• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tampilan ETIKA DALAM PEMBELAJARAN PERSPEKTIF AL-QUR'AN DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN DARING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Tampilan ETIKA DALAM PEMBELAJARAN PERSPEKTIF AL-QUR'AN DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN DARING"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

186

ETIKA DALAM PEMBELAJARAN PERSPEKTIF AL-QUR'AN DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN DARING

Ethics In Learning The Qur’an Perpective and Its Implementation In Online Learning

SILVIE AFIFATUZ ZULFAH1, AHMAD YUSAM THOBRONI2

1*Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Ampel Surabaya. : Jl. Ahmad Yani No.117, Jemur Wonosari, Kec. Wonocolo, Kota SBY, Jawa Timur 60237. *E-mail:

silvi.afifahzulfah@gmail.com

2*Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Ampel Surabaya. : Jl. Ahmad Yani No.117, Jemur Wonosari, Kec. Wonocolo, Kota SBY, Jawa Timur 60237. *E-mail: ayusamth71@gmail.com

Manuskrip diterima: 11Agustus 2022. Manuskrip disetujui: 05 September 2022

Abstrak. Etika belajar dalam pembelajaran daring perlu diterapkan, selain agar transfer ilmu pengetahuan berlangsung efektif juga ilmu yang dipelajari bermanfaat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui etika dalam pembelajaran perspektif al-qur’an dan implementasinya dalam pembelajaran daring. penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan jenis penelitian kepustakaan (library research), serta pengumpulan data ayat-ayat al- qur’an menggunakan metode tafsir maudhu’i. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ayat-ayat tentang etika dalam belajar daring yakni: 1) Surah Al-A’raf ayat 29 (ikhlas dalam belajar), implementasinya seperti niat ikhlas belajar daring, ikhlas melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh, sehingga menyerahkan tugas tepat waktu dan dapat berkonsentrasi pada pembelajaran yang rumit. 2) Surah Al-Kahfi ayat 69 dan 70 (sabar dalam belajar), implementasinya seperti sabar dengan kendala masalah susahnya jaringan sinyal, sabar untuk peran orang tua dan guru dalam menghadapi kendala-kendala pada murid dalam membimbing belajar daring. 3) Surah An-Nahl ayat 43 (bertanya kepada orang yang lebih menguasai), implementasinya seperti etika bertanya belajar daring melalui zoom dan meet dengan etika penggunaan baju yang rapih, menggunakan tombol raise hand sebagai tombol mengangkat tangan, menggunakan Bahasa sopan, baik dan tidak bertele-tele. 4) Surah Al-Mujadalah ayat 11 (berlapang-lapang dalam majlis ilmu), implementasinya seperti berlapang-lapang dalam membantu kesulitan mengakses internet pada proses pembelajaran, dan berlapang-lapang membantu kesulitan terbentur waktu belajar.

Kata kunci: Etika, Pembelajaran, Perspektif Al-qur’an, Daring.

Abstract. Learning ethics in online learning need to be applied, besides that the transferring knowledge is effective and the knowledge learned is useful. The purpose of this research to find out ethics in learning the perspective of the Al-quran and in implementation online learning. This research used descriptive research with this type of research literature (library research). The data collection on the ayat of the Quran used the method maudhu’i interpretation.

The results showed that the ayat about ethics in learning online, namely: 1) Surah Al-A’raf ayat 29 (sincere in learning), the implementation is like an intention of sincere online learning, sincere in carrying out and completing tasks earnestly, so that they submit assignments on time and can concentrate on learning complicated. 2) Surah Al- Kahfi ayat 69 and 70 (patience in learning), the implementation is like patience to face problems with the difficulty of the signal network, be patient for the role of parents and teachers in face obstacles to students in guiding online learning. 3) Surah An-Nahl ayat 43 (ask the person who has more dominant), the implementation is like asking ethics learn online via zoom and meet with the etiquette of using neat clothes, using raise hand button as a button to raise hands, using polite, kind and not wordy. 4) Surah Al-Mujadalah ayat 11 (extensively in the assembly of knowledge), its implementation is like being extravagant in helping the difficulty of accessing the internet on the learning process, and helping in difficulties manage with learning time.

Keywords: Ethics, Learning, Al-qur’an Perpective, Online.

(2)

al. – Running title is about five words

187

PENDAHULUAN

Islam menempatkan ilmu seperti fondasi dalam pembentukan diri manusia dan alam seluruhnya. Tuntutan pertama dan utama terhadap manusia ialah saran menuntut ilmu. Hal ini telah diperkukuh dengan turunnya wahyu pertama yang diterima oleh Rasulullah SAW dalam surah Al-‘Alaq ayat 1-5 :

ََۚقَلَخ ْيِذَّلا َكِ ب َر ِمْساِب ْأ َرْقِا َۚ قَلَع ْنِم َناَسْنِ ْلْا َقَلَخ ١

٢ ا َكُّب َر َو ْأ َرْقِا ُۙ م َرْكَ ْلْ

ُِۙمَلَقْلاِب َمَّلَع ْيِذَّلا ٣ َمَّلَع ٤

ْمَلْعَي ْمَل اَم َناَسْنِ ْلْا

Artinya: “(Wahai Muhammad bacalah) dengan nama Tuhanmu yang menciptakan (sekalian mahkluk), Dia menciptakan manusia dari sebuku darah beku, bacalah dan Tuhanmu yang Maha pemurah, yang mengajar manusia melalui pena dan tulisan, Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”. Kementrian Agama : 2012)

