• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Algoritma RC4+ Dan IDEA Dalam Mengamankan Pesan Teks

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Implementasi Algoritma RC4+ Dan IDEA Dalam Mengamankan Pesan Teks"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Implementasi Algoritma RC4+ Dan IDEA Dalam Mengamankan Pesan Teks

Zulfadli Lubis*, Chandra Frenki Sianturi

Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Budi Darma, Medan, Indonesia Email: [email protected]

Email Penulis Korespondensi: [email protected]

Abstrak−Adanya teknologi sangat membantu kehidupan manusia dalam melaksanakan berbagai pekerjaan mereka. Teknologi membuat manusia tidak merasa kesulitan, sehingga memudahkan pekerjaan mereka. Komputer merupakan alat yang biasanya dipergunakan untuk mengolah data yang berisi informasi dalam bentuk rahasia ataupun tidak rahasia berdasarkan aturan baku yang sudah ditentukan.Informasi yang dikirim dapat berupa format teks, gambar, audio dan vidio. Informasi dalam bentuk rahasia harus dijaga keamanan dan keasliannya dari pihak- pihak yang tidak seharusnya berhak terhadap informasi tersebut demi keuntungan pribadi atau kelompok. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengamankan dan menjaga kaslian informasi yang bersifat rahasia, salah satunya adalah informasi dalam bentuk pesan teks.Penelitian ini mengggunakan algoritma RC4+ dan IDEA untuk melakukan proses dua kali enkripsi dan dekripsi. Sebuah file yang berisikan pesan akan di enkripsi menggunkan algoritma RC4+, kemudian ciphertext hasil enkripsi algoritma RC4+ akan di enkripsi kembali menggunakan algoritma IDEA, sehingga ciphertext akan sulit untuk di pahami isinya.

Kata Kunci: Kriptografi; Algoritma RC4+; Algoritma IDEA; Pesan Teks

Abstract−The existence of technology really helps human life in carrying out their various jobs. Technology makes humans not feel difficult, thus facilitating their work. A computer is a tool that is usually used to process data that contains information in confidential or non-confidential form based on predetermined standard rules. The information sent can be in the form of text, images, audio and video. Information in confidential form must be kept secure and authentic from parties who are not supposed to have the right to the information for personal or group gain. There are several ways that can be done to secure and maintain confidential information, one of which is information in the form of text messages. This study uses the RC4+ and IDEA algorithms to carry out the encryption and decryption process twice. A file containing a message will be encrypted using the RC4+ algorithm, then the ciphertext encrypted by the RC4+ algorithm will be re-encrypted using the IDEA algorithm, so that the contents of the ciphertext will be difficult to understand.

Keywords: Cryptography; RC4+ Algorithm; IDEA Algorithm; Text Messaging

1. PENDAHULUAN

Adanya teknologi sangat membantu kehidupan manusia dalam melaksanakan berbagai pekerjaan mereka. Teknologi membuat manusia tidak merasa kesulitan, sehingga memudahkan pekerjaan mereka. Komputer merupakan alat yang biasanya dipergunakan untuk mengolah data yang berisi informasi dalam bentuk rahasia ataupun tidak rahasia berdasarkan aturan baku yang sudah ditentukan. Informasi yang dikirim dapat berupa format teks, gambar, audio dan vidio. Informasi dalam bentuk rahasia harus dijaga keamanan dan keasliannya dari pihak-pihak yang tidak seharusnya berhak terhadap informasi tersebut demi keuntungan pribadi atau kelompok. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengamankan dan menjaga kaslian informasi yang bersifat rahasia, salah satunya adalah informasi dalam bentuk pesan teks. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keamanan pesan teks adalah penggunaan teknik kriptografi, dimana teknik kriptografi digunakan untuk melakukan proses enkripsi dan dekripsi sehingga pesan tersebut tidak mudah untuk dibaca dan dipahami isinya.

