PENGELOLAAN KONFLIK DALAM MENGENDALIKAN STRES KERJA GURU DI SMA NEGERI 1 LIMBOTO
Oleh :
Misri Noiyo, Ansar Made*, Nina Lamatenggo** Program Studi Administrasi Pendidikan
Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo
ABSTRAK
Misri Noiyo : Pengelolaan Konflik dalam Mengendalikan Stres Kerja Guru di SMA Negeri I Limboto. Skripsi : Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo 2013. Pembimbing I : Prof. Dr. H. Ansar Made, S.Pd, M.Si dan Pembimbing II : Dr. Hj. Nina Lamatenggo, SE, M.Pd.Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengelolaan Konflik dalam Mengendalikan Stres Kerja Guru di SMA Negeri I Limboto. Dengan mengkaji lima indikator yaitu; Jenis-jenis konflik yang menimbulkan stres kerja guru, Sumber-sumber konflik yang menimbulkan stres kerja guru, Faktor-faktor penyebab konflik yang menimbulkan stres kerja guru, Strategi pengendaian konflik untuk mengurangi stres kerja guru, Tingkat stres kerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Anggota total populasi berjumlah 48 orang yang diambil jumlah dari keseluruhan populasi yang berjumlah 48 orang. Teknik pengumpulan data yaitu angket. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan rumus persentase (%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis-jenis konflik yang menimbulkan stres kerja guru di SMA Negeri I Limboto pada umumnya berada pada 46 % dikategorikan cukup tinggi. Sumber-sumber konflik yang menimbulkan stres kerja guru di SMA Negeri I Limboto pada umumnya berada pada 52% dikategori cukup tinggi atau cukup banyak. Faktor-faktor penyebab konflik yang menimbulkan stres kerja guru di SMA Negeri I Limboto pada umumnya berada pada 52% dikategori cukup tinggi atau cukup banyak. Strategi pengendalian konflik untuk mengurangi stres kerja guru di SMA Negeri I Limboto pada umumnya berada pada 72% dikategori tinggi atau tepat. Tingkat stres guru dalam mengalami konflik di SMA Negeri I Limboto pada umumnya berada pada 53% dikategorikan cukup tinggi.Untuk itu disarankan agar pihak sekolah hendaknya ikut berperan aktif dalam memperhatikan pengelolaan konflik dalam mengendalikan stres kerja guru dengan mengontorl setiap kesenjangan yang terjadi antar guru serta ikut berpartisipasi dalam pengelolaan konflik tersebut.
PENDAHULUAN
Penyelenggaraan satuan pendidikan tentunya sesuatu hal yang melibatkan berbagai unsur, yaitu: kepala sekolah, guru, pegawai tata usaha, siswa, dan orang tua. Unsur-unsur tersebut merupakan suatu sistem yang saling terkait erat antara satu komponen lainnya dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan. Keterpaduan dan kesamaan visi dari unsur guru dan orang tua mutlak diperlukan dalam menyatukan langkah dan tindakan. Namun demikian, guru merupakan ujung tombak keberhasilan pendidikan, karena gurulah pelaksana langsung proses pendidikan. Qomar (2007 :403) mengemukakan bahwa sekolah sebagai organisasi sosial memiliki tujuan yang harus dicapai bersama oleh seluruh guru sebagai unsur pelaksana proses pendidikan di sekolah. Pencapaian tujuan diharapkan pada berbagai perubahan atau inovasi dalam organisasi, yang sering kali guru-guru kurang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang ada.
Di samping itu, selain tujuan organisasi sebagai tujuan bersama yang harus dicapai, setiap individu guru memiliki pula tujuan secara perseorangan, seperti penghargaan dan pengakuan dari orang lain terhadap prestasi dalam pelaksanaan tugas, serta gaji dan insentif yang layak. Adanya tujuan-tujuan individu yang dibawa masuk dalam organisasi sekolah, sering terjadi adanya ketidak seimbangan antara tujuan organisasi dengan tujuan individu pada setiap guru. Terjadinya ketidakseimbangan yang diiringi dengan kekurangan maupun guru menyesuaikan diri dengan tuntutan perubahan yang terjadi sering kali menimbulkan perbedaaan pendapat yang mengarah pada terjadinya pertentangan diantara guru dengan guru, guru dengan siswa, maupun guru dengan orang tua siswa. Pertentangan tersebut menimbulkan masalah dalam sekolah, yang seringkali dikenal dengan istilah konflik. Adapun menurut Mulyasa (2004 : 238) Konflik adalah suatu oposisi atau pertentangan pendapat antara orang-orang, kelompok-kelompok atau organisasi, yang disebabkan oleh adanya berbagai macam perkembangan dan perubahan dalam organisasi, serta timbulnya perbedaan pendapat, keyakinan dan ide.
Konflik yang terjadi dalam suatu sekolah hendaknya dapat diatasi dengan baik, sehingga konflik dapat menjadi energi yang dasyat untuk melakukan perubahan positif. Dengan kata lain, bahwa konflik harus dapat dikelola dengan berbagai teknik yang sesuai sehingga konflik menjadi pemacu kemajuan sekolah.
