• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Sistem Uang Kuliah Tunggal Terhadap Partisipasi Berorganisasi (Studi Kasus Mahasiswa Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Sistem Uang Kuliah Tunggal Terhadap Partisipasi Berorganisasi (Studi Kasus Mahasiswa Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1999. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto,Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka

Cipta

Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya: Airlangga Universitas Press.

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2003. Undang-undang Republik

Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Biro

Hukum dan Organisasi Sekretariat Jendral Departemen Pendidikan Nasional (Tidak

diperdagangkan)

Drost, J. 1993. Menjadi Pribadi Dewasa dan Mandiri: Beberapa Pemikiran tentang

Pembentukan Generasi Muda. Yogyakarta: Kanisius (Anggota IKAPI)

Gitosudarmo, I. 1997. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta: BPFE

Kreitner, R & Kinicki. 2005. Organizational Behavior. New York: Irwin Mc Graw Hill (Edisi

Delapan)

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 Tentang Pendidikan Tinggi.

Undang-Undang Dasar RI Tahun 1945.

Pernando, Dedi. 2010. Perbedaan Aspek yang Mempengaruhi Minat Berorganisasi Antara

Kepribadian Tipe A dan Kepribadian Tipe B (Studi Pada Anggota Komunitas

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta). Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas

(2)

Setia, Wahyu Ningsih. 2008. Hubungan antara Minat Berorganisasi dengan Asertifitas pada

Mahasiswa (Studi Pada Mahasiswa Universitas Islam 45 Bekasi yang mengikuti

Organisasi). Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Islam 45 Bekasi

Rukminto, Adi Isbandi. 1994. Psikologi, pekerjaan Sosial, dan Ilmu Kesejahteraan Sosial.

Jakarta: Grafindo Persada

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Usman, Husnaini, dan Akbar Setiadi Purnomo. 2003. Pengantar Statistika. Jakarta: PT. Bumi

(3)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survey yang

bersifat kuantitatif. Dalam penelitian survey, informasi dikumpulkan dari responden dengan

menggunakan kuisioner. Umumnya, penelitian survey dibatasi pada penelitian yang datanya

dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi. Hal ini berbeda dari

sensus yang informasinya dikumpulkan dari seluruh populasi. (Singarimbun, 1989: 3)

Metode survey digunakan dalam evaluasi program dengan maksud mengumpulkan,

menggambarkan data, metode ini berguna mengungkap situasi atau peristiwa dari akumulasi

informasi yang deskriptif. Metode survey dapat menjadi bagian dari metode deskriptif dan

digunakan dalam evaluasi dengan mengumpulkan data dari sampel dengan menggunakan

instrumen pengumpulan data, yaitu angket sehingga hasil pengolahan data dapat mewakili

populasi yang relatif besar jumlahnya.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara. Alasan peneliti memilih Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara sebagai lokasi penelitian karena lokasi tersebut merupakan tempat dengan

(4)

3.3 Populasi Dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah seluruh objek yang diteliti dan jika salah dalam menentukan populasi,

maka dalam penarikan sampelnya juga akan salah. (Suyanto dan Sutinah, 2007: 139) Dalam

setiap penelitian, populasi yang dipilih erat hubungannya dengan masalah yang akan diteliti.

Selain itu, populasi dapat juga diartikan sebagai keseluruhan objek penelitian yang dapat

berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap, dan hidup

sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian. (Bungin, 2005: 10) Dalam

penelitian ini, yang dimaksud dengan populasi adalah mahasiswa/i angkatan 2013 dan 2014

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan anggota atau bagian dari populasi yang mewakili populasi untuk

diteliti, sehingga dengan mempelajari sampel dan memahami karakteristiknya memungkinkan

untuk menggeneralisasikan karakteristik tersebut dari seluruh anggota populasi. Pengambilan

sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik stratified random

sampling, di mana teknik pengambilan sampel berdasarkan strata atau tingkatan, di mana

mahasiswa/i dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut:

(5)

No Keterangan JumlahMahasiswa

1

Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

tahun 2013

Antropologi 110

Ilmu Politik 121

Sosiologi 119

Ilmu Kesejahteraan Sosial 121

Administrasi Negara 190

Ilmu Komunikasi 165

Administrasi Bisnis 204

Perpajakan 173

1.203 2 Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik tahun 2014 Antropologi 127

Ilmu Politik 82

Sosiologi 74

Ilmu Kesejahteraan Sosial 131

Administrasi Negara 140

Ilmu Komunikasi 203

(6)

Administrasi Bisnis 132

Perpajakan 138

Jumlahmahasiswa/i yang dapatdijadikansampelpenelitian 2.230

Sumber : Penulis (2015)

Dalam menentukan jumlah sampel, peneliti menggunakan rumus penarikan sampel

Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%. (Rakhmat, 2002: 82)

Dengan menggunakan rumus penarikan sampel Taro Yamane, maka diperoleh jumlah

sampel yang dijadikan responden pada penelitian ini yakni sebanyak 95 orang. Agar lebih

jelasnya, dapat dilihat dari perhitungan jumlah sampel sebagai berikut:

n =

Keterangan:

n = sampel

N = populasi

d = presisi (10%)

Berdasarkan rumus tersebut maka penarikan jumlah sampel pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

n =

n =

n =

n = 95

Untuk mengambil sampel yang akan dijadikan sebagai responden sebanyak 95 orang

(7)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Instrumen atau alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner yang

berisi daftar pertanyaan serta pedoman wawancara untuk kepentingan kelengkapan penjelasan

(eksplanasi) data primer, termasuk untuk kepentingan pengamatan.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terbagi dalam dua sumber, yaitu:

1. Data primer yaitu data mengenai variabel utama yang meliputi beberapa indikator

variabel yang diteliti. Data atau informasi ini diperoleh melalui wawancara (panduan

kuisioner) dengan responden yang merupakan mahasiswa aktif di fakultas ilmu sosial dan

ilmu politik universitas sumatera utara yang berhubungan dengan sistem UKT

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua yang kita butuhkan (Burhan

Bungin, 2004). Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan yaitu mengumpulkan data

atau informasi dari buku-buku, jurnal yang diperoleh dari perpustakaan maupun situs

internet, dan dokumen lain yang dianggap relevan dengan permasalahan dalam penelitian

ini.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan dipresentasikan. (Singarimbun, 1995: 263). Data yang diperoleh dari hasil

penelitian akan dianalisis dalam beberapa tahap analisis, yaitu:

a. Analisis tabel tunggal

Merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian

ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan

langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari dua kolom yaitu kolom sejumlah

frekuensi dan kolom presentase untuk setiap kategori. (Singarimbun, 1995: 226)

(8)

Teknik yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel yang satu mempunyai

hubungan dengan yang lain sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif

atau negatif. (Singarimbun, 1995: 273) Selanjutnya untuk memperoleh nilai yang jelas dari

variabel yang dimaksud, maka perlu terlebih dahulu ditabulasikan bentuk tabel atau

penentuan skor.

3.6 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dirancang akan dilakukan selama rentang waktu bulan Desember 2014

sampai dengan bulan April 2015.

3.6.1 Tabel Jadwal Penelitian

No. Kegiatan

Bulan ke

8 9 10 11 12

1. Pra observasi 

2. Acc judul 

3. Penyusunan proposal penelitian 

4. Seminar proposal penelitian 

5. Revisi proposal penelitian 

6. Penelitian lapangan  

7. Pengumpulan dan anlisis data 

8. Bimbingan 

9. Penulisan laporan akhir  

(9)

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS DATA PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah dan Gambaran Umum Universitas Sumatera utara

Sejarah Universitas Sumatera Utara (USU) dimulai dengan berdirinya Yayasan

Universitet Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni 1952. Pendirian yayasan ini dipelopori oleh

Gubernur Sumatera Utara untuk memenuhi keinginan masyarakat Sumatera Utara khususnya

dan masyarakat Indonesia umumnya. Yayasan ini diurus oleh suatu Dewan Pimpinan yang

diketuai langsung oleh Gubernur Sumatera Utara, dengan susunan sebagai berikut: Abdul

Hakim (Ketua); Dr. T. Mansoer (Wakil Ketua); Dr. Soemarsono (Sekretaris/Bendahara); Ir.

R. S. Danunagoro, Drh. Sahar, Drg. Oh Tjie Lien, Anwar Abubakar, Madong Lubis, Dr.

Maas, J. Pohan, Drg. Barlan, dan Soetan Pane Paruhum (Anggota). Sebenarnya hasrat untuk

mendirikan perguruan tinggi di Medan telah mulai sejak sebelum Perang Dunia-II, tetapi tidak

disetujui oleh pemerintah Belanda pada waktu itu. Pada zaman pendudukan Jepang, beberapa

orang terkemuka di Medan termasuk Dr. Pirngadi dan Dr. T. Mansoer membuat rancangan

perguruan tinggi Kedokteran. Setelah kemerdekaan Indonesia, pemerintah mengangkat Dr.

Mohd. Djamil di Bukit Tinggi sebagai ketua panitia. Setelah pemulihan kedaulatan akibat

clash pada tahun 1947, Gubernur Abdul Hakim mengambil inisiatif menganjurkan kepada

rakyat di seluruh Sumatera Utara mengumpulkan uang untuk pendirian sebuah universitas di

daerah ini.

