• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Klinik dan Radiologi Kasus Low Back Pain Di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Tahun 2002-2005.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Klinik dan Radiologi Kasus Low Back Pain Di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Tahun 2002-2005."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

GAMBARAN KLINIK DAN RADIOLOGI KASUS LOW BACK PAIN DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG

PERIODE TAHUN 2002-2005

Irwan Suhadi

Pembimbing utama: Winsa Husin, dr., MSc. M.Kes Pembimbing pendamping: Dedeh Supantini Jahja, dr., Sp.S.

Nyeri pinggang bawah atau low back pain (LBP) merupakan keluhan yang sering dijumpai di dalam praktek umum maupun praktek spesialis seperti orthopedi dan saraf. Nyeri pinggang ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya yang tersering adalah karena proses degenerasi sendi-sendi tulang belakang atau proses ketuaan. Untuk memperoleh diagnosis dan terapi yang tepat perlu anamnesis mengenai riwayat nyeri, pemeriksaan fisik untuk mengetahui gambaran klinik dan pemeriksaan radiologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran klinik dan radiologi low back pain yang dilakukan di Bagian/SMF Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung/Rumah Sakit Immanuel Bandung secara deskriptif dan retrospektif dengan mengambil data dari bagian rekam medik Rumah Sakit Immanuel Bandung periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2005. Sebagai kriteria inklusi yaitu pasien dengan diagnosis nyeri pinggang bawah (LBP) dan pasien dengan pemeriksaan klinik yang gejalanya sesuai menurut Ngoerah (1991) dan Priguna Sidharta (2003). Dari hasil penelitian terhadap 37 pasien, didapatkan persentase wanita lebih banyak dibandingkan pria. Gambaran klinik yang didapat diantaranya adalah nyeri radikular, gangguan fungsi motorik berupa paraparesis atau monoparesis, gangguan fungsi sensorik berupa hipestesi dan parestesi dan nyeri tekan pada pemeriksaan status lokasi. Pada pemeriksaan penunjang dengan foto rontgen maupun CT scan didapatkan hasil yang bervariasi, yang tersering adalah spondylosis deformans lumbalis yang disebabkan karena proses degenerasi. Saran yang dapat disampaikan adalah perlunya pemeriksaan radiologi untuk mendapatkan diagnosis pasti dari setiap keluhan nyeri pinggang agar pengobatan dapat diberikan secara tepat dan benar. Khususnya untuk bagian rekam medik, perlu peningkatan kualitas pencatatan untuk kepentingan penelitian yang lebih baik lagi.

Kata kunci : low back pain (LBP)

(2)

ABSTRACT

CLINICAL MANIFESTATION AND RADIOLOGICAL FINDINGS OF LOW BACK PAIN

AT IMMANUEL HOSPITAL BANDUNG THE YEAR OF 2002-2005

Irwan Suhadi

Tutor I : Winsa Husin, dr., MSc. M.Kes Tutor II : Dedeh Supantini Jahja, dr., Sp.S.

Low back pain is a symptom that is often found not only by general practicioner but also by specialist practical such as orthopedics and neurologist. Back pain caused by many factors, the most often etiology is the degeneration of columna vertebralis joints. In our effort to make the exact diagnosis and management, we should take the anamnesis, do the physical examination and specific radiological examination. The purpose of this study is to reveal the clinical manifestation and radiological findings of cases with low back pain. We carried out a descriptive survey and retrospective study in the Neurological Ward of Medical Faculty Maranatha Christian University/Immanuel Hospital Bandung from 2002 to 2005. Data was obtained from medical record of Immanuel Hospital Bandung. The inclusion criteria were: cases diagnoses as low back pain and showed sign and symptoms as described by Ngoerah (1991) and Priguna Sidharta (2003). Result: There were 37 cases included in this study, woman more than men. The clinical manifestation we found were: radicular pain, disturbance of motoric function such as paraparesis or monoparesis, disturbance of sensoric function such as hypesthesia and paresthesia, and local tenderness. As the supportive examination, plain rontgen photo or CT scan is performed. The radiological findings in our study showed variable result. The most often is spondylosis deformans lumbalis. It is important to have radiology examination earlier to make an accurate diagnosis from cases with low back pain in order to give a prompt treatment. As we found some limited clinical data in medical record, we proposed that it is a need to increase the quality of medical record department, so that another study or research will be better in the future.

