• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Rantai Pasok Penjualan Sepatu Sekolah Masa Pandemi Covid-19 dengan Metode Weighted Moving Average

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Rantai Pasok Penjualan Sepatu Sekolah Masa Pandemi Covid-19 dengan Metode Weighted Moving Average"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Rantai Pasok Penjualan Sepatu Sekolah Masa Pandemi Covid-19 dengan Metode Weighted Moving Average

Nur Khoerudin, Syafira Putri Ramadhani,Mozes Hasian Veltin Sinaga*, Dwi Mustika Kusumawardani Sistem Informasi, Fakultas Informatika, Institut Teknologi Telkom Purwokerto, Purwokerto, Indonesia

Email: 1[email protected] , 2[email protected], 3,*[email protected],

4[email protected]

Email Koresponding : [email protected] Submitted 01-02-2023; Accepted 24-02-2023; Published 27-02-2023

Abstrak

Pandemi COVID-19 mengakibatkan banyak sektor yang lumpuh, misalnya sektor ekonomi dan pendidikan. Hal tersebut memberikan dampak penurunan omset yang dirasakan oleh pengusaha sepatu sekolah sekitar 60 hingga 70 persen. Terjadinya pandemi COVID-19 tidak hanya menyebabkan penurunan omset, tetapi juga menyebabkan perubahan kebiasaan masyarakat yang beralih dalam pembelian sepatu secara konvensional kepada kebiasaan pembelian melalui toko e-commerce. Di daerah Purwokerto Jawa Tengah, terdapat toko Surfskate yang merupakan salah satu penjual sepatu. Berdasarkan masalah yang dijelaskan toko tersebut, penjualan sepatu pada masa pandemi mengalami penurunan. Oleh karena itu, para pengusaha sepatu sekolah melakukan perubahan strategi dalam penjualan seperti melakukan kerja sama dengan para pelaku usaha yang ada dilingkungan sekitar dan melakukan penjualan melalui e-commerce seperti Instagram, Shopee, Tokopedia, dan lainnya. Berdasarkan data yang diperoleh, toko tersebut mengalami kenaikan pada tahun sebelum pandemi dan mengalami penurunan drastis disaat pendemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan Metode Weight Moving Average (WMA) Merupakan bentuk perbaikan dari metode Simple Moving Average (SMA). Memberikan bobot terbesar kepada data yang baru daripada yang lebih lama karena data terbaru dianggap lebih relevan terhadap perubahan. Karena data yang diobservasi dari sebelum pandemi yaitu tahun 2020 dengan penjualan perbulannya mencapai 80% dan penjualan hingga 80 unit. Kemudian pada tahun 2021 yaitu saat pandemi, penjualan turun hingga 20%/bulan dangan penjualan mencapai 20 unit.

Kata Kunci: Sepatu; e-commerce; Covid-19 ; Rantai Pasok; Weight Moving Average Abstract

The COVID-19 pandemic has resulted in paralysis of many sectors, such as the economic and education sectors. This has the effect of decreasing turnover felt by school shoe entrepreneurs by around 60 to 70 percent. The occurrence of the COVID-19 pandemic not only caused a decrease in turnover, but also caused a change in people's habits who switched from buying conventional shoes to buyin g habits through e-commerce stores. In the Purwokerto area, Central Java, there is a Surfskate shop which is a shoe seller. Based on the problem described by the store, shoe sales during the pandemic have decreased. Therefore, school shoe entrepreneurs make changes to their sales strategies such as collaborating with business actors in the surrounding environment and selling through e-commerce such as Instagram, Shopee, Tokopedia, and others. Based on the data obtained, the store experienced an increase in the year before the pandemic and experienced a drastic decline during the COVID-19 pandemic. This study uses the Weight Moving Average (WMA) method, which is a form of improvement from the Simple Moving Average (SMA) method. Gives the greatest weight to new data over older data because the most recent data is considered more relevant to change. Because the data observed from before the pandemic, namely in 2020 with monthly sales reaching 80% and sales of up to 80 units. Then in 2021, during the pandemic, sales fell by 20% / month with sales reaching 20 units.

Keywords: Shoe; e-commerce; Covid-19 ; Supply Chain; Weight Moving Average

1. PENDAHULUAN

Pada Bulan Desember tahun 2019 dunia digemparkan oleh virus yang menyebabkan banyak orang meninggal dunia, virus tersebut dikenal dengan nama COVID-19. Kemudian, World Healty Organization (WHO) menetapkan bahwa virus COVID-19 sebagai pandemi pada 12 Maret 2020. Oleh Pemerintah Virus COVID-19 sudah dijadikan darurat virus yang mendunia. Karena, virus COVID-19 sangat menjadi penghalang bagi para masyarakan Indonesia. Pandemi COVID-19 mengakibatkan banyak kelumpuhan di beberapa sektor yang sangat berperan penting, misalnya pada sektor ekonomi.

