KORELASI KOMPONEN VISUAL, KOMPONEN AUDITORIAL, DAN KOMPONEN KINESTETIK DARI GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIIIA SMP
KANISIUS GAYAM YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/ 2013
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh: Lana Sugiarti NIM : 081414070
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
KORELASI KOMPONEN VISUAL, KOMPONEN AUDITORIAL, DAN KOMPONEN KINESTETIK DARI GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIIIA SMP
KANISIUS GAYAM YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/ 2013
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh: Lana Sugiarti NIM : 081414070
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan (Matius 6 : 7 – 8)
Dengan penuh syukur, kupersembahkan karyaku kepada :
Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang membuat hidupku menjadi luar biasa
Bapak dan Ibu tersayang
Mas Febry Gae dan Adikku Catharina
Almamaterku
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Pembatasan Masalah... 4
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Batasan Istilah ... 6
xiii BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teoretik ... 10
B. Kerangka Berpikir ... 18
C. Rumusan Hipotesis ... 20
BAA III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 21
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 21
C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 21
D. Variabel Penelitian ... 22
E. Metode Pengumpulan Data ... 23
F. Instrumen Penelitian ... 26
G. Validasi Instrumen ... 27
H. Teknik Analisis Data ... 30
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian ... 34
B. Hasil Uji Coba... 34
C. Data Penelitian... 39
D. Analisis Data... 40
E. Pembahasan... 51
F. Keterbatasan Penelitian... 54
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 55
xiv
DAFTAR PUSTAKA ... 57
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi – kisi Instrumen Komponen Visual ... 27
Tabel 3.2 Kisi – kisi Instrumen Komponen Auditorial ... 28
Tabel 3.3 Kisi – kisi Instrumen Komponen Kinestetik ... 28
Tabel 3.4 Uji Normalitas ... 31
Tabel 3.5 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 31
Tabel 3.6 Penolong untuk Menghitung r ... 32
Tabel 4.1 Penolong Korelasi ... 35
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Validitas ... 36
Tabel 4.3 Hasil Tes Gaya Belajar dan Tes Prestasi Belajar Matematika ... 39
Tabel 4.4 Uji Normalitas Komponen Visual dan Prestasi Belajar ... 41
Tabel 4.5 Uji Normalitas Komponen Auditorial dan Prestasi Belajar. 43
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini pendidikan menjadi
nomor satu. Hal ini terbukti dari berbagai program pendidikan yang
dilakukan oleh pemerintah untuk memajukan bidang pendidikan. Tanpa
pendidikan kita tidak akan mampu bersaing dengan negara – negara lain.
Dalam pendidikan kita akan memperoleh berbagai macam ilmu
pengetahuan yang selalu baru. Ilmu pengetahuan yang baru tersebut akan
membantu kita untuk menghadapi era globalisasi saat ini. Maka dari itu
pendidikan sangatlah penting ditanamkan sejak dini. Pendidikan
merupakan salah satu faktor utama bagi pengembangan sumber daya
manusia karena pendidikan diyakini mampu meningkatkan sumber daya
manusia sehingga dapat menciptakan manusia produktif yang mampu
memajukan bangsanya.
Tujuan pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia bukanlah hal yang
mudah untuk ditentukan ukuran kuantitasnya. Oleh karena itu, ukuran
belajar. Prestasi belajar itu dapat ditentukan berdasarkan hasil evaluasi
belajarnya.
Prestasi belajar yang dicapai siswa adalah hasil dari kegiatan
belajarnya. Muhibbin Syah (2003) mengatakan bahwa pendekatan belajar
(approach to learning), strategi belajar, dan metode belajar adalah faktor –
faktor yang menentukan tingkat efisiensi kegiatan belajar dan prestasi
belajar siswa. Sering ditemukan dalam praktik bahwa seorang siswa yang
memiliki kemampuan ranah cipta (kognitif) lebih tinggi dari teman –
temannya, ternyata hanya mampu mencapai hasil yang sama atau lebih
rendah dengan yang dicapai oleh teman – temannya itu. Sebaliknya,
seorang siswa yang memiliki kemampuan ranah cipta rata – rata atau
sedang dapat mencapai puncak prestasi yang memuaskan. Perbedaan
kedua hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh perbedaan dalam hal
usaha belajar, gaya belajar dan strategi dalam belajarnya.
Setiap siswa mempunyai gaya belajar yang berbeda – beda. Gaya
belajar siswa pada mata pelajaran matematika juga menentukan
hasil/prestasi belajar matematika.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh seorang pelopor di bidang
pendidikan yaitu Rita Dunn (Bobby De Porter, 2010 : 110), telah
menemukan banyak variabel yang mempengaruhi gaya belajar orang. Ini
mencakup faktor – faktor fisik, emosional, sosiologis, dan lingkungan.
Sebagian orang, misalnya, dapat belajar paling baik dengan cahaya terang,
orang memerlukan musik sebagai latar belakang, sedang yang lain tidak
dapat berkonsentrasi kecuali dalam ruangan sepi. Ada orang yang belajar
paling baik secara berkelompok, sedang yang lain lagi memilih adanya
figur otoriter seperti orang tua atau guru, yang lain lagi merasa bahwa
bekerja sendirilah yang paling efektif bagi mereka. Dalam penelitian para
ahli, masing – masing peneliti menggunakan istilah yang berbeda – beda
tentang gaya belajar. Tetapi telah disepakati secara umum, adanya dua
kategori utama tentang bagaimana orang belajar (Bobby De Porter, 2010
:110). Pertama, bagaimana kita menyerap informasi dengan mudah
(modalitas), dan kedua yaitu cara kita mengatur dan mengolah informasi
tersebut (dominasi otak). Modalitas belajar disebut juga dengan gaya
belajar. Gaya belajar di bagi menjadi tiga komponen, yaitu komponen
visual, komponen auditorial, dan komponen kinestetik. Pengaruh dari
masing – masing gaya belajar terhadap prestasi belajar matematika pada
materi tertentu mungkin berbeda – beda pada setiap siswa.
Prestasi belajar merupakan masalah yang penting dalam dunia
pendidikan baik di tingkat dasar, menengah maupun pendidikan tingkat
tinggi. Setiap anak didik maupun sekolah yang mengelolanya selalu
mengharapkan dan berusaha untuk memperoleh prestasi belajar yang
memuaskan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis bermaksud meneliti
apakah prestasi belajar matematika siswa berhubungan dengan gaya
Visual, Komponen Auditorial, dan Komponen Kinestetik pada Gaya
Belajar dengan Prestasi Belajar Matematika di Kalangan Siswa Kelas
VIIIA SMP Kanisius Gayam Yogyakarta” dengan mengadakan penelitian
pada 29 siswa kelas VIIIA tahun ajaran 2012/2013 di SMP Kanisius
Gayam Yogyakarta.
B. Pembatasan Masalah
Banyak faktor penentu prestasi belajar siswa yaitu faktor internal
(dari dalam diri siswa) dan faktor eksternal (dari luar diri siswa). Faktor
internal misalnya kondisi tubuh siswa, tingkat intelegensi, bakat siswa,
kemandirian. Sedangkan faktor eksternal misalnya lingkungan sosial,
keadaan cuaca, alat – alat belajar, dan lain – lain. Penelitian ini
memfokuskan pada faktor yang lain yaitu gaya belajar siswa, khususnya
pada mata pelajaran matematika. Agar cakupan masalah tidak terlalu luas,
maka peneliti membatasi masalah yaitu mengenai hubungan antara
komponen visual, komponen auditorial, dan komponen kinestetik pada
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Adakah hubungan dan berapa besar hubungan komponen visual pada
gaya belajar dengan prestasi belajar matematika di kalangan siswa
kelas VIIIA SMP Kanisius Gayam Yogyakarta?
