1316 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA LABOLATORIUM VIRTUAL MATERI RANGKAIAN LISTRIK
SEDERHANA KELAS VI MI NURUL HIDAYAH
Muhamad Rifa’i
Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : [email protected]
ABSTRAK
Anggapan bahwa IPA merupakan mata pelajaran yang sulit pun muncul dan melekat pada benak peserta didik. Hal tersebut tentu sangat mempengaruhi motivasi peserta didik dalam mempelajari IPA. Motivasi didalam diri peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dikelas menjadi rendah. Adapun indikator motivasi belajar peserta didik adalah: (a) hasrat untuk belajar; (b) keinginan belajar; (c) dorongan untuk belajar; (d) tekun menghadapi tugas; (e) ulet menghadapi kesulitan; (f ) lebih senang bekerja mandiri. Beberapa penyebab masalah diatas adalah faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VI MI Nurul Hidayah dengan jumlah 12 peserta didik dengan materi rangkaian listrik sederhana. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan menerapkan labolatorium virtual PhET Simulation. Adapun pada siklus I terdapat 42% dari seluruh peserta didik yang tidak mencapai KKM atau terdapat 5 anak yang tidak tuntas, sedangkan 58%
atau diantaranya telah dinyatakan tuntas. Kemudian meningkat menjadi 83%
dari seluruh peserta didik dinyataan tuntas setelah dilakukan tindakan pada siklus II atau 10 orang peserta didik. Peningkatan menjadi 83% ini telah mencapai lebih dari 75% dari indikator ketuntasan keberhasilan yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran labolatorium virtual PhET Simulation tersebut dianggap mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik dinyatakan berhasil.
Kata Kunci : TPACK, PhET Simulation, IPA, Kelas 6.
1317 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:
PENDAHULUAN
Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan. Sebagai buktinya pelajaran ini diberikan kepada peserta didik disemua jenjang pendidikan mulai dari jenjang dasar hingga jenjang atas. Hal ini karena IPA memiliki tujuan untuk menjadikan peserta didik dapat memahami alam semesta serta kaitannya dengan kehidupan manusia, sehingga mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dan lebih menyadari kebesaran maupun kekuasaan penciptanya.
IPA dapat meningkatkan kesadaran tentang tata cara memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan. Selain itu, Samatowa (2016) menyatakan bahwa kesejahteraan materiil suatu bangsa banyak tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar teknologi, dan disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan.
Namun anggapan bahwa IPA merupakan mata pelajaran yang sulit pun muncul dan melekat pada benak peserta didik. Hal tersebut tentu sangat mempengaruhi motivasi peserta didik dalam mempelajari IPA. Motivasi didalam diri peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dikelas menjadi rendah. Adapun indikator motivasi belajar peserta didik adalah: (a) hasrat untuk belajar; (b) keinginan belajar; (c) dorongan untuk belajar; (d) tekun menghadapi tugas; (e) ulet menghadapi kesulitan; (f ) lebih senang bekerja mandiri.
Adapun kemungkinan penyebab masalah diatas adalah faktor instrinsik berupa hasrat untuk belajar, keinginan berhasil serta dorongan kebutuhan belajar dalam diri peserta didik masih sangat kurang. Selain itu, faktor ekstrinsik seperti media pembelajaran yang digunakan guru kurang variatif dan tidak sesuai dengan karakteristik peserta didik, kurangnya penghargaan guru terhadap peserta didik, dan juga kondisi lingkungan yang kurang kondusif.
Peserta didik ini berkembang dalam masa revolusi industri 4.0 yang dimulai tahun 2011. Di mana terjadi perkembangan teknologi yang pesat, seperti digitalisasi dalam banyak lini kehidupan, internet on things, robotic, dan cloud system. Pesatnya teknologi ini tak dapat dipisahkan dari kehidupan peserta didik. Saat ini gawai dan internet sudah sangat melekat pada diri peserta didik.