Selain sektor ekonomi yang terkena dampak, sektor pendidikan juga menjadi salah satu sektor yang mengalami langsung dampak dari pandemi ini. Contohnya yaitu sekolah dasar sampai universitas ditutup untuk sementara waktu. Menurut United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) tercatat setidaknya 1,5 milyar dan Indonesia sudah termasuk negara yang darurat virus COVID-19. Virus COVID-19 melanda hampir seluruh dunia ini memberikan tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan khususnya pada proses pembelajaran[1].

Kegiatan proses belajar mengajar merupakan kegiatan interaksi antara guru dan murid yang dapat menentukan keberhasilan para siswa untuk menggapai cita-cita yang mereka inginkan. Kegiatan belajar yang sudah terbiasa dilakukan dengan tatap muka akibat adanya virus COVID-19, Pemerintah menngeluarkan kebijakan mengenai proses belajar mengajar secara dalam jaringan (daring). Hal tersebut, memberikan dampak terhadap Pendidikan anak yang dituntut agar bisa belajar mandiri atau autodidak. Pembelajaran dalam jaringan (daring) merupakan pembelajaran jarak jauh yang dilakukan menggunakan media internet dengan alat pendukung seperti handphone, laptop, komputer. Tentu saja pembelajaran dalam jaringan (daring) ini sangat berbeda dengan pembelajaran luar jaringan (luring) dimana para siswa dituntut agar bisa memahami materi yang diberikan. Konsep pembelajaran dari dalam jaringan (daring) memiliki konsep yang sama dengan e-learning[2]. Pembelajaran secara dalam jaringan (daring) menyebabkan berkurangnya pembelian sepatu sekolah. Hal tersebut memberikan dampak penurunan omset yang dirasakan oleh pengusaha sepatu sekolah sekitar

(2)

60 hingga 70 persen. Terjadinya pandemi COVID-19 tidak hanya menyebabkan penurunan omset, tetapi juga menyebabkan perubahan kebiasaan masyarakat yang beralih dalam pembelian sepatu secara konvensional kepada kebiasaan pembelian melalui toko e-commerce[3].

Sepatu merupakan alas kaki (footwear) yang memiliki bagian yang beraneka ragam. Sepatu biasanya dikelompokan berdasarkan fungsinya seperti, sepatu olahraga, sepatu casual, sepatu dansa, sepatu resmi, dan lain-lain[4].

Di daerah Purwokerto Jawa Tengah terdapat toko sepatu yaitu Surfskate. Berdasarkan masalah yang dijelaskan toko tersebut, penjualan sepatu pada masa pandemi mengalami penurunan. Oleh karena itu, para pengusaha sepatu sekolah melakukan perubahan strategi dalam penjualannya seperti melakukan Kerjasama dengan para penjual sepatu lainnya yang ada dilingkungan sekitar dan melakukan penjualan melalui sosial media, media elektronik dan toko online(e-commerce) seperti, Shopee, Tokopedia, Instagram, dan lainnya. Berdasarkan data yang diperoleh, toko tersebut mengalami kenaikan pada tahun sebelum pandemi dan mengalami penurunan drastis disaat pendemi COVID-19[5]. Penelitian ini menggunakan metode Weighted Moving Average (WMA) dimana jika dibandingkan dengan metode SCOR yang memiliki keunggulan dibandingkan metode SCOR dalam hal meningkatkan kecepatan implementasi sistem, mempercepat efektivitas proses bisnis, dan meningkatkan kinerja operasional secara keseluruhan. Selain itu, pendekatan SCOR memiliki keunggulan karena dapat mengintegrasikan proses bisnis, reengineering, benchmarking, dan inovasi layanan ke dalam kerangka rantai pasokan.Metode SCOR merupakan dimana cara yang digunakan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan kerangka untuk menjelaskan mengenai rantai pasok secara detail dan jelas, mendefinisikan dan mengategorikan proses-proses yang membangun metrik-metrik atau indikator pengukuran yang dimanfaatkan dalam pengukuran kinerja rantai pasok[6]. Metode SCOR bisa digunakan dalam penelitian ini tetapi, cangkupan penggunaan metode SCOR terlalu luas dalam toko Surfskate. Metode Weight Moving Average (WMA) merupakan pengembangan dari metode yang sudah ada sebelumnya yaitu Simple Moving Average (SMA) yang memberikan bobot lebih besar untuk data terbaru dibanding yang lebih lama. Kelebihan metode Weighted Moving Average (WMA) dalam memprediksi perubahan trend lebih responsif dibanding dengan menggunakan metode SCOR[7]. Pemberian bobot terbesar ditunjukan untuk data terbaru karena data tersebut dianggap lebih relevan terhadap perubahan. Karena data yang diobservasi dari sebelum pandemi yaitu tahun 2020 dengan penjualan perbulannya mencapai 80% dan penjualan hingga 80 unit. Kemudian pada tahun 2021 yaitu saat pandemi, penjualan turun hingga 20%/bulan dangan penjualan mencapai 20 unit.