2. Adakah hubungan dan berapa besar hubungan komponen auditorial
pada gaya belajar dengan prestasi belajar matematika di kalangan
siswa kelas VIIIA SMP Kanisius Gayam Yogyakarta?
3. Adakah hubungan dan berapa besar hubungan komponen kinestetik
pada gaya belajar dengan prestasi belajar matematika di kalangan
siswa kelas VIIIA SMP Kanisius Gayam Yogyakarta?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hal – hal
sebagai berikut:
1. Hubungan antara komponen visual pada gaya belajar dengan prestasi
belajar matematika siswa.
2. Hubungan antara komponen auditorial pada gaya belajar dengan
prestasi belajar matematika siswa.
3. Hubungan antara komponen kinestetik pada gaya belajar dengan
E. Batasan Istilah
1. Gaya Belajar
Gaya belajar merupakan suatu cara bagaimana siswa menyerap
informasi dengan mudah. Gaya belajar disebut juga dengan modalitas
belajar. Gaya belajar merupakan kunci untuk mengembangkan kinerja
dalam pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi – situasi antar pribadi
(Bobby De Porter, 2010 : 110).
2. Komponen Visual pada Gaya Belajar
Gaya belajar visual yaitu suatu cara menyerap informasi dengan
belajar melalui apa yang mereka lihat. Gaya belajar ini mengakses citra
visual, yang diciptakan maupun diingat. Warna, hubungan ruang,
potret mental, dan gambar menonjol dalam modalitas ini (Bobbi
DePorter, 2010).
3. Komponen Auditorial pada Gaya Belajar
Gaya belajar auditorial yaitu suatu cara menyerap informasi
dengan belajar melalui apa yang mereka dengar. Modalitas ini
mengakses segala jenis bunyi dan kata yang diciptakan maupun
diingat. Musik, nada, irama, rima, dialog internal, dan suara menonjol
disini (Bobbi De Porter, 2010).
4. Komponen Kinestetik pada Gaya Belajar
Gaya belajar kinestetik yaitu suatu cara menyerap informasi
dengan belajar melalui gerak dan sentuhan. Modalitas ini mengakses
Gerakan, koordinasi, irama, tanggapan emosional, dan kenyamanan
fisik menonjol disini (Bobbi DePorter, 2010).
5. Prestasi Belajar
Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Lukman
Ali, 1995:787) adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan
nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar selalu
dikaitkan dengan tes hasil belajar atau tes prestasi. Prestasi belajar
yang diperoleh dalam wujud angka – angka yang diperoleh dari hasil
ujian, ulangan, tugas – tugas merupakan hasil pengukuran dari prestasi
belajar. Untuk mengukur tinggi rendahnya prestasi yang dicapai siswa
dalam mengikuti pelajaran di sekolah digunakan nilai dari hasil tes
prestasi belajar siswa.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul “Korelasi Komponen Visual, Komponen
Auditorial, dan Komponen Kinestetik dari Gaya Belajar dengan
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan bagi
siswa tentang gaya belajar sehingga dapat membantu siswa
menemukan gaya belajarnya, dan dapat menjadikan gaya belajar
tersebut sebagai sarana untuk dapat mendukung proses belajarnya dan
dapat meningkatkan prestasi belajarnya khususnya pada mata pelajaran
matematika.
2. Bagi orang tua
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada
orang tua siswa agar lebih memperhatikan anaknya dalam belajar
matematika dan memahami gaya belajar anaknya, khususnya ketika
berada dalam keluarga dan masyarakat agar tetap mendukung belajar
anak.
3. Bagi Guru dan Pengelola Sekolah
Hasil belajar ini diharapkan dapat memberi masukan dalam
mendidik siswa dan menemukan kecenderungan siswa dalam
menggunakan gaya belajar sehingga dapat merancang pembelajaran
yang tepat bagi siswa berdasarkan kecenderungan gaya belajar
belajar masing – masing siswa ketika belajar di sekolah sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar matematika.
4. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan informasi untuk
penelitian sejenis selanjutnya dan dapat menambah sumber bacaan
ilmiah atau referensi kepustakaan.
5. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk
menambah pengetahuan dan merupakan pengetahuan untuk
mengetahui gaya belajar dan menemukan cara yang tepat untuk belajar
berdasarkan gaya belajar tersebut. Selain itu juga penelitian ini
bermanfaat untuk mengetahui bahwa antara gaya belajar siswa dengan
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teoritik
1. Gaya Belajar
Gaya belajar merupakan suatu cara bagaimana siswa menyerap
informasi dengan mudah (Bobby De Porter, 2010). Gaya belajar
disebut juga dengan modalitas belajar. Gaya belajar merupakan kunci
untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan dalam
situasi – situasi antar pribadi (Bobby De Porter, 2010 : 110). Ketika
seseorang menyadari bagaimana dirinya dan orang lain menyerap
informasi, maka dapat memudahkan belajar dengan gayanya sendiri.
Setiap orang mempunyai cara yang optimal dalam mempelajari
informasi baru. Mengetahui gaya belajar yang berbeda pada setiap
siswa, akan membantu para guru untuk dapat memberikan metode
pembelajaran yang tepat dan dapat menyampaikan informasi dengan
gaya yang berbeda – beda. Jika seseorang telah mengetahui gaya
belajarnya, maka dapat mengambil langkah – langkah penting untuk
membantu dirinya agar dapat belajar lebih tepat dan lebih mudah.
Gaya belajar atau modalitas belajar ini terdiri dari tiga komponen,
yaitu komponen visual, komponen auditorial, dan komponen
berbeda – beda. Kebanyakan orang memiliki akses ke ketiga
komponen modalitas visual, auditorial, dan kinestetik. Hampir semua
orang cenderung pada salah satu modalitas belajar (Bandler dan
Grinder, 1981 dalam Bobby De Potter, 2010) yang berperan sebagai
saringan untuk pembelajaran, pemrosesan, dan komunikasi. Orang
tidak hanya cenderung pada satu modalitas, mereka juga
memanfaatkan kombinasi modalitas tertentu yang memberi mereka
bakat dan kekurangan alami tertentu (Markova, 1992 dalam Bobby De
Porter, 2010). Walaupun belajar dengan menggunakan gaya belajar
yang berbeda – beda pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih
cenderung pada salah satu di antara ketiganya (Bobby De Porter, 2010
: 112).
a. Komponen Visual pada Gaya Belajar
Gaya belajar visual yaitu suatu cara menyerap informasi
dengan belajar melalui apa yang mereka lihat. Gaya belajar ini
mengakses citra visual, yang diciptakan maupun diingat. Warna,
hubungan ruang, potret mental, dan gambar menonjol dalam
modalitas ini (Bobbi DePorter, 2010).
