• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Ekstrak Daun Sukun (Artocarpus Altilis,Park,Fsb.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Mencit Galur Swiss-Webster Yang Diinduksi Aloksan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Ekstrak Daun Sukun (Artocarpus Altilis,Park,Fsb.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Mencit Galur Swiss-Webster Yang Diinduksi Aloksan."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH EKSTRAK DAUN SUKUN (Artocarpus altilis, Park. Fsb.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA MENCIT

GALUR SWISS-WEBSTER YANG DIINDUKSI ALOKSAN

Elizabeth Tanuwijaya, 2007. Pembimbing I: Endang Evacuasiany, Dra., Apt., M.S., AFK.

Pembimbing II: Dr. Slamet Santosa, dr., M. Kes.

Diabetes Mellitus merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan umat manusia pada abad 21. Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi penyakit ini, antara lain melalui penggunaan tanaman obat. Daun sukun merupakan salah satu tanaman yang dipercaya dapat menurunkan kadar glukosa darah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek ekstrak daun sukun (Artocarpus altilis, Park. Fsb.) terhadap kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan. Penelitian prospektif eksperimental sungguhan ini menggunakan rancangan acak lengkap dan bersifat komparatif. Penelitian ini menggunakan mencit galur Swiss-Webster yang dibagi dalam 5 kelompok. Kelompok I diberikan ekstrak daun sukun dengan dosis 2,8 gr/kgBB per oral, kelompok II 5,6 gr/kgBB, kelompok III 11,2 gr/kgBB, kelompok IV 1 ml larutan CMC (Carboxy Methyl Cellulose) 1% sebagai kontrol negatif, dan kelompok V larutan glibenklamid 0,65 mg/kgBB sebagai pembanding. Analisis data memakai uji ANOVA satu arah dan dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Tukey HSD dengan =0,05. Setelah perlakuan selama 7 hari, diperoleh hasil bahwa pada kelompok I dosis I kadar glukosa darah turun sebanyak 36,16 %, kelompok II dosis II 51,84%, kelompok III dosis III 46,78%, kelompok IV -19,12%, dan kelompok V 55,13%. Persentase penurunan kadar glukosa darah berbeda bermakna secara statistik apabila dibandingkan dengan kontrol (p<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak daun sukun dapat menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi aloksan dan mempunyai efek yang setara dengan glibenklamid.

(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF SUKUN LEAVES EXTRACT (Artocarpus altilis, Park. Fsb.)

TO DECREASING BLOOD GLUCOSE IN SWISS-WEBSTER MICE THAT INDUCED BY ALLOXAN

Elizabeth Tanuwijaya, 2007. Tutor I : Endang Evacuasiany, Dra., Apt., M.S., AFK.

Tutor II : Dr. Slamet Santosa, dr., M. Kes.

Diabetes mellitus is one of the main threat for human health in 21st century. Many ways have been tried to cure this illness, and one of it is the use of herbal medicine. Sukun leaves is one of the plant that is believed for decreasing blood glucose. The objective of this experiment is to know the effect of sukun leaves (Artocarpus altilis, Park. Fsb.) to decreasing blood glucose of mice that induced by alloxan. This experiment uses mice which divided into 5 groups. First group are given sukun leaves extract with the dose of 2,8 gr/kgBW orally, second group 5,6 gr/kgBW, third group 11,2 gr/kgBW, fourth group 1 ml CMC (Carboxy Methyl Cellulose) 1% as negative control, and the fifth group glibenklamid 0,65 mg/kgBW as comparement. Data is analyzed by one way ANOVA test and continued by Tukey HSD means test with =0.05. After 7 days of experiment, the result of the experiment shows that 1st dose group I can decrease blood glucose 36.16%, 2nd dose group II 51.84%, 3rd dose group III 46.78%, group IV 19.12%, and group V 55.13%. The percentage of decreasing blood glucose is different statistically compared with control (p<0.05). It is concluded from this experiment that sukun leaves extract showed a lowering blood glucose effect in mice that induced by alloxan and have the same effect as glibenklamid.