Tinjauan literatur membahas penelitian sebelumnya atau yang dilakukan sebelumnya untuk membandingkannya dengan penelitian yang sedang berlangsung dan penelitian yang akan datang. Tinjauan literatur berfungsi sebagai bahan informatif agar peneliti tidak plagiat saat melakukan penelitian ini. Selain itu, tinjauan literatur diperlukan untuk menemukan perbedaan isi pada setiap karya ilmiah. Beberapa penelitian terdahulu berkaitan dengan penelitian ini.

Penelitian yang dilakukan Tri Ika Jaya Kusumawati, dkk tahun 2021 yang berjudul “Pemberdayaan UMKM sepatu dengan aplikasi E-Commerce sebagai pendukung pemasaran saat pandemi covid-19”. Penelitian ini menggunakan metode Usability System, yaitu metode yang digunakan untuk menilai dan meningkatkan kualitas dan efektivitas sistem dalam memberikan kemudahan bagi penggunanya. Usability system melibatkan evaluasi dan peningkatan berbagai aspek penting, seperti intutifitas, efisiensi, konsisten, aksebilitas, dan lainnya. Penelitian ini dilakukan karena dimasa pandemi covid-19 toko Istiana Sepatu sering tutup, selain itu pengunjung toko sangat sedikit, karena mereka lebih memilih tinggal di rumah, bekerja dari rumah, belajar dari rumah, berdoa dari rumah. Maka dari itu dibuatlah sebuah aplikasi e-commerce penjualan sepatu untuk memudahkan penjualan sepatu di masa pandemi covid-19 dengan mengakses https://istianasepatu.com [5].

Penelitian dengan judul “Digital Marketing Sebagai Strategi Optimalisasi Pemasaran Dan Promosi Dalam Revitalisasi Daya Tahan Ukm Sepatu Menghadapi Pandemi Covid-19 Dan Revolusi Industri 4.0” yang dilakukan oleh sufiyatul Maryana, dkk tahun 2021. Penelitian ini menggunakan metode pengabdian, yaitu bentuk kegiatan yang bertujuan memberikan manfaat atau bantuan bagi masyarakat. Pengabdian dapat berupa kegiatan sosial, pendidikan, atau bantuan teknis bagi masyarakat, dan biasanya dilakukan oleh individu atau organisasi yang memiliki kapabilitas dan sumber daya untuk melakukannya. Kemudian Pengumpulan data yang dilakukan oleh tim pengabdi dengan cara kunjungan atau observasi ke bengkel sepatu, melakukan wawancara, mengumpulkan produk yang ada, pengambilan gambar dan pengisisan spesifikasi dari beberapa jenis produk sepatu dan sandal Larose. Penelitian ini dilakukan karena dimasa pandemi covid-19 usaha sepatu R-four mengalami tidak adanya traksaksi yang terjadi yang mengakibatkan perputaran uang terhenti, dan banyak karyawan dirumahkan karena tidak adanya produksi sepatu lagi. Oleh karena itu, usaha sepatu R-four melakukan digital marketing serta pendampingan penggunaan aplikasi agar strategi promosi, penjualan dapat berjalan dan terus meningkat[8].

Penelitian terdahulu yang selanjutnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Dwi Yuli Prasetyo tahun 2020 dengan judul “Website E-Commerce Penjualan Sepatu Sekolah Studi Kasus : Toko Sepatu Nadin di Tembilahan”. Penelitian ini menggunakan metode waterfall, yaitu pendekatan yang sistematis dan berurutan untuk pengembangan perangkat lunak yang dimulai dengan spesifikasi kebutuhan pengguna dan kemudian berlanjut melalui tahapan perencanaan (planning), permodelan (modeling), konstruksi (construction), dan pengiriman (deployment) ke pelanggan/pengguna sistem, diakhiri dengan dukungan dari seluruh perangkat lunak yang dihasilkan. Penelitian ini dilakukan karena sepinya penjualan sepatu dimasa pandemi covid-19, proses penjualan sepatu masih manual atau belum secara online, penyajian laporan tidak akurat dan tidak tepat waktu. Oleh karena itu peneliti membantu merancang website e-commerce penjualan sepatu, agar membantu pemilik toko dalam mengelola toko sepatunya. Memudahkan melakukan promosi, transaksi, penjualan, dan pengiriman barang secara online[9].

