PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI
BELAJAR SISWA SMAN 5 MUARA TEWEH
Rif' ah Syauki
Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang mengacu pada penerapan model pembelajaran Problem Based Learning. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus, meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XII MIPA SMAN 5 Muara Teweh Tahun Pelajaran 2022/2023. Data pelaksanaan proses pembelajaran oleh guru dilaksanakan melalui lembar observasi proses pembelajaran, data respon siswa terhadap proses pembelajaran dilaksanakan melalui lembar observasi aktifitas siswa, data motivasi belajar siswa dilaksanakan melalui tes formatif. Tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa setelah diterapkan metode Problem Based Learning pada siwa kelas XII IPA materi meyakini hari akhir SMAN 5 Muara Teweh. Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I: nilai rata-rata prestasi belajar siswa 63,33, dengan persentase ketuntasan belajar 41,66% belum berhasil. Sedangkan pada Siklus II: nilai rata-rata prestasi belajar siswa 78,33, dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 83,33%
dinyatakan berhasil.
Kata Kunci : : motivasi belajar, problem based learning .
PENDAHULUAN
Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan dasar dari pembangunan suatu bangsa. Sumber daya manusia yang berkualitas dapat membawa perubahan yang sangat berarti bagi bangsa. Menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas harus melalui suatu proses. Salah satu proses untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah pendidikan.
Allah SWT, mengistimewakan kepada orang-orang yang berilmu sebagaiman pada Qur'an Surah Al-Mujadalah ayat 11 sebagaimana berikut:
ِإَو ۡۖۡمُكَل ُ َّللَّٱ ِحَسۡفَي ْاوُحَسۡفٱَف ِسِل ََٰجَمۡلٱ يِف ْاوُحَّسَفَت ۡمُكَل َليِق اَذِإ ْا َٰٓوُنَماَء َنيِذَّلٱ اَهُّيَأَََٰٰٓي ۡرَي ْاو ُزُشنٱَف ْاو ُزُشنٱ َليِق اَذ
ُ َّللَّٱ ِعَف
ٞريِبَخ َنوُلَمۡعَت اَمِب ُ َّللَّٱ َو ٖۚ ت ََٰج َرَد َمۡلِعۡلٱ ْاوُتوُأ َنيِذَّلٱ َو ۡمُكنِم ْاوُنَماَء َنيِذَّلٱ ١١
Artinya : Wahai orang-orang beriman ! apabila dikatakan kepadamu:
"Berilah kelapangan dalam majlis-majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang- orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti apa yang kamu kerjakan.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal adalah tempat anak dapat mengembangkan pengetahuan dan potensi yang dimilikinya. Namun Siswa merasa aktivitas belajar di sekolah tidak bermakna, atau tidak berhubungan dengan tujuan dan minat yang dimilikinya. Pengetahuan yang mereka peroleh seolah hanya untuk digunakan untuk ujian saja. Hal ini dapat terjadi karena banyak aktivitas mengajar di kelas yang sangat membosankan, misalnya ketika guru hanya menggunakan metode ceramah maka tidak ada interaksi antara guru dan siswa. Siswa yang pasif akan merasa pembelajaran membosankan, tidak ada motivasi untuk belajar. Padahal, jika siswa termotivasi untuk belajar, maka tidak ada lagi siswa yang menganggap sekolah tempat yang membosankan.
Pembelajaran menjadi menyenangkan dan bermakna bagi siswa.
Motivasi belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa. Proses pembelajaran di kelas dapat mencapai tujuan apabila di dalam diri siswa tertanam motivasi belajar yang baik. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar (Sardiman, 2010:73). Siswa yang memiliki motivasi belajar yang kuat akan merasa senang mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah.
Seorang guru harus tahu bagaimana memahami perkembangan psikologi anak sehingga tahu strategi yang tepat untuk memotivasinya. Salah satu caranya adalah menggunakan model pembelajaran yang merangsang anak untuk terlibat dalam proses belajar mengajar. Model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dan menjadikan pembelajaran lebih bermakna adalah Problem Based Learning.