Bahwasanya dalam menuntut ilmu sesuatu yang sangat penting yang perlu disorot, yakni adab menuntut ilmu. Adab menuntut ilmu ini merupakan sangat penting untuk menjamin kualitas ilmu yang dipelajarinya, dikarenakan antara menuntut ilmu yang berkesan yakni dari keridhaan dari gurunya. Adab-adab ilmu bukan seperti adab-adab yang lainnya dari segi membuahkan hasil, namun ia memiliki tata caranya yang tersendiri yang mesti diketahui oleh penuntut- penuntutnya dan dijadikan pakaiannya sepanjang hayatnya. Inilah hiasan sejati yang tidak boleh lekang dan ditanggal selama-lamanya. (Moumamad Subki : 2012)

(Oleh itu, pendidikan juga merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia dalam rangka memperoleh ilmu yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk bersikap dan berperilaku yang dalam istilah lain untuk menjadikan manusia beretika dan bermoral. Dalam Undang- Undang No. 20 Th. 2003 ditegaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Pasal 1 angka 1). Karena itu, pendidikan merupakan salah satu proses pembentukan manusia beragama, berilmu, dan beretika, bermoral, atau manusia berkarakter. (Depdiknas :2003 )

Dimana masa pandemi seperti sekarang ini, masalah pendidikan menjadi masalah yang serius. Tetapi adannya pandemi membuat setiap individu akan terbiasa dengan kondisi ini dan bahkan menjadikan momentum pandemi ini sebagai titik permulaan untuk membudayakan kebiasaan baru dan bernilai positif dalam dunia pendidikan, khususnya dalam kegiatan belajar dan pembelajaran. Meskipun terbatasnya tempat untuk melakukan kegiatan pembelajaran menjadi penyebab utama dalam masalah pedidikan kali ini. Jumlah orang yang dibatasi, dan bahkan tidak boleh keluar dari rumah jika bukan untuk sesuatu yang sangat penting seperti berbelanja untuk makan sehari-hari. Tentunya para pendidik serta peserta didik tidak dapat bertemu secara langsung. Satu-satunya jalan keluar dari masalah tersebut adalah dengan sistem pembelajaran secara online dengan menggunakan aplikasi seperti Google Classroom, Zoom, Meet, Google Form, Qiuzizz, E-learning Madrasah, WhatsApp dll. Sehingga banyak peserta didik dalam menuntut ilmu kurang mengetahui tugas dan kewajiban mereka seperti tidak tahu bagaimana etika terhadap dirinya sendiri, terhadap pelajarannya, dan kepada gurunya. (Supangat :2016 )

Dari paparan di atas bahwasanya etika peserta didik termasuk hal yang penting untuk diketahui. Baik bagi peserta didik, guru maupun lembaga pendidikan. Dan sejenis penelitian etika yang ditinjau dari al-Qur’an masih minim sekali dilakukan. Padahal sudah diketahui

(3)

188

keutamaan serta kesempurnaan kitab suci umat Islam tersebut. Jadi penting adanya pemahaman etika dalam perspektif al-Qur’an bagi para pendidik dan pengajar dalam belajar online.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian dalam artikel ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dikarenakan data-data yang terkumpul berupa kata-kata atau kalimat-kalimat. (Nana Syaodih:2007) Sukmadinata,Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah kepustakaan (library research) yaitu mengumpulkan data atau karya tulis ilmiah yang bertujuan dengan objek penelitian atau pengumpulan data yang bersifat kepustakaan atau telaah yang dilaksanakan untuk penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan, seperti : buku, makalah, dokumentasi, jurnal, artikel dll.

Selain itu, dalam pengumpulan data ayat-ayat Alquran yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode tafsir maudhu’i dengan mencari, mengumpulkan data-data ilmiah yang relevan dan objektif dengan tema, dan dikarenakan metode yang meneliti ayat-ayat al-Quran dari seluruh seginya dan melakukan analisis berdasarkan ilmu yang benar, yang digunakan oleh pembahas untuk menjelaskan pokok permasalahan, sehingga dapat memahami maksud yang terdalam dan dapat menolak segala kritik. (Abd. Al-Hayyi Al-Farmawi,:1976)

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Etika Pembelajaran dalam Al-Quran

Menurut beberapa ahli etika berarti kumpulan asas atau nilai-nilai tentang sopan santun Etika dalam bahasa Arab diekspresikan dalam kosakata adab yang berasal dari kata aduba, ya'dabu, adaban, yang berarti kesopanan dan kesopanan. Namun, kata adab sebenarnya lebih dalam dan lebih luas, karena mencakup pengetahuan dan pendidikan, sifat-sifat terpuji dan keindahan, serta perilaku yang tepat dan baik, sedangkan etika hanya membahas perilaku lahiriah, baik berupa sikap, ucapan, atau penampilan. ( M. Quraish Shihab : 2007)

Secara etimologi, kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti watak kesusilaan atau dat istiadat. Kebiasaan di sini mengacu pada kebiasaan baik atau kebiasaan buruk. ( Mohammad Daud Ali :2011) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan buruk serta hak dan kewajiban moral (akhlak). (Meity Taqdir Qodratillah : 2012)

Sedangkan secara terminologi, ada beberapa ahli mendeskripsikan definisi etika, menurut Mulyadhi Kartanegara mengatakan etika adalah filsafat moral atau ilmu akhlak, tidak lain dari pada ilmu atau seni hidup (the art of living) yang mengajarkan bagaimana cara hidup bahagia, atau bagaimana memperoleh kebahagiaan. ( Mulyadhi Kartanehara : 2005) Sedangkan menurut Ahmad Amin mengatakan etika adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menjelaskan apa yang harus dilakukan sebagian orang kepada orang lain, dan menyatakan bahwa manusia harus mengejar tujuan dan menunjukkan cara yang harus dilakukan. (Ahmad Amin : 1993)

Definisi belajar secara umum dapat dikatakan sebagai aktivitas pencarian ilmu atau dengan kata lain merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang dimana aktivitas itu membuatnya memperoleh ilmu. ( Kadar M Yusuf : 2013) Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa etika belajar adalah adab, sopan santun dan tata krama selama proses belajar mengajar.

