• Tidak ada hasil yang ditemukan

RISET EVALUASI NUSANTARA SEHAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RISET EVALUASI NUSANTARA SEHAT"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

RISET EVALUASI

NUSANTARA SEHAT

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan

(3)

➢ Negara kepulauan 17.496 PULAU ; Luas: 7,81 juta km2,

➢ Penduduk: 253,6 juta orang, 1.128 Suku bangsa/etnik; 746 bahasa.

➢ 34 Provinsi, 410 kabupaten, 98 kotamadya, 6694 kecamatan, 8216 klurahan & 69249 desa.

(4)

Permasalahan

Tenaga Kesehatan

Jumlah Tenaga Kesehatan masih kurang

Distribusi Tenaga Kesehatan yang tidak merata

Kualifikasi Tenaga Kesehatan masih banyak yang belum D III

[Image Info] - Note to customers : This image has been licensed to be used within this PowerPoint template only. You may not extract the image for any other use.

(5)

PEMENUHAN TENAGA KESEHATAN

TETAP/

PERMANEN SEMENTARA/ TEMPORARY

PNS PPPK

Nusantara Sehat Berbasis Tim (Team

Based)

Tugus Individu

Wajib Kerja Dokter Spesialis

PTT Pusat

Kontrak/Hon or BLUD PTT Daerah

Pemenuhan Tenaga dibantu Pusat untuk daerah DTPK * PTT Pusat Moratorium

Kontrak/ Honor Swasta/ PMA

(6)

PUSKESMAS YANG TIDAK MEMILIKI (KOSONG) TENAGA KESEHATAN

PADA TAHUN 2016

NO JENIS TENAGA KESEHATAN PUSKESMAS

1 DOKTER UMUM 1.898

2 DOKTER GIGI 4.831

3 PERAWAT 919

4 BIDAN 1.374

5 TENAGA KEFARMASIAN 787 6 TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT 4.016 7 TENAGA KESEHATAN LINGKUNGAN 542

8 TENAGA GIZI 4.064

9 AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK 6.169

Total 62.863

Standar ketenagaan di Puskesmas berdasarkan PMK 75/2014 tentang Puskesmas

(7)

• Pegawai ASN terdiri PNS dan PPPK UU No 5 Tahun 2014

Pasal 6

• Pengangkatan tenaga kesehatan melalui PNS, PPPK dan Penugasan Khusus

UU No 36 Tahun 2014 Pasal 23 ayat (2)

• Wajib Kerja kepada tenaga kesehatan yang memenuhi kualifikasi akademik dan kompetensi

UU No 36 Tahun 2014 Pasal 28 ayat (1)

• Pemerintah dan/atau Pemda dpat menetapkan pola ikatan dinas UU No 36 Tahun 2014

Pasal 29 ayat (1)

Mekanisme Pemenuhan Tenaga Kesehatan

Penugasan Khusus: Permenkes No 16 Tahun 2017

(8)

PEMENUHAN TENAGA KESEHATAN OLEH PUSAT

Penugasan Khusus: Permenkes No 16 Tahun 2017

Puskesmas Rumah Sakit

Penugasan Khusus Berbasis Tim (Nusantara

SehatTeam Based)

Penugasan Khusus Individu (Nusantara Sehat

Individu)

Penugasan Khusus Residen

Wajib Kerja Dokter Spesialis

(9)

Rencana Pemenuhan Target/Tahun

2017 2018 2019

Penugasan khusus berbasis tim

Penugasan Khusus Individu

Penugasan Khusus Residen Wajib Kerja Dokter Spesialis

188 tim (1.120 org) 3.000 800 1.250 150 tim (930 org) 3.853 730 1.250 160 tim (990 org) 3.015 730 1.250

(10)
(11)

• Pendayagunaan secara khusus Tenaga Kesehatan dalam kurun waktu tertentu yang dilakukan melalui :

a. Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Berbasis Tim dengan jumlah dan jenis tertentu

(Nusantara Sehat), dan

b. Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual

*Permenkes no.16 tahun 2017 ttg Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Dalam Mendukung Program Nusantara Sehat

11

Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan dalam Mendukung Program Nusantara Sehat

(12)

1. Memberikan pelayanan kesehatan untuk menjangkau remote area 2. Menjaga keberlangsungan

pelayanan kesehatan

3. Menangani masalah kesehatan sesuai kebutuhan daerah

4. Meningkatkan retensi nakes yg bertugas

5. Memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan

6. Menggerakkan pemberdayaan masyarakat

7. Mewujudkan pelayanan kesehatan terintegrasi

8. Meningkatakan & melakukan

pemerataan pelayanan kesehatan

1. Terpenuhinya jumlah dan jenis tenaga kesehatan sesuai dengan standar di puskesmas DTPK.

2. Terwujudnya penguatan dan

pemenuhankebutuhan pelayanan di puskesmas

TUJUAN PENUGASAN KHUSUS TENAGA KESEHATAN

(13)

Ijin Prinsip Menteri Keuangan

No : SR-460/MK.02/2017 tanggal 30 Agustus 2017

Besaran penghasilan penugasan khusus

tenaga kesehatan: No Jenis Penugasan Khusus Nakes Total Insentif Terpencil Total Insentif Sangat Terpencil 1 Dokter Umum / Dokter Gigi 8.595.000 11.181.000 2 S1 + Profesi (selain dokter/dokter gigi) 7.563.000 9.681.000 3 S1 dan Diploma IV 6.331.000 7.981.000 4 D3 Tenaga Kesehatan Lain 4.827.000 6.255.000 SISTEM INSENTIF

(14)

PENEMPATAN NUSANTARA SEHAT TEAM BASED

2015 - 2017

NO URAIAN

2015 2016 2017

JUMLAH BATCH 1 BATCH 2 BATCH 3 BATCH 4 BATCH 5 BATCH 6 BATCH 7 BATCH 8

1. Jumlah peserta 142 orang 552 orang 194 orang 272 orang 262 orang 347 orang 347 orang 370 orang 2.486 orang 2. Jumlah puskesmas 20 100 38 46 47 60 60 68 439 3. Jumlah Kabupaten 19 46 25 23 25 40 33 33 269 4. Jumlah Provinsi 9 14 16 14 15 18 19 13 29

(15)

NO PROFESI (batch 1-2)2015 (batch 3-5)2016 2017 (batch 6-8) (batch 1-8)TOTAL

1 Dokter 16 28 26 70

2 Dokter Gigi 1 45 28 74

3 Perawat 97 116 179 392

4 Bidan 118 134 181 433

5 Tenaga Kesehatan Masyarakat 115 77 128 320

6 Tenaga Kesehatan Lingkungan 113 78 136 327

7 Ahli Teknologi Laboratorium Medik 83 56 131 269

8 Tenaga Gizi 103 102 128 333

9 Tenaga Kefarmasian 48 92 127 267

JUMLAH 694 728 1064 2486

Penempatan Tenaga Kesehatan Nusantara Sehat

Menurut Profesi

(16)

Penempatan Tenaga Kesehatan Nusantara Sehat

Menurut Profesi per Provinsi

Tahun 2015 s.d. Agustus 2017

PROVINSI ATLM BIDAN DR DRG PERAWAT FARMASI GIZI KESLING KESMAS TOTAL

Aceh 5 7 2 7 6 7 6 4 44 Bengkulu 5 6 1 2 6 3 6 4 4 37 Gorontalo 5 6 1 1 5 6 4 3 2 33 Jambi 1 3 1 1 3 1 2 3 1 16 Jawa Barat 0 1 1 0 1 1 0 0 1 5 Jawa Timur 1 1 0 1 1 0 1 0 5 Kalimantan Barat 20 34 5 4 34 16 27 26 23 189 Kalimantan Selatan 0 4 2 2 1 2 1 3 15 Kalimantan Tengah 3 5 1 2 5 4 2 4 5 31 Kalimantan Timur 4 8 2 1 7 6 5 7 5 45 Kalimantan Utara 17 22 1 2 21 12 19 17 19 130

Kepulauan Bangka Belitung 1 1 1 0 1 0 0 1 0 5

Kepulauan Riau 7 14 2 10 8 12 13 11 77

Lampung 6 12 6 0 10 8 12 5 10 69

Maluku 26 37 6 6 35 28 24 27 32 221

Maluku Utara 4 11 1 1 11 3 9 10 9 59

Nusa Tenggara Barat 1 1 0 0 1 0 1 1 0 5

Nusa Tenggara Timur 34 60 9 8 51 31 51 47 54 345

Papua 35 45 1 10 42 29 37 35 28 262 Papua Barat 14 23 5 5 23 17 16 19 17 139 Riau 9 16 4 1 12 7 10 16 12 87 Sulawesi Barat 5 11 5 3 12 11 8 5 8 68 Sulawesi Selatan 9 17 4 3 15 10 14 13 12 97 Sulawesi Tengah 10 15 4 5 15 10 13 9 6 87 Sulawesi Tenggara 10 17 2 3 16 14 9 12 7 90 Sulawesi Utara 17 24 3 2 19 15 15 17 22 134 Sumatera Barat 3 6 1 6 1 5 4 6 32 Sumatera Selatan 2 3 2 0 2 1 2 2 3 17 Sumatera Utara 16 23 6 4 19 18 21 19 16 142 Grand Total 270 433 74 70 392 267 333 327 320 2486

(17)

Pusk Simeuleu Cut, Simeuleu Aceh Pusk Sajingan Besar, Sambas, Kalbar Pusk Enggano, Bengkulu Utara Pusk Puring Kencana, Kapuas Hulu, Kalbar Pusk Badau, Kapuas Hulu, Kalbar Pusk Balai Karangan, Sanggau Kalbar Pusk Seimenggaris, Nunukan, Kaltara Pusk Long Ampung, Malinau Kaltara Pusk Long

Pahangai, Mahakam Hulu,Kaltim

Pusk Marore, Kep Sangihe, Sulut Pusk Makalehi, Sitaro, Sulut

Pusk Longgar Apara, Kep Aru, Maluku

Pusk Ubrub, Keerom, Papua

Pusk Iwur, Peg Bintang, Papua

Pusk Kimaam, Merauke, Papua

Pusk Ninati, Boven Digoel, Papua

Pusk Ndao, Rote Ndao, NTT Pusk Namfalus,Malaka NTT Pusk Silawan,Belu NTT Pusk Maritaeng, Alor, NTT

LOKASI PUSKESMAS PENEMPATAN NUSANTARA SEHAT BATCH 1 TAHUN 2015 (20 PUSKESMAS)

(18)

LOKASI PUSKESMAS PENEMPATAN NUSANTARA SEHAT BATCH 2 TAHUN 2015 (100 PUSKESMAS)

PROVINSI KEPRI Tebing Kab J Karimun Jemaja Timur Kab Kep Anabas Belakang Padang Kota Batam Serasan Timur Kab Natuna P. Laut Kab Natuna Subi Kab Natuna

PROVINSI RIAU Tambelan Kab Bintan

Sungai Guntung Kab Indragiri Hilir Tanjung Medang Kab Bengkalis Selat Baru Kab Bengkalis Sinaboi Kab Rokan Hilir Tanjung Samak Kab Kep. Meranti Dumai Kota - Kota Dumai

PROVINSI NTT

Kab Kupang ; Naikliu , Oepoli

Kab TTU : Eban , Manamas, Napan, Oeolo , Tasinifu , Wini

Kab Belu : Wedomo, Haekesak, Haliwen, Lakturus, Nualain, Webora, Weluli

Kab Alor : Buraga, Kalunan, Padang Alang Kab Rote Ndao : Batutua

Kab Savu Raijua : Ledeunu Kab Malaka : Seon, Sarina PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Kab Sambas : Paloh, Temanjuk Kab Bengkayang : Jagoi Babang , Siding

Kab Sanggau : Entikong Kab Sintang : Merakai , Senaning Kab Kapuas Hulu : Benua Martinus , Lanjak , Nanga Kantuk

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Kab. Berau : Maratua Kab Mahakam Hulu : Tiong Ohang

PROVINSI KALIMANTAN UTARA Kab Malinau : Long Nawang , Data Dian, Long Alango , Long Pujungan

Kab Nunukan : Long Layu, Long Bawan, Sanur, Aji Kuning , Sungai Nyamuk , Binter, Setabu

PROVINSI SULAWESI UTARA Kab. Kep. Talaud : Gemeh, Dapalan, Karatung , Miangas

Kab. Kep. Sangihe : Kendahe Kab. Minahasa Utara : Tinongko Kab. Sintaor : Ondong

PROVINSI SULTENG Kab Toli-Toli : Ogodeide

PROVINSI MALUKU

Kab. MBD : Ustutun, Wonreli , Serwaru , Marsela , Ilwaki, Lelang

Kab MTB : Namtabung, Larat, Waturu, Adaut

Kab. Kep. Aru : Koija PROVINSI MALUKU UTARA Kab Pulau Marotai : Bere Bere, Wayabula, Sopi

PROVINSI PAPUA

Kab Boven Digoel : Kombut Kab. Peg. Bintan : Batom Kab Sarmi : Sarmi

Kab Keerom : Senggi , Towe Hitam, Waris Kab Supiori : Sabar Miokre, Sowek Kota Jayapura : Koya Barat, Skow Mabo

PROVINSI PAPUA BARAT Kab Raja Empat : DOREKAR PROVINSI ACEH

Kota Sabang : IBOIH

PROVINSI SUMUT Kab Nisel : Pulau Tello Kab Sergei : Tanjung Beringin

(19)

▪ Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki geografi berupa daratan, lautan, pegunungan dengan pulau-pulau yang tersebar sehingga menyebabkan akses pelayanan kesehatan untuk daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan (DTPK) sangat sulit dijangkau. Selain DTPK, kondisi yang sama terdapat di daerah bermasalah kesehatan (DBK).

▪ Masih banyak fasilitas pelayanan kesehatan di DTPK dan DBK yang disediakan Pemerintah belum memiliki tenaga kesehatan

▪ Penempatan tenaga kesehatan (nakes) berbasis tim adalah salah satu upaya untuk memperkuat layanan kesehatan primer di Indonesia, berdasarkan Model Intervensi Integratif.