Keyword : low back pain (LBP)

(3)

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Indentifikasi Masalah... 2

1.3. Maksud dan Tujuan... 2

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

1.5. Metodologi ... 3

1.6. Lokasi dan Waktu ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi ... 4

2.1.1. Columna vertebralis ... 4

2.1.2. Ciri-ciri khas masing-masing tulang vertebrae ... 7

2.1.2.1. Vertebrae cervicalis ... 7

2.1.2.2. Vertebrae thoracalis ... 9

2.1.2.3. Vertebrae lumbalis ... 10

2.1.2.4. Vertebrae sacralis (Os sacrum) ... 11

2.1.2.5. Os coccyg ... 12

2.1.3. Sendi-sendi pada columna vertebralis... 12

2.1.4. Ligamenta pada columna vertebralis ... 13

2.1.5. Otot-otot penggerak columna vertebralis... 14

2.1.6. Pembuluh darah dan saraf ... 15

2.2. Low Back Pain... 16

2.2.1. Asal dan sifat nyeri pinggang ... 17

2.2.2. Patofisiologi Low Back Pain... 18

2.2.3. Penyebab Low Back Pain... 20

2.2.4. Gejala klinik Low Back Pain... 32

2.2.5. Pemeriksaan fisik-diagnostik ... 33

2.2.6. Pemeriksaan penunjang Low Back Pain... 35

2.2.6.1. Pemeriksaan laboratorium darah... 35

2.2.6.2. Pemeriksaan radiologi... 36

2.2.6.3. Pemeriksaan EMG ... 36

(4)