(3)
(4)
(5)

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan... 2

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 2

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.5.1 Kerangka Pemikiran... 3

1.5.2 Hipotesis ... 3

1.6 Metodologi Penelitian ... 3

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pankreas 2.1.1 Anatomi Pankreas ... 5

2.1.2 Histologi Pankreas ... 7

2.1.3 Fisiologi Pankreas ... 8

2.2 Insulin 2.2.1 Struktur Kimia Insulin... 9

2.2.2 Sintesis, Sekresi dan Degradasi Insulin... 10

2.2.3 Reseptor Insulin ... 11

2.2.4 Efek Insulin Terhadap Organ... 12

2.3 Diabetes Mellitus (DM) 2.3.1 Klasifikasi Etiologis DM... 14

2.3.2 DM Tipe 1 dan DM Tipe 2... 16

2.3.3 Pemeriksaan Penyaring ... 17

2.3.4 Diagnosis DM ... 18

2.3.5 Penatalaksanaan DM ... 19

2.3.6 Komplikasi DM ... 26

2.3.7 Pencegahan DM ... 29

2.3.8 Diagnosis Banding DM ... 30

2.4 Sukun (Artocarpus altilis,Park. Fsb.)... 31

(6)

2.6 Aloksan... 35

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan ... 36

3.1.1 Alat-Alat 3.1.2 Bahan-Bahan 3.1.3 Hewan Coba 3.2 Metode Penelitian ... 37

3.2.1 Desain Penelitian 3.2.2 Variabel Penelitian 3.3 Prosedur Kerja ... 37

3.3.1 Pengumpulan dan Pengolahan Bahan 3.3.2 Persiapan Penelitian 3.3.2.1 Pembuatan Ekstrak 3.3.2.2 Metode Penarikan Sampel 3.3.2.3 Cara Kerja 3.4 Analisis Data... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 41

4.2 Pembahasan ... 46

4.3 Uji Hipotesis ... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 49

5.2 Saran... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50

LAMPIRAN ... 54

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Efek Insulin Terhadap Metabolisme Karbohidrat, Lemak, dan

Protein... 13 Tabel 2.2 Klasifikasi Etiologis DM ... 16 Tabel 2.3 Diagnosis Klinis DM... 17 Tabel 2.4 Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa Sebagai Patokan

Penyaring dan Diagnosis DM (mg/dl)... 19 Tabel 2.5 Nilai-Nilai Laboratorium Ketoasidosis Diabetik dan Hiperosmolar

Non-Ketotik ... 28 Tabel 4.1 Kadar Glukosa Darah Mencit Setelah Induksi Aloksan... 41 Tabel 4.2 Hasil ANOVA Kadar Glukosa Darah Setelah Induksi Aloksan ... 42 Tabel 4.3 Hasil Rerata Pengukuran Kadar Glukosa Darah Setelah

Perlakuan Dibandingkan Sebelum Perlakuan... 43 Tabel 4.4 Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Setelah

7 Hari Perlakuan... 43 Tabel 4.5 Hasil ANOVA Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah

Setelah Perlakuan ... 44 Tabel 4.6 Hasil Uji Tukey HSD Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah

Setelah Perlakuan ... 44 Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenisitas Persentase Penurunan Kadar Glukosa

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Anatomi pankreas... 5

Gambar 2. Histologi Pankreas... 7

Gambar 3. Struktur Insulin... 10

Gambar 4. Sintesis Insulin ... 11

Gambar 5. Reseptor Insulin... 12

Gambar 6. Efek Insulin Terhadap Organ ... 14

Gambar 7. Sukun ... 31

Gambar 8. Aloksan ... 35

(9)

Halaman

Diagram 4.1 Persentase Penurunan Kadar Glukosa

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Perhitungan Dosis ... 54 Lampiran 2. ANOVA Homogenitas ... 56 Lampiran 3. Persentase Kadar Glukosa Darah Setelah Perlakuan ... 58

(11)

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS

Volume lambung mencit = 0,5 ml

Dosis Aloksan

Dosis tikus = 120 mg/kg BB

Konversi dosis tikus 200 gr ke mencit 20 gram = 0,14 200/1000 x 120 mg = 24 mg/200 gram tikus

Dosis untuk mencit = 24 x 0,14 = 3,36 mg/ mencit 20 gram Rata-rata berat badan mencit = 28,07 gram

Dosis untuk mencit = 28,07/20 x 3,36 gram = 4,72 mg/0,1 ml mencit = 472 mg/10 ml = 0,472 gram

Dosis Glibenklamid

Dosis untuk manusia = 5 mg

Konversi dosis manusia ke mencit 20 gram = 0,0026 Dosis untuk mencit 20 gram = 0,0026 x 5 = 0,013 mg Dosis untuk 1 kg mencit = 1000/20 x 0,013 = 0,65 mg/kgBB Rata-rata berat badan mencit = 28,07 gram