Orang – orang yang mempunyai kecenderungan belajar visual
mempunyai ciri – ciri antara lain:
a. Teliti
b. Lebih mudah mengingat apa yang dilihat dari pada yang
c. Mengingat dengan asosiasi visual
d. Tidak terganggu oleh keributan
e. Mempunyai masalah/kesulitan untuk mengingat instruksi
verbal, kecuali jika ditulis dan sering kali minta bantuan orang
untuk mengulanginya
f. Lebih suka membaca dari pada dibacakan
g. Kadang – kadang kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin
memperhatikan
h. Menyukai gambar – gambar dari pada tulisan – tulisan
i. Lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain
j. Lebih suka seni yang lain (rupa, pahat, dll) dari pada musik
b. Komponen Auditorial pada Gaya Belajar
Gaya belajar auditorial yaitu suatu cara menyerap informasi
dengan belajar melalui apa yang mereka dengar. Modalitas ini
mengakses segala jenis bunyi dan kata yang diciptakan maupun
diingat. Musik, nada, irama, rima, dialog internal, dan suara
menonjol disini (Bobbi De Porter, 2010).
Seseorang yang sangat auditorial dapat dicirikan sebagai
berikut:
a. Lebih suka mendengarkan (belajar dari ceramah) dari pada
menggambar, melihat gambar, atau menulis
c. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan
warna suara (dapat menirukan dan mengingat apa yang
dijelaskan)
d. Suka berbicara tetapi tidak suka menulis
e. Lebih menyukai musik dari pada seni yang lain (rupa, pahat,
dll)
f. Mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat
g. Suka berbicara, berdiskusi, dan menjelaskan dengan panjang
lebar
h. Mempunyai masalah dengan tugas – tugas yang melibatkan
visualisasi, seperti memotong bagian – bagian hingga sesuai
satu sama lain
i. Kurang suka membaca tetapi suka bercerita secara lisan
c. Komponen Kinestetik pada Gaya Belajar
Gaya belajar kinestetik yaitu suatu cara menyerap informasi
dengan belajar melalui gerak dan sentuhan. Modalitas ini
mengakses segala jenis gerak dan emosi yang diciptakan maupun
diingat. Gerakan, koordinasi, irama, tanggapan emosional, dan
Seseorang yang sangat kinestetik sering:
a. Menanggapi perhatian fisik
b. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka (aktif
bergerak)
c. Belajar melalui memanipulasi dan praktik
d. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat sekeliling
e. Banyak menggunakan isyarat tubuh
f. Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama
g. Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca (aksi
gerakan tubuh saat membaca)
h. Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang
pernah berada di tempat itu
i. Menyukai permainan yang menyibukkan
Jika siswa mempunyai gaya belajar yang sesuai dengan materi
yang diajarkan, maka siswa tidak akan merasa kesulitan dalam
mengerjakan soal – soal yang diberikan oleh guru dan dapat
mempelajari materi dengan baik sehingga prestasi belajarnya pun
akan baik. Itu semua dikarenakan matematika merupakan
pelajaran yang sulit dan harus dipelajari dengan sungguh –
sungguh dan dalam mempelajari matematika dibutuhkan gaya
2. Prestasi Belajar Matematika
a) Pengertian Prestasi Belajar Matematika
Menurut W.S. Winkel (1996) belajar merupakan suatu aktivitas
mental dan psikis, yang berlangsungnya dalam interaksi aktif
dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan – perubahan
dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap.
Perubahan itu bersikap secara relatif konstan dan berbekas.
Belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia.
Dengan belajar, manusia melakukan perubahan – perubahan
kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua
aktifitas dan prestasi hidup tidak lain adalah hasil dari belajar.
Belajar itu bukan sekedar pengalaman. Belajar adalah suatu proses,
dan bukan suatu hasil. Oleh karena itu belajar berlangsung secara
aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk
perbuatan untuk mencapai suatu tujuan. Belajar ialah suatu proses
usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan
(Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 1991:120 – 121).
Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Lukman Ali, 1995:787) adalah penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran,
oleh guru. Prestasi belajar selalu dikaitkan dengan tes hasil belajar
atau tes prestasi. Prestasi belajar yang diperoleh dalam wujud
angka – angka yang diperoleh dari hasil ujian, ulangan, tugas –
tugas merupakan hasil pengukuran dari prestasi belajar. Untuk
mengukur tinggi rendahnya prestasi yang dicapai siswa dalam
mengikuti pelajaran di sekolah digunakan nilai dari hasil tes
prestasi belajar siswa. Hal tersebut dilakukan dengan cara
memberikan sejumlah soal kepada siswa untuk dikerjakan, lalu
hasil nilainya dipakai sebagai hasil penelitian prestasi belajar
matematika siswa. Sehingga prestasi belajar matematika dalam hal
ini adalah bukti keberhasilan siswa dalam belajar matematika yang
diukur menggunakan nilai tes matematika siswa yang diperoleh.
b) Faktor – faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991:130)
faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari
faktor internal (dari dalam diri individu) dan faktor eksternal (dari
luar diri individu).
Yang tergolong faktor internal adalah:
1) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun
yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan,
pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.
2) Faktor psikologis baik yang bersifat maupun yang diperoleh
Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial (kecerdasan
dan bakat) dan faktor kecakapan nyata (prestasi yang telah
dimiliki).
Faktor non intelektif, yaitu unsur – unsur kepribadian
tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan,
motivasi, emosi, penyesuaian diri.
3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.
Yang tergolong faktor eksternal ialah:
1) Faktor lingkungan sosial yang terdiri atas lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat.
2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan,
teknologi, kesenian.
3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas
belajar, iklim.
4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
Faktor – faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung
B. Kerangka Berpikir
1. Hubungan Komponen Visual pada Gaya Belajar Visual dengan
Prestasi Belajar Matematika Siswa
Gaya belajar adalah suatu cara bagaimana siswa menyerap
informasi dengan mudah (Bobbi De Porter, 2010). Seseorang yang
mempunyai gaya belajar visual akan belajar dengan mudah
menggunakan apa saja yang mereka lihat, seperti mengingat dengan
gambar.
Seseorang yang memiliki kecenderungan gaya belajar visual, maka
akan lebih mudah mengingat pelajaran matematika pada saat materi
pelajaran yang melibatkan gambar – gambar misalnya bangun datar,
bangun ruang, dan grafik. Ini akan sangat menguntungkan bagi siswa
yang mempunyai gaya belajar visual karena dapat mengingatnya
dengan baik. Tetapi dalam sisi lain mungkin kurang menguntungkan
untuk siswa yang mempunyai gaya belajar auditorial dan kinestetik.
Hal ini akan berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa.
2. Hubungan Komponen Auditorial pada Gaya Belajar dengan Prestasi
Belajar Matematika Siswa
Berdasarkan uraian mengenai gaya belajar di atas, dapat dipahami
bahwa gaya belajar memiliki peranan penting dalam proses belajar
siswa. Siswa yang mempunyai gaya belajar auditorial, akan mudah
mereka dengar. Sebagai contoh, seseorang menyukai belajar sambil
mendengarkan musik. Bagi sebagian siswa, belajar sambil
mendengarkan musik akan mengganggu konsentrasi. Tetapi bagi siswa
yang mempunyai gaya belajar auditorial hal ini sangat membantu
dalam menerima pelajaran. Siswa tipe auditorial suka mendengarkan.