ix

2.3. Peranan pemeriksaan radiologi pada LBP ... 36

2.3.1. X-Rays ... 37

2.3.2. Mielografi ... 37

2.3.3. Elektromiografi ... 38

2.3.4. CT scan ... 38

2.3.5. MRI ... 39

2.4. Gambaran Radiologi Low Back Pain ... 40

2.5. Penatalaksanaan terhadap Low Back Pain ... 45

2.6. Pengobatan terhadap Low Back Pain ... 48

2.6.1. Pengobatan medika mentosa... 48

2.6.2. Terapi Low Back Pain ... 49

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Subjek penelitian ... 51

3.2. Metode penelitian ... 51

3.3. Kriteria inklusi ... 51

3.4. Kriteria eksklusi ... 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil penelitian ... 52

4.2. Pembahasan ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 62

5.2. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64

LAMPIRAN ... 67

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Columna vertebralis ... 4

Gambar 2.2 Vertebrae cervicalis I ... 8

Gambar 2.3 Vertebrae cervicalis II ... 8

Gambar 2.4 Vertebrae cervicalis VII ... 9

Gambar 2.5 Vertebrae thoracalis X ... 10

Gambar 2.6 Vertebrae thoracalis XII ... 10

Gambar 2.7 Vertebrae lumbalis V ... 11

Gambar 2.8 Os sacrum ... 11

Gambar 2.9 Os coccyg ... 12

Gambar 2.10 Spondylolisthesis ... 21

Gambar 2.11 Spondylolisis dan spondylolisthesis ... 21

Gambar 2.12 Fraktur kompresi ... 22

Gambar 2.13 Osteoartritis ... 25

Gambar 2.14 Spondylosis deformans lumbalis ... 25

Gambar 2.15 A vacuum phenomenon ... 26

Gambar 2.16 Hernia nucleus pulposus ... 28

Gambar 2.17 Hernia nucleus pulposus ... 28

Gambar 2.18 Nodul Schmorl ... 28

Gambar 2.19 Bamboo spine ... 40

Gambar 2.20 Diskitis dan abses paraspinosus ... 41

Gambar 2.21 Discus degenerasi ... 41

Gambar 2.22 Ekstrusi discus L5-S1 ... 42

Gambar 2.23 Ekstrusi dan migrasi discus L1-2 ... 42

Gambar 2.24 Spondylolisthesis ... 43

Gambar 2.25 Nyeri post operatif (kebocoran spinal) ... 43

Gambar 2.26 Arachnoiditis dengan nyeri pinggang post operatif ... 44

Gambar 2.27 Kaki-kaki baut pada tulang belakang (post operatif) ... 44

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Karakteristik penderita Low Back Pain

di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode tahun 2002-2005 ... 52 Tabel 4.2. Hasil pemeriksaan anamnesis

penderita Low Back Pain di Rumah Sakit Immanuel Bandung

periode tahun 2002-2005 ... 53 Tabel 4.3. Hasil pemeriksaan fisik penderita Low Back Pain

di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode tahun 2002-2005 ... 54 Tabel 4.4. Hasil pemeriksaan radiologi penderita Low Back Pain

di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode tahun 2002-2005 ... 57

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil penelitian rekam medik penderita low back pain di Rumah Sakit Immanuel Bandung

periode tahun 2002-2005 ... 67

(8)

Lampiran 1. Hasil Penelitian Rekam Medik Penderita Low Back Pain di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Tahun 2002-2005.

Anamnesis Pemeriksaan fisik

No. Usia L/P Diagnosa Riw.Trauma Riw.Ang,Brt Kesemutan/Baal Penjalaran Lasegue Kernig Patrick K.Patrick Naffziger Valsava

Tahun 2002

1 70 P LBP - t.a.d. Baal + kaki kiri + kiri +kiri t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. 2 45 P LBP - t.a.d. - + bokong - bilateral - bilateral t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d.

3 50 L LBP - + + + tungkai

kanan

+ kanan + kanan t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d.

4 37 L LBP t.a.d. + Baal - + bilateral +bilateral t.a.d. t.a.d. t.a.d. + 5 70 P LBP & Osteoporosis t.a.d. t.a.d. t.a.d. + tungkai kiri t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. 6 42 P LBP - - Baal + tungkai kiri + bilateral + kiri t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. 7 75 L LBP t.a.d. t.a.d. t.a.d. _ t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. 8 75 P LBP & Spinal stenosis + t.a.d. Baal + kaki kanan + kanan + kanan t.a.d. t.a.d. t.a.d. + 9 51 P LBP t.a.d. t.a.d. t.a.d. + tungkai

kanan

+ bilateral + bilateral t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d.

10 82 P Lumbago t.a.d. t.a.d. t.a.d. + bokong kanan

t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d.

11 50 L LBP t.a.d. t.a.d. t.a.d. + kaki kiri t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d.

Tahun 2003

1 60 L LBP + t.a.d. + - - - t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. 2 50 L LBP t.a.d. t.a.d. - t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. -

3 61 L LBP t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. + kiri + kiri t.a.d. + t.a.d. t.a.d. 4 26 L Lumbago + t.a.d. - - + bilateral t.a.d. t.a.d. t.a.d. + bilateral -

5 57 L LBP + t.a.d. t.a.d. - + kiri + kiri t.a.d. t.a.d. t.a.d. - 6 75 P LBP t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. 7 45 P Lumbago t.a.d. t.a.d. t.a.d. + paha kiri - t.a.d. t.a.d. t.a.d. + + 8 34 L LBP t.a.d. t.a.d. - - - t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. 9 21 P LBP t.a.d. t.a.d. + + tungkai kiri t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. + 10 33 L LBP t.a.d. t.a.d. t.a.d. + t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. - 11 50 P LBP + t.a.d. - kesemutan + tungkai kiri t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. 12 72 P LBP t.a.d. t.a.d. t.a.d. + tungkai

bawah

t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d.