Dosis untuk mencit = 28,07/20 x 0,013 mg = 0,018 mg/0,5 ml

Dosis Ekstrak Daun Sukun Dosis I

Dosis untuk tikus = 2000 mg/kg BB

Konversi dosis tikus ke mencit ± 20 gram = 0,14 200/1000 x 2000 mg = 400 mg/200 gram tikus Dosis untuk mencit = 400 x 0,14 = 56 mg/ mencit 20 gr

Dosis untuk 1 kg mencit = 1000/20 x 56 mg = 2800 mg/kgBB = 2,8 gr/kgBB Rata-rata berat badan mencit = 28,07 gram

(12)

Dosis II (2 dosis I )

Dosis untuk 1 kg mencit = 2 x 2800 mg/kgBB = 5600 mg/kgBB = 5,6 gr/kgBB Dosis II untuk mencit = 2 x 79 mg = 158 mg/0,5 ml air suling

Dosis III (4 dosis I)

(13)

LAMPIRAN 2

ANOVA Homogenitas

ONEWAY

KGDSIA BY Kelompok

/STATISTICS DESCRIPTIVES HOMOGENEITY /MISSING ANALYSIS

/POSTHOC = TUKEY ALPHA(.05).

Oneway

[DataSet0]

Descriptives Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi Aloksan

5 143.00 13.711 6.132 125.98 160.02 130 165 5 152.20 18.130 8.108 129.69 174.71 137 180 5 153.60 24.110 10.782 123.66 183.54 129 187 5 153.20 46.901 20.975 94.96 211.44 130 237 5 149.00 32.894 14.711 108.16 189.84 128 207 25 150.20 27.316 5.463 138.92 161.48 128 237 1

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi Aloksan

1.421 4 20 .263

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi Aloksan

389.200 4 97.300 .111 .977

17518.800 20 875.940

(14)

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi Aloksan Tukey HSD

-9.200 18.718 .987 -65.21 46.81 -10.600 18.718 .978 -66.61 45.41 -10.200 18.718 .981 -66.21 45.81 -6.000 18.718 .998 -62.01 50.01 9.200 18.718 .987 -46.81 65.21 -1.400 18.718 1.000 -57.41 54.61 -1.000 18.718 1.000 -57.01 55.01 3.200 18.718 1.000 -52.81 59.21 10.600 18.718 .978 -45.41 66.61 1.400 18.718 1.000 -54.61 57.41 .400 18.718 1.000 -55.61 56.41 4.600 18.718 .999 -51.41 60.61 10.200 18.718 .981 -45.81 66.21 1.000 18.718 1.000 -55.01 57.01 -.400 18.718 1.000 -56.41 55.61 4.200 18.718 .999 -51.81 60.21 6.000 18.718 .998 -50.01 62.01 -3.200 18.718 1.000 -59.21 52.81 -4.600 18.718 .999 -60.61 51.41 -4.200 18.718 .999 -60.21 51.81 (J) kelompok hewan coba

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval

Homogeneous Subsets

Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi Aloksan

Tukey HSD

(15)

LAMPIRAN 3

Persentase Kadar Glukosa Darah Setelah Perlakuan

Oneway

Descriptives

Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Sesudah Perlakuan

5 36.1560 3.33345 1.49076 32.0170 40.2950 32.31 39.39 5 51.8392 6.25369 2.79674 44.0742 59.6042 43.07 58.04 5 46.7804 14.49046 6.48033 28.7881 64.7727 30.23 66.31 5 -19.1185 10.24960 4.58376 -31.8450 -6.3919 -31.54 -3.80 5 55.1297 11.84902 5.29904 40.4172 69.8422 38.28 69.57 25 34.1574 29.43444 5.88689 22.0074 46.3073 -31.54 69.57 EDS dosis 1

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Sesudah Perlakuan

1.928 4 20 .145

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Sesudah Perlakuan

18770.683 4 4692.671 46.403 .000 2022.590 20 101.130

(16)

