• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Asal usul Pancasila Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Asal usul Pancasila Indonesia"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kedudukan dan fungsi Pancasila bilamana kita kaji secara ilmiah memiliki pengertian secara luas, baik dalam kedudukannya sebagai dasar negara, sebagai pandangan hidup bangsa, sebagai ideologi bangsa dan negara. Sebagai kepribadian bangsa bahkan dalam proses terjadinya terdapat berbagai macam terminologi (istilah-istilah) yang harus kita deskripsikan secara objektif.

Pada suatu objek pembahasan Pancasila akan kita jumpai berbagai macam penekanan sesuai dengan kedudukan dan fungsi pancasila dan terutama berkaitan dengan kajian dalam sejarah pembahasan dan perumusan pancasila sejak dari nilai-nilai yang terdapat dalam pandangan hidup bangsa sampai menjadi dasar negara bahkan sampai pada pelaksanaannya dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia. Terlebih lagi pada waktu zaman orde lama, dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia kita jumpai berbagai macam rumusan pancasila yang berbeda-berbeda, yang dalam hal ini harus kita deskripsikan secara objektif sesuai dengan kedudukannya serta sejarah perumusan pancasila itu secara objektif.

(2)

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana Teori Asal mula Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia 2. Bagaimana sejarah terbentuknya nilai-nilai pancasila dalam sejarah

perkembangan masyarakat Indonesia.

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori Asal Mula Pancasila

Asal mula Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia dibedakan menjadi :

1. Causa materialis (asal mula bahan) ialah berasal dari bangsa Indonesia sendiri, terdapat dalam adat kebiasaan, kebudayaan dan dalam agama-agamanya.

2. Causa formalis (asal mula bentuk atau bangun) dimaksudkan bagaimana Pancasila itu dibentuk rumusannya sebagaimana terdapat pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam hal ini BPUPKI memiliki peran yang sangat menentukan.

3. Causa efisien (asal mula karya) ialah asal mula yang meningkatkan Pancasila dari calon dasar negara menjadi Pancasila yang sah sebagai dasar negara. Asal mula karya dalam hal ini adalah PPKI sebagai

pembentuk negara yang kemudian mengesahkan dan menjadikan Pancasila sebagai dasar filsafat Negara setelah melalui pembahasan dalam sidang-sidangnya.

4. Causa finalis (asal mula tujuan) adalah tujuan dari perumusan dan

pembahasan Pancasila yakni hendak dijadikan sebagai dasar negara. Untuk sampai kepada kausan finalis tersebut diperlukan kausa atau asal mula sambungan.

(4)

1. Di Indonesia tidak pernah putus-putusnya orang percaya kepada Tuhan, bukti-buktinya: bangunan peribadatan, kitab suci dari berbagai agama dan aliran kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, upacara keagamaan pada peringatan hari besar agama, pendidikan agama, rumah-rumah ibadah, tulisan karangan sejarah/dongeng yang mengandung nilai-nilai agama. Hal ini menunjukkan kepercayaan Ketuhanan Yang Maha Esa. 2. Bangsa Indonesia terkenal ramah tamah, sopan santun, lemah lembut

dengan sesama manusia, bukti-buktinya misalnya bangunan padepokan, pondok-pondok, semboyan aja dumeh, aja adigang adigung adiguna, aja kementhus, aja kemaki, aja sawiyah-wiyah, dan sebagainya, tulisan Bharatayudha, Ramayana, Malin Kundang, Batu Pegat, Anting Malela, Bontu Sinaga, Danau Toba, Cinde Laras, Riwayat dangkalan Metsyaha, membantu fakir miskin, membantu orang sakit, dan sebagainya, hubungan luar negeri semisal perdagangan, perkawinan, kegiatan kemanusiaan; semua meng-indikasikan adanya Kemanusiaan yang adil dan beradab. 3. Bangsa Indonesia juga memiliki ciri-ciri guyub, rukun, bersatu, dan