Algoritma RC4+ dan IDEA (international data encryption algorithm) adalah salah satu algoritma yang dapat digunakan untuk mewujudkan teknik kriptografi. Kedua algoritma tersebut dapat meningkatkan keamanan pesan teks, sebab proses yang akan dilakukan adalah dua kali enkripsi. Algoritma RC4+ adalah algortima yang di kembangkan dari algoritma RC4. Proses pengerjaan algoritma RC4+ sama dengan algoritma RC4 yaitu plaintext akan di XOR dengan kunci. RC4+ bekerja dangan 3 tahap, yaitu Key Scheduling Algorithm (KSA), Prseudo- Random Generation Algorithm (PGRA) dan proses enkripsi dan dekripsi [1]. Sedangkan algoritma IDEA adalah merupakan block cipher (cipher blok), yang beroperasi pada blok plaintext 64 bit. Panjang kuncinya 128 bit. [2], dimana pesan teks akan di enkripsi terlebih dahulu menggunakan algoritma RC4+ yang akan menghasilkan ciphertext, kemudian ciphertext hasil enkripsi algoritma RC4+ akan di enkripsi kembali menggunakan algoritma IDEA, sehingga ciphertext akan sulit untuk di pahami isinya. Algoritma RC4+ cukup dapat diandalkan dalam pengamanan data berbasis teks dikarenakan proses RC4 menggunakan kunci acak. Akan tetapi algoritma RC4+ tetap memiliki kelemahan dari tipe serangan know plaintext dan serangan chiper-only. [1]. Oleh karena itu pengkombinasian kedua algoritma tersebut dapat memanimalisir dan meningkatkan keamanan data teks rahasia.

Berdasarkan masalah di atas, penelitian ini menguraikan proses pengamanaan pesan berupa teks yang akan dienkripsi dan dekripsi menggunakan algoritma kriptografi RC4+, kemudian hasil enkripsi berupa chipertext akan dienkripsi kembali menggunakan algoritma IDEA. Sedangkan proses pengembalian pesan teks rahasia dilakukan dengan proses dekripsi berdasarkan algoritma RC4+. Hasil dekripsi merupakan data chipertext dari algoritma RC4 yang akan didekripsi kembali, sehingga pesan teks rahasia dapat dioptimalkan keamananya dengan dua kali enkripsi..

(2)

2. METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Tahapan Penelitian

Dalam melakukan penelitian agar mendapat hasil seperti yang diharapkan, maka diperlukan tahapan penelitian.

Dimana tahapan penelitian yang akan dilakukan digambarkan.

a.

Studi Literatur

Tahap ini merupakan tahap untuk mengumpulkan referensi yang diperlukan dalam penelitian, yang mana dilakukan untuk memperoleh data-data atau informasi yang di butuhkan dalam penelitian ini.

b.

Analisis

Tahap ini merupakan analisis cara kerja dari algortima RC4+ dan algoritma IDEA dalam mengamnkan pesan teks.

c.

Perancangan Sistem

Tahap ini akan dilaksanakan kebutuhan sistem yang digambarkan dalam flowchart, dan perancangan antarmuka.

d.

Implementasi Sistem

Setelah menganalisis dan merancang sistem, penulis mengimplementasikan sistem tersebut dengan bahasa pemrograman yang penulis gunakan.

e.

Pengujian Sistem

Tahap ini merupakanpengujian sistem yang sudah dibangun sesuai dengan batasan-batasan yang telah penulis tentukan sebelumnya.

f.

Dokumentasi Sistem

Tahap ini merupakan kegiatan untuk menyusunlaporan hasil analisis dan perancangan sistem serta implementasi sistem yang telah dibangun dalam bentuk laporan ini

2.2 Algoritma RC4+

Algoritma RC4+ adalah algortima yang di kembangkan dari algoritma RC4. Algoritma RC4+ adalah sebuah stream cipher yang memiliki sifat kunci simetris dan melakukan proses enkripsi byte per byte dengan operasi biner biasanya menggunakan operasi XOR dengan angka semiacak. Algoritma RC4 memiliki kelemahan yaitu mudah diserang dengan teknik know-plaintext dan ciphertext-only attack. Algoritma RC4 bekerja degan tiga tahap [1], yaitu :

a.

