• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUAN PENATALAKSANAAN BERKAS REKAM MEDIS TERKAIT-COVID 19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PANDUAN PENATALAKSANAAN BERKAS REKAM MEDIS TERKAIT-COVID 19"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN

PENATALAKSANAAN

BERKAS REKAM MEDIS

TERKAIT-COVID 19

(2)

PENDAHULUAN

Tren kasus Covid-19 dari hari ke hari yang terus meningkat di setiap negara menarik perhatian dari berbagai bidang. Perhatian terhadap kondisi inilah yang kemudian melatarbelakangi upaya bank China untuk melakukan pembersihan pada uang - uang tunai menggunakan disinfektan. Pasalnya, perpindahan uang tunai dari tangan ke tangan dilakukan berkali kali setiap harinya.

Sementara itu, belum diketahui secara pasti berapa lama virus COVID 19 dapat bertahan di atas permukaan atau objek yang terkontaminasi dan berpotensi menginfeksi manusia. Beberapa peneliti menemukan petunjuk dengan mempelajari ciri ciri virus corona jenis lain.

Melansir CNN, virus corona merupakan sebuah kelompok besar virus yang umumnya ada diantara para hewan. Dalam kasus yang jarang virus ini disebut para ilmuwan sebagai zoonosis, yakni ketika virus dapat ditransmisikan dari hewan ke manusia. Sebelumnya, virus corona seperti SARS dan MERS telah ditemukan pada permukaan benda mati seperti logam, kaca atau plastik paling lama 9 (sembilan) hari, jika permukaan benda tersebut tidak segera diberi disinfektan. Keterangan tersebut diperoleh dari sebagian hasil penelitian dari yang dipublikasikan awal bulan Maret 2020 olehThe Journal of Hospital Infection

(3)

Virus corona tersebut dapat secara efisien menjadi tidak aktif dengan prosedur disinfeksi permukaan dengan 62 - 71 persen etanol, 0.5 persen hidrogen peroksida atau 0,1 persen natrium hipklorit maupun pemutih dalam satu menit.

Menurut Dr. Charles Chiu (Profesor Penyakit Menular di University of California) menyebutkan bahwa virus corona SARS, yang merupakan saudara terdekat dari virus corona baru ini, dengan 80% kesamaan susunan, diantara virus corona yang diuji. Pada SARS, jangka waktu bertahan dipermukaan benda mati adalah kurang dari lima menit hingga 9 ( sembilan ) hari

Sejalan dengan penelitian sebelumnya, Eika Steinman, penulis dari Leibniz University Hanover

menyebutkan bahwa hasil penelitian ilmuwan menunjukkan beberapa virus corona dapat hidup disebuah ruangan dengan suhu tertentu selama sembilan hari. Virus ini juga berhasil

bertahan

disejumlah barang mati, termasuk baju, aluminium, kertas, kayu, plastik, latek dan kaca. Suhu rendah dan kelembaban udara semakin meningkatkan umur virus (Prof Gunter Kampf, Institute of hygiene and Envirromental Medicine di Rumah Sakit University of Greifswald). Di rumah sakit, virus kemungkinan hidup di gagang pintu, di tombol untuk memanggil dokter atau perawat, dimeja samping tempat tidur, bingkai tempat tidur, dan benda benda lain disekitar pasien, yang sering terbuat dari logam atau plastik.

(4)

Petugas Medis yang secara langsung

melakukan kontak dengan pasien sangat

beresiko

terinfeksi.

Sebagaimana

pada

penelitian telah disebutkan bahwa Covid-19

dapat bertahan di benda mati, secara tidak

langsung juga berpotensi menularkan kepada

seluruh karyawan RS termasuk diantaranya

petugas perekam medis. Baik yang bertugas di

bagian pendaftaran pasien maupun dibagian

pengelolaan berkas pasca pasien Covid-19

dirawat. Mengingat siklus hidup virus corona

bisa bertahan maksimal 9 (sembilan) hari pada

media kertas, kemudian mendasari penulis

membuat Pedoman Pengelolaan Berkas Rekam

Medis Terkait Covid-19.