kekeluargaan, sebagai bukti-buktinya bangunan candi Borobudur, Candi Prambanan, dan sebagainya, tulisan sejarah tentang pembagian kerajaan, Kahuripan menjadi Daha dan Jenggala, Negara nasional Sriwijaya, Negara Nasional Majapahit, semboyan bersatu teguh bercerai runtuh, crah agawe bubrah rukun agawe senthosa, bersatu laksana sapu lidi, sadhumuk bathuk sanyari bumi, kaya nini lan mintuna, gotong royong membangun negara Majapahit, pembangunan rumah-rumah ibadah, pembangunan rumah baru, pembukaan ladang baru menunjukkan adanya sifat persatuan.

4. Unsur-unsur demokrasi sudah ada dalam masyarakat kita, bukti-buktinya: bangunan Balai Agung dan Dewan Orang-orang Tua di Bali untuk

musyawarah, Nagari di Minangkabau dengan syarat adanya Balai, Balai Desa di Jawa, tulisan tentang Musyawarah Para Wali, Puteri Dayang Merindu, Loro Jonggrang, Kisah Negeri Sule, dan sebagainya, perbuatan musyawarah di balai, dan sebagainya, menggambarkan sifat demokratis Indonesia;

5. Dalam hal Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, bangsa

(5)

tanggul sungai, tanah desa, sumur bersama, lumbungdesa, tulisan sejarah kerajaan Kalingga, Sejarah Raja Erlangga, Sunan Kalijaga, Ratu Adil, Jaka Tarub, Teja Piatu, dan sebagainya, penyediaan air kendi di muka rumah, selamatan, dan sebagainya.

Pancasila sebenarnya secara budaya merupakan kristalisasi nilai-nilai yang baik-baik yang digali dari bangsa Indonesia. Disebut sebagai kristalisasi nilai-nilai yang baik. Adapun kelima sila dalam Pancasila merupakan serangkaian unsur-unsur tidak boleh terputus satu dengan yang lainnya. Namun demikian terkadang ada pengaruh dari luar yang menyebabkan diskontinuitas antara hasil keputusan tindakan konkret dengan nilai budaya.

2.2 Sejarah Asal-Usul Pancasila

Pancasila senagai dasr negara republik indonesia sebelum disyahkan pada tanggal 18 agustus 1945 oleh PPKI. Nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum bangsa Indonesia mendirikan negara, yang berupa nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan serta nilai-nilai religius. Nilai-nilai tersebut telah ada dan melekat serta teramalkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pandangan hidup, sehingga materi pancasila yang berupa nilai-nilai tersebut, tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri, sehingga bangsa Indonesia sebagai kausa materialis

Pancasila. Nilai-nilai tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan secara formal oleh para pendiri negara untuk dijadikan sebagai dasar filsafat negara Indonesia. Proses perumusan materi pancasila secara formal tersebut dilakukan dalam sidang-sidang BPUPKI pertama, sidang panitia 9, sidang BPUPKI kedua, serta akhirnya disyahkan secara yuridis sebagai dasar filsafat negara republik Indonesia.

(6)

Syailendra di Palembang, kemudian kerajaan Airlangga dan Majapahit di Jawa Timur serta kerajaan-kerajaan lainnya.

Dasar-dasar pembentukan nasionalisme modern dirintis oleh para pejuang kemerdekaan bangsa, antara lain rintisan yang dilakukan oleh para tokoh pejuang kabangkitan nasional pada tahun 1928. Akhirnya titik kumulasi sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam mendirikan negara tercapai dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggak 17 agustus 1945.

2.2.1 Zaman Kutai

Indonesia memasuki zaman sejarah pada tahun 400 M, dengan ditemukannya prasati yang berupa 7 yupa (tiang batu). Berdasarkan prasasti tersebut dapat diketahui bahwa raja Mulawarman keturunan dari raja Aswawarman keturunan dari kundungga. Raja Mulawarman menurut prasasti tersebutmengadakan kenduri dan memberikan sedekah kepada para Brahmana, dan para brahmana membangun yupa itu sebagai tanda terimakasih raja yang dermawan. Masyarakat Kutai yang membuka zaman sejarah Indonesia pertama kalinya ini menampilkan nilai sosial politik, dan ketuhanan dalam bentuk kerajaan, kenduri, serta sedekah kepad para Brahmana.