Adapun ayat-ayat dalam al-quran yang memiliki unsur membahas tentang etika dalam belajar adalah sebagai berikut :

(4)

al. – Running title is about five words

189

1. Ayat 29 dari surah Al-A’raf :

َرَمَا ْل ق َاَدَب اَمَك ە َنْيِ دلا هَل َنْي ِصِلْخ م ه ْو عْدا َّو د ِجْسَم ِ ل ك َدْنِع ْم كَه ْو ج و ا ْو مْيِقَا َو ِطْسِقْلاِب ْيِ ب َر

۞ َن ْو د ْو عَت ْم ك

Artinya : katakanlah, “Tuhanku menyuruhku berlaku adil. Hadapkanlah wajahmu (kepada Allah) pada setiap salat, dan sembahlah Dia dengan mengikhlaskan ibadah semata-mata hanya kepada-Nya. Kamu akan dikembalikan kepada-Nya sebagaimana kamu diciptakan semula ( Departement Agama RI.:2005)

Dari ayat tersebut bahwasanya menerangkan niat yang ikhlas beribadah hanya karena Allah SWT karena menuntut ilmu itu adalah perkara ibadah baik fardhu ‘ain atau fardhu kifayah.

2. Ayat 69 dari surah Al-Kahfi :

۞ا ًرْٓمَا َكَل ْٓي ِصْٓعَا ٓ َلَ َّو ا ًرِباَص ُ هاللّٰ َءۤاَش ْٓنِا ْٓٓيِنُد ِجَتَس َلاَق

Artinya: Nabi Musa berkata: "Engkau akan dapati aku, Insyaa Allah: orang Yang sabar;

dan Aku tidak akan membantah perintahmu".( Departement Agama RI.:2005)

Jadi, dari ayat di atas ini menunjukkan bahwa seorang peserta didik itu haruslah sabar dan tabah, dan memiliki cita-cita dan usaha yang kuat sukses untuk mendapatkan ilmu seperti yang dilakukan Nabi Musa kepada orang shaleh itu. Dengan seperti menyebut kata “insyaallah” Nabi Musa As, tidak dapat dinilai berbohong dengan ketidaksabarannya karena dia telah berusaha namun itulah kehendak Allah yang bermaksud membuktikan adanya seseorang yang memiliki pengetahuan yang tidak dimiliki oleh Nabi Musa As. Jadi dengan kata ( ُ هاللّٰ َءۤاَش ْٓنِا) juga merupakan adab yang diajarkan agama dalam menghadapi sesuatu dimasa depan.

3. Ayat 70 dari surah Al-Kahfi :

۞ا ًرْٓكِذ ُهْٓنِم َكَل َثِدْٓحُا ىٓهتَح ٍءْٓيَش ْٓنَع ْٓيِنْٓلَٔـْٓسَت َلََف ْٓيِنَتْٓعَبَّتا ِنِاَف َلاَق Artinya : Ia menjawab: "Sekiranya Engkau mengikutiku, maka janganlah Engkau bertanya kepadaKu akan sesuatu pun sehingga Aku ceritakan halnya kepadamu".

Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa dari syarat yang diajukan al-Khidir kepada Nabi Musa As harus sabar menahan diri. Tidak tergesa-gesa bertanya atau berkomentar, jika ia menyaksikan perbuatan-perbuatan atau tindakan-tindakan al-Khidir yang belum dimengerti tujuannya dan hikmahnya etika peserta didik dalam kegiatan pembelajaran seharusnya menghormati gurunya, memperhatikan gurunya, jangan memutuskan pembicaraan guru dan jangan pula bertanya kepada guru sampai guru tersebut mempersilakannya untuk bertanya.

4. Ayat 43 dari surat An-Nahl :

ْٓعَت َلَ ْٓمُتْٓنُك ْٓنِا ِرْٓكِ ذلا َلْٓهَا ا ْٓٓوُلَٔـْٓساَف ْٓمِهْٓيَلِا ْٓٓي ِح ْٓوُّن ًلَاَج ِر َّلَِا َكِلْٓبَق ْٓنِم اَنْٓلَس ْٓرَا ٓاَم َو

۞ ََۙن ْٓوُمَل

Artinya: “Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan, jika kamu tidak mengetahui”.

Dari ayat di atas menunjukkan bahwa etika seorang peserta didik atau mahasiswa dalam proses pendidikan ialah bertanya kepada yang lebih ahli (mempunyai ilmu).

5. Ayat 11 dari surah Al-Mujadalah :

(5)

190

ِاَو ْْۚٓمُكَل ُ هاللّٰ ِحَسْٓفَي ا ْٓوُحَسْٓفاَف ِسِل ٰجَمْٓلا ىِف ا ْٓوُحَّسَفَت ْٓمُكَل َلْٓيِق اَذِا ا ْٓٓوُنَمٰا َنْٓيِذَّلا اَهُّيَآٰي ْٓرَي ا ْٓو ُزُشْٓناَف ا ْٓو ُزُشْٓنا َلْٓيِق اَذ

ا ْٓوُنَمٰا َنْٓيِذَّلا ُ هاللّٰ ِعَف

۞ ٌرْٓيِبَخ َن ْٓوُلَمْٓعَت اَمِب ُ هاللّٰ َو ٍٍۗت ٰج َرَد َمْٓلِعْٓلا اوُت ْٓوُا َنْٓيِذَّلا َو َْۙٓمُكْٓنِم Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan.

Dari ayat di atas bahwasanya ini menjelaskan bahwa Allah SWT memberikan gambaran tentang perintah bagi setiap manusia untuk menjaga adab sopan santun dalam suatu majlis pertemuan dan adab sopan santun terhadap Rasulullah SAW. Dan Allah swt juga menjanjikan akan adanya derajat lebih tinggi kepada orang-orang yang beriman dan berilmu.