13 84 P LBP & Osteoporosis + t.a.d. t.a.d. - t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d.

Tahun 2004

1 23 P LBP + t.a.d. t.a.d. - t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. 2 40 P LBP t.a.d. t.a.d. - + tungkai kiri + kiri - bilateral t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. 3 50 P LBP - t.a.d. - - - t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d.

(9)

Lampiran 1. Hasil Penelitian Rekam Medik Penderita Low Back Pain di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Tahun 2002-2005.

Anamnesis Pemeriksaan fisik

No. Usia L/P Diagnosa Riw.Trauma Riw.Ang,Brt Kesemutan/Baal Penjalaran Lasegue Kernig Patrick K.Patrick Naffziger Valsava

Tahun 2005

1 67 P LBP t.a.d. t.a.d. t.a.d. + tungkai bawah

t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d.

2 63 P Lumbago - - - - - - t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d.

3 55 L LBP - + - + tungkai

kanan

+ kanan + kanan - - t.a.d. t.a.d.

4 56 P LBP t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. 5 71 L Lumbago t.a.d. + Baal + paha

kanan-kiri

- t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d.

6 47 P Lumbago t.a.d. + - + paha kanan + kanan t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. 7 72 P LBP - t.a.d. - + bokong

kanan

t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. -

8 92 P LBP - - - + pinggang

kiri

t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d.

(10)

Lampiran 1. Hasil Penelitian Rekam Medik Penderita Low Back Pain di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Tahun 2002-2005.

Pemeriksaan fisik

No. Usia L/P Motoris Sensoris R. Fisiologis R. Patologis Nyeri Tekan Paresis Tidak Hipestesi Parestesi

Pemeriksaan Rontgen

Tahun 2002

1 70 P Tidak + - +/+ -/- t.a.d. Spondylosis def. lumbalis, spondylolisthesis L5-S1, bayangan noduler opak setinggi vert. lumbal kanan. 2 45 P Tidak - - +/+ -/- t.a.d. Spondylosis def. thoracalis-lumbalis.

3 50 L Tidak + + +/+ -/- t.a.d. Spondylosis def. lumbalis, kompresi fraktur ringan L1,3., spondylolisthesis. 4 37 L Tidak + t.a.d. +/+ -/- t.a.d. Unstable pelvis, Sacralisasi L5.

5 70 P t.a.d. t.a.d t.a.d. t.a.d. +/+ -/- + L5 Senile osteoporosis, spondylosis def. Lumbalis, sedikit spondylolisthesis L5-S1. 6 42 P Tidak + t.a.d. +/+ -/- t.a.d. Spondylosis def. lumbalis.

7 75 L Tidak t.a.d. t.a.d. +/+ -/- t.a.d. Osteoporosis.

8 75 P monoparesis + t.a.d. +/+ -/- t.a.d. Spondylosis def. lumbalis, spondylolisthesis L2,3; L3,4., unstable pelvis. 9 51 P Tidak t.a.d. t.a.d. +/+ -/- t.a.d. Spondylolisthesis L4,5., spondylosis def. lumbalis, sacralisasi L5. 10 82 P t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. +/+ -/- t.a.d. Spondylosis def. lumbalis, tidak ada kelainan pelvis.

11 50 L t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. +/+ -/- + L5 Spondylolisthesis L4,5., L5-S1.

Tahun 2003

1 60 L Tidak + + +/+ -/- t.a.d. Spondylosis def. lumbalis vert. L2, tidak tampak garis fraktur. 2 50 L Tidak - - +/+ -/- + Spondylosis def. lumbalis.

3 61 L Tidak t.a.d. t.a.d. +/+ -/- t.a.d. Scoliosis L-S, Spondylosis def. lumbalis, gambaran vacuum phenomenon L2,3,4.