Konflik yang terjadi di sekolah hendaknya di kelola dengan baik, sehingga tidak berdampak pada stres kerja guru. Dimana stres kerja pada guru itu seperti, guru dalam menyelesaikan pekerjaannya tidak akan terlaksana, dan bisa juga dengan timbulnya stres kerja guru, maka tuntutan pekerjaan, tugas-tugas yang diberikan akan terabaikan, dan tidak akan berjalan sesuai tujuan yang diinginkan oleh seorang guru.
Kadang guru bisa dihadapkan dengan para siswa dalam mengajar itu juga bisa membuat guru menjadi stres. Di lihat dari observasi pada salah seorang guru di sekolah tersebut mengatakan bahwa dalam proses belajar mengajar kadang juga mengalami masalah dalam proses mengajar dikarenakan kalau guru tersebut mengajar di kelas khusus materi atau pembelajaran yang mau di ajarkan siswa tersebut cepat bisa menanggapinya sehingga tujuan pembelajaran yang sudah di rancang terlaksana, akan tetapi kalau guru mengajar di kelas biasanya kadang materi yang akan di ajarkan akan lebih susah guru tersebut mengajarkannya karena siswa-siswa yang ada di dalam kelas belum cepat bisa memahaminya dan tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah dirancang. Sehingga itu yang menjadi suatu tuntutan kerja yang bisa menimbulkan stres kerja bagi guru.
Stres kerja menurut Robbins (dalam Dwiyanti 2001: 75) adalah sebagai suatu kondisi dinamis di mana individu dihadapkan pada kesempatan, hambatan dan keinginan dan hasil yang diperoleh sangatlah penting tetapi tidak dapat dipastikan.
Uraian di atas menggambarkan bahwa baik guru, pegawai tata usaha, maupun siswa agar bisa membangun sekolah tersebut dalam situasi yang kondusif. Namun demikian masih ada juga terdapat pertentangan-pertentangan di antara mereka, adapun masalah yang sering terjadi dalam sekolah dimana
tuntutan-tuntutan kerja yang harus dapat terselesaikan, umpan balik dalam pelaksanaan kerja yang sering tidak memadai.
Permasalahan yang telah dikemukakan di atas, belum dilakukan solusi pemecahannya yang tepat dalam mengatasinya sehingga tidak akan bisa terulang kembali, dan bisa juga dapat mengakibatkan iklim organisasi dan situasi lingkungan kerja yang tidak kondusif. Kondisi tersebut akan bisa menghambat tujuan organisasi, apalagi sekolah sebagai institusi pendidikan yang sarat dengan berbagai harapan dari masyarakat. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengkaji masalah ini dengan melalui kajian penelitian sederhana dengan formulasi judul “ Pengelolaan Konflik Dalam Mengendalikan Stres Kerja Guru di SMA Negeri 1 Limboto ”.
Rumusan Masalahnya antara lain: 1) Jenis-jenis konflik apa yang menimbulkan stres kerja guru di SMA Negeri 1 Limboto; 2) Bagaimana sumber-sumber konflik yang menimbulkan stres kerja guru di SMA Negeri 1 Limboto; 3) Bagaimana faktor-faktor penyebab konflik yang menimbulkan stres kerja guru di SMA Negeri 1 Limboto; 4) Bagaimana strategi penyelesaian konflik untuk mengendalikan stres kerja guru di SMA Negeri 1 Limboto; 5) Bagaimana tingkat stres guru di SMA Negeri 1 Limboto. Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah : 1) Penulis ingin memperoleh informasi dan pengetahuan tentang jenis-jenis konflik apa yang menimbulkan stres kerja guru di SMA Negeri 1 Limboto; 2) Penulis ingin memperoleh informasi dan pengetahuan tentang bagaimana sumber-sumber konflik yang menimbulkan stres kerja guru di SMA Negeri 1 Limboto; 3) Penulis ingin memperoleh informasi dan pengetahuan tentang bagaimana faktor-faktor penyebab konflik yang menimbulkan stres kerja guru di SMA Negeri 1 Limboto; 4) Penulis ingin memperoleh informasi dan pengetahuan tentang bagaimana strategi penyelesaian konflik untuk mengendalikan stres kerja guru di SMA Negeri 1 Limboto; 5) Penulis ingin memperoleh informasi dan pengetahuan tentag bagaimana tingkat stres guru di SMA Negeri 1 Limboto.
Menyikapai konflik dengan tepat melalui pengelolaan atau alat manajemen untuk mencapai tujuan, karena merupakan bagian dari dinamika organisasi.
Keberadaan konflik dalam suatu organisasi tidak dapat dihindarkan, dengan kata lain bahwa konflik selalu hadir dan tidak dapat dielakkan. Konflik sering muncul dan terjadi pada setiap organisasi, dan terdapat perbedaan pandangan para pakar dalam mengartikan konflik. Winardi (2004:346) mengemukakan bahwa konflik adalah oposisi atau pertentangan pendapat antara orang-orang, kelompok-kelompok ataupun juga organisasi-organisasi. Sedarmayanti (2000:137) mengemukakan konflik merupakan perjuangan antara kebutuhan, keinginan, gagasan, kepentingan ataupun pihak saling bertentagan, sebagai akibat dari adanya perbedaan sasaran, nilai, pikiran, perasaan, dan perilaku. Konflik didefiniskan sebagai sutau proses interaksi sosial di mana dua orang atau lebih, atau dua kelompok atau lebih, berbeda atau bertentangan dalam pendapat atau tujuan meraka, Cummings, (dalam Wahyudi 2011:17). Tