAYEN
GUNUNG KIDUL
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Teknik Otomotif
Oleh :
Untung Budiarto
06504244011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Untung Budiarto
NIM
: 06504244011
Jurusan
: Pendidikan Teknik Otomotif
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang berjudul
Hubungan Antara Poin Pelanggaran Dengan Hasil Belajar Siswa Kelas XI
Teknik Kendaraan Ringan di SMK Muhammadiyah 1 Playen Gunung
Kidul
ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
Sarjana atau gelar lain di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang sepengetahuan
saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis orang lain, kecuali secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta,
Juni 2013
Yang Menyatakan,
MOTTO
Dimana ada usaha di situ ada jalan, di mana ada jalan di situ ada kesempatan, dimana ada
kesempatan di situ ada kesuksesan
(Untung Budiarto)
Janganlah berdo a meminta agar hidup dimudahkan, berdo alah agar diberi kekuatan mengatasi
kesulitan
(Wiji Purwoko)
Terkadang secangkir kopi hitam adalah teman terbaik
(Jaka Cipta Perdana)
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT,
Kupersembahkan karya ini untuk :
Bapak dan Ibuku tercinta, yang tak henti-hentinya mendoakan, membimbing, menasehati dan
mendukung dalam setiap langkahku.
Adikku yang selalu memberikan dukungan, semangat dan doa.
Sahabat sahabat terbaikku kelas C Pendidikan Teknik Otomotif angkatan 2006 FT UNY : (Anwar,
Rusmiyanto, Heri Purwanto, Heri Prabowo, Pepeng, Jeqi, Kelik, Robi, Emon, Wiji, Yudi, Lukman,
Muhtadin dll). Terimakasih kalian selalu membantu dan memberikanku semangat.
Sahabat-sahabat terbaiku di Kos Cepit Baru no. 282 Jembatan Merah, Gejayan (Arga, Agung, Andri,
Fitra, Hari, Ramos, Rambo, Nola, Delon, Andre)
B
E
A
B
DE
BE
A
E
DA
AA
D
AD
A
E
D
!" #$
:
% & '(&)*(+,-.'/01 2
. 06504244011
3*456 37
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara
poin
pelanggaran dengan hasil belajar siswa kelas XI Program Keahlian Teknik
Kendaraan Ringan di SMK Muhammadiyah 1 Playen Gunung Kidul.
Penelitian ini merupakan penelitian
expost facto
. Subyek penelitian ini
seluruh siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK
Muhammadiyah 1 Playen Gunung Kidul yang melakukan pelanggaran berjumlah
23 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan dokumentasi untuk mengukur
variabel poin pelanggaran yang didapat dari guru BK (Bimbingan Konseling) dan
variabel hasil belajar didapat dari nilai rapot siswa. Uji prasyarat analisis
menggunakan uji normalitas dan uji linieritas. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan pengujian hipotesis dengan
menggunakan korelasi
Product Moment
pada taraf signifikansi 5%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif
dan signifikan antara poin pelanggaran dengan hasil belajar siswa kelas XI
Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK Muhammadiyah 1 Playen
Gunung Kidul yang ditunjukan dengan r
hitung
lebih besar dari r
tabel
(- 0,415>
0,413).
Alhamdulillah, segala puji dan syukur panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya. Tidak ada daya dan upaya melainkan atas
segala kehendak-Nya, dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir Skripsi ini.
Kelancaran dan keberhasilan penyusunan Laporan Tugas Akhir Skripsi ini
tentu tidak lepas dari dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu
dengan kerendahan hati, sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA., selaku Rektor Universitas
Negeri Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Moch. Bruri Triyono, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Yogyakarta.
3. Bapak Martubi, M.Pd, M.T., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik
Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
4. Bapak Noto Widodo, M.Pd., selaku Koordinator Program Studi S1
Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
5. Bapak Suhartanta,
M.Pd., selaku Penasihat Akademik yang
selalu
memberikan arahan dalam bidang akademis selama menjalani perkuliahan.
6. Bapak Sudiyanto, M.Pd., selaku Pembimbing Tugas Akhir Skripsi yang
senantiasa memberi bimbingan dengan penuh kesabaran dan penuh perhatian
hingga selesainya penyusunan Laporan Tugas Akhir Skripsi ini.
7. Bapak
Drs.
Sutopo Giri Santoso., selaku
Kepala Sekolah SMK
Muhammadiyah 1 Playen Gunung Kidul.
8. Bapak/Ibu Guru Beserta Staff dan Karyawan di SMK Muhammadiyah 1
Playen Gunung Kidul.
9. Bapak dan Ibu Tercinta, serta Adikku yang selalu menyayangi, memberikan
Menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir Skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, dan memohon maaf apabila terdapat kesalahan penulisan kata di
dalam Laporan Tugas Akhir Skripsi ini. Semoga Laporan Tugas Akhir Skripsi ini
bermanfaat bagi semua. Amin.
Yogyakarta,
Juni 2013
LMNMOMP
QFRFSFTUVEVR WWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWW C
QFRFSFTXYIKYHVUVFTWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWW CC
QFRFSFTXY TZYKFQFT WWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWW C CC
QFRFSFTXYIT [FH FFT WWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWW C
v
XYI KYS\FQFTWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWW
v
F\KHIF]WWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWW ^C
]F H FXYTZFTH FIWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWW ^CC
EFGH FIJKJWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWW CD
EFGH FIH F\ YR WWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWW DC C
EFGH FIZFS\FI WWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWW DC CC
EFGH FIRFSXJIFTWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWW DC^
\F\JXYTEFQVR VFT WWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWW _
`W aMb Mcde NMf MP ghMiM NMjWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWW _
d W kl ePb CmCfMiChMi MNM j WWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWWW n
C. Batasan Masalah ...
6
D. Rumusan Masalah ...
6
E. Tujuan Penelitian ...
6
F. Manfaat Penelitian ...
7
A. Deskripsi Teori ...
9
1. Poin Pelanggaran ...
9
2. Pentingnya Poin Pelanngaran...
11
3. Kriteria Poin Pelanggaran ...
13
4. Penerapan Poin Pelanggaran ...
14
5. Pengertian Tata Tertib...
17
6. Tujuan Tata Tertib...
17
7. Peran dan Fungsi Tata Tertib ...
19
8. Sikap Kepatuhan Siswa Terhadap Tata Tertib ... ....
21
9. Hasil Belajar... ...
22
B. Penelitian Yang Relevan ...
26
C. Kerangka Berpikir ...
27
D. Hipotesis Penilitian ...
28
o p oq qqrs t u v sws x sy q t qpx
. ...
29
A. Pendekatan Penelitian ...
29
B. Tempat dan Waktu Penelitian ...
29
C. Populasi dan Sampel Penelitian ...
30
D. Paradigma Penelitian...
30
E. Definisi Operasional Penelitian...
31
F. Metode Pengumpulan Data ...
32
z { z|}~ {| ||{ { z {~ { {
...
38
A. Deskripsi Data ...
38
B. Uji Persyaratan Analisis ...
49
C. Pengujian Hipotesis ...
51
D. Pembahasan Hasil Penelitian ...
53
z { z} | { { { {
. ...
55
A. Kesimpulan ...
55
B. Implikasi ...
55
C. Keterbatasan Penelitian ...
55
D. Saran...
56
{ { { {
. ...
57
1.
¡¢ ¡¡£ ... 4
2.
¤¥¥¢¦ ¦§ ¥¡§¥... 35
3.
¦ ¨© ©¦ ¥ª¥ ... 37
4. A
¡¡«¥ ©¡¢§¢ ¦¦¥... 39
5.
¡¥ ©¡«¥ © ¡¢§¢ ¦¦¥... 40
6.
¬¦ ¦§ ¥¡§¥ª ¥ ¢§¢ ¦¦¥ ... 42
7.
¦¡§¥ «¥ © ¡¥ ¡¢§ ª¥¢§¢ ¦¦¥ ... 43
8. A
¡¡«¥ ©¡¨¡ ® ¥... 45
9.
¡¥ ©¡ «¥ © ¡¨¡ ®¥... 46
10.
¬¦ ¦§ ¥¡§¥ª ¥ ¨ ¡ ®¥... 47
11.
¦¡§¥ «¥ © ¡¥ ¡¢§ ª¥ ¨¡ ®¥... 48
12.
¦¡©®§¥ ¡... 49
13.