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Sesudah Perlakuan Tukey HSD

-15.68317 6.36017 .139 -34.7152 3.3488 -10.62439 6.36017 .473 -29.6564 8.4076 55.27448* 6.36017 .000 36.2425 74.3065 -18.97371 6.36017 .051 -38.0057 .0583 15.68317 6.36017 .139 -3.3488 34.7152 5.05879 6.36017 .929 -13.9732 24.0908 70.95766* 6.36017 .000 51.9256 89.9897 -3.29054 6.36017 .985 -22.3226 15.7415 10.62439 6.36017 .473 -8.4076 29.6564 -5.05879 6.36017 .929 -24.0908 13.9732 65.89887* 6.36017 .000 46.8668 84.9309 -8.34932 6.36017 .687 -27.3813 10.6827 -55.27448* 6.36017 .000 -74.3065 -36.2425 -70.95766* 6.36017 .000 -89.9897 -51.9256 -65.89887* 6.36017 .000 -84.9309 -46.8668 -74.24819* 6.36017 .000 -93.2802 -55.2162 18.97371 6.36017 .051 -.0583 38.0057 3.29054 6.36017 .985 -15.7415 22.3226 8.34932 6.36017 .687 -10.6827 27.3813 74.24819* 6.36017 .000 55.2162 93.2802 (J) Kelompok Perlakuan

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level. *.

Homogeneous Subsets

Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Sesudah Perlakuan

Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.

(17)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Elizabeth Tanuwijaya

Nomor Pokok Mahasiswa : 0410047

Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 21 April 1986

Alamat : Jln. Supratman no.15 Bandung

Riwayat Pendidikan :

SD : SD Taruna Bakti Bandung, tahun lulus 1998

SMP : SMP Santo Aloysius I Bandung, tahun lulus 2001

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes mellitus (DM) ialah suatu keadaan yang timbul karena defisiensi

insulin relatif maupun absolut. Penyakit ini merupakan suatu penyakit menahun

yang ditandai oleh kadar glukosa darah yang melebihi normal. DM dapat

disebabkan oleh sejumlah faktor risiko. Faktor risiko primer di antaranya bawaan,

kegemukan, dan infeksi, sedangkan faktor risiko sekunder termasuk

ketidakseimbangan hormonal, adanya penyakit tertentu, dan gizi yang tidak

seimbang (Varona & Godoy, 2003). Apabila DM tidak segera diobati, akan timbul

komplikasi-komplikasi seperti penyakit jantung, penyakit ginjal, kebutaan, dan

gangren tungkai. Keadaan ini dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup

sumber daya manusia (SDM).

DM merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan umat manusia pada

abad 21. Menurut WHO, pada tahun 2000 jumlah pengidap diabetes di atas umur

20 tahun berjumlah 150 juta orang dan diperkirakan dalam kurun waktu 25 tahun

kemudian, pada tahun 2025, jumlah itu akan berkembang menjadi 300 juta orang.

Indonesia akan menempati peringkat nomor lima sedunia dalam hal penyakit ini.

Peningkatan angka kejadian DM terutama disebabkan oleh karena peningkatan

kemakmuran dari suatu populasi, gaya hidup, dan urbanisasi (Slamet Suyono,

2006).

Dewasa ini, penelitian dan pengembangan tumbuhan obat berkembang dengan

pesat. Penelitian yang berkembang terutama pada segi farmakologi dan

fitokimianya. Hasil penelitian tersebut, dengan khasiat yang terbukti dari

penggunaan secara empiris, lebih memantapkan para pengguna tumbuhan obat

akan khasiat maupun penggunaannya (Setiawan Dalimartha, 2006).

Salah satu tanaman tradisional yang digunakan sebagai obat adalah daun sukun

(Artocarpus altilis, Park. Fsb.). Ekstrak daun sukun dilaporkan mempunyai efek

(19)

2

didalamnya, dengan demikian diharapkan daun sukun dapat menambah

perbendaharaan obat-obat tradisional sebagai penurun kadar glukosa darah.

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah ekstrak daun sukun (Artocarpus altilis, Park. Fsb.) menurunkan kadar

glukosa darah pada mencit yang diinduksi aloksan.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan pengobatan

tradisional di Indonesia, khususnya daun sukun (Artocarpus altilis, Park. Fsb.) ,

sehingga dapat digunakan secara luas.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek ekstrak daun sukun

(Artocarpus altilis, Park. Fsb.) terhadap kadar glukosa darah mencit yang

diinduksi aloksan.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat Akademis

Manfaat akademis dari penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan di

dalam bidang farmakologi mengenai tumbuhan obat yang terdapat di Indonesia,

khususnya mengenai daun sukun (Artocarpus altilis, Park. Fsb.).

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk menambah atau melengkapi

obat-obatan yang digunakan di dalam terapi DM.