Mereka cenderung lebih mudah mengingat apa yang didiskusikan
daripada yang dilihatnya. Sebagai contoh, pada saat guru menerapkan
metode pembelajaran diskusi kelompok, siswa yang mempunyai gaya
belajar auditorial tentu hasilnya akan lebih baik daripada siswa yang
mempunyai gaya belajar visual. Oleh karena itu, gaya belajar
auditorial juga akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
3. Hubungan Komponen Kinestetik pada Gaya Belajar dengan Prestasi
Belajar Matematika Siswa
Yang dimaksud dengan gara belajar adalah suatu bagaimana siswa
menyerap informasi dengan mudah. Siswa yang mempunyai gaya
belajar kinestetik akan mudah menerima dan menyerap informasi
dengan bergerak dan melakukan aktifitas fisik. Sebagai contoh, siswa
yang mempunyai gaya belajar kinestetik dalam menghafalkan rumus
berbeda dengan siswa yang mempunyai gaya belajar visual dan
auditorial. Siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar
menghafalkan rumus dengan cara bergerak (Bobby De Porter, 2010),
ngetukkan jari, atau menggoyang – goyangkan kaki. Sehingga dengan
tipe belajar dengan penugasan keterampilan dalam kelompok, siswa
yang mempunyai gaya belajar kinestetik akan lebih aktif dan hasilnya
akan lebih baik daripada siswa yang mempunyai gaya belajar visual
dan auditorial. Sehingga dalam hal ini, gaya belajar matematika siswa
akan mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa.
C. Rumusan Hipotesis
Dari yang telah dijelaskan di atas, dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
1. Ada hubungan yang signifikan antara komponen visual pada gaya
belajar dengan prestasi belajar matematika siswa.
2. Ada hubungan yang signifikan antara komponen auditorial pada gaya
belajar dengan prestasi belajar matematika siswa.
3. Ada hubungan yang signifikan antara komponen kinestetik pada gaya
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif, dimana
penelitian ini mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, dan kejadian yang diamati
sebagaimana adanya dan data dikuantifikasi untuk memudahkan analisis. Penelitian
ini juga merupakan penelitian korelasi karena bermaksud untuk menemukan ada
tidaknya hubungan antara komponen visual, komponen auditorial, dan komponen
kinetetik pada gaya belajar dengan prestasi belajar matematika siswa.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah himpunan siswa – siswi kelas VIII SMP
Kanisius Gayam Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 57 siswa.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Penelitian ini menggunakan sampel kelas VIIIA sebanyak 29 siswa.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilakukan di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta
2. Waktu Penelitian
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah konstruk yang sifat-sifat sudah diberi nilai dalam bentuk
bilangan atau konsep yang mempunyai dua nilai atau lebih pada suatu kontinum.
Berdasarkan hubungannya, variabel dapat dibedakan menjadi dua, yaitu variabel
bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau
menjadi penyebab bagi variabel lain. Variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel lain (Iqbal 2008:13).
Penelitian ini menggunakan empat variabel yaitu tiga variabel bebas dan satu
variabel terikat yaitu:
1. Variabel Bebas (X)
X1 : Komponen visual
X2 : Komponen auditorial
X3 : Komponen kinestetik
2. Variabel Terikat (Y)
Y : Prestasi belajar matematika siswa
Definisi masing – masing variabel tersebut adalah sebagai berikut:
1. Variabel Komponen Visual
Gaya belajar ini mengakses citra visual, yang diciptakan maupun diingat.
Warna, hubungan ruang, potret mental, dan gambar menonjol dalam modalitas ini
(Bobbi DePorter: 2010).
2. Variabel Komponen Auditorial
Gaya belajar ini mengakses segala jenis bunyi dan kata yang diciptakan maupun
diingat. Musik, nada, irama, rima, dialog internal, dan suara menonjol disini (Bobbi
3. Variabel Komponen Kinestetik
Gaya belajar ini mengakses segala jenis gerak dan emosi yang diciptakan maupun
diingat. Gerakan, koordinasi, irama, tanggapan emosional, dan kenyamanan fisik
menonjol disini (Bobbi DePorter: 2010).
4. Variabel Prestasi Belajar Matematika
Prestasi belajar matematika dalam penelitian ini adalah kemampuan belajar
yang dicapai dalam hasil nilai matematika yang diperoleh siswa dalam
mengerjakan soal – soal tes prestasi belajar.
E. Metode Pengumpulan Data
1. Bentuk Data
Penelitian ini menggunakan bentuk data dalam skor yang diperoleh dari
kuesioner gaya belajar dan skor yang diperoleh dari hasil tes prestasi belajar
matematika siswa.
2. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di
lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang
memerlukannya (Iqbal 2008:19). Dalam penelitian ini data primer adalah data
kuesioner gaya belajar dan hasil prestasi belajar matematika siswa.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
peneliti dari sumber-sumber yang telah ada (Iqbal 2008:19). Data sekunder
dalam penelitian ini tidak ada karena pengambilan datanya semua
3. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Kuisioner/Angket
Teknik pengumpulan data dengan daftar sejumlah pertanyaan ataupun
pernyataan yang diberikan kepada siswa untuk diisi sesuai dengan keadaan siswa
yang sebenarnya. Penulis menggunakan cara ini untuk mendapatkan data atau
informasi yang berkaitan dengan gaya belajar dan prestasi belajar matematika
siswa.
Ada satu angket dalam penelitian ini yaitu:
a). Angket gaya belajar
Angket lingkungan belajar ini terdiri dari 30 butir pernyataan. Dari 30
butir pernyataan tersebut, terdapat 10 butir pernyataan tentang komponen
visual, 10 butir pernyataan tentang komponen auditorial, dan 10 butir
pernyataan tentang komponen kinestetik. Dalam angket gaya belajar ini,
nomor 1 sampai dengan 10 adalah pernyataan komponen visual, nomor 11
sampai 20 adalah pernyataan komponen auditorial, dan nomor 21 sampai 30
adalah peryataan komponen kinestetik. Angket ini diadaptasi dari buku Bobby
De Porter. Angket gaya belajar siswa ini meliputi beberapa indikator yaitu:
1) Visual
Indikatornya yaitu:
1. Teliti
2. Mengingat dengan gambar
4. Membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh, dan
menangkap detail
5. Perhatiannya tidak mudah terpecah
2) Auditorial
Indikatornya yaitu:
1. Perhatiannya mudah terpecah
2. Belajar dengan cara mendengarkan
3. Meggerakkan bibir/bersuara saat membaca
4. Berdialog secara internal dan eksternal
3) Kinestetik
Indikatornya yaitu:
1. Banyak bergerak
2. Belajar dengan melakukan, menunjuk tulisan saat membaca,
menanggapi secara fisik
3. Mengingat sambil berjalan dan melihat
Pilihan jawaban dalam angket gaya belajar siswa terdiri atas dua alternatif
jawaban yaitu ya dan tidak. Bagi siswa yang menjawab ya, maka akan
mendapatkan skor 1, dan bagi siswa yang menjawab dengan jawaban tidak
maka akan mendapat skor 0. Dari angket ini, dapat diketahui kecenderungan
gaya belajar siswa.
b. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan
untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok. (Arikunto, 2006:150). Dalam
1) Tes Prestasi Belajar Matematika Siswa
Tes Prestasi yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian
seseorang setelah mempelajari sesuatu (Arikunto 2006:151). Dalam penelitian
ini, tes digunakan untuk mengetahui kemampuan prestasi belajar matematika.
c. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara terhadap yang
diwawancarai untuk mendapatkan informasi. Wawancara ini digunakan peneliti
untuk mendalami hasil penelitian ini serta untuk menghitung validitas angket gaya
belajar. Wawancara dilakukan terhadap 6 siswa kelas VIIIA SMP Kanisius
Gayam Yogyakarta yang diambil dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Dua siswa dengan skor angket yang tinggi pada komponen visual
b. Dua siswa dengan skor angket yang tinggi pada komponen auditorial
c. Dua siswa dengan skor angket yang tinggi pada komponen kinestetik
Dalam wawancara ini ditanyakan beberapa hal yang menyangkut tentang gaya
belajar yang mereka pakai dalam mempelajari materi matematika (Lampiran E). Jika
hasil jawaban angket dan jawaban wawancaranya banyak yang sesuai, maka angket
dianggap valid.
