• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menguak Konspirasi Di Balik Program Kesehatan Reproduksi Remaja (Krr) Remaja: Hati-hati Terjebak Seks Bebas.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Menguak Konspirasi Di Balik Program Kesehatan Reproduksi Remaja (Krr) Remaja: Hati-hati Terjebak Seks Bebas."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

MENGUAK KONSPIRASI DI BALIK PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (KRR)

REMAJA: HATI-HATI TERJEBAK SEKS BEBAS*1

Oleh dr. Arti Rosaria Dewi (Dosen Fakultas Kedokteran UNPAD)

ABSTRAK

Remaja merupakan asset bangsa. Sayangnya banyak remaja saat ini terjebak dalam

masalah free sex, KTD (kehamilan tidak diinginkan), aborsi, narkoba, dan terkena penyakit

menular seksual termasuk HIV/AIDS. Sebagai upaya menanggulangi permasalahan tersebut,

Indonesia sebagai salah satu peserta ICPD, melaksanakan program KRR. Faktanya,

permasalahan remaja tidaklah tuntas bahkan semakin merebak. Dari hasil analisis, terdapat

kelemahan pada program KRR yang merupakan produk Barat ini. Program KRR yang lahir dari

paham sekulerisme dan liberalisme terbukti tidak bisa menjadi solusi bahkan hanya menambah

permasalahan. Islam sebagai ‘way of life’ memiliki solusi yang lebih unggul dalam

mengentaskan permasalahan remaja ini. Islam mengantarkan remaja pada kehidupan

masyarakat yang sehat, terhormat, berperadaban tinggi, dan diridhoi Allah SWT.

PENDAHULUAN

Sejatinya, remaja merupakan asset bangsa, pelanjut estafet tongkat kepemimpinan dan

pembangunan bangsa,ironinya saat ini mereka tengah berada dalam perilaku seks bebas hingga

aborsi, bahkan tidak sedikit diantaranya yang kecanduan narkoba dan terkena HIV/AIDS.

Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah melaksanakan program KRR (Kesehatan

Reproduksi Remaja) yang merupakan elemen kespro yang digagas pada International

1 Disampaikan pada acara Talkshow Kesehatan Reproduksi Remaja, diselenggarakan

(2)

Conference Population Development (ICPD) tahun 1994 di Kairo. Indonesia sebagai salah satu

peserta konferensi diwajibkan untuk menerapkan konsep tersebut. Fakta menunjukkan setelah

pelaksanaan program KRR selama beberapa tahun tidaklah berhasil menurunkan angka pelaku

free sex, KTD, aborsi, ataupun penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS. Hal ini patut

menjadi bahan evaluasi, sudah tepatkah program KRR dalam mengatasi permasalahan remaja?

SEKILAS MENGENAL PROGRAM KRR

Program KRR dilaksanakan untuk mengatasi berbagai permasalahan remaja atau yang

sering disebut dengan Triad KRR yakni SEKSUALITAS diantaranya seks bebas, kehamilan tidak diinginkan, aborsi, HIV/AIDS dan NAPZA).1

KRR menawarkan konsep ABC yaitu A = Abstinence, yakni tidak melakukan

hubungan seks sebelum menikah. Akan tetapi, jika sudah terlanjur ‘ngeseks’ maka diterapkan

konsep B, yakni Be Faithfull, yakni saling setiap ada pasangannya. Lalu, konsep C = Condom,

yakni anjuran untuk memakai kondom agar tidak hamil dan tertular penyakit menular seksual

(PMS). Selain mengenalkan alat reproduksi dan informasi penyakit menular seksual, KRR juga

menyebarkan ide seks aman, aborsi aman, juga pengakuan homo dan lesbianisme yang

dianggap sebagai identitas seksual.1

FAKTA MASALAH REMAJA PASCA PENERAPAN PROGRAM KRR

Lalu, apakah KRR bisa mengatasi permasalahan remaja? Sejauh setelah program

tersebut dijalankan, program KRR ternyata tidak berhasil membendung permasalahan remaja,

bahkan sebaliknya permasalahan remaja kian hari semakin bertambah banyak dan kompleks.

Berdasarkan penelitian YKB di 12 kota besar di Indonesia pada tahun 1992 menunjukkan

(3)

33 provinsi pada tahun 2008 menunjukkan bahwa pelaku seks pranikah bertambah jumlahnya

menjadi 62,7% atau 26,23 juta remaja. Jumlah angka aborsi sebagai akibat seks pranikah pun

meningkat tajam. Jika tahun 2002 ada 3 juta aborsi, maka survey KPA pada tahun 2008

menunjukkan angka 7 juta. 2 Merebaknya seks bebas juga menyebabkan banyaknya penyakit

menular seksual termasuk HIV/AIDS. Diperkirakan 10-20 juta jiwa penduduk Indonesia rawan

tertular HIV. Sebanyak 81,87 % penderita AIDS tersebut adalah remaja. Angka

penyalahgunaan narkoba menurut BNN pada tahun 2004 adalah 2,3juta.3

ANALISIS

Lalu, apa yang salah dengan KRR? Disadari atau tidak, KRR memang lahir dari

gagasan Barat yang mengusung kebebasan bertingkah laku. Pengenalan alat reproduksi akan

member persepsi seksual ditengah maraknya paparan fakta seksual. Sesungguhnya naluri

seksual adalah potensi alamiah yang diberikan Allah untuk melanjutkan eksistensi manusia di

muka bumi ini, dan hanya akan terstimulasi manakala ada rangsangan dari luar. Adanya

persepsi seksual dan fakta seksual akan merangsang syahwat sehingga timbullah seks bebas.

