• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) PADA SISWA KELAS X DI SMA BUDI MURNI 3 MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) PADA SISWA KELAS X DI SMA BUDI MURNI 3 MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) PADA SISWA KELAS X DI SMA BUDI MURNI 3 MEDAN

TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

DEDI RIWANTO PURBA NIM. 081266110011

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

i

Skripsi : Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMED. 2014

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar teknik passing bawah siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas melalui penerapan gaya mengajar Team Games Tournament. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-a yang berjumlah 40 orang. Untuk memperoleh data hasil belajar, siswa diberikan tes diakhir siklus.

Setelah data terkumpul akan dilakukan analisis: (1) Tes hasil passing bawah sebelum diterapkan gaya mengajar Team Games Tournment diperoleh hasil, yaitu 7 siswa (17,5%) telah mencapai standart ketuntasan belajar dan 33 siswa (82.5%) belum mencapai standart ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 58,74975. (2) Setelah diterapkan pembelajaran melalui gaya Mengajar Team Games Tournament pada siklus I diperoleh hasil, yaitu 18 siswa (45%) telah

mencapai standart ketuntasan belajar dan 22 siswa (55%) belum mencapai standart ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 67,91625. (3) Pembelajaran dilanjutkan ke siklus II kemudian siswa kembali diberikan tes, dan diperoleh hasil yaitu 38 siswa (90%) telah mencapai standart ketuntasan belajar dan 2 siswa (10%) belum mencapai standart ketuntasan belajar dengan nilai rata-rata 86.45975.

Dalam hal ini dapat dilihat bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar

passing bawah siswa setelah diberi perlakuan, sehingga dapat disimpulkan bahwa

melalui penerapan gaya mengajar Team Games Tournamet dapat meningkatkan

hasil belajar passing bawah siswa kelas X SMA Budi Murni 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014.

(5)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur pertama sekali penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Passing Bawah Bola Voli Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

(Team Games Tournament) Pada Siswa Kelas X Di SMA Budi Murni 3 Medan Tahun

Ajaran 2013/2014.”

Selama penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Bapak Drs. Basyaruddin Daulay, M.Kes Dekan FIK UNIMED. 3. Bapak Drs. Suharjo, M.Pd Pembantu Dekan I FIK UNIMED. 4. Bapak Drs. Mesnan, M.Kes Pembantu Dekan II FIK UNIMED. 5. Bapak Dr. Budi Valianto, M.Pd Pembantu Dekan III FIK UNIMED.

6. Bapak Drs. Suryadi Damanik, M.Kes Sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi ( PJKR ) FIK UNIMED.

7. Bapak Afri Tantri, M.Pd Sekretaris Jurusan PJKR FIK UNIMED yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Bapak Raswin, S.Pd, M.Pd yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Bapak / Ibu Dosen FIK UNIMED yang juga turut serta dalam membantu penyelesaian skripsi ini.

10. Terima kasih kepada kepala sekolah, Bapak/ibu terkusus abangda Lidon Sianipar, S.Pd selaku guru Olahraga yang telah membantu dan memberikan izin penelitian.

11. Yang paling penulis sayangi Ibunda Tercinta R, br Samosir Terima kasih atas

segala yang telah ibunda berikan, segala doa yang dipanjatkan dan segala nasihat yang diberikan. Tiap tetes keringatmu jadi semagatku untuk maju

(6)

iii

12. Terima kasih juga kepada semua kakak saya atas segala motivasi dan dukuganya yang telah kalian berikan dan saya bangga punya kaka seperti kalian semua.

13. Terima kasih kepada Abangda Kamil, Abangda Saut M T Hutapea, S.Pd (Cecep) dan kepada rekan-rekan tim SAR Kolam Renang SCC UNIMED. 14. Terima kasih kepada rekan-rekan Orestu Situmorang S.Pd selaku kepala

sekolah SMP Putri Sion Daniel sihombing S.Pd, Winarto silaban S.Pd, Dwi Putra perangin-angin S.Pd, Bonar panjaitan Amd.T yang telah turut serta membantu dalam penelitian ini.

15. Tidak lupa juga penulis ucapkan terimakasih kepada rekan – rekan mahasiswa FIK UNIMED khususnya PJS A dan B Reguler 2008.

