• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH SEJARAH TENTANG ASAL USUL PENYE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH SEJARAH TENTANG ASAL USUL PENYE"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa.

Karena atas kehendak-Nyalah saya masih dapat berkereasi untuk

menghasilkan sebuah karya berupa sebua makalah yang berjudul

Asal usul dan persebaran manusia di kepulauan Indonesia.

Makalah ini di susun sebagai salah satu prasyarat untuk

mengikuti ujian semester genap. Selain itu juga sebagai sarana

untuk mengembangkan daya kreasi, ekspresi, dan apresiasi

terhadap sejarah bangsa indonesia.

Sebagaimana makalah Asal usul dan persebaran manusia di

kepulauan Indonesia, di dalam makalah ini tertuang materi

tentang asal usul datangnya nenek moyang bangsa Indonesia dan

cara mereka untuk menyebar ke seluruh wilayah nusantara.

Dimana kedua materi ini di susun sesuai setandar kompetensi

yang berlaku denagn sistematika penulisan yang baik dan benar.

Saya berterimakasih atas kesediaannya untuk membaca

makalah ini, terutama untuk nilai yang diberikan. Akhirnya ,

semoga materi yang ada dalam makalah ini dapat bermanfaat

sebagai pelajaran untuk kita. Jayalah negriku jayalah sejarah

negri ku.

Dompu,21- October - 2012

(2)

BAB I : PENDAHULUAN A. LATAR

BELAKANG... ... 4

B. RUMUSAN

MASALAH... 4

C.

TUJUAN... ... 4

BAB II : PEMBAHASAN

A. TEORI ASAL USUSL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA………. ……… 5

B. KEDATANGAN DAN PERSEBARAN NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA………..………… 6

C. BANGSA AUSTRONESIA SEBAGAI NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA.. ……….……… 9

BAB III : PENUTUP A.

SIMPULAN……… ……… 13

B.

(3)

C.

KRITIK……… ………. 15

DAFTAR PUSTAKA

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Adapun latar belakang yang mendasari saya untuk menyusun makalah ini adalah untuk lebih mengetahui tentang asal usul datangnya nenek

moyang bangsa indonesia ke kepulauan nusantara.

B. rumusan masalah

Adapun rumusan masalah yang saya gunakan adalah :

· Darimana datangnya nenek moyang bangsa indonesia dan bagaimana cara mereka dapat menyebar ke seluruh kawasan nusantara ?

· Bagaimana cara mereka datang menuju ke nusantara da apa budaya yang mereka ?

(4)

Adapun tujuan saya adalah untuk menegerjakan tugas sejarah yang di berikan oelh guru sejarah saya, dan melengkapi syarat untuk mengikuti ujian semester genap.

PEMBAHASAN

A. TEORI ASAL USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA

Selaian munculnya teoro-teori yang lahir dari hasil penemuan fosil-fosil manusia purba yang telah di temukan, berkembang pula teori-teori lainnya mengenai asal usul nenek moyang bangsa Indonesia. Teori tersebut di kemukakan oleh beberapa ahli, antara lain sebagai berikut :

a) Brandes

Berdasarkan perbandingan bahasa, Berandes menyimpulkan bahwa bahasa yang di gunakan bangsa Indonesia memiliki kemiripan dengan bahasa yang di gunakan bangsa-bagsa yang emndiami pulau Formosa (Taiwan) di bagian utara , pulau jawa dan bali sebelah selatan, dan pulau madagaskar di sebelah barat sampai dengan daerah tepi barat pantai amerika di sebelah timur.

b) William smith

Sama seperti Brandes, William smith mengemukkan pendapat dengan membandingkan kesamaan bahasa. Ia mengemukakan bahwa bangsa

Indonesia berasal dari bangsa Melanesia, dan Polinesia.

c) Von heine geldren

Berdasarkan artefak yang di temukan di Indonesia, yang mirip dengan artefak yang di temukan di Asia daratan, maka von heine geldren

berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari Asia daratan. d) Mohamad yamin

Salah seorang sejarawan Indonesia berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Indonesia itu sendiri. Pendapat ini ia

(5)

Indonesia. Misalnya pethecantropus erectus, meganthropus paleojavanicus, homo soloensis, dan homo wajakensis.

e) H. kern

Menurut H. kern bangsa Indonesia berasal dari daerah Campa, Kamboja. Berdasarkan penelitiannya tentang perbandingan bahasa , ditemukan bahwa bahasa yang di pakai di daerah tersebut sama dengan bahasa yan g di pakai di Nusantara

.