Key Scheduling Algorithm (KSA)

Proses KSA merupakan proses pembentukan tabel S-Box (Tabel Array S) dan Kunci (Tabel array [T]) yang di permutasi sebanyak 256 iterasi. Pseudocode untuk proses inisialisasi S-Box dan Array T:

for (i = 0 ; i<=255; i++){ S-Box[i] = i T[i] = kunci[ i mod panjang_kunci]

}

Pseudocode untuk permutasi isi array S-Box : j = 0 for (i = 0 ; i<=255; i++){

j = (j + S-Box[i] + T[i]) mod 256 Swap( S-Box[i], S[j] ) j = j

}

Setelah dua proses ini dilakukan, maka array S-Box dan array Kunci (T) telah terbentuk.

b.

Pseudo Random Generation Algorithm (PGRA)

Pseudo Random Generation Algorithm (PRGA) Tabel array S-Box akan digunakan pada proses ini untuk menghasilkan key stream yang jumlahnya sama dengan jumlah banyaknya karakter plaintext kemudian akan di-XOR dengan plaintext. Adapun pseudocode proses PRGA ini adalah :

i = 0; j = i

for (i = 0 ; i <= jlh_karakter_plaintext; i++){ i = (i + 1) mod 256 j = (j + S-Box[i]) mod 256 Swap( S-Box[i], S-Box[j] ) t = (S-Box[i] + S-Box[j]) mod 256 Kunci[i] = S-Box[t]

}

c.

Enkripsi dan Dekripsi.

Proses enkripsi dan dekripsi dilakukan dengan cara XOR-biner setiap output z dengan masing-masing elemen polos dalam aliran.Rumus enkripsi :

Ci = Pi XOR zi (1)

2.3 Algoritma IDEA

Algoritma IDEA (international data encryption algorithm) diperkenalkan pertama kali oleh Xuejia Lai dan James Massey pada tahun 1990 dengan nama PES (Proposed Encryption Standard). Algoritma IDEA merupakan block cipher (cipher blok), yang beroperasi pada blok plaintext 64 bit. Panjang kuncinya 128 bit. terdapat tiga operasi yang berbeda untuk pasangan sub-blok 16-bit yang digunakan sebagai berikut [2] :

(3)

1. XOR dari 2 sub-blok 16 bit per bit.

2. Penjumlahan integer modulo (216+1) dua sub-blok 16 bit, dimana kedua sub- blok itu diangggap sebagai representasi biner dari integer biasa.

3. Perkalian modulo (216+1) dua sub-blok 16 bit, dimana kedua sub-blok 16 bit itu dianggap sebagai representasi biner dari integer biasa kecuali sub -blok nol dianggap mewakili integer 216.

2.4 Pesan Teks

Pesan teks adalah tindakan menyusun dan mengirim pesan, biasanya terdiri dari karakter alfabet dan numerik, antara dua atau lebih pengguna perangkat seluler, desktop / laptop, atau jenis komputer lain yang kompatibel. Pesan teks dapat dikirim melalui jaringan seluler, atau mungkin juga dikirim melalui koneksi Internet. Istilah ini awalnya merujuk pada pesan yang dikirim menggunakan Layanan Pesan Singkat (SMS). Ini telah berkembang melampaui teks alfanumerik untuk memasukkan pesan multimedia menggunakan Layanan Pesan Multimedia (MMS) yang berisi gambar digital, video, dan konten suara, serta ideogram yang dikenal sebagai emoji (wajah bahagia, wajah sedih, dan ikon lainnya). Pesan teks digunakan untuk keperluan pribadi, keluarga, bisnis dan social [10].

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan

Berdasarkan rumusan masalah pada bab sebelumnya, masalah yang terjadi adalah bagaimana sebuah pesan teks yang belum disandikan dapat diamankan dan disandikan dengan teknik kriptografi. Teknik kriptografi akan mengacak data teks rahasia menjadi data yang tidak dapat dipahami ketika di baca. Metode yang digunakan dalam pembahasan ini adalah sebuah algoritma kriptografi yaitu IDEA dan RC4+. Algoritma IDEA akan melakukan proses enkripsi terhadap pesan teks sehingga menghasilkan ciphertext. Kemudian hasil ciphertext algoritma IDEA akan dienkripsi kembali menggunakan algoritma RC4+, sehingga pesan teks akan sulit untuk di pahami. Adapun proses enkripsi algoritma IDEA dan RC4+ dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 1. Diagram Enkripsi