¦¡¨¡©®¥ ¡... 50
14. A
¡¡§¥ ¡ ¨¡¥¨ © ¦... 51
15.
¡¢¦©®¨¢§ ¡¡... 52
¹ º»º¼ º½
¾º¼¿ ºÀ ÁÂà ºÀ ºÄ°Å¼ ºÆ ǽ Ç»°È°º½
...
ÉÁ¾º¼¿ ºÀ Ê
.
Ë°º ÅÀº¼¿ ºÈº½ ÅÆÌ°½Æ Ç» º½ÅźÀ º½...
ÍÁ ¾º¼¿ ºÀÉ
.
Ë°º ÅÀº¼»°½ÅÎ º Àº½ÆÌ°½ÆÇ» º½ÅźÀ º½...
ÍÉØÙÚÛÙ ÜÝÙÞßà ÜÙá
âãä åÖæã çèéê ëÖì íæäã îÖïãð
...
ñòâãä åÖæã çóéê ëÖâÖçÖôæÖïã ð
...
ñèâãä åÖæã çõéö ôç ÷øëÖã çùÖåíïôðÖð
...
ñóâãä åÖæã çúéûøæã ïüëÖçýþð ôæ×ãðÖ
...
ñõâãä åÖæã ç
ÿéûøæã ï
üëÖçö ôçô îÖïÖãç
...
ñúâãä åÖæã çñé ã æï øÖä þÖç÷ã ç
...
ñÿâãä åÖæã çéã þôîìÖîãÖ çÖîãÖæö æ í ø ïíäô çï
...
ññâãä åÖæã çé ã þôî
ìÖîãÖ çÖîãÖ ÖðïæÖþøðÖ
...
ñâãä åÖæã çéôãåÖïøîãðÖ ô ïÖããÖæã çûÖðã
...
ñâãä åÖæã çè òé ã ïãöíÖçö ô îã ç÷÷ãæã çûÖðã
...
õâãä åÖæã çèèéìÖîãÖù ãðÖî
B
ô îãëã æ...
âãä åÖæã çèóéûíæ ûûÖðã...
âãä åÖæã ç èõé
B
. L
! "#$%&$ '
si
( )'*(+(i
$'+(r
( *'r
,'m
*(n
+ %-tu
n
tu
t u
n
tu
k
m
'n
i
$ +,(t
,(n
,.(
lit
(s
/'$%- %-,(n
%(n
su
m
*'r
%(y
(m
((u
si
n
n
y
( 0 1 'n
i
$ +k
(t
(n
,.(lit
(s
/'$%- %-,(
n
*'rtu
j
.(n
(+(r su
m
*'r
% ((y
m
(n
u
si
( 23 456 *(n
+s
( #$%&$ ')-(m
(
m
p
u
*'r
)(-$ + % (l
(m
'(r
+l
& *(l
0 3u
m
*'r
%(y
(m
($. )- ( #$%&$ ' )- ( 7(ru
s
t
($ ++(
p
%(n
t
(n
++.7m
'$ +7(%( /- +'jo
l
(k
%(n
/'r
. *(7 (n
)'rt
(m
(m
p
u
m
'
m
($8((tk
(n
)' +(l
( /'l
.($ +y
(n
+ (%( 0 9'l
h
k
('$(r
s
((l
h
)(tu
to
lo k
u
k
u
r
,.((
lit
s su
m
*'r
%((y
m
(si
(u
n
(%(l
(h
tin
+,(t
/' $%- %-,($:m
(,( %-/'rlu
k
(n
l
'
m
*( +( /'$%-%- ,(n
y
( $ +m
(m
p
u
m
'$ ;'t
(k
su
m
*'r
%((y
m
(n
u
si
(y
($ +*'
r
,.(lit
() 0<'
r
;( /(in
y
(tu
j
.(n
p
'$%-%- ,(n
$(si
&$(l
%( /(t
%-li
7(t
%(ri
7(sil
*'l
(j
(r
y
(
n
+ %- %(p
(t o
l
'h
/')'rt
( %-%- , 0 =( )-l
*'l
(j
(r y
($ + *(-k
%- /'n
+(r
.7-o
l
'7*'*'
r
(p
(8 (k
to
r
:*(-k
%(r
-%- -r
/' )'rt
(%-%-k
m
(u
p
u
n
8(r
to
k
>8(k
to
r l
(-n
%-l
.(r
/')'
rt
( %- %-k
(n
t
(r
(l
(-n
,' +- (t
(n
/'m
*'l
(j
((r
n
%- ,'( ) 0l
1 'rw
u
ju
%(n
/'
m
*'l
(j
(r
(n
y
(n
+*(-k
%( /(t
%-- 7(l
t
%(r
-(k
t
-?-t
(s
*'l
(j
(r
)-sw
(%-,'l
(s y
($ +t
-$ ++- )' /'
rt
- )-(sw
m
'm
/'r
7(t
-,(n
%(n
m
'n
%'$ +(r
,(n
/'n
j
'l
( )(n
+.@.:)-
sw
(m
'm
/'7 (r
-,(t
n
% (n
m
'n
+(m
(t
- %'m
o
n
str
( )-y
(n
+ %-l
(,.,(n
+u
r
.:,'(
t
- 8(k
n
*'rt
((n
y
m
'n
+'n
(-m
(t
'r
-y
(+n
%- *'r
-,($: ,' )& /($(n
/(% ( )((t
,'+-(
t
(n
/'m
*'l
(j
(r
($: ,';'ri
((n
)( (t p
r
& )'s
/'m
*'l
(j
(r
($: (sisw
m
'$ ;(t
(t
BCDE C
y
CF Gt
H IJ CKL M CKC N CCt
L FL CKCOCP QCPR C D S CO Lt
Cs
MH FKL KLDCF KL TFKUFHNLC V CNLPt
H It
L F GGCO KCIL FHGC IC OCLFW XH IKCs
CIDCF KCt
C KCO CVEducation for All (EFA) Global Monitroring Report
A YZZ C F Gy
KLDH OS C I DCFUNESCO
KCF KLOS F[S ID CF KL \Hw
] UID M CK C ^ HFL F_ Z `CIHt
A YZZ_ LFKH DNMHVQCF GS FCF M H FKLKL DC F TFKUFHNLC Q HICK C M CK C S I
u
t
CF ab K CIL ZA c FHGCICy
C F G KLN S IdHL ef UVM C
s
PCOCV CF ZA_ g ` CIHt
A YZZhW i O H P DC IH FC Lt
S_ MHFL FGD Ct
CF Vu
tu
MH F KLKL DCF FCNL UFCO VH Iu
M CDCF N S Ctu
t
S JS CFu
FEu
DVH FN HJ CJCID CFTFKUFHNL CKH FGCFFHGCIC jFHGC ICO CL FW
k FES DNDCOCVLDIU_lCDE C
y
CF Gt
H IJCKLKL O CM CFGCF CKCOCP PCN LO QH OCJCI N Lsw
C KL QCw
CP f f` W fHCKC CFt
H Is
HQS Et
H IO LPCt
M CKC N CCt
UQN HId CN L Cw
COy
C F GKL OCDS DCF KLDH O C
s
m TnH DFL D fH FKCICCFoL FGCF^`f `S PCV V CKLy
C P Z pOCHFy
qS FS F G fLKS O V H FS FJS DCF FL OCL ICCt
jICt
C PCN L O QHOCJCI N Lsw
C CFGy