B. Kedatangan dan persebaran nenek moyang bangsa

Indonesia

1) Proses kedatangan nenek moyang

Nenek moyang bangsa Indonesia yang datang pertama kali ke Nusantara adalah bangsa proto melayu yang membawa kebudayaan neolitikum menggunakan perahu bercadik satu. Mereka datang dari Yunan ke Indonesia melalui jalur barat dan timur. Migrasi jalur barat di lakukan dari Yunan ke semenanjung Malaysia, Kalimantan , menuju Jawa dan Nusa

Tenggara dengan membawa kebudayaan kapak persegi. Penyebaran jalur timur di mulai dari Teluk Tonkin menyusuri pantai Asia timur menuju Taiwan , Filipina, Sulawesi, Maluku, hingga ke Papua, sampai Australia dengan membawa kebudayaan kapak lonjong. Kebudayaan kapak lonjong yang di sebut Neolitikum papua ini banyak di temukan di Minahasa, Seram, Kalimantan, dan Papua. Gelombang ke dua kedatangan nenek moyang bnagsa Indonesia terjadi sekitar 500 SM yang di bawa oleh rumpun bangsa Deutro melayu menggunakan perahu bercadik dua. kebudayaan Deutro melayu relative lebih maju daridi bandingkan dengan kebudayaan bangsa Proto melayu karena sudah mengenal benda-benda dari perunggu seperti kapak corong , nekara, dan perhiasan perunggu. Bangsa Deutro melayu akhirnya dapat mendesak bangsa Proto melayu yang lebih dulu menetap di Indonesia. Bangsa Deutro melayu memilih tinggal di pesisir, muara, dan sungai karena letaknya strategis, subur, memiliki persediaan bahan

(6)

B. KEDATANGAN NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA

Menurut pakar sejarah, setelah kepunahan manusia jenis

Meganthropus, Pithecantropus, dan Homo, Kepulauan Indonesia dihuni oleh manusia dan ras Austromelanosoid. Belum dapat dipastikan apakah mereka penduduk asli atau pendatang. Berdasarkan keserupaan artefak

mesolithikum yang digunakan dengan artefak di Bacson-Hoabinh, dapat diperkirakan bahwa mereka berasal dan Teluk Tonldn. (Bacson Hoabinh terletak di Teluk Tonkin).

1. Kedatangan Proto-Melayu

Sekitar 2000 SM, penduduk dan ras Melayu Austronesia dan Teluk Tonkin bermigrasi ke Kepulauan Indonesia. Mereka biasa disebut Proto melayu atau Melayu Tua. Kedatangan mereka itu mendesak penduduk dan ras Austromelaneoid ke pedalaman, bahkan ke Indonesia bagian timur. Penduduk ras itu menjadi nenek moyang menduduk Papua sekarang.

Memasuki Kepulauan Indonesia, Proto-Melayu menempuh dua jalur, sesuai dengan jenis kebudayaan yang dibawa.

a. Jalur pertama menyebar ke Sulawesi, Maluku, dan Papua. Masyarakat Proto Melayu yang menempuh jalur ini membawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak lonjong. Itulah sebabnya, di bagian timur Indonesia banyak ditem ukan artefak Neohithikum berupa kapak lonjong. Keturunan Proto-Melayu yang menempuh jalur ini antara lain masyarakat Toraja.

b. Jalur kedua menyebar ke Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Masyarakat Proto-Melayu yang menempuh jalur ini membawa kebudayaan Neolithikum berupa beliung persegi. Itulah sebabnya, di bagian barat Indonesia banyak ditemukan artefak

c. Neolithikum berupa beliung persegi. Keturunan Proto-Melayu yang menempuh jalur ini antara lain masyarakat Nias, Batak, Dayak, dan Sasak. 2. Kedatangan Deutero-Melayu

(7)

disebut Deutero-Melayu atau Melayu Muda. Kedatangan mereka mendesak penduduk keturunan Proto-Melayu yang telah lebih dahulu menetap.