Akhirnya segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal ibadah yang diterima oleh yang Yang Mahakuasa. Selanjutnya tulisan ini dipersembahkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya, dan prestasi pada khususnya. Amin

Medan, April 2014

(7)

iv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

2.1 Kerangka Teoritis 7

2.1.1. Hakikat Mengajar dan Gaya Mengajar 7

2.1.2. Pembelajaran kooperatif 8

2.1.3. Model-Model Pembelajaran Kooperatif 11

2.1.4. Hakikat Permainan Bola Voli 16

2.1.5. Hakikat TGT Dalam Pembelajaran Passing Bawah 23

2.2 Kerangka Konseptual 25

2.3 Rumusan Hipotesis 25

2.3.1 Hipotesis penelitian 25

BAB III METODE PENELITIAN 26

3.5.2. Teknik Penilaian Tes Penelitian 30

3.6. Teknik Analisis Data 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 33

4.1. Deskripsi Penelitian 33

(8)

v

4.1.2. Siklus I 35

4.1.3. Siklus II 42

4.2. Hasil Penelitian 48

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 53

5.1. Kesimpulan 53

5.2. Saran 54

(9)

vi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif 11

Tabel 2.2. Lembar Skor Game TGT 25

Tabel 4.1. Deskripsi Hasil Tes Awal Passing Bawah Bola Voli 34 Tabel 4.2. Deskripsi hasil tes awal passing bawah bola voli siswa 34 Tabel 4.3. Deskripsi tes passing bawah bola voli siluis I 39 Tabel 4.4. Deskripsi hasil belajar passing bawah bola voli siswa

pada siklus I 39

Tabel 4.5. Deskripsi tes passing bawah bola voli silus II 46 Tabel 4.6. Deskripsi hasil belajar passing belajar siswa bola voli

siswa pada siklus II 47

(10)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 56

Lampiran 2. Lembar Observasi Siswa 59

Lampiran 3. Portofolio Penilaian Tes Awal Proses Hasil

Belajar Passing Bawah 61

Lampiran 4. Data tes awal (pre-test) siklus I 63

Lampiran 5. Reduksi nilai tes awal 64

Lampiran 6. Paparan nilai tes awal 65

Lampiran 7. Data post-test (siklus I) 66

Lampiran 8. Reduksi nilai tes (siklus I) 67

Lampiran 9. Paparan nilai post-test (siklus I) 68

Lampiran 10. Data post-test (siklus II) 69

Lampiran 11. Reduksi nilai tes (siklus II) 70

Lampiran 12. Paparan nilai post-test (siklus II) 71 Lampiran 13. Perkembangan nilai tes passing bawah 72 Lampiran 14. Perhitungan nilai tes siswa, nilai rata-rata dan

PKK hasil belajar siswa kelas X SMA BUDI MURNI 3 73

Lampiran 15. Susunan kepanitiaan penelitian 76

(11)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bentuk Tangan Passing Bawah Bola Voli 21

Gambar 2.2. Passing Bawah Bola Voli 22

Gambar 3.1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas 29

Gambar 3.2. Bentuk Tes Passing Bawah Bola Voli 31 Gambar 4.1. Diagram Hasil Tes Awal Passing Bawah Bola Voli Siswa 34 Gambar 4.2. Grafik ketuntasan hasil belajar passing bawah bola voli

Siswa pada siklus I 39

Gambar 4.3. Grafik ketuntasan hasil belajar passing bawah bola voli

Siswa pada siklus II 47

Gambar 4.4. Grafik peningkatan hasil belajar passing bawah bola

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Proses belajar mengajar

dikatakan efektif apabila seluruh siswa terlibat secara aktif baik mental, fisik, maupunsosial. Olehkarena itu, guru dikatakan sebagai penggerak perjalanan belajar dan fasilitator belajar siswa yang diharapkan mampu memantau tingkat perkembangan hasil belajar siswa.

Keberhasilan suatu belajar tidak hanya tergantung pada siswa saja, tetapi juga peran guru. Siswa dan guru harus berperan aktif dalam pembelajaran. Guru dituntutuntuk mengkondisikan kelas dan memilih metode pembelajaran dengan tepat agar prestasi belajar siswa dapat meningkat. Harapan yang tidak pernah sirna dari seorang guru adalah bagaimana agar bahan pelajaran yang disampaikannya dapat diterima anak didik dengan baik dan tuntas.