V CNLP KL QC
w
CP ^t
CFKCI fHS FE CN CFt
`L FLV SV f f`y
CF G KLt
Ht
CM D CF M L PCD NH DUO CPC Ly
tu
rYWsCOL FLKCM Ct
KL OL PCt
M CKCt
CQH OZNH QC GCLQHIL DS Etn CQH OZW\ L OCLIC
t
CjICt
CP CN L OQH OCJ CIN Lsw
CDH OCs
m TnH DFLDfHFK CIC CF oLFGCF^ `f`S PCV V C KLy
CPZpO Cy
HFqS FS F GfL KS Ou v
u
wx yz{ v|}|u
~w w y
~ y
y u
u
} u
C
t
C KL Ct
Cs
VH FS FJ S DDCF QCPRC PCNLO QH OCJCI KCIL DHt
L GC DH O Cs y
CFG KLUQN H Id CNL N Lsw
C V CNLP KL QCw
CPst
CFK CI fILt
HILC fHt
S FE CNCF `L FLV SV ef f`hWsCN L OQHO CJCINLsw
Cy
C F GV CNLPKLQCw
CPst
CFKCIff `KLL FKLDCN L DCFKLN H QCQDCF DCIH F C CDELd L
t
Cs
QH OCJ CI NLsw
C KL DHO Cs y
CF GVCNL P IHF KCPN HMH It
L N Lsw
C DS ICF G VHVMH IP Ct
LDCF KCF V H FKH F GC ID CF MH FJH O Cs
CF GS IS_ N Lsw
C\UW fH OC
s
\LO CLoCt
Cj oCt
C fHt
H ICF GCFZW mTi c_ LXC
w
CP f f`A W m Ti X c_ LXC
w
CP f f`k
u
r
n
k
ti
l
m
rt
n
y
m
n
i m
t
ri y
ri
sisw
k
u
r
n
t
i
t
n
m
l
j
r
sisw
j
r
m
t
t
l
l
n
t
m
m
t
r
y
n
r
l
l
j
r
sw
r
¡o
l
k
to
r
n
t
r
l
n
rn
l
¢ £ ¤ £ ¤ ¥ ¤
t
¦ £ § ¦ t
¤ t
¦ ¦¡
t
£¤ £¤ ¥ ¤t
¡¤ ¡¥¡¦ ¡¤¡ ¤ ¥t
s
¨ ¥ tu
£¤y
¦¦ ¤ ¡ ¥¥ © ¤¥ ¥
sw
ª¥ ¦© ¤ ¥¦ ¤ ¥ ¤ ¤ ¦¦¤
u
¦ ¤ ¦ ¥ ¦u
¦ ¦ tu
¤¥ u
¤ ¥ ¡t
¤t
tu
su
¥ ¥ y
t
¦ ©¤ ¤t
t
¥ «¦ £¡ ¥ ¥ ¤ y
t
¦¥ ¥ ¡ ¤¡¤t
y
t
t
¥ ¥
tu
¤ ¨
t
¬ s
¥ ¥¥u t
¤ t
¤tu
¤t
¤tu
¥ s
t
t
t
¥ ¡y
¤u
s
© ¥ sw
y
y
¤ ¥ ¥ « ¤ tu
¤ t
¤¡£ ¦ ¦
u
t
¤ ¡¤ ¤ ¡¤ ¥ y
¥t
¤© ¥ ¤ ¤ ¥¤
y
t
¤© ¥ ¡t
¦ ¥ y
st
¡
t
y
ª ¦
t
t
® s
¥ ¦¤¡ ¥ tu
tu
¦ © ¤s
sw
¤ ¤¥ ¡ ¦¤ ¥y
s
su
¥ ¥y
¤ s
t
¡©¡ ¥ ¥¦ ¯ £ ¡ ¥
sw
t
¥ ¦¥¥ ¡ ¥ ¤t
t
t
³ ´
l
µy
¶n
·¸n
u
n
u
¹ º»¼½ ¾ »º¿¶ro
l
¶ À »µt
µ ¿Á ºn
¿¶l
µÂ¸¸ µr
µn
t
µt
µt
¶rt
ºÃ Ä ºsw
µÅ¶
l
µs
Æ Çȶ Å ºk
¹¶Â »µr
µ µn
ɺ¸µÂ¾µ Å ºy
Ä ¶Ã µ¸ µºÃ¶r
ºk
u
t
ÊËÌÍ Î
l
ÏÐ ÑÌt
Ìk
Îti
ÒÌk
Òisiplin
Ìn sisw
Ìk
Îl
Ìs
Ó ÔË Îk
ÕÖk
×Î ÕÒ ÌÌÌr
n
ØÖn
ÙÌn
ÚÛÜ Ý Ü Þ Ûß àÛáßàÛÜ â ÜãÛá äå ÛÜæçàÛß èéäåÛ ß è èÛ ê Úäëä êÛßè Ûß ìº
sw
µy
µn
¸t
º »µk m
µsu
k
s
¶k
o
l
µÀ íu
m
l
µh
sisw
µÅ¶
l
µs
Æ Ç È¹ Éî³³ïÄ º
sw
µµð ìµ Åº
t
ñòÃð Çóº Â ³ô²
õð ö½ ¿À µ ³ôñ
»ð ìº
sw
µy
µÂ¸÷¶÷à Á½ Ás
²²øì
u
÷öùÊ ú µt
µ û¹ÆÇìü¹ü¼Àµ÷ ÷µ»ºy
µ À³´ ½ µy
¶ Â ýÈ µ
t
µt
¶ùt
ºÃy
µÂ ¸ Ä ¼»µ À »ºÄ¼Ä ¼Â »µÂ »ºÄ ÁÄ º µ½ºÄ µÄ ºÅµÂ Ä ¶ Àµù¼Ä Ây
µ »ººÅu
t
º »¶Â¸µÂ ¿¶Â ¶ù µ¿ µÂ Ķõµùµ ÅÁÂĺst
¶Âð ìºsw
µy
µÂ ¸ ÷¶½ µÂ ¸¸µù¿¶ù µ
t
¼ùµÂy
µÂ¸ öù ½µÅ¼ Àµùu
s
»ºÃ¶ù º ĵ ÅÄ º¾t
µÂ¿ µs
µÂ ÅÄ º »ºs
º¿ ½ºÂy
µÂ ¸ ÅÁÂĺst
¶Â » µÂ ÅÁ ÂÄ ¶ ż¶Â µÅµÂ ÷¶÷à ºÂ ¸u
¸ŵ õ¸ºÄ ºsw
µ¾Ä ¶ ÀºÂ¸¸ µ÷¼Âõ¼½ Ŷ
t
º » µ Å¿u
µs
µÂ »µÂ ùµs
µ Ŷt
º»µÅµ»º ½µÂ à µ¸º ÷¶ù¶ Å µy
µÂ ¸ »ºÄ º¿ ½ ºÂ ðú¶Â ¸µÂ »¶÷þ Å ºµÂ ¿¶ùµ
t
¼ù µÂy
µÂ ¸ µ»µ »ºÄ ¶ ÅÁ ½µÀ Àµù
u
s
ö µù ÿö  µù »ºt
¶ùµ¿ Å µÂ¾ ÷µÅµs
¶t
þµ¿ µ»µÂy
µ ¿ ¶½µÂ ¸¸µù µÂs
µÂ ÅÄ º¿ ¼Â »ºÅ¶Â µÅµÂs
¶s
¼µº»¶Â¸ µÂ
t
ºÂ ¸Å µt
Ŷs
µ½ µ À µÂy
µÂ¸ »ºÃu
µt
¾ ö¸ ºtu
¿¼½µ »¶  ¸ µÂ À µÄ º ½ à ¶½µóµùy
µ ¸» º» µ¿µ
t
Á½ ¶ ÀÄ ºsw
µð´¶ù µ
t
¼ù µÂy
µÂ ¸ »ºt
¶ ù µ¿ Å µÂ Á ½¶ Às
¶ ÅÁ ½ µÀ µÅ µÂ ÷¶÷öù ºÅ µÂ õt
µs
µÂà µ
t
µs
µÂt
¶ùÀµ» µ¿s
º ŵ¿ Ä ºsw
µ »µÂ ÷¶÷õÂu
÷¶Âõº¿µÅµÂ Ä º ŵ¿ »ºÄ º¿ ½ ºÂ ¿µ » µ Ä ºsw
µ¾y
µÂ ¸µÅµÂ÷¶÷à ¶ ù ºÅµÂ ¿¶Â ¸ µù¼Àt
¶ù Àµ» µ¿t
¶ùõº¿µÂy
µ Ŷà º µÄ µµÂy
µ Â ¸n
tu
k
ri
h
u
k
u
m
n
m
rup
k
n
l
h
s
tu
kto
r
y
n
m
mp
n
ru hi
r
sil
ti
k
n y
r
n
sik
p
sip
lin
ri sisw
itu
ri
u
k
u
m
n
ru
s
k
t
sup
y
s
ln y
su
n
n
tu
j
n
y
n
n
n
p
i
t
su
tu
s
t
y
s
t
sw
y
sw
s
t
t
t
!
sw
"y
s
sw
t
s
!y
s
y
s
sw
y
t
t
t
t
t
t
!
y
t
!sw
u
t
u
t
t
t
t
t
sw
!sw
s
# $ %& '$
'
y
(
y
) $
*
.