Memasuki Kepulauan Indonesia, masyarakat Deuto-Melayu menyebar ke sepanjang pesisir. Ada juga di antara mereka yang masuk ke pedalaman. Keturunan Deutero-Melayu antara lain masyarakat Minang, Jawa, dan Bugis. Masyarakat Deutero-Melayu membawa kebudayaan perunggu, yang dikenal dengan sebutan Kebudayaan Dong Son. Donon son adalah tempat di Teluk Tonkin tempat asal kebudayaan perunggu di Asia Tenggara. Artefak perunggu yang ditemukan di Indonesia serupa dengan artefak perunggu dan Dong Son.

Bangsa Indonesia termasuk ras Mongoloid terutama Malayan Mongoloid. Ras Mongoloid mempunyai 3 subras yaitu:

1. Asiatik Mongoloid (Cina,Jepang,Korea) 2. Malayan Mongoloid (Melayu)

3. American Mongoloid (Suku Indian)

Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Sebelum bangsa Melayu Austronesia masuk ke Indonesia, wilayah Indonesia sudah ada suku Weddid dan Negrito. Kedua suku tersebut berasal dari daerah Tonkin.

Dari Tonkin kemudian menyebar ke Hindia Belanda, Indonesia, hingga pulau-pulau di Samudera Pasifk.

Suku Bangsa Melayu yang terdapat di Indonesia dalam proses menetapnya dibedakan menjadi dua yaitu

1. Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu) 2. Bangsa Melayu Muda (Deutro Melayu) Bangsa Melayu Tua (Proto Melayu)

(8)

bangsa Austronesia dari daratan Yunan menuju Indonesia menempuh dua jalur berikut:

1. Jalur Utara dan Timur 2. Jalur Barat dan Selatan

1. Jalur Utara dan Timur

- Melalui Teluk Tonkin menuju Taiwan (Formosa), Filipina, Sulawesi, dan Maluku dengan membawa kebudayaan kapak lonjong.

- Persebaran periode Proto Melayu ini membawa kebudayaan batu baru/Neolithikum.

2. Jalur Barat dan Selatan

- Melalui Semenanjung Malaka, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Nusa Tenggara dengan membawa kebudayaan kapak persegi.

- Persebaran periode Deutro Melayu ini mebawa kebudayaan logam.

Bangsa Melayu Muda (Deutro Melayu)

Bangsa Melayu Muda (Deutro Melayu) adalah rumpun bangsa

Austronesia yang datang di Indonesia pada gelombang kedua terjadi pada sekitar 500 tahun SM. Bangsa Melayu Muda datang ke Indonesia melalui jalur barat, yakni berangkat dari Yunan, Teluk Tonkin, Vietnam, Thailand, Semenanjung Malaka, dan kemudian menyeberangi Selat Malaka hingga sampai di Kepulauan Indonesia.

Penyebaran manusia purba di Indonesia tidak berlangsung dalam satu tahap. Berdasarkan bukti-bukti sejarah yang ditemukan, kedatangan

manusia purba di indonesia berlangsung tiga tahap yaitu zaman mesolithikum, zaman neolithikum, dan zaman perundagian. Zaman mesolithikum

(9)

keturunan bangsa melonosoid yang masih ditemukan, antara lain orang sakai di siak, orang aeta di flipina, orang semang di malaysia, dan orang papua melonosoid di indonesia

Zaman neolithikum (200 SM)

Terjadi perpindahan manusia purba dari rumpun bangsa melayu tua (proto melayu) dari daerah yunan, china, melalui jalur semenanjung malaya, indonesia, flipina, dan formosa. Kebudayaan neolithikum, khususnya jenis kebudayaan kapak persegi dan kapak lonjong.

Zaman perundagian

Terjadi perpindahan manusia purba dari rumpun bangsa melayu muda ( deutero melayu ) dari daerah teluk tonkin, vietnam ke daerah daerah di sebelah selatan vietnam, termasuk indonesia.

Bangsa ini merupakan pendukung kebudayaan perunggu, terutama kapak corong nekara , moko, bejana perunggu, dan arca perunggu.

Kebudayaannya sering disebut kebudayaan Don son karena berasal dari donson teluk tonkin)

(10)

Berbagai jenis ras diperkiraan berasal dari asia tengah hal tersebut didasarkan atas penemuan tulang belulang kuno. Contohnya Papua

Melanosoid, Europoid, Mongoloid, dan Austroloid. Dari percampuran mereka lahirlah bangsa melayu yang menyebar melalui sungai dan lembah kedaerah pantai dikarenakan adanya wabah penyakit , ke teluk Tonkin lalu indo cina menyebar ke Kamboja, Muang Thai yang kemudian menjadi bangsa

Austroasia. Yang kemudian mereka munuju kepulaan dan kemudian menjadi bangsa Austronesia.