Mereka memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap hal-hal yang disajikan secara digital, online dan berbasis telepon pintar, tablet, laptop atau komputer.
1318 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:
Mengingat karakteristik peserta didik yang demikian, menjadi penting bagi guru untuk menguasai serta mengaplikasikan Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK). TPACK merupakan sebuah kerangka teoritis untuk mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran (Koehler dkk, 2013). Termasuk dalam memilih media yang digunakan selama kegiatan pembelajaran.
1. Hakikat Pemebelajaran IPA
Mendefinisikan IPA tidaklah mudah, karena sering kurang dapat menggambarkan secara lengkap pengertian sains sendiri. Menurut H.W Fowler, “IPA adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi.” (Trianto, 2012).
Abdullah Aly (2014) menjelaskan bahwa IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh/disusun dengan cara yang khas/ khusus, yaitu melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait-mengkait antara cara yang satu dengan yang lain.
Berdasarkan pengertian para ahli diatas, dapat dikatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada hakikatnya merupakan kumpulan pengetahuan meliputi sikap, proses, produk, aplikasi dan diperoleh dari gejala alam yang diperoleh melalui serangkaian proses sistematis (menggunakan metode ilmiah) sehingga menghasilkan produk berupa konsep, prinsip, teori, hukum yang dipergunakan untuk menghasilkan pengetahuan berupa teknologi yang dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia.
2. Media Pembelajaran Labolatorium Virtual Phet Simulation
Laboratorium dapat dikategorikan sebagai tempat untuk melakukan percobaan atau penelitian dalam berbagai bidang tertentu. Dilaboratorium peserta didik dapat belajar secara langsung dengan menggunakan semua peralatan dan hal ini sangat membantu untuk memecahkan sebuah persoaalan. Virtual Laboratory adalah bentuk inovasi pembelajaran laboratorium dari perangkat lunak (software). Perangkat lunak ini dikembangkan pada berbagai teknologi seperti komputer, gawai, dan lainnya secara efektif dan fleksibel. Penggunaan teknologi ini mempermudah peserta didik dalam belajar sebelum melaksanakan praktikum. Virtual laboratory ini dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan pengetahuan peserta didik dikarenakan didalamnya terdapat aplikasi pendidikan serta simulasi-
1319 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:
simulasi. Media virtual lab yang dapat digunakan adalah media simulasi PhET (Rokhim et al., 2020).
Penggunaan simulasi PhET ini sangat fleksibel karena bisa digunakan dalam hal apapun baik secara dalam jaringan maupun luar jaringan. Dengan ini peserta didik dapat lebih nyaman dalam belajar dan merasa lebih menyenangkan dengan pembelajaran menggunakan media simulasi PhET (Elisa et al., 2017). Ada beberapa kekurangan dalam PhET, yaitu: (a) Keberhasilan penggunaan media ini tergantung pada sikap peserta didik dalam mengikuti pembelajaran; (b) Ketersediaan teknologi sangat penting untuk melakukan simulasi PhET ini; (c) Peserta didik yang kurang dalam penggunaan komputer akan merasa bosan dan menerima begitu saja dalam melakukan simulasi. Keunggulan dari simulasi PhET yaitu mampu mengerjakan percobaan dengan ideal apabila tidak mampu melakukan dengan alat yang sesungguhnya. Dengan PhET Simulation yang dilaksanakan diharapkan dapat menjelaskan semua materi yang abstrak menjadi nyata.
METODOLOGI PENELITIAN
Teknik pengumpulan data digunakan untuk mengumpulkan data sesuai tata cara penelitian sehingga diperoleh data yang dibutuhkan. Menurut Sugiyono (2012 : 224), teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mengumpulkan data.
1. Observasi, Observasi atau pengamatan dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan pengamatan langsung dikelas untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya pada saat kegiatan penelitian sedang dilaksanakan, untuk itu diperlukan seorang observer yang membantu mengamati selama kegiatan penelitian tersebut berlangsung.