(20)

3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja

insulin, ataupun keduanya (Sidartawan Soegondo, 2006).

Aloksan (mesoxalyl urea) adalah suatu produk oksidasi dari asam urat.

Pemberian secara intravena kepada hewan percobaan dengan dosis tertentu dapat

mengakibatkan hiperglikemia yang disebabkan nekrosis sel beta dari pulau-pulau

Langerhans (Szkudelski, 2001). Mencit diinduksi aloksan sebagai suatu zat

diabetogen sehingga mencit dalam keadaan hiperglikemia, kemudian mencit

diberikan ekstrak daun sukun sehingga kadar glukosa darahnya menurun.

Daun sukun (Artocarpus altilis, Park. Fsb.) merupakan salah satu tanaman

yang diduga berperan dalam penurunan kadar glukosa darah. Daun sukun

mengandung polifenol yang dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan

bekerja sebagai antioksidan (Soekrijanto, 2004).

1.5.2 Hipotesis

Ekstrak daun sukun (Artocarpus altilis, Park. Fsb.) dapat menurunkan kadar

glukosa darah pada mencit yang diinduksi aloksan.

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode prospektif eksperimental sungguhan

dengan menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) bersifat komparatif. Pada

percobaan ini, mencit akan diinduksi aloksan sehingga mencit dalam keadaan

hiperglikemia. Setelah itu, mencit diberi ekstrak daun sukun dan setiap kelompok

(21)

4

Data yang diukur adalah kadar glukosa darah sebelum dan sesudah perlakuan

dalam satuan mg/dl. Analisis data memakai uji ANOVA satu arah dan dilanjutkan

dengan uji beda rata-rata Tukey HSD dengan =0,05.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Universitas Kristen

(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak daun sukun (Artocarpus altilis,

Park. Fsb.) dapat menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang diinduksi

aloksan dan mempunyai efek yang setara dengan glibenklamid.

5.2 Saran

Penelitian ini merupakan suatu penelitian pendahuluan. Maka pada

penelitian-penelitian selanjutnya masih perlu dilakukan hal-hal seperti berikut:

• Digunakan hewan uji yang lain, seperti tikus dan kelinci

• Khasiat lain dari tanaman tradisional ini

• Uji toksisitas akibat penggunaan tanaman sukun ini

• Efek samping yang dapat ditimbulkan oleh tanaman obat ini

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Albert Go Sumampouw. 2003. Radikal Bebas dan Antioksidan.

www.medikaholistik.com. 29 Maret 2003.

Arnelia. 2004. Fitokimia Komponen Ajaib Cegah PJK, DM, dan Kanker.

http://www.kimianet.lipi.go.id. 14 November 2004.

Asman Manaf. 2006. Insulin: Mekanisme Sekresi dan Aspek Metabolisme. Dalam

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed 4. Jilid 3. Jakarta: Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 1890-1.

Cooper, Douglas. 1998. Glands Associated with The Digestive Tract: Liver,

Pancreas, and Salivary Glands. http://www.sacs.ucsf. edu/ home/ cooper/

Anat118/GI-Glands/lvrpancsaliv.htm. 12 Juli 1998.

Cryer P.E. 2005. Hypoglicemia. In Harrison’s Principles of Internal Medicine.

16th ed. Volume II. New York: McGraw-Hill. p 2180-1.

Davidson College. 2005. Insulin. http: //www. bio. davidson.

edu/Courses/Molbio/Molstudents/spring2005/Dresser/My%20favorite%20

Protein.html.

Davis, Stephen N. 2006. Goodman & Gilman’s The Pharmacological Basis of

Theraupeutics. 11th ed. New York: McGraw-Hill. p 1613-9.

Em Yunir, Suharto Soebardi. 2006. Terapi Non Farmakologi Pada Diabetes

Mellitus. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed 4. Jilid 3. Jakarta:

(24)

51

Eroschenko V.P. 2003. Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi Fungsional. Ed

9. Jakarta: EGC. hal 224-226.

Inventaris Tanaman Obat Indonesia (IV). 1997. Departemen Kesehatan Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Hal 15-16.

Kasahara. 1995. Medicine Herbal Index in Indonesia. Ed 2. Page 135-136.

Katzung B.G. 2004. Basic & Clinical Pharmacology. 9th ed. Boston:

McGraw-Hill. p 693-8, 702-4.