▪ Nakes berbasis tim yang terdiri dari dokter, perawat, bidan, kesehatan masyarakat, tenaga kesling, ahli gizi, analis kesehatan, dan tenaga kefarmasian untuk bertugas di daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan (DTPK) di seluruh Indonesia.

(20)

▪ Tim akan memperkuat penyelenggaraan manajemen puskesmas, pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dalam upaya mencapai target cakupan program puskesmas

▪ Penempatan tenaga kesehatan dalam Nusantara Sehat dilakukan berbasis tim, melalui penugasan khusus selama 2 tahun.

▪ Tahun 2015 dilakukan penempatan tim di 120 puskesmas

▪ Balitbangkes bertugas mengawal kegiatan monitoring dan evaluasi penempatan Tim Nusantara Sehat.

▪ Tahun 2015 telah dilakukan pengumpulan data dasar di 120 puskesmas, serta pengumpulan data status kesehatan masyarakat dari 30 puskesmas lokasi penempatan Nusantara Sehat dan 30 puskesmas kontrol (puskesmas yang tidak menjadi lokasi penempatan Tim NS).

(21)

PERAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN

Survei puskesmas lokasi penempatan

Menilai kelayakan

Melakukan monitoring dan evaluasi bersama dengan unit utama

Kementerian Kesehatan lain.

(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)

Untuk menilai keberhasilan dari Program Team Based Nusantara Sehat 

dilakukan evaluasi  Riset evaluasi penempatan Tim Nusantara Sehat Batch 1 dan 2 Tahun 2015

(32)

PARAMETER PENILAIAN

(33)

INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM TEAM

BASED NUSANTARA SEHAT

Beberapa indikator yang dapat diukur untuk menilai keberhasilan dari Program Team Based Nusantara Sehat adalah :

1. Peningkatan capaian program 2. Peningkatan Kinerja Puskesmas

3. Perbaikan Fasilitas (sarana & prasarana) 4. Peningkatan kerjasama Mitra

5. Peningkatan peranan dari Stakeholders 6. Peningkatan Peran Serta Masyarakat

(34)

No PARAMETER

1 Tim NS membuat RUKUNS yang sesuai dengan permasalahan yang ada di puskesmas 2 RUK Tim NS sudah disinkronkan dengan RUK Puskesmas

3 Pembuatan Laporan awal Tim NS 4 Pembuatan Laporan Triwulan Tim NS 5 Pembuatan laporan tahunan Tim NS 6 Evaluasi Tim NS

7 Dukungan Stakeholder

8 Kerjasama antara Tim NS dengan Mitra di daerah

(35)

No PARAMETER

1 Tingkat kehadiran Tim NS

2 Pelaksanaan RUK oleh Tim NS 3 Kesesuaian laporan Tim NS

4 Kerjasama antar anggota Tim NS

5 Kerjasama antara Tim NS dengan Nakes setempat

6 Kerjasama antara Tim NS dengan Stakeholders di daerah 7 Kerjasama antara Tim NS dengan Mitra di daerah

8 Kerjasama antara Tim NS dengan tenaga kesehatan setempat 9 Penilaian Stakeholder terhadap Tim NS

10 Penilaian Mitra terhadap Tim NS

11 Penilaian Masyarakat terhadap Tim NS 12 Penilaian antar anggota Tim NS

(36)

No PARAMETER

1 Terjadi peningkatan tingkat kehadiran petugas kesehatan dan Tim NS 2 Pelaksanaan Program Kerja Puskesmas sesuai dengan perencanaan 3 Puskesmas melakukan bimbingan terhadap Tim NS

4 Puskesmas melakukan telaahan terhadap laporan Tim NS 5 Puskesmas melakukan penilaian terhadap kinerja Tim NS 6 Saat ini terjadi peningkatan kunjungan ke Puskesmas 7 Kerjasama Tim NS dengan Mitra berjalan dengan baik 8 Terjadi peningkatan cakupan Program Puskesmas 9 Penambahan jumlah sarana dan prasarana

10 Stakeholder (Pemda dan Dinkes) memiliki peranan terhadap pelaksanaan Program NS 11 Kerja sama antara Tim NS dengan Nakes setempat berjalan dengan baik

12 Hubungan antara Tim Nakes dengan masyarakat berjalan dengan baik

EVALUASI KINERJA PUSKESMAS

(37)

▪ Penempatan Team Based Nusantara Sehat Tahun 2015 :

1. Batch I : bulan Juni 2015 sebanyak 20 Tim untuk 20 Puskesmas

2. Batch II: bulan Desember 2015 sebanyak 100 Tim untuk 100 Puskesmas

▪ Untuk menilai keberhasilan dari Program Team Based Nusantara Sehat 

dilakukan evaluasi.

▪ Evaluasi Nusantara Sehat :

1. Data Awal (Pre) : tim Tiba di Lokasi

2. Evaluasi Mid : setelah Tim Nusantara Sehat 1 Tahun 3. Evaluasi Post : setelah Tim Nusantara Sehat 2 tahun

(38)

NO PROVINSI NO KABUPATEN NO PUSKESMAS DENGAN NS

PUSKESMAS TANPA NS

1 Aceh 1 Simeulue 1 Siemeulue Cut Simeuleue Barat

2 Sumatera Utara 2 Serdang Bedagai 2 Tanjung Beringin Bandar Khalipah

3 Kepulauan Riau 3 Natuna 3 Serasan Timur Serasan

4 Bintan 4 Tembelan Kelong

4 Riau 5 Indragiri Hilir 5 Sungai Guntung Tanah Merah

6 Bengkalis 6 Rupat Utara Rupat

5 Bengkulu 7 Bengkulu Utara 7 Enggano Tanjung Harapan

6 Nusa Tenggara Barat 8 Malaka 8 Namfalus Weowe

9 Belu 9 Silawan Ainiba

10 Wedomu Heilulik

10 Alor 11 Maritaing Kanarilang

11 Rote Ndao 12 Ndao Nuse Soenimanu

7 Kalimantan Barat 12 Sambas 13 Sajingan Besar Galing

13 Kapuas Hulu 14 Badau Hulu Gurung

14 Sanggau 15 Balai Karangan Kembayan

8 Kalimantan Timur 15 Mahakam Hulu 16 Tiong Ohang Ujoh Bilang

(39)

NO PROVINSI NO KABUPATEN NO PUSKESMAS DENGAN NS

PUSKESMAS TANPA NS

8 Kalimantan Timur 15 Mahakam Hulu 16 Tiong Ohang Ujoh Bilang

9 Kalimantan Utara 16 Malinau 17 Long Apung Sungai Boh

18 Long Nawang Long Loreh

17 Nunukan 19 Seimenggaris Pembeliangan

10 Sulawesi Utara 18 Talaud 20 Gemeh Essang

19 Sangihe 21 Kendahe Kuma

11 Sulawesi Tengah 20 Toli-toli 22 Ogodeide Laulalang

12 Maluku 21 Maluku BD 23 Ilwaki Mahaleta

24 Lelang Tounwawan

22 Maluku TB 25 Adaut Lonlurun

13 Maluku Utara 23 Morotai 26 Berebere Daruba

14 Papua 24 Merauke 27 Bupul Muting

25 Supiori 28 Sabarmiokre Yanggarbun

26 Kota Jayapura 29 Skouw Mabo Yoka

(40)

Tujuan Umum

Melakukan evaluasi kontribusi Tim Nusantara Sehat dalam penyelenggaraan

pelayanan kesehatan di Puskesmas yang meliputi upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di daerah tertinggal, perbatasan, kepulauan dan daerah bermasalah kesehatan.