Bentuk kerajaan dengan agama sebagai tali pengikat kewibawaan raja ini tampak dalam kerajaan-kerajaan yang muncul kemudian di Jawa dan Sumatra. Dalam zaman kuno (400-1500) terdapat dua kerajaan yang berhasil mencapai intergrasi dengan wilayah yang meliputi hamper separuh indonesia dan seluruh wilayah Indonesia sekarang yaitu kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan Majapahit yang berpusat di Jawa.

2.2.2 Zaman Sriwijaya

(7)

Indonesia lama. Kemudian ketiga, negara kebangsaan modern yaitu negara Indonesia merdeka (sekarang negara Proklamasi17 Agustus 1945).

Pada abad ke VII munculah suatu kerajaan di Sumatra yaitu kerajaan Sriwijaya, di bawah kekuasaan wangsa Syailendra. Hal ini termuat dalam prasasti Kedukan Bukit di kaki bukit Siguntang dekat Palembang yang bertarikh 605 Caka atau 683, dalam bahasa Melayu kuno dan huruf Pallawa. Kerajaan itu adalah kerajaan maritim yang mengandalkan kekuataan lautnya. Kunci-kunci lau-lintas laut disebelah barat dikuasainya seperti selat Sunda (686), kemudian selay Malaka (775). PAda zaman itu kerajaan Sriwijaya merupakan suatu kerajaan besar yang cukup disegani dikawasan Asia selatan. Perdagangan dilakukan dengan mempersatukan pedangan pengrajin dadn pegawai raja yang disebut Tuhan An Vatakvurah sebagai pengawas dan pengumpul semavcam koperasi sehingga rakyat mudah untuk memasarkan barang dagangannya. Demikian pula dalam sistem pemerintahannya terdapat pegawai pengurus pajak, harta benda kerajaan, rokhaniawan yang menjadi pengawas teknik pembangunan gedung-gedung dan patung–patung suci sehingga pada saat itu kerajaan dalam menjalankan sistem negaranya tidak dapat dilepaskan dengan nilai Ketuhanan.

Agama dan kebudayaan dikembangkannya dengan mendirikan suatu universitas agama Budha, yang sangat terkenal di negara lain di Asia. Banyak musafir dai negara lain misalnya dari Cina belajar telebih dahulu di universitas tersebut terutama tentang agama Budha dan bahasa Sansekerta sebelum melanjutkan studinya ke India. Bahkan banyak guru-guru besar tamu dari India yang mengajar di Sriwijaya misalnya Dhalmakitri. Cita-cita tentang kesejahteraan bersama dalam suatu negara telah tercermin pada kerajaan Sriwijaya tersebut yaitu berbunyi ”marvuat vanua Criwijaya siddhayatra subhiksa” (suatu cita-cita negara yang adil dan makmur)

2.2.3 Zaman Kerajaan-kerajaan Sebelum Majapahit

(8)

dinasti Syailendra (abad ke VII dan IX). Refleksi puncak budaya dari Jawa Tengah dalam periode-periode kerajaan-kerajaan tersebut adalah dibangunnya candi Borobudur (candi agama Budha pada abad ke IX). Dan candi Prambanan (candu agama Hindupada abad ke X).