(3)

Kemudian pada tahun 2021, Taufikurrahman melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Penjualan Online ditengah Pandemi Covid-19”. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, pengumpulan data di latar alamiah dengan tujuan menafsirkan fenomena yang terjadi apabila instrumen kuncinya adalah peneliti, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan bersifat triangulasi (gabungan), analisis data bersifat kualitatif, dan Hasil menekankan . makna daripada generalisasi. Subjek penelitian ditentukan melalui purposive sampling dan tiga orang subjek adalah penjual online produk fashion. Penelitian ini dilakukan karena dengan adanya Pandemi Covid-19, memaksa masyarakat untuk memasarkan produknya secara online sehingga menimbulkan persaingan antara penjual satu dengan penjual yang lain, khususnya di bidang fashion. Para pelaku usaha harus menerapkan strategi yang tepat untuk menarik pelanggan agar tidak kalah dengan pelaku usaha yang lain. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kinerja bisnis online di masa pandemi Covid-19 sehingga mampu bersaing dengan bisnis online lainnya. Penelitian ini lebih berfokus pada satu produk yaitu fashion, dan bagaimana penerapan strategi pemasaran di masa pandemi serta bagaimana mempertahankan pelanggan dalam bisnis online skala besar di tengah pandemi[10].

Berdasarkan data penelitian terdahulu, dapat diambil kesimpulan bahwa semua penelitian memiliki tujuan untuk membantu UMKM sepatu mengatasi masalah mereka selama pandemi COVID-19. Penelitian pertama "Pemberdayaan UMKM sepatu dengan aplikasi E-Commerce sebagai pendukung pemasaran saat pandemi covid-19" menggunakan metode Usability System untuk menilai dan meningkatkan kualitas dan efektivitas aplikasi e-commerce yang dibuat untuk membantu penjualan sepatu selama pandemi. Penelitian kedua "Digital Marketing Sebagai Strategi Optimalisasi Pemasaran Dan Promosi Dalam Revitalisasi Daya Tahan Ukm Sepatu Menghadapi Pandemi Covid-19 Dan Revolusi Industri 4.0" menggunakan metode pengabdian untuk membantu usaha sepatu melakukan digital marketing dan menggunakan aplikasi untuk strategi promosi dan penjualan. Penelitian ketiga "Website E-Commerce Penjualan Sepatu Studi Kasus : Toko Sepatu Nadin di Tembilahan" menggunakan metode waterfall untuk membantu pemilik toko membuat website e-commerce penjualan sepatu dan memudahkan dalam hal promosi, transaksi, penjualan, dan pengelolaan toko sepatu. Penelitian terakhir “Analisis Penjualan Online ditengah Pandemi Covid-19” menganalisis bagaimana pandemi Covid-19 mempengaruhi penjualan online. Dalam penelitian ini, para peneliti mempelajari trend penjualan online selama pandemi dan bagaimana pandemi mempengaruhi perilaku belanja konsumen. Penelitian ini juga mengidentifikasi faktor- faktor yang mempengaruhi penjualan online selama pandemi, seperti tingkat kepercayaan konsumen terhadap belanja online dan tingkat ketersediaan produk. Hasil penelitian ini berguna bagi para pelaku bisnis yang ingin memahami bagaimana pandemi mempengaruhi penjualan online dan bagaimana mereka dapat menyesuaikan strategi bisnis mereka untuk mengatasi masalah ini.

2. METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Diagram Alur Penelitian

Langkah – langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dimulai dengan pengumpulan bahan dilanjutkandengan pengolahan data menggunakan WMA dan menghasilkan sebuah peramalan persediaan produk yang dapat dilakukan oleh toko Surfskate. Langkah – langkah yang dilakukan pada penelitian ini dapat dilihat pada diagram alur penelitian seperti Gambar 1.

Gambar 1. Diagram Alur Penelitian

Penjelasan dari diagaram alur diatas diinput dari data primer yang menggunakan observasi dimana penelitian ini mengunjungi toko sepatu surfskate secara langsung dan melakukan waawncara tentang penjualan sepatu disaat sebelum pandemi sampai sesudah pandemi (dari tahun 2019 – 2021), dengan dibantu menggunakan data sekunder dari penelitian sebelumnya. Kemudia data yang didapat diproses menggunakn metode forecasting Weigthed Moving Average (WMA), karena metode ini menentukan peramalan dari pemberian bobot yang lebih besar pada data baru dibandingkan data lama.

Selannjutnya dilakukannya pembobotan pada data yang telah dikumpulkan dan melakukan perhitungan menggunakan

(4)

Weighted Moving Average (WMA) dimana faktor pembobotan dihitung mulai dari jumlah waktu yang digunakan dalam deret waktu atau jumlah digit. Setelah perhitungan Weighted Moving Average (WMA) selesai dilakukan maka untuk outputnya, yaitu hasil forecasting berupa data perkiraan penjualan sepatu pada toko surfskate ditahun 2022 kembali stabil[11].