Sejalan dengan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidik (KTSP), dimana guru dituntut untuk mampu menciptakan pembelajaran yang lebih bervariasi tidak monoton serta dapat meningkatkan peran siswa dalam proses pembelajaran, maka harus dirancang dan dibangun suasana kelas sedemikian rupa sehingga siswa mendapat kesempatan untuk belajar serta berinteraksi dengan baik satu dengan yang lainnya.

Hamalik Oemar (2008:3) mengatakan bahwa: “Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan

diri sebaik mungkin dengan lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan masyarakat”.

Hamalik (2008:3-4) mengatakan bahwa:“Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta didik setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan. Tujuan pendidikan disusun secara bertingkat, mulai dari tujuan pendidikan yang sangat luas dan umum sampai ke

(13)

2

tujuan pendidikan yang spesifik dan operasional, yaitu (a) tujuan pendidikan nasional, (b) tujuan institusional, (c) tujuan kurikulum, (d) tujuan pembelajaran.

Lutan (2000:1-2) mengatakan bahwa:Pendidikan jasmani adalah wahana untuk mendidik anak. Para ahli sepakat, bahwa pendidikan jasmani merupakan “alat” untuk membina anak muda agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani yang dilakukan dan menjalani pola hidup sehat

di sepanjang hayatnya. Tujuan ideal adalah bahwa program pendidikan jasmani itu bersifat menyeluruh, sebab mencakup bukan hanya aspek fisik tetapi juga aspek lainya yang mencakup aspek intelektual, emosi, sosial, dan moral dengan maksud kelak anak muda itu bisa menjadi seseorang yang percaya diri, berdisiplin, sehat, bugar, dan hidup bahagia.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Artinya, penjas bukan hanya dekorasi atau ornamen yang ditempel pada program sekolah sebagai alat untuk membuat anak sibuk. Tetapi penjas adalah bagian penting dari pendidikan. Melalui penjas yang diarahkan dengan baik, anak-anak akan mengembangkan keterampilan yang berguna bagi pengisian waktu senggang, terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup sehat, berkembang secara sosial, dan menyumbang pada kesehatan fisik dan mentalnya.

Pendidikan jasmani merupakan bagian tak terpisahkan dari pendidikan umum. Tujuannya adalah untuk membantu anak agar tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu menjadi manusia Indonesia seutuhnya. Pencapaian tujuan tersebut berpangkal pada perencanaan pengalaman gerak yang sesuai dengan karakteristik anak.

Jadi, pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan melalui aktivitas jasmani atau olahraga. Inti pengertiannya adalah mendidik anak. Yang

(14)

3

Tujuan pendidikan jasmani yaitu memberikan kesempatan kepada anak untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, sosial, emosional dan moral. Singkatnya, pendidikan jasmani bertujuan untuk mengembangkan potensi setiap anak setinggi-tingginya, contohnya bola voli. Keterampilan gerak dasar yang baik sangat penting bagi siswa, karena dengan keterampilan gerak dasar yang baik

siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam bermain voli.

Ada banyak hal yang menyebabkan siswa kurang mampu dalam bermain bola voli antara lain : guru kurang aktif dalam proses belajar-mengajar, guru kurang kreatif dalam meyajikan materi, siswa menganggap penjas hanya sarana bermain. Kebanyakan guru penjas tidak memiliki variasi dalam mengajar sehingga siswa tidak tertarik untuk belajar. Siswa lebih sering belajar sendiri tanpa diarahkan dan dibimbing oleh guru penjas tersebut sehingga siswa tidak mampu menguasai materi dalam penjas dengan baik.

Karena hal itulah, maka tujuan dari pembelajaran penjas belum bisa tercapai, karena guru penjas belum bisa melaksanakan pembelajaran penjas dengan baik. Rendahnya hasil belajar siswa diakibatkan karena kurangnya strategi guru dalam menyampaikan materi yang membuat siswa tertarik dan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Untuk mengatasi hal itu maka seorang guru penjas harus memiliki kreativitas dalam merancang proses kegiatan belajar mengajar, contohnya dalam belajar teknik passing bawah dalam bola voli, guru dapat memodifikasi permainan agar siswa dapat tertarik atau dapat menggunakan media tertentu yang dapat menarik perhatian siswa tersebut.