F. Instrumen Penelitian
1. Kuesioner
Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner atau angket
untuk memperoleh informasi tentang gaya belajar matematika siswa. Angket gaya
belajar yang digunakan diadaptasi dari buku Bobby De Porter. Gaya belajar yang
komponen visual, komponen auditorial, dan komponen kinestetik. Jenis angket
berdasarkan bentuk pernyataannya yang digunakan adalah angket tertutup yaitu
angket yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban sehingga pengisi
tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih (Arikunto 1991:25).
Pada penelitian ini, menggunakan skala untuk mengukur sikap yaitu skala
guttman. Skala yang digunakan menggunakan dua alternatif pilihan yaitu “ya” dan
“tidak”.
2. Tes Prestasi
Untuk memperoleh informasi tentang hasil prestasi belajar matematika
siswa, penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa tes prestasi.
G. Validasi Instrumen
1. Validasi instrumen kuesioner/angket
a. Validitas
Analisis validitas yang digunakan yaitu dengan melakukan wawancara
kepada sejumlah siswa untuk mencocokkan jawaban pada kuesioner dengan
jawaban wawancara. Soal dianggap valid jika jawaban siswa pada kuesioner
sama dengan jawaban siswa pada saat di wawancara (konsisten) atau tingkat
kesesuaiannya tinggi.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Komponen Visual
Variabel Indikator Butir Soal Jumlah
Positif Negatif
Lebih suka membaca dari pada
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Komponen Auditorial
Variabel Indikator Butir Soal Jumlah
Positif Negatif
Berdialog secara internal dan
eksternal 11, 19, 20 - 3
Jumlah 10
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Komponen Kinestetik
Variabel Indikator Butir Soal Jumlah
Positif Negatif menunjuk tulisan saat membaca, menanggapi secara fisik
22 - 1
Mengingat sambil berjalan dan melihat
21, 27, 28,
29 - 4
Jumlah 10
2. Validasi instrumen tes prestasi belajar matematika
a. Validitas tes prestasi belajar matematika
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto; 2006 : 168). Suatu instrumen yang
valid mempunyai validitas tinggi, dan sebaliknya intrumen yang kurang valid
berarti memiliki validitas rendah.
Langkah – langkah untuk menguji kevalidan suatu soal dengan cara:
1) Hipotesis
H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif antara skor per item dengan
H1 : Terdapat hubungan yang positif antara skor per item dengan jumlah skor (r ≠ 0)
2) Menentukan nilai α
3) Menentukan daerah kritik
H0 ditolak jika rhitung > rtabel
4) Nilai rhitung
r = n XiYi−( Xi)( Yi) n( X2
i)−( Xi)2 n( Y2i)−( Yi)2
5) Kesimpulan
H0 ditolak jika rhitung > rtabel dan dapat disimpulkan bahwa soal valid.
b. Reliabilitas tes prestasi belajar matematika
Suatu instrumen yang reliabel dan dapat dipercaya maka akan
menghasilkan data yang dipercaya juga. Dalam penelitian ini, digunakan
Rumus Alpha untuk menghitung reliabilitas soal (Arikunto, 2006 : 196).
r11 =
−1 1−
� 2 �2
Dengan keterangan:
k = banyaknya soal
r11 = relibilitas instrumen
�2 = jumlah varians butir
�2 = varians total
Kategori :
0,91 – 1,00 : sangat tinggi
0,41 – 0,70 : cukup
0,21 – 0,40 : rendah
< 0,20 : sangat rendah
H. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui korelasi komponen visual, komponen auditorial, dan
komponen kinestetik dari gaya belajar dengan prestasi belajar matematika siswa,
maka dilakukan beberapa teknik analisis data. Teknik analisis data yang dilakukan
yaitu meliputi:
1. Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diteliti
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan uji
Kolmogorov-Smirnov. Langkah-langkah Uji Kolmogorov-Smirnov (Husaini
dan Purnomo, 2008 : 315) adalah sebagai berikut :
1) Merumuskan H0 dan H1
H0 : data berdistribusi normal
H1 : data berdistribusi tidak normal
2) Hipotesis statistik
H0 : F X = F0(X)
H1 : F X ≠F0 (X)
3) Menentukan taraf signifikansi (α = 0,05)
4) Menentukan daerah kritik : �ℎ � ≥ � �
i. Urutkan data dari yang terkecil sampai yang terbesar
ii. Hitung frekuensi untuk setiap pengamatan Xi yang berbeda
iii. Hitung frekuensi kumulatif relatif
SN (Xi) = �
(�)
ℎ
iv. Hitung Zi = � −��
v. Tentukan F0 (Xi) = P (Z ˂ Zi)
vi. Buat tabel berikut ini:
Tabel 3.4 Uji Normalitas
Xi F (Xi) SN (Xi) Zi F0 (Xi) ��− � (�) �� � − 1 − � (�)
vii. Menentukan Dmax
D = ( �� � − � � , �� � − 1 − �0 �
6) Membuat Kesimpulan
HOditerima bila �ℎ � ˂ �∝ dan disimpulkan bahwa data berdistribusi
normal.
2. Koefisien Korelasi
Koefisien koelasi berguna untuk mengukur besarnya kontribusi variabel
bebas terhadap variabel terikatnya, dalam penelitian ini menggunakan rumus
korelasi Pearson (Arikunto, 2006 : 274). Korelasi Pearson dilambangkan (r).
Tabel 3.5 Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199
0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
Sangat Rendah Rendah
Persyaratan yang harus dipenuhi jika menggunakan korelasi Pearson
adalah :
1) Variabel yang dihubungkan mempunyai data yang berdistribusi normal
2) Variabel yang dihubungkan mempunyai data yang linier
3) Variabel yang dihubungkan mempunyai data yang dipilah secara acak
(random)
4) Variabel yang dihubungkan mempunyai pasangan sama dari subjek yang
sama pula
5) Variabel yang dihubungkan mempunyai data interval atau rasio
Langkah – langkah menghitung korelasi Pearson :
Tabel 3.6 Penolong untuk menghitung r
No. Xi Yi X2i Y2i Xi Yi
Σ Xi Σ Yi ΣX2i ΣY2i Σ Xi Yi
Korelasi Pearson dapat dihitung dengan rumus :
r = n XiYi−( Xi)( Yi)
n( X2
i)−( Xi)2 n( Y2i)−( Yi)2
Menentukan besarnya sumbangan variabel X terhadap variabel Y dengan
rumus koefisien determinasi 2 .
