• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi keterlaksanaan peran guru bidang studi dalam melaksanakan fungsi bimbingan dan konseling di SMP Terbuka Kemalang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi keterlaksanaan peran guru bidang studi dalam melaksanakan fungsi bimbingan dan konseling di SMP Terbuka Kemalang."

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

EVALUASI KETERLAKSANAAN PERAN GURU BIDANG STUDI DALAM MELAKSANAKAN FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP

TERBUKA KEMALANG KLATEN keterlaksanaan guru bidang studi dalam melaksanakan fungsi bimbingan dan konseling dan (2) untuk mengetahui peran-peran guru bidang studi dalam melaksanakan fungsi-fungsi bimbingan dan konseling yang sudah terlaksana dan belum terlaksana di sekolah SMP Terbuka Kemalang.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Terbuka Kemalang Klaten pada bulan Juli-Agustus 2013. Jumlah subjek berjumlah 44 siswa dan 2 sampel guru bidang studi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kueisoner, wawancara dan observasi.

(2)

ABSTRACT

THE FEASIBILITY EVALUATION ON THE ROLE SCHOOL

SUBJECT TEACHERS IN APPLYING THE FUNCTIONS OF

GUIDANCE AND COUNSELING IN SMP TERBUKA

KEMALANG KLATEN

Purwanto

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2014

This research aims at evaluating the feasibility level on the role of school subject teachers in applying the functions of guidance and counseling and knowing the school subject teachers’ role in performing the functions of guidance and counseling which have been accomplished and have not been accomplished in SMP Terbuka Kemalang.

This research was carried out in SMP Terbuka Kemalang Klaten from July until August 2013. The subjects consist of 44 students and 2 teachers. The technique of data collection is using questionnaire, interviews and observation.

(3)

i

EVALUASI KETERLAKSANAAN PERAN GURU BIDANG STUDI DALAM MELAKSANAKAN FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING

DI SMP TERBUKA KEMALANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bimbingan dan Konseling

Oleh :

Purwanto 091114038

PROGAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

(7)

v MOTTO

“SUKSES KEMARIN TAK BERARTISUKSES HARI INI. BUTUH PERJUANGAN DAN KESADARAN BAHWA ZAMAN TERUS BERUBAH,

SEHINGGA KEWASPADAAN EKSTRA DIHARI INILAH YANG AKAN MEMBUAT USAHA MAJU SELAMANYA”.

HIDUP ADALAH KESEMPATAN MANFAATKANLAH HIDUP ADALAH KEINDAHAN KAGUMILAH

HIDUP ADALAH MIMPI WUJUDKANLAH HIDUP ADALAH TUGAS SELESAIKANLAH

HIDUP ADALAH LAGU NYAYIKANLAH HIDUP ADALAH KEBERUNTUNGAN, JADIKANLAH HIDUP TERLALU BERHARGA, JANGAN DISIA-SIAKAN

(8)
(9)
(10)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat yang diberikaanya, penyertaan dan bimbingannya, sehingga praktikan dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Evalusi Keterlaksanaan Peran Guru Bidang Studi dalam Melaksanakan Fungsi Bimbingan dan Konseling”.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memproleh gelar Sarjana Pendidikan Bimbingan dan Konseling Universitas sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penyususnan skripsi ini, penulis memproleh banyak bimbingan, kritik, saran, masukan dan dukungan dari semua pihak. Maka pada Pada kesempatan ini, saya menghaturkan banyak terimakasih kepada:

1. Selaku Dekan Fakultas keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan sekaligus dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan waktu dan bimbingannya dengan penuh kesabaran dan perhatian.

3. Dosen-dosen Program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang semakin memberikan dan memperkaya arti hidup dan perjungan meraih mimpi.

(11)

ix

5. Adiku Iin Rafika Wati saya doakan semoga cita-citamu jadi perawat kesampaian.

6. Kakekku dan nenekku Wiryo Tani.

7. Keluarga besar Wiryo Tani : Pakde dan Bude Darso, Jiman, Lamto, Tuminem, Lamino,Nyarmi, Marjono, Parni, “maafkan aku yang sering

merepotkan yang sering hutang uang buat bayar kuliah”.

8. Keluarga besar Guna Anggara:, pakde semuanya, lek Sugiyo, dll. Terima kasih untuk selama ini buat kasih hutangan uang buat bayar kuliah. 9. Keluarga besar SMP Terbuka Kemalang, terima kasih dukungan dan

kerja samanya, tanpa bantuan kalian aku tidak akan seperti ini. Terima kasih.

10. Sahabatku di rumah: Dita, Hendra dll, terutama Udin jangan patah hati masih banyak wanita yang sayang sama kamu.

11. Sahabatku di kos: UUT cepet lek lulus, tidak kebanyakan tidur, Cuplis, Jamblang Sasongko, makasih buat teman di kos, Komik, Uda cepet lulus, Suryo, Mas Dona, Hananta, Felix, Dani, Encex makasih buat semuanaya.

12. Tempat kerjaku PT. JAYA MIX , bos, teman kerjaku, Aan, Tutik, dll makasih buat bantuan 2 tahun ini, buat biaya kuliah.

(12)
(13)

xi ABSTRAK

EVALUASI KETERLAKSANAAN PERAN GURU BIDANG STUDI DALAM MELAKSANAKAN FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP

TERBUKA KEMALANG KLATEN Purwanto

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2014

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengevaluasi tingkat keterlaksanaan guru bidang studi dalam melaksanakan fungsi bimbingan dan konseling dan (2) untuk mengetahui peran-peran guru bidang studi dalam melaksanakan fungsi-fungsi bimbingan dan konseling yang sudah terlaksana dan belum terlaksana di sekolah SMP Terbuka Kemalang.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Terbuka Kemalang Klaten pada bulan Juli-Agustus 2013. Jumlah subjek berjumlah 44 siswa dan 2 sampel guru bidang studi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kueisoner, wawancara dan observasi.

(14)

xii

ABSTRACT

THE FEASIBILITY EVALUATION ON THE ROLE SCHOOL

SUBJECT TEACHERS IN APPLYING THE FUNCTIONS OF

GUIDANCE AND COUNSELING IN

SMP TERBUKA

KEMALANG KLATEN

Purwanto

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2014

This research aims at evaluating the feasibility level on the role of school subject teachers in applying the functions of guidance and counseling and knowing the school subject teachers’ role in performing the functions of guidance and counseling which have been accomplished and have not been accomplished in SMP Terbuka Kemalang.

This research was carried out in SMP Terbuka Kemalang Klaten from July until August 2013. The subjects consist of 44 students and 2 teachers. The technique of data collection is using questionnaire, interviews and observation.

(15)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ...v

PERNYATAAN HASIL KARYA... vi

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT... xii

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL...xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah...8

C. Tujuan Penelitian ...8

D. Manfaat Penelitian ...9

E. Batasan Istilah...10

BAB II LANDASAN TEORI...11

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling di SMP ...11

B. Perlunya Bimbingan dan Konseling di SMP ...12

C. Fungsi Bimbingan dan Konseling SMP...13

D. Kegiatan Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi ...15

E. Peran Guru Mata Pelajaran dalam Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling ...17

(16)

xiv

G. Upaya Guru dalam Mengoptimalkan Peranya ...27

H. Evaluasi ...28

I. Hakikat SMP Terbuka ...29

BAB III METODE PENELITIAN...36

A. Jenis Penelitian ...36

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...37

C. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian ...38

D. Metode Pengumpulan Data...38

E. Keabsahan Data ...41

F. Analisis Instrumen Penelitian ...41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...52

A. Hasil Penelitian ...52

1. Penggolongan Subjek Penelitian ...52

2. Penggolongan Item Penelitian ...55

3. Penggolongan Aspek Penelitian ...58

B. Pembahasan ...61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...69

A. Kesimpulan ...69

B. Saran ...70

DAFTAR PUSTAKA...72

(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Skoring Kueisoner ...42

Tabel 2 Kisi-Kisi Kueisoner ...43

Tabel 3 Kofisien Reliabilitas ...46

Tabel 4 Penggolongan Katagorisasi ...47

Tabel 5 Pengkatagorisasian Skor Subjek Penelitian ...49

Tabel 6 Penggolongan Katagorisasi Item ...50

Tabel 7 Penggolongan Katagorisasi Aspek ...51

Tabel 8 Penggolongan Subjek Kueisoner ...53

Tabel 9 Penggolongan Item Kueisoner ...55

Tabel 10 Penggolongan Katagorisasi Aspek...58

(18)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Ijin Penelitian...75

Lampiran 2 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ...76

Lampiran 3 Kueisoner siswa ...77

Lampiran 4 Data Penelitian Kueisoner ...81

Lampiran 5 Out Put Validitas ...82

Lampiran 6 Out Put Realibilitas...86

Lampiran 7 Pedoman Observasi ...87

Lampiran 8 Hasil Observasi...89

Lampiran 9 Pedoman Wawancara ...93

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan terus berubah sesuai dengan tuntutan, kebutuhan masyarakat dan perkembangan jaman, dimana terjadi perkembangan teknologi yang begitu pesat. Pemerintah berusaha terus meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yang masih tergolong rendah. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama dan utama. Figur guru akan senantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan yang terjadi di Indonesia. Guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang di selenggarakan secara formal di sekolah. Guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar di sekolah.