Pada tanggal 31 Desember 1951 dibentuk panitia persiapan pendirian perguruan tinggi

(10)

Danunagoro, dan sekretaris Mr. Djaidin Purba. Selain Dewan Pimpinan Yayasan, Organisasi

USU pada awal berdirinya terdiri dari: Dewan Kurator, Presiden Universitas, Majelis Presiden

dan Asesor, Senat Universitas, dan Dewan Fakultet. Sebagai hasil kerja sama dan bantuan

moril dan material dari seluruh masyarakat Sumatera Utara yang pada waktu itu meliputi juga

Daerah Istimewa Aceh, pada tanggal 20 Agustus 1952 berhasil didirikan Fakultas Kedokteran

di Jalan Seram dengan dua puluh tujuh orang mahasiswa diantaranya dua orang wanita.

Tanggal 20 Agustus 1952 telah ditetapkan sebagai hari jadi atau Dies Natalis USU yang

diperingati setiap tahun. Kemudian 2 tahun berikutnya fakultas yang ada kemudian bertambah

dengan berdirinya Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat (1954), Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan (1956), dan Fakultas Pertanian (1956).

Pada tanggal 20 November 1957, USU diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia

Dr. Ir. Soekarno menjadi universitas negeri yang ketujuh di Indonesia. Dan seiring dengan

berjalannya Universitas Sumatera Utara terus melakukan penambahan fakultas seperti

Fakultas Kedokteran Gigi (1961), Fakultas Sastra (1965), Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam (1965), Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik (1982), Sekolah

Pascasarjana (1992), Fakultas Kesehatan Masyarakat (1993), Fakultas Farmasi (2007),

Fakultas Psikologi (2008), dan Fakultas Keperawatan (2009).

Pada tahun 2003, USU berubah status dari suatu perguruan tinggi negeri (PTN)

menjadi suatu perguruan tinggi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Perubahan status USU

dari PTN menjadi BMHN merupakan yang kelima di Indonesia. Sebelumnya telah berubah

status UI, UGM, ITB dan IPB pada tahun 2000. Setelah USU disusul perubahan status UPI

(2004) dan UNAIR (2006). Dalam perkembangannya, beberapa fakultas di lingkungan USU

telah menjadi embrio berdirinya tiga perguruan tinggi negeri baru, yaitu Universitas Syiah

Kuala di Banda Aceh, yang embrionya adalah Fakultas Ekonomi dan Fakultas Kedokteran

Hewan dan Peternakan USU di Banda Aceh. Kemudian disusul berdirinya Institut Keguruan

(11)

Universitas Negeri Medan (UNIMED) yang embrionya adalah Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan USU. Setelah itu, berdiri Politeknik Negeri Medan (1999), yang semula adalah

Politeknik USU.

Pada tahun 2013 pemerintah kembali membuat rumusan program pendidikan untuk

perguruan tinggi yang merupakan buah hasil dari perubahan status PTN, seluruh bentuk

rumusan mengenai PTN termaktub dalam program UANG KULIAH TUNGGAL (UKT)

sesuai dengan peraturan kementrian pendidikan dan kebudayaan (PERMENDIKBUD) no. 55

tahun 2013. Kebijakan UKT ini pada dasarnya merupakan implementasi dari Undang-Undang

No. 12 Tahun 2012 tentang Undang – Undang Perguruan Tinggi (UU PT) yang terbit pada

Agustus 2012. Di Universitas Sumatera Utara sendiri program ini baru di berlakukan pada

tahun ajaran baru 2013, Berdasarkan Surat Edaran Dirjen Dikti Nomor 97/E/KU/2013

tertanggal 5 Februari 2013, menginstruksikan kepada seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia

untuk melakukan dua hal yakni menghapus uang pangkal serta menetapkan dan melaksanakan

tarif Uang Kuliah Tunggal bagi mahasiswa baru S1 dan D3 Reguler mulai tahun akademik

2013/2014. Yang artinya mahasiswa baru yang lulus di PTN ini akan dikenakan program

akademik baru yaitu UKT.

(12)

Adapun pimpinan universitas dari tahun 1958 – sekarang adalah :

1957-1958 Prof. Dr. Ahmad Sofian, Presidium

1958-1962 Z. A. Soetan Koemala Pontas, Ketua Presidium

1962-1964 Prof. Mr. Mahadi, Ketua Presidium

1964-1965 Ulung Sitepu, Presidium

1965-1966 Drg. Nazir Alwi, Rektor

1966 (Mei-Nov) Prof. Dr. S. Hadibroto, M.A., Pejabat Rektor

1966-1970 Dr. S. Harnopidjati, Rektor

1970-1978 Harry Suwondo, SH, Rektor

1978 (Mei-Juli) O. K. Harmaini, SE, Ketua Rektorium

1978-1986 Dr. A. P. Parlindungan, SH, Rektor

1986-1994 Prof. M. Jusuf Hanafiah, Rektor

1994-2010 Prof. Chairuddin P. Lubis, D.T.M.&H., Sp.A.(K), Rektor

2010-2015 Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc.(CTM), Sp.A.(K)

4.1.3. Sejarah dan Perkembangan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) merupakan fakultas ke sembilan di

lingkungan Universitas Sumatera Utara (USU). Prakarsa pendirian FISIP USU berasal dari

beberapa dosen dalam bidang Ilmu Sosial, Administrasi , dan Manajemen yang berada di

Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum pada tahun 1979. Prakarsa pendirian FISIP USU berasal

dari beberapa dosen dalam bidang Ilmu Sosial, Administrasi, dan Manajemen yang berada di

Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Hukum pada tahun 1979.

Persiapan proposal pendirian dilakukan oleh Drs. M. Adham Nasution, Asma Affan

(13)

Berdasarkan proposal tersebut Rektor USU Dr. AP Parlindungan, S.H memperjuangkan agar

di USU didirikan FISIP. Pada tahun 1980 mulanya FISIP USU merupakan Jurusan Ilmu

Pengetahuan Masyarakat di Fakultas Hukum USU. Para pendiri FISIP ini sepakat untuk

mengangkat Drs. M. Adham Nasution sebagai Ketua Jurusan dan ditetapkan berdasarkan

Surat Keputusan Rektor USU Nomor 1181/PT05/C.80 tertanggal 1 Juli 1980.

Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat ini pertama kali menerima mahasiswa melalui

ujian SIPENMARU pada tahun ajaran 1980/1981 dengan jumlah mahasiswa sebanyak 75

orang. Kegiatan perkuliahan pertama kali dimulai tanggal 18 Agustus 1980 yang

pembukaannya diresmikan oleh Rektor USU Prof. Dr. AP Parlindungan,SH di gedung

perkuliahan Fakultas Kedokteran Gigi USU, dan perkuliahan selanjutnya dilaksanakan sore

hari di gedung tersebut. Walaupun Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat merupakan salah

satu jurusan di Fakultas Hukum USU, namun kegiatan perkuliahan dan kegiatan administrasi

jurusan tidak dilaksanakan di Fakultas Hukum USU. Kegiatan administrasi dilaksanakan di

salah satu ruangan BAAK USU yang sekarang merupakan gedung Fakultas Sastra USU.

Selanjutnya pada tanggal 7 April 1983 kegiatan administrasi jurusan dipindahkan ke gedung

Biro Rektor yang sekarang merupakan gedung Pusat Komputer. Jurusan Ilmu Pengetahuan

Masyarakat merupakan ‘embrio’ (cikal bakal) berdirinya FISIP USU.

Berkat perjuangan dan usaha, yang dilakukan pendiri FISIP USU, maka dua tahun

kemudian tahun 1982, keluarlah Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 36

tahun 1982 tanggal 7 September 1982. Dalam Surat Keputusan tersebut dicantumkan Fakultas

Ilmu Sosial Politik Universitas Sumatera Utara yang merupakan fakultas ke- 9 di USU.

Semua mahasiswa yang terdaftar pada Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat tersebut

menjadi mahasiswa FISIP USU.

Pada tahun ajaran pertama ini para pendiri FISIP ini sepakat untuk mengusulkan Drs.

M. Adham Nasution sebagai Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat. Melalui utusan

(14)

1982, terbitlah Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1982, tanggal

7 September 1982 Tentang Susunan Organisasi Universitas Sumatera Utara, dimana dalam

surat keputusan tersebut dicantumkan bahwa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara merupakan Fakultas ke sembilan atau Fakultas yang terakhir di

USU. Sehubungan dengan itu maka Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat yang berada di

bawah Fakultas Hukum USU berubah statusnya menjadi Fakultas. Semua mahasiswa yang

terdaftar pada jurusan tersebut otomatis menjadi mahasiswa FISIP USU. Pada waktu itu

mahasiswa yang kuliah di FISIP USU belum dibagi ke dalam jurusan-jurusan, karena

ketentuan jurusan yang akan dibuka di FISIP USU belum ada. Saat ini FISIP USU berada di

Jl. Dr. A. Sofian No. 1 Kampus USU. Bersebelahan dengan Fakultas Ekonomi, dan

berseberangan dengan Fakultas Pertanian USU.

Setelah Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat Fakultas Hukum USU ditetapkan

menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, maka secara

otomatis pula Drs. M. Adham Nasution sebagai Ketua Jurusan sudah habis masa jabatannya

dan pada FISIP USU yang baru berdiri belum mempunyai Dekan. Dalam rangka

pengembangan FISIP USU tersebut, maka dibentuklah satu panitia persiapan pemilihan

Dekan FISIP USU dengan Surat Keputusan Rektor USU Nomor 573/PT05/C.82 tertanggal 19

Oktober 1982. tujuan dari pembetukan panitia tersebut adalah untuk memilih Dekan yang

akan memimpin FISIP USU. Dalam rapat tersebut dengan suara bulat menyetujui Drs. M.