4 26 L Tidak - - +/+ -/- t.a.d. Osteolisis-porosis disertai fragmen tulang pada L4,5, besar kemungkinan proses malignant metastase. 5 57 L Tidak t.a.d. t.a.d. +/+ -/- + L4,5 Spondylosis def. lumbalis, sedikit spondylolisthesis L4,5 & L5-S1., foto panggul tidak tampak kelainan. 6 75 P t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. Spondylosis def. lumbalis, kompresi fraktur Th11, L2, spondylolisthesis L3,4,5., senile osteoporosis. 7 45 P monoparesis t.a.d. t.a.d. +/menurun -/- + L5,S1 Spondylosis def. lumbalis, discus L5-S1 menyempit.

8 34 L Tidak - - +/+ -/- + L5,S1 Sacralisasi vert. L5-S1, kurve hiperlordotik.

9 21 P paraparesis + + t.a.d. t.a.d. t.a.d. CT scan vert. L4-5 tidak tampak tanda massa, curiga proses inflamsasi di daerah cauda equine, tidak tampak HNP.

10 33 L Tidak t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. Spondylosis def. lumbalis dengan sacralisasi L5. 11 50 P Tidak t.a.d. - +/+ -/- t.a.d. Spondylosis def. lumbalis, sedikit spondylolisthesis L4,5. 12 72 P Tidak t.a.d. t.a.d. +/+ -/- t.a.d. Spondylosis def. thoracalis-lumbalis.

13 84 P Tidak t.a.d. t.a.d. +/+ -/- t.a.d. Senile osteoporosis, hiperfleksi L-S, beberapa vertebrae mengalami pemipihan disertai bentuk bikonkaf.

Tahun 2004

1 23 P Tidak t.a.d. t.a.d. +/+ -/- t.a.d. Foto Thoraco-lumbal dan pelvis belum tampak kelainan. 2 40 P Tidak - - +/+ -/- t.a.d. Spondylosis def. lumbalis.

3 50 P Tidak - - +/+ -/- t.a.d. Spondylosis def. lumbalis.

Tahun 2005

1 67 P t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. Spondylosis def. lumbalis.

2 63 P Tidak - - +/+ -/- t.a.d. Kompresi fraktur L1,5., spondylosis def. Lumbalis

3 55 L Tidak - t.a.d. +/+ -/- t.a.d. Spondylosis def. lumbalis, sacralisasi L5, vacuum phenomenon suspek pada L3-L4.

4 56 P t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. t.a.d. Spondylosis def. lumbalis, sacralisasi L5, vacuum phenomenon L3-4, spondylolisthesis ringan L4-5. 5 71 L monoparesis + t.a.d. KPR&APR

meurun/menurun

-/- + L3-5 Spondylolisthesis L4,5., L5-S1., spondylosis def. lumbalis, sacralisasi L5.

6 47 P Tidak - - KPR&APR meurun/N

-/- + L2-3 Spondylosis def. lumbalis, spondylolisthesis L5-S1, scoliosis & sacralisasi L5.

7 72 P Tidak - - +/+ -/- + Fraktur L3, vacuum phenomenon L3-4 & L4-5, Spondylolisthesis L5-S1 & L4-5, spondylosis def. lumbalis. 8 92 P Tidak - - +/+ -/- + Kompresi fraktur Th12 & L5, Senile osteoporosis, beberapa vert. menunjukkan spondylosis def. lumbalis. 9 30 P Tidak - - +/+ -/- t.a.d. Scoliosis Lumbo-sacral.