(5)

RUANG LINGKUP

Adapun Ruang lingkup yang akan

dibahas pada Pedoman Pengelolaan

Berkas Rekam Medis Terkait Covid-19,

diantaranya :

A. Standar Operasional Prosedur (SOP)

dan

mekanisme

kerja

petugas

pendaftaran

dan

pengelolaan

berkas rekam medis Covid-19.

B. Alat Pelindung Diri (APD) yang

standar bagi petugas perekam

medis dalam mengelola dokumen

rekam medis pasien Covid-19.

(6)

Standar Operasional Prosedur (SOP)

dan alur kerja petugas Rekam Medis

Menurut UU no. 24 tahun 2007 Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,epidemic, dan wabah penyakit.

Berkaitan dengan bencana, dalam hal ini Pandemi Covid-19, penanganan pada pasien Covid-19 harus terdokumentasi secara tepat dan akurat. Menurut Hatta (2008) pembeda utama antara pasien biasa dan pasien gawat darurat bencana terletak pada kejadian

‘bencana’ itu. Dalam hal ini penanganan dan pendokumentasian pasien ditentukan berdasarkan hasil

(7)

Data Rekam medis pasien Covid-19 sesuai

PMK No. 269 th 2008 antara lain :

Identitas pasien;

Tanggal dan waktu;

Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya

keluhan dan riwayat penyakit;

Hasil pemerisaan fisik dan penunjang medik;

Diagnosis:

Rencana penatalaksanaan;

Pengobatan dan/atau tindakan;

Persetujuan tindakan bila diperlukan;

Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan.

Ringkasan pulang

(discharge summary

);

Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau

tenaga kesehalan tertentu yang memberikan

pelayanan kesehatan;

Pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga

kesehatan tertentu;

jenis bencana dan lokasi di mana pasien

ditemukan;

Kategori kegawatan dan nomor pasien bencana

masal

(8)

Langkah- langkah Kinerja Petugas Pendaftaran antara lain:

• Petugas melakukan identifikasi pasien dengan menggunakan identitas resmi berupa KTP, SIM, atau Kartu keluarga

• Petugas Pendaftaran harus tetap menjaga jarak 1 meter dengan keluarga pasien.

• Melakukan entri data ke simrs, dengan penambahan kode “B” bahwa pasien ini adalah pasien Bencana atau dikategorikan dalam pasien Pandemi Covid-19. Penambahan kode pada SIMRS bisa disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit yang dituangkan dalam kebijakan pimpinan.

• Menyiapkan form screening awal,

• Berikan tanda Kode Warna pada Sampul Rekam Medis, sesuai dengan hasil screening awal yang dilakukan pada saat Triase. Adapun kode Warna yang bisa digunakan, diantaranya :

Merah

Resiko penularan infeksi secara airborne, antara lain Tuberculosis, Campak

Kuning

Resiko penularan infeksi secara Droplet, antara lain Difteri, Pertusis, Meningococus, Covid-19

Hijau

Resiko penularan Infeksi kontak lain, seperti HIV, Hepatitis

Hitam

(9)

Jika pasien memerlukan penanganan rawat inap,

maka petugas registrasi menyiapkan dokumen rekam

medis untuk pasien rawat inap

Petugas registrasi agar selalu menggunakan Alat

pelindung diri yang sesuai standar tim Pencegahan

dan Pengendalian Infeksi di rumah sakit.

Lakukan upaya disinfektan di lingkungan kerja

Jika digambarkan dalam diagram alur, maka

prosedur identifikasi di pendaftaran sebagai

berikut :

Pasien Datang Registrasi oleh Petugas RM Screening oleh Petugas RM Triase oleh Petugas Medis Pemberian Simbol Warna oleh Petugas RM Berkas ke Ruang Perawatan

(10)

Pengelolaan Berkas Rekam Medis di Ruang

Perawatan Pasien terkait Covid-19.