Adham Nasution sebagai Pejabat Sementara Dekan FISIP USU. Kemudian pada tanggal 1

Maret 1983 terbitlah Surat Keputusan Rektor tentang Pengangkatan saudara Drs. M. Adham

Nasution sebagai Pejabat Sementara Dekan FISIP USU dengan Nomor 64/PT05/SK/C.83.

sedangkan Pejabat Sementara Para Pembantu Dekan yang diangkat sebagai pejabatnya

adalah:

1. Pembantu Dekan I : T. Daoed Ahmad, S.H.

(15)

3. Pembantu Dekan III : Dra. Nurlela Ketaren

Pada Tahun Akademi 1982/1983 jumlah mahasiswa yang diterima pada FISIP USU adalah

sebanyak 73 orang.

Pada tanggal 7 April 1983 kegiatan administarsi FISIP USU dipindahkan ke Gedung

Biro Rektor USU Lantai I, yang sekarang merupakan Gedung Pusat Komputer yang terletak

di Jalan Universitas Kampus USU. Pada bulan Oktober 1983 FISIP USU yang untuk pertama

kalinya melantik sebanyak 24 orang sarjana muda dari mahasiswa angkatan 1980/1981.

Sedangkan pelantikannya diadakan di Gelanggang Mahasiswa Jalan Universitas Kampus

USU Medan.

Sesuai dengan perkembangannya sebagai suatu fakultas, FISIP USU mengusulkan

agar dapat membuka beberapa jurusan. Pada tahun 1983 berdasarkan Surat Keputusan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0535/0/83 tentang jenis dan

jumlah Fakultas di lingkungan USU, disebutkan bahwa FISIP USU terdiri dari lima jurusan

yaitu:

1. Jurusan Ilmu Administrasi Negara

2. Jurusan Ilmu Komunikasi

3. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial

4. Jurusan Sosiologi

5. Jurusan Antropologi

Namun demikian, pembukaan kelima jurusan tersebut dilakukan secara bertahap hal

ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

Mengingat juga terbatasnya jumlah tenaga pengajar (dosen) yang ada, dan terbatasnya disiplin

ilmu yang dimiliki dosen pada masing-masing jurusan, maka jurusan yang pertama dibuka

(16)

Bagi mahasiswa angkatan 1980/1981 yang sebelumnya tidak memiliki jurusan sampai

semester VI, maka pada semester VII mereka diwajibkan untuk memilih salah satu dari dua

jurusan yang ada.

Berdasarkan kedua jurusan yang telah dibuka pada FISIP USU, maka melalui

SIPENMARU, FISIP USU menambah jumlah penerimaan mahasiswa. Adapun jumlah

mahasiwa yang diterima pada Tahun Akademik 1983/1984 yaitu sebanya 74 orang.

Setelah tiga tahun berdiri yaitu pada tahun 1983 Drs M. Adham Nasution yang

sebelumnya adalah sebagai Pejabat Sementara Dekan, diangkat menjadi Dekan FISIP USU

yang pertama berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 77121/C.I/83 dengan masa periode 1983-1986.

Pada periode ini Dekan sebagai pimpinan fakultas menunjuk para pembantunya yaitu sebagai

berikut:

1. Pembantu Dekan I : Dra. Arnita Zainuddin

2. Pembantu Dekan II : Drs. Haniful Chair Nasution

3. Pembantu Dekan III : Drs. Arifin Siregar

Pada tahun 1983 berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 4/K.

Tahun 1982 Drs. M. Adham Nasution diangkat sebagai Guru Besar pertama pada FISIP USU.

Melalui Proyek Pengembangan Pendidikan Tinggi (P3T) di USU, maka pada tahun

1984 gedung FISIP USU telah selesai dibangun di Jalan Dr. A. Sofyan No. 1 Kampus USU.

Dengan selesainya gedung baru tersebut, maka pada tanggal 18 Agustus 1984 baik itu

kegiatan perkuliahan maupun kegiatan administrasi yang menunjang pendidikan dan

pengajaran dipindahkan ke gedung baru tersebut.

Pada Tahun Akademik 1984/1985 mahasiswa yang diterima melalui SIPENMARU

berjumlah 71 orang pada dua jurusan yaitu Jurusan Ilmu Administrasi dan Jurusan Ilmu

(17)

Pada bulan Februari tahun 1985 FISIP USU berhasil mecetak alumni pertamanya sebanyak 10

orang terdiri dari 3 orang Jurusan Ilmu Komunikasi atas nama Suwardi Lubis, Mukti

Sitompul, dan Ahmad Daud Siregar. Sedangkan 7 orang dari Jurusan Ilmu Administrasi yaitu

atas nama Zakaria, Marlon Sihombing, Ridwan Rangkuti, Rasyudin Ginting, Tunggul

Sihombing, Henry Lubis, dan Panca Ria Sembiring. Pelantikan terhadap kesepuluh orang ini

diadakan pada 8 Maret1985 di Gedung Perkuliahan FISIP USU.

Jumlah keseluruhan alumni yang dihasilkan FISIP USU pada tahun 1985 adalah

sebanyak 36 orang terdiri dari 25 orang Jurusan Ilmu Administrasi dan 11 orang Jurusan Ilmu

Komunikasi.

Pada Tahun Akademik 1985/1986, karena kedua jurusan tersebut dianggap sudah

mapan, maka pada tahun akademik ini dibuka pula Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial.

Pada Tahun Akademik 1985/1986 FISIP USU melakukan kerjasama dengan

Departemen Dalam Negeri yaitu dalam rangka pendidikan lanjutan bagi pegawai Depdagri

yang memiliki Ijazah Sarjana Muda sebagai mahasiswa Tugas Belajar untuk mengikuti

perkuliahan pada jenjang strata-I atau Sarjana. Pada tahun pertama FISIP USU menerima

mahasiswa Tugas Belajar sebanyak 26 orang.

Kemudian pada Tahun Akademik 1986/1987 FISIP USU menambah lagi dua jurusan

yaitu Jurusan Sosiologi dan Jurusan Antropologi. Mahasiswa Jurusan Antropologi yang

diterima adalah mahasiswa pindahan dari Fakultas Sastra USU berdasarkan Surat Keputusan

Rektor USU Nomor 163/PTO5/SK/Q.86 tanggal 14 Mei 1986.

Dalam perpindahan ini semua kegiatan administrasi dan kemahasiswaan yang terdaftar di

Jurusan Antropologi pada Fakultas Sastra USU dipindahkan ke FISIP USU, kecuali

mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi dan mengikuti perkuliahan pada semester VIII,

(18)

Pada Tahun Akademik 1986/1987 jumlah mahasiswa yang diterima di FISIP USU

sebanyak 375 orang terdiri dari 333 orang mahasiswa Reguler dan 42 orang mahasiswa Tugas

Belajar.

Setelah menjalani periode pertama yaitu tahun 1983-1986 sebagai Dekan FISIP USU,

maka pada tahun 1986 tersebut Prof. M. Adham Nasution diusulkan kembali menjadi Dekan

FISIP USU. Selanjutnya melalui Surat Keputusan Mendikbud Nomor 79511/A.2/C/1986,

tanggal 23 Oktober 1986 mengangkat kembali Prof. M. Adham Nasution sebagai Dekan

FISIP USU untuk kedua kalinya yaitu periode 1986-1989.

Pada periode ini Dekan sebagai pimpinan Fakultas menunjuk para pembantunya yaitu

sebagai berikut:

Pembantu Dekan I : Nurhaina Burhan, S.H

Pembantu Dekan II : Drs. Armyn Sipahutar

Pembantu Dekan III : Dra. Irmawati Soeprapto

Pada Tahun Akademi 1987/1988 FISIP USU telah memiliki lima jurusan yaitu Ilmu

Administrasi, Ilmu Komunikasi, Ilmu Kesejahteraan Sosial, Sosiologi, dan Antropologi.

Jumlah mahasiswa yang diterima pada Tahun Akademik 1987/1988 adalah sebanyak

205 orang. Terdiri dari 161 orang mahasiswa Reguler dan 44 orang mahasiswa Belajar.

Pada tahun 1987 jumlah alumni yang dihasilkan FISIP USU sebanyak 91 orang terdiri dari 51

orang Jurusan Ilmu Admnistrasi, 15 orang Jurusan Ilmu Komunikasi, dan 25 orang Jurusan

Ilmu Kesejahteraan Sosial.

Pada Tahun Akademik 1988/1989 FISIP USU menerima mahasiswa sebanyak 241

orang yang terdiri dari 197 orang mahasiswa Reguler dan 44 orang mahasiswa Belajar.

Jumlah alumni yang dihasilkan FISIP USU pada tahun 1988 adalah sebanyak 125 orang.

Pada Tahun Akademik 1989/1990 FISIP USU menerima mahasiswa sebanyak 207

orang yang kesemuanya adalah mahasiswa Reguler. Jumlah alumni FISIP USU pada tahun

(19)

Pada tahun 1990, masa periode jabatan Dekan untuk yang kedua kalinya sudah

berakhir. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku bahwa jabatan Dekan hanya maksimal

selama 2 periode.

Pada proses pemilihan Dekan selanjutnya, FISIP USU melalui senat melakukannya

secara voting. Dari hasil voting tersebut, yang terpilih menjadi Dekan adalah Dr. Asma Affan,

MPA, yang selanjutnya untuk diusulkan ke Mendikbud atas rekomendasi Rektor.

Berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud Nomor 20208/A2.I.2/C/1990, tanggal 14

Maret 1990 diangkatlah saudara Dr. Asma Affan, MPA sebagai Dekan FISIP USU masa

periode 1990-1993. Pada periode ini Dekan sebagai pimpinan Fakultas menunjuk para

pembantunya yaitu sebagai berikut:

Pembantu Dekan I : Drs. Rahim Siregar, M.A

Pembantu Dekan II : Dra. Arnita Zainuddin

Pembantu Dekan III : Drs. Siswo Suroso

Pada Tahun Akademik1990/1991 jumlah mahasiswa yang diterima di FISIP USU

adalah sebanyak 233 orang. Jumlah alumni yang dihasilkan FISIP USU tahun 1990 adalah

sebanyak 135 orang.