2. Tes Tertulis, Alat tes digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik secara individual. Dadang Iskandar (2015) mengemukakan bahwa Tes yaitu serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimilikioleh individu atau kelompok. Dengan kata lain tes meruapakan alat yang digunakan untuk mengukur pengetahuan dan kemampuan
1320 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:
individu atau kelompok. Tes yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu akhir pada setiap siklus.
Menurut Aminah (2018), indikator keberhasilan adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan penelitian tindakan kelas dalam meningkatkan mutu pembelajaran dikelas. Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik alat evaluasi yang digunakan berupa soal yang digunakan untuk mengumpulkan sejumlah data mengenai hasil belajar peserta didik secara individu, sekaligus untuk memperoleh hasil gambaran mengenai daya serap dan tingkat keberhasilan terhadap materi pembelajaran yang telah diberikan, sehingga dapat mengukur tingkat keberhasilan guru dalam mengajar. Penelitian tindakan kelas ini, dapat dinyatakan berhasil apabila persentase keaktifan belajar peserta didik diperoleh rata-rata lebih dari sama dengan 71%. Hasil belajar peserta didik dinyatakan berhasil jika persentase ketuntasan belajar peserta didik lebih dari sama dengan 71%. Dengan tabel keberhasilan seperti berikut:
No Tingkat Keberhasilan Predikat Keberhasilan
1 86 – 100% Sangat Tinggi
2 71 – 85% Tinggi
3 56 – 70% Sedang
4 41 – 55% Rendah
5 <40% Sangat Rendah
Menurut Anitah (2014) motivasi sebagi penggerak aktifitas belajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh individu yang sedang belajar. Sehingga motivasi belajar peserta didik dapat dilihat dari keaktifan peserta didik selama berlangsungnya proses pembelajaran. Lembar observasi untuk memperoleh data keaktifan belajar peserta didik dapat dihitung dengan mencari persentase keaktifan belajarnya peserta didik, dengan rumus:
𝑃 =𝑓
𝑛× 100%
Keterangan:
P = Persentase tiap kriteria
f = Jumlah frekuensi setiap kriteria n = Jumlah peserta didik yang hadir
1321 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:
Tahapan penelitian ini direncanakan menjadi empat tahap, yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Perhatikan gambar berikut:
Keterangan:
0 = Identifkasi Masalah
1 = Rencana Sikus I 5 = Rencana Sikus II 2 = Pelaksanaan Siklus I 6 = Pelaksanaan Siklus II 3 = Observasi Siklus I 7 = Observasi Siklus II 4 = Refleksi Siklus I 8 = Refleksi Siklus II
A = Siklus I B = Siklus II
HASIL PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan oleh peneliti di MI Nurul Hidayah Cengkok. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas VI (enam) sebanyak 12 orang peserta didik, yang terdiri dari 6 orang laki-laki dan 6 orang perempuan. Tes uji kompetensi pada pokok bahasan rangkaian listrik sederhana, dimana proses pembelajarannya dilaksanakan secara biasa dan belum menggunakan teknik labolatorium virtual PhET Simulation. Hasil belajar yang diperoleh peserta didik pada pra tindakan ini dari 12 peserta didik yang memperoleh nilai lebih dari KKM hanya atau lebih hanya 7 orang peserta didik yakni 58,33% saja, sedangkan yang memperoleh nilai KKM sebanyak 5 orang peserta didik yakni 41,67%. Maka hal ini sangat jelas perlu dilakukan evaluasi dan tindakan guna meningkatkan hasil belajar pada materi rangkaian listrik sederhana. Oleh karena itu dilakukan kegiatan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam II siklus, yaitu siklus I dilakukan pada Senin, 5 Desember 2022.
Sedangkan siklus II pada Senin, 12 Desember 2022.