2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Rantai Pasok

Rantai Pasok merupakan sekumpulan aktifitas didalam pembuatan dan distribusi dari sebuah barang yang dimulai dari bahan metah alam hingga produk jadi yang diproses di pabrik yang nantinya akan berakhir di tangan konsumen. Dari keterangan tersebut maka komponen yang terdapat didalam Rantai Pasok antara lain, penyuplai bahan mentah dari alam, kemudian perusahaan manufacture yang mengolah bahan mentah tersebut menjadi bahan hampir jadi, kemudian penyuplai bahan pendukung manufacture, selanjutnya perusahaan atau pabrik perakit, distributor, terakhir retailer atau penjual yang akan menyalurkan produk jadi ke konsumen. Adapun alur rantai pasok dari objek peelitian seperti dibawah ini[12] :

Gambar 2. Alur Supply Chain 2.2.2 Manajemen Rantai Pasok

Manajemen rantai pasok yaitu jaringan atas koordinasi yang kuat, dari mulai awal sampai akhir dari suatu proses pemproduksian suatu barang. Oleh karena itu, didalam Supply Chain Manajement (SCM) terdapat berbagai macam aktor yang terlibat didalamnya, dimulai dari produsen, selanjutnya ada pemasok, kemudian ada pengecer dan distributor, dan yang terakhir adalah konsumen atau pembeli[13], [14], [15].

2.2.3 Persediaan

Penjualan di toko sepatu surfskate awal mulanya dengan online melalui sosial meda instagram. sepatu pada masa sebelum pandemi sangat banyak peminat penjualan sepatu pada 2019 mencapai 80%, total sepatu terjual kurang lebih 96 item/bulan dengan jumlah 5 barang per-item 5 dan jumlah total 120 item sepatu. Pada masa pandemi penjualan sepatu mengalami penurunan yang drastis, penjual hanya bisa berharap dan sebisa mungkin bertahan karena dimasa pandemi oleh pemerintah diadakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Toko tidak bisa buka seperti biasanya, pengunjung hanya dibatasi sehingga para customer enggan berkunjung ke toko sepatu tersebut. Dikarenakan adanya pandemi COVID-19, maka pemerintah melakukan pembatasan pembelajaran dirumah atau dalam jaringan (daring). Hal tersebut menjadikan peminat sepatu menjadi berkurang menjadi 20%, total sepatu terjual 24 item/bulan[16].

2.2.4 Peramalan (Forecasting)

Peramalan adalah proses yang memperkirakan kejadian pada masa depan. Peramalan ini ditentukan secara ilmiah dan sistematis. Peramalan atau biasa disebut forecasting adalah metode pengambilan keputusan dengan memprediksi permintaan produk yang nantinya dapat direalisasikan pada masa mendatang, dan forecasting ini akan dijadikan informasi penting dalam perencanaan bisnis dan keputusan manajemen. Peramalan memungkinkan perusahaan untuk mencapai tujuan dan membuat keputusan dalam produksi. Metode peramalan mempunyai manfaat yang besar karena metode ini dapat menyimpulkan pendekatan analisis terhadap perilaku atau pola masa lampau, sehingga mendapatlan cara pemikiran, solusi serta pemecahan suatu masalah yang sistematis dan pragmatis, dan juga untuk mendapat ketepatan hasil dari peramalan yang sudah diciptakan[17], [18], [19].

(5)

Peramalan terbagi dalam klasifikasi berdasarkan horizon waktu dimasa depan, maka waktu terbagi dalam 3 kategori yaitu.

a. Peramalan jangka pendek merupakan peramalan yang melingkupi rentan waktu paling singkat kurang dari 3 bulan serta paling lama 1 tahun. Peramalan ini juga dipakai dalam : perencanaan pada tahap produksi, pembelian, penjadwalan kerja, serta banyaknya tenaga kerja.

b. Peramalan jangka menengah ditujukan untuk perencanaan dengan durasi waktu bulanan hingga 3 tahun. Peramalan ini juga biasa dipakai untuk perencanaan penjualan, anggaran biaya produksi, kas, serta menganalisis beragam rencana operasi.

c. Peramalan jangka panjang banyak digunakan untuk perencanaan dengan durasi hingga lebih dari 3 tahun. Peramalan ini juga digunakan untuk merencanakan produk baru, serta pembelanjaan.

2.2.5 Metode Weighted Moving Average (WMA)

Merupakan pengembangan model dari metode Simple Moving Average (SMA). Memberikan bobot terbesar kepada data yang baru daripada yang lebih lama. Faktor pembobotan dihitung berdasarkan banyaknya hari dikenal juga sebagai kuantitas jumlah digit yang digunakan pada kurun waktu tertentu. Metode Weighted Moving Average (WMA) merupakan suatu metode rata-rata bergerak yang memiliki bobot serta digunakan untuk menentukan trend dalam kurun waktu tertentu.. Nilai bobot bisa fleksibel menyesuaikan panjang periode yang ditentukan dengan syarat nilai bobot harga terbaru lebih besar dari pada nilai bobot harga sebelumnya. Memberikan bobot yang lebih besar pada data terbaru dikarenakan data terbaru dipandang lebih relevan terhadap waktu yang mengalami perubahan. Berdasarkan perhitunagn yang telah dilakukan, maka diperoleh rumus metode Weighted Moving Average (WMA) sebagai berikut [20] :

𝑊𝑀𝐴 =𝛴 (𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑛)∗(𝑝𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑛)

𝛴𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 (1)

2.2.5.1 Pembobotan Metode Weighted Moving Average

Penetapan pembobotan yang dimaksud adalah bersifat subjektif, tergantung dipengalaman dan ketentuan dalam menganalisis data. Didalam perhitungan metode Weighted Moving Average (WMA) mempunyai bobot yang berbeda- beda tergantung pada historis datanya, bobot paling besar akan ditnjukan pada data historis paling akhir yang ada didalam setiap periode jika dibandingkan dengan data historis sebelumnya, karena data historis terbaru adalah data yang paling relevan didalam forecasting[21].