Pada Tahun Akademik 1991/1992 jumlah mahasiswa yang diterima di FISIP USU

sebanyak 237 orang. Pada tahun 1991 jumlah alumni yang dihasilkan FISIP USU sebanyak

108 orang.

Berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud Nomor 520931/A2.I2/C/1993 tanggal 20

Agustus 1993, maka Drs. Amru Nasution diangkat sebagai Dekan FISIP USU untuk masa

periode 1993-1996. Pada periode ini Dekan sebagai pimpinan Fakultas menunjuk para

pembantunya sebagai berikut:

Pembantu Dekan I : Dra. Nurwida Nuru

Pembantu Dekan II : Dra. Irmawati Soeprapto

(20)

Setelah 3 tahun masa jabatan Dekan FISIP USU, maka tahun 1996 dibentuklah Panitia

Pemilihan Calon Dekan yang baru. Dari hasil rapat Senat yang dilaksanakan ternyata Drs.

Amru Nasution diusulkan kembali sebagai calon tunggal masa periode 1996-1999.

Berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud Nomor 51141/A2.I2/KP/1996 tanggal 23

September 1996 Drs. Amru Nasution diangkat kembali sebagai Dekan FISIP USU, dengan

menunjuk para pembantunya:

Pembantu Dekan I : Dra. Nurwida Nuru

Pembantu Dekan II : Drs. Subilhar, MA

Pembantu Dekan III : Drs. Sakhyan Asmara

Pada tahun 1999 masa jabatan Dekan FISIP USU tlah berakhir. Drs. Amru Nasution

sebagai Dekan tidak dapat lagi mencalonkan diri untuk ketiga kalinya. Melalui Rapat Senat

FISIP USU, ternyata yang terpilih sebagai Dekan FISIP USU adalah Drs. Subilhar, MA yang

selanjutnya diusulkan ke Mendikbud atas rekomendasi Rektor. Berdasarkan Surat Keputusan

Rektor Nomor 1998/JO5/KP/1999 tanggal 9 Desember, Drs. Subilhar, MA diangkat sebagai

Dekan FISIP USU masa periode 1999-2003.

Dalam perkembangan selanjutnya pada tahun 2001/2002 FISIP USU mengusulkan

kembali agar menambah jurusan yang baru yaitu Jurusan Ilmu Politik. Berdasarkan Surat Izin

Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Nomor 2809/D/T/2001 tanggal 30 agustus 2001

dibukalah jurusan tersebut.

Melalui rapat senat tanggal 25 April 2001 FISIP USU kembali mengusulkan ke Rektor USU

agar FISIP USU membuka program baru yaitu Program Extension yang berada di bawah

naungan masing-masing jurusan yang ada di FISIP USU.

4.1.4. Program Studi

Pada tahun 1983 dengan surat Keputusan Menteri Pendidikan dna Kebudayaan RI Nomor

(21)

Sumatera Utara, disebutkan bahwa FISIP USU mempunyai 5 (lima) jurusan dengan urutan

sebagai berikut:

1. Jurusan Ilmu Administrasi Negara

2. Jurusan Ilmu Komunikasi

3. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial

4. Jurusan Sosiologi

5. Jurusan Antropologi

Pada tahun Akademik 1995/1996, FISIP USU membuka Program Diploma I (DI) dan

Program Diploma II (DII), bekerjasama dengan Direktorat Jendral Pajak. Pada Tahun ajaran

2000/2001 program DI Administrasi Perpajakan tidak menerima mahasiswa baru lagi, dengan

jumlah alumni FI seluruhnya adalah 153 orang.

Pada tahun akademik 2001/2002 telah dibuka Program Studi Ilmu Politik berdasarkan

SK No.616/J05/SK/PP/2002 dan telah menerima sejumlah 60 mahasiswa. Selang tujuh tahun

tepatnya tahun 2009 terjadi penambahan Program Studi Jurusan Administrasi Bisnis/Niaga

Hingga sekarang ini pada tahun akademik 2013/2014 Program Studi di Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik USU mempunyai 8 (delapan) jurusan, yaitu:

1. Jurusan Ilmu Administrasi Negara

2. Jurusan Ilmu Komunikasi

3. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial

4. Jurusan Sosiologi

5. Jurusan Antropologi

6. Jurusan Ilmu Politik

7. Jurusan Administrasi Perpajakan

8. Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga

(22)

Adapun struktur kepemimpinan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu politik adalah :

Dekanat

Dekan : Prof.Dr.Badaruddin, M.Si

Pembantu Dekan : Drs.Zakaria, MSP

Pembantu Dekan II : Dra. Rosmiani, MA

Pembantu Dekan III : Drs. Edward, MSP

Departemen / Program Studi Administrasi Negara

Ketua : Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si

Sekretaris : Dra.Elita Dewi, MSP

Ilmu Komunikasi

Ketua : Dra.Fatma Wardy Lubis, MA

Sekretaris : Dra. Dayana, M.Si

Ilmu Kesejahteraan Sosial

Ketua : Hairani Siregar, S.Sos, MSP

Sekretaris : Mastauli Siregar, S.Sos, M.Si

Sosiologi

Ketua : Dra.Lina Sudarwati, M.Si

Sekretaris : Drs. T. Ilham Saladin, MSP

Antropologi

Ketua : Dr. Fikarwin Zuska

Sekretaris : Drs.Agustrisno, M.SP

Ilmu Politik

Ketua : Dra. T. Irmayani, M.Si

Sekretaris : Drs.P.Antonius Sitepu, M.Si

(23)

Ketua : Drs. AlwiHashim Batubara, M.Si

Sekretaris : Arlina, SH, M.Hum

Administrasi Niaga / Bisnis

Ketua : Prof.Dr. Marlon Sihombing, MA

Sekretaris : M.Arifin Nasution, S.Sos, MSP

4.1.6. Sarana dan Fasilitas di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU

FISIP USU yang beralamat di Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Kampus USU Padang Bulan ini

memiliki 4 (empat) buah gedung yang berfungsi sebagai infrastruktur dalam kegiatan

perkuliahan di kampus ini. Keempat gedung tersebut terdiri atas :

1. Gedung A yang terdiri atas 4 ruang besar dan 7 ruang sedang

2. Gedung B yang terdiri atas 4 ruang besar

3. Gedung C yang merupakan ruangan yang dikhususkan untuk kantor dengan rincian

sebagai berikut :

a.Lantai 1 : Ruang PD I, PD II, dan PD III ,Ruang Dharma Wanita, Ruang Kantor

Prodip III Adm. Perpajakan

b.Lantai 2: Ruang Kantor Departemen yaitu Departemen Ilmu Komunikasi, Departemen

Ilmu Politik, Departemen Ilmu Sosiologi, Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial,

dan Departemen Ilmu Antropologi. Ruang Laboratorium Radio Ilmu Komunikasi

yaitu USUKOM

(24)

Sarana lainnya yang telah ada di FISIP USU adalah sarana peribadatan (Musholla), ruang

Pemerintahan Mahasiswa (PEMA), kantin, warnet, lapangan bulutangkis, layanan

fotocopy, dan gedung serbaguna.

4. Gedung D yang terdiri atas 2 ruang kecil, yaitu D III-1 dan D III-2 yang dipakai untuk

perkuliahan.

5. Gedung E yang terdiri atas 10 ruang sedang, yaitu E I-1 – E I-5 dan E II-I E II-5 yang

dipakai untuk perluliahan.

4.1.7. Visi dan Misi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 4.1.7.1. Visi

Adapun yang menjadi visi fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas sumatera utara

adalah “Menjadi Pusat Pendidikan dan Rujukan Bidang-Bidang Ilmu Sosial dan Politik di

Wilayah Asia Tenggara”.

4.1.7.2. Misi

Adapun yang menjadi misi fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas sumatera utara

adalah :

1. Menghasilkan Alumni dengan skala kualitas global dan menjadi pusat riset , kajian dalam

studi ilmu sosial dan politik.

2. Menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dengan seluruh stakeholders dan mitra

pendidikan. Misi ini berhubungan dengan fungsi relasi yang harus dibangun oleh

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sebagai suatu

organisasi profesional pendidikan. Bentuk kolaborasi dengan organisasi lain perlu

(25)

Universitas Sumatera Utara harus mampu melihat peluang kerjasama yang ditawarkan

atau malah mampu menawarkan kerjasama tersebut pada pihak lain.

3. Membentuk lingkungan kerja sehat, harmonis dan profesional bagi staf dan mitra kerja.

Misi ini berhubungan dengan azas profesionalitas dalam menjalankan pekerjaan.

Lingkungan dan suasana kerja yang dibangun harus memperhatikan situasi fisik dan

psikologis seluruh sivitas akademika. Harus ada mekanisme yang mampu membangun

suasana tersebut. Prinsip Profesionalitas juga harus didukung dengan prinsip

persaudaraan dan pertemanan (makna positif) dengan kemampuan bisa menempatkan dan

menjalankan fungsi masing-masing.

4. Menjadi Institusi bagi kepentingan publik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara sangat potensial sebagai institusi pendidikan yang membawa

misi di atas dengan melihat pengalaman-pengalaman yang telah dilalui oleh Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sendiri.

4.1.8. Tujuan, Tugas dan Fungsi FISIP USU 4.1.8.1. Tujuan

Sebagai lembaga Pendidikan Tinggi yang bernaung di bawah Universitas Sumatera Utara

mempunyai tujuan sebagai berikut:

a. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan

akademika dan atau profesional yang mampu menerapkan, mengembangkan dan/atau

menciptakan ilmu pengetahuan dan keterampilan tinggi, disertai budi yang luhur,

mencintai bangsa dan sesama manusia sesuai dengan falsafah.

b. Mengembangkan dan menebarkan ilmu pengetahuan serta mengupayakan

penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya

(26)

4.1.8.2. Tugas

Menyelenggarakan kegiatan untuk mencapai tujuan sebagaimana tersebut diatas dengan

berpedoman pada:

a. Tujuan pendidikan nasional

b. Kaedah, moral dan etika ilmu pengetahuan.

c. Kepentingan masyarakat serta memperhatikan minat, kemampuan dan prakarsa pribadi

4.1.8.3. Fungsi

a. Melaksanakan pengembangan pendidikan dan pengajaran.

b. Melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan kebudayaan, khususnya ilmu

pengetahuan sosial.

c. Melaksanakan pengabdian pada masyarakat.

d. Melaksanakan kegiatan pelaksanaan adminstratif.

4.2 Analisis Data

Setelah data terkumpul, selajutnya adalah menanalisa data. Penelitian ini dilakukan

terhadap 95 orang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera

Utara (FISIP USU) yang menjadi penerima program Uang Kuliah Tunggal (UKT) dengan

cara penyebaran kuisioner untuk melengkapi data-data yang dibutuhkan. Peneliti juga

melakukan wawancara dengan beberapa mahasiswa yang menjadi penerima program Uang

Kuliah Tunggal (UKT).

Analisa data merupakan pengolahan data hasil pengumpulan kuisioner, observasi dan

wawancara. Analisa data dilakukan melalui penyajian data hasil pengumpulan kuisioner

dalam bentuk tebel distribusi frekuensi kemudian digabung dengan data hasil wawancara.

(27)

Kuliah Tunggal (UKT) di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

(FISIP USU).

Agar pembahasan tersusun sistematis, maka pembahasan dalam penelitian ini dibagi

menjadi 3 sub bab:

a. Karakteristik identitas responden.

b. Respon mahasiswa dalam pelaksanaan program Uang Kuliah Tunggal.

c. Analisa data kuantitatif dalam pelaksanaan program Uang Kuliah Tunggal.

4.2.1 Karakteristik Identitas Responden

Sebelum menganalisa data, sebaiknya perlu diketahui terlebih dahulu gambaran responden

secara umum.

4.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.2.1.1

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

NO USIA FREKUENSI

PERSENTASE

(%)

PARTISIPASI

BERORGANISASI

F %

1 16 – 17 Tahun 1 1 0 0

2 18 – 19 Tahun 41 43 21 22

3 >20 Tahun 53 56 23 24

TOTAL 95 100 44 46

Sumber : Hasil Kuesioner 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.2.1.1 dapat diketahui bahwa responden dalam penelitian

ini adalah berusia 16 tahun – 17 tahun yaitu sebanyak 1 responden (1%) dari 1 (1%)

(28)

responden yang berusia 18 tahun – 19 tahun sebanyak 41 responden (43%) dari 41 (43%)

responden 21 (22%) responden yang berpartisipasi dalam berorganisasi, sedangkan responden

yang berusia > 20 tahun sebanyak 53 responden (56%) dari 53 (56%) responden 23 (24%)

responden yang berpartisipasi dalam berorganisasi. Data tersebut menunjukkan bahwa

sebagian besar responden didominasi oleh Usia >20 Tahun dan responden yang paling banyak

berpartisipasi dalam berorganisasi juga Usia >20 Tahun.

4.2.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.2.1.2

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

NO

JENIS

KELAMIN

FREKUENSI

PERSENTASE

(%)

PARTISIPASI

BERORGANISASI

F %

1 Laki-laki 39 41 34 35

2 Perempuan 56 59 11 11

TOTAL 95 100 44 46

Sumber :Hasil Kuesioner 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.2.1.2 dapat diketahui bahwa responden dalam penelitian

ini adalah berjenis kelamin laki-laki sebanyak 39 responden (41%) dari 39 (41%) responden

34 (35%) responden yang berpartisipasi dalam berorganisasi sedangkan yang berjenis kelamin

perempuan sebanyak 56 responden (59%) dari 56 (59%) responden 11 (11%) responden yang

(29)

responden didominasi oleh perempuan akan tetapi responden yang paling banyak

berpartisipasi dalam berorganisasi adalah laki-laki.

4.2.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan (Program Studi) Tabel 4.2.1.3

Distribusi Responden Berdasarkan Jurusan (Program Studi)

NO JURUSAN FREKUENSI

PERSENTASE

(%)

PARTISIPASI

BERORGANISASI

F %

1 Ilmu Kesejahteraan

Sosial

14 15 7 7

2 Ilmu Politik 11 12 8 8

3 Ilmu Adminstrasi

Bisnis

9 9 3 3

4 Ilmu Administrasi

Negara

(30)

5 Ilmu Administrasi

Perpajakan

7 7 1 1

6 Sosioligi 12 13 10 11

7 Antropologi 12 13 2 2

8 Ilmu Komunikasi 16 16 8 8

TOTAL 95 100 44 46

Sumber : Hasil Kuesioner 2015

Data mengenai distribusi responden berdasarkan jurusan (program studi) yang diteliti

melalui kuesioner terdiri dari delapan klasifikasi. Adapun klasifikasi jurusan (program studi)

tersebut adalah jurusan (program studi) Ilmu Kesejahteraan Sosial, Ilmu Politik, Ilmu

Administrasi Bisnis, Ilmu Administrasi Negara, Ilmu Administrasi Perpajakan, Sosiologi,

Antropologi dan Ilmu Komunikasi.

Berdasarkan data pada tabel 4.2.1.3 dapat diketahui bahwa data yang diperoleh dari

hasil kuesioner tersebar dengan merata kesemua jurusan (program studi) yang ada di kampus.

Adapun rincian data dari klasifikasi responden adalah jurusan (program studi) Ilmu

Kesejahteraan Sosial sebanyak 14 responden (15%) dari 14 (15%) responden 7 (7%)

responden yang berpartisipasi dalam berorganisasi, jurusan (program studi) Ilmu Politik

sebanyak 11 responden (12%) dari 11 (12%) responden 8 (8%) responden yang berpartisipasi

dalam berorganisasi, jurusan (program studi) Ilmu Administrasi Bisnis sebanyak 9 responden

(9%) dari 9 (9%) responden 3 (3%) responden yang berpartisipasi dalam berorganisasi,

jurusan (program studi) Ilmu Administrasi Negara sebanyak 14 responden (15%) dari 14

(15%) responden 5 (6%) responden yang berpartisipasi dalam berorganisasi, jurusan (program

studi) Ilmu Administrasi Perpajakan sebanyak 7 responden (7%) dari 7 (7%) responden 1

(31)

sebanyak 12 responden (13%) dari 12 (13%) responden 2 (2%) responden yang berpartisipasi

dalam berorganisasi, jurusan (program studi) Antropologi sebanyak 12 responden (13%) dari

12 (13%) responden 8 (8%) responden yang berpartisipasi dalam berorganisasi dan jurusan

(program studi) Ilmu Komunikasi sebanyak 16 responden (16%) dari 16 (16%) responden 8

(8%) responden yang berpartisipasi dalam berorganisasi.

Perbedaan jurusan (program studi) yang ada tersebut tidak memecahkan tali silaturahmi

dan pembatasan belajar masing-masing mahasiswa. Bahkan kerap kali mahasiswa tersebut

terlihat saling bertukar informasi dan berdiskusi satu sama lain tentang wacana-wacana sosial

maupun diskusi keilmuan, adapun beberapa dari mereka juga ikut serta dalam salah satu

organisasi eksternal yang anggotanya berisikan mahasiswa dari berbagai jurusan.

4.2.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Golongan Uang Kuliah Tunggal Tabel 4.2.1.4

Distribusi Responden Berdasarkan Golongan Uang Kuliah Tunggal

NO GOLONGAN UKT FREKUENSI

PERSENTASE

(%)

PARTISIPASI

BERORGANISASI

F %

1 Golongan I 6 6 1 1

2 Golongan II 12 13 9 9

3 Golongan III 15 16 11 12

(32)

5 Golongan V 12 13 6 6

6 Golongan VI 11 11 5 5

7 Golongan VII 23 24 2 2

TOTAL 95 100 44 46

Sumber : Hasil Kuesioner 2015

Data mengenai distribusi responden berdasarkan golongan uang kuliah yang diteliti

melalui kuesioner adalah terdiri dari tujuh golongan. Adapun klasifikasi golongan tersebut

adalah Golongan I, Golongan II, Golongan III, Golongan IV, Golongan V, Golongan VI dan

Golongan VII.

Berdasarkan data pada tabel 4.2.1.4 dapat diketahui bahwa mayoritas responden dalam

penelitian ini adalah Golongan VII yaitu sebanyak 23 responden (24%) dari 23 (24%)

responden 2 (2%) responden yang berpartisipasi dalam berorganisasi. Diikuti oleh Golongan

VI sebanyak 11 responden (11%) dari 11 (11%) responden 5 (5%) responden yang

berpartisipasi dalam berorganisasi, Golongan V sebanyak 12 responden (13%) dari 12 (13%)

responden 6 (6%) responden yang berpartisipasi dalam berorganisasi, Golongan IV sebanyak

16 responden (17%) dari 16 (17%) responden 10 (11%) responden yang berpartisipasi dalam

berorganisasi, Golongan III sebanyak 15 responden (16%) dari 15 (16 responden 11 (12%)

responden yang berpartisipasi dalam berorganisasi, Golongan II sebanyak 12 responden

(13%) dari 12 (13%) responden 9 (9%) responden yang berpartisipasi dalam berorganisasi,

dan yang terakhir Golongan I sebanyak 6 responden (6%) dari 6 (6%) responden 1 (1%)

responden yang berpartisipasi dalam berorganisasi.

[image:32.595.84.544.55.217.2]
(33)

NO IPK FREKUENSI

PERSENTASE

(%)

PARTISIPASI

BERORGANISASI

F %

1 0,00 – 2,00 5 5 5 5

2 2,01 – 3,00 32 34 25 26

3 3,01 – 4,00 58 61 14 15

TOTAL 95 100 44 46

Sumber : Hasil Kuesioner 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.2.1.5 dapat diketahui, bahwa responden dengan IPK

3,01-4,00 sebanyak 58 responden (61%) dari 58 (61%) responden 14 (15%) responden yang

berpartisipasi dalam berorganisasi, responden dengan IPK 2,01-3,00 sebanyak 32 responden

(34%) dari 32 (34%) responden 25 (26%) responden yang berpartisipasi dalam berorganisasi,

dan responden dengan IPK 0,00-2,00 sebanyak 5 responden (5%) dari 5 (5%) responden 5

(5%) responden yang berpartisipasi dalam berorganisasi.

[image:33.595.87.547.53.322.2]

4.2.1.6. Karakterristik Responden Berdasarkan Penghasilan Orang Tua Tabel 4.2.1.6

Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan Orang Tua

NO

PENGHASILAN

ORANG TUA

(Rp)

FREKUENSI

PERSENTASE

(%)

PARTISIPASI

BERORGANISASI

F %

(34)

2 1.500.000 - 5.000.000 56 59 27 28

3 5.000.000 - 10.000000 29 31 15 16

4 >10.000.000 7 7 2 2

TOTAL 95 100 44 46

Sumber : Hasil Kuesioner 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.2.1.6 dapat diketahui, bahwa responden dengan

penghasilan orang tua < Rp. 1.500.000 sebanyak 3 responden (3%) dari 3 (3%) responden

tidak ada responden yang berpartisipasi dalam berorganisasi, responden dengan penghasilan

orang tua Rp. 1.500.000 - Rp. 5.000.000 sebanyak 56 responden (59%) dari 56 (59%)

responden 27 (28%) responden yang berpartisipasi dalam berorganisasi, responden dengan

penghasilan orang tua Rp. 5.000.000 - Rp. 10.000.000 sebanyak 29 responden (31%) dari 29

(31%) responden 15 (16%) responden yang berpartisipasi dalam berorganisasi dan

responden dengan penghasilan orang tua > Rp. 10.000.000 sebanyak 7 responden (7%) dari 7

(7%) responden 2 (2%) responden yang berpartisipasi dalam berorganisasi.

4.2.2 Pengaruh Sistem Uang Kuliah TunggalTerhadap Partisipasi Berorganisasi Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara)

Dari data yang dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara, dapat diketahui respon

mahasiswa fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas sumatera utara terhadap program

uang kuliah tunggal (UKT).

(35)

Pemahaman dibuktikan dengan kemampuan mengartikan, menafsirkan dan

menerjemahkan tentang suatu informasi/pengetahuan yang pernah diterima.Pemahaman

[image:35.595.86.545.187.462.2]

adalah sesuatu hal yang kita pahami dan kita mengerti dengan benar.

Tabel 4.2.2.1

Pemahaman Responden Tentang Program UKT

NO

PILIHAN

JAWABAN

FREKUENSI

PERSENTASE

(%)

PARTISIPASI

BERORGANISASI

F %

1 Paham 67 71 21 22

2 Cukup Paham 21 22 19 20

3 Tidak Paham 7 7 4 4

TOTAL 95 100 44 46

Sumber : Hasil Kuesioner 2015

Berdasarkan data pada Tabel 4.2.2.1. dapat dilihat bahwa responden memahami

tentang program Uang Kuliah Tunggal, yaitu sebanyak 67 responden (71%) dari 67 (71%)

responden 21 (22%) responden yang berpartisipasi dalam berorganisasi, 21 responden (22%)

menjawab bahwasanya mereka cukup memahami program Uang Kuliah Tunggal dari 21

(22%) responden 19 (20%) responden yang berpartisipasi dalam berorganisasi dan 7

responden (7%) menjawab tidak memahami tentang program Uang Kuliah Tunggal dari 7

(7%) responden 4 (4%) responden yang berpartisipasi dalam berorganisasi.

Hal ini berarti bahwa Program Uang Kuliah Tunggal di kampus FISIP USU telah di

sosialisasikan dengan baik. Sosialisasi program ini dikatakan baik, terlihat dari pemahaman

(36)

4.2.2.2. Partisipasi Responden dalam Organisasi Kampus

Dari 95 kuisioner yang disebarkan, ada sebanyak 95responden yang memberikan

jawaban berbeda-beda. Hasil kuisioner tersebut dapat menunjukkan bagaimana partisipasi

responden dalam organisasi kampus.

[image:36.595.87.547.272.534.2]

4.2.2.2 Ketertarikan Responden untuk Bergabung dengan Organisasi Kampus Tabel 4.2.2.2

Ketertarikan Responden untuk Bergabung dengan Organisasi Kampus

NO

PILIHAN

JAWABAN

FREKUENSI

PERSENTASE

(%)

PARTISIPASI

BERORGANISASI

F %

1 Tertarik 38 40 34 36

2 Cukup Tertarik 35 37 10 10

3 Tidak Tertarik 22 23 0 0

TOTAL 95 100 44 46

Sumber : Hasil Kuesioner 2015

Berdasarkan data pada Tabel 4.2.2.2. dapat dilihat bahwa responden tertarik untuk bergabung

dengan organisasi kampus sebanyak 38 responden (40%) dari 38 (40%) responden 34 (36%)

responden yang berpartisipasi dalam berorganisasi, 35 responden (37%) menjawab

bahwasanya mereka cukup tertarik bergabung dengan organisasi kampus dari 35 (37%)

responden 10 (10%) responden yang berpartisipasi dalam berorganisasi dan 22 responden

(37)
[image:37.595.83.505.137.335.2] [image:37.595.83.507.137.336.2]

4.2.2.3Keikutsertaan Responden Bergabung Menjadi Anggota Organisasi Kampus Tabel 4.2.2.3

Keikutsertaan Responden Bergabung Menjadi Anggota Organisasi Kampus

NO PILIHAN JAWABAN FREKUENSI PERSENTASE (%)

1 Sudah 44 46

2 Belum 51 54

TOTAL 95 100

Sumber : Hasil Kuesioner 2015

Berdasarkan data pada Tabel 4.2.2.3. dapat dilihat bahwa responden yang sudah

bergabung menjadi anggota organisasi kampus sebanyak 44 responden (46%) dan 51

responden (54%) belum bergabung menjadi anggota organisasi kampus.

4.2.2.4 Interaksi Sosial yang dilakukan Responden untuk Bergabung Menjadi Anggota Organisasi Kampus

Tabel 4.2.2.4

Interaksi Sosial yang dilakukan Responden untuk Bergabung Menjadi Anggota Organisasi Kampus

(38)

JAWABAN (%) BERORGANISASI

F %

1 Interaksi dengan

Senior/Kader

Organisasi

53 56 36 38

2 Interaksi dengan

Teman Satu

Angkatan

28 29 8 8

3 Tidak Berinteraksi 14 15 0 0

TOTAL 95 100 44 46

Sumber : Hasil Kuesioner 2015

Berdasarkan data pada Tabel 4.2.2.4. dapat dilihat bahwa responden yang melakukan

interaksi dengan senior/kader organisasi untuk bergabung menjadi anggota organisasi kampus

sebanyak 53 responden (56%) dari 53 (56%) responden 36 (38%) responden yang

berpartisipasi dalam berorganisasi, responden yang melakukan interaksi dengan teman satu

angkatan untuk bergabung menjadi anggota organisasi kampus sebesar 28 responden (29%)

dari 28 (29%) responden 8 (8%) responden yang berpartisipasi dalam berorganisasi dan

sebanyak 14 responden (15%) tidak melakukan interaksi untuk bergabung menjadi anggota

organisasi kampus.

[image:38.595.87.543.51.404.2]

4.2.2.5 Pensosiaisasian yang diterima Responden Mengenai Organisasi Kampus Tabel 4.2.2.5

Pensosiaisasian yang diterima Responden Mengenai Organisasi Kampus

(39)

JAWABAN (%) BERORGANISASI

F %

1 Pernah 68 72 33 35

2 Tidak Pernah 27 28 11 11

TOTAL 95 100 44 46

Sumber : Hasil Kuesioner 2015

Berdasarkan data pada Tabel 4.2.2.5. dapat dilihat bahwa responden yang pernah

menerima sosialisasi mengenai organisasi kampus sebanyak 68 responden (72%) dari 68

(72%) responden 33 (35%) responden yang berpartisipasi dalam berorganisasi dan 27

responden (28%) tidak pernah menerima sosialisasi mengenai organisasi kampus dari 27

(28%) responden 11 (11%) responden yang berpartisipasi dalam berorganisasi.