Melalui penelitian ini menunjukkan bahwa pengunaan labolatorium virtual PhET Simulation dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Pada
0
1
2 3
4
5
6 7
8
A B
1322 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:
siklus I terdapat beberapa peserta didik yang masih belum bisa fokus dalam kegian pembelajaran, diantaranya : 1) Ketika berdiskusi/kerja kelompok ada yang hanya bermain/ ngobrol saja; 2) ada beberapa peserta didik yang masih kurang paham dengan materi rangkaian listrik sederhana. Hal ini membuat hasil belajar mereka pun mengalami tidak tuntas, terlihat hanya 58% dari peserta didik yang mampu menyelesaikan hasil akhirnya. Aktifitas peserta didik pada siklus I rata-ratanya berada pada rentang skor 58% - 83% yang berarti cukup.
Presentase tertinggi berada pada indikator ke 3 yaitu memperhatikan dengan presentase 83% atau 10 orang peserta didik. Sedangkan presentase terendah ada pada indikator ke 2 yaitu menjawab dengan 58,33% atau 7 orang peserta didik.
Memasuki siklus II menunjukkan perbaikan atau peningkatan dari sebelumnya, telah terjadi peningkatan indikator yang semuanya yang berada diatas 80%, indikator menjawab dan memahami misalnya ada diangka 83,33%
sedangkan indikator bertanya dan mengamati serta mengikuti ada diangka 91,67%. Semua aktivitas peserta didik pun meningkat dari siklus sebelumnya, Aktifitas menjawab pun juga meningkat dari yang awalnya hanya 58% menjadi 83% pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas belajar peserta didik pada siklus II baik.
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Bertanya Menjawa b
Memper hatikan
Mengiku ti
Memaha mi
Series1 67% 58% 83% 75% 67%
67% 58% 83% 75% 67%
Bertanya Menjawab Memperhatikan Mengikuti Memahami
75.00%
80.00%
85.00%
90.00%
95.00%
Bertanya Menjawa b
Memper hatikan
Mengikut i
Memaha mi Series1 91.67% 83.33% 91.67% 91.67% 83.33%
91.67%
83.33%
91.67% 91.67%
83.33%
Bertanya Menjawab Memperhatikan Mengikuti Memahami
1323 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:
Hasil belajar peserta didik pun juga menunjukkan peningkatan, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata peserta didik meningkat dari siklus I ke siklus II.
Untuk nilai rata-rata pada siklus I yaitu 66,67 ke siklus II menjadi 80,83 telah terjadi peningkatan 14,16. Untuk nilai tertinggi pada siklus I adalah 90 dan siklus II adalah sempurna atau 100. Sedangkan untuk nilai terendah pada siklus I adalah 30, sedangkan pada siklus II adalah 60. Presentase ketuntasan ketunasannya juga meningkat, dari yang semula hanya 58,33% menjadi 83,33% . Pada siklus I jumlah anak yang tidak tuntas mencapai 5 peserta didik, namun pada siklus II jumlah anak yang tidak tuntas telah turun mejadi 2 peserta didik.
Berikut grafik perbandingan antara siklus I dan siklus II.
Keterlibatan sebagain besar peserta didik dalam mengamati, menanya, mencoba, menalar serta mengomunikasikan selama kegiatan pembelajaran mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik secara keseluruhan pada materi rangkaian listrik sederhana. Mereka melakukan pengamatan dan juga bertanya jika ada yang belum diketahui kepada guru, kemudian mereka mencoba dan mengaplikasikannya pada labolatorium virtual PhET Simulation, dan akhirnya mereka mampu mempresentasikan hasil akhir apa yang telah mereka kerjakan didepan kelas. Hal tersebut sesuai dengan Sukmadinata (2016) yang menyatakan bahwa penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun kemampuan motorik.