Bangsa Thailand Selatan, Singapura, Indonesia, Brunei, dan Philipina Selatan memiliki kesamaan terhadap bangsa cina di sebelah timur dan bangsa India di sebelah barat

a. Penyebaran Manusia dan Bahasa Austronesia

Bahasa di asia tengah berasal dari keluarga sinn-tibet yang melahirkan bahasa Cina, Siam, Tibet, Miao, Yiu, dan Burma. Penyebaran keselatan melahirkan bahasa Dravida,yaitu Telugu, Tamil, Malayalam, sedangkan penyebaran ke Asia Timur dan Tenggara melahirkan bahasa Austronesia yang menurunkan bahasa Melayu, Melanesia, Mikronesia, Polinesia.

Oleh karena itu ada kesamaan istilah ,bahasa,nama hewan dan tumbuhan,jadi bangsa pendukung bahasa Austronesia itu berasal dari daerah campa.cochin china,dan kamboja dan daerah di sekitar pantai , namun wilayah itu bukanlah penduduk asli.tempat asal mereka berada di daerah yang jauh lebih tinggi.

b. Penyebar Pendukung Kapak Persegi

Menurut Kern dan Von Heine Geldern persebaran kapak persegi berasal dari daerah Yunan di Cina Selatan , yaitu di daerah hulu sungai sungai terbesar di Asia Tenggara seperti di sungai Brahmaputra, Irrawaddy, Salwin, Yang-tse-kiang, sungai Mekhong, dan sungai Menam. Dengan melalui lembah sungai itu kebudayaan dan manusia pendukungnya menyebar

(11)

barat laut kebudayaan kapak persegi tersebar ke Philipina , Formosa, dan Jepang .

c. Penyebaran Manusia dengan Perahu Bercadik

Hornell yang mengadakan penyelidikan terhadap jenis-jenis perahu di Nusantara dan negar-negara disekitarnya menyimpulkan bahwa perahu bercadik adalah perahu khas bangsa Indonesia. Di India selatan ada beberapa suku yang menurut corak kebudayaan dan fsiknya banyak

menyerupai orang Indonesia. Diantaranya suku terkenal sebagai penyelam mutiara di teluk Manar. Mereka juga menggunakan perahu bercadik,

sedangkan suku Shanar kehidupannya terutama dari perkebunan kelapa. Tanaman kelapa tersebut diperkirakan berasal dari Indonesia melalui Srilangka.

d. Gelombang Kedatangan Penduduk dari Asia Daratan ke Wilayah Nusantara

Berdasarkan fosil-fosil yang telah di temukan di wilayah Indonesia dapat diketahui bahwa sejak 2 juta tahun yang lalu wilayah ini telah di huni. Penhuninya adalah manusia-manusia purba dengan kebudayaan seperti : meganthropus paleojavanicus, pithecanthropus erectus, pithecanthropus soloensis dan homo wajakensis. Manusia-manusia purba ini utamanya homo wajakensis lebih mirip dengan manusia-manusia yang kini dikenal sebagai penduduk asli Australia, aborigin.

(12)

kemungkinan ada pula yang memilih mencari di pedalaman. Ketika bangsa Melanesoid datang, mereka mulai menetap, walaupun seminomaden. Jika sudah tidak mendapatkan lagi makanan mereka akan pindah. Oleh karena itu, mereka memilih daerah yang banyak menghasilkan. Wilayah aliran sungai pula yang akan menjadi targetnya. Alat-alat sederhana seperti: kapak genggam atau choppers, alat-alat tulang dan tanduk rusa berhadapan

dengan kapak genggam yang lebih halus atau febble, kapak pendek dan sebagainya.