Tujuan Khusus :

1. Mendapatkan gambaran pelaksanaan kegiatan Tim Nusantara Sehat di dalam gedung terkait dengan manajemen puskesmas dan upaya kesehatan perorangan (UKP) serta Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

2. Mendapatkan perspektif stakeholders terhadap Tim Nusantara Sehat di tingkat provinsi, kabupaten, maupun puskesmas.

3. Mendapatkan informasi tentang peran Tim Nusantara Sehat dalam pemecahan masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas

4. Menilai capaian program puskesmas

(41)

Penelitian ini merupakan evaluasi program yang menggunakan desain penelitian potong lintang dengan pendekatan kuantitatif

dan kualitatif

pre and post test intervention with control design

O X OX

O1 O2

X = Team Nusantara Sehat

O = Kondisi awal puskesmas lokasi team NS

OX = Kondisi puskesmas lokasi NS setelah 2 tahun penempatan Team Nusantara Sehat O1 = Kondisi awal puskesmas kontrol

(42)

Riset Evaluatif NS_Balitbangkes 42 INPUT Internal Puskesmas • SPO • SDM • Sarana & Prasarana

PROSES OUTPUT OUTCOME

Status Kesehatan Masyarakat • Integrasi Tim NS dengan

Puskesmas

• P1 - Perencanaan (PoA, RUK)

• P2 - Penggerakan Pelaksanaan (Inovasi, Pemecahan Masalah, Peran Tim NS) • P3 - Pemantauan, Pengawasan, dan Pengendalian (Supervisi, Monev, Feedback) • Peningkatan Kualitas & Kuantitas Manajerial • Peningkatan Kinerja SDM • Peningkatan Cakupan Program KERANGKA PIKIR Eksternal • Potensi Wilayah

(43)

O U T P U T P R O S E S I N P U T PUSKESMAS INTERVENSI

PENEMPATAN TIM NUSANTARA SEHAT

Kondisi awal Puskesmas Kondisi Pkm pasca 2 thn penempatan Fasilitas Puskesmas SDM Kesehatan Manajemen Puskesmas Sarpras Capaian program Potensi wilayah Fasilitas Puskesmas SDM Kesehatan Manajemen Puskesmas Sarpras Capaian program Program inovasi Peran stakeholder POA Kinerja Tim Kinerja puskesmas Pelaksanaan kegiatan Penilaian stakeholder

Survey Status Kesmas Indikator proses hasil keg Survey status Kesmas Tim NS

Fasilitas Puskesmas Potensi wilayah

Pre 2015 Mid 2016 Post 2017

Kondisi awal

Puskesmas Kondisi Pkm stlh 2 thn

Pre 2015 Mid 2016 Post 2017

PUSKESMAS KONTROL

Gambar 1. Kerangka konsep penelitian

(44)

Untuk menilai status kesehatan masyarakat dilakukan survei cepat

Dalam survei cepat ini akan dilakukan pembandingan status kesehatan masyarakat sebelum dan sesudah penempatan tim

Nusantara Sehat

Pembandingan dilakukan pula terhadap status kesehatan di Puskesmas intervensi dan Puskesmas kontrol, sehingga dapat

dinilai pengaruh penempatan tim Nusantara Sehat terhadap status kesehatan masyarakat

(45)

SURVEI CEPAT

Untuk mengetahui secara cepat dampak dari adanya Program Team Based Nusantara Sehat terhadap Peningkatan Status Kesehatan Masyarakat

Akses ke Pelayanan Kesehatan

Kondisi Kesehatan Lingkungan

Situasi Gizi dan Kesehatan Ibu

Anak

Prevalensi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak

Menular

Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Pemukiman dan Ekonomi

(46)

Metode : Survey Cepat (30 kluster dengan 7 Rumah Tangga per kluster)

Desain : cross sectional

Populasi

adalah Semua rumah tangga yang berada di wilayah kerja Puskesmas terpilih

Sampel

adalah Rumah Tangga terpilih yang berada di wilayah kerja Puskesmas

Unit terkecil dari penelitian ini adalah individu

Estimasi Besar Sampel : 210 Rumah Tangga & 840 Individu per Puskesmas

(47)

CARA PEMILIHAN SAMPEL

• Cara pengambilan sampel yang dilakukan menurut WHO adalah cara sampel klaster 2 tahap

• Pada tahap pertama dipilih sejumlah klaster, dan pada tahap kedua barulah dipilih subyek survey

• Pada tahap pertama memilih klaster yang diambil secara random sebagai sampel adalah 30 klaster per Puskesmas

• Unit Kluster dalam survei ini adalah Rukun Tetangga (RT)

• Pada tahap ke dua, masing-masing klaster diambil sebanyak 7 Rumah Tangga (RUTA)

(48)

• Setelah klaster terpilih secara acak (cara pengambilan sampel bisa dilakukan dengan bantuan komputer Csurvey)

• Tahap selanjutnya adalah memilih 7 RUTA pada tiap klaster

• Secara ideal pemilihan sampel di tingkat klaster adalah menggunakan metode

acak sederhana, ini artinya harus mempunyai kerangka sampel pada tiap klaster, kemudian dipilih 7 rumah tangga secara acak sederhana tiap klaster

• Tetapi cara ini tidak praktis karena untuk membuat kerangka tersebut bukan hal yang mudah.

(49)

Cara yang telah diuji cobakan dan sering dilakukan adalah dengan cara sebagai berikut:

• Di klaster yang terpilih, pengumpul data mendatangi pusat klaster (biasanya pusat klaster atau pusat desa adalah balai desa, rumah RT, alun-alun,

ataupun pusat kegiatan lainnya)

• Di tengah klaster tersebut, pengumpul data berjalan dengan memilih arah (yang dipilih secara acak bisa dipilih salah satu, ke kiri, ke kanan, ke depan atau ke belakang dengan cara ambil pensil kemudian diputar di atas

map/buku untuk lokasi rumah yang menyebar/ padat. Ujung dari pensil tersebut merupakan arah dari dimulainya Rumah Tangga Pertama

(50)

• Setelah dilakukan pemilihan secara acak untuk menentukan rumah tangga

pertama maka untuk berlanjut ke rumah tangga berikutnya adalah menggunakan konsep Rumah Tangga (RUTA) terdekat

• Rumah tangga terdekat adalah rumah yang dapat didatangi dalam waktu yang paling singkat dari rumah tangga yang baru saja dikunjungi. Rumah tersebut belum tentu sebaris dengan rumah sebelumnya, bisa dalam garis zigzag. Jika ada 2 atau lebih rumah yang sama dekatnya dengan rumah sebelumnya, pilihlah rumah yang pintu utama paling dekat

• Untuk mengetahui perpindahan dari rumah tangga terdekat ke rumah tangga terdekat lainnya, Lihat diagram 1. RUTA pertama dipilih secara acak, lalu lihat urutan rumah tangga terdekat selanjutnya

(51)

• Nomor urut rumah tangga yang dikunjungi adalah Nomor urut kunjungan rumah sesuai dengan urutan pewawancara mengunjungi RT tersebut

• Pewawancara harus membuat Sketsa rumah tangga terpilih dimasing-masing RT (Rukun Tetangga) Terpilih dan dilampirkan setiap RT (Rukun Tetangga) dalam 1 bundel 7 kuesioner RUTA tiap RT Rukun Tetangga)

• Pewawancara harus membuat laporan tentang : 1) Proses pengambilan sampel RT dan lampirkan sketsa, 2) Permasalahan dan solusinya.