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang didapatkan penulis, diperoleh data primer sebagai data utama serta data sekunder sebagai data kedua. Yang mana data primer didapatkan melalui observasi langsung kepada pegawai surfskate. Sedangkan untuk data sekunder didapatkan dengan menggunakan sumber referensi jurnal yang berjumlah 17. Kemudian didapatkan data bahwa sebelum terjadi pandemi penjualan di toko Surfskate dapat mencapai minimal 80% dari total barang 120-150 unit yang ada didalam stok. Setelah pandemi melanda, Surfskate mengalami penurunan penjualan hingga 20% dari total barang 120-150 unit yang ada didalam stok. Setelah data didapatkan kemudian data tersebut dihitung dengan metode forecasting yaitu Weighted Moving Average (WMA) dengan memperkirakan berapa besar penjualan yang akan didapat setelah pandemi berakhir yaitu pada tahun 2022. Usaha sepatu pada toko Surfskate di Purwokerto, Jawa Tengah menerapkan Strategi Kewirausahaan Modal Sosial memberikan dampak besar pada kinerja usaha. Namun karena munculnya pandemi COVID-19 membuat masyarakat mencoba menjual produk secara online menggunakan teknologi informasi dan jaringan teknologi yang dirancang dan direalisasikan untuk produk sepatu berdasarkan struktur Browser/Service untuk memudahkan masyarakat mengetahui informasi tentang produk sepatu terbaru. Namun, produksi alas kaki terus berlanjut selama COVID-19 mengalami beberapa perubahan, termasuk mengurangi produksi dari 50 menjadi 30 produk per hari Setiap hari, selain ada pembatasan pekerja yang masuk, proses produksi harus lebih strategis berdasarkan kebutuhan.

Tetapi, sejak tejadinya pandemi COVID-19, daya beli masyarakat mulai bekurang. karena Sedikit dan banyak turis dari kebijakan Pembatasan Sosial Massal (PSBB) pemerintah Toko tutup. Kemudian mereka mengambil solusi untuk berjualan melalui E-commerce untuk melakukan strategi promosi sebagai alat digital seperti instagram yang mampu mempermudah komsumen dalam keutusan pembelian. Dengan hadirnya website E-commerce ini sangat membantu para pengusaha sepatu dalam menjalankan usahanya dan memberikan keuntungan terutama pada masa pandemi COVID-19.

Table 1. Data Penjualan Sepatu

Bulan Penjualan Penjualan Sepatu

2019 2020 2021

Januari 90 71 45

Februari 80 65 50

Maret 85 55 52

April 78 50 60

Mei 67 45 54

Juni 65 30 59

(6)

Juli 72 27 62

Agustus 65 28 60

September 61 25 55

Oktober 60 23 56

November 65 20 62

Desember 61 20 64

Total Penjualan 849 459 679

3.1 Metode Weighted Moving Average

Sesuai dengan Tabel penjualan sepatu yang sudah disajikan, model Weighted Moving Average (WMA) merupakan pengembangan dari model sebelumnya yang bernama Simpel Moving Average (SMA). Dimana model Weighted Moving Average memberikan berbedaan pada bobotnya. Maka untuk mendapatkan hasil peramalan tahun 2022 dengn nilai Moving Average 𝛴𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 = 3 + 2 + 1 = 6 yang menggunakan metode rata-rata bergerak 3 tahun.

𝑊𝑀𝐴 =(3 ∗ 64) + (2 ∗ 62) + (1 ∗ 56) 3 + 2 + 1

𝐽𝑎𝑛𝑢𝑎𝑟𝑖 2022 =(192)+(124)+(56)

6 = 62

Table 2. Perhitungan pembobotran Weighted Moving Average (WMA) Bulan Penjualan Penjualan Sepatu

2019 2020 2021 2022 (WMA)

Januari 90 71 45 62

Februari 80 65 50 -

Maret 85 55 52 -

April 78 50 60 50,16

Mei 67 45 54 55,6

Juni 65 30 59 55,6

Juli 72 27 62 57,5

Agustus 65 28 60 59,6

September 61 25 55 60,5

Oktober 60 23 56 57,83

November 65 20 62 56,3

Desember 61 20 64 58,83

Total 849 459 679

Berdasarkan pada tabel penjualan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penjualan sepatu pada tahun 2019 menghasilkan data yang stabil dengan penjualan 60 sampai 90 item/bulan. Kemudian pada tahun 2020 penjualan mengalami penurunan drastis dikarenakan pandemi covid-19 dengan data penjualan sekitar 20 sampai 50 item/bulan.