Kebudayaan bangsa Melanesoide ini adalah kebudayaan Mesolitikum yang sudah mulai hidup menetap dalam kelompok, sudah mengenal api, meramu dan berburu binatang. Teknologi pertanian juga sudah mereka miliki sekalipun mereka belum dapat menjaga agar satu bidang tanah dapat ditanami berkali-kali. Cara bertani mereka masih dengan sistem perladangan berpindah-pindah. Dengan demikian, mereka harus berpindah ketika lahan yang lama tidak bisa ditanami lagi atau karena habisnya makanan ternak. Gaya hidup ini dinamakan dengan seminomaden. Dalam setiap perpindahan manusia beserta kebudayaan yang datang ke nusantara, selalu di lakukan oleh bangsa yang tingkat peradabannya lebih tinggi dari bangsa yang dating sebelumnya. Dari semua gelombang pendatang dapat di lihat bahwa mereka adalah bangsa-bangsa yang mulai bahkan telah menetap. Jika kehidupan mereka masih berpindah, maka perpindahan bukanlah sesuatu hal yang aneh. Namun dalam kehidupan yang telah menetap, pilihan untuk

meninggalkan daerah asal bukan tanpa alasan yang kuat. Ketika kehidupan mulai menetap, maka tanah yang mereka butuhkan adalah tanah sebagai media untuk tetap hidup. Mereka sangat membutuhkan tanah yang luas karena teknologi pertaniannya masih rendah.

Sekitar tahun 2000SM, bangsa melanesoid yang akhirnya menetap di nusantara kedatangan pula bangsa dan kebudayaannya lebih tinggi yang berasal dari rumpun melayu austronosia yakni bangsa melayu tua atau proto melayu, suatu ras mongoloid yang berasal dari daerah yunan, dekat lembah sungai Yang Tze, Cina Selatan.

(13)

Pengorganisasian ini membuatnya sanggup belajar membuat peralatan rumah tangga dari tanah dan berbagai perlatan lain dengan lebih baik. Mereka mengenal adanya sistem kepercayaan untuk membantu

menjelaskan gejala alam yang ada sehubungan dengan pertanian mereka. Arus pendatang tidak hanya datang dalam sekali saja. Pihak-pihak yang kalah dalam perebutan tanah di daerah asalnya akan mencari tanah-tanah di wilayah lain. Demikian juga, yang menimpa bangsa melayu tua yang sudah mengenal bercocok tanam, berternak, dan menetap. Kembali lagi, daerah subur dengan aliran sungai atau mata air yang menjadi incaran. Namun kedatangan bangsa melayu tua juga memungkinkan terjadinya percampuran darah antara bangsa ini dengan bangsa Melanesia yang telah terlebih dahulu datang di nusantara.

Pada tahun 200-300SM, datanglah orang-orang melayu tua yang telah bercampur dengan bangsa aria di daratan yunan. Mereka disebut orang melayu muda atau deutero melayu dengan kebudayaan

perunggunya. Kebudayaan ini lebih tinggi lagi dari kebudayaan batu muda yang telah ada karena telah mengenal logam sebagai alat perkakas hidup dan alat produksi.

Kedatangan bangsa melayu muda mengakibatkan bangsa melayu tua yang tadinya hidup disekitar aliran sungai dan pantai terdesak pula ke pedalaman karena kebudayaannya tidak banyak berubah. Dengan menguasai tanah, bangsa melayu muda dapat berkembang dengan pesat kebudayaannya bahkan menjadi penyumbang terbesar untuk cikal bakal bangsa indonesia sekarang.Dalam kedatangan-kedatangan tersebut penduduk yang lebih tua menyerap bahasa dan adat para imigran. Jarang terjadi pemusnahan dan pengusiran bahkan tidak ada penggantian penduduk secara besar-besaran. Percampuran-percampuran inilah yang menjadi cikal bakal nusantara yang telah menjadi titik pertemuan dari ras kuning ( mongoloid ) yang bermigrasi ke selatan dari yunan, ras hitam yang di miliki oleh bangsa melanesoid.

2) Persebaran nenek moyang bangsa Indonesia

(14)

perpindahan gelombang tahap pertama dalah kebudayaan Neolitikum (batu muda), dan menggunakan perahu bercadik satu. Migrasi gelombang kedua mengunakan perahu bercadik dua. Sebenarnya bangsa yang datang ke Indonesia dan menjadi nenek moyang bangsa Indonesia itu merupakan ras campuran antara bangsa Mongol dan Melayu. Dari hasil pencampuran ras tersebut, lahirlah bangsa Proto melayu (melayu tua) dan Deutro melayu (melayu muda). Ras melayu tua datang pada gelombang pertama dan menjadi suku bangsa yang tinggal di daerah pedalaman, seperti suku batak di Sumatra, suku dayak di Kalimantan, dan suku toraja di sulawesi.