[image:39.595.85.543.54.256.2]

4.2.2.6 Faktor Penghambat Responden Berpartisipasi dalam Kegiatan Organisasi Kampus

Tabel 4.2.2.6

(40)

NO PILIHAN JAWABAN FREKUENSI

PERSENTASE

(%)

PARTISIPASI

BERORGANISASI

F %

1 Beban SKS 27 28 8 9

2 Beban UKT 26 27 7 7

3 Kondisi Sosial Ekonomi 17 19 4 4

4 Tidak Ada 25 26 25 26

TOTAL 95 100 44 46

Sumber : Hasil Kuesioner 2015

Berdasarkan data pada Tabel 4.2.2.6 dapat dilihat bahwa faktor penghambat responden

berpartisipasi dalam kegiatan organisasi kampus adalah 27 responden (28%) disebabkan oleh

beban SKS dari 27 (28%) responden 8 (9%) responden yang berpartisipasi dalam

berorganisasi, 26 responden (27%) disebabkan oleh beban UKT dari 26 (27%) responden 7

(7%) responden yang berpartisipasi dalam berorganisasi, 17 responden (19%) disebabkan oleh

kondisi sosial ekonomi dari 17 (19%) responden 4 (4%) responden yang berpartisipasi dalam

berorganisasi dan 25 responden (26%) tidak mengalami hambatan dan seluruhnya

berpartisipasi dalam organisasi.

[image:40.595.85.543.51.361.2]

4.2.2.7 Golongan UKT Mempengaruhi dan Tidak Mempengaruhi Responden Berpartisipasi dalam Kegiatan Organisasi Kampus

(41)

Kegiatan Organisasi Kampus

NO BERPENGARUH FREKUENSI

PERSENTASE

(%)

PARTISIPASI

BERORGANISASI

F %

1 Golongan I 0 0 0 0

2 Golongan II 4 4 1 1

3 Golongan III 9 10 5 5

4 Golongan IV 13 14 7 8

5 Golongan V 12 13 6 6

6 Golongan VI 11 12 5 5

7 Golongan VII 23 24 2 2

TOTAL 72 77 26 27

Sumber : Hasil Kuesioner 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.2.2.7.1 dapat dilihat bahwa Golongan UKT

mempengaruhi responden berpartisipasi dalam kegiatan organisasi kampus adalah 23

responden (24%) berasal dari Golongan VII dari 23 (24%) responden 2 (2%) responden yang

berpartisipasi dalam berorganisasi, 11 responden (12%) berasal dari Golongan VI dari 11

(12%) responden 5 (5%) responden yang berpartisipasi dalam berorganisasi, 12 responden

(13%) berasal dari Golongan V dari 12 (13%) responden 6 (6%) responden yang

berpartisipasi dalam berorganisasi, 13 responden (14%) berasal dari Golongan IV dari 13

(14%) responden 7 (8%) responden yang berpartisipasi dalam berorganisasi, 9 responden

(42)

dalam berorganisasi, 4 responden (4%) berasal dari Golongan II dari 4 (4%) responden 1

(1%) responden yang berpartisipasi dalam berorganisasi dan 0 responden (0%) berasal dari

[image:42.595.85.545.239.663.2]

Golongan I.

Tabel 4.2.2.7.2

Golongan UKT Tidak Mempengaruhi Responden Berpartisipasi dalam Kegiatan Organisasi Kampus

NO

TIDAK

BERPENGARUH

FREKUENSI

PERSENTASE

(%)

PARTISIPASI

BERORGANISASI

F %

1 Golongan I 6 6 1 1

2 Golongan II 8 8 8 9

3 Golongan III 6 6 6 6

4 Golongan IV 3 3 3 3

5 Golongan V 0 0 0 0

6 Golongan VI 0 0 0 0

7 Golongan VII 0 0 0 0

TOTAL 23 23 18 19

Sumber : Hasil Kuesioner 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.2.2.7.2 dapat dilihat bahwa Golongan UKT tidak

mempengaruhi responden berpartisipasi dalam kegiatan organisasi kampus adalah 6

(43)

berpartisipasi dalam berorganisasi, 8 responden (8%) berasal dari Golongan II dari 8 (8%)

responden 8 (9%) responden yang berpartisipasi dalam berorganisasi, 6 responden (6%)

berasal dari Golongan III dari 6 (6%) responden 6 (6%) responden yang berpartisipasi dalam

berorganisasi, 3 responden (3%) berasal dari Golongan IV dari 3 (3%) responden 3 (3%)

responden yang berpartisipasi dalam berorganisasi, 0 responden (0%) berasal dari Golongan

V, 0 responden (0%) berasal dari Golongan VI dan 0 responden (0%) berasal dari Golongan

VII.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Golongan UKT mempengaruhi responden

berpartisipasi dalam kegiatan organisasi kampus adalah sebesar 72 (77%) responden dan

Golongan UKT tidak mempengaruhi responden berpartisipasi dalam kegiatan organisasi

kampus hanya 23 (23%) responden. Hal ini dapat di lihat dari semakin besar beban UKT

maka akan semakin mempengaruhi partisipasi responden dalam mengikuti kegiatan organisasi

(44)

BAB V PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Dari hasil analisa data, dapat disimpulkan bahwa Pengaruh Sistem Uang Kuliah

Tunggal Terhadap Partisipasi Berorgtanisasi Mahasiswa dapat dilihat dari dua aspek yaitu :

1. Dari aspek partisipasi, mahasiswa yang berpartisipasi dalam organisasi kampus berjumlah

44 (46%) mahasiswa dan 51 (54%) belum berpartisipasi dalam organisasi kampus. Dari

hasil analisis data dapat diketahui bahwa golongan UKT mempengaruhi mahasiswa

berpartisipasi dalam kegiatan organisasi kampus, dengan tingkat persentase sebesar 72

(77%) dan 23 (23%) tidak mempengaruhi mahasiswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan

organisasi kampus. Semakin besar beban UKT maka akan semakin mempengaruhi

partisipasi mahasiswa dalam mengikuti kegiatan organisasi kampus. Hal ini dikarenakan

mahasiswa di posisikan sebagai objek dari kebijakan, pada umumnya tidak memahami

seperti apa seluk beluk penerapan kebijakan uang kuliah tunggal tersebut, dan apa saja

poin-poin penting yang diberlakukan dalam kebijakan uang kuliah tunggal. Realita yang

terjadi saat ini lebih memperlihatkan bahwa mahasiswa menjadi cenderung hanya menjadi

pengikut dari kebijakan yang dibuat oleh kampus dan berpandangan bahwa kebijakan

tersebut sudah bersifat final dan tidak bisa di ganggu gugat lagi.

2. Dari aspek sikap, berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa mahasiswa

memiliki sikap netral/tidak peduli. Mereka lebih banyak mengambil posisi diam dan tidak

mau memposisikan diri untuk mengkritisi lebih dalam mengenai kebijakan kampus

khususnya yang terkait dengan Uang Kuliah Tunggal. Peneliti juga mendapatkan beberapa

(45)

mengkritisi berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh kampus. Salah satu bentuknya

adalah dengan adanya surat pernyataan yang harus ditandatangi oleh mahasiswa baru

sebagai bentuk persyaratan pendaftaran ulang mahasiswa baru, dimana beberapa poin

dalam surat tersebut mengharuskan mahasiswa-mahasiswa baru untuk mematuhi segala

kebijakan dan peraturan di Universitas Sumatera Utara termasuk Uang Kuliah Tunggal,

sehingga sikap untuk menentang kebijakan Uang Kuliah Tunggal dianggap sebagai bentuk

pelanggaran dan mahasiswa baru cenderung tidak mau mengambil resiko untuk

menentukan sikap menolak. Pada umumnya penolakan terhadap sistem UKT ini lebih

banyak dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa senior dikarenakan mereka tidak memiliki

keterikatan secara hukum melalui surat pernyataan tersebut.

6.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dikemukakan, maka penulis

memberikan saran-saran sebagai berikut :

a. Mahasiswa sebagai bagian dari civitas academica universitas haruslah diberikan ruang

lebih untuk terlibat dalam setiap kebijakan yang akan dikeluarkan oleh kampus. Peranan

mahasiswa untuk terlibat dalam setiap kebijakan sangatlah penting agar mahasiswa tidak

hanya berada dalam posisi sebagai objek dari kebijakan, dengan begitu mahasiswa juga

lebih memahami bagaimana penerapan dari kebijakan tersebut. Secara langsung maupun

tidak langsung, dengan berperannya mahasiswa dalam setiap kebijakan seharusnya dapat

memudahkan birokrat kampus dalam menerapkan kebijakan tersebut dan tentunya

dukungan terhadap kebijakan tersebut akan lebih mudah didapat.

b. Perlu adanya bentuk pola komunikasi yang seimbang dan efektif antara pihak kampus

dengan mahasiswa yang nantinya akan menjalankan kebijakan, sehingga berjalannya

program-program kampus dapat lebih berimbang penerapannya dan tentunya akan saling

(46)

mahasiswa sebagai objek akan berdampak negatif terhadap posisi mahasiswa serta bagi

kebijakan itu sendiri, artinya berjalannya kebijakan kampus akan bersifat pasif karena tentu

saja penerapan kebijakan tersebut akan sarat ketidakpahaman bagi pihak/objek dari

kebijakan, dalam hal ini adalah mahasiswa yang berada dalam posisi tersebut.

c. Media atau wadah aspirasi mahasiswa dalam menyuarakan aspirasinya perlu diberdayakan

dan diefektifkan lagi fungsinya. Salah satu media atau wadah tersebut adalah

organisasi-organisasi mahasiswa intra kampus yang berada di bawah naungan universitas, fakultas

dan departemen. Banyak fakta negatif yang ditemukan oleh peneliti terkait wadah-wadah

tersebut. Keaktifan mahasiswa untuk mengelola organisasi-organisasi tersebut cenderung

lemah dan apatis. Salah contohnya adalah dengan vakumnya Pemerintahan Mahasiswa

(PEMA) FISIP USU, sehingga dengan vakumnya PEMA FISIP USU, media mahasiswa

untuk menyampaikan aspirasinya sangat lemah dan cenderung hilang. Hal tersebut

diperparah dengan kondisi mahasiswa yang lebih banyak memilih untuk apatis atau tidak

(47)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Partisipasi

Banyak ahli memberikan pengertian mengenai konsep partisipasi. Bila dilihat dari asal

katanya, kata partisipasi berasal dari kata bahasa Inggris “participation” yang berarti

pengambilan bagian, pengikutsertaan (John M. Echols & Hasan Shadily, 2000: 419).