Dalam KRR, selama seks dilakukan secara aman dengan kondom dan pasangan tetap, tidaklah

menjadi masalah. Dengan dalih mencegah tingginya angka kematian ibu dan demi kesehatan

mental, remaja wanita dengan kehamilan tidak diinginkan berhak untuk melakukan aborsi

(aman). Padahal sesungguhnya tidak ada aborsi yang benar-benar aman bahkan oleh tenaga

medis sekalipun. Aborsi memiliki resiko perforasi (sobeknya) dinding rahim, incompetentia

cervical ssehingga cenderung keguguran pada kehamilan selanjutnya, infertilitas, gangguan

haid, gangguan mental (gangguan kejiwaan, frigiditas dll) bahkan kematian. Berdasar

(4)

Ketika agama mengharamkan zina dan aborsi, KRR malah menghalalkan bahkan

memprogramkan, sehingga akibatnya seks bebas, aborsi, HIV/AIDS semakin merebak.

Kondom disosialisasikan dalam berbagai event. Masyarakat kembali dibohongi, sesungguhnya

penelitian ilmiah sudah membuktikan bahwa kondom tidaklah mencegah penularan HIV/AIDS,

pori-pori kondom masih jauh lebih besar daripada ukuran virus itu sendiri.

HIV/AIDS sendiri, menurut ilmuwan Amerika, sejatinya adalah senjata biologis yang

sengaja dibuat Amerika untuk melakukan depopulasi negara-negara dunia ketiga (mayoritas

muslim) termasuk Indonesia.4 Jadi bila kita kritisi, seks bebas, aborsi, kontrasepsi, HIV/AIDS

adalah alat Amerika untuk menghancurkan tatanan keluarga muslim, melakukan genocide bagi

negeri-negeri muslim demi kepentingan imperialisme Amerika.

SOLUSI ISLAM

Berbeda dengan KRR, Islam memiliki solusi yang selama 13 abad telah dipraktekkan

dan mampu menjaga kemuliaan dan eksistensi umat Islam. Islam mengharamkan khalwat

(laki-laki dan wanita berduaan), mengharamkan ikhtilath (campur baur laki-laki dan wanita),

mewajibkan menutup aurat bagi laki-laki dan wanita, menundukkan pandangan, memelihara

kemaluan, mengharamkan untuk mendekati apalagi berzina, menjadikan aktivitas asal wanita di

dalam rumah sebagai ibu dan pengatur rumah tangga, mengharamkan jual beli miras-napza,

mendorong menikah, sistem sanksi yang membuat jera pelaku dan mencegah orang lain

melakukannya, serta sistem pendidikan dan sistem penerangan Islam untuk membentuk

perilaku seks bersyariat. Tidak ada aturan yang lebih baik selain aturan dari Allah Yang Maha

(5)

DAFTAR PUSTAKA

1. Budiharsana M, Lestari H. Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR). The Ford Foundation; 2002.

2. Pergaulan Remaja Makin Mengkhawatirkan. Suara Karya. 2009 02/0602009.

3. Indonesia MHT. Stop KRR Jangan Jerumuskan Remaja pada Gaul Bebas. Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia 2009.

Referensi

Dokumen terkait

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian kombinasi fraksi etil asetat akar Pasak Bumi dan doxorubicin pada tikus betina Sprague Dawley yang

Pasal 25 ayat (1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 menegaskan bahwa segala putusan pengadilan selain memuat alasan dan dasar putusan tersebut, memuat pula pasal tertentu

Menjelaskan dasar perawatan mekanisme mesin pada mata pelajaran Ketrampilan Dasar Teknik Otomotif. Ternyata aktivitas siswa terhadap pem-belajaran Ketrampilan Dasar

Kegunaan penelitian ini adalah untuk pengembangan kemampuan berfikir yang sesuai dengan disiplin ilmu pengetahuan yang dimiliki, guna dapat mengungkapkan secara obyektif

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 51OS) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah

Pembelajaran dengan model pembelajaran problem posing menekankan pada aktivitas siswa untuk melakukan penyelidikan pemecahaan suatu permasalahan berupa soal yang

Berdasarkan masalah-masalah yang telah peneliti rumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara burnout dengan