(52)

Diagram 1. Cara Pengambilan Sampel Puskesmas 30 RT (Rukun Tetangga) 210 RUTA (Rumah Tangga)

(53)

PROSES SAMPLING KLASTER

• Cari Data tentang jumlah RUKUN TETANGGA (RT) di masing-masing Desa

• Kemudian urutkan Jumlah seluruh RT di wilayah Puskesmas mulai dari nomor 1 sampai ke terakhir

• Selanjutnya memilih 35 RT dari sejumlah RT yang ada di wilayah Puskesmas

• Selanjutnya adalah memilih 5 RT Cadangan

• Setelah terpilih 5 RT Cadangan maka 30 sisa RT merupakan sampel RUTA UTAMA.

(54)

LOKASI PENELITIAN

• 30 Puskesmas Intervensi

• 30 Puskesmas Kontrol Dimana,

Batch 1 : 11 Puskesmas Intervensi NS Batch 1 dan 2 11 Puskesmas Kontrol

Batch 2 : 19 Puskesmas Intervensi 19 Puskesmas Kontrol

Untuk pemilihan Puskesmas Kontrol dilakukan secara random dengan kriteria inklusi :

▪ Memiliki jenis puskesmas yang sama dengan Puskesmas Intervensi  Rawat inap atau non rawat inap

▪ Memiliki tingkat akses yang hampir sama dengan Puskesmas Intervensi

▪ Masih dalam Wilayah Kabupaten dan memiliki kesamaan geografis dengan Puskesmas Intervensi

(55)

Petugas Pusat

Dalam kegiatan ini petugas pusat berfungsi sebagai supervisor. Supervisor berjumlah 109 orang.

Tugas dari supervisor :

▪ Mengikuti pembekalan (aspek teknis penelitian dan administrasi keuangan) selama 2 hari.

▪ Melatih tim enumerator di tingkat puskesmas.

▪ Membuat listing dan memilih 30 RT.

▪ Melakukan pengumpulan data (wawancara mendalam).

▪ Menyerahkan hasil wawancara dalam bentuk matriks.

▪ Mengawasi enumerator.

▪ Menyerahkan laporan Tim Nusantara Sehat.

▪ Menyerahkan pertanggungjawaban keuangan.

▪ Melakukan proses editing dan entry data.

(56)

Petugas Lokal

Dalam kegiatan ini petugas lokal berfungsi sebagai enumerator. Enumerator berjumlah 480 orang (setiap puskesmas terdiri dari 8 orang enumerator).

Tugas dari enumerator :

▪ Mengikuti pembekalan di Puskesmas (aspek teknis penelitian dan administrasi keuangan) selama 2 hari.

▪ Melakukan pengumpulan data status kesehatan masyarakat.

▪ Menyerahkan hasil pengumpulan data status kesehatan masyarakat kepada supervisor.

▪ Melakukan editing data.

(57)

Tahapan yang sudah dilakukan

No. Kegiatan Bulan

ke-1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Persiapan Tim

2. Penyusunan kuesioner

3. Pengajuan dan Proses Etik

Pembuatan template entri

4. Pembekalan surpervisor tahap pertama

5. Pengumpulan data tahap pertama

6. Pengolahan dan analisis data tahap pertama

7. Pembekalan surpervisor tahap kedua

8. Pengumpulan data tahap kedua

9. Pengolahan dan analisis data tahap kedua

10. Penyusunan laporan

57

(58)

Laporan Kemajuan Pengumpulan data Pengumpulan Data Tahap 1

 5 Provinsi, 11 Kabupaten dan 22 Puskesmas (11 Puskesmas Intervensi dan 11 Puskesmas kontrol)

Riset Evaluatif NS 2017 58

No Provinsi No Kabupaten No Puskesmas Intervensi Puskesmas Kontrol

1 Aceh 1 Simeulue 1 Siemeulue Cut Simeuleue Barat

2 Bengkulu 2 Bengkulu Utara 2 Enggano Tanjung Harapan

3 Nusa Tenggara Timur 3 Malaka 3 Namfalus Weowe

4 Belu 4 Silawan Ainiba

5 Alor 5 Maritaing Kanarilang

6 Rote Ndao 6 Ndao Soenimanu

4 Kalimantan Barat 7 Sambas 7 Sajingan Besar Galing

8 Kapuas Hulu 8 Badau Hulu Gurung

9 Sanggau 9 Balai Karangan Embayang

5 Kalimantan Utara 10 Malinau 10 Long Ampung Sungai Boh

(59)
(60)

PERSEPSI

DINAS KESEHATAN KABUPATEN

KEPEMILIKAN PERMENKES TENTANG NS

Beberapa kabupaten sudah memiliki Permenkes mengenai

penempatan tenaga NS di wilayah kerja mereka, tetapi sebagian

besar daerah penempatan Tim NS belum memiliki Permenkes

tersebut

PEMAHAMAN TENTANG KONSEP NS

Sebagian besar Dinas Kesehatan sudah memahami maksud dan

tujuan dari program NS yaitu mengirimkan tenaga kesehatan untuk

di tempatkan di wilayah terpencil perbatasan dan kepulauan

(61)

SUPERVISI NS

Supervisi dilakukan oleh dinkes kab, tapi tidak secara khusus

melainkan bersama beberapa kegiatan rutin lainnya (Bintek, Monev

dll). Supervisi juga dilakukan dalam kapasitas diluar kegiatan resmi.

Beberapa Dinas Kesehatan melakukan supervisi

secara insidentil,

ketika ditemukan masalah yang dihadapi oleh Tim NS.

(62)

MANFAAT TIM NS TERHADAP PUSKESMAS

Menurut sebagian besar dinkes kab, selama 2 tahun terakhir Tim NS

memberikan manfaat bagi Puskesmas dimana mereka ditempatkan.

