iv
TINJAUAN HUKUM TERHADAP DISAHKANNYA
PERKAWINAN BEDA AGAMA MENURUT ALIRAN
ISLAM LIBERAL DIKAITKAN DENGAN HUKUM
ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1974
TENTANG PERKAWINAN
ABSTRAK
Berdasarkan Pasal 2 Ayat (1) dan (2) Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, dinyatakan bahwa suatu perkawinan sah apabila dilakukan menurut ketentuan hukum agama dan dicatatkan. Dalam hal perkawinan beda agama khususnya dalam hukum Islam, perkawinan beda agama tidak sah. Ketentuan ini sesuai dengan syari at Islam yang berdasarkan Al-Qur an dan Hadist dan didukung dengan Fatwa Ulama. Ketentuan ini juga di tegaskan dalam bentuk peraturan perundang-undangan, yaitu diatur dalam Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam. Namun kemudian ketentuan ini ditentang oleh aliran Islam. Menurut mereka perkawinan beda agama adalah sah. Alasannya bermacam-macam seperti perbedaan penafsiran Al.Qur an, Hak Asasi Manusia, dan toleransi antar agama. Permasalahan yang muncul karena adanya pemikiran ini adalah terjadinya ketidakpastian hukum tentang perkawinan beda agama, karena sahnya perkawinan berdasarkan hukum agama. Pemikiran diusung oleh para ulama dan intelektual Islam sehingga menyebabkan kebingungan di masyarakat terutama umat Islam.Oleh karena itu dalam skripsi ini penulis meneliti dasar pemikiran aliran Islam Liberal yang mensahkan perkawinan beda agama dan keabsahan serta akibat hukumnya dikaitkan dengan hukum Islam dan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode pendekatan yuridis normatif, dengan spesifikasi deskriptif analitis, tahapan penelitiannya adalah penelitian kepustakaan dan lapangan, Pengumpulan data diperoleh melalui studi dokumen dan studi lapangan, dan metode analisis yang digunakan adalah yuridis kualitatif.