Partisipasi berarti peran serta seseorang atau kelompok masyarakat dalam proses

pembangunan baik dalam bentuk pernyataan maupun dalam bentuk kegiatan dengan memberi

masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal dan atau materi, serta ikut memanfaatkan

dan menikmati hasil -hasil pembangunan (I Nyoman Sumaryadi, 2010: 46).

Pengertian tentang partisipasi dikemukakan oleh Fasli Djalal dan Dedi Supriadi,

(2001: 201-202) dimana partisipasi dapat juga berarti bahwa pembuat keputusan

menyarankan kelompok atau masyarakat ikut terlibat dalam bentuk penyampaian saran dan

pendapat, barang, keterampilan, bahan dan jasa. Partisipasi dapat juga berarti bahwa

kelompok mengenal masalah mereka sendiri, mengkaji pilihan mereka, membuat keputusan,

dan memecahkan masalahnya.

H.A.R.Tilaar, (2009: 287) mengungkapkan partisipasi adalah sebagai wujud dari

keinginan untuk mengembangkan demokrasi melalui proses desentralisasi dimana diupayakan

antara lain perlunya perencanaan dari bawah (bottom-up) dengan mengikutsertakan

masyarakat dalam proses perencanaan dan pembangunan masyarakatnya. Menurut Sundari

ningrum dalam Sugiyah (2001: 38) mengklasifikasikan partisipasi menjadi 2 (dua)

(48)

a. Partisipasi Langsung adalah Partisipasi yang terjadi apabila individu menampilkan

kegiatantertentu dalam proses partisipasi. Partisipasi ini terjadi apabila setiap orang dapat

mengajukan pandangan, membahas pokok permasalahan, mengajukan keberatan terhadap

keinginan orang lain atau terhadap ucapannya.

b. Partisipasi tidak langsung adalah Partisipasi yang terjadi apabila individu mendelegasikan

hak partisipasinya.

Cohen dan Uphoff yang dikutip oleh Siti Irene Astuti D (2011: 61-63) membedakan

patisipasi menjadi empat jenis, yaitu:

a. Partisipasi dalam pengambilan keputusan. Partisipasi ini terutama berkaitan dengan

penentuan alternatif dengan masyarakat berkaitan dengan gagasan atau ide yang

menyangkut kepentingan bersama. Wujud partisipasi dalam pengambilan keputusan ini

antara lain seperti ikut menyumbangkan gagasan atau pemikiran, kehadiran dalam rapat,

diskusi dan tanggapan atau penolakan terhadap program yang ditawarkan

b. Partisipasi dalam pelaksanaan meliputi menggerakkan sumber daya dana, kegiatan

administrasi, koordinasi dan penjabaran program. Partisipasi dalam pelaksanaan

merupakan kelanjutan dalam rencana yang telah digagas sebelumnya baik yang berkaitan

dengan perencanaan, pelaksanaan maupun tujuan.

c. Partisipasi dalam pengambilan manfaat. Partisipasi dalam pengambilan manfaat tidak

lepas dari hasil pelaksanaan yang telah dicapai baik yang berkaitan dengan kualitas

maupun kuantitas. Dari segi kualitas dapat dilihat dari output, sedangkan dari segi

kuantitas dapat dilihat dari presentase keberhasilan program.

d. Partisipasi dalam evaluasi. Partisipasi dalam evaluasi ini berkaitan dengan pelaksanaan

pogram yang sudah direncanakan sebelumnya. Partisipasi dalam evaluasi ini bertujuan

untuk mengetahui ketercapaian program yang sudah direncanakan sebelumnya. 15

(49)

keterlibatan suatu individu atau kelompok dalam pencapaian tujuan dan adanya

pembagian kewenangan atau tanggung jawab bersama.

Ada tiga buah unsur penting yang menurut Keith Davis memerlukan perhatian khusus

dalam partisipasi:

1) Unsur pertama adalah bahwa partisipasi atau keikutsertaan sesungguhnya merupakan

suatu keterlibatan mental dan perasaan, lebih daripada semata-mata atau hanya

keterlibatan secara jasmaniah.

2) Unsur kedua adalah kesediaan memberi sesuatu sumbangan kepada usaha mencapai

tujuan kelompok. Ini berarti, bahwa terdapat rasa senang, kesukarelaan untuk membantu

kelompok.

3) Unsur ketiga adalah unsur tanggung jawab. Unsur tersebut merupakan segi yang

menonjol dari rasa menjadi anggota. Hal ini diakui sebagai anggota artinya ada rasa

“sense of belongingness”.

Keith Davis juga mengemukakan jenis-jenis partisipasi, yaitu sebagai berikut:

a) Pikiran (psychological participation)

b) Tenaga (physical partisipation)

c) Pikiran dan tenaga (psychological participation dan physical partisipation)

d) Keahlian (participation with skill)

e) Barang (material participation)

f) Uang (money participation) Agar suatu partisipasi dalam organisasi dapat berjalan

(50)

Agar suatu partisipasi dalam organisasi dapat berjalan dengan efektif, membutuhkan

persyaratan-persyaratan yang mutlak yaitu :

1. Waktu. Untuk dapat berpatisipasi diperlukan waktu. Waktu yang dimaksudkan disini

adalah untuk memahamai pesan yang disampaikan oleh

mengandung informasi mengenai apa dan bagaimana serta mengapa diperlukan peran

serta.

2. Bilamana dalam kegiatan partisipasi ini diperluk

seperlunya agar tidak menimbulkan kesan “memanjakan”, yang akan menimbulkan efek

negatif.

3. Subyek partisipasi hendaknya relevan atau berkaitan dengan organisasi di mana individu

yang bersangkutan itu tergabung atau sesuatau yang menjadi perhatiannnya.

4. Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk berpartisipasi, dalam arti kata yang

bersangkutan memiliki luas lingkup pemikiran dan pengalaman yang sama dengan

komunikator, dan kalupun belum ada, maka unsur-unsur itu ditumbuhkan oleh

komunikator.

5. Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi timbal balik,

misalnya menggunakan bahasa yang sama atau yang sama-sama dipahami, sehingga

tercipta pertukaran pikiran yang efektif atau berhasil.

6. Para pihak yang bersangkutan bebas di dalam melaksanakan peran serta tersebut sesuai

dengan persyaratan yang telah ditentukan.

7. Bila partisipasi diadakan untuk menentukan suatu kegiatan hendaknya didasarkan pada

kebebasan dalam kelompok, artinya tidak dilakukan pemaksaan atau penekanan yang

dapat menimbulkan ketegangan atau gangguan dalam pikiran atau jiwa pihak-pihak yang

bersangkutan. Hal ini didasarkan pada prisnsip bahwa partisipasi adalah bersifat

(51)

8. Partisipasi dalam organisasi menekankan pada pemba

dalam melaksanakan kegiatannya dengan maksud meningkatkan efektif tugas yang

diberikan secara terstruktur dan lebih jelas.

2.1.2 Kebijakan

Kebijakan adalah rangkaian

rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak Istilah ini

dapat diterapkan pada

Kebijakan berbeda denga

melarang suat

hasil yang diinginkan. Kebijakan ata

pembuata

seperti prioritas program atau pengeluaran, dan pemilihannya berdasarkan dampaknya.

Kebijakan juga dapat diartikan sebagai mekanisme politis, manajemen, finansial, atau

administratif untuk mencapai suatu tujuan eksplisit

Diakses pada tanggal 03 juli 2015).

kebijakan (policy) juga memiliki arti yang bermacam-macam. Harold D.Lasswell dan

Abraham Kaplan memberi arti kebijakan sebagai a projected program of goals, values and

practises, yang bermakna suatu program pencapaian tujuan, nilai-nilai dan praktek-praktek

yang terarah. Carl J. Friedrick mendefinisikan kebijakan sebagai serangkaian tindakan yang

diusulkan seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dengan

menunjukkan hambatan-hambatan dan kesempatan-kesempatan terhadap pelaksanaan usulan

kebijakan tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Pendapat ahli lainnya seperti

James E.Anderson mengatakan bahwa kebijakan itu adalah serangkaian tindakan yang

(52)

Gambar

Tabel 4.2.1.1
Tabel 4.2.1.2
Tabel 4.2.1.3
Tabel 4.2.1.5
+7

Referensi

Dokumen terkait

RAYA BANYUWANGI, DESA LAMONGAN ARJASA KAB.. KAYUMAS

6 41132791 YULI ALIYAH RPL-P2 DIAGNOSA PENYAKIT SAPI TERNAK MELALUI SISTEM PAKAR DENGAN METODE FUZZY DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS GIZI SAPI. 7 41132648 RULLY DWI

[r]

Berdasarkan Pembukaan Dokumen Penawaran dan Evaluasi Penawaran Pembangunan Gedung Laboratorium MAN Sumberoto Kabupaten Malang, dengan ini kami undang Saudara untuk

[r]

kami undang Saudara untuk dapat hadir dalam kegiatan KLARIFIKASI DAN PEMBUKTIAN DOKUMEN KUALIFIKASI yang dilaksanakan pada :. Hari/ Tanggal : Jum’at / 10

[r]

hadap dokumen penawaran yang masuk m n melalui koreksi Aritmatika, Pembuktian bahwa perusahaan yang layak dan meme lam berita Acara Evaluasi Dokumen Penaw. , yaitu