Berkas rekam medis yang telah diberi kode pada

sampul rekam medis, dibawa ke

nurse station

di ruang

perawatan pasien. Untuk mencegah penularan virus,

dokumen rekam medis tidak dibawa masuk ke ruangan

perawatan pasien Covid-19. Dokter dan tenaga

kesehatan lainnya yang akan mengakses atau menulis di

rekam medis disediakan ruangan tertentu, terpisah dari

ruangan berkas lainnya. Dengan adanya penandaan

simbol pada MAP rekam medis, bisa membantu

perawat

dan

tenaga

kesehatan

lainnya

dalam

membedakan tempat penyimpanan di

nurse station.

Dokter dan tenaga kesehatan lainnya saat akan menulis

di formulir rekam medis, sebaiknya melepaskan

handscoon

terlebih dahulu dan mencuci tangan. Upaya

ini dilakukan untuk mengurangi perpindahan virus ke

media kertas.

Setelah rekam medis selesai digunakan, rekam medis

pasien Covid -19 dimasukkan ke dalam

safety

box/

keranjang tertutup, tujuannya untuk mengurangi

penyebaran virus pada saat mobilisasi dari ruang

perawatan ke ruang pengolahan rekam medis.

(11)

Pengelolaan Berkas Rekam Medis Pasien

Covid-19 Di Instalasi Rekam Medis

Setelah pasien terkait Covid-19 selesai perawatan, petugas rekam medis akan mengambil berkas rekam medis tersebut ke nurse station. Adapun langkah - langkah yang dilakukan, diantaranya :

• Perawat memasukan berkas rekam medis ke dalam

safety box/container.

• Petugas rekam medis yang mengelola berkas rekam medis pasien Covid - 19 menggunakan APD berupa Sarung Tangan Karet, Masker Bedah dan Kaca Mata google.

• Berkas rekam medis dikeluarkan dari safety box/container, dan dijemur dibawah sinar matahari selama 30 - 45 menit sebelum di proses. Proses penjemuran ini merupakan sebagian dari proses disinfektanisasi seperti yang dilakukan oleh Bank Sentral di China pada saat proses pemanasan uang kertas, sebelum kemudian diedarkan kembali.

• Setelah dijemur, sebaikya dilakukan disinfekan pada Sampul Rekam Medis yang bahannya berlapis plastik.

• Apabila kondisi tidak memungkinkan untuk melakukan penjemuran, maka berkas rekam medis bisa di diamkan dalam box container maksimal 9 (sembilan) hari

• Petugas yang mengelola rekam medis harus senantiasa mencuci tangan dengan menggunakan sabun atau hand sanitizer

• Lakukan proses disinfektan pada ruang pengolahan berkas rekam medis dan ruang penyimpanan.

(12)

Alat Pelindung Diri (APD) yang standar

bagi petugas dalam mengelola dokumen

rekam medis pasien Covid-19

Pada tanggal 19 Maret 2020, WHO mengeluarkan Jurnal yang berjudul Infection Prevention and Control During Health Care When Covid is Suspected, didalam jurnal tersebut dijelaskan bagaimana tentang prinsip - prinsip strategi IPC terkait perawatan kesehatan untuk yang dicurigai COVID-19. Untuk mencapai tingkat efektivitas tertinggi dalam respons untuk wabah COVID -19. Lebih lanjut djelaskan bahwa strategi IPC untuk mencegah atau membatasi penularan dalam perawatan kesehatan pengaturan meliputi:

• Memastikan triase, pengakuan awal, dan sumber control (mengisolasi pasien dengan dugaan COVID-19);

• Menerapkan tindakan pencegahan standar untuk semua pasien;

• Menerapkan tindakan pencegahan tambahan empiris (tetesan dan kontak dan, kapan pun berlaku kewaspadaan di udara) untuk kasus yang diduga COVID-19;

• Menerapkan kontrol administratif;

• Menggunakan kontrol lingkungan dan teknik.

• Memastikan triase, pengakuan awal, dan kontrol sumber.