Pengembalian ciphertext yang telah dienkripsi digunakan proses dekripsi, dimana proses dekripsi akan mengembalikan pesan teks yang telah dienkripsi ke dalam bentuk awal pesan teks. Hal pertama yang dilakukan pada proses pengembalian pesan teks ke dalam bentuk awal menggunakan proses dekripsi algoritma RC4+, kemudian dilanjutkan dengan proses dekripsi algoritma IDEA yang akan mengembalikan ciphertext ke bentuk awal. Adapun proses ekstraksi dan dekripsi dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 2. Diagram Dekripsi

(4)

Contoh kasus proses perhitungan manual menggunakan algoritma IDEA dan algoritma RC4+. Dalam kasus ini akan diuraikan contoh penerapan enkripsi dan dekripsi sebuah pesan teks dengan menggunakan algoritma IDEA lalu akan dienkripsi kembali menggunakan algoritma RC4+. Sampel plaintext dalam contoh kasus ini adalah sebuah file berisikan pesan yang bertuliskan kata “ZULFADLI” dengan format txt, serta menggunakan kunci yaitu

“BUDIDARMA2”.

3.1.1 Proses Enkripsi Algoritma IDEA

Contoh plaintext dalam proses enkripsi algoritma IDEA adalah sebuah file berisikan pesan yang bertuliskan kata

“ZULFADLI” dengan format txt, serta menggunakan kunci yaitu “BUDIDARMA2”. Berikut proses enkripsi algoritma IDEA:

1.

Konversi Nilai Karakter ke Biner

Tabel 1. Nilai Biner Plaintext

Plaintext Biner

Z 01011010

U 01010101

L 01001100

F 01000110

A 01000001

D 01000100

L 01001100

I 01001001

Tabel 2. Nilai Biner Kunci

Kunci Biner

B 01000010

U 01010101

D 01000100

I 01001001

D 01000100

A 01000001

R 01010010

M 01001101

A 01000001

2 00110010

2.

Penggabungan Kunci

BUDIDARMA2=0100001001010101010001000100100101000100010000010 1010010010011010100000100110010

3.

Pembagian Kunci

Setelah digabungkan, kunci dibagi menjadi 8 kelompok. Pembagian kunci dapat dilihat dibawah ini : KE1 (Putaran 1) = 0100001001010101

KE2 (Putaran 1) = 0100010001001001 KE3 (Putaran 1) = 0100010001000001 KE4 (Putaran 1) = 0101001001001101 KE5 (Putaran 1) = 0100000100110010 KE6 (Putaran 1) = 0100001001010101 KE1 (Putaran 2) = 0100010001001001 KE2 (Putaran 2) = 0100010001000001

4.

Rotasi Biner Kunci

Rotasi biner kunci ke kiri sebanyak 25 karakter. Rotasi dapat dilihat di bawah ini : Biner Kunci

010000100101010101000100010010010100010001000001010100100100110 101000001001100100100001001010101010001000100100101000100010000 01

Biner Kunci Setelah Di Rotasi

100000100010001010010010001000010010101010100010001001001010001 000100000101010010010011010100000100110010010000100101010101000 10

Setelah di rotasi, maka akan menghasilkan kunci baru seperti berikut : KE3 (Putaran 2) = 1000001000100010 KE4 (Putaran 2) = 1001001000100001

KE5 (Putaran 2) = 0010101010100010

(5)

KE6 (Putaran 2) = 0010010010100010 KE1 (Putaran 3) = 0010000010101001 KE2 (Putaran 3) = 0010011010100000 KE3 (Putaran 3) = 1001100100100001 KE4 (Putaran 3) = 0010101010100010

Rotasi tersebut dilakukan sebanyak 7 kali putaran. Putaran ke 7 akan menghasilkan 4 pecahan kunci yg akan digunakan pada proses enkripsi, 4 pecahan kunci dapat dilihat dibawah ini :

KE1 (Transformasi Output) = 1100110100001101 = X1 KE2 (Transformasi Output) = 0100110110001101 = X2 KE3 (Transformasi Output) = 1100111000001110 = X3 KE4 (Transformasi Output) = 0100110000001100 = X4

5.