(20)

sertifikasi bagi guru untuk meningkatkan profesionalitas dan kemampuan guru, serta meningkatkan kesejahteraan guru. Dengan demikian diharapkan kualitas guru semakin baik. Dunia pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang berkualitas. Guru hendaknya meningkatkan kemampuannya dalam bidang mengajar agar bisa menjawab tantangan global dan bisa melakukan proses belajar mengajar secara optimal dan efektif di sekolah.

Guru merupakan orang yang sangat dekat dengan peserta didik yang mengetahui sifat dan karakter peserta didiknya di dalam kegiatan proses belajar mengajar di dalam kelas maupun di luar kelas. Guru perlu mengawasi perkembangan peserta didik sesuai dengan tugas perkembangan peserta didik masing-masing. Guru juga merencanakan kegiatan belajar- mengajar agar tujuan, visi, dan misi, sekolah tercapai. Oleh karena itu, dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, guru merupakan faktor utama dalam pencapaian tujuan pengajaran, keterampilan dan peguasaan proses pembelajaran. Pengajar, pendidik atau guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan.

(21)

semakin kaku. Hal ini dapat menggambarkan bahwa, tugas seorang guru bukan hanya untuk menyampaikan segudang materi dengan teori-teori dan konsep yang begitu rumit, tetapi seorang guru juga memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memberikan bimbingan dan konseling kepada para peserta didiknya. Agar perserta didik dapat menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Sehingga pembelajaran yang diberikan tidak hanya terpancang pada materi pelajaran yang diberikan tetapi kini ditambah dengan bimbingan yang akan semakin membantu siswa dalam mengatasi persoalan. Baik di dalam masalah pembelajaran materi maupun di luar pembelajaran sekolah.

(22)

mengembangkan peserta didik, tidak hanya sebagai pembelajar, melainkan juga sebagai pembimbing peserta didik dalam mengenal dirinya dan lingkungannya. Hal ini dilakukan agar peserta didik tidak menyimpang dalam proses menuju generasi yang sesuai amanat Undang-Undang. Salah cara atau wadah untuk mempermudah mewujudkan hal tersebut adalah layanan bimbingan dan konseling bagi peserta didik di sekolah.

(23)

prestasi belajar secara optimal tanpa mengalami hambatan dan permasalahan pembelajaran yang cukup berarti.

Realitas di lapangan yang terjadi di sekolah menunjukkan bahwa peran guru mata pelajaran dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling belum dapat dilakukan secara optimal. Ini mengingat guru mempunyai tugas dan tanggung jawab mata pelajaran yang syarat akan beban. Selain melaksanakan tugas pokoknya menyampaikan segudang materi, guru mata pelajaran juga dibebani seperangkat administrasi yang harus dikerjakan. Maka guru mata pelajaran akan kurang waktu untuk melakukan tugas untuk pelaksanaan bimbingan dan konseling. Sehingga tugas guru memberikan layanan bimbingan dan konseling belum dapat dilakukan secara maksimal.

(24)

Menurut Panduan Penyelenggaraan Pelaksanaan SMP Terbuka (2010) Sekolah Menengah Pertama (SMP) Terbuka merupakan salah satu satuan pendidikan alternatif yang berfungsi untuk menampung tamatan Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibektadiyah (MI) dan setara yang mengalami berbagai kendala kesulitan sehingga tidak dapat bersekolah di sekolah reguler. Kendala dan kesulitan tersebut antara lain disebabkan oleh kondisi letak geografis, daerah terpencil, sosial ekonomi yang lemah, kesulitan transportasi, atau terbatasnya waktu karena harus membantu orang tua bekerja, atau bekerja sendiri mencari nafkah untuk mencukupi keperluan hidupnya, sehingga tidak memungkinkan mereka untuk belajar di SMP regular, meskipun lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal mereka. SMP Terbuka merupakan salah satu subsistem pendidikan formal yang menggunakan prinsip belajar secara mandiri, yaitu belajar dengan bantuan seminimal mungkin dari orang lain. SMP Terbuka dalam penyelenggaraannya bergabung atau menginduk ke SMP Negeri (selanjutnya disebut Sekolah Induk) dan mempunyai ciri khas jika dibandingkan dengan SMP Reguler. SMP Terbuka yang dirancang khusus untuk melayani para siswa usia 13–15 tahun dan maksimal 18 tahun yang tidak dapat mengikuti pelajaran pada SMP Reguler setempat.

(25)

sebagaimana telah dikemukakan di atas, guru bidang studi memiliki banyak tugas yang harus diselesaikan seperti tugas-tugas administratif, menyampaikan materi, membuat progam pembelajaran, dan masih banyak lagi. Maka tugas guru bidang studi dalam melaksanakan fungsi bimbingan dan konseling menjadi kurang maksimal. Sejalan dengan itu seyogyanya peran guru bidang studi dalam melaksanakan fungsi bimbingan dan konseling terus ditingkatkan agar perserta didik dapat mengatasi permasalahan dan dapat berkembang sesuai dengan bakat dan minatnya. Oleh sebab itu perlu dilakukan evaluasi keterlaksanaan peran guru bidang studi dalam melaksankan fungsi bimbingan dan konseling, agar diperoleh informasi tetang keterlaksanaan fungsi bimbingan dan konseling para guru bidang studi di SMP Terbuka.

(26)

Melaksanakan Fungsi Bimbingan dan Konseling di SMP Terbuka Kemalang”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah tingkat keterlaksanaan peran guru bidang studi dalam melaksanakan fungsi bimbingan dan konseling di SMP Terbuka Kemalang ?

2. Apa sajakah peran-peran guru bidang studi dalam melaksanakan fungsi-fungsi bimbingan dan konseling yang sudah terlaksana dan belum terlaksana di SMP Terbuka Kemalang ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan peran guru bidang studi dalam melaksanakan fungsi bimbingan dan konseling di SMP Terbuka Kemalang.

(27)

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi para pembaca khususnya bagi bimbingan dan konseling untuk mengembangkan dan memperkaya pengetahuan yang dimiliki menyangkut peran guru bidang studi dalam

melaksanakan fungsi Bimbingan dan Konseling.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa SMP Terbuka kemalang

Setelah penelitian ini diharapakan siswa dapat memproleh bimbingan dan konseling dari guru bidang studi secara maksimal.

b. Bagi Guru SMP Terbuka Kemalang

Sebagai tambahan informasi, refleksi diri dan evalusi dalam melaksanakan peran guru bidang studi dalam melaksankan fungsi bimbingan dan konseling di sekolah, agar kegiatan belajar mengajar menjadi lebih baik, maksimal dan evektif baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

c. Bagi Sekolah SMP Terbuka Kemalang

(28)

d. Bagi Peneliti

Sebagai pembelajaran informasi tentang peran-peran guru bidang studi dalam melaksanakan fungsi bimbingan dan konseling di sekolah. Selain itu memberi masukan dan refleksi dalam diri sebagai calon guru bimbingan dan konseling dalam melaksanakan fungsi-fungsi bimbingan dan konseling.