“...ada manfaat, untuk Puskesmas meningkatkan semangat kerja dan pengetahuan dengan inovasi-inovasinya...” (R, Dinkes Kab S)

“...Pasti membawa perubahan di Puskesmas, karena tim beranggotakan berbagai profesi yang mungkin sebelumnya tidak ada di Puskesmas....” (M, Dinkes Kab N)

(63)

• MANFAAT TIM NS TERHADAP PUSKESMAS

“...Alhamdulilah sasaran bisa dilaksanakan secara komperhensif dan diletakkan sebanyak 8 orang ada dokter dan tenaga profesi lainnya, mereka menjalankan tugas dan penerima manfaat. Dalam hal ini masyarakat mendapatkan

haknya dari program NS yang telah dibuktikan dengan meningkatnya kinerja Puskesmas, bahkan Puskesmas telah dinyatakan sebagai satu-satunya

puskesmas berkinerja terbaik di Kabupaten dan diusulkan penilaian

(64)

Posisi Kabupaten dalam Program NS

• Kabupaten Berperan aktif mulai dari penempatan Tim NS, melakukan pengawasan dan supervisi hingga melibatkan Tim NS dalam perencanaan kegiatan.

Keluhan dari Dinas Kesehatan Kab

Sebagian Dinas Kesehatan merasa sedikit kecewa kenapa alasannya NS yang ditempatkan selama 2 tahun di Puskesmas itu tidak dilanjutkan lagi, padahal sudah cocok dan sangat membantu kinerja Puskesmas

“...Kami sampaikan kepada Pak KaBadan bahwa staf dan kepala Puskesmas merasa

sedih dan kehilangan, dulu gak ada tenaga sekarang ada malah mau dihilangkan.

Saya harapkan nanti walaupun sudah tidak ada team based, kinerja Puskesmas tetap bagus, dan NS individu yang untuk provinsi tetap ada...” (Ar, Dinkes Kabupaten S)

(65)

KELUHAN DARI PUSKESMAS TENTANG TIM NS

Sebagian Dinas Kesehatan menyatakan tidak ada keluhan berarti

tentang keberadaan tim NS di Puskesmas, apabila ada hanyalah

mengenai keberlanjutan penempatan Tim NS

Ketika ada keluhan yang dilayangkan untuk tim NS sebagian

besar berasal dari individu per individu saja

Kecemburuan terbesar yang ditemukan adalah mengenai

penggajian dan pengangkatan menjadi pegawai tetap

(66)

• Jalan keluar mengatasi kecemburuan dengan Tim NS

Tidak menyinggung gaji dalam kapasitas pekerjaan serta tidak membedakan jenis kepegawaian mereka

• Kesesuaian Kebutuhan Nakes NS

Belum Sesuai dengan kebutuhan, terutama mengenai tenaga dokter, dan nakes diluar perawat yang menjadi kebutuhan utama Puskesmas

“... Belum ... Silawan butuh dokter, apoteker, gizi, kesling, kecuali perawat. Barangkali perawat tidak perlu ditambahkan dalam tim NS karena di Belu sudah banyak sekali perawat lokal...”

(67)

KESESUAIAN KEBUTUHAN NAKES NS

Dinas Kesehatan merasakan keberuntungan dengan kedatangan Tim NS terutama dengan hadirnya tenaga dokter yang mau di daerah terpencil

“...Kalau Tim NS di Batutua sebenernya yang diperlukan hanya tenaga dokter saja karena sudah 5 tahun puskesmas tdk punya dokter, kalau tenaga

kesehatan lainnya sudah kebanyakan, tapi karena NS merupakan Tim maka tidak bisa dipisah2. Sebenarnya ada Puskesmas lain yang lebih membutuhkan tambahan tenaga kesehatan yang selain dokter...” (S, Dinkes Kab RN)

“...Kita gak ragukan pas kita mau kedatangan NS malah dapet dokter di basenya, kita seperti mendapat durian runtuh yaitu tiba-tiba dapat tim lengkap yang menyesuaikan program secara komprehensif...” (Ar, Dinkes Kab S)

(68)

HARAPAN TERHADAP TIM NS

Harapan terbesar dari Dinas Kesehatan kabupaten adalah agar

keberlanjutan Tim NS dapat tetap disediakan dan diharapkan tenaga

kesehatan yang di tempatkan sesuai dengan kebutuhan Puskesmas

tersebut.

Pengadaan tenaga semacam NS ini sangat menguntungkan bagi

daerah dan tidak mungkin daerah mengadakan rekrutmen dan

mencetak tenaga seperti NS

“...kalau daerah kami jangan dikaji lagi mempertanyakan NS itu bermanfaat atau tidak.

Kehadiran NS ini, yang jelas ya sangat bermanfaat. Harapan kami NS ini tetap berlanjut karena kondisi di daerah tidak memungkinkan mengadakan SDM seperti NS...”

(69)

• RENCANA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KE DEPAN SETELAH PENUGASAN TIM NS TERKAIT KETENAGAAN

Kebutuhan tenaga dokter di daerah terpencil sangat krusial

dibanding lainnya, pemerintah pusat harus lebih memikirkan

penempatan dokter ini lebih merata sampai ke daerah-daerah.

“...Kalau boleh saran minimal tenaga dokter ini dipertahankan, kalau tidak dapat ya kita tetap berusaha cari dokter kontrak karena keberadaan dokter itu kan tidak hanya memberikan penyuluhan perorangan tetapi secara berantai

memberikan manfaat di daerah, kalau tidak ada dokter di daerah ya sampai kapanpun akan tetap tertinggal” (Ar, Dinkes Kabupaten S)

(70)
(71)

PERSEPSI TERHADAP

KEMENTERIAN KESEHATAN

Persepsi tim NS terhadap Kemenkes digali berdasarkan

tahapan yang dilakukan oleh Kemenkes :

Rekrutmen

Pembekalan

Penempatan

Pasca penempatan

Pendampingan

Supervisi

Pengelolaan secara umum.

1

(72)

1. PROSES REKRUTMEN (1)

Secara umum proses rekrutmen dinilai sudah cukup baik

dalam hal keterbukaan, informasi mudah didapat, tahapan yang sesuai, netral, adil, sesuai kompetensi, transparan, tidak bertele-tele dan tidak memungkinkan peluang KKN.

Keluhan umum yang disampaikan:

• Proses pengumuman dan registrasi online menggunakan

internet cukup menyulitkan bagi calon peserta yang berada di desa atau di pedalaman yang sulit mendapat akses

internet, selain itu kadang-kadang juga sulit log in.

• Persyaratan STR tidak jelas antara wajib atau tidak, serta permasalahan terkait NPWP.

• Keterbatasan lokasi tes menyulitkan calon yang jauh.

• Pemberitahuan rekrutmen terlalu mendadak dan waktu pengumuman kelulusan masih kurang pasti.

(73)

1. PROSES REKRUTMEN (2)

Meskipun secara umum dinilai transparan tetapi masih ada

kekurangan misalnya pemalsuan data, perbedaan antara

pengumuman penempatan dan penerimaan, dan calon yang

sudah menikah bisa lolos seleksi.

Penempatan jenis tenaga masih ada yang kurang sesuai

kebutuhan Puskesmas, harus diperhatikan yang benar-benar mau

bekerja, bukan hanya asal kembali ke daerah, setelah

pengumuman kelulusan sempat ada calon yang menolak

ditempatkan di Papua.