+,-./0102340 5343637
t
y
t
t
t
y
t
t
!
t t
t
!y
t
sw
!
y
t
9:
l
;< = >; <?l
@:l
;j
;r
<?sw
; A BC BDE;;F ?m
m
y
;E G Hl
;:y
n
Iu
n
u
n
J C?FDKm
; <?EF ?@;
w
;ECC By
; L J F ?t
:t
;;k
p
n
o
l
:E<:k
o
l
;Ey
; ?tu
M =C :FD;N F ?< ?OK ?L @:K; P;Q F ? A BC BDE;R R;F ?
y
;E G HK;:Ly
I DLDLJ C ?FDK R; < ?E <;L J;t
Q:LF ;E E;K ?L ? F;O;t
F ?K ?E;t
F; Q? @;Ly
;9Ly
; < ?sw
;y
;L JR; < ?E R:K;L JJ;Q O: Q;
t
D Q;Lt
;t
;t
: Qt
? @ <:9 SK ;E = A ?;sw
y
;LJ R:K ;LJJ; QO:Q;
t
D Q;L E; QD <Ly
; F ? @: Q? <;L9 < ?t
?LF;9;L N ; ?y
tu
O:R @: Q ?;L <9 SQt
:QE; F;O O:K ;LJJ;Q;Ly
; LJF ?K;9D 9;LSK :E <?;sw
;J;QF;O ;t
R:LT ?O U;9;L <?9;OF ? <? OK ?Ly
; LJ@; ?9F;LR:L T ?O U;9 ;L9: @?; <; ;L;LJ
y
@; ?9 =V
.
WXYX ZX [\X ZX]X ^B:L J?LJ;
t
9::Q@;t
t
; <;Ly
;LJ F ?R ?K?9 ? SK:E O:L:K ?t
? @; ?9 9: R; ROD;LF;L;9 U
w
u
<:Qt
; KD; <L;y
O: QR ; <;K ;E ;Ly
;LJt
?R @DK N R;9;O:L:K?t
?;L ?L ? ; 9;L F ?@;t
; < ? O;F; ED @DL J;L ;L U; Q; O S?L O:K ;LJJ; Q;L ;t
t
;t
:Qt
? @ F:L J;L E; < ?K@:K ; P; Q<?
sw
;9 :;s
_`F ?A BCBDE; R R;F ?;Ey
GHK ;:Ly
IDLDLJC?FDK=a
.
bc dcZX [\X ZX]X ^e: QF ; <; Q9 ;LK;
t
; Q@:K;9; L JR; <;K ;E N?F:L U ?f?9; < ? R; <;K ;EF;L @;t
; <; LR; <;K ;E N R;9; QD RD <; L R;<;K;E F;K; R O :L:K?
t
?;L ?L ? ;F;K;E ;F;9;E ED @DL J;L;L U; Q;O S?LO:K;L JJ; Q;L;t
;t
t
: Qt
? @< ?;sw
F:L J;LE;< ?K@:K ; P; Q< ?sw
;9:K ;
s
_ `g:9L ?9 C :LF ; Q; ;Lh?L J;LF ? A BCBDE ; R;F ?;Ey
GHK ;:Ly
Iu
LDLJC?FK
u
ij
.
kclc X [mn[n]oYoX [q rsq r tq uvw vq t vx vy w z rzxq
t
q vr qrq vt vx v{u
r| }~ yz rszt
v{ }q z v rvy
wzrsv}{w q r wzx vr ssv vrt
vt
vt
z qt
qsw
vt vr {vqxz xv v ~zxvs
}{ vyvtq
y
v{xvy
z r u
ru
rsqtu
x
.
vrvv
t y
v r stq{ vvw ~ vrw vt vwz rz xqt
qvrqrqvt vxv{z v svqzq~}| vrvv
t
z qt
qs
v z rz xq
t
q vr qrq z yvrv vt
}r|}~ y zyz q ~vr ~{ vvrv{ tvrw
vw
vs
vr ~zq xy }vr ~{ } }rvy
yz rsz rvq w qr wz xvr ssv vrt
vt
vt
zt
q qsw
vt
z { vt vw{vq xz xvvq
sw
v tqs
z ~xv{yz rz r sv{~z }}vr z rz xq
t
q vr qrq tq{ vvw ~vr t vw vt
yz rvtq zz z rq v sq wz rz xqt
q zx vru
t
ry
v t vxvy yz xv ~}~vr ~vqvr tvr wz r szy vr svrt
z~vqt
w q rwz xvr ssvvr
t
vt
vt
zt
q qsw
vt
z { vt vw {vq x z x v v qsw
v tq z ~xv{ yz rz r sv{~z }u
vr vrvv
t
v~|qs
v v
s
qx wz rz xqt
qvr qrq tvwvt
s
z vsvq v{vr wzt
qy vr svr tv x vy wzzru vrvvr w svyy
vr s z ~vqt
vr t z r svr wz rqr s~vt
vr {vq x z x v vs
qsw
v ry
v ³´ ³
µ µ
¶´ · µ´ ¸¹º»¼´¶´
´
.
½ ¾¿ À ÁÂà ¿Â¼¾o
Á ÂÄÅ Æ
o
Çn
ÈÆÉÊËn
ÌÌËÍËn
Istilah
ÎÏÐÑÒ ÓÔÕÐÖ(hukuman) dalam tindakan disiplin pada
anak didik bukanlah istilah baru, kata ini biasanya dihubungkan dan
berasal
dari
pembahasan
× ÕÑÐØÙ × ÚÕÔ ÕÐÖ(penguatan).
Adanya
hukuman
berangkat
dari teori
×ÕÑ ÐØÙ × ÚÕÔ ÕÐÖterhadap setiap
perilaku
yang dilakukan
seseorang, bentuk dari penguatan sendiri
dapat direalisasikan salah satunya dengan memberikan
Î Ï ÐÑ Òhment.
Demikian juga, hukuman digunakan sebagai alat pendidikan
dalam mendisiplinkan anak didik yang diwujudkan dengan berbagai
cara, diantaranya dengan pemberian hukuman. Penggunaan hukuman
yang selama ini sering kali
ditimpakan kepada anak-anak berupa
hukuman fisik, tidak sedikit mendapat kritikan dari berbagai pihak.
Selain itu hukuman secara fisik dinilai tidak memberikan
nilai
edukatif kepada anak.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia hukuman diartikan
sebagai siksa dan sebagainya yang dikenakan kepada orang-orang
yang melanggar undang-undang dan sebagainya; keputusan yang
dijatuhkan
oleh
hakim. Kartini
Kartono
(1996:96)
hukuman
merupakan perbuatan yang dengan sadar dan sengaja diberikan, serta
mengakibatkan nestapa pada anak atau sesama manusia yang menjadi
tanggungan kita, dan pada umumnya ada dalam kondisi yang lebih
lemah secara fisik maupun psikis dari pada kita, yang juga
memerlukan perlindungan kita. Sementara M. Ngalim Purwanto
(2002:186)
mendefinisikan
hukuman
sebagai penderitaan yang
diberikan atau ditimbulkan dengan sengaja oleh seseorang (orang
tua, guru, dan sebagainya) sesudah terjadi suatu pelanggaran,
kejahatan atau kesalahan.
buku poin.
Dari beberapa penegasan di atas dapat dikatakan, point
pelanggaran merupakan suatu perwujudan dari hukuman bagi siswa
yang melakukan kesalahan atau suatu pelanggaran yang berlaku di
sekolah yang bersangkutan. Point pelanggaran ini diterapkan sebagai
pelengkap adanya peraturan, karena peraturan yang diciptakan tanpa
adanya sanksi maka akan membingungkan karena tidak ada bedanya
antara perbuatan yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan.
Pemberlakuan dari pada point pelanggaran itu sendiri sebagai sanksi
atas peraturan yang dilanggar diharapkan mampu memberikan
pencerahan terhadap upaya membangun kepribadian dari siswa salah
satunya adalah sikap kedisiplinan.
2
.
ÛÜn
ÝÞn
ßà áâ Ûo
Þn
ÝÛÜãâàßßâäâàPenerapan
point pelanggaran
tidak
jauh
beda
dengan
pentingnya diberlakukannya hukuman, karena pada dasarnya point
pelanggaran merupakan aplikasi dari hukuman:
a. Penegakan Aturan
Peraturan perlu ditegakkan untuk membatasi tingkah laku
seseorang sehinngga tidak berlebihan yang akan mengakibatkan
dapat
mengganggu
lingkungannya
terutama
masayarakat
disekitarnya. Namun
penegakan
peraturan
harus
dijalankan
secara konsisten karena apabila tidak, akan menimbulkan banyak
pelanggaran
dan
peraturan
yang tidak diindahkan.