Penulis mengkategorikan ayat-ayat tentang etika belajar dalam Al-Qur'an, yakni pertama, Al-Qur'an surah Al-‘Araf ayat 29 menerangkan bahwa niat yang ikhlas beribadah hanya karena Allah SWT karena menuntut ilmu itu adalah perkara ibadah baik fardhu ‘ain atau fardhu kifayah.

Kedua, surah Al-Kahfi pada ayat 69, dan ayat 70 ini menerangkan tentang pentingnya kesabaran dalam menuntut ilmu, bersabar di dalam setiap liku-liku kesusahan ketika menuntut ilmu.

Keempat, surat An-Nahl ayat 43 menunjukkan perintah agar selalu bertanya kepada orang lain yang lebih mengetahui. Hal ini menunjukkan bahwa kita harus selalu merasa belum bisa, sehingga ada usaha terus menerus untuk menggali ilmu dan pengalaman dari orang lain yang lebih bisa. Sikap selalu ingin tau dan ingin belajar akan menambah semangat menimba ilmu dari orang lain. Kelima, surah Al-Mujadalah pada ayat 11, menerangkan bahwa berhubungan dengan etika dan sopan pendidikan bila berada dalam suatu majlis dan kedudukan orang yang beriman, serta orang yang berilmu pengetahuan.

B. Pembelajaran Daring di Masa Pandemi

Pandemic Covid-19 telah menjadi wabah yang mengubah tatanan kehidupan manusia saat ini. Mulai akhir desember 2019, Covid-19 pertama kali dilaporkan terjadi di Wuhan China dan sampai sekarang sudah menyebar ke seluruh dunia. Penyearan virus corona menyebar secara contagious, yang berarti menyebar secara cepat dalam sebuah jaringan seperti bencana atau flu.

Sebelum menjangkit manusia, Covid-19 ini hanya berinangkan pada hewan seperti kelelawar, trenggiling, dan sebagainya. ( G. R. A Bima Jati, B. J., & Putra:2020)

Pandemi Covid-19 ini mengakibatkan terjadinya transformasi pada bidang pendidikan, dan semua kegiatan belajar mengajar dialihkan ke pembelajaran daring. Oleh karena itu, baik itu pendidik atau siswa, semua pihak harus beradaptasi dan belajar bersama untuk tujuan pembelajaran daring. Dengan tujuan agar proses pembelajaran dan transfer ilmu tetap berjalan.

Pemberian Materi, tugas dan diskusi kelompok diberikan secara daring menggunakan gadget atau perangkat komputer dan kuota internet. Jika saat sekolah tatap muka seluruh peserta didik mempunyai aturan yang membentuk etika supaya peserta didik dapat bersikap baik saat berada di luar lingkup sekolah, lain halnya saat kegiatan pembelajaran daring menggunakan media Zoom meeting, Google Classroom, aplikasi chat Whatsapp dll yang membuat peserta didik tidak bisa terkendali.

Ketika ada pembelajaran daring yang terfokus pada system sehingga moral dan etika terabaikan. Misalnya mengubah cara peserta didik untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran, biasanya dapat dilakukan menggunakan metode sesi tanya jawab dapat dilakukan langsung dan terstruktur namun apa daya saat kegiatan pembelajaran daring via Zoom, meet layar aplikasi hitam semua karna beberapa peserta didik mematikan kameranya, ada pula yang tidak mematikan microphone saat pemberian materi sehingga pembelajaran daring dirasa kurang kondusif, alhasil pendidik tidak dapat mengontrol apa yang dilakukan oleh peserta didik, apalagi ketika melalui aplikasi berbasis pesan teks seperti whatsapp peserta didik tidak bisa membedakan bagaimana cara berkomunikasi dengan guru atau dengan teman sejawatnya.

(6)

al. – Running title is about five words

191

Situasi ini akhirnya menjadi dilema bagi pendidik dan peserta didik. Oleh karena itu, memang tidaklah mudah mengubah kebiasaan yang biasa dijalani tetapi tiba-tiba harus berubah ke kebiasaan normal yang baru. Dibutuhkan kerjasama semua pihak, termasuk orang tua, pendidik, peserta didik dan seluruh semua elemen masyarakat agar pendidikan di Indonesia tetap berjalan, khususnya bagi peserta didik yang harus menjaga akhlak dan etika terhadap guru.

C. Implementasi Etika Pembelajaran Daring dimasa Pandemi Dalam Al-Qur'an Pembelajaran sekarang, para pengajar dan peserta didik sudah menjadi terbiasa dengan adanya belajar mengajar secara daring. Bagi para peserta didik banyak yang mulai memperlihatkan perubahan etika terhadap kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung, seperti dari peserta didik yang hanya mengejar absen saat melakukan virtual meeting dan tidak menaruh perhatian pada proses pembelajarannya dan tidak hanya itu, bahkan tidak sedikit juga peserta didik yang hanya diam ketika ditanya. Oleh karena itu, sangat diharapkan bagi para pengajar untuk memilih metode pengajaran yang tepat dalam berinteraksi demi menarik kembali minat belajar dari para peserta didik. Hal yang terpenting dalam menerapkan kegiatan belajar mengajar online pada peserta didik adalah memperhatikan berbagai aspek agar tujuan pembelajaran tercapai.

Pembelajaran melalui media pembelajaran online ini mencakup hal-hal seperti relevansi bahan ajar dengan tujuan pencapaian, menggunakan inovasi metode pengajaran yang tepat serta mampu mengembangkan dan membangun pengetahuan dan keterampilan baru sesuai dengan tujuan individu dan peningkatan organisasi. Aspek aspek tersebut juga harus didukung oleh media pembelajaran yang baik, keberhasilan sebuah E-Learning ditentukan dari dua elemen yaitu desain pembelajaran dan desain antar muka pengguna. (Zamhari Syafi’I, :2008) Relevansi Etika Pembelajaran Daring dimasa Pandemi Dalam Al-Qur'an yakni :

Ikhlas dalam Belajar (Surah Al-A 1. ’raf ayat 29)

Ikhlas secara bahasa berbentuk mashdar dan fi’ilnya adalah Akhlasa, itu bentuk mazid.