Proses Enkripsi

Setelah melakukan rotasi pada biner kunci yang menghasilkan biner baru kunci, maka proses enkripsi dapat dilakukan. Proses enkripsi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3. Proses Enkripsi

L RUMUS NILAI PROSES HASIL

1 (X1 * K1) mod (2^16 + 1) 0110000101100010 * 0011000100110010 mod (2^16 + 1)

1011010001101110

2 (X2 + K2) mod 2^16

0110001101100100 + 0011001100110100 mod 2^16

1001011010011000

3 (X3 + K3) mod 2^16

0110010101100110 + 0011010100110110 mod 2^16

1001101010011100

4 (X4 * K4) mod (2^16 + 1) 0110011101101000 * 0011011100111000 mod

(2^16 + 1)

1110000001110011

5 L#1 XOR L#3 1011010001101110 XOR

1001101010011100

0010111011110010

6 L#2 XOR L#4 1001011010011000 XOR

1110000001110011

0111011011101011 7 (L#5 * K5) mod (2^16 + 1) 0010111011110010 *

0011100100110000 mod (2^16 + 1)

1010010011100100

8 (L#6 + L#7)) mod 2^16

0111011011101011 + 1010010011100100 mod 2^16

0001101111001111

9 (L#8 * K6) mod (2^16 + 1) 0001101111001111 * 0011000100110010 mod (2^16 + 1)

0000100000010110

10 (L#7 + L#9)) mod 2^16

1010010011100100 + 0000100000010110 mod 2^16

1010110011111010

11 L#1 XOR L#9 1011010001101110 XOR

0000100000010110

1011110001111000

12 L#3 XOR L#9 1001101010011100 XOR

0000100000010110

1001001010001010 13 L#2 XOR L#10 1001011010011000 XOR

1010110011111010

0011101001100010 14 L#4 XOR L#10 1110000001110011 XOR

1010110011111010

0100110010001001

Kemudian 4 langkah terakhir 11,12,13,14 menjadi nilai X1,X2,X3,X4 untuk proses selanjutnya. Begitu seterusnya sampai 8 putaran. Sehingga diperoleh nilai transformasi dari perhitungan ini:

X1 = L#11 = 1011110000010111 X2 = L#13 = 0101111011011111 X3 = L#12 = 1000001001101111 X4 = L#14 = 1101111001110010

Nilai-nilai ini kemudian ditransformasikan dengan rumus seperti pada table dibawah ini : Tabel 4. Proses Transformasi

Y RUMUS NILAI PROSES HASIL

1 (X1 * K1) mod 1011110000010111 * 0110000110000100 (2^16 + 1) 1100110100001101 mod

(2^16 + 1)

(6)

2 (X2 + K2) mod 0101111011011111 + 1010110001101100 2^16 0100110110001101 mod

2^16

3 (X3 + K3) mod 1000001001101111 + 0101000001111101 2^16 1100111000001110 mod

2^16

4 (X4 * K4) mod 1101111001110010 * 0000001101000100 (2^16 + 1) 0100110000001100 mod

(2^16 + 1)

Hasil proses transformasi menghasilkan biner-biner baru yang disebut dengan ciphertext. Ciphertext dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 5. Ciphertext IDEA

Biner Desimal Karakter

01100001 97 a

10000100 132 ,,

10101100 172 ¬

01101100 108 l

01010000 80 P

01111101 125 }

00000011 3 ETX

01000100 68 D

Ciphertext yg dihasilkan dari proses enkripsi algoritma IDEA akan di enkripsi kembali menggunakan algoritma RC4+.

3.1.2 Proses Enkripsi Algoritma RC4+

Ciphertext hasil enkripsi algoritma IDEA akan di enkripsi kembali menggunakan algoritma RC4+. Plaintext yang digunakan pada proses enkripsi algoritma RC4+ adalah “a,, ¬ l P} ETX D”, sedangkan kunci yang di gunakan pada proses enkripsi algoritma RC4+ adalah “2019”. Adapun proses enkripsi algoritma RC4+ adalah sebagai berikut :

1. Tahap Key Scheduling Algorithm (KSA)

Langkah key scheduling dimulai dengan menginisialisasikan state awal berupa larik yang terdiri dari 256 elemen. Larik state awal dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut ini :

Gambar 3. Larik State Awal

Selanjutnya akan dilakukan perhitungan untuk nilai j. Untuk melakukan perhitungan nilai j maka kunci yang digunakan harus diubah ke dalam kode ASCII.