Sebagai
penopang diadakannya peraturan hukuman mempunyai peranana
apabila terjadi suatu pelanggaran. Sebagaimana disebutkan di atas
bahwa apabila peraturan tidak dilengkapi dengan hukuman maka
tidak akan ada bedanya antara yang mentaaati peratuan dan yang
melanggar peraturan.
b. Pembentukan Moral
Membangun
moral individu
tidak hanya penting
bagi
kesuksesan
individu tersebut,
tetapi
juga penting
untuk
membangun masyarakat dan peradaban manusia yang luhur. Hal
ini menunjukkan betapa pentingnya membangun moral yang baik.
berlangsung
akan
membentuk
moral
yang
sesuai
dengan
lingkungan sekitar. Pembentukan
moral juga dapat diarahkan
pada pembentukan sikap disiplin pada diri seseorang karena
disiplin
merupakan
salah satu perwujudan dari moral (Miqdad
Yaljan, (2003:33).
3
.
åæçè éæçê ëìçn
ëé íêîïïêæêîMenurut Wakil Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 1
Playen (2013), kriteria pelanggaran yang diterapkan dalam point
pelanggaran meliputi pelanggaran yang terdapat kecenderungan
perilaku melanggar yang kerap dilakukan siswa terhadap peraturan
yang ada, di samping
itu berdasarkan
pengalaman
atas suatu
perilaku negatif yang pernah dilakukan siswa dan belum termuat
dalam peraturan yang berlaku.
a. Kepribadian ( kelakuan)
1)
Tentang ketertiban
2)
Tentang rokok
3)
Tentang buku/ majalah/ kaset terlarang
4)
Tentang senjata
5)
Tentang obat/ minuman terlarang
6)
Tentang perkelahian
b. Kerajinan
c.
Kerapian
1)
Tentang pakaian
4
.
ð ñn
ñòó ô óõöo
÷n
øöùúûü ýýûþûüa. Tujuan Point Pelanggaran
Tujuan
utama
dilakukannya
hukuman
adalah
untuk
menyadarkan peserta didik dari kesalahan-kesalahan yang telah
dilakukan. Adanya hukuman sebagai ganjaran atas kesalahan atau
pelanggaran yang dilakukan seseorang akan menjadikan motivasi
bagi pelanggar sendiri atau orang di sekitarnya untuk tidak
mengulangi kesalahan serupa atau pelanggaran lain dalam aturan
yang berlaku.
Tujuan dari hukuman juga dapat di bedakan menjadi
dua, yaitu; tujuan jangka pendek dan hukuman jangka panjang.
Hukuman jangka pendek di maksudkan untuk menghentikan
tingkah laku yang salah, sementara hukuman jangka panjang
dilakukannya hukuman yaitu untuk mengajarkan dan mendorong
anak-anak
untuk menghentikan
sendiri
tingkah
laku yang
salah, agar anak dapat mengarahkan dirinya sendiri.
Hukuman dilaksanakan, menurut Kartini Kartono
(1996:260-261) karena terdapat beberapa tujuan di antaranya:
2. Melindungi pelanggar agar tidak melanjutkan perilakunya
yang menyimpang, buruk, dan tercela
.
3.
Melindungi masyarakat sekitar dari perbuatan salah yang telah
dilakukan oleh seorang pelanggar.
Membentuk kepribadian seseorang bukanlah suatu hal yang
mudah. Oleh karenanya, membutuhkan
suatu proses yang
disertai dengan sarana pendukungnya. Demikian halnya yang
terjadi pada diri para siswa. Pada umumnya usia remaja adalah
usia dimana seseorang ingin
bebas
dalam
bersikap
dan
bertingkah laku. Sehingga wajar adanya apabila akhir akhir ini
terdapat perilaku yang tidak layak yang dilakukan para siswa.
Penanggulangan perilaku yang tidak semestinya dilakukan
para siswa, salah satunya adalah
dengan
pemberlakuan
peraturan sekolah yang harus dipatuhi para siswanya namun
hal
tersebut ternyata
dirasa
kurang
cukup
adanya
untuk
mengatasi perilaku ilegal para siswa. Maka untuk menanggulangi
hal tersebut point pelanggaran mulai diterapkan yang fungsinya
memberikan sanksi atas tindakan ilegal dari siswa, sehingga
point pelanggaran dapat memotivasi untuk tidak mengulangi
tindakan ilegal mereka.
b. Prosedur Penerapan Point Pelanggaran
Penerapan point pelanggaran ini melibat berbagai pihak yang
terkait dengan siswa, diantaranya; guru dan orang tua. Pendidikan
siswa merupakan tanggung jawab bersama bagi orang tua dan
guru, serta masyarakat. Pemberlakuan point pelanggaran di latar
belakangi
atas perilaku
siswa yang cenderung melakukan
pelanggaran (perilaku ilegal) atas peraturan yang ditetapkan
sekolah. Adanya kondisi siswa yang kurang berkenan maka
diterapkan suatu pelengkap peraturan yang didesain dalam
bentuk hukuman.
Hukuman
yang
diterapkan
merupakan
pemberian poin
yang dilakukan pada setiap pelanggaran yang terjadi. Penerapan
point pelanggaran
pertama
kali dilakukan
adalah
dengan
menerapkan beberapa poin yang menjadi poin pelanggaran.
5
.
ÿn
Tata tertib adalah kumpulan aturan
aturan yang dibuat secara
tertulis dan mengikat anggota masyarakat (Mulyono, 2000:14). Tata
tertib sekolah adalah aturan atau peraturan yang baik dan merupakan hasil
pelaksanaan yang konsisten (tatap azas) dari peraturan yang ada.
Secara umum tata tertib sekolah dapat diartikan sebagai ikatan
atau
aturan
yang
harus
dipatuhi
setiap
warga
sekolah
tempat
berlangsungnya proses belajar mengajar. Pelaksanaan tata tertib sekolah
akan dapat berjalan dengan baik jika guru, aparat sekolah dan siswa
telah
saling
mendukung
terhadap
tata
tertib sekolah itu sendiri,
kurangnya dukungan dari siswa akan mengakibatkan kurang berartinya
tata tertib sekolah yang diterapkan di sekolah.
Melihat uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tata tertib
sekolah itu dibuat secara resmi oleh pihak yang berwenang dengan
pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan situasi dan kondisi
sekolah tersebut, yang memuat hal-hal yang diharuskan dan dilarang bagi
siswa selama berada di lingkungan sekolah dan apabila mereka melakukan
pelanggaran maka pihak sekolah berwenang untuk memberikan sanksi
sesuai dengan ketetapan yang berlaku.
6.
o
tata tertib salah satunya sesuai dengan yang tercantum dalam setiap butir
tujuan tata tertib, yaitu:
a. Tujuan peraturan keamanan adalah untuk mewujudkan rasa aman dan
tentram serta bebas dari rasa takut baik lahir maupun batin yang
dirasakan oleh seluruh warga, sebab jika antar individu tidak saling
mengganggu maka akan melahirkan perasaan tenang dalam diri setiap
individu dan siap untuk mengikuti kegiatan sehari-hari.
b. Tujuan peraturan kebersihan adalah terciptanya suasana bersih dan
sehat yang terasa dan nampak pada seluruh warga.
c. Tujuan peraturan ketertiban adalah menciptakan kondisi yang teratur
yang mencerminkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan pada
tata ruang, tata kerja, tata pergaulan bahkan cara berpakaian.
d. Tujuan peraturan keindahan adalah untuk menciptakan lingkungan yang
baik sehingga menimbulkan rasa keindahan bagi yang melihat dan
menggunakannya.
e. Tujuan peraturan kekeluargaan adalah untuk membina tata hubungan
yang baik antar individu yang mencerminkan sikap dan rasa gotong
royong, keterbukaan, saling membantu, tenggang rasa dan saling
menghormati.
penanaman dan pengembangan nilai, pengetahuan, keterampilan dan
wawasan dapat dilaksanakan.
n
o
! "Keberadaan tata tertib sekolah memegang peranan penting, yaitu
sebagai alat untuk mengatur perilaku atau sikap siswa di sekolah.