Adapun bentuk mujarradnya adalah khalasa dan khalasa maknanya adalah bening (shafa), segala noda hilang darinya. (Muhammad Abdul Qodir Abu Faris,: 2005). Sedangkan secara terminologi makna ikhlas seperti yang disampaikan oleh almunawi, bahwa ikhlas adalah mensucikan jiwa dan dijauhkan dari segala penyakit yang dapat mengeruhkan nurani. ( Mahmud al-Mishri,:2011) Ikhlas wajib dilakukan setiap pribadi dalam melakukan ketaatan kepada Allah.

Orang yang menuntut ilmu hendaknya memasang niat yang ikhlas, begitu juga dengan belajar dan mengajar, yang merupakan bagian dari peribadatan kepada Allah. ( Syaikh Ahmad Farid,:

2011)

Dalam hal ini keikhlasan berarti mengajar dengan harapan diridhoi Allah, atau dengan kata lain kegiatan belajar mengajar merupakan aktivitas jihad memerangi kebodohan yang diperintahkan Allah kepada manusia. Serta harus diniatkan puladalam proses belajar mengajar bertujuan untuk menjaga syari’at Allah.

Kaitannya ayat ini yang membahas ikhlas dalam belajar dengan etika pembelajaran dimasa daring dapat dilihat yaitu untuk menumbuhkan rasa hati peserta didik dengan ikhlas dalam menuntut ilmu walaupun belajar daring, dengan niat ikhlas belajar yang tekun dan rajin sebagai kewajiban seorang pelajar. Jadi walaupun proses belajar dan mengajar dilakukan dari rumah, kita harus tetap menjalankannya dengan ikhlas.

Implementasinya ikhlas dalam belajar di masa daring, Contohnya: ketika waktu pembelajaran, pertama harus dengan niat yang ikhlas terlebih dahulu dalam menuntut ilmu.

Meskipun belajar oflline yang berlangsung tatap muka atau daring melaui aplikasi zoom dll, tetap sama-sama harus niat yang ikhlas supaya barakah dan tidak sia-sia ilmu yang dipelajari dalam pembelajarannya. Sehingga dengan keikhlasan belajar dapat melaksanakan dan

(7)

192

menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh, mengerjakan tugas dengan senang hati, menyerahkan tugas tepat waktu, dapat berkonsentrasi pada pembelajaran yang rumit.

2. Sabar dalam Belajar (Surah Al-Kahfi ayat 69 dan ayat 70)

Kata al-Shabru dari segi bahasa berarti mencegah dan menahan. Yaitu kedudukan tinggi yang hanya dapat dicapai oleh mereka yang memiliki semangat tinggi dan jiwa yang suci. Sifat sabar ini bukanlah hal yang mudah untuk dicapai, namun membutuhkan adaptasi dan latihan jangka panjang untuk beradaptasi dan membiasakannya. Allah telah menyebutkan kata-kata sabar dalam al-Qur’an sebanyak 90 tempat, masing-masing ditambah dengan keterangan berbagai kebaikan dan derajat yang tinggi, serta menjadikan sabar sebagai buah dari kebaikan dan derajat yang tinggi tersebut. (Ibnu Qudamah Al-Maqdisy :2018)

Kaitannya ayat ini yang membahas sabar dalam belajar dengan etika pembelajaran dimasa daring pandemic covid-19 dapat dilihat yakni bertujuan untuk menanamkan rasa sabar pada diri seseorang, apalagi dalam belajar daring, yang bahwasanya banyak kendala-kendalanya. Oleh itu, perilaku sabar yang diperlukan dalam belajar yakni: pertama, Khusyu’ / fokus : Untuk mencapai hasil belajar yang optimal. kedua, Pantang menyerah: dikarenakan masa belajar daring banyak mengalami kendala tetapi harus tetap bersabar dengan tetap mengerjakan semua tugas yang menjadi kewajibannya. ketiga, tidak buru-buru: dikarnakan untuk mencapai hasil belajar yang berkualitas memerlukan waktu. dan keempat, berserah diri: Setelah semua usaha sudah dilakukan secara maksimal maka mengenai hasil belajarnya harus diserahkan kepada Allah swt yang maha menguasai ilmu dan alam semesta ini. Jadi konsep kesabaran itu merupakan akhlak yang universal dan merupakan salah satu perilaku penting dalam kehidupan sehari-hari.

Implementasi etika sabar dalam belajar di masa daring seperti sabar dengan kendala masalah susahnya jaringan sinyal, sehingga ada siswa yang panjat pohon, menumpang di warung kopi, menaiki bukit, hingga sedih karena tidak mendapatkan sinyal untuk keperluan belajar daring. Dan sabar masalah kuota Internet, yang semakin kencang speed internetnya semakin mahal pula biaya yang diterapkan oleh provider-nya. Meskipun dari berita adanya sekolah yang memfasilitasi kuota internet, dan dari Pemerintah sudah juga menghadirkan kuota gratis, tetapi tetap saja bantuan itu masih belum cukup dikarenakan terkadang dari sekolah tidak semua ada subsidi kuota internet gratis dan juga tidak benar alias hoaks adanya pemberian kuota gratis dari Pemerintah. Dan peran orang tua dan guru juga harus sama-sama sabar dalam menghadapi kendala-kendala pada belajar daring, yang mana orang tua membantu pembimbingan di rumah karena sistem belajar daring belum pernah ada di masa mereka dan guru juga harus memahami dalam berbagai kondisi kendalanya. Jadi, diharapkan para pelajar maupun pendidik tidak putus asa dalam kegiatan belajar pembelajaran melainkan harus sabar dalam menjalani itu semua

3. Bertanya kepada orang yang lebih mengetahui (Surah An-Nahl ayat 43)

Pengertian ركذلا لهأ اولأساف “Bertanyalah kalian kepada orang yang lebih mengetahui” secara spesifik menjelaskan bahwa yang menjadi subyek pendidikan bukan hanya pendidik atau guru, melainkan juga anak didik. Karena itu ayat ini dapat menjadi dasar bagi pengembangan teori belajar siswa aktif dan metode tanya jawab dalam proses belajar mengajar.

Pada saat guru tengah memberikan bimbingan dan pendidikan kepada siswa, posisi siswa adalah obyek, tetapi pada saat yang sama, ia juga berperan sebagai subyek. Sebab, tugas guru tidak hanya menyampaikan bahan-bahan ajar kepada siswa, tetapi ia juga bertanggung jawab untuk sedapat mungkin membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa agar mereka dapat melakukan pembelajaran sendiri. ( M.Ag Drs. Nanang Gojali :2015)

Kaitannya ayat ini dengan etika pembelajaran dimasa daring pandemic covid-19 dapat dilihat yakni bertujuan untuk bertanya tentang suatu hal yang tidak dimengerti dalam waktu pembelajaran kepada orang yang lebih paham, bisa kepada gurunya waktu pembelajaran berlangsung, dengan santun dalam bertutur kata dan prilaku, termasuk saat menyampaikan pendapat, pertanyaan, serta menyanggah, dan juga termasuk saat posisi menyimak dan mendengarkan pembelajaran melalui online tersebut.

Implementasi etika dalam bertanya kepada guru pada pembelajaran daring, yakni menghidupkan kamera saat belajar juga termasuk etika akan bertanya melalui zoom dan meet,

(8)

al. – Running title is about five words

193

dengan penggunaan baju yang rapih dan sopan selayaknya kuliah pada umumnya, dan etika ketika bertanya melalui zoom dan meet terlebih dahulu dengan menggunakan tombol "Raise Hand" sebagai tombol mengangkat tangan, sehingga guru bisa mempersilakan peserta didik untuk bertanya, jika sudah diizinkan siswa bisa bertanya secara langsung dengan berbicara lewat microfon maupun dengan menggunakan fitur Chat jika siswa mengalami kendala teknis di bagian suara. Ucapkan salam terlebih dahulu sebagai pembuka obrolan atau chat, kemudian memperkenalkan diri untuk mencairkan suasana, lalu sampaikan hal yang ditanyakan dengan menggunakan bahasa yang baik, sopan dan tidak bertele-tele, dan terakhir ucapkan terima kasih.

Sedangkan etika ketika bertanya melaui aplikasi Google Classroom, dan WhatsApp. Pertama, perhatikan waktu apabila ketika diluar waktu pembelajaran merupakan etika paling mendasar yang perlu diketahui, jadi pilihlah waktu yang biasanya tidak dipakai untuk beristirahat atau beribadah. Kedua, ucapkan salam, seperti 'Selamat Pagi Bapak/Ibu' atau 'Assalamualaikum Bapak/Ibu' sebagai bukti bahwa sedang melakukan percakapan formal atau setidaknya semi formal. Ketiga, ucapkan permintaan maaf di awal pesan yang menunjukkan bahwa kalian menghargai waktu yang dimiliki dikarenakan telah mengganggu di tengah aktivtasnya yang padat. Keempat, memperkenalkan diri dikarenakan tidak semua guru akan menyimpan seluruh kontak muridnya. Kelima, sampaikan pesan inti yang ditanyakan dengan memperhatikan penggunaan Bahasa dan kalimat yang baik, dengan hindari menyingkat kata-kata dan penyampaian yang terlalu banyak informasi karena akan terkesan bertele-tele. Keenam, mengucapkan salam penutup untuk mengakhiri pesan.

4. Berlapang-lapang dalam majlis ilmu (Surah Al-Mujadalah ayat 11)

Kaitannya ayat ini dengan etika pembelajaran dimasa daring pandemic covid-19 dapat dilihat yakni bertujuan untuk tetap bersemangat dalam menuntut ilmu, berlapang dada, menyiapkan kesempatan untuk menghadiri majelis ilmu, bersemangat belajar, menyiapkan segala sumber daya untuk meningkatkan keilmuan dan senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan walaupun adanya pandemic yang membuat belajar daring dirumah, Dan supaya tetap menjaga etika di majelis belajar walaupun belajarnya daring dengan bentuk kesopanan dan sunnah ketika hadir di majelis belajar melalui berbagai aplikasi dengan memberikan salam atau menjawab salam dari guru tersebut, membaca doa sebagai pengharapan atas berkah Allah di majelis tersebut, Disiplin dari sejak awal pembelajaran hingga akhir kecuali ada uzur dengan meminta izin kepada guru, dan santun dalam berpakaian dengan menggunakan pakaian yang sesuai dengan kelaziman. Bahwasanya Allah telah memberikan derajat yang setinggi-tingginya bagi hamba-Nya yang menuntut ilmu. Tingginya derajat orang yang menuntut ilmu berada jauh di atas orang-orang yang tidak memiliki gairah dalam menuntut ilmu.