Tentukan nilai desimal kunci “2019” berdasarkan tabel ASCII. Nilai desimal kunci yaitu : Index 0 1 2 3

Kunci 2 0 1 9 Desimal 50 48 49 57

Kemudian dilakukan perhitungan nilai j yang pertama dengan nilai awal i = 0 dan j = 0 sebagai berikut : j = (j + S[i] + key[i mod keylength]) mod 256

j = (0 + S[0] + key[0 mod 4] mod 256 j = (0 + 0 + 50) mod 256

(7)

j = 50 mod 256

Nilai S[i] = S[0] swap dengan nilai S[j] = S[50] maka, Nilai S[0] = 50 dan nilai S[50] = 0

Langkah ini diulangi hingga i mencapai nilai 255 dan hasil dari tahap key scheduling dapat dilihat pada tabel 3.7 dimana nilai i berada pada baris yang berwarna biru.

Gambar 4. Hasil Key Scheduling Algorithm (KSA) 2. Tahap Pseudo-Random Generation Algorithm(PRGA)

Setelah melakukan tahap Key Scheduling Algorithm (KSA) maka akan dilakukan proses Pseudo-Random Generation Algorithm (PRGA) sebanyak panjang karakter plaintext.

a = 97

,, = 132

¬ = 172

l = 108

P = 80

} = 125

ETX = 3

D = 68

Pada tahap awal inisialisasikan nilai i = 0 , j = 0, k= 0, z = 0, dan w adalah bilangan acak yang merupakan bilangan GCD atau relatif prima dengan panjang S yaitu 256. Selanjutnya lakukan proses seperti berikut:

i = i + w= 0+221 mod 256 = 221

j = k + S[j + S[i]]= 0 + S[0 + S[221]] mod 256

= 0 + S[0 + 76] mod 256

= S[ 76] = 187

k = i + k + S[j]= 221 + 0 + S[187] mod 256

= 221 + 0 + 169 mod 256

= 134

S[i] , S[j]= S[i] = S[221] = 76, S[j] = S[ 187] = 169 SwapS[i] withS[j] = S[i] = S[221] = 169, S[j] = S[187] = 76 z = S[j + S[i + S[z + k]]] = S[187 + S[221 + S[0 + 134]]] mod 256

= S[187 + S[221 + 240]] mod 256

= S[187 + S[205] mod 256

= S[187 + 97] mod 256

= S[28] mod 256 z = 34

(8)

3. Tahap Enkripsi

Pada tahap ini setiap nilai desimal dari karakter yang akan dienkripsi dirubah menjadi bilangan biner, lalu akan dilakukan operasi XOR dengan nilai output z dari perhitungan setiap tahap Pseudo-Random Generation Algorithm (PRGA). Nilai output z dari perhitungan setiap tahap Pseudo-Random Generation Algorithm (PRGA) akan dirubah menjadi bilangan biner. Proses enkripsi setiap karakter,yaitu:

Output z 34 31 214 148 7

Biner 00100010 00011111 11010110 10010100 00000111

Karakter “a” bernilai desimal 97 akan di XOR dengan nilai outup z hasil perhitungan proses PRGA yang pertama yaitu 34.

97 = 10010111 34 = 00100010 ⊕

10110101= 181 dalam tabel ASCII merupakan karakter “µ”.

Proses enkripsi yang telah dilakukan menghasilkan karakter-karakter baru yang disebut dengan ciphertext , lalu akan dibuat dalam bentuk sebuah file berformat txt. Ciphertext hasil enkripsi dapat dilihat pada tabel 6. berikut ini :

Tabel 6. Ciphertext RC4+

Plaintext Ciphertext

a µ

,, ›

¬ z

l ø

P W

} _

ETX

D Ò

3.1.3 Proses Dekripsi Algoritma RC4+

Proses pengembalian plaintext dimulai dengan proses dekripsi algoritma RC4+, dimana proses dekripsi algoritma RC4+ sama dengan proses enkripsi.