(74)

2. PROSES PEMBEKALAN (1) :

Pembekalan masih dianggap kurang memuaskan

terutama dalam hal porsi materi dengan praktek.

Porsi praktek bisa ditambah dan disesuaikan dengan

profesi masing-masing, tidak dicampurkan semua

peserta mendapat semua materi karena ada materi

yang spesifik, seperti dokter keluarga.

Selama pembekalan, materi praktek masih kurang

terutama untuk yang berlatar belakang non medis.

Padatnya jadwal sehingga peserta kurang bisa

konsentrasi akibat kelelahan dan banyak tugas.

Waktu ibadah dan waktu istirahat yang kurang

sehingga banyak peserta yang sakit.

Kelas dirasakan terlalu besar sehingga tidak kondusif

untuk pembelajaran.

(75)

Banyak anggota tim NS yang menyoroti kegiatan

bela negara sebagai salah satu penyebab kelelahan

disarankan agar waktu bela negara dikhususkan

misalnya dalam satu minggu berbeda.

Pelatihan bela negara, kepemimpinan, tanggung

jawab, survival, team work dan problem solving

perlu dipertahankan.

Higienitas makanan,

Ruang yang panas dan penyampaian materi yang

cenderung satu arah membuat peserta mengantuk.

(76)

• Pembelajaran yang perlu ditambahkan : teknologi tepat guna, khususnya untuk kesling seperti cara pengolahan air, sampah dan pembuatan arang briket.

• Peserta SKM perlu pembekalan mengenai : manajemen Puskesmas, BOK, akreditasi, promkes dan pelaporan di Puskesmas termasuk pelaporan NS dan alur kerjanya.

• Pembekalan teknis lain yaitu sosial budaya setempat seperti potensi makanan lokal untuk gizi, penjaringan keswa,

strategi mengatasi keterbatasan alat di lapangan.

• Materi advokasi masih kurang diberikan termasuk advokasi lintas sektor dan dukungan lain seperti nota kesepahaman dengan bupati.

• Hal lainnya yaitu kebutuhan untuk diberikan data

Puskesmas penempatan, pemberian sertifikat pelatihan dan harapan agar ada pendamping Kemenkes selama 24 jam.

(77)

3. PROSES PENEMPATAN (1) :

Sebagian tim NS menyatakan bahwa penempatan

sudah sesuai karena kesepakatan dari awal harus

siap ditempatkan di wilayah manapun.

Ada tim NS menyatakan mendapatkan Puskesmas

yang jauh lebih baik dari yang dibayangkan, tapi

ada juga yang mendapatkan Puskesmas lebih sulit

misalnya dengan wilayah kerja yang terlalu luas

dan akses sulit.

Permasalahan utama dalam hal penempatan

adalah perlu disesuaikan dengan kebutuhan

Puskesmas baik dalam hal jenis tenaga, jumlah dan

sarana prasarananya serta penempatan dokter

(78)

Masih ada Tim NS yang ditempatkan di Puskesmas

yang sudah banyak SDM nya atau penempatan di

puskesmas kota bukan DTPK

Ada yang minta ditukar penempatan, seharusnya

peserta tidak diberi kesempatan komplain.

Penempatan Tim NS perlu diawali dengan survey lokasi

dan kesepahaman/koordinasi antara Kemenkes dengan

Pemda dan Puskesmas sehingga tidak terjadi

penolakan.

Perlunya pembimbing di provinsi

Memperhatikan porsi laki-laki dan perempuan sesuai

kondisi daerah

Memperhatikan keamanan lokasi.

(79)

4. PASCA PENEMPATAN

Banyak dikhawatirkan tim NS pasca penempatan dan

pasca 2 tahun adalah kejelasan peluang kerja pasca NS

atau pemberian beasiswa untuk alumni NS.

Sebagian tim NS merasa dilepas begitu saja sehingga

seperti anak ayam kehilangan induk karena tidak ada

yang melakukan supervisi, semua laporan tidak ada

feedback

, tidak ada komunikasi dengan pendamping,

ada yang menyatakan hanya komunikasi dengan

pendamping Balitbangkes yang berjalan.

Sebagian lain menyatakan bahwa komunikasi dengan

Kemenkes berjalan baik, Kemenkes sudah cukup

memperhatikan dengan mengatur insentif gaji dan

koordinasi di Jakarta.

(80)

5. PENDAMPINGAN/SUPERVISI

Pendamping diharapkan menjadi jembatan antara

Kemenkes dengan dinkes prov dan dinkes kab serta

mengarahkan tim NS.

Pada kenyataannya ada pendamping yang aktif,

selalu berkomunikasi bahkan mendampingi sampai

survey awal dan pertemuan lintas sektor.

Di sisi lain ada pendamping yang dianggap baik

tapi akses komunikasinya terbatas, ada juga

pendamping yang sibuk dan sulit dihubungi.

Ada pendamping yang terkesan tidak tahu

apa-apa tentang NS

(81)

PERSEPSI TERHADAP

DINAS KESEHATAN KESEHATAN

Persepsi tim NS terhadap Dinas Kesehatan digali

berdasarkan upaya yang dilakukan oleh Dinas

Kesehatan dalam penerimaan Tim NS :

Penyediaan sarana dan prasarana seperti tempat

tinggal, alat transportasi, tunjangan daerah

Upaya peningkatan kapasitas SDM NS

Supervisi terhadap Tim NS

Peran Dinas Kesehatan dalam upaya implementasi

Rencana Kerja / POA Tim NS

(82)

1. PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA

Secara umum Dinas Kesehatan sudah menyediakan

sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh Tim NS

Sarana dan prasarana yang disediakan bervariasi

seperti menyediakan tempat tinggal, alat transportasi

berupa motor dan ambulan, uang makan, tunjangan

daerah

Ada yang hanya mendapatkan rumah dinas dan

tunjangan daerah tanpa mendapatkan alat transportasi

Ada Dinas Kesehatan yang menyediakan rumah dinas

lengkap dengan perabotan dan alat transportasi serta

menawari tim NS menjadi pegawai honorer daerah

selama 2 tahun baru nanti akan diangkat menjadi PNS

seperti dilakukan kepada pegawai DTPK.

(83)

Akan tetapi ada yang Dinas Kesehatan hanya

membantu dalam koordinasi dengan kepala

Puskesmas untuk menyediakan tempat tinggal,

tidak menyediakan alat transportasi sehingga Tim

NS mengandalkan ojek atau sewa sepeda motor

atau berjalan kaki, tidak menyediakan tunjangan

daerah maupun dijanjikan untuk menjadi tenaga

PNS maupun tenaga PNS daerah.

(84)

2. UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS SDM TIM

NUSANTARA SEHAT

Tim NS sebagian besar belum pernah dilibatkan

untuk mengikuti pelatihan, pelatihan hanya

diperuntukkan untuk Nakes/PNS Puskesmas.

Alasannya diutamakan untuk pegawai yang sudah

berstatus PNS, terutama untuk pelatihan-pelatihan

yang bersertifikat, karena apabila diikuti oleh

pegawai yang non PNS dikhawatirkan akan pindah

lokasi kerja sehingga Dinkes harus mencari SDM

(85)

Untuk pertemuan rutin di Dinas Kesehatan

Kabupaten, masih sedikit yang melibatkan Tim NS.