Selain kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah tersebut di Jawa Timur munculah kerajaan-kerajaan Isana (pada abad ke IX). Darmawasangsa (abad ke X) demikian juga kerajaan Airlangga pada abad ke XI. Raja Airlangga membuat bangunan keagamaan dan asrama, dan raja ini memiliki sikap toleransi dalam beragama. Agama yang diakui oleh kerajaan adalah agama Budha, agama Wisnu dan agama Syiwa yang hiduo berdampingan secara damai. Menurut prasati Kelagen, Raja Airlangga telah mengadakan hubungan dagang dan bekerja sama Benggala , Chola dan Champa hal ini menunjukan nilai-nilai kemanusiaan. Demikian pula Airlangga mengalami penggemblengan lahir dan bathin di hutan dan tahun 1019 para pengikutnya, rakyat dan para Brahmana bermusyawarah dan memutuskan untuk memohon Airlangga bersedia menjadi raja, meneruskan tradisi istan, sebagai nilai-nilai sila keempat. Demikian pula menurut prasasti Kelagen, pada tahun 1037, raja Airlangga merintahkan untuk membuat tanggul dan waduk demi kesejahteraan pertanian rakyat yang merupakan nilai-nilai sila kelima.

Di wilayah Kediri Jawa Tmur berdiri pula kerajaan Singasari (pada abad ke XIII), yang kemudian sangat erat hubungannya dengan berdirinya kerajaan Majapahit.

2.2.4 Kerajaan Majapahit

Pada tahun 1293berdirilah kerajaan Majapahit yang mencapai zaman keemasaanya pada pemerintahan raja Hayam Wuruk dengan Mahaptih Gajah Mada yang dibantu oleh laksamana nala dalam memimpin armadanya untuk menguasai nusantara. Wilayah kekuasaan Mahajaphit semasa jayanya itu membentang dari semenanjung melayu (Malaysia sekarang) sampai Irian Barat melalui Kalimantan Utara.

(9)

didalam buku itulah kita menjumpai selokan persatuan nasional yaitu “Bhineka tunggal Ika” yang berbunyi lengkapnya “Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua” artinya walaupun berbeda tetapi satu jua adanya sebab tudak ada agama yang memiliki Tuhan yang berbeda. Hal ini menunjukan adanya realitas kehidupan agama pada saat itu, yaitu agama Hindu dan Budha. Bahkan salah satu bawahan kekuasaannya yaitu Pasai justru telah memeluk agama islam. Toleransi positif dalam bidang agama dijunjung tinggi sejak masa bahari yang telah silam.

Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada dalam sidang Ratu dan Menteri-menteri di paseban keprabuan Majapahit pada tahun 1331, yang berisis cita-cita mempersatukan nusantara raya sebagai berikut : Saya baru akan berhenti berpuasa makan pelapa, jikalau sekuruh nusantara bertakhluk di bawah kekuasaan negara, jikalau Gurun, Seram, Tanjung Haru, Pahang, Dempo, Bali, Sunda, Palembang dan Tuma-sik tellah dikalahkan.

Selain itu dalam hubungannya dengan negara lain raja Hayam Wuruk senantiasa mengadakan hubungan bertetangga dengan baik dengan kerajaan Tiongkok, Ayodya, Champa dan Kamboja. Menurut prasasti Brumbung (1329), dalam tata pemerintahaan kerajaan Majapahit terdapat srmacam penasehat Seperti Rakryan I Hino, I Sirikan dan I Halu yang bertugas memberikan nasehat kepada raja. hal ini sebagai nilai-nilai musyawarah mufakat yang dilakukan oleh sistem perintahan kerajaan Majapahit.

Majapahit menjulang adalam arena sejarah kebangsaan Indonesia dan banyak meninggalkan nilai-nilai yang diangkat dalam nasionalisme negara kebangsaan Indonesia 17 Agustus 1945. Kemudian disebabkan oleh faktor keadaan dalam negeri sendiri seperti perselisihan dan perang saudara pada permulaan abad XV, maka sinar kejayaan Majapahit berangsur-angsur mulai memudar dan akhirnya mengalami keruntuhan “Sinar Hilang Kertaning Bumi” pada permulaan abad XVI (1520).

2.3 Pancasila Sebagai Pandangan Hidup

(10)

mengatur hubungan manusia dengan sesama, lingkungan dan mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya.