Implementasi etika sabar dalam berlapang-lapang belajar di masa daring seperti berlapang- lapang dalam membantu kesulitan mengakses internet pada proses pembelajaran, dengan guru memberikan solusi mengumpulkan beberapa siswa di beberapa titik lokasi (rumah atau sekolah) dengan secara bergantian yang disesuaikan dengan tempat tinggal terdekat, atau guru memberikan leluasan untuk datang kerumahnya bagi yang kesulitan mengakses internet. Dan berlapang-lapang membantu kesulitan terbentur waktu belajar, misal apabila murid tersebut terbenturnya waktu, sebelumnya terlebih dahulu bisa Izin mengikuti pelajaran dikelas lain. Oleh karena itu, tetap produktif belajar daring sehingga disiplin yang sama seperti yang dilakukan dalam belajar offline. Adanya perlu diperhatikan dalam manajemen waktu tersebut. Di antaranya adalah manajemen waktu sekolah, waktu bermain, waktu pengumpulan, pemilihan tugas yang bisa dikerjakan terlebih dahulu, dan waktu memahami materi.

Berikut adalah gambaran secara singkat mengenai relevansi antara alquran sebagai pedoman etika belajar siswa dengan pembelajaran daring di masa pandemic covid-19 :

No Surah Al-Qur’an sebagai pedoman etika

belajar

Implementasi Al-Qur’an sebagai pedoman etika belajar daring 1. Surah Al- Ikhlas dalam belajar • Bertujuan untuk menumbuhkan rasa

(9)

194

A’raf: 29 hati peserta didik dengan ikhlas

dalam menuntut ilmu walaupun belajar daring. seperti niat ikhlas belajar daring, dengan keikhlasan belajar dapat melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh, mengerjakan tugas dengan senang hati, menyerahkan tugas tepat waktu, dapat berkonsentrasi pada pembelajaran yang rumit.

2. Surah Al- Kahfi: 69

dan 70

Sabar dalam belajar • Bertujuan untuk menanamkan rasa sabar pada diri seseorang, apalagi dalam belajar daring, yang bahwasanya banyak kendala- kendalanya. Seperti sabar dengan kendala masalah susahnya jaringan sinyal, sabar untuk peran orang tua dan guru dalam menghadapi kendala- kendala pada murid dalam belajar daring.

3. Surah An- Nahl: 43

Bertanya kepada orang yang lebih mengetahui

• Bertujuan untuk bertanya tentang suatu hal yang tidak dimengerti dalam waktu pembelajaran kepada orang yang lebih paham, bisa kepada gurunya. Seperti etika bertanya belajar daring melalui zoom dan meet, dengan penggunaan baju yang rapih dan terlebih dahulu dengan menggunakan tombol "Raise Hand" sebagai tombol mengangkat tangan, gunakan Bahasa sopan ketika bertanya, sama halnya etika bertanya melalui Google Classroom, dan WhatsApp gunakan bahasa yang baik, sopan dan tidak bertele-tele.

4. Surah Al- Mujadalah:

11

Berlapang-lapang dalam majlis ilmu

• Bertujuan untuk tetap bersemangat dalam menuntut ilmu, berlapang dada, menyiapkan kesempatan untuk menghadiri majelis ilmu, bersemangat belajar, menyiapkan segala sumber daya untuk meningkatkan keilmuan. Seperti berlapang-lapang dalam membantu kesulitan mengakses internet pada proses pembelajaran, dan berlapang- lapang membantu kesulitan terbentur waktu belajar.

Dengan demikian dapat disimpulkan apabila Alquran sebagai pedoman etika dalam pembelajaran dapat diimplementasikan langsung pada pembelajaran daring di masa pandemic covid-19 ini. Akibat pandemi Covid-19, transformasi dunia pendidikan berdampak besar.

(10)

al. – Running title is about five words

195

Pendidikan harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun peserta didik berada di rumah. Solusinya, pengajar dituntut mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring (online). Oleh karena itu, media pembelajaran online semakin banyak digunakan dan berkembang. Dengan berkembangnya media pembelajaran online, saya berharap pembelajaran online kedepannya menjadi lebih baik. Namun sebaik apapun media pembelajaran tersebut apabila para pengajar tidak mampu menyesuaikan maka akan percuma. Para pengajar maupun siswa diharapkan untuk selalu mengingat etika mereka dalam pembelajaran sesuai dengan perkspektif Al-quran.

KESIMPULAN

Etika belajar adalah adab, sopan santun dan tata krama dalam proses belajar mengajar.

Etika atau adab harus dimiliki oleh setiap individu supaya jalinan hubungan sosialnya berjalan dengan baik dan bermakna. Begitu juga dalam proses pendidikan. Seorang guru atau murid harus memiliki etika dalam proses belajar mengajar. Karena keberadaan etika dalam proses pendidikan akan mempengaruhi kualitas aksiologi dari pengetahuan yang diperoleh. Etika belajar dalam al-Qur’an antara lain: Pertama, mulai dari menyucikan jiwanya dengan meluruskan niat. Kedua, bersabar dalam proses belajar mengajar.Ketiga, bertanya kepada yang lebih ahli (mempunyai ilmu) dan adab-adab yang lainnya.