E. BATASAN ISTILAH

Terdapat beberapa istilah dalam penelitian ini yang perlu mendapat penjelasan . Istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut:

1. SMP Terbuka adalah salah satu subsistem pendidikan formal yang menggunakan prinsip belajar secara mandiri, yaitu belajar dengan bantuan seminimal mungkin dari orang lain

(29)

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini memaparkan tentang landasan teori yang berkaitan dengan masalah penelitian. Topik-topik yang berkaitan dengan pengertian bimbingan dan konseling, fungsi bimbingan dan konseling, hakikat SMP Terbuka.

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling di SMP

M. Surya (1988: 12) berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian atau layanan bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan. Sedangkan menurut Hamalik (2000: 193) bimbingan ialah penolong individu agar dapat mengenal dirinya dan supaya individu itu dapat mengenal serta dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi di dalam kehidupannya.

Dari dua pendapat di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa bimbingan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada individu agar dapat mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin, dan membantu siswa agar memahami dirinya (self understanding), menerima dirinya (self acceptance), mengarahkan dirinya (self direction), dan merealisasikan dirinya(self realization).

(30)

dihadapi oleh klien (Prayitno, 1997:106). Sedangkan menurut Wibowo (1986:39) konseling merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada seseorang supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan pada diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dan memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang.

Dari pengertian tersebut, dapat penulis sampaikan ciri-ciri pokok konseling, yaitu:

1. Adanya bantuan dari seorang ahli.

2. Bantuan diberikan kepada individu yang mengalami masalah agar memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri dalam mengatasi masalah guna memperbaiki tingkah lakunya di masa yang akan datang.

3. Proses pemberian bantuan dilakukan dengan wawancara konseling.

B. Perlunya Bimbingan dan Konseling di SMP

Jika ditinjau secara mendalam, setidaknya ada tiga hal utama yang melatarbelakangi perlunya bimbingan yakni tinjauan secara umum, sosio kultural dan aspek psikologis. Secara umum, latar belakang perlunya bimbingan berhubungan erat dengan pencapaian tujuan pendidikan nasional, yaitu: meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.

(31)

bimbingan. Bila dicermati dari sudut sosio kultural, yang melatar belakangi perlunya proses bimbingan adalah adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat sehingga berdampak disetiap dimensi kehidupan. Hal tersebut semakin diperparah dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, sementara laju lapangan pekerjaan relatif menetap.

Ada lima hal yang melatarbelakangi perlunya layanan bimbingan di sekolah yakni:

1. Masalah perkembangan individu 2. Masalah perbedaan individual 3. Masalah kebutuhan individu

4. Masalah penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku 5. Masalah belajar

C.Fungsi Bimbingan dan Konseling di SMP

Sugiyo (1987:14) menyatakan bahwa ada tiga fungsi bimbingan dan konseling, yaitu:

1. Fungsi penyaluran (distributif)

(32)

a. Fungsi penyesuaian (adjustif)

Fungsi penyesuaian ialah fungsi bimbingan dalam membantu siswa untuk memperoleh penyesuaian pribadi yang sehat. Dalam berbagai teknik bimbingan khususnya dalam teknik konseling, siswa dibantu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah dan kesulitan-kesulitannya. Fungsi ini juga membantu siswa dalam usaha mengembangkan dirinya secara optimal.

b. Fungsi adaptasi (adaptif)

(33)

D. Kegiatan Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum Berbasis

Kompetensi

Berdasakan Pedoman Kurikulum Berbasis Kompetensi bidang Bimbingan Konseling (2004) dinyatakan bahwa kerangka kerja layanan BK dikembangkan dalam suatu program BK yang dijabarkan dalam 4 (empat) kegiatan utama, yakni:

1. Layanan dasar imbingan

Layanan dasar bimbingan adalah bimbingan yang bertujuan untuk membantu seluruh siswa mengembangkan perilaku efektif dan ketrampilan-ketrampilan hidup yang mengacu pada tugas-tugas perkembangan siswa SMP.

2. Layanan responsif

Kegiatan utama layanan dasar bimbingan yang responsif dan mengandung perencanaan individual serta memiliki dukungan sistem dalam implementasinya didukung oleh beberapa jenis layanan BK, yakni:

a) Layanan pengumpulan data b) Layanan informasi

c) Layanan penempatan d) Layanan konseling

e) Layanan referal/melimpahkan ke pihak lain

(34)

Layanan responsif adalah layanan bimbingan yang bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh peserta didik saat ini. Layanan ini lebih bersifat preventif atau mungkin kuratif. Strategi yang digunakan adalah konseling individual, konseling kelompok, dan konsultasi. Isi layanan responsif adalah: a) Bidang pendidikan

b) Bidang belajar c) Bidang sosial d) Bidang pribadi e) Bidang karir f) Bidang tata tertib

g) Bidang narkotika dan perjudian h) Bidang perilaku sosial

i) Bidang kehidupan lainnya 3. Layanan perencanaan individual

Layanan perencanaan individual adalah layanan bimbingan yang membantu seluruh peserta didik dan mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan, karir,dan kehidupan sosial dan pribadinya. Tujuan utama dari layanan ini untuk membantu siswa memantau pertumbuhan dan memahami perkembangan sendiri.

4. Dukungan sistem

(35)

bimbingan secara menyeluruh. Hal itu dilaksanakan melalui pengembangaan profesionalitas, hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasihat, masyarakat yang lebih luas, manajemen program, penelitian dan pengembangan Ellis (1990:180).

E. Peran Guru Mata Pelajaran dalam Pelaksanaan BK

Guru berusaha membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimilikinya, membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka. sehingga siswa dengan ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan berkembang sebagai individu yang mandiri dan produktif. Siswa adalah individu yang unik. Artinya, tidak ada dua individu yang sama. Walaupun secara fisik mungkin individu memiliki kemiripan, akan tetapi pada hakikatnya mereka tidaklah sama, baik dalam bakat, minat, kemampuan dan sebagainya. Di samping itu setiap individu juga adalah makhluk yang sedang berkembang. Perkembangan mereka tentu tidaklah sama juga. Perbedaan itulah yang menuntut guru harus berperan sebagai pembimbing.

(36)

gurupun dapat bertindak sebagai konselor bagi siswanya. Sanjaya (2006: 20) menyebutkan salah satu peran yang dijalankan oleh guru yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi pembimbing baik guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Sementara itu, berkenaan peran guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling Willis (2004: 34) mengemukakan bahwa guru-guru mata pelajaran dalam melakukan pendekatan kepada siswa harus manusiawi-religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur dan asli, memahami dan menghargai tanpa syarat.

Lebih jauh, Syamsuddin (2003: 71) menyebutkan bahwa guru sebagai pembimbing dituntut untuk mampu mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar, melakukan diagnosa, prognosa, dan kalau masih dalam batas kewenangannya, harus membantu pemecahannya (remedial teaching). Berkenaan dengan upaya membantu mengatasi kesulitan atau masalah siswa, peran guru tentu berbeda dengan peran yang dijalankan oleh konselor profesional. Willis (2004) mengemukakan tingkatan masalah siswa yang mungkin bisa dibimbing oleh guru yaitu masalah yang termasuk kategori ringan, seperti: membolos, malas, kesulitan belajar pada bidang tertentu, berkelahi dengan teman sekolah, bertengkar, minum minuman keras tahap awal, berpacaran, mencuri kelas ringan.