Sementara ras melayu muda datang pada gelombang kedua dan menjadi cikal bakal suku-suku jawa, sunda, bali, dan suku-suku yang mendiami wilayah pesisir di pulau-pulau tersebut.

Menurut Soekmono dalam pengantar sejarah kebudayaan Indonesia I, masyarakat pada zaman praaksara yang datang pertamakali di kepulauan Indonesia adalah ras Austroloid sekitar 20.000 tahun yang lalu. Selanjutnya, disusul kedatangan ras Melanesia mongoloid sekitar 10.000 tahun yang lalu. Ras yang terakhir datang ke Indonesia adalah ras Melayu mongoloid sekitar 2500 tahun SM pada zaman Neolitikum dan Logam. Ras Austroloid kemudian bermigrasi ke Australia dan sisanya dan sisanya hidup di Nusa Tenggara Timur dan Papua, sedangkan ras Melanesia mongoloid berkembang di Maluku dan papua. Ras Melayu mongoloid menyebar di Indonesia bagia barat. Ras-ras tersebut tersebar dan membentuk berbagai suku bangsa di Indonesia. Kondisi tersebut juga mendorong terjadinya kemajemukan kelompok social di Indonesia.

Pada saat nenek moyang bangsa Indonesia datang secara bergelombang dari asia daratan ke Nusantara sekitar 2500 tahun SM,

(15)

berkembang sesuai dengan alam lingkungannya. Keadaan geografs yang terisolir menyebabkan penduduk setiap pulau mengembangkan pola hidup dan adat istiadat yang berbeda-beda. Misalnya, perbedaan bahasa dan adat istiadat antara suku bangsa Gayo-Alas didaerah pegunungan Gayo-Alas dengan penduduk suku bangsa Aceh yang tinggal di pesisir pantai Aceh.

PERSEBARAN NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA

Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia| Nenek monyang bangsa indonesia memiliki asal-muasal nenek monyang bangsa indonesia itu dari mana ??.Serta Proses datangnya ke Indonesia, Nenek Monyang bangsa

indonesia terdapat dari rumpun-rumpun seperti Rumpun Melayu Austronesia, Masyarakat tani di yunan, dan adapula cara kedatangan nenek monyang bangsa indonesia yaitu Kedatangan Proto Melayu, Kedatangan Duetro Melayu, Dalam Kedatangan nenek monyang memiliki jalur-jalur dalam kedatangannya atau dari mana mereka berasal serta dalam kedatangan nenek monyang bangsa indonesia membawa berbagai alat-alat atau peralatan-peralatan. Untuk mengetahui asal nenek monyang bangsa indonesia dapat menggunakan dua cara yaitu persebaran rumpun bahasa dan persebaran budaya bercocok, Untuk mengetahui Persebaran Nenek moyang bangsa indonesia mari kita lihat pembahasan dibawah ini...

PERSEBARAN NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA A. Nenek Moyang Indonesia

Nenek moyang bangsa Indonesia bukanlah manusia-manusia jenis Meganthropus Palaeojavanicus, Pithecantropus Erectus, Homo Soloensis, atau Homo Wajakensis. Walaupun terdapat di Indonesia, manusia-manusia jenis itu sudah punah.

Untuk mengetahui asal nenek moyang bangsa Indonesia, kita dapat menggunakan dua cara, yakni persebaran rumpun bahasa dan persebaran kebudayaan bercocok tanam.

(16)

Bahasa yang tersebar di Indonesia termasuk rumpun bahasa Melayu Austronesia. Rumpun bahasa ini meliputi wilayah yang luas: dari Madagaskar di Afrika sampai ke Melanesia dan Polinesia di Samudera Pasifk, lalu dan Taiwan sampai ke Indonesia. Penggunaan bahasa Melayu Austronesia di wilayah yang luas itu erat kaitannya dengan persebaran penduduk yang menggunakan bahasa tersebut.

Para pakar sejarah berpendapat bahwa bahasa Melayu Austronesia berasal dari Taiwan. Sekitar 5000 SM, masyarakat di Taiwan menggunakan bahasa yang disebut Proto Austronesia (Austronesia kuno).

Masyarakat di tempat itu telah mengenal cocok tanam dan beternak. Masyarakat itu kemudian menyebar ke sebelah selatan Cina, Vietnam,

Semenanjung Malaya, lalu ke Indonesia. Ada juga yang mengarungi laut menuju Filipina terus ke arah kepulauan di Indonesia dan Samudera Pasifk.