Implementasi etika pembelajaran dalam perspektif alquran di masa pembelajaran daring yakni sebagai berikut: 1) Surah Al-A’raf ayat 29, kaitannya dengan menumbuhkan rasa hati peserta didik dengan ikhlas dalam menuntut ilmu pada pembelajaran daring. Seperti niat ikhlas belajar online, dengan keikhlasan belajar dapat melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh, mengerjakan tugas dengan senang hati, menyerahkan tugas tepat waktu, dapat berkonsentrasi pada pembelajaran yang rumit. 2) Surah Al-Kahfi ayat 69 dan 70 kaitannya untuk menanamkan rasa sabar pada diri seorang peserta didik dalam belajar daring. Seperti sabar dengan kendala masalah susahnya jaringan sinyal, sabar untuk peran orang tua dan guru dalam menghadapi kendala-kendala pada murid dalam membimbing belajar daring. 3) Surah An-Nahl ayat 4 kaitannya untuk peserta didik bertanya tentang suatu hal yang tidak dimengerti dalam waktu pembelajaran kepada orang yang lebih paham, bisa kepada guruny waktu pembelajaran berlangsung, dengan santun dalam bertutur kata dan prilaku. Seperti etika bertanya belajar daring melalui zoom dan meet, dengan etika penggunaan baju yang rapih dan etika bertanya terlebih dahulu dengan menggunakan tombol "raise hand" sebagai tombol mengangkat tangan, kemudian gunakan Bahasa sopan ketika bertanya, sama halnya etika bertanya melalui Google Classroom, dan WhatsApp gunakan bahasa yang baik, sopan dan tidak bertele-tele. 4) Surah Al-Mujadalah ayat 11 kaitannya untuk tetap bersemangat dalam menuntut ilmu, berlapang dada, menyiapkan kesempatan untuk menghadiri majelis ilmu, bersemangat belajar, menyiapkan segala sumber daya untuk meningkatkan keilmuan. Seperti berlapang-lapang dalam membantu kesulitan mengakses internet pada proses pembelajaran, dan berlapang-lapang membantu kesulitan terbentur waktu belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Abd. Al-Hayyi Al-Farmawi, Al-Bidayah Fi Al-Tafsir Al-Maudhu’I (Berut: Matba‟ah AlFadharah Al-Arabiyah, 1976)

Ahmad Amin, Etika Ilmu Akhlak. Cet. VII (jakarta: Bulan Bintang, 1993)

Bima Jati, B. J., & Putra, G. R. A, ‘Optimalisasi Upaya Pemerintah Dalam Mengatasi Pandemi Covid 19 Sebagai Bentuk Pemenuhan Hak Warga Negara’, SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I, 7 (2020)

C. Association of smoking history with severe and critical outcome in COVID-19 patients: A systemic review and meta-analysis, ‘Zhang, H., Ma, S., Han, T., Qu, G., Cheng, C., Uy, J.

P., Shaikh, M. B., Zhou, Q., Song, E. J., & Sun’, European Journal of Integrative Medicine, 43(February2021), 101313, 101313 (2021)

(11)

196

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran Dan Terjemahannya, (jakarta: Syamil Cipta Media, 2005)

Departement Agama RI, Al-Quran Dan Terjemahannya, ed. by Departement Agama RI (jakarta:

Pustaka Agung Harapan, 2006)

Depdiknas, Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2003 Drs. Nanang Gojali, M.Ag, Manusia, Pendidikan Dan Sains Tafsir Hermeneutik (cet, I; Jakarta:

PT Reneka Cipta, 2004)

Ibnu Qudamah Al-Maqdisy, Minhajul Qashidin (jakarta: Pustaka As-Sunnah, 2008)

Kadar M Yusuf, Tafsir Tarbawi Pesan Pesan Al Quran Tentang Pendidikan (jakarta: Amzah, 2013)

M. Quraish Shihab, Secercah Cahaya Ilahi: Hidup Bersama Al-Quran, Cet. Ke-2. (Bandung:

Mizan, 2007)

Mahmud al-Mishri, Ensiklopedi Akhlak Muhammad (Jakarta: Pena, 2009)

Meity Taqdir Qodratillah, Kamus Besar Bahasa Indonesia (jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum, 2012)

Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam (jakarta: PT. Rajagrafindo, 2011)

Mohammad Subki Abdul Rahman, Martabat Ilmu & Ulama’ (Selangor: PSN Publications, 2012) Muhammad Abdul Qodir Abu Faris, Menyucikan Jiwa (Jakarta: Gema Insani Press, 2005)

Mulyadhi Kartanehara, Menembus Batas Waktu: Panorama Filsafat Islam. Cet. II (Bandung:

Mizan, 2005)

Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007)

Ningsih, S, ‘Persepsi Mahasiswa Terhadap Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19’, Jurnal Inovasi Dan Teknologi Pembelajaran, Kajian Dan (2020), 124–32

Supangat, ‘Penggunaan Webqual Untuk Penentuan Tingkat Kebergunaan Pada Website’, Iduts Kasus Pada Tektik Sipil UNTAG AYABARUS 2016, 2.Konvergensi, 21 (2) (2016), 49–60 Syaikh Ahmad Farid, Pendidikan Berbasis Metode Ahlussunnah Bal Jama’ah (surabaya: Pustaka

eLBA, 2011)

Zamhari Syafi’I, ‘Etika Kegiatan Belajar Mengajar Dalam Media Pembelajaran Online Pada Masa Pandemi Covid-19’, 2021

Referensi

Dokumen terkait

Dalam diagram fase sistem ternary C-A-S, prosentase optimum bubuk slag nikel ditentukan melalui titik perpotongan antara garis keseimbangan reaksi pozzolanik dengan garis

Diharapkan aplikasi yang dibuat oleh penulis berupa simulasi identifikasi penyakit ternak sapi dapat membantu masyarakat secara umum maupun peternak secara khusus dalam

▪ Tahun 2015 telah dilakukan pengumpulan data dasar di 120 puskesmas, serta pengumpulan data status kesehatan masyarakat dari 30 puskesmas lokasi penempatan Nusantara Sehat dan

Untuk mengatasi masalah tersebut maka diharapkan Pemerintah Bone Bolango melakukan sistem Inventarisasi, pembukuan, dan Pelaporan yang baik terkait dengan pengelolaan aset

 Gangguan otonom (miksi, defekasi, seksual).  Paresis otot tungkai bawah. Pada discectomy, sebagian dari discus intervertebralis diangkat untuk mengurangi tekanan

Pada saat sebelum melakukan olahraga angkat beban didapatkan rerata TIO. 19,31

Halaman informatics center student merupakan halaman informasi mengenai sistem informasi akademik Universitas Indo Global Mandiri Palembang.Tampilan antarmuka halaman

The Finance and Planning Committee shall perform the functions relating to the finances of the Corporation, preparation of budget, scrutinizing proposals; for increase of