Peraturan tata tertib itu merupakan alat guna mencapai ketertiban
(http://assalsabilah.blogspot.com/2012/11). Dengan adanya tata tertib itu
adalah untuk menjamin kehidupan yang tertib, tenang, sehingga
kelangsungan hidup sosial dapat dicapai. Tata tertib yang direalisasikan
dengan tepat dan jelas serta konsekuen dan diawasi dengan
sungguh-sungguh maka akan memberikan dampak terciptanya suasana masyarakat
belajar yang tertib, damai, tenang dan tentram di sekolah. Peraturan dan
tata tertib yang berlaku di manapun akan tampak dengan baik apabila
keberadaannya diawasi dan dilaksanakan dengan baik, hal ini sesuai yang
dikemukakan oleh Durkheim (1990: 107-108) bahwa: Hanya dengan
menghormati aturan-aturan sekolah lah si anak belajar menghormati
aturan-aturan umum lainnya, belajar mengembangkan
kebiasaan,
mengekang dan mengendalikan diri semata-mata karena ia harus
mengekang dan mengendalikan diri.
keterampilan untuk mengekang dan mengendalikan diri. Sehingga mereka
diharapkan mampu menciptakan lingkungan masyarakat yang tertib,
tenang, aman, dan damai.
Tata tertib sekolah berperan sebagai pedoman perilaku siswa,
sebagaimana yang dikemukakan oleh Hurlock (1990: 76), bahwa :
peraturan berfungsi sebagai pedoman perilaku anak dan sebagai sumber
motivasi untuk bertindak sebagai harapan sosia . Di samping itu, peraturan
juga merupakan salah satu unsur disiplin untuk berperilaku. Hal ini sejalan
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hurlock (1990: 84) yaitu: Bila
disiplin diharapkan mampu mendidik anak-anak untuk berperilaku sesuai
dengan standar yang ditetapkan kelompok sosial mereka, ia harus
mempunyai empat unsur pokok, apapun cara mendisiplinkan yang
digunakan, yaitu: peraturan sebagai pedoman perilaku, konsistensi dalam
peraturan tersebut dan dalam cara yang digunakan untuk mengajak dan
memaksakannya, hukuman untuk pelanggaran peraturan dan penghargaan
untuk perilaku yang sejalan dengan perilaku yang berlaku. Berdasarkan
pendapat di atas, dapat di ketahui bahwa dalam menerapkan disiplin perlu
adanya peraturan dan konsistensi dalam pelaksanaannya.
a. Peraturan
mempunyai
nilai
pendidikan,
sebab
peraturan
memperkenalkan pada anak perilaku yang disetujui oleh anggota
kelompok tersebut. Misalnya anak belajar dari peraturan tentang
memberi dan mendapat bantuan dalam tugas sekolahnya, bahwa
menyerahkan tugasnya sendiri merupakan satu-satunya cara yang dapat
diterima di sekolah untuk menilai prestasinya.
b. Peraturan membantu mengekang perilaku yang tidak diinginkan. Agar
tata tertib dapat memenuhi kedua fungsi di atas, maka peraturan atau
tata tertib itu harus dimengerti, diingat, dan diterima oleh individu atau
siswa. Bila tata tertib diberikan dalam kata-kata yang tidak dapat
dimengerti, maka tata tertib tidak berharga sebagai suatu pedoman
perilaku.
Jadi kesimpulan yang dapat kemukakan bahwa tata tertib berfungsi
mendidik dan membina perilaku siswa di sekolah, karena tata tertib
berisikan keharusan yang harus dilaksanakan oleh siswa. Selain itu tata
tertib juga berfungsi sebagai pengendali bagi perilaku siswa, karena tata
tertib sekolah berisi larangan terhadap siswa tentang suatu perbuatan dan
juga mengandung sanksi bagi siswa yang melanggarnya.
#$ % &' ()*+) (,- . (/% &01 (2+3. (4 ()2(,(2+3,&5% +'
o
6(.adanya kesadaran tentang nilai dan pentingnya peraturan-peraturan atau
larangan-larangan yang terdapat dalam tata tertib tersebut. Menurut Djahiri
(1985: 25), tingkat kesadaran atau kepatuhan seseorang terhadap tata
tertib, meliputi:
a. Patuh karena takut pada orang atau kekuasaan atau paksaan
b. Patuh karena ingin dipuji
c. Patuh karena kiprah umum atau masyarakat
d. Taat atas dasar adanya aturan dan hukum serta untuk ketertiban
e. Taat karena dasar keuntungan atau kepentingan
f. Taat karena hal tersebut memang memuaskan baginya
g. Patuh karena dasar prinsip ethis yang layak universal
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kesadaran
seseorang khususnya siswa untuk mematuhi aturan atau hukum memang
sangat penting. Selain bertujuan untuk ketertiban juga berguna untuk
mengatur tata perilaku siswa agar sesuai dengan norma yang berlaku.
789 :;< =>? =:@:A
a. Pengertian Belajar
tentang belajar dan membantu pencapaian hasil belajar peserta didik
yang berkualitas.
Belajar dapat menjadikan berbagai macam perubahan pada diri
seseorang. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan positif maupun
negatif yang dapat ditunjukkan dalam bentuk pengetahuan,
pemahaman, dan lain-lain akibat pengalaman yang didapat dari
interaksi dengan orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut sesuai
dengan pendapat Sukmadinata (2003: 155) yang menyebutkan bahwa
belajar berkaitan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang
belajar, baik perubahan yang positif maupun negatif.
Perubahan-perubahan tersebut berupa pengalaman-pengalaman tertentu dan
terbentuk akibat interaksi dengan orang lain dan lingkungan. Sumadi
Suryabrata (2002: 232) juga bependapat bahwa belajar adalah usaha
secara sengaja yang membawa perubahan tertentu sehingga akan
didapatkan kecakapan baru.
Selanjutnya Muhibbin Syah (2012: 69) juga berpendapat bahwa
belajar adalah sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu
yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi terhadap
lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Selanjutnya Slameto
(1995: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkunganya.
b. Pengertian Hasil Belajar
Belajar dan mengajar pada dasarnya adalah hubungan timbal balik
guru dengan siswa dalam situasi pendidikan. Melalui proses belajar
mengajar diharapkan siswa mempunyai sejumlah kepandaian dan
kecakapan tertentu serta perubahan-perubahan pada dirinya. Sedangkan
hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah menerima pengalaman belajarnya (Nana Sudjana, 2002: 22).
Perubahan sebagai hasil belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai
bentuk seperti perubahan pengetahuan, kecakapan, kemampuan, sikap
dan nilai.
kawasan tersebut, kemampuan kognitiflah yang sangat sering dinilai
kerena kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan intelektual siswa
dalam mengawasi materi pelajaran.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Secara garis besar faktor faktor yang mempengaruhi hasil belajar
dapat dibedakan atas dua jenis yaitu yang bersumber dari dalam diri
manusia yang belajar, yang disebut sebagai faktor internal, dan faktor
yang berasal dari luar diri manusia yang belajar, yang disebut faktor
eksternal (M. Ngalim Purwanto, 2002: 107).
1) Faktor
internal
a) Faktor fisiologi
(1) Kondisi fisik
(2) Kondisi panca indera
b) Faktor psikologis
(1) Intelegensi/kecerdasan
(2) Bakat
(3) Motivasi
(4) Minat
(5) Kemampuan kognitif
2) Faktor
eksternal
a) Lingkungan
b) Instrumental
(1) Kurikulum/bahan ajar
(2) Guru/pengajar
(3) Sarana dan fasilitas
(4) Administrasi/manajemen
Beberapa pendapat di atas, mengambarkan bahwa hasil belajar
merupakan proses perubahan tingkah laku yang meliputi pengetahuan,
sikap dan keterampilan yang merupakan hasil dari aktivitas belajar yang
ditunjukkan dalam bentuk angka-angka seperti yang dapat dilihat pada
nilai rapor. Hasil belajar juga diartikan sebagai tingkat penguasaan yang
dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan
program pendidikan yang ditetapkan.
B
.
CDn
DE FGFHIJHIKLDE DMHn
Pada penelitian yang dilakukan oleh Prima Permata Adi (2011)
dengan judul Hubungan Antara Pengeetahuan Tentang Kredit Poin
Pelanggaran Tata Tertib Dengan Kedisiplinan Pada Siswa Kelas VIII SMP
Negri 2 Jatibarang. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa
ada pengaruh
pelnggaran tata tetib terhadap disiplin siswa
yang
ditunjukkan
dari uji
t
dengan signifikansi
0,000
< 0,05 dan
pengaruhnya
sebesar 0,517. Dengan demikian menunjukkan bahwa
pelanggaran tata tertib ikut mempengaruhi terciptanya disiplin siswa.