(37)

menjadi dua: 1. tugas dalam layanan bimbingan dalam kelas dan 2. di luar kelas. Dalam layanan bimbingan, guru mempunyai beberapa tugas utama, sebagaimana dituangkan dalam Kurikulum SMA 1975 tentang Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan. Guru perlu mempunyai gambaran yang jelas tentang tugas-tugas yang harus dilakukannya dalam kegiatan bimbingan. Kejelasan ini dapat memotivasi guru untuk berperan secara aktif dalam kegiatan bimbingan dan mereka merasa ikut bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan itu. Perilaku guru dapat mempengaruhi keberhasilan belajar. Oleh karena itu, guru harus dapat menerapkan fungsi bimbingan dalam kegiatan belajar-mengajar. Sehubungan dengan itu Natawidjaya dan Surya dalam Soetjipto dan Kosasi (2009:108) mengemukakan beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam proses belajar-mengajar sesuai dengan fungsinya sebagai guru dan pembimbing dan konseling, yaitu:

1. Tugas guru dalam layanan bimbingan dalam kelas

(38)

bimbingan dalam kegiatan belajar-mengajar. Seorang guru dapat melakukan bimbingan di dalam kelas dengan hal-hal berikut:

a. Guru sebagai pembangkit motivasi belajar

Pembangkitan motivasi belajar oleh guru kelas dapat dilakukan secara khusus menggunakan jam pelajaran atau diselipkan sambil mengajar atau memberikan latihan-latihan. Selain itu guru juga harus melakukan upaya-upaya untuk membangkitkan motivasi belajar peserta didik antara lain:

1) Menjelaskan manfaat dan tujuan dari pelajaran yang diberikan. Tujuan yang jelas dan manfaat yang betul-betul dirasakan oleh peserta didik akan membangkitkan motivasi belajar.

2) Memilih materi atau bahan pelajaran yang betul-betul dibutuhkan oleh siswa. Sesuatu yang dibutuhkan akan menarik minat sisiwa, dan minat tersebut merupakan salah satu bentuk motivasi.

(39)

4) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk meraih kesuksesan. Kesuksesan yang dicapai oleh peserta didik akan membangkitkan motivasi belajar, dan sebaliknya kegagalan yang terjadi pada peserta didik dapat menghilangkan motivasi.

5) Memberikan kemudahan dan bantuan kepada peserta didik dalam proses belajar. Tugas guru ialah membantu mengoptimalkan perkembangan siswa. Agar perkembangan peserta didik lancar, guru memberikan kemudahan-kemudahan dalam belajar, dan tidak mempersulit perkembangan belajar yang dialami siswa. Apabila peserta didik mengalami kesulitan atau hambatan dalam belajar, guru memberikan bantuan baik secara langsung maupun dengan memberi petunjuk kepada siapa atau kemana meminta bantuan.

6) Memberikan pujian, ganjaran, ataupun hadiah untuk membangkitkan motivasi belajar peserta didik.

a. Guru sebagai tokoh kunci dalam bimbingan

(40)

mengumpulkan data yang diperlukan agar dapat memahami siswa dengan baik.

Sebagian dari data tersebut didapatkan dari murid sendiri atau dari orang tuanya dengan mengisi formulir-formulir isian atau melalui informasi lisan. Data lainnya diperoleh dari pelaksanaan tes atau melalui observasi terhadap kegiatan-kegiatan siswa, kebiasaan dan tingkah lakunya baik di dalam kelas maupun diluar kelas. Karena itulah guru memiliki peran penting sebagai anggota utama di antara petugas-petugas bimbingan. Pada umumnya guru tersebut berada pada posisi yang lebih baik untuk mengetahui masalah-masalah, sikap dan kebutuhan siswa sehingga memudahkan guru untuk memberikan bantuan kepada siswa yang membutuhkan.

b. Mengetahui murid sebagai individu.

Tugas pertama guru dalam bimbingan adalah mengetahui atau lebih mengenal siswanya. Kegiatan bimbingan tidak akan berhasil dengan baik manakala guru kurang memahami siswa. Oleh karena itu diperlukan pemahaman atau pengetahuan terhadap siswa tentang kebiasaannya dalam belajar, dalam bermain, kesehatannya, asal-usulnya, teman-teman karibnya bahkan latar belakang sosial-ekonominya Djumhur (1975: 127-129).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses belajar-mengajar sesuai dengan fungsinya sebagai guru dan pembimbing, yaitu:

(41)

2) Menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan setiap siswa merasa aman, dan berkeyakinan bahwa kecakapan dan prestasi yang dicapainya mendapat penghargaan dan perhatian.

3) Mengembangkan sikap-sikap dasar bagi tingkah laku sosial yang baik. 4) Menyediakan kondisi dan kesempatan bagi setiap siswa untuk memperoleh

hasil yang lebih baik.

5) Membantu memilih jabatan yang cocok, sesuai dengan bakat, kemampuan dan minatnya.

6)Perlakuan terhadap siswa secara hangat, ramah, rendah hati dan menyenangkan.

7) Perlakuan terhadap siswa didasarkan atas keyakinan bahwa sebagai individu, siswa memiliki potensi untuk berkembang dan maju serta mampu mengarahkan dirinya sendiri untuk mandiri.

8) Kepekaan terhadap perasaan yang dinyatakan oleh siswa dan membantu siswa untuk menyadari perasaannya itu.

9) Kesadaran bahwa tujuan mengajar bukan terbatas pada penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran saja, melainkan menyangkut pengembangan siswa menjadi individu yang lebih dewasa.

10) Sikap yang positif dan wajar terhadap siswa, Pemahaman siswa secara empatik.

11) Penghargaan terhadap martabat siswa sebaga individu

(42)

14) Penerimaan siswa secara apa adanya.

2. Tugas Guru dalam operasional Bimbingan di Luar Kelas

a. Bimbingan bagi peserta didik yang sesuai tingkat kecerdasannya.

Meskipun perkembangan belajarnya normal, tetapi mereka membutuhkan bimbingan, untuk mempertahankan prestasi yang telah dicapainya, dan meningkatkannya. Bimbingan terhadap mereka dapat di berikan oleh konselor atau guru pembimbing dan juga guru mata pelajaran. Bimbingan dari konselor lebih bersifat umum, dapat dilakukan secara individual ataupun kelompok, informatif atau adjustif. Materi bimbingan dapat diarahkan pada perencanaan dan pengembangan diri, peningkatan hubungan sosial, pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajar, displin belajar, memperbaiki cara-cara belajar, mengerjakan tugas, latihan dll.

Bimbingan yang lebih mengarah pada pemeliharaan dan peningkatan penguasaan materi pelajaran diberikan oleh guru pembimbing dan guru bidang studi. Mereka diharapkan memberikan perhatian yang lebih besar terhadap perkembangan belajar dari siswa, memperhatikan perbedaan individual siswa, memberikan tugas dan latihan yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan mereka. Guru bidang studi juga diharapkan dapat memberikan layanan remedial terhadap peserta didik yang mengalami kesulitan dan pengayaan terhadap peserta didik yang cepat.

(43)

yang melatarbelakanginya mungkin bersumber pada dirinya mungkin juga di luar dirinya. Guru mata pelajaran harus berusaha menemukan penyebab tersebut. Bila penyebabnya sudah ditemukan langkah selanjutnya adalah memberikan layanan remedial atau korektif terhadap kelemahannya dan pengembangan terhadap potensi atau kekuatan yang dimiliknya.

Layanan dari guru pembimbing dan guru bidang studi lebih difokuskan pada layanan remedial dalam beberapa mata pelajaran yang kurang. Konselor juga dapat membantu dalam mendiagnosis kelemahan yang diderita para siswa. Berdasarkan hasil diagnosis tersebut guru-guru memberikan layanan remedial. Disamping memberikan layanan remedial guru bidang studi juga hendaknya berusaha untuk menyiapkan dan memberikan pelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih membangkitkan motivasi belajar, lebih permisif dan terbuka pada siswa.

b. Melakukan kunjungan rumah.

(44)

kebiasaan serta aktivitasnya dalam keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar, serta kondisi kehidupan keluarga siswa.

c. Menyelenggarakan kelompok belajar. Kegiatan ini bermanfaat untuk:

1) Membiasakan anak untuk bergaul dengan teman-temannya, bagaimana mengemukakan pendapatnya dan menerima pendapat dari teman lain. 2) Merealisasikan tujuan pendidikan dan pengajaran melalui belajar

secara kelompok.

3) Mengatasi kesulitan-kesulitan, terutama dalam hal pelajaran secara bersama-sama.

4) Belajar hidup bersama agar nantinya tidak canggung di dalam masyarakat yang lebih luas.

5) Memupuk rasa kegotong royongan. d. Pertemuan guru-murid

Sewaktu-waktu apabila dibutuhkan, maka guru perlu mengadakan pertemuan dari hati-kehati dengan murid. Pertemuan itu dapat dilaksanakan sebelum sekolah dimulai, pada waktu istirahat, atau setelah sekolah usai. Dari pertemuan tersebut akan didapatkan data mengenai siswa yang mungkin sedang bermasalah.