(11)
(12)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi:

Nama : Irwan Suhadi

Nomor Pokok Mahasiswa : 0210088

Tempat Tanggal Lahir : Sukabumi, 20 Oktober 1983

Alamat : Jl. Baledesa No.7 Sukabumi 43111

Riwayat Pendidikan:

• 1996 lulus SD Mardi Yuana 2 Sukabumi • 1999 lulus SLTP Mardi Yuana 2 Sukabumi • 2002 lulus SMUK 1 BPK Penabur Bandung

• 2002 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Keluhan nyeri pinggang cukup sering dijumpai dalam praktek pribadi dokter. Suatu penelitian di Amerika mengatakan, bahwa kurang lebih 80% penduduk dunia pernah paling sedikit satu kali dalam hidupnya diserang nyeri pinggang (Dalley&Moore, 1992).

Low back pain adalah nyeri pada pinggang bagian bawah yang dapat diakibatkan oleh berbagai sebab. Antara lain karena beban berat otot-otot pinggang yang berperan untuk mempertahankan keseimbangan seluruh tubuh, luka atau iritasi pada diskus intervertebralis dan akibat penekanan diskus terhadap saraf yang melalui antar vertebra (Suzilawati, 2005).

Penyakit low back pain menjadi kasus yang sangat serius dan terus meningkat sepanjang tahun pada masyarakat barat. Telah diketahui faktor-faktor penyebab, patofisiologi, biomekanik, psikologis, dan faktor sosial tetapi teori yang memuaskan tentang patogenesis belum seluruhnya diketahui (Coppes H. Maarten, 2000).

Para pakar telah melakukan penelitian dan survey mengenai insidensi dan prevalensi low back pain. Valkenburg dan Haanen melakukan studi mengenai insidensi dan prevalensi low back pain di Netherland antara tahun 1975 sampai 1978 dengan populasi 3091 pria dan 3493 wanita yang mempunyai umur 20 tahun dan lebih. Hasil penelitian tersebut menunjukkan insidensi sebesar 51% pada pria dan 58% pada wanita dan prevalensi sebesar 22% dan 30%, dimana persentase keduanya meningkat di atas umur 55 tahun pada pria dan 65 tahun pada wanita. Pada penelitian di Denmark menunjukkan insidensi 61,4% pada populasi 449 pria dan 62,6% pada populasi 479 wanita yang berumur antara 30 sampai 60 tahun, dengan angka prevalensi sebesar 12% pada pria dan 15,2% pada wanita (Biering-Sorensen,1982).

(14)

2

Sebagian penderita mengalami hernia nucleus pulposus (HNP) dimana terjadi penekanan saraf spinal pada foramen intervertebrale sehingga menimbulkan rasa nyeri segmental serta kelumpuhan partial dari otot yang diurus segmen tersebut (Daniel S. Wibowo, 2002).

Untuk mendapatkan diagnosis dari low back pain dapat dilakukan radiologi dengan cara X-rays, CT scan, MRI, myelogram, atau dengan diskogram (http://www.lowback_pain.com/radiology.htm., 2005).

Sebagian besar low back pain (nyeri pinggang bawah) dapat sembuh dalam waktu singkat, sehingga keluhan ini sering tidak mendapatkan perhatian yang cukup mendalam. Oleh karena itu, kemungkinan penyebab yang lebih serius tidak dikenali sedini mungkin. Dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti serta analisis perasaan nyeri yang seksama dapat didiagnosis dengan tepat sedini mungkin (Rizal Teddy Rumawas, 1986). Dalam makalah ini akan dibahas mengenai gambaran klinis dan radiologi dari low back pain sebagai salah satu cara untuk membantu diagnosis.

1.2. Identifikasi masalah

Adapun identifikasi masalah yang hendak diuraikan dalam makalah ini adalah: 1. Apa yang menyebabkan low back pain (LBP)?

2. Bagaimanakah gambaran klinis dan radiologi dari low back pain (LBP)?

1.3. Maksud dan tujuan penelitian

(15)

3

1.4. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai radiologi dan gambaran klinis dari low back pain di Rumah Sakit Immanuel. Data tersebut dapat menunjang cara-cara diagnosis dan terapi yang lebih dini dan tepat yang bertujuan untuk menurunkan atau mengurangi jumlah disabilitas akibat low back pain.