Keluarga Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Kompetensi
Dasar Menafsirkan Persamaan Akuntansi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA
Mardisiswa Semarang Tahun Pelajaran (2011/2012). Hasil penelitian
menunjukan uji t atau uji parsial untuk variabel disiplin belajar diperoleh t
hitung sebesar 4,956 dengan signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05.
Besarnya pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar adalah sebesar
22,4%. Untuk variabel lingkungan keluarga diperoleh t hitung sebesar
4,596 dengan signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05. Besarnya pengaruh
lingkungan keluarga terhadap hasil belajar adalah sebesar 19,9%.
Berdasarkan uji F atau uji simultan diperoleh F hitung sebesar 11,716
dengan 41,319 signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05. Besarnya pengaruh
disiplin belajar dan lingkungan keluarga secara simultan adalah sebesar
49,3% dan sisanya sebesar 50,7% dipengaruhi oleh faktor lain.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa ada pengaruh disiplin belajar siswa.
N
.
OP QRS TU RVPQW X U XQSiswa yang melanggar peraturan sekolah cenderung tidak
konsentrasi terhadap proses belajar di sekolah, hal ini akan
mempengaruhi hasil belajar siswa sehingga nilai hasil belajarnya akan
rendah. Sebaliknya, siswa yang mematuhi peraturan sekolah nilai
hasil belajarnya akan tinggi, karena siswa tersebut cenderung
konsentrasi terhadap proses balajar di sekolah.
Y
.
Z[\o
]^_ [ _`^n
^a [ ][bcHipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul
setelah menetapkan anggapan dasar maka lalu membuat teori sementara
yang kebenarannya masih perlu diuji (Suharsimi Arikunto, 2010 : 71).
fg fhh h
ijkl mjnjo jphkhgo
g
.
nqr s qt uvurnqr qw xvxuryz
t
{|zp
en
eliti
}n
y
}n
g
|~ }}i
}|}p
en
eliti
}n
in
i
}|}l
}h
m
et
{|zp
en
eliti
}
n
x
-post facto.
yzn
u
ru
t
}rsim
i
ik
o
(
d )
peneli
ian
ex-post facto
adalah
a
peneli
ian yang dilak
}n
k
meneli
i pe
i
i
a yang
elah
e
jadi dan kem
|~an meliha
ke belakang
melal
~da
a
e
eb
n
menem
}n fak
o
fak
o
yang mendah
i
a
a
menen
}n
ebab
zbab yang m
gkin a
a
pe
i
i
a yang di
eli
i
alam peneli
ian ini pe
i
i
a yang di
eli
i memang
dah
e
jadi
zhingga
da
a
da
anya dapa
dilacak kembali melal
~dok
en
dok
en yang ada
Se
}i dengan jeni
peneli
iannya
pendeka
an peneli
ian yang
dig
}kan adalah de
ip
if k
}n
i
a
if
adi
zm
}gejala yang diama
i
di
dan di
|}n dalam ben
angka dan dianali
~zca
a
a
i
ik
Peneli
ian ini j
a me
}kan peneli
ian ko
ela
~onal ka
ena be
}n
menge
ah
~h
gan an
a
}iabel beba
dan
}iabel
e
ika
nya
yang kem
|~an dica
i be
}kon
ib
~ }iabel beba
e
hadap
}iabel
e
ika
nya
f
.
kquvmurut vnq r qwxv xurPeneli
ian ini dilak
}nakan di S
y y}mmadiyah
Playen
y
¤
n
g
¥¦§¨¤g
k
¤n
sel
¤m
¤p
¤en
eliti
n
©ªrl
¤n
g
«su
g
n
Wak
¬ §peneli
¬ian
be
lang
®§ng pada b
§¯an
°ªi
±£ ²¢«³
.
´µ¶· ¸¹º »´¼½ ¼¸» ¾»¹ ½Pop
§¯a
®¦adalah
¿ilayah gene
ali
® ¤®¦yang
¬e
di
i da
i objek
À® §©Áek
yang memp
§¨yai k
§¤li
¬a
®dan ka
ak
¬e
i
® ¬ik
¬e
¬en
¬ §yang di
¬e
¬apkan oleh
peneli
¬ian
§¨¬§Â¥¦pelaja
i dan di
¬a
ik ke
® ¦mp
§¯annya S
§giyono (
±£ ²²ÃÄÄ)
«S
§©Áek dalam peneli
¬ian ini adalah
® ªl
§§Å ®¦ ®¿a kela
®X
ÆT
ÇR
S
°Ç °§Å¤mmadiyah
²Playen
È §¨§¨g
Çid
§¯yang
melak
§Â¤n
pelangga
an be
j
§Élah
±¢ ®¦ ®¿a yang
¬e
®ªba
dalam
¢kela
® « Êalam
peneli
¬ian ini da
¬a diambil da
i kela
®X
Ædika
enakan kela
®X
Æ ® §¥¤h
mele
¿a
¬i d
§¤® ªme
®¬e
®ehingga
®§¥¤h
¬e
dapa
¬daf
¬a
nilai dan da
¬a
¬indak
poin pelangga
an
® ¦®¿a
«Ë
.
´¹Ì¹Í » ΠϹ´¼½ ¼¸»¾» ¹ ½Pa
adigma peneli
¬ian me
§Ð¤kan pandangan
Ñmodel a
¬a
§pola piki
yang menjaba
kan be
bagai
Òa
iabel yang akan di
¬eli
¬i
«Va
iabel adalah
objek yang menjadi
¬i
¬ik fok
§®pengama
¬an pada
® §¤¬§peneli
¬ian
(S
§Å¤® ¦mi
Óik
§¨¬o
ѱ£ ²£ ÃÔÕ)
«Un
¬ §Âmemb
§¤¬h
§©§¨Öan an
¬a
a
Òa
iabel
beba
®dengan
Òa
iabel
¬e
ika
¬ ®ªhingga akan
m
§¥¤h di
§É§® ¤n
pe
ma
®¤lahan peneli
¬iannya
Ñ §É §®an hipo
¬e
®¦ ®yang diaj
§Â¤n
Ñme
¬ode
Ù
er
Ú ÛÜÛrk
Ûn
teo
ri
ÚÛn
k
er
Ûn
g
ÝÛÞerp
ik
ir
ßm
Ûk
ÛÚÛ àÛt
Ú áâÛm
ÞÛr
ÝÛn
ãäÞäåâÛ
n
Ûn
t
Ûr
Û æÛri
Û Þel
ÚÛl
Ûp
m
en
eliti
Û åç è äÞäåâÛn
Ûn
t
Ûr
Û æÛri
Û Þél
Þé ÞÛ
s
ÚÛn
æÛri
Û Þél teri
ÝÛt
ÚÛàÛt
Ú áâÛÞÛm
r
ÝÛn
se
ÞÛg
Ûi
Þerik
u
t
êë
amba
ìØçía
ìadigma Peneli
îian
ï
.