F. Keterbatasan Guru.

(45)

profesional di sekolah, tentu upaya pembimbingan terhadap siswa mutlak diperlukan. Jika kebetulan di sekolah sudah tersedia tenaga konselor profesional, guru bisa bekerja sama dengan konselor bagaimana seharusnya membimbing siswa di sekolah. Namun jika belum, maka kegiatan pembimbingan siswa tampaknya akan bertumpu pada guru.

Beberapa keterbatasan guru antara lain:

1. Guru tidak mungkin lagi menangani masalah-masalah siswa yang bermacam-macam, karena guru tidak terlatih untuk melaksanakan semua tugas itu.

2. Guru sendiri sudah berat tugas mengajarnya, sehingga tidak mungkin lagi ditambah tugas yang lebih banyak untuk memecahkan berbagai macam masalah siswa.

G. Upaya Guru Dalam Mengoptimalkan Peranannya

Agar guru dapat mengoptimalkan perannya sebagai pembimbing, berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan:

(46)

2. Guru dapat memperlakukan siswa sebagai individu yang unik dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan keunikan yang dimilikinya.

3. Guru seyogyanya dapat menjalin hubungan yang akrab, penuh kehangatan dan saling percaya, termasuk di dalamnya berusaha menjaga kerahasiaan data siswa yang dibimbingnya, apabila data itu bersifat pribadi.

4. Guru senantiasa memberikan kesempatan kepada siswanya untuk mengkonsultasikan berbagi kesulitan yang dihadapi siswanya, baik ketika sedang berada di kelas maupun di luar kelas.

5. Guru sebaiknya dapat memahami prinsip-prinsip umum konseling dan menguasai teknik-tenik dasar konseling untuk kepentingan pembimbingan siswanya, khususnya ketika siswa mengalami kesulitan-kesulitan tertentu dalam belajarnya.

H. Evaluasi

(47)

I. Hakikat SMP Terbuka

1. Pengertian SMP Terbuka

SMP Terbuka adalah program yang mulai dirintis oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (sekarang Departemen Pendidikan Nasional) pada tahun 1979/1980. SMP Terbuka merupakan salah satu subsistem pendidikan formal yang menggunakan prinsip belajar secara mandiri, yaitu belajar dengan bantuan seminimal mungkin dari orang lain. Wilayah Indonesia yang sangat luas dengan berbagai kondisi geografis yang sulit, kondisi ekonomi sebagian masyarakat yang masih lemah, dan berbagai faktor lainnya yang berakibat pada terbatasnya layanan pendidikan bagi anak - anak usia 13 - 18 tahun. Melalui SMP Terbuka ini, mereka dapat memperoleh layanan pendidikan yang diperlukan. SMP Terbuka bertujuan memberikan kesempatan belajar yang lebih luas kepada anak - anak lulusan SD / MI atau sederajat yang tidak dapat mengikuti pendidikan di SMP Reguler karena berbagai hambatan yang dihadapinya.

2. Tujuan SMP Terbuka

Menurut (Permendiknas No. 19/2007) tujuan pendidikan pada SMP Terbuka mengacu pada tujuan umum Pendidikan, yaitu : meletakan dasar kecerdasan, pengetahuan kepribadian, akhlak mulia,keterampilan untuk hidup mandiri, dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka disusun kurikulum yang antara lain agar memberi kesempatan kepada peserta didik untuk :

(48)

b. Belajar memahami, menghayati dan melaksanakan nilai-nilai (norma) yang berlaku.

c. Mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif dan efisien. d. Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain

e. Mengembangkan dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

3. Kurikulum SMP Terbuka

a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut, pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.

b. Beragam dan terpadu.

(49)

secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.

c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat danisi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha, dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

e. Menyeluruh dan berkesinambungan.

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan. f. Belajar sepanjang hayat.

(50)

formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah tersebut harus saling mengisi dan memberdayakan sesuai dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

4. Menurut Panduan Pelaksanaan penyelenggaraan SMP Terbuka 2010 Tugas Guru Bidang Studi dalam Melaksanakan Fungsi Bimbingan dan Konseling di SMP Terbuka adalah sebagai berikut :

a. Memberi kesempatan siswa bertanya dan berdiskusi.

(51)

konsep-konsep, maupun dalam menerapkan prinsip-prinsip dan rumus-rumus, dalam perhitungan dan praktik.

b. Memberi kesempatan siswa untuk bertukar pengalaman

Pada kegiatan tatap muka siswa akan memperoleh kesempatan untuk bertukar pengalaman dengan teman sekelas mereka yang berasal dari siswa lain. Pada umumnya siswa yang belajar secara mandiri seringkali merasa terasing, tidak mendapatkan perhatian, kesepian, dan lekas putus asa. Kalau menjumpai bahan belajar yang isinya sulit dipahami, mereka cenderung menyalahkan diri sendiri dan beranggapan bahwa dirinya kurang pandai. Padahal hal tersebut tidak selalu benar. Pada kenyataannya ada kemungkinan bukan siswanya yang bodoh, melainkan isi pelajarannya yang sulit atau penyajiannya yang kurang baik. Kesadaran ini akan timbul apabila siswa bertukar pengalaman dengan teman siswa lain.

c. Guru berkesempatan melaksanakan bimbingan belajar

(52)

Belajar melalui tatap muka dapat dimanfaatkan juga oleh guru untuk menjelaskan bagian-bagian pelajaran penting yang menjadi kunci persoalan itu supaya siswa menjadi lebih mudah dalam belajar mandiri. d. Memberi kesempatan siswa menggunakan fasilitas di sekolah induk.

Untuk memperjelas materi pelajaran tertentu perlu ditunjang dengan fasilitas lain yang terdapat di sekolah induk. Dalam kegiatan tatap muka siswa memperoleh kesempatan untuk belajar dengan menggunakan fasilitas yang tidak ada di TKB ( tempat kegiatan belajar ), seperti alat olahraga, laboratorium, perpustakaan yang lengkap, untuk belajar keterampilan dan sebagainya. Karena itu dalam belajar melalui tatap muka di sekolah induk, siswa dapat belajar dengan menggunakan fasilitas dan perlengkapan tersebut dalam bimbingan guru.

e. Guru berkesempatan menilai kemajuan belajar siswa.

(53)

f. Tugas Guru SMP Terbuka

Menurut panduan pelaksanaan penyelenggaraan SMP Terbuka 2010 tugas guru di SMP Terbuka sangat banyak. Peran guru untuk mencetuskan suatu komitmen untuk meningkatkan mutu SMP Terbuka. Adapaun tugas guru dengan cara melaksanakan kegiatan nyata sebagai berikut:

1) Melakukan orientasi belajar mandiri siswa baru. 2) Memberikan motivasi belajar.

3) Meminimalkan ketidakhadiran siswa di TKB.

4) Mengawasi pembelajaran siswa di TKB secara teratur sesuai jadwal . 5) Mengawasi kemajuan belajar siswa.

6) Meminta guru untuk datang melakukan pembinaan ke TKB. 7) Memberikan tugas baca modul dan penyelesaian tugas-tugas. 8) Mencatat daftar kesulitan belajar siswa di TKB.

9) Melengkapi sumber belajar siswa.

(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini memuat beberapa hal yang berkaitan dengan metodologi penelitian antara lain, jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis instrumen.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang terbatas untuk mengukapkan maksud dan keadaan sebagimana adanya berdasarkan fakta-fakta yang tampak. Metode penelitian deskritif digunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006:72).

(55)

kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012: 7). Dalam penelitian ini metode kualitatif menggunakan teknik meyebarkan kuisoner untuk memproleh data dari siswa. Sementara metode kualitatif menurut Bogdan dan Taylor (1975) dalam buku Moleong mengemukakan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Miles and Huberman (1994) (dalam Sukidin 2002:2) metode kualitatif berusaha mengungkap berbagai keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok, masyarakat, dan/atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari secara menyeluruh, rinci, dalam, dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Dalam metode penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara dan observasi untuk memproleh data.

Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi keterlaksanaan peran guru bidang studi dalam melaksankan fungsi bimbingan dan konseling. Peneliti memilih subjek dalam penelitian ini adalah guru dan seluruh siswa SMP Terbuka Kemalang, dimana sempel subjek wawancara dan observasi 2 guru bidang studi itu.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

(56)

C. Subjek Penelitian dan objek penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam penelitian, dalam hal ini bertindak sebagai pemberi informasi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Terbuka kemalang yaitu kelas 1, 2 dan 3 yang berjumlah 44 orang dan seluruh guru bidang studi yang berada di sekolah SMP Terbuka Kemalang. Peneliti mengambil dua orang guru bidang studi sebagai sempel wawancara dan observasi. Alasan memilih SMP terbuka karena (1) Mudah dijangkau peneliti, (2) Tidak memilki guru bimbingan dan konseling, (3) SMP Terbuka Kemalang merupakan SMP berbeda dari sekolah formal.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan dalam penelitian. Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah peran guru bidang studi dalam melaksanakan fungsi bimbingan dan konseling.

D. Metode Pengumpulan Data

(57)

memuat garis besar hal-hal yang akan sementara observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis Sutrisno dalam (sugiyono 2011:203). Maka dalam penelitian ini menuntut peneliti untuk cermat dalam observasi di dalam kelas maupun di luar kelas.

1. Kuesioner (Angket)

Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada (Siregar, 2010: 132). Kuesioner dalam penelitian ini diberikan pada siswa untuk mengetahui keterlaksanaan peran guru bidang studi dalam melaksanakan fungsi bimbingan dan konseling di SMP Terbuka kemalang.

2. Observasi

(58)

diperlukan (Margono, 2007:159). Dalam melakukan observasi, peneliti diharapakan mengamati guru bidang studi dalam melaksankan fungsi bimbingan dan konseling di dalam kelas maupun di luar kelas. Dalam hal ini, peneliti mengobservasi selama 2 hari. Sampel observasi guru sebanyak 2 guru bidang studi, selama melakukan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas maupun di luar kelas. Observasi ini untuk memproleh informasi yang sebenaranya tanpa direkayasa.

3. Wawancara

(59)

untuk mendapatkan informasi. Selama pertemuan peneliti mengajukan pertanyaan, meminta penjelasan atas berbagai jawaban yang diberikan dan membuat catatan mengenai hal-hal yang diungkapakan pada peneliti.

E. Keabsahan Data

Untuk memeriksa keabsahan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi. Menurut Sugiyono (2011: 330), triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan data dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dalam peneltian ini triangulasi yang akan dilakukan yaitu membandingkan hasil penelitian antara angket siswa, observasi dan wawancara pada guru.

F. Analisis Instrumen Penelitian

1. Kuesioner

(60)

Kemalang Tahun Pelajaran 2012/2013 menyangkut aspek peran guru bidang studi dalam melaksankan fungsi bimbingan dan konseling baik di dalam kelas dan di luar kelas. Kuesioner dinyatakan dalam satu bentuk pernyataan.

Pemberian skor dilakukan dengan memberi nilai pada setiap alternatif jawaban. Skoring setiap pilihan jawaban dapat dilihat pada

table 1.

Tabel 1

Skoring/ Penilaian Kuesioner Peran Guru Bidang Studi dalam Melaksanakan fungsi Bimbingan dan Konseling

Siswa SMP Terbuka Kemalang, Klaten Tahun Ajaran 2012-2013

No Pernyataan Jawaban Pernyataan

Positif

Pernyataan Negatif

1. ... Sangat tidak Setuju 1 5

Setuju 2 4

Ragu-Ragu 3 3

Tidak Setuju 4 2

Sangat Tidak Setuju 5 1

(61)
(62)

2. Validitas dan Reliabilitas a. Validitas

Menurut Azwar (1999:99) Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji validitas digunakan untuk pengujian butir soal dikatakan valid jika dapat diungkapkan data dari variabel secara tepat.

Untuk menentukan apakah instrumen ini valid dan tidak valid maka ketentuan sebagai berikut: Menurut Azwar (1999:101) semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Tetapi Azwar mengatakan bahwa bila jumlah item belum mencukupi kita bisa menurunkan sedikit batas kriteria 0,30 menjadi 0,25 tetapi menurunkan batas kriteria di bawah 0,20 sangat tidak disarankan. Untuk pembahasan ini dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi dengan kriteria menggunakan r kritis pada taraf signifikansi 0,05 (signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian). Pelaksanaan uji validitas dilaksankan denagan responden seluruh siswa-siswi SMP Terbuka kemalang dengan jumlah responden 44 siswa.

b. Reliabilitas

(63)

sesuatu yang diukur pada waktu yang berlainan. Dengan demikian tujuan reliabilitas adalah mengetahui sejauh mana pengukuran variabel dapat memberikan hasil yang sama jika dilakukan kembali kepada subjek yang sama.

Reliabilitas pada penelitian ini dilakukan metode pendekatan konsisten internal yaitu dengan melihat konsistensi antar item dalam alat ukur atau instrumen itu sendiri. Analisis reliabilitasnya dilakukan dengan teknik Alpha dari Cronbach (Azwar:2004). Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien realibilitas (rᵪᵪ’) yang memiliki rentang angka 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya, koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti reliabilitasnya semakin rendah.

Koefisien reliabilitas yang mencapai angka r ᵪᵪ’= 1,00 atau bahkan rᵪᵪ’=0,0 tidak pernah dijumpai dalam pengukuran psikologis. Hal ini dikarenakan pengukuran yang mempengaruhi kecermatan pengukuran (Azwar : 2004). Pengukuran koefisien reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknikAlpha CronbachprogramSPSS for

windows 16. Adapun uji kofisien reability pembuatan kuisoner peran guru

(64)

Tabel 3

Koefisien Reliabilitas Peran Guru Bidang Studi dalam Melaksanakan Fungsi Bimbingan dan Konseling

Siswa SMP Terbuka kemalang, Klaten Tahun Ajaran 2012-2013

Koefisien Alpha Cronbach N item N subyek

0.9599 58 44

Dari hasil perhitungan, reliabilitas skala sebesar 0,9599 dianggap tinggi sehingga dapat dikatakan bahwa kuesioner dianggap memiliki realibilitas tinggi Azwar ( 1999:84).

3. Prosedur Penyusunan Alat

a. Tahap persiapan penyusunan kuesioner yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Mengidentifikasi variabel, aspek-aspek, dan indikator peran guru bidang studi dalam melaksanakan fungsi bimbingan dan konseling.

2) Mengidentifikasikan indikator-indikator dari aspek peran guru bidang studi dalam melaksanakan fungsi bimbingan dan konseling.

3) Merumuskan kembali item-item yang mengungkap berbagai aspek yang hendak diteliti berdasarkan indikator peran guru bidang studi dalam melaksanakan fungsi bimbingan dan konseling

(65)

b. Tahap Pelaksanaan Pengambilan Data

Tahap pelaksanaan pengambilan data kuisoner dan observasi dilaksanakan pada hari senin setelah ujian untuk kelas 3 dan hari jumat untuk kelas 2 dan 1, di SMP Terbuka Kemalang sebanyak 44 siswa, sementara wawancara guru bidang studi dilakukan setelah pulang sekolah.