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t. Langkah – langkah pengujiannya:
a. Merumuskan hipotesis
H1 :terdapat hubungan yang signifikan (ρ ≠ 0)
b. Menentukan taraf signifikansi (α = 0,05)
c. Menentukan nilai statistik uji D:
t = −2
1− 2
d. Menentukan daerah kritik
H0 ditolak jika t˂ − �
2
atau > ∝
2
e. Membuat kesimpulan Tolak H0 jika t ˂ − �
2
atau > ∝
2
dan dapat disimpulkan bahwa terdapat
34
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian diadakan di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta dan dilaksanakan
pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013. Kuisioner gaya belajar dan tes prestasi
belajar matematika diberikan pada hari Kamis, 29 November 2012 pukul 09.30 di
kelas VIIIB dan pada hari Selasa, 11 Desember 2012 pukul 10.15 di kelas VIIIA.
Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII A dan sampel penelitian
adalah seluruh siswa kelas VIII A.
B. Hasil Uji Coba
Sebelum angket tes prestasi belajar matematika siswa diberikan kepada siswa
kelas VIIIA SMP Kanisius Gayam, dilakukan uji coba terhadap instrumen tersebut.
1. Uji coba tes prestasi belajar matematika siswa
Uji coba tes prestasi belajar matematika siswa dilaksanakan di kelas VIIIB
SMP Kanisius Gayam Yogyakarta pada hari Selasa, 13 November 2012 pukul
08.30 – 10.15 dengan hasil sebagai berikut :
a. Validitas
Tes prestasi sebelum digunakan harus diujicobakan terlebih dahulu dan
dilihat kevalidannya. Validitas instrumen diukur setelah diadakan uji coba
Langkah Uji Validitas
1. Hipotesis
H0 : Tidak terdapat hubungan antara skor per item dengan jumlah skor (r
= 0)
H1 : Terdapat hubungan antara skor per item dengan jumlah skor (r ≠ 0)
2. Taraf signifikansi α : 0,05
3. Menentukan daerah kritik
Dengan n = 28 dan α = 0,05 nilai rtabel = 0,374
H0 ditolak jika rhitung > 0,374
4. Perhitungan nilai rxy
Tabel 4.1 Penolong korelasi
Tabel 4.2 Hasil perhitungan validitas
kemudian peneliti mengkonsultasikan ke dosen sebagai pembimbing skripsi
dan guru mata pelajaran matematika di tempat penelitian skripsi. Dengan
melihat hasil tersebut diputuskan untuk memperbaiki ke empat soal tersebut,
dan untuk soal no 5, 10, 14, 18, dan 20 masuk ke dalam kriteria tidak valid
juga tetapi diputuskan untuk mengganti soal tersebut karena diduga terlalu
sulit.
b. Reliabilitas
Soal yang sudah dihitung validitasnya kemudian dihitung
reliabilitasnya agar diketahui soal tersebut konsisten atau tidak. Reliabilitas tes
prestasi belajar matematika siswa dihitung menggunakan Rumus Alpha
sebagai berikut :
r11 = −1 1− �
2
�2
= 20
mengambil data penelitian sesungguhnya.
C. Data Penelitian
Hasil tes gaya belajar dan tes prestasi belajar matematika dari 29 siswa kelas
VIIIA SMP Kanisius Gayam Yogyakarta adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3 Hasil Tes Gaya Belajar dan Tes Prestasi Belajar Matematika kelas VIIIA No.
Absen
Komponen Gaya Belajar Tes Prestasi Matematika Visual Auditorial Kinestetik
D. Analisis Data
Setelah melalui proses uji coba dan pelaksanaan penelitian, maka dilakukan
pengolahan data dari data yang telah diperoleh. Untuk menguji hipotesis penelitian
dilakukan langkah – langkah :
1. Uji Normalitas
Analisis data statistik parametrik harus memenuhi asumsi normalitas. Pada
penelitian ini menggunakan uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov.
a. Uji normalitas komponen visual
Langkah – langkah uji normalitas Kolmogorov-Smirnov:
1) Merumuskan H0 dan H1
H0 : data berdistribusi normal
H1 : data berdistribusi tidak normal
2) Hipotesis statistik
H0 : F X = F0(X)
H1 : F X ≠F0 (X)
3) Menentukan taraf signifikansi (α = 0,05)
4) Menentukan daerah kritik : �ℎ � ≥ � �
5) Menentukan nilai statistik uji D:
i. Urutkan data dari yang terkecil sampai yang terbesar
ii. Hitung frekuensi untuk setiap pengamatan Xi yang berbeda
iii. Hitung frekuensi kumulatif relatif
SN (Xi) = �
(�) ℎ
iv. Hitung Zi = � −��
vi. Buat tabel berikut ini:
Tabel 4.4 Uji Normalitas Komponen Visual dan Prestasi Belajar
�∝ = 1,36 11 2+ 2
= 1,36 29+29 29 × 29
= 1,36 × 0,2626
= 0,3571
6) Membuat Kesimpulan
HO diterima karena �ℎ � ˂ �∝ dimana 0,1200 ˂ 0,3571 sehingga
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
b. Uji normalitas komponen auditorial
Langkah – langkah uji normalitas Kolmogorov-Smirnov:
1) Merumuskan H0 dan H1
H0 : data berdistribusi normal
H1 : data berdistribusi tidak normal
2) Hipotesis statistik
H0 : F X = F0(X)
H1 : F X ≠F0 (X)
3) Menentukan taraf signifikansi (α = 0,05)
4) Menentukan daerah kritik : �ℎ � ≥ � �
5) Menentukan nilai statistik uji D:
i. Urutkan data dari yang terkecil sampai yang terbesar
ii. Hitung frekuensi untuk setiap pengamatan Xi yang berbeda
iii. Hitung frekuensi kumulatif relatif
SN (Xi) = �
iv. Hitung Zi = � −��
v. Tentukan F0 (Xi) = P (Z ˂ Zi)
vi. Buat tabel berikut ini:
Tabel 4.5 Uji Normalitas Komponen Auditorial dan Prestasi Belajar
vii. Menentukan Dmax
D = ( �� � − � � , �� � − 1 − �0 �
� = (0,0796 , 0,1000) = 0,1000
�∝ = 1,36 1+ 2
1 2
= 1,36 29+29 29 × 29
= 1,36 × 0,2626
= 0,3571
6) Membuat Kesimpulan
HO diterima karena �ℎ � ˂ �∝ dimana 0,1000 ˂ 0,3571 sehingga
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
c. Uji normalitas komponen kinestetik
Langkah – langkah uji normalitas Kolmogorov-Smirnov:
1) Merumuskan H0 dan H1
H0 : data berdistribusi normal
H1 : data berdistribusi tidak normal
2) Hipotesis statistik
H0 : F X = F0(X)
H1 : F X ≠F0 (X)
3) Menentukan taraf signifikansi (α = 0,05)
4) Menentukan daerah kritik : �ℎ � ≥ � �
5) Menentukan nilai statistik uji D:
i. Urutkan data dari yang terkecil sampai yang terbesar
iii. Hitung frekuensi kumulatif relatif
vi. Buat tabel berikut ini:
Tabel 4.6 Uji Normalitas Komponen Kinestetik dan Prestasi Belajar
= 1,36 × 0,2626
= 0,3571
6) Membuat Kesimpulan
HO diterima karena �ℎ � ˂ �∝ dimana 0,1200 ˂ 0,3571 sehingga
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
2. Koefisien Korelasi
Untuk mengukur besarnya hubungan variabel bebas terhadap variabel
terikatnya menggunakan koefisien korelasi product moment yang
dikemukakan oleh Pearson (Husaini dan Purnomo, 2006 : 201).