Kunci yang digunakan pada proses dekripsi algoritma RC4+ sam dengan proses enkripsi yaitu “2019”. Adapun proses dekriupsi alhoritma RC4+ adalah sebagai berikut :

Karakter “µ” bernilai desimal 181 akan di XOR dengan nilai outup z hasil perhitungan proses PRGA yang pertama yaitu 34.

181 = 10110101 34 = 00100010 ⊕

10010111= 97 dalam tabel ASCII merupakan karakter “a”.

Tabel 7. Plaintext RC4+

Ciphertext Plaintext

µ a

› ,,

z ¬

ø l

W P

_ }

ETX

Ò D

3.1.4 Proses Dekripsi Algoritma IDEA

Setelah melakukan proses dekripsi algoritma RC4+, maka di dapatkan ciphertext proses enkripsi algoritma IDEA.

Kemudian dilakukan proses dekripsi algoritma IDEA unruk mendapatkan plaintext. Proses dekripsi Lgoritma IDEA sama dengan proses enkripsi. Adapun proses dekripsi algoritma IDEA dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 8. Proses Dekripsi

L RUMUS NILAI PROSES HASIL

1 (X1 * K1) mod (2^16 + 1) 0110000110000100 * 1110101000110011 mod (2^16 + 1)

1011110000010111

(9)

2 (X2 + K2) mod2^16 1010110001101100 + 1011001001110011 mod 2^16

1000001001101111

3 (X3 + K3) mod2^16 0101000001111101 +

0011000111110010 mod 2^16

1000001001101111

4 (X4 * K4) mod (2^16 + 1) 0000001101000100 * 0010101111000000 mod (2^16 + 1)

1101111001110010

5 L#1 XOR L#3 1011110000010111 XOR

1000001001101111

0011111001111000

6 L#2 XOR L#4 0101111011011111 XOR

1101111001110010

1000000010101101 7 (L#5 * K5) mod (2^16 + 1) 0011111001111000 *

0100011001100110 mod (2^16 + 1)

1010001010100011

8 (L#6 + L#7)) mod2^16 1000000010101101 + 1010001010100011 mod 2^16

0010001101010000

9 (L#8 * K6) mod (2^16 + 1) 0010001101010000 * 1000011010100110 mod (2^16 + 1)

1011001101001110

10 (L#7 + L#9)) mod2^16 1010001010100011 + 1011001101001110 mod 2^16

0101010111110001

11 L#1 XOR L#9 1011110000010111 XOR

1011001101001110

0000111101011001

12 L#3 XOR L#9 1000001001101111 XOR

1011001101001110

0011000100100001

13 L#2 XOR L#10 0101111011011111 XOR

0101010111110001

0000101100101110

14 L#4 XOR L#10 1101111001110010 XOR

0101010111110001

1000101110000011

Kemudian 4 langkah terakhir 11,12,13,14 menjadi nilai X1,X2,X3,X4 untuk proses selanjutnya. Begitu seterusnya sampai 8 putaran. Sehingga diperoleh nilai transformasi dari perhitungan ini:

X1 = L#11 = 0000111101011001 X2 = L#13 = 0011000100100001 X3 = L#12 = 0000101100101110 X4 = L#14 = 1000101110000011

Nilai-nilai ini kemudian ditransformasikan dengan rumus seperti pada tabel dibawah ini : Tabel 9. Proses Transformasi Dekripsi

Y RUMUS NILAI PROSES HASIL

1 (X1 * K1) mod(2^16 + 1) 1011010001101110 *1011100111100101 mod (2^16+1) 0101101001010101 2 (X2 + K2) mod 2^16 1001011010011000 +1100110011001100 mod2^16 0100110001000110 3 (X3 + K3) mod 2^16 1001101010011100 +1100101011001010 mod2^16 0100000101000100 4 (X4 * K4) mod (2^16 +1) 1110000001110011 *1001011000010100 mod(2^16 + 1) 0100110001001001

Hasil proses transformasi menghasilkan biner-biner baru yang disebut dengan plaintext. Plaintext dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 9.Plaintext Hasil Dekripsi

Biner Plaintext

01011010 Z

01010101 U

01001100 L

01000110 F

01000001 A

01000100 D

01001100 L

01001001 I

(10)

4. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap pengamanan pesan teks yang dienkripsi dua kali menggunakan algoritma RC4+ dan IDEA, maka terdapat beberapa kesimpulan berdasarkan uraian yang telah tercantum pada hasil dan pembahasan sebelumnya. Adapun kesimpulan dari hasil penelitian ini dimana pesan teks dengan format txt dapat diamankan dengan teknik kriptografi. Pengamanan pesan teks dapat dilakukan dengan dua kali proses enkripsi dengan menggunakan algoritma RC4+ dan IDEA sehingga meminimalisir terjadinya kerusakan pada pesan teks.