Pandangan hidup yang diyakini suatu masyarakat maka akan berkembang secara dinamis dan menghasilkan sebuah pandangan hidup bangsa. Pandangan hidup bangsa adalah kristalisasi nilai-nilai yang diyakini kebenarannya maupun manfaatnya oleh suatu bangsa sehingga darinya mampu menumbuhkan tekad untuk mewujudkannya di dalam sikap hidup sehari-hari.

(11)

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai dasar negara, sebagai pandangan hidup bangsa, sebagai ideologi bangsa dan negara merupakan sebuah perwujudan dari nilai-nilai kebudayaan serta adat istiadat bangsa indonesia yang telah ada sejak zaman dahulu kala sebelum bangsa Indonesia mendirikan negara. Nilai-nilai yang terkandung di dalam sila-sila Pancasila tersebut berasal dari budaya masyarakat bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai tersebut telah ada dan melekat serta teramalkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pandangan hidup, sehingga materi pancasila yang berupa nilai-nilai tersebut, tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai essensial yang terkandung dalam pancasila yaitu : Ketuhanan, Kemanusiaan, Kerakyatan serta Keadilan,dalam kenyataannya secara objektif telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak zaman dulu. Sejarah bangsa Indonesia memberikan bukti bahwasannya nilai tersebut sudah tercermin dalam pola hidup para nenek moyang bangsa Indonesia dan juga terdapat pada kebijakan-kebiajakan yang di buat oleh para raja/penguasa di berbagai kerajaan di Indonesia pada zaman dulu yang didalamnya sudah mengandung nilai-nilai luhur pancasila yang digunakan sebagai suatu tatanan cara mencapai tujuan-tujuannya bahkan telah menjadi sebuah pandangan hidup masyarakat pada zaman tersebut. Oleh karena itu, Pancasila sebagai inti dari nilai-nilai budaya Indonesia maka Pancasila dapat disebut sebagai cita-cita moral bangsa Indonesia. Cita-cita moral inilah yang kemudian memberikan pedoman, pegangan atau kekuatan rohaniah kepada bangsa Indonesia di dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sehingga menjadi sebuah ideologi bangsa yang harus di hormati serta dijunjung tinggi untuk mwujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia.

3.2 SARAN

(12)
(13)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Kaelani. 2001. Pendidikan Pancasila. Penerbit: Paradigma. Yogyakarta.

Internet

Referensi

Dokumen terkait

Nilai – nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan suatu cerminan dari kehidupan masyarakat Indonesia (nenek moyang kita) dan secara tetap telah menjadi.. bagian yang

Penyataan hidup berbangsa dan bernegara bagi kita bangsa Indonesia tidak dapat dilepas pisahkan dari sejarah masa lampau. Demikianlah halnya dengan terbentuknya

Dengan menggunakan pendekatan ilmu linguistik dan riset genetika, maka asal-usul Bangsa Indonesia bisa dipastikan bukan berasal dari Yunan, akan tetapi berasal dari bangsa Austronesia

Zaman Neolithikum merupakan revolusi dalam kehidupan manusia Indonesia karena …. datangnya nenek moyang bangsa Indonesia masuknya pengaruh Hindu dan Budha perubahan cara

Hal ini dikarenakan, dalam sila Pancasila terdapat nilai-nilai karakter luhur yang dipraktikkan oleh nenek moyang bangsa Indonesia yang kemudian menjadi

Nenek moyang suku Minahasa adalah Dewi Bumi dan Dewa Matahari yang akhirnya melahirkan keturunan Minahasa, cerita ini diceritakan dalam bahasa daerah dan yang mengetahui hanyalah

yang dimaksud Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa merupakan kristalisasi nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat Indonesia. Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila

Terlepas dari mana asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia dan kapan mereka mulai tinggal di wilayah Indonesia, kita harus percaya bahwa nenek moyang bangsa Indonesia telah