(13)

Pada

tahun

2007,

CDC

dan

HICPAC

merekomendasikan komponen utama yang

harus dilaksanakan dan dipatuhi dalam

kewaspadaan standar, yaitu:

1. Kebersihan tangan

2. Alat Pelindung Diri (APD)

3. Dekontaminasi

peralatan

perawatan

pasien

4. Kesehatan lingkungan

5. Pengelolaan limbah

6. Penatalaksanaan linen

7. Perlindungan kesehatan petugas

8. Penempatan pasien.

(14)

Berdasarkan WHO maupun PMK no. 27 tahun

2017 tentang Pencegahan Infeksi di Sarana

Pelayanan Kesehatan, maka dijabarkan jenis APD

untuk masing masing bagian di Instalasi rekam

medis, yakni :

Petugas Pendaftaran

Masker Bedah

Hand Sanitiser atau Hand Soap jika di daerah

tempat bekerja terdapat wastafel untuk cuci

tangan

Tidak disarankan meggunakan

hand scoon

atau

sarung tangan bagi petugas pendaftaran,

dengan pertimbangan bahwa sarung tangan

akan menjadi media perkembangan virus dan

apabila petugas menggunakan sarung tangan,

petugas akan merasa sudah tidak perlu lagi

untuk

cuci

tangan,

padahal

yang

lebih

dianjurkan

adalah

cuci

tangan

sesering

mungkin.

Petugas Pengolahan Berkas Rekam Medis

Menggunakan masker bedah

Kaos Tangan Rumah Tangga dan Kaca Mata,

bagi petugas yang akan menjemur berkas

rekam

medis,

jika

situasi

dan

kondisi

memungkinkan.

Hand

Sanitizer

atau

Hand

Soap,

jika

memungkinkan di dalam ruang pengolahan

berkas rekam medis sebaiknya disediakn

Wastafel

(15)

Referensi :

Pedoman Pengendalian dan Pencegahan Infeksi

di Fasilitas Pelayanan Kesehatan,

Permenkes RI

No. 27 tahun 2017, Jakarta

Infection Prevention and Controlling During

Health Care When Covid is Suspected,

Journal

World

Health

Organization,

19

March

2020.Geneva

Infection Prevention and Controlling Guidance

For Long-Term Care Facilities In The Context of

Covid-19,

Journal World Health Organization,

21 March 2020. Geneva

Rational use of personal protective equipment

for coronavirus disease 2019 (COVID-19),

World

Health Organization, 27 February 2020.

Geneva

Rekam Medis Bencana ( Disaster Medical

Record),

rekammedisjauhariilham.blogspot.com.

Februari 2015.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian tentang pengentasan rumah tangga miskin telah banyak dilakukan, diantaranya Luciana Spica Almilia dan Firman Adi Setya (2006), dalam penelitiannya yang dimuat di

Untuk membuat perfect hash, perlu diterapkan Prinsip Sarang Merpati (Pigeonhole Principle) untuk menghindari terjadinya bentrokan (collision), yaitu dengan

Pemainan bahasa yang dikembangkan ini tidak hanya berlaku sebagai apersepsi dalam pembelajaran, melainkan juga dapat digunakan sebagai kegiatan inti pebelajaran dan seba- gai

1) Petugas yang melakukan pengambilan rekam medis pasien rawat adalah petugas rekam medis bagian penyimpanan. 2) Petugas penyimpanan mengambilkan berkas rekam medis pasien rawat

Petugas mengetahui tentang kerahasiaan dokumen rekam medis bahwa dokumen rekam medis wajib dijaga kerahasiaan isi, tidak boleh dibawa pasien dan tidak boleh

Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis Tentang Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis Di Rumah Sak.it Umum Sinar Husni Medan.. Gambaran Pengetahuan Petugas Rekam

Penelitian ini mengajukan hipotesis pengaruh inflasi berpengaruh negatif terhadap profitabilitas perbankan syariah karena semakin tinggi tingkat BI rate maka semakin

Sesuai dengan Gambar 1, OCR adalah aplikasi atau sistem computer yang dapat menerima, membaca dan menerjemahkan masukan sebuah citra huruf dari sebuah pencetak (mesin