REFERENCES

[1] D. Iqbal, A. R. Panggabean, I. W. Sinaga dan T. Zebua, ”Implementasi Algoritma RC4+ Untuk Mengamankan Pesan Teks Pada Aplikasi Chatting”, SAINTEKS, pp.916-920, 2019

[2] D. A. Meko ” Perbandingan Algoritma DES, AES, IDEA Dan Blowfish dalam Enkripsi dan Dekripsi Data”, Jurnal Teknologi Terpadu, Vol.4, pp.8- 15, 2018

[3] J. Sasongko, “Pengamanan Data Informasi menggunakan Kriptografi Klasik”, Jurnal Teknologi Informasi Dinamik, vol. x, pp.160-167, 2005

[4] M. Sholeh dan J.V. Hamokwarong,”Aplikasi Kriptografi Dengan Metode Vernam Cipher dan Metode Permutasi Biner”, Momentum, vol. 7, pp.8-13, 2011

[5] R. Watrianthos, “Perbandingan Teknik Kriptografi Metode SAPPHIRE II dan RC4”, Jurnal Ilmiah AMIK Labuhan Batu, vol. 3, pp.17-40, 2015

[6] A.A. Ibrahim, "Perancangan Pengamanan Data Menggunakan Algoritma AES (Advanced Encryption Standard)", Teknik Informatika STMIK Antar Bangsa, vol. III, pp.53-60, 2017

[7] C. A. Sari, E. H. Rachmawanto, D. W. Utomo dan R. R. Sani, ”Penyembunyian Data Untuk Seluruh Ekstansi File Mengguanakan Kriptografi Vernam Cipher dan Bit Shiffing” Journal of Applied Intelligent System, vol.1, pp.179-190, 2016 [8] N. Aleisa, “A Comparison of the 3DES and AES Encryption Standards”, International Jurnal of Security and Its Applications,

vol. 7, pp.241-246, 2015

[9] Immersa-Lab, (2018,feb.13). Fungsi Hash Dalam Kriptografi [online]. Available:https://www. immersa-lab.com/fungsi- hash-dalam-kriptografi.html/

[10] Wikipedia, (2020, Apr.15). Text Messaging [online]. Available:https://en.wikipedia.org/wiki/Text_messaging/

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu untuk menjaga keamanan data atau pesan rahasia, maka sebaiknya pesan yang akan dikirim harus terlebih dahulu dilakukan proses enkripsi, dengan mengkombinasikan

Untuk mengamankan data salah satunya dapat dilakukan dengan teknik steganografi, yaitu teknik untuk menyembunyikan pesan kedalam sebuah media dengan suatu cara

Kriptografi adalah ilmu keamanan pesan yang bertujuan menjaga kerahasiaan informasi yang terkandung dalam data sehingga informasi tersebut tidak dapat diketahui

Kriptografi adalah ilmu keamanan pesan yang bertujuan menjaga kerahasiaan informasi yang terkandung dalam data sehingga informasi tersebut tidak dapat diketahui

Algoritma Enigma digunakan untuk mengamankan teks pesan dan Algoritma Rabin-Williams untuk mengamankan kunci dari pesan yang telah dienkripsi.. Dalam hal ini Algoritma

Pengujian dekripsi terhadap sebuah pesan teks ( plaintext ) dimana pesan teks ( plaintext ) yang terdekripsi dengan kunci yang cocok tersebut dapat kembali ke pesan teks

Untuk mengamankan data salah satunya dapat dilakukan dengan teknik steganografi, yaitu teknik untuk menyembunyikan pesan kedalam sebuah media dengan suatu cara

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, kombinasi kombinasi algoritma RSA dan Triple Transposition Vigenere Cipher dapat mengamankan pesan teks yang telah dikirim