Komponen Visual dan Prestasi Belajar Matematika
Dengan melihat tabel (Lampiran B.1) maka :
rXY =
n XiYi−( Xi)( Yi)
n( X2
i)−( Xi)2 n( Y2i)−( Yi)2
= 29 10001 − 202 (1462)
29 1450 −(202)2 29 84730 −(1462)2
= −5295 1246 319726
= −5295 19959,58
Komponen Auditorial dan Prestasi Belajar Matematika
Dengan melihat tabel (Lampiran B.2) maka :
rXY = n XiYi−( Xi)( Yi) n( X2
i)−( Xi)2 n( Y2i)−( Yi)2
= 29 7874 − 145 (1462)
29 791 −(145)2 29 84730 −(1462)2
= 16356 1914 319726
= 16356 24738,14
= 0,661
Menentukan besarnya sumbangan variabel X terhadap variabel Y dengan
rumus koefisien determinan sebagai berikut:
��= 2× 100% = 0,6612× 100% = 43,692%
Artinya : hubungan komponen auditorial dengan prestasi belajar hanya sekitar
43,692% dan selebihnya 56,308% ditentukan oleh faktor lain.
Komponen Kinestetik dan Prestasi Belajar Matematika
Dengan melihat tabel (Lampiran B.3) maka :
rXY =
n XiYi−( Xi)( Yi)
n( X2
i)−( Xi)2 n( Y2i)−( Yi)2
= 29 7114 − 145 (1462)
29 799 −(145)2 29 84730 −(1462)2
= −5684 26196,98
=−0,217
3. Uji Hipotesis Koefisien Korelasi
Uji koefisien korelasi digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya
hubungan antar variabel.Uji koefisien korelasi linier sederhana menggunakan
uji korelasi Pearson (r).
Komponen Visual dan Prestasi Belajar Matematika
1. Merumuskan hipotesis
H0 : tidak terdapat hubungan yang signifikan antara komponen visual
dengan prestasi belajar matematika
H1 : terdapat hubungan yang signifikan antara komponen visual dengan
prestasi belajar matematika
2. Hipotesis statistik
H0 :ρ = 0
H1 :ρ≠ 0
3. Ambil α = 0,05
4. Menentukan nilai � = ∝ 2
= 0,025
0,025 = 2,045
5. Menentukan wilayah kritik :
Tolak H0 bila ℎ � > 2,045 atau ℎ � <−2,045
6. Menguji signifikan untuk sampel kecil (n < 30) menggunakan uji t
ℎ � = 1−−22= −0,265
27
7. Menarik kesimpulan :
Terima H0 karena ℎ � > � atau −1,428 > −2,045 dan dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara komponen
visual dengan prestasi belajar matematika.
Komponen Auditorial dan Prestasi Belajar Matematika
1. Merumuskan hipotesis
H0 : tidak terdapat hubungan yang signifikan antara komponen auditorial
dengan prestasi belajar matematika
H1 : terdapat hubungan yang signifikan antara komponen auditorial
dengan prestasi belajar matematika
2. Hipotesis statistik
H0 :ρ = 0
H1 :ρ≠ 0
3. Ambil α = 0,05
4. Menentukan nilai � = ∝ 2
= 0,025
0,025 = 2,045
5. Menentukan wilayah kritik :
Tolak H0 bila ℎ � > 2,045 atau ℎ � <−2,045
6. Menguji signifikan untuk sampel kecil (n < 30) menggunakan uji t
ℎ � = 1−−22= 0,661
27
7. Menarik kesimpulan :
Tolak H0 karena ℎ � > � atau 4,577 > 2,045 dan dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara komponen auditorial dengan
prestasi belajar matematika.
Komponen Kinestetik dan Prestasi Belajar Matematika
1. Merumuskan hipotesis
H0 : tidak terdapat hubungan yang signifikan antara komponen kinestetik
dengan prestasi belajar matematika
H1 : terdapat hubungan yang signifikan antara komponen kinestetik
dengan prestasi belajar matematika
2. Hipotesis statistik
H0 :ρ = 0
H1 :ρ≠ 0
3. Ambil α = 0,05
4. Menentukan nilai � = ∝ 2
= 0,025
0,025 = 2,045
5. Menentukan wilayah kritik :
Tolak H0 bila ℎ � > 2,045 atau ℎ � <−2,045
6. Menguji signifikan untuk sampel besar (n < 30) menggunakan uji t
ℎ � = 1−−22= −0,217
27
7. Menarik kesimpulan :
Terima H0 karena ℎ � > � atau −1,156 > −2,045 dan dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
komponen kinestetik dengan prestasi belajar matematika.
E. Pembahasan
Dari pengamatan data kuantitatif yang berupa skor komponen visual, skor
komponen auditorial, skor komponen kinestetik, dan skor tes prestasi belajar siswa,
diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Data angket komponen visual, komponen auditorial, komponen kinestetik dengan
tes prestasi belajar matematika berdistribusi normal.
a. Berdasarkan perhitungan, skor angket komponen visual dengan skor tes
prestasi belajar matematika diperoleh nilai D maksimum = 0,1200 dan Dtabel
= 0,3571 karena D maksimum kurang dari Dtabel tidak masuk daerah kritik
dan disimpulkan bahwa angket komponen visual dengan tes prestasi belajar
matematika berdistribusi normal.
b. Berdasarkan perhitungan, skor angket komponen auditorial dengan skor tes
prestasi belajar matematika diperoleh nilai D maksimum = 0,1000 dan Dtabel
= 0,3571 karena D maksimum kurang dari Dtabel tidak masuk daerah kritik
dan disimpulkan bahwa angket komponen auditorial dengan tes prestasi
belajar berdistribusi normal.
c. Berdasarkan perhitungan, skor angket komponen kinestetik dengan skor tes
prestasi belajar matematika diperoleh nilai D maksimum = 0,1200 dan Dtabel
dan disimpulkan bahwa angket komponen kinestetik dengan tes prestasi
belajar matematika berdistribusi normal.
2. Hubungan antara komponen visual, komponen auditorial, dan komponen
kinestetik dengan prestasi belajar matematika
a. Hubungan antara komponen visual dengan prestasi belajar matematika
Dalam penelitian ini, tidak diperoleh hubungan yang signifikan antara
tes komponen visual dengan tes prestasi matematika. Ini berarti komponen
visual tidak menjadi satu – satunya penentu keberhasilan siswa dalam
pencapaian prestasi belajar matematika siswa. Faktor – faktor yang
mempengaruhi tes komponen visual memperoleh hubungan yang negatif
dengan tes prestasi matematika dimungkinkan karena pada materi faktorisasi
aljabar jarang ditemui soal menggunakan gambar, sehingga siswa yang
mempunyai kecenderungan menggunakan gaya belajar pada komponen visual
kesulitan untuk mengerjakan soal – soal yang diberikan pada materi faktorisasi
aljabar. Faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar seperti faktor internal
dan eksternal juga mempengaruhi hasil tes belajar siswa. Hal ini dikarenakan
kondisi siswa yang berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda – beda
dan kepribadian siswa yang berbeda – beda. Selain hal itu dapat juga
dikarenakan kesalahan peneliti dalam mengambil data penelitian, misalnya
kesalahan kunci jawaban tes prestasi dan instrumen pengambilan data yang
digunakan belum tepat. Hal lain yang dapat mempengaruhi hasil penelitian
misalnya dalam mengisi angket siswa kurang serius dan dalam mengerjakan
tes prestasi belajar siswa kurang serius mengerjakannya sehingga hasil tes
b. Hubungan antara komponen auditorial dengan prestasi belajar matematika
Dalam penelitian ini, diperoleh hubungan yang signifikan antara tes
komponen auditorial dengan tes prestasi matematika. Nilai koefisien korelasi
sebesar 0,661. Koefisien determinasi 2 = (0,661)2 = 0,43692 berarti bahwa
besarnya sumbangan tes komponen auditorial hanya sebesar 43,692 %
sedangkan 56,308 % disebabkan oleh faktor lain. Ini berarti komponen
auditorial tidak menjadi satu – satunya penentu keberhasilan siswa dalam
pencapaian prestasi belajar matematika siswa.