1.5. Metodologi

Metodologi yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif dan retrospektif dengan mengambil data rekam medis di Rumah Sakit Immanuel.

1.6. Lokasi dan waktu penelitian

(16)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

• Dari data yang diperoleh pada tahun 2002-2005 di Bagian/SMF Ilmu Penyakit Saraf Rumah Sakit Immanuel Bandung didapatkan penderita low back pain sebanyak 37 pasien.

• Dari data tersebut didapatkan 37,83% berjenis kelamin pria dan 62,16% berjenis kelamin wanita. Dengan usia yang berkisar antara 21 tahun sampai 92 tahun.

Low back pain disebabkan oleh berbagai faktor seperti karena trauma, mengangkat berat pada posisi yang salah, osteoporosis ataupun karena fraktur pada corpus vertebrae. Mayoritas pasien low back pain merupakan akibat dari degenerasi pada sendi-sendi columna vertebralis dan terdapat pada usia 65-75 tahun.

• Nyeri pinggang dapat disertai gangguan neurologis berupa gangguan motorik seperti paresis, gangguan sensorik seperti baal atau kesemutan dan dapat pula menunjukkan gejala lokal seperti nyeri tekan.

• Pada pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan dengan X-foto maupun CT scan didapatkan hasil rontgen yang tersering adalah spondylosis deformans lumbalis dengan gambaran rontgen tampak osteofit pada vertebrae lumbalis dan kedua terbanyak adalah spondylolisthesis.

5.2 Saran

• Keluhan nyeri pinggang pada pasien harus diperhatikan dan perlu dikenali sedini mungkin agar kemungkinan penyebab yang lebih serius dapat dicari.

(17)

63

• Perlunya pemeriksaan radiologi untuk mengetahui diagnosis etiologi dari setiap keluhan nyeri pinggang bawah sehingga penatalaksanaan dapat dilakukan secara tepat dan benar.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Arif Yudana. 1991. Hernia Nukleus Pulposus. Dalam: Soemarmo Markam, editor: Terapi Penyakit Saraf. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. hal. 81.

Brant Michael N., Dennis S.C., Gade G.F., Weinstein M.P. 2000., Radiology Low Back Pain., http://radiology.rsnajnls.org/cgi/content/full/217/2/321., 10 Maret 2005.

Chung Kyung Won. 1993. Gross Anatomy Seri Ringkasan. Edisi 1. Jakarta: Binarupa Aksara.

Chusid J.G. 1982. Correlative Neuroanatomy & Functional Neurology. 18th ed. California: Lange Medical Publication.

Coppes Maarten Hubert. 2000. Discogenic Low Back Pain. Wageningen: Ponsen&Looijen.

Daniel S.Wibowo. 2002. Anatomi Kedokteran Bagian I. Bandung: Fakultas Kedokteran Universitas Kedokteran Maranatha.

H. Soelarto Reksoprodjo. 1986. Nyeri Pinggang Akibat Penyakit Tulang. Dalam: Sahala M. Lumbantobing, Arjatmo Tjokronegoro, editor: Nyeri Pinggang: Penatalaksanaan. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. hal. 58-9.

Herzog R.J. 1991. Selection and Utilization of Imaging Studies for Disorders of the Lumbar Spine. In: Kraft G.H., Herring S.A., editors: Phisical Medicine and Rehabilitation. Philadelphia: W.B. Saunders Company. p. 7-53.

I Gst. Ng. Gd. Ngoerah. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Saraf. Surabaya: Universitas Airlangga.

Kraus G. 2005., Causes of Low Back Pain (“back attack”)., http://www.lowback_pain.com/causes.htm., 21 Maret 2005.

Kraus G. 2005., Diagnosis of Low Back Pain (“back attack”)., http://www.lowback_pain.com/diagnosis.htm., 21 Maret 2005.