ðñòó ôó õ óö÷ñøùõ ó úô ùûü ùøó ùý ñûÙ
e
ìda
ÜÛìkan j
äÚ äþpeneli
îian ini yai
îäêèäÞäågan poin pelangga
ìan
îa
îa
îe
ìîib
Ü áÜÿa
îe
ìhadap ha
Ü ál belaja
ì Üá Üÿa kela
ÜX
S
äãÛmmadiyah
ØPlayen
ëäåäåg
id
äþßmaka ada d
äÛ æÛìiabel pokok
yai
îä æa
ìiabel beba
Üdan
æÛìiabel
îe
ìika
îçVa
ìiabel beba
Üyai
îäpoin
pelangga
ìan
îa
îa
îe
ìîib (X)
çVa
ìiabel
îe
ìika
înya yai
îäha
Ü ál belaja
ì Ü áa
ÿa
(Y)
ça
ìi j
äÚ äþpeneli
îian
îe
ìÜéb
äî îe
ìdapa
îd
äÛ æÛìiabel yang pe
ìl
ädidefini
Ü ákan aga
ìdipe
ìoleh ka
ÜÛmaan penge
ìîian
îampa menimb
äþkan
ÜÛ
lah penge
ìîian
ß
maka
Üe
îiap
æÛì
iabel ini didefini
Ü ákan
Üéca
ì
a ope
ìa
Üáonal
ç Ùe
ìik
äîini dibe
ìikan defini
Ü áma
Üáng
ma
Ü áng
æÛìiabel
îe
ìÜéb
äîêØç
Poin Pelangga
ìan Ta
îa Te
ìîib Si
Üÿa
Poin pelangga
ìan
îa
îa
îe
ìîib me
ìäpakan
ÜäÛîäpe
ìÿ ä äÚÛn
da
ìi
h
äÝäman
bagi
Ü áÜ ÿa
yang
melak
äkan
ke
Üalahan a
îa
ä Ü äÛîäpelangga
ìan yang be
ìlak
ä
di
Üékolah dengan pembe
ì
ian poin
Üéî
iap
e
jadi pelangga
an yang dilak
n
i
a yang pelak
naannya
Poin
pelangga
ìan
îa
îa
îe
ìîib
(X)
m
elip
u
ti
k
ep
ri
n
k
er
jin
n
k
er
p
i
n
sil
el
j
r
isw
sil
l
j
r
l
h
sil y
tel
n
g
h
capai da
i kegia
an belaja
alam peneli
ian ini ha
l belaja
a dipe
oleh dengan me
ode
dok
en
a
hal
e
b
dapa
di
n dengan nilai
apo
.
!"# $ %& '(&) *$+ * *,
ode peng
p
-an da
a yang dig
akan dalam peneli
ian ini
adalah me
ode dok
en
a
men
S
a
mi
.ik
o (
/0/1 0/2)
me
ode dok
men
a
i yai
menca
i da
a mengenai hal
3hal a
a
4a
iabel
yang be
5a ca
a
an
an
k
ip
b
a
kaba
majalah
p
a
a
i
no
len
apa
lengge
agenda dan
ebagainya
alam peneli
ian ini
eknik dok
en
a
i dig
akan
k menge
ah
poin pelangga
an
a
a
e
ib dan ha
l belaja
i
a kela
X
6yang
ah mele
a
i d
eme
e
ehingga
dah
e
dapa
da
a be
pa poin dan nilai
apo
a
a yang diambil
dalam poin pelangga
an
a
a
e
ib dipe
oleh da
i
kolah yang diambil da
i
g
7(
imbingan
7on
eling)
dangkan nilai
apo
i
a diambil da
i
ekolah
Pemilihan
bjek kela
X
6ka
ena pada kela
X
6e
dapa
j
mlah
i
a yang melangga
lebih banyak dibandingkan dengan kela
X dan X
66 7ela
X cende
8ma
ih memiliki
ingka
kedi
iplinan yang
inggi ka
ena
su
:;
h
j
;r
;m
n
g
;l
e
n
g
g
;r t
;t
;te
<rti
sek
o
l
;h
k
;ren
;su
:;h
<se
n
tr
;er
k
o
n
si
u
n
tu
k
m
e
n
g
h
;:;p
i u
ji
;n
=;n
;sio
l
>?
.
@ABC DBE C FG DHDHI FJFKL I AH B M DNHDO JFJDHJDB
P
e
QRSip
QT QUa
Ui
QUik adalah
Q Ua
Ui
Q Uik yang be
Sf
V =g
QT V =UVRmendi
QRSip
QTkan a
Ua
Vmembe
Si gamba
San
Ue
Shadap obyek yang di
Ueli
Ui
melal
VTda
Ua
Q;mpel a
Ua
Vpop
VWa
QT QXbagaimana adanya
Y Uanpa
melak
VR;n anali
QTQdan memb
V; Uke
QTmp
VWan yang be
Slak
V V =UVRVZVZ>
Pada
Q Ua
Ui
Q Uik de
QRSip
QT Yakan dikem
VRakan ca
Sa
[ca
Sa penyajian
da
Ua
Ydengan
Uabel bia
Q;ma
V \V =di
Q USib
V QTf
Sek
VXn
QTYhi
Q Uog
Sam
,
diag
Sam lingka
San (
pie chart
)
Ypenjela
Q;n kelompok melal
VTha
Sga
Sa
Ua
[S
a
Ua hi
UV =g a
Ua
VSe
Sa
Ua
]mean (
^)
Ymod
V Q]mode (
^_)
Ymedian (
^X) dan
QUanda
Sde
`Ta
QT(S
P)
>T
Vj
V;n lebih lanj
V Uda
Si anali
QTQde
QRSip
Uif adalah
V =UVRmendefini
QTkan kecende
SV =gan
QXba
San da
Ua da
Si ma
QTng
[ma
QTng
`;Siabel peneli
Uian yai
UVpoin pelangga
San
Ua
Ua
Ue
SUib
QTQaa (X) dan ha
QTl
belaja
SQTQ aa (Y)
>^X
mb
V; U Uabel di
Q USib
V QTf
Sek
VXn
QTdipe
Sl
VR;n
Uahapan yai
UVmenen
UVR;n kela
Qinterval
dengan
SVm
V Qstrurges
Y Sen
Uang da
Ua
Ydan
menghi
UV =g panjang kela
Q(S
V biyono
Y cdeef9 g)
Ylangkah
[langkahnya
QX
bagai be
Sik
V UfKeterangan :
K = Jumlah kelas
interval
N = Jumlah data observasi atau responden
Log= logaritma
b.
Menghitung Rentang Data, dengan rumus.
R =
+ 1
Dimana :
R = Rentang
= Data/Nilai terbesar dalam kelompok
= Data/Nilai terkecil dalam kelompok
c.
Menghitung Panjang Kelas
Interval.
Panjang Kelas
Interval
= R / K
Keterangan :
R = Rentang Data
K = Jumlah Kelas
Interval
d.
Histogram
Histrogram dibuat berdasarkan data frekuensi yang telah
ditampilkan dalam tabel distribusi frekuensi.
e.
Kecenderungan skor variabel
M = ½ (X
max
+ X
min
)
SD =
1
/
6
(X
max
- X
min
)
Pengkategorian skor variabel ditetapkan berdasarkan kriteria ideal
[image:49.595.189.517.275.347.2]yaitu:
Tabel 2. Kriteria Pengkategorian Skor
(Anas Sudijono, 2007: 175)
2
.
ijk lm nopkijqr sp qp tpkuk p v orora. Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang
bersangkutan berdistribusi normal atau tidak. Jika analisis
menggunakan metode parametrik, maka persyaratan normalitas
harus terpenuhi, yaitu data berasal dari distribusi yang normal.
Dalam pembahasan ini akan digunakan uji
one sample
kolmogorov-smirnov
.
Taraf signifikansi yang digunakan 0,05. Data dikatakan
berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05.
b. Uji Linearitas
variabel terikat. Dalam penelitian ini uji linieritas menggunakan
Test
for linierity
dengan bantuan komputer dengan program
SPSS versi
16.0 for windows.
Kriteria pengujian linieritas adalah jika harga F
hitung lebih kecil daripada harga F tabel pada taraf signifikan 5%
dikatakan linier.
3
.
wxy z{ |}~y } x } Setelah
persyaratan
analisis
data
telah dipenuhi,
langkah
selanjutnya adalah melakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian.
Langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:
a. Uji hipotesis menggunakan teknik analisis
product moment,
untuk
mengetahui hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat,
rumusannya adalah sebagai berikut:
2
2
y
x
xy
r
xy
Keterangan :
r
xy
= koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
x
2
= jumlah skor kuadrat skor x
y
2
= jumlah skor kuadrat skor y
(Sugiyono, 2011:228)
b. Menentukan tingkat hubungan antar variabel X dengan variabel Y
dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini :
0,200
0,399
Rendah
0,400
0,599
Sedang
0,600
0,799
Kuat
0,800
1,000
Sangat Kuat
i
i
Da
a
¡¢¡£ ¤¥¦¥¢§ ¨§ ¡¦ § ¦§ ¨¥©ª ¡¤ ¡¨ « ¬ ¡©§¡¥ ¢
y
¡§ ¨® ¬ ¡©§ ¡¥ ¢ ¥¡¯ ª ¡¦¬ ¡©§ ¡¥ ¢ ¨¥©§ ° ¡¨± ² ¡©§¡¥ ¢ ¥ ¡¯ ¦
y
¡y
¡§¨® ¤³§ ¦ ¤¥ ¢¡¦ ´´¡©¡¦ ¨¡¨¡ ¨¥©¨§