c. Hubungan antara komponen kinestetik dengan prestasi belajar matematika
Dalam penelitian ini, tidak diperoleh hubungan yang signifikan antara
tes komponen kinestetik dengan tes prestasi matematika. Ini berarti komponen
kinestetik tidak menjadi satu-satunya penentu keberhasilan siswa dalam
pencapaian prestasi belajar matematika siswa. Faktor – faktor yang
mempengaruhi tes komponen kinestetik memperoleh hubungan yang negatif
dengan tes prestasi matematika dimungkinkan karena pada materi faktorisasi
aljabar jarang ditemui soal menggunakan aktifitas fisik, sehingga siswa yang
mempunyai kecenderungan menggunakan gaya belajar pada komponen
kinestetik kesulitan untuk mengerjakan soal – soal yang diberikan pada materi
faktorisasi aljabar. Faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar seperti
faktor internal dan eksternal juga mempengaruhi hasil tes belajar siswa. Hal
ini dimungkinkan karena kondisi siswa yang berasal dari berbagai latar
belakang yang berbeda – beda dan kepribadian siswa yang berbeda – beda.
Selain hal itu dapat juga dikarenakan kesalahan peneliti dalam mengambil data
penelitian, misalnya kesalahan kunci jawaban tes prestasi dan instrumen
mempengaruhi hasil penelitian misalnya dalam mengisi angket siswa kurang
serius dan dalam mengerjakan tes prestasi belajar siswa kurang serius
mengerjakannya sehingga hasil tes prestasi yang diperoleh rendah.
F. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan dalam mengambil data
dalam penelitian.
1. Penelitian bersifat kuantitatif murni sehingga yang dapat disimpulkan hanya besar
hubungan gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik
dengan prestasi belajar matematika.
2. Masih terdapat faktor lain yang belum disertakan, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal lainnya.
3. Hasil penelitian hanya terbatas pada kelas VIII dimana penelitian ini dilakukan
yaitu di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta kelas VIIIA Semester I tahun ajaran
55
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisa data dan pembahasan hasil penelitian yang dilakukan, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara komponen visual dengan
prestasi belajar matematika siswa kelas VIIIA SMP Kanisius Gayam
Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara komponen auditorial dengan
prestasi belajar matematika siswa kelas VIIIA SMP Kanisius Gayam
Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Koefisien korelasinya sebesar 0,661.
3. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara komponen kinestetik dengan
prestasi belajar matematika siswa kelas VIIIA SMP Kanisius Gayam
Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian dan analisa data penulis dapat memberikan saran
dengan harapan dapat bermanfaat.
1. Komponen visual dan komponen kinestetik tidak mempunyai hubungan yang
signifikan dengan prestasi belajar matematika, diharapkan guru matematika
mengetahui kecenderungan gaya belajar siswa, sehingga dalam proses
pembelajaran, guru akan lebih kreatif dalam penyampaian materi sehingga
siswa menjadi lebih memahami materi pelajaran sesuai dengan
2. Komponen auditorial mempunyai hubungan yang signifikan dengan prestasi
belajar matematika, diharapkan pihak sekolah lebih memperhatikan kemajuan
siswa, sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar dengan gaya belajar
masing – masing siswa.
3. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya yang masih ada hubungan dengan
penelitian ini, untuk melakukan penelitian dengan sampel yang lebih besar
supaya mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
4. Penelitian ini hanya meneliti pada tiga komponen gaya belajar saja, untuk itu
diharapkan bagi peneliti selanjutnya bisa meneliti faktor – faktor lainnya
57
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Bobbi De Porter & Mike Hernacki. 2010. Quantum Learning. Bandung : PT Mizan Pustaka.
Bobbi DePorter, Mark Reardon, Sarah Singer – Nourie. 2010. Quantum Teaching. Bandung :
PT Mizan Pustaka.
Djarwanto. (1989). Statistik Nonparametrik Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE.
Gie, The Liang. 1979. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Gordon Dryden & Dr. Jeannette Vos. 2004. Revolusi Cara Belajar (bagian 2). Bandung : PT Mizan Pustaka.
Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Husaini Usman . 2008. Pengantar Statistika. Jakarta : PT.Bumi Aksara.
Husnaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar. 2006. Pengantar Statistik. Yogyakarta : Bumi Aksara.
Iqbal Hasan. 2008. Analisis Data degan Statistik. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Muhibbin Syah. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Nana Sudjana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Sugiyono. (2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Surapranata, Sumarna. 2009. Bandung. 2009. Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Winkle, W. S. (2004). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.
58
Lampiran A.1 Hasil Skor Uji Coba No
Siswa
Skor Butir Soal
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 1 3 1 3 2 3 3 4 3 4 1 4 3 3 1 2 2 1 2 2 48
2 1 2 2 4 1 2 2 3 3 4 2 3 2 2 2 3 1 3 2 3 47
3 5 5 5 2 1 3 1 5 1 1 0 3 4 1 0 4 5 4 5 1 56
4 2 2 1 2 2 2 3 2 4 3 2 2 1 2 1 3 1 2 3 2 42
5 2 5 5 2 1 1 2 4 1 1 1 3 4 1 0 1 4 1 1 1 41
6 5 5 3 2 1 1 2 4 1 0 0 3 4 1 1 1 4 4 2 2 46
7 5 5 3 2 1 1 4 5 1 1 1 1 4 1 3 3 4 4 5 2 56
8 5 5 5 2 1 2 2 4 1 2 3 1 0 4 1 3 2 2 3 1 49
9 1 2 3 2 2 2 4 1 2 3 2 2 1 2 2 2 2 3 2 3 43
10 5 5 5 2 1 1 2 5 2 1 2 3 4 1 1 3 4 1 2 1 51
11 5 5 5 2 0 1 2 5 0 2 0 2 4 1 1 1 3 4 5 1 49
12 1 3 2 2 2 2 4 1 2 3 1 4 2 3 3 2 3 2 1 3 46
13 5 5 5 2 1 1 2 5 2 0 0 3 4 1 0 1 4 4 1 1 47
14 1 1 2 2 2 3 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 3 2 1 3 37
15 5 5 5 2 1 1 2 5 1 0 2 3 1 2 0 1 1 4 1 0 42
16 5 4 5 2 0 4 2 5 1 1 1 2 4 1 1 2 5 1 1 1 48
17 2 1 2 2 2 3 1 1 1 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 1 42
18 3 1 1 2 2 3 4 1 2 1 2 3 2 2 2 4 2 3 3 1 44
19 1 2 3 2 2 3 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 3 37
20 2 1 4 2 1 1 5 5 1 1 1 1 4 0 0 2 4 1 1 1 38