Model pembelajaran ini sangat mendukung peserta didik dapat: (1) menumbuhkan inisiatif peserta didik dalam bekerja; (2) bekerjasama dalam menyelesaikan tugas dengan kelompok; (3) mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok; (4) membantu peserta didik menjadi generasi yang mandiri dan berpikir kritis; (5) meningkatkan motivasi belajar peserta didik (Rusmono, 2012:81).
Berdasarkan pengalaman penulis mengajar di SMAN 5 Muara Teweh Kabupaten Barito Utara terlihat bagaimana proses belajar mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas XII Tema Beriman Kepada Hari Akhir pada Kompetesi Dasar (KD) 3.3, meganalisis dan mengevaluasi makna iman kepada hari akhir, hanya sedikit siswa yang terlihat aktif bertanya, siswa yang tidak mengerti cenderung diam, tidak fokus, catatan tidak lengkap, buku pelajaran ketinggalan, dan terlihat bermalas-malasan. Ditambah lagi cara mengajar guru yang monoton dengan metode ceramah. Hal ini menyebabkan siswa menjadi tidak kreatif dan sulit berkembang.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa SMAN 5 Muara Teweh".
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kelas XII IPA SMAN 5 Muara Teweh yang beralamat di Jalan Padat Karya RT.06 Desa Lemo II Kecamatan Teweh Tengah Kabupaten Barito Utara Provinsi Kalimantan Tengah.
Setting lokasi ini tidak sengaja dibuat sedemikian rupa melainkan dibiarkan apa adanya seperti sebelum diadakan penelitian, hal ini sesuai dengan karekateristik PTK,bahwa Penelitian Tindakan Kelas dilakukan secara alamiah dan wajar. Pada pelaksanaanya metode Problem Based Learning ini diterapkan ketika aktifitas rutin dilakukan selama pembelajaran berlangsung, yaitu pada saat siswa belajar materi beriman kepada hari akhir.
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Mukhlis (2000:3) adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan .
Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan pratek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5).
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Jhon Elliot, yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi (Arikunto.dkk,2012).
Dalam penelitian tindakan kelas ini penulis menggunakan 2 siklus, adapun rancanganya sebagai berikut:
1. Tindakan siklus I a. Perencanaan
Pelaksanaan pembelajaran (RPP), media pembelajaran, dan
menggunakan model PBL, lembar kerjasiswa, lembar tes dan lembar observasi siswa.
b. Tindakan
Pada tahap ini peneliti akan menggunakan model PBL dengan diskusi kelompok kecil dengan mengimplementasikan sesuai RPP yang telah dibuat.
c. Observasi
Pada tahap penelitian ini, peneliti berbarengan dengan observer melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung dengan mengacu pada lembar observasi guru serta siswa. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan, bakat, minat serta tanggungjawab siswa dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL).
d. Refleksi
Pada tahap ini, penelitian dan guru melakukan evaluasi dari tindakan siklus I dimana hasil pembelajaran mengacu pada lembar observasi serta evaluasi lembar kerja siswa. Jika hasil yang diharapkan belum tercapai, maka akan dilanjutkan dengan tindakan siklus II (Rahman, 2018:11).
2. Tindakan siklus II
Penelitian tindakan siklus II ini dimaksudkan sebagai perbaikan dari penelitian tindakan siklus I. Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus identik dengan tindakan siklus I, yakni perencanaan (planning), tindakan, observasi dan refleksi. Pada tahap ini dilakukan refleksi terhadap siklus I dan siklus II. Apabila target telah tercapai maka siklus dianggap selesai, sebaliknya apabila target belum tercapai maka akan dilanjutkan dengan siklus selanjutnya yang dimaksudkan untuk perbaikan siklus sebelumnya.
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif
Dengan : X = Nilai rata-rata
Σ X = Jumlah semua nilai siswa Σ N = Jumlah siswa
2. Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari sama dengan 65%.