Untuk mencapai tujuan dari pendidikan jasmani tersebut, maka perlu

merancang sebuah strategi yang menarik sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai. Keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran penjas

(15)

4

Berdasarkan observasi peneliti di SMA Budi Murni 3 Medan bahwa banyak siswa yang tidak mampu melakukan teknnik passing bawah dengan benar. Hal itu dilihat dari nilai siswa yang tidak memenuhi standart kelulusan (KKM) di sekolah tersebut. Dimana KKM yang ada di sekolah tersebut adalah 75, sedangkan dari hasil observasi pada kelas X,A hanya 9 orang siswa yang tuntas (22,5%) dan 31 orang siswa tidak tuntas (77,5%).

Hal-hal yang menyebabkan kurangnya kompetensi siswa di SMA Budi Murni 3 Medan dalam melakukan teknik passing bawah bola voli adalah keterbatasan sarana dan prasana, dimana sekolah tersebut memiliki satu lapangan bola voli, 2 (dua) buah bola voli dan dua orang guru penjas. Selain itu guru juga tidak mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, gaya mengajar guru terkesan monoton sehingga murid menjadi cepat bosan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru olahraga Bapak L,Sianipar

S,pd bahwa “ siswa kurang memahami teknik passing bawah bola voli

dikarenakan siswa tidak serius dalam mengikuti pelajaran, siswa masih suka bermain-main sewaktu pelajaran berlangsung”

Untuk menyelesaikan masalah di atas perlu diterapkan strategi pembelajaran yang tepat yaitu melalui gaya mengajar Team Games Tournament dimana karateristik dari gaya mengajar ini memiliki unsur permainan yang dijadikan pertandingan, sehingga siswa jadi termotivasi untuk belajar sambil bermain.

(16)

5

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat mengindentifikasi beberapa masalah yang timbul antara lain sebagai berikut:

1. Lemahnya proses pembelajaran yang dilakukan guru olahraga pada kegiatan belajar-mengajar.

2. Siswa kurang berani bertanya atau berpendapat, siswa hanya menjawab jika ditanya guru.

3. Kurangnya kreativitas guru dalam menciptakan variasi pembelajaran

4. Kurangnya partisipasi siswa dalam pembelajaran bola voli khususnya passing bawah.

5. Kurangnya respon siswa menanggapi intruksi yang diberikan oleh guru. 6. Sarana yang ada di sekolah tersebut terbatas.

1.3. Batasan Masalah

Dari beberapa permasalahan yang dapat diindetifikasi, peneliti membatasi pada upaya meningkatkan hasil belajar passing bawah bola voli dengan menerapkan gaya mengajar Team Games Tournament pada siswa kelas X Budi Murni 3 Medan tahun ajaran 2013/2014.

1.4. Rumusan Masalah

Dengan penerapan gaya mengajar Team Games Tournament dapat meningkatkan hasil belajar Passing bawah bola voli siswa kelas X Budi Murni 3 Medan tahun ajaran 2013/2014.

1.5. Tujuan Penelitian

(17)

6

1.6. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Bagi peneliti menambah wawasan untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih baik lagi terutama dalam hal passing bawah bola voli siswa.

2. Guru, sebagai bahan masukan untuk memperbaiki dan mengembangkan proses pembelajaran passing bawah bola voli siswa kelas X Budi Murni 3 Medan

tahun ajaran 2013/2014.

3. Bagi siswa untuk mengatasi kesulitan belajar, terutama dalam proses pembelajaran passing bawah bola voli siswa kelas X Budi Murni 3 Medan tahun ajaran 2013/2014.