Tabel 4

Penggolongan Kategorisasi Peran Guru Bidang Studi dalam Melaksanakan Fungsi Bimbingan dan Konseling

Siswa SMP Terbuka Kemalang, Klaten Tahun Ajaran 2012-2013

Penghitungan Skor Item Keterangan

X

[

µ-1,0(σ)

]

Kurang Baik

[

µ-1,0(σ)

]

X <

[

µ+1,0(σ)

]

Baik

[

µ+1,0(σ)

]

X Sangat Baik Keterangan:

X maximum teoritik : Rata-rata skor total tertinggi X minimum teoritik : Rata-rata skor total terendah σ : Standar deviasi, yaitu luas jarak

rentangan yang dibagi dalam 6 satuan deviasi sebaran

(66)

a. Kategorisasi Skor Subyek Penelitian

Kategorisasi skor subyek penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengklasifikasikan subyek penelitian ke dalam kategori yang telah ditetapkan. Kategorisasi tersebut menjadi patokan dalam menentukan tinggi rendahnya subjek penelitian keterlaksanaan peran guru bidang studi dalam melaksanakan fungsi bimbingan dan konseling. Kategorisasi subyek penelitian diperoleh melalui perhitungan (dengan jumlah item 58) sebagai berikut:

X maksimum teoritik : 5 x 58 = 290 X minimum teoritik : 1 x 58 = 58 Luas jarak : 290–58= 232

σ (standar deviasi) : 232 : 6 = 38,6 dibulatkan menjadi 39

µ (mean teoritik) : (290 +58 ) : 2 = 174 dibulatkan menjadi 174

(67)

Tabel 5

Pengkategosisasian Skor Subyek Penelitian Peran Guru Bidang Studi dalam Melaksankan Fungsi Bimbingan dan Konseling

Siswa SMP Terbuka Kemalang, Klaten Tahun Ajaran 2012-2013

Penghitungan Skor Item Skor Keterangan

X[µ-1,0(σ)] X < 135 Kurang baik [µ-1,0(σ)]X < [µ+1,0(σ)] 135 < X≤213 Baik

[µ+1,0(σ)]X 213X Sangat Baik

Kemudian, jumlah skor data subyek penelitian dikelompokan berpedoman pada penggolongan kategorisasi yang terdapat pada tabel di atas.

b. Katagorisasi Skor Item Penelitian

Kategorisasi tersebut menjadi patokan dalam menentukan tinggi rendahnya tingkat keterlaksanaan peran guru bidang studi dalam melaksanakan fungsi bimbingan dan konseling. Kategorisasi item ini sebagai patokan atau dasar untuk evaluasi keterlaksanaan guru bidang studi dalam melaksankan fungsi bimbingan dan konseling. Kategorisasi item penelitian diperoleh melalui perhitungan (dengan jumlah item 58) sebagai berikut:

X maksimum teoritik : 5 X 44 = 220 X minimum teoritik : 1 X 44 = 44 Luas jarak : 220-44 = 176

(68)

Penentuan kategorisasi setelah dilakukan penghitungan dapat di lihat padatabel 6di bawah ini:

Tabel 6

Penggolongan Kategorisasi Item Peran Guru Bidang Studi dalam Melaksankan Fungsi Bimbingan dan Konseling Siswa SMP Terbuka Kemalang, Klaten Tahun Ajaran 2012-2013

Penghitungan Skor Item Skor Keterangan

X

[

µ-1,0(σ)

]

X < 103 Kurang Baik

[

µ-1,0(σ)

]

X <

[

µ+1,0(σ)

]

103 < X≤161 Baik

[

µ+1,0(σ)

]

X 161X Sangat Baik

Kemudian, jumlah skor data subyek penelitian dikelompokan berpedoman pada penggolongan kategorisasi yang terdapat pada tabel di atas.

c. Katogorisasi penggolongan aspek

Penggolongan perhitungan skor aspek peran guru bidang Studi dalam melaksanakan fungsi bimbingan dan konseling Kategorisasi aspek penelitian diperoleh melalui perhitungan (dengan jumlah item 58) sebagai berikut:

X maksimum teoritik : 5 X minimum teoritik : 1 Luas jarak : 5-1 = 4

σ (standar deviasi) : 4 : 6 = 0,66 dibulatkan menjadi 1

µ (mean teoritik) : (1 + 5 ):2 = 3 dibulatkan menjadi 3

(69)

Tabel 7

Penggolongan Kategorisasi Aspek Peran Guru Bidang Studi dalam Melaksanakan Fungsi Bimbingan dan Konseling Siswa SMP Terbuka

Kemalang, Klaten Tahun Ajaran 2012-2013.

Penghitungan Skor Item Skor Keterangan

X

[

µ-1,0(σ)

]

X < 2 Kurang Baik

[

µ-1,0(σ)

]

X <

[

µ+1,0(σ)

]

2 < X≤ 4 Baik

[

µ+1,0(σ)

]

X 4X Sangat Baik

Kemudian, jumlah skor data subyek penelitian dikelompokan berpedoman pada penggolongan kategorisasi yang terdapat pada tabel di atas.

4. Analisis data observasi

Data observasi dalam pembelajaran dianalisis secara deskriptif. Data hasil observasi dianalisis dengan cara mengatur dan mengelompokkan data sesuai dengan aspek yang diamati untuk mengetahui keterlaksanaan peran guru bidang studi dalam melaksanakan fungsi bimbingan dan konseling. Adapun pedoman observasi terdapat padalampiran 7.

5. Analisis data wawancara

(70)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas jawaban atas masalah penelitian yaitu evalusi keterlaksanaan peran guru bidang studi dalam melaksanakan fungsi bimbingan dan konseling di SMP Terbuka Kemalang Klaten tahun ajaran 2012-2013.

A. Hasil Penelitian

1. Penggolongan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Terbuka Kemalang Klaten yang berinduk di SMP N 2 Kemalang. Subjek penelitian ini berjumlah 44 siswa dengan sampel wawancara dan observasi adalah 2 orang guru bidang studi di SMP Terbuka Kemalang. Jumlah kuisoner penelitian ini yang dibagikan kepada siswa berjumlah 44. Kuisoner yang berjumlah 44 terisi lengkap semua, sehingga peneliti menggunakan 44 siswa sebagai responden penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengevalusi keterlaksanaan peran guru bidang studi dalam melaksanakan fungsi bimbingan dan konseling di SMP Terbuka Kemalang Klaten tahun ajaran 2012-2013.

(71)

penelitian evaluasi keterlaksanaan peran guru bidang studi dalam melaksanakan fungsi bimbingan dan konseling di SMP Terbuka Kemalang Klaten tahun ajaran 2012-2013. Data seluruh siswa SMP Terbuka Kemalang disajikan dalamtabel 8 sebagai berikut :

Tabel 8

Penggolongan Subjek Kuesioner Peran Guru Bidang Studi dalam Melaksanakan Fungsi Bimbingan dan Konseling

Siswa SMP Terbuka Kemalang Klaten Tahun Ajaran 2012-2013 Skor

Pengkategorisasian Keterangan

Jumlah

kategori Prosentase (%)

X < 135 Kurang Baik 2 4,54

135< X≤ 213 Baik 21 47,72

213X Sangat Baik 21 47,74

Jumlah 44 100

(72)

Diagram

Penggolongan Subjek Penelitian Peran Guru Bidang Studi dalam Melaksanakan Fungsi Bimbingan dan Konseling Siswa SMP Terbuka Kemalang Klaten Tahun Ajaran 2012-2013

Berdasarkan dari hasil perhitungan skor total tersebut. Peneliti menyimpulkan kategorisasi subjek dalam penelitian peran guru bidang studi dalam melaksanakan fungsi bimbingan dan konseling tergolong baik dan sangat baik, menurut penggolongan item oleh Azwar (2009 : 107-109). Dari tabel diagram di atas penggolongan subjek kategorisasi kurang baik ( 4,54%), baik ( 47,72%), sangat baik ( 47,72%). Dari pemaparan di atas hasil penelitian ini dapat disimpulan bahwa, kategorisasi subjek dalam penelitian ini tergolong baik dan sangat baik yaitu sama-sama mencapai angka presentase (47,72%).

4.54

47.72 47.72

0 10 20 30 40 50 60

Kurang Baik Baik Sangat Baik

Penggolongan Subjek Penelitian

(73)

2 . Penggolongan Item Penelitian

Berdasarkan penghitungan pengkategorisasian item dengan menggunakan kriteria Azwar (2012:149). Dalam hal ini didapatkan skor item yang termasuk dalam kategori kurang baik, baik, dan sangat baik. Item yang tergolong kategori kurang baik, baik dan sangat baik adalah item yang akan digunakan sebagai dasar penelitian evaluasi keterlaksanaan peran guru bidang studi dalam melaksanakan fungsi bimbingan dan konseling di SMP Terbuka Kemalang tahun ajaran 2012-2013. Penggolongan item disajikan dalamtabel 9sebagai berikut:

Tabel 9

Penggolongan Item Kuesioner Peran Guru Bidang Studi dalam Melaksanakan Fungsi Bimbingan dan Konseling

Siswa SMP Terbuka Kemalang Klaten Tahun Ajaran 2012-2013. Skor

Pengkategorisasian Jumlah Item Presentase (%) Keterangan

X < 103 0 0 Kurang baik

103< X≤ 161 44 75,86 Baik

161X 14 24,14 Sangat Baik

Jumlah 58 100

(74)

Diagram

Penggolongan Item Penelitian Kuesioner Peran Guru Bidang Studi dalam Melaksanakan Fungsi Bimbingan dan Konseling Siswa SMP Terbuka Kemalang Klaten Tahun Ajaran 2012-2013.