2. Masyarakat Tani di Yunan

Peralihan dan kebudayaan berburu dan mengumpulkan makanan pada kebudayaan bercocok tanam merupakan perubahan amat besar. Perubahan itu tidak mungkin dilakukan oleh penduduk asli Indon esia yang sudah terbiasa dengan kehidupan berburu dan mengumpulkan makanan. Para pakar sejarah menyimpulkan bahwa kebudayaan bercocok tanam diperkenalkan oleh masyarakat pendatang. Mereka ini sudah terbiasa dengan bercocok tanam dan beternak di tempat asalnya. Kebiasaan itu mereka terapkan di tempat baru di Indonesia. Pendatang inilah yang menjadi nenek moyang bangsa Indonesia.

Nenek moyang bangsa Indonesia ternyata berasal dan luar Indonesia, yaitu dan daerah Yunan, di sebelah selatan Cina (sekarang RRC). Kesimpulan tersebut dibuktikan oleh kesamaan artefak prasejarah yang ditemukan di wilayah itu dengan artefak prasejarah di Indonesia. Dari artefak yang

(17)

Kemudian, masyarakat Yunan melakukan migrasi ke daerah sekitar Teluk Tonkin, sebelah utara Vietnam. Di tempat itu mereka mengembangkan kebudayaan bercocok tanam. Dari tempat itu, mereka melakukan migrasi ke Kepulauan Indonesia. Migrasi dilakukan secara bergelombang. Gelombang yang satu dengan yang berikut bejarak waktu lebih dan 1000 tahun.

C. Bangsa Austronesia sebagai nenek moyang bangsa

Indonesia

Orang-orang Austronesia yang memasuki wilayah Nusantara dan menetap di sebut bangsa melayu Indonesia. Mereka inilah yang menjadi nenek moyang bangsa Indonesia sekarang. Bangsa melayu ini dapat di bedakan menjadi dua suku bangsa.

1. Bangsa melayu tua (proto melayu)

Bangsa melayu tua adalah orang-orang Austronesia dari asia yang pertamakali datang ke Indonesia pada sekitar 2500 tahun SM. Bangsa melayu tua memasuki wilayah nusantara melalui 2 jalur yakni:

§ Jalur barat melaui semenanjung melayu (Malaysia) – Sumatra. § Jalur timur melalui Filipina- Sulawesi.

Bangsa melayu tua memiliki kebudayaan yang lebih tinggi daripada Homo sapiens di Indonesia. Kebudayaan bangsa melayu tua di sebut

kebudayaan Neolitikum. Meskipun hampir segala peralatan mereka terbuat dari batu, pembuatannya sudah di haluskan. Hasil budaya zaman ini yang paling terkenal adalah kapak persegi yang banyak di temukan di wilayah Indonesia bagian barat (Sumatra , Jawa, Kalimantan, dan Bali). Menurud penelitian H. kern di kalumpang (Sulawesi utara) telah terjadi perpaduan antara tradisi kapak persegi dengan kapak lonjong yang di bawa oleh orang-orang Austronesia yang datang mengunakan jalan barat menuju ke

Indonesia.

Suku bangsa Indonesia yang masuk keturunan bangsa ini adalah suku Dayak, Toraja, Sasak, Nias, Batak, dan Kubu.

(18)

Pada kurun waktu tahun 400-300 SM terjadi gelombang nenek moyang bangsa Indonesia datang ke Nusantara. Bangsa melayu muda berhasil mendesak dan berasimilasi dengan pendahulunya, bangsa Proto melayu. Bangsa Deutro melayu datang ke Indonesia melalui jalan barat.

Bangsa deutro melayu memiliki kebudayaan yang lebih maju

dibandingkan bangsa Proto melayu karena mereka telah dapat membuat barang-barang dari perunggu dan besi. Hasil budayanya yang terkenal adalah kapak corong, dan nekara.

Selain kebudayaan logam, bangsa melayu muda juga

mengembangkan kebudayaan Megalitikum. Hasil kebudayaan ini misalnya Menhir, Dolmen, Sarkofagus, Kubur batu, dan Punden berundak. Suku bangsa Indonesia yang termasuk keturunan bangsa melayu muda adalah suku Jawa, Melayu, Minag, Bugis, Bali, dan suku Makasar di Sulawesi.