(18)

53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari data awal sebelum diterapkan pembelajaran

passingbawah melalui metode team games tournament siswa diberikan tes dan

diperoleh hasil, yaitu 7 siswa (17,5%) telah mencapai standart ketuntasan belajar

dan 33 siswa (82,5%) belum mencapai standart ketuntasan belajar dengan nilai

rata-rata 57.9165. Setelah diterapkan pembelajaran passingbawah melalui

penerapan gaya mengajar team games tournament siswa kembali diberikan tes dan

diperoleh hasil, yaitu 18 siswa (45%) telah mencapai standart ketuntasan belajar

dan 22 siswa (55%) belum mencapai standart ketuntasan belajar dengan nilai

rata-rata 67,29125. Pembelajaran dilanjutkan kesiklus II dan siswa kembali diberikan

tes dan diperoleh hasil, yaitu 36 siswa (90%) telah mencapai standart ketuntasan

belajar dan 4 siswa (10%) belum mencapai standart ketuntasan belajar dengan

nilai rata-rata 87.0765. Dari hasil tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran dengan menerapkan gaya mengajar team games tournamentdapat

meningkatkan hasil belajar passingbawah bola voli siswa SMA BUDI MURNI 3

(19)

54

5.2 Saran

Sebagai saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Kepada guru, agar dapat menerapkan variasi pembelajaran dalam

menyampaikan materi pembelajaran penjas, misalkan dengan menerapkan

gaya mengajar team games tournament.

2. Kepada siswa, agar dapat meningkatkan semangatnya dalam mengikuti proses

pembelajaran penjas.

3. Kepada mahasiswa, agar dapat mencoba penelitian dengan menggunakan

(20)

55

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. S, Suharjono, Supardi (2008). Penelitian Tindakan kelas.Jakarta:Bumi Aksara.

Iskandar.2011. Penelitian Tindakan Kelas.Gaung Persada(GP) Press Jakarta

Istarani.2012. 58Model Pembelajaran Inovatif.MEDIAPERSADA

Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga & Kesehatan. PT Ghalia Indonesia Printing. Bandung.

Nana Sudjana, (1999). Penelitian Hasil Proses Belajar, Remaja Rosdakarya Bandung.

Nuril Ahmadi, (2007). Panduan Olahraga Voli, Era Pustaka Utama.

Nuruddin Priyo (2010). Strategi Belajar Mengajar Dalam Pendidikan Jasmani. Reviewer for Journal of Unes.

Rusli Lutan (2000). Strategi Belajar Mengajar Penjaskes. Departemen Pendidikan dan Kebudayan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.

Rusli Lutan (2000). Pengukuran dan Evaluasi Penjaskes. Departemen Pendidikan dan Kebudayan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.

Sudjana.(1992). Metode Statistik. Bandung : Tarsito .

(21)

56

Suharsimi Arikunto (2006). Prosedur Penelitian. Penerbit PT Rineka Cipta

Sukardi(2003). Metodologi Penelitian Pendidikan.PT Bumi Aksara.

Simamora, E. 2011. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Passing Bawah Bola Voli

Melalui Penerapan Gaya Mengajar Inklusi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Manduamas Tahun Ajaran 2011/2012. Medan : Fakultas

Ilmu Keolahragaan UNIMED.

Suryosubroto B. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta, Jakarta.

Tim penyusun Fakultas Ilmu Keolahraggan. 2007. Buku pedoman Penulisan

Skripsi. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan.

Tim penyusun Fakultas Ilmu Keolahragaan. 2009. Bola voli. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan.

http://mi1kelayu.blogspot.com/2012/06/model-pembelajaran-team-games-turnamen.html

http://peperonity.com/go/sites/mview/petualangan/22180412

Gambar

Tabel 2.1. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif Tabel 2.2. Lembar Skor Game TGT  Tabel 4.1
Gambar 2.1 Bentuk Tangan Passing Bawah Bola Voli  Gambar 2.2. Passing Bawah Bola Voli

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tablet hisap adalah sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan. obat, umumnya sebagai bahan dasar beraroma dan manis yang dapat

[r]

[r]

Bahan yang ada disekitar kita pada dasarnya digolongkan menjadi bahan teknik dan bahan bukan teknik. Bahan teknik adalah jenis bahan yang digunakan dalam proses rekayasa

The sentence is ‘terdapat pula menu show windows version on desktop yang akan menampilkan versi windows anda pada kanan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dinas pariwisata selaku pengelola menentukan strategi pemasaran yang tepat pada objek wisata Candi Sukuh

Pada histogram batang sakit (Gambar 14), korelasi antara aktivitas alfa- amylase inhibitor dengan parameter pertumbuhan larva besar umumnya berkorelasi positif