(19)

65

Kraus G. 2005., Expert Treatment of Low Back Pain (“back attack”)., http://www.lowback_pain.com/treatment.htm., 21 Maret 2005.

Kraus G. 2005., Radiology of Low Back Pain.,

http://www.lowback_pain.com/radiology.htm., 21 Maret 2005.

Kraus G. 2005., What is Chiropractic?,

http://www.lowback_pain.com/chiropractic.htm., 21 Maret 2005.

Maeseener M.D., Lenchick L., Everaert H., Beeckman P., Bossuyt A., Marcelis S., et al. 1999., Evaluation of Lower Back Pain with Bone Scintigraphic and SPECT., http://radiographic.rsnajnls.org/cgi/content/full/19/4/901., 31 Desember 2005.

Moore K.L., Dalley A.F. 1992. Clinically Oriented Anatomy. 3rd ed. New York: Lippincott Williams&Wilkins.

Peh WCG. 2002., Ankylosing spondylitis.,

http://www.emedicine.com/radio/topic41.htm., 4 April 2005.

Priguna Sidharta, Mahar Marjono. 2003. Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum. Cetakan 9. Jakarta: PT. Dian Rakyat.

Rizal Teddy Rumawas. 1986. Nyeri Pinggang Bawah : Pandangan Umum. Dalam: Sahala M. Lumbantobing, Arjatmo Tjokronegoro, editor: Nyeri Pinggang: Penatalaksanaan. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. hal. 1-14.

Santoso D., Utama J., Wibowo S., Moeljono F., Sastrodiwirjo S. 1986. Peranan Elektromiografi Pada Nyeri Pinggang Bawah. Dalam: Sahala M.

Lumbantobing, Arjatmo Tjokronegoro, editor: Nyeri Pinggang:

Penatalaksanaan. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. hal. 15-9.

Satyanagara. 1998. Ilmu Bedah Saraf. Edisi 3. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Snell R.S. 1997. Anatomi Klinik Bagian Ketiga. Jakarta: EGC.

(20)

66

Sunaryo. 1986. Farmakologi Obat-obat Antiinflamasi Non-steroid. Dalam: Sahala M. Lumbantobing, Arjatmo Tjokronegoro, editor: Nyeri Pinggang:

Penatalaksanaan. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. hal. 29-31, 38-9.

Suzilawati. 2005. Batu Ginjal bukan Satu-satunya Pemicu Nyeri Pinggang. Bandung: Harian Pikiran Rakyat. hal. 12.

T. Juwono. 1996. Pemeriksaan Klinik Neurologi Dalam Praktek. Cetakan 4. Jakarta: EGC.

Referensi

Dokumen terkait

Proses selanjutnya adalah mengolah data untuk memperoleh profil kesadaran siswa tentang perilaku seksual sehat pada SMA Sekolah Laboratorium (Percontohan) UPI.

b) Karakter Sifat Pelayanan PKL..  PKL dengan jenis dagangan bukan makanan lebih fleksible walaupun sebagian besar cenderung menatap pada suatu lokasi.  PKL yang memiliki sifat

badan dan berat

Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa cara pemecahan masalah pada siswa dengan kemampuan rendah (SRN) pada sekolah yang tidak memberlakukan pendekatan PMRI dalam

tingkat perkembangn potensial. Tingkat perkembangan sesungguhnya diartikan sebagai kemampuan mengkonstruk secara mandiri, sedangkan tingkat perkembangan potensi adalah

Nama Laboratorium : Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur (B2TKS) badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).. Alamat : Kawasan PUSPIPTEK, Selpong, Tangerang

Gunung Salak sebagai bagian dari kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), merupakan kawasan yang penting bagi kelestarian keanekaragaman hayati,

Kami juga mendapatkan bahwa ASI eksklusif pada anak yang memiliki riwayat atopi keluarga cenderung menjadi faktor protektif terjadinya DA, sebaliknya dapat menjadi