Selain dua bangsa di atas masih ada masih ada dua bangsa lagi yang menjadi nenek moyang bangsa Indonesia :

I. Bnagsa Melanesia

Bansa Melanesia atau Melanesia mongoloid memiliki cirri-ciri kulit kehitaman, badan kekar, rambut keriting, mulut lebar, dan hidung

mancung.bangsa ini sampai sekarang masih memiliki sisa-sisa keturunannya seperti suku-suku di Riau, suku-suku bangsa Papua melanesoid yang

mendiami pulau Papua, dan pulau-pulau Melanesia. II. Bangsa primitif

Sebelum kelompok bangsa melayu memasuki nusantara sebenarnya telah ada kelompok-kelompok manusia yang lebih dahulu tinggal di

Indonesia. Mereka yang termasuk bangsa Primitif adalah sebagai berikut : § Manusia pleistosen (purba)

Kehidupan manusia purba selalu berpindah tempat dengan

kemampuan yang sangat terbatas. Demikian pula kebudayaannya sehingga corak kehidupan manusia purba ini tidak dapat diikuti kembali kecuali

(19)

§ Suku wedoid

Sisa-sisa suku Wedoid sampai sekarang masih ada, misalnya suku Sakai di Siak dan serta suku Kubu di perbatasan Jambi dan Palembang. Mereka hidup dari meramu dan berkebudayaan sedarhana. Mereka juga sulit sekali menyesuaikan diri dengan masyarakat modern.

§ Suku negroid

Di Indonesia sudah tidak terdapat lagi sisa-sisa kehidupan suku Negroid. Akan tetapi, di pedalaman Malaysia dan Filipina keturunan suku Negroid masih ada. Suku yang termasuk ras negroid, misalnya suku semang di semenanjung Malaysia dan suku negroid di Filipina. Mereka akhirnya terdesak oleh orang-orang melayu modern sehingga sehingga suku ini hanya menempadi daerah pedalaman yang terisolasi.

PENUTUP

a. SIMPULAN

Nenek moyang bangsa Indonesia datang ke nusnatara melalui dua jalur yakni jalur barat dan timur. Migrasi jalur barat di lakukan dari yunan ke semenanjung Malaysia, Kalimantan , menuju Jawa dan Nusa Tenggara. Penyebaran jalur timur di mulai dari Teluk Tonkin menyusuru pantai asia timur menuju Taiwan , Filipina, Sulawesi, Maluku, papua, sampai australia . Mereka datang secara bergelombang, gelombang pertama adalah bangsa prota melayu yang datang membawa kebudayaan kapak persegi dan kapal bercadik satu. Gelombang kedua adalah bangsa deutro melayu yang datang membawa kebudayaan kapak lonjong dan kapal bercadik dua.

Sebelum kedua bangsa melayu tersebut datang ke nusantara da beberapa suku primitive yang sudah terlebih dahulu menetap di nusantara.

(20)
(21)

MAKALAH

SEJARAH INDONESIA

(ASAL – USUL DAN PENYEBARAN NENEK

MOYANG BANGSA INDONESIA)

DI SUSUN OLEH :

NAMA : NUR HAFIRAH

KELAS : X SAINS 2

(22)

Referensi

Dokumen terkait

Aqram , pemuda yang duduk di sisi Farisha dalam pesawat itu telah mengesahkan bahawa Farisha ialah orang yang dicari oleh mereka selama ini kerana DNA Farisha daripada cawan

Pada Tabel 6 terlihat bahwa jika terdapat seluruh radionuklida produk fisi yang berpotensi terlepas dari reaktor riset pada efluendengan konsentrasi aktivitas sama dengan batas

Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Indonesia, dasar hukum dari pengertian koperasi terdapat

Jalur hijau pada segmen I berada pada tingkatan sedang (44,4% kriteria terpenuhi) untuk fungsi pereduksi polusi; tingkatan buruk hingga sedang (35,0-45,0% kriteria terpenuhi)

Titik sambaran petir pada sistem proteksi petir bisa memiliki tegangan yang lebih tinggi terhadap unsur logam didekatnya, sehingga hal ini dapat menimbulkan resiko tegangan tembus

Tujuan jangka panjang yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh penerapan akuntansi terhadap kinerja mitra dalam melakukan kegiatan

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024) 8508081, Fax. Krispinus Kedati

(e) Pembangunan dan rehabilitasi alat-alat angkutan darat untuk memenuhi kebutuhan penjaluran setjara tjepat dari pada barang-barang impor/ekspor dan