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
% . 100
.
. x
Siswa
belajar tuntas
yang Siswa
P=
HASIL PENELITIAN
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 6 bulan Desember tahun 2022 (Minggu Pertama) di SMAN 5 Muara Teweh dengan jumlah siswa 12 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru, sedang yang bertindak sebagai pengamat (observer) adalah guru Biologi.
Adapun proses pembelajaran mengacu pada RPP yang telah di persiapkan dengan model pembelajaran problem based learning. Sedangkan siklus II dilaksanakan pada tanggal 14 bulan Desember tahun 2022 ( Minggu kedua ) di
= N
X X
SMAN 5 Muara Teweh kelas XII IPA dengan jumlah siswa 12 orang. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru, sedang yang bertindak sebagai pengamat (observer) adalah salah seorang guru sejawat. Adapun proses pembelajran mengacu pada RPP yang sama dengan siklus I yang telah direvisi yaitu model pembelajaran problem based learning (Hanifah, 2014:20).
Aktivitas guru pada data penelitian tentang pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning pada siklus I dapat di kategorikan “Baik” karena hanya mendapat skor 21, dan persentase yang di dapatkan untuk aktivitas mengajar guru adalah 65%. Namun aktivitas guru dalam pembelajaran tersebut hendaknya lebih di tingkatkan lagi pada siklus selanjutnya. Aktivitas pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan model pembelajaran yang sama yaitu problem based learning (PBL) pada siklus ini meningkat dengan predikat “Sangat Baik” karena sudah mendapat skor 25, dan persentase yang di dapatkan untuk aktifitas mengajar guru adalah 78%. Dengan demikian guru sudah berhasil menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.
Dapat dilihat pada grafik berikut:
Kemudian data untuk aktifitas siswa pada pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL) pada siklus II ini di kategorikan “Sangat Aktif” dengan jumlah skor 19, dengan persentase yang didapatkan untuk aktivitas siswa adalah 79%, peningkatan motivasi ini sangat signifikan dari hasil siklus I, dengan kategori "Aktif" dengan jumlah skor 15 dengan persentase 62%.
Dengan meningkatnya keaktifan siswa tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran telah berhasil di laksanakan dan tentunya berpengaruh pada peningkatan pada motivasi belajar siswa. Sejalan dengan hasil ini Secara teoritis motivasi siswa juga merupakan salah satu faktor yang juga mempengaruhi keberhasilan belajar. Apabila seorang siswa berpedoman pada dimensi-dimensi motivasi maka akan menimbulkan hasil belajar yang sangat baik untuk siswa (Andriani dan Rasto:2019). Dapat kita lihat melalui grafik :
Siklus I Siklus II
Skor 21 25
Persentase(%) 65 78
200 4060 10080
Skor Persentase(%)
Data penelitian untuk peningkatan hasil belajar siswa akan disajikan pada tabel berikut :
Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I.
Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran problem based learning sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan.
Pada siklus II ini ketuntasan secara klasikal telah tercapai, sehingga penelitian ini hanya sampai pada siklus II.
Penjelasan peneliti di atas diamini oleh tulisan Parnawi (2020:4) adanya hal yang berbeda dari hal yang biasa dilakukan guru dalam praktek pembelajaran sebelumnya, karena yang sudah dilakukan belum memberikan hasil yang memuaskan.
Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran problem based learning memiliki dampak positif dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru ketuntasan belajar meningkat dari sklus I : 41,66% kemudian peningkatan terjadi di siklus II : 83,33%. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai (Andriani dan Rasto, 2019).