Malaisse W., Lagae F., Sener A., Pipeleers D.G. 1982. Determinants of The

Selective Toxicity of Alloxan to The Pancreatic B Cell. http://

www.pnas.org/cgi/content/abstract/79/3/927.

Martini, Frederich H. 2004. Fundamentals of Anatomy and Physiology. 6th ed.

USA: Pearson Education International. Page 631-4.

Moore K.L., Dalley A.F. 2006. Clinically Oriented Anatomy. 5th ed. Philadelphia:

Lippincott Williams & Wilkins. p 286-287.

Molina P.E. 2004. Endocrine Physiology. New York: McGraw-Hill. p 158-68,

173-8.

Paget G.E. and Barns I.M. 1964. Toxicity Test in Evaluation of Activities

Pharmacometrics. Volume 1. London and New York: Academic Press.

p 161-162.

PERKENI. 2006. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe

(25)

52

Powers A.C. 2005. Diabetes Mellitus. In Harrison’s Principles of Internal

Medicine. 16th ed. Volume II. New York: McGraw-Hill. p 2158-70.

Pradana Soewondo. 2006. Ketoasidosis Diabetik. Dalam Buku Ajar IlmuPenyakit

Dalam. Ed 4. Jilid 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Hal 1896-8.

_______. 2006. Koma Hiperosmolar Hiperglikemik Non Ketotik. Dalam Buku

Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed 4. Jilid 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia. Hal 1900-2.

Sarwono Waspadji. 2006. Komplikasi Kronik Diabetes: Mekanisme Terjadinya,

Diagnosis, dan Strategi Pengelolaan. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam. Ed 4. Jilid 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Hal 1906-10.

Snell R.S. 1997. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Ed 3.

Jakarta:EGC. hal 160, 266-8.

Szkudelski T. 2001. The Mechanism of Alloxan and Streptozotozin Action in B

Cells of The Rat Pancreas. http:// www.biomed.cas.cz /physiolres /2001/

issue6/pdf/szkudelski.pdf. 20 Maret 2001.

Reno Gustaviani. 2006. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Mellitus. Dalam Buku

Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed 4. Jilid 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia. Hal 1879-81.

Rubatzky V.E., Mas Yamaguchi. 1995. Sayuran Dunia. Jilid 1. Bandung: ITB.

(26)

53

Setiawan Dalimartha. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 4. Jakarta:

Puspa Swara. Hal 6.

Sidartawan Soegondo. 2006. Farmakoterapi pada Pengendalian Glikemia

Diabetes Mellitus Tipe 2. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed 4.

Jilid 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 1882-5.

Slamet Suyono. 2006. Diabetes Mellitus di Indonesia. Dalam Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam. Ed 4. Jilid 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia. Hal 1874-8.

Soekrijanto, Rengganis Ularan, Sri Rahayu. 2004. Manfaat Ekstrak Daun Sukun

dalam Mengontrol Kadar Glukosa Darah pada Tikus Putih. Profesi

Medika Volume 4: 40-50.

Tierney L.M., McPhee S.J., Papadakis M.A. 2001. Current Medical Diagnosis &

Treatment 2001. 40th ed. New York: McGraw-Hill. p 1161-5, 1171-4,

1187-93.

Varona B.M., Godoy M.E.T., Varona D.A. 2003. Makanan Penyembuh Ajaib.

Cetakan 3. Indonesia Publishing House. p 58-59.

Windolz M., Budavari S., Blumetti R.F., Otterbein E.S. 1983. The Merck Index.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Proses perkecambahan secara fisiologi mempunyai beberapa tahap, pada tahap pertama perkecambahan dimulai dari proses penyerapan air terhadap benih, pada tahap

Fakultas : Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana. Jenis Karya :

[r]

Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh penambahan air kelapa (Cocos nucifera) terhadap viabilitas kultur sel mononuklear darah tepi manusia.. Viabilitas kultur

Wawancara dengan guru dilakukan untuk mengetahui potensi dan tantangan apa saja yang didapat ketika pada saat proses pembelajaran menggunakan sarana ICT yang

Penulisan ini bertujuan untuk mendiskripsikan tema, konsep, proses, dan bentuk lukisan yang terinspirasi dari atlet tinju populer sebagai inspirasi penciptaan lukisan bergaya

Cara kerja perpanjangan buku yaitu hanya dengan membawa KAP peminjam dan tidak harus peminjam sendiri yang datang (boleh diwakilkan). Setelah KAP peminjam diserahkan