Dilanjutkan pada tahun 2021 penjualan sepatu mengalami sedikit peningkatan dalam penjualan dengan data penjualan 40 sampai 60 item/bulan. Untuk tahun 2022, perekonomian Indonesia sudah mulai masuk tahap pemulihan. Dimana ditahun ini semua usaha, toko, dan sejenisnya sudah diperbolehkan untuk membuka kembali bisnisnya. Tahun 2022 ini toko Surfskate mengalami pemulihan meskipun belum sepenuhnya seperti pada tahun sebelum adanya pandemi covid-19.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dan analisis diatas diperoleh kesimpulan bahwa dengan adanya pandemi sangat mempengaruhi penjualan sepatu sekolah secara drastis dibandingkan sebelum pandemi. Hal ini disebabkan oleh perubahan proses belajar mengajar yang beralih dari luring menjadi daring. Data penjualan yang diperoleh sebelum pandemi yaitu tahun 2020 dengan penjualan perbulannya mencapai 80% dan penjualan hingga 80 unit. Kemudian pada tahun 2021 yaitu saat pandemi, penjualan turun hingga 20%/bulan dengan penjualan mencapai 20 unit. Untuk mengatasi masalah tersebut, beberapa strategi dapat dilakukan, seperti melakukan perubahan strategi penjualan melalui e-commerce (Shopee, Tokopedia, Instagram, dan lainnya), menambah variasi produk sepatu sekolah, memfokuskan pemasaran pada target market yang tepat, menjalin kerjasama dengan sekolah-sekolah atau organisasi pendidikan, menawarkan diskon atau promosi menarik, dan meningkatkan kualitas produk. Sebagai pelaku usaha, penting untuk terus melakukan evaluasi dan monitoring terhadap tren pasar dan kebutuhan konsumen agar dapat mempertahankan dan meningkatkan posisi di pasar.

REFERENCES

[1] P. Covid, D. I. Ifootball, and S. Kota, “Call for paper,” Acute Pain, vol. 7, no. 2, p. I, 2005, doi: 10.1016/s1366-0071(05)00043- 4.

[2] O. I. Handarini and S. S. Wulandari, “Pembelajaran Daring Sebagai Upaya Study From Home (SFH).,” J. Pendidik. Adm.

Perkantoran, vol. 8, no. 3, pp. 465–503, 2020.

[3] B. Kirlyana and S. Rosyida, “Sistem Informasi Penjualan Sepatu Handmade Berbasis Web,” Inf. Manag. Educ. Prof., vol. 1, no.

(1)

(7)

1, pp. 22–31, 2016.

[4] R. Adiputra and C. Moningka, “Gambaran Perilaku Konsumtif Terhadap Sepatu Pada Perempuan Dewasa Awal,” Psibernetika, vol. 5, no. 2, pp. 76–90, 2012.

[5] T. I. J. Kusumawati, T. E. E. Tju, and R. S. Hidayat, “Pemberdayaan UMKM Sepatu dengan Aplikasi E-Commerce sebagai Pendukung Pemasaran saat Pandemi Covid-19,” Madaniya, vol. 2, no. 1, pp. 70–78, 2021, doi: 10.53696/27214834.52.

[6] D. N. Zuraidah, R. K. Rasyid, S. Nandasari, and Y. Amrozi, “Efektivitas Metode SCOR Untuk Mengukur Performa SCM (Sebuah Studi Literatur),” J. Bina Komput., vol. 3, no. 1, pp. 15–23, 2021.

[7] I. Solikin, S. Hardini, F. Eka, C. Sari, and C. M. Chaiago, “Membangun Aplikasi Metode WMA dan Metode SMA Sebagai Support System Pengambilan Keputusan Building Applications for the WMA Method and the SMA Method as a Support System for Decision Making,” vol. 4, no. 1, pp. 107–114, 2022, doi: 10.30812/bite.v4i1.1938.

[8] S. Maryana, D. Suhartini, Y. Mulya, and A. P. Putra, “Digital Marketing Sebagai Strategi Optimalisasi Pemasaran Dan Promosi Dalam Revitalisasi Daya Tahan Ukm Sepatu Menghadapi Pandemi Covid-19 Dan Revolusi Industri 4.0,” J. Soc. Sci. Technol.

Community Serv., vol. 3, no. 1, p. 1, 2022, doi: 10.33365/jsstcs.v3i1.1497.

[9] D. Yuli Prasetyo, “Website e-Commerce Penjualan Sepatu Sekolah Studi Kasus : Toko Sepatu Nadin di Tembilahan,” Juti Unisi, vol. 4, no. 1, pp. 9–18, 2020, doi: 10.32520/juti.v4i1.1088.

[10] Taufikurrahman, “Analisis penjualan online ditengah pandemi covid-19 Analysis of online sales in the midst of the covid-19 pandemic,” J. Ekon. dan Manaj., vol. 18, no. 3, pp. 440–445, 2021.