Hal ini disebabkan berbagai faktor, seperti sulitnya

akses yang ditempuh dari Puskesmas menuju

ibukota kabupaten, jadwal pertemuan tidak sesuai

dengan jadwal pesawat atau kapal laut, sehingga

pegawai Puskesmas yang sedang berada di ibukota

kabupatenlah yang hadir di pertemuan tersebut.

(86)

PUSKESMAS :

KENDALA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

SEBAGAI TIM NUSANTARA SEHAT

Sarana prasarana puskesmas dan tempat tinggal :

puskesmas belum tertata, ruangan kurang memadai,

tempat tinggal belum ada atau sudah ada tapi tidak

layak, keamanan lokasi kurang.

Sarana Komunikasi : Sinyal telepon dan internet tidak

ada, ada sinyal tapi harus ke jembatan dulu, bahkan

ada yang 17 KM dari puskesmas baru mendapat sinyal,

di NTT ada yang menggunakan jaringan Timur Leste

agar bisa berkomunikasi.

Air bersih kurang, ada yang harus menggunakan air

tadah hujan, jarak ke mata air jauh dan kalau musim

kemarau lebih sulit lagi.

(87)

Sarana transportasi untuk merujuk seperti ambulan

tidak ada, ada yang harus merujuk dengan kapal

nelayan.

Listrik tidak ada, genset kadang mati kehabisan

bahan bakar, listrik tenaga surya yang tidak 24 jam,

ada juga yang hanya menyala 5 jam dan harus

membayar sendiri.

Sarana lab kurang, obat-obatan tidak lengkap,

alkes kurang dan lemari es tidak ada sehingga

penyimpanan obat tidak sesuai.

(88)

Kesulitan sumber makanan karena jenis makanan

terbatas hanya ada kangkung, tempe dan tahu.

Sarana lain seperti kantor pos dan bank tidak ada.

Dari segi akses dan geografis ada yang wilayah

kerjanya terlalu luas, tidak ada angkutan umum,

tidak ada akses jalan darat atau jalan rusak, biaya

transportasi tinggi misalnya ada kapal dan nahkoda

tapi tidak ada biaya bensinnya.

Transportasi juga dipengaruhi cuaca, kalau cuaca

buruk maka tidak bisa jalan.

(89)

Kurang komunikasi antara Kemenkes dengan Dinkes

Kabupaten, Bupati dan Kecamatan sehingga advokasi

kurang lancar, koordinasi dengan dinkes juga kurang,

supervisi juga tidak ada padahal diharapkan semua

puskesmas bisa disupervisi.

Dalam hal kerjasama di puskesmas ada yang kurang

komunikasi dengan kepala puskesmas, beberapa kapus

hanya ada pada saat-saat tertentu, ada permasalahan

pergantian pimpinan, serta masalah kepemimpinan

seperti kurangnya peran dan ketegasan pimpus.

Beberapa pemegang program tidak ada misalnya

(90)

Ada tim NS yang awalnya kurang diterima oleh

puskesmas karena ada rasa curiga, dan takut pekerjaan

mereka direbut atau tersaingi, hubungan dengan nakes

yang muda/sukwan kurang baik, ada kecemburuan

dari pegawai puskesmas dan tim NS dianggap ancaman

bagi alokasi dana puskesmas. Kendala tersebut

menyebabkan usulan tim NS tidak diterima, sulit

kerjasama dan inovasi. Selain itu ada puskesmas yang

banyak libur meskipun hari kerja, pegawai kurang

disiplin.

Dalam hal biaya tim NS ada yang mengeluarkan dana

sendiri untuk pembiayaan listrik, air dan transportasi

bahkan untuk pelaksanaan program. Beberapa tim

ada yang membeli motor second sendiri sebagai sarana

transportasi. Dana BOK ada yang dibagi rata ke

(91)

Dalam hal sosial budaya masih ada beberapa

kendala antara lain masyarakat yang suka mabuk,

komunikasi dengan aparat desa kurang, kendala

bahasa terutama dengan lansia, tradisi masyarakat

seperti pengasapan bayi yang menyulitkan

pelaksanaan program, kader yang sudah tua lebih

sulit diajak kerjasama dan banyak masyarakat

yang mengharapkan imbalan/hadiah untuk

melaksanakan kegiatan seperti PHBS, masyarakat

harus ada uang untuk diajak bekerja sama.

Administrasi puskesmas banyak yang belum tertata,

dari pusat sering minta data berulang-ulang karena

yang meminta beda bagian, permintaan tidak

ditanggapi seperti permintaan alat, dan kurangnya

pelatihan untuk tim NS karena pelatihan

(92)

Sebagian besar Tim NS di Puskesmas mendapatkan

dana kapitasi, akan tetapi ada Puskesmas yang

tidak memberikan dana kapitasi kepada Tim NS,

karena Tim NS sudah mendapatkan tunjangan

daerah dari Pemda dan dana terpencil (Dacil) /

tunjangan dari Dinas Kesehatan.

ada satu Puskesmas yang besaran dana kapitasinya

dipotong sampai 70%

(93)

PERUBAHAN YANG TERJADI, BAIK DI PUSKESMAS MAUPUN

MASYARAKAT SEJAK KEHADIRAN TIM NS

Cakupan program meningkat.

Banyak program yang kembali aktif semenjak Tim

NS hadir, misalnya prolanis dan STBM.

Respon time Puskesmas meningkat, administrasi

menjadi lebih rapi, pelayanan laboratorium aktif

kembali. Peningkatan jumlah Posyandu yang

Gambar

Gambar 1. Kerangka konsep penelitian
Diagram 1. Cara Pengambilan Sampel Puskesmas 30 RT  (Rukun Tetangga) 210 RUTA (Rumah Tangga)

Referensi

Dokumen terkait

Teknologi informasi dalam pelayanan kesehatan dalam era teknologi ini menjadi tuntutan untuk dapat mengembangkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia mengingat

Karena kedudukan dari gugus fungsi karboksi (-COOH) tidak boleh berubah atau tetap di ujung rantai karbon maka isomer yang terjadi pada senyawa asam karboksilat adalah

Untuk itu penelitian ini dirancang guna menilai suhu tubuh, kadar hemoglobin, jumlah leukosit, jumlah trombosit dan menganalisis hubungan tingkat demam dengan hasil

Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang bermakna kejadian ikterus neonatorum antara bayi prematur lebih banyak dibandingkan bayi cukup bulan pada bayi dengan berat

Dapat disimpulkan dari tabel penyaluran untuk bimbingan belajar diatas adalah jumlah penyaluran pada tahun 2013 sebesar Rp. Penyaluran untuk bimbingan belajar di Yatim Mandiri

Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya, dimana setiap

Ibu Dr Derita Prapti Rahayu, S.H., M.H., selaku Ketua Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Bangka Belitung sekaligus Pembimbing Utama saya yang telah menyediakan waktu

Peningkatan prestasi belajar siswa kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif Active Knowledge Sharing terjadi karena model pembelajaran kooperatif Active