Berdasarkan dari perhitungan rata-rata skor total tersebut, dapat disimpulkan bahwa tingkat keterlaksananaan peran guru bidang studi dalam melaksanakan fungsi bimbingan dan konseling tergolong baik. Menurut penggolongan item oleh Azwar (2009 : 107-109). Dari tabel diagram di atas penggolongan item katagorisasi kurang baik ( 0%), baik ( 75,86%), dan sangat baik ( 24,14%). Jadi dapat disimpulkan bahwa dari analisis item penelitian evaluasi keterlaksanaan peran guru bidang studi dalam melaksanakan fungsi bimbingan dan konseling tinkat keterlaksanaanya sudah berjalan dengan baik, yaitu dengan presentase (75,86%).

0

75,86

24.14

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Kurang Baik Baik Sangat Baik

Penggolongan Item Penelitian

(75)

Dari hasil analisis wawancara dan observasi kedua guru bidang studi. Dalam penelitian ini diperoloh informasi bahwa indikator yang tergolong kurang baik terdapat 4 indikator. Dalam hal ini Keempat indikator-indikator yang tergolong kurang baik adalah: 1) Guru melakukan kunjungan rumah, 2) Guru menyelenggarakan kelompok belajar, dan 3) Guru mengadakan pertemuan dengan murid sebelum ( KBM ) kegiatan belajar mengajar. Keempat indikator tersebut guru bidang studi kurang melakukanya dengan baik. Berdasarkan dari hasil jawaban wawancara dan hasil observasi guru, guru belum melakukannya karena terkendala tugas dan administratif yang banyak. Sehingga pelaksanaan keempat indikator tersebut kurang maksimal.

(76)

3. Penggolongan Aspek Penelitian

Evaluasi keterlaksanaan peran guru bidang studi dalam melaksanakan fungsi bimbingan dan konseling terdapat 2 variabel. Variabel pertama berjumlah 3 aspek dan variabel kedua berjumlah 4 aspek. Data penggolongan aspek disajikan dalamtabel 10sebagai berikut:

Tabel 10

Penggolongan Kategorisasi Aspek Kuesioner Keterlaksanaan Peran Guru Bidang Studi dalam Melaksanakan Fungsi Bimbingan dan Konseling

di SMP Terbuka Kemalang Klaten Tahun Ajaran 2012-2013.

(77)

Agar memperoleh gambaran lebih lengkap, berikut ini disajikan diagram batang tentang aspek-aspek keterlaksanaan peran guru bidang studi dalam melaksanakan fungsi bimbingan dan konseling di SMP Terbuka Kemalang tahun ajaran 2012-2013, berdasarkan setiap aspek:

Diagram

Penggolongan Aspek Kuesioner Peran Guru Bidang Studi dalam Melaksanakan Fungsi Bimbingan dan Konseling di SMP Terbuka Kemalang Klaten Tahun Ajaran 2012-2013.

Keterangan tentang digaram tabel 10 sebagi berikut : a. Guru sebagai pembangkit motivasi belajar. b. Guru sebagai tokoh kunci dalam bimbingan. c. Guru Mengetahui murid sebagai individu.

d. Bimbingan bagi peserta didik yang sesuai tingkat kecerdasannya. e. Guru melakukan kunjungan rumah.

f. Guru menyelenggarakan kelompok belajar.

(78)

g. Guru mengadakan pertemuan dengan murid sebelum KBM

Berdasarkan dari perhitungan rata-rata skor total tersebut. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa tingkat keterlaksanaan peran guru bidang studi dalam melaksanakan fungsi bimbingan dan konseling tergolong sangat baik menurut penggolongan aspek oleh Azwar (2009 : 107-109). Dari tabel diagram di atas penggolongan aspek, Guru sebagai pembangkit motivasi belajar kategori kurang baik (4,54%), baik ( 22,72%), sangat baik ( 72,74). Aspek guru sebagai tokoh kunci dalam bimbingan kategori kurang baik ( 2,27%), baik (29,54%), sangat baik ( 68,19%). Aspek guru mengetahui murid sebagai individu kategori kurang baik ( 0%), baik ( 13,64%), sangat baik ( 86,36%). Aspek guru membimbing siswa sesuai dengan tingkat kecerdasanya kategori kurang baik ( 0%), baik (18,18%), sangat baik ( 81,82%). Aspek guru melakuakan kunjungan rumah kategori kurang baik ( 0%), baik (18,18%), kurang baik ( 81,82%). Aspek guru menyelenggarakan kelompok belajar kategori kurang baik (13,65%), baik (15,90%), sangat baik (70,45%). Aspek guru mengadakan pertemuan dengan murid sebelum ( KBM ) kegiatan belajar mengajar kategori kurang baik ( 6,82%), baik (38,63%), sangat baik ( 54,54%).

(79)

observasi guru belum melakukanya karena terkendala tugas dan tanggung jawab yang banyak. Sehingga keterlaksanaannya kurang maksimal.

Dari pemaparan hasil penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat keterlaksanaan peran guru bidang studi dalam melaksanakan fungsi bimbingan dan konseling di SMP Terbuka Kemalang rata-rata dari ke tujuh aspek adalah tergolong sangat baik yaitu mencapai presentase 38 % - 86%. Tapi dari hasil hasil wawancara dan observasi masih perlu peningkatan tentang aspek 1) Guru melakukan kunjungan rumah, 2) Guru menyelenggarakan kelompok belajar, dan 3) Guru mengadakan pertemuan dengan murid sebelum ( KBM ) kegiatan belajar mengajar.

B. Pembahasan

Pada awal melakukan penelitian ini, peneliti memiliki anggapan bahwa keterlaksanaan peran guru bidang studi dalam melaksanakan fungsi bimbingan dan konseling tergolong kurang baik. Karena pada waktu melakukan observasi dan wawancara di sekolah SMP Terbuka Kemalang tahun ajaran 2012-2013, banyak siswa yang tidak masuk sekolah untuk melakukan kegiatan belajar mengajar. Sehingga peneliti memiliki anggapan bahwa tingkat keterlaksanaan peran guru bidang studi dalam melaksanakan fungsi bimbingan dan konseling tergolong kurang baik.

Gambar

table 1.Tabel 1
Tabel 3Koefisien Reliabilitas Peran Guru Bidang Studi dalam Melaksanakan
Penggolongan Kategorisasi Peran Guru Bidang Studi dalamTabel 4Melaksanakan Fungsi Bimbingan dan Konseling
Tabel 5
+7

Referensi

Dokumen terkait

memiliki indeks nilai penting paling tinggi dibandingkan dengan jenis lainnya sebesar 44,49% (Tabel 11) dan jenis Kandelia Candel merupakan mangrove yang memiliki

penting dalam mengukur profitabilitas suatu bank, di mana menggambarkan kemampuan suatu bank dalam memperoleh laba secara keseluruhan, faktor utama yang

Hasil ini juga mendukung Rent Extraction Hypothesis yang menyatakan bahwa adanya abnormal return yang positif untuk kenaikan pembayaran dividen karena pembayaran

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Seberapa besar pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Prestasi Kerja Pegawai; dan seberapa besar pengaruh Motivasi Kerja terhadap Prestasi

(4) Penggunaan dana yang diperoleh dari masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dan dikelola oleh Direktur sesuai dengan ketentuan

Suneki, Sri (2012 : 307) menyatakan bahwa Globalisasi sebagai fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian

Perompak yang berjaya merompak bank itu semalam telah diberkas oleh pihak polis.. Bank yang berjaya dirompak oleh perompak semalam telah diberkas oleh

Kebangkitan rohani berdampak besar terhadap misi baik pada diri seorang misionaris yang membawa pesan Injil, kepada orang percaya yang dibangunkan tersebut, juga