[11] Z. M. Zaenal, M. Sholikhan, and B. Aziz Mulki, “Sistem Informasi Persediaan Barang Dengan Metode Weight Moving Average Berbasis Android Di Toko Awd Mranggen,” Elkom J. Elektron. dan Komput., vol. 14, no. 2, pp. 208–215, 2021, doi:

10.51903/elkom.v14i2.514.

[12] M. Yoka Fathoni and S. Wijayanto, “Forecasting Penjualan Gas LPG di Toko Sembako Menggunakan Metode Fuzzy Time Series,” JUPITER (Jurnal Penelit. Ilmu dan Teknol. Komputer), vol. 13, no. 2, pp. 87–96, 2021.

[13] I. Jones, “Meningkatkan Kinerja Perusahaan ( Studi Kasus : Pt . Muif Usakindo Putra ),” vol. 10, no. 2, 2022.

[14] N. Wang, “Research on the influence of the cross-border e-commerce development of small and medium-sized enterprises in Dongguan in the post-epidemic era,” Proc. - 2nd Int. Conf. E-Commerce Internet Technol. ECIT 2021, pp. 176–180, 2021, doi:

10.1109/ECIT52743.2021.00047.

[15] J. Joong-Kun Cho, J. Ozment, and H. Sink, “Logistics capability, logistics outsourcing and firm performance in an e-commerce market,” Int. J. Phys. Distrib. Logist. Manag., vol. 38, no. 5, pp. 336–359, 2008, doi: 10.1108/09600030810882825.

[16] V. F. Dr. Vladimir, “ANALISIS KOMPETENSI ENTREPRENEURIAL, STRATEGI KEWIRAUSAHAAN DAN MODAL SOSIAL TERHADAP KINERJA USAHA PADA KAMPOENG SEPATU DI SIDOARJO PADA MASA PANDEMI COVID 19,” J. Ilm. Indones., vol. 1, no. 69, pp. 5–24, 1967.

[17] M. D. Cookson and P. M. R. Stirk, “Peramalan (Forecasting) Volume Penjualan Sepatu,” JUDICIOUS J. Manag., pp. 134–137, 2019.

[18] M. Y. Fathoni, “Implementasi Metode Fuzzy Time Series Cheng untuk prediksi Kosentrasi Gas NO2 Di Udara,” J. Sist. Inf.

Bisnis, vol. 7, no. 1, p. 17, 2017, doi: 10.21456/vol7iss1pp17-23.

[19] N. R. Novi Ade Putra, Hendra Kurniawan, “Prediksi Jumlah Penduduk Menggunakan Fuzzy Time Series Model Chen (Studi Kasus: Kota Tanjungpinang),” J. Chem. Inf. Model., vol. 53, no. 9, pp. 1689–1699, 2017.

[20] J. Mayani, S. Hasibuan, R. Tama, and A. Agus, “FORECASTING OF YAMAHA MOTORCYCLE SALES USING THE WEIGHTED MOVING AVERAGE (WMA) WEB-BASED,” J. Tek. Inform., vol. 3, no. 2, 2022.

[21] I. Solikin and S. Hardini, “Aplikasi Forecasting Stok Barang Menggunakan Metode Weighted Moving Average (WMA) pada Metrojaya Komputer,” J. Inform. J. Pengemb. IT, vol. 4, no. 2, pp. 100–105, 2019, doi: 10.30591/jpit.v4i2.1373.

Referensi

Dokumen terkait

Sepanjanag lawatan tersebut, beliau dengan kerjasama cawangan telah menyenaraikan ciri- ciri Faktor Kejayaan , Aktiviti Pusat dan Perancangan Pusat Cemerlang untuk makluman

Scale adalah problema produksi dalam sistem air, karena perubahan tekanan, suhu dan pH sehingga keseimbangan ion-ion melebihi kelarutannya dan membentuk endapan

Kapolres Purworejo AKBP Arsida Septiana SH mengatakan, kegiatan latihan menembak dilakukan untuk memelihara kemampuan personil polri dalam dalam memberikan pelayanan

93 Perpaduan berbagai macam kurikulum inilah yang menjadi konsep kurikulum yang diterapkan di al-Falah Deltasari atau lebih dikenal dengan kurikulum

Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan baterai setiap node dengan selfishness menggunakan metode prediksi Exponential Weighted Moving Average dan Moving

lain yang bisa mempengaruhi terbentuknya konsep diri yang lebih baik dari klien harga diri rendah, menurut Cooley C, H (1902, dalam Hardy, M. 1985) yaitu, 1) Reaksi dari orang

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya peramalan penjualan produk polo shirt pria dengan menggunakan metode single moving average, weighted moving

Data penjualan produk JH Set akan dianalisa menggunakan Naïve Method, Moving Average, Weighted Moving Average, Exponential Smoothing, Exponential Smoothing with Trend