KESIMPULAN
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat
No Uraian Hasil Siklus
I
Hasil Siklus II 1
2 3
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar
63,33 5 41,66%
78,33 10 83,33%
0 20 40 60 80 100
Skor Persentase(%)aktif
Siklus I /aktif Siklus II /sangat aktif
disimpulkan sebagai berikut: Pertama Pembelajaran dengan model pembelajaran problem based learning memiliki dampak positif dalam meningkatkan motivasi serta prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklusnya, siklus I (27,27%), dan siklus II (86,36%). Kedua Penerapan model pembelajaran problem based learning mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan hasil refleksi dengan sebagian siswa, rata-rata jawaban siswa menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan model pembelajaran ini sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur'an Terjemah Tematik. 2011 Al – Fattah .Bandung : CV Mikraj Khazanah Ilmu
Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Daryanto.2014. Pembelajaran Tematik, Terpadu, Terintegrasi (kurikulum 13).
Yogyakarta: GAVA MEDIA
Berg, Euwe Vd. (1991). Miskonsepsi agama islam dan Remidi Salatiga:
Universitas Kristen Satya Wacana.
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Joyce, Bruce dan Weil, Marsh. 1972. Models of Teaching Model. Boston: A Liyn dan Bacon.
Masriyah. 1999. Analisis Butir Tes. Surabaya: Universitas Press.
Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Panitia Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-guru se-Kabupaten Tuban.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press. Universitas Negeri Surabaya.
Soedjadi, dkk. 2000. Pedoman Penulisan dan Ujian Skripsi. Surabaya; Unesa Universitas Press.
Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT.
Rineksa Cipta.
Usman, Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Widoko, 2002. Metode Pembelajaran Konsep. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Ziplin, 2021. PROBLEM-BASED LEARNING UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI DI SMK NEGERI 3 TEBO. Jambi : TEACHER : Jurnal Inovasi Karya Ilmiah Guru Vol. 1 No. 1 September 2021, e-ISSN : 2807-8667| p-ISSN : 2807-8837 Sawitri, Retno Indah, 2020. Problem-Based Learning: Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI di SMA Negeri 1 Mlati.
Sleman: Jurnal Pendidikan Madrasah, Volume 5, Nomor 2, November 2020 P-ISSN: 2527-4287 - E-ISSN: 2527-6794
Ramadhan, Ossi Marga, Hermawan, Acep Heris, dan Erihadiana, Mohamad, 2021. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam di Era New Normal. Jurnal Intelektual: Jurnal Pendidikan dan Studi Keislaman, Volume 11, Nomor 1, April 2021 p-ISSN: 1979-2050/e-ISSN: 2685-4155 Rahman, Taufiqur, 2018. Aplikasi model-model Pembelajaran dalam Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: CV.Pilar Nusantara
https://books.google.co.id/books?id=2CenDwAAQBAJ&lpg=PR5&ots=M HazsvQPmO&dq=tahapan%20kegiatan%20PTK&lr&hl=id&pg=PR1#v=o nepage&q=tahapan%20kegiatan%20PTK&f=true
Hanifah, Nurdinah, 2014. Memahami Penelitian Tindakan Kelas :Teori dan Aplikasinya. Bandung : UPI PRESS
https://books.google.co.id/books?id=SQVKDwAAQBAJ&lpg=PR5&ots=j MImTsK5zx&dq=tahapan%20kegiatan%20PTK&lr&hl=id&pg=PR3#v=on epage&q=tahapan%20kegiatan%20PTK&f=false
Safitri, Annisa dan Sukma, Elfia, Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Tema 3 Menggunakan Pendekatan Saintifik di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Tambusai, Halaman 3132-3144 Volume 4 Nomor 3 Tahun 2020, SSN: 2614- 6754 (print)ISSN: 2614-3097(online)
Andriani,Rike dan Rasto, 2019. Motivasi belajar sebagai determinan hasil belajar siswa Bandung : JURNAL PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN Vol.4 No.1, Januari 2019, Hal.80-86 Copyright © 2019, EISSN2656-4734
Parnawi, Afi, 2020.Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Actioan Research).Yogyakarta : Grup Penerbitan CV. Budi Alam.
https://books.google.co.id/books?id=djX4DwAAQBAJ&lpg=PP1&ots=HZ -
I8xAfHc&dq=buku%20kapan%20siklus%20PTK%20berakhir&lr&hl=id&
pg=PR4#v=onepage&q&f=false