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00
Rata-rata Nilai Tertinggi Nlai Terendah Ketuntasan Belajar SIKLUS 1 SIKLUS 2
1324 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan menerapkan labolatorium virtual PhET Simulation untuk meningkatkan hasil belajar melalui media labolatorium virtual materi rangkaian listrik sederhana kelas VI MI Nurul Hidayah tahun pembelajaran 2022/2023. Adapun pada siklus I terdapat 42% dari seluruh peserta didik yang tidak mencapai KKM atau terdapat 5 anak yang tidak tuntas, sedangkan 58% atau diantaranya telah dinyatakan tuntas. Kemudian meningkat menjadi 83% dari seluruh peserta didik dinyataan tuntas setelah dilakukan tindakan pada siklus II atau 10 orang peserta didik. Peningkatan menjadi 83% ini telah melampaui 75% dari indikator ketuntasan keberhasilan yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran labolatorium virtual PhET Simulation tersebut dianggap mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik dinyatakan berhasil.
DAFTAR PUSTAKA
Abdjul, T., & Ntobuo, E. 2019. Penerapan media pembelajaran virtual laboratory berbasis phet terhadap hasil belajar siswa pada materi gelombang. Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online (JPFT), 7(3), 26–31. Retrieved from http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/EPFT/article/view/14383 Aly, Abdullah dan Eny Rahma. 2014. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Aminah, S. 2018. Efektifitas metode eksperimen dalam meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran ilmu pengetahuan alam disekolah dasar.
Indragiri Journal, 1(4).
http://journal.indragiri.com/index.php/jind/article/view
Anitah W, Sri, dkk. 2014. Strategi Pembelajaran di SD. Banten: Universitas Terbuka.
Djamarah, Syaiful bahri dan Zain, Aswan. 2014. Strategi Belajar Mengajar.
(Jakarta : PT. Rineka Cipta
Elisa, Mardiyah, A., Ariaji, R., 2017. “Peningkatan Pemahaman Konsep Fisika dan Aktivitas Mahasiswa Melalui Simulasi PHET”. Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengembangan Pembelajaran. FKIP Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. p-ISSN: 2599-1914, e-ISSN: 2599-1132 1, (1), 15-20.
Hasibuan, Malayu SP. 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
1325 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:
Ihsana, 2017. Belajar dan Pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Iskandar, Dadang dan Narsim. 2015. Penelitian Tindakan Kelas dan Publikasinya Untuk Kenaikan Pangkat dan Golongan Guru & Pedoman Penulisan PTK bagi Mahasiswa. Cilacap: Ihya Media
Kendang, Petrus Kia. 2021.
https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/guru-penentu- keberhasilan-belajar-peserta-didik/ diakses pada 20 Desember 2022 Khodijah, Nyayu. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Gafindo Persada Koehler, M. J., Mishra, P., Akcaoglu, M., & Rosenberg, J. M. (2013). The
technological pedagogical content knowledge framework for teachers and teacher educators. ICT integrated teacher education: A resource book, 2-7.
Retrieved from
https://pdfs.semanticscholar.org/8d80/98360cd542c98ac33c47e7b4232919c 0a40a.pdf
Masita, S. I., Donuata, P. B., Ete, A. A., & Rusdin, M. E. 2020. Penggunaan PhET Simulation Dalam Meningkatan Pemahaman Konsep Fisika Peserta Didik. Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika, 5(2), 136.
https://doi.org/10.36709/jipfi.v5i2.12900
Rahmadi, Imam Fitri. Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK):
Kerangka Pengetahuan Guru Abad 21. Vol 6 No. 1 Maret 2019 https://www.researchgate.net/publication/336393884_Technological_Ped agogical_Content_Knowledge_TPACK_Kerangka_Pengetahuan_Guru_
Abad_21.
Rokhim, D., Asrori, M., & Widarti, H. 2020. Pengembangan Virtual Laboratory Pada Praktikum Pemisahan Kimia Terintegrasi Telefon Pintar. JKTP:
Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, 3(2), 216–226.
https://doi.org/10.17977/um038v3i22020p216
Samatowa, Usman. 2016. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : ALFABETA
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2016. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Trianto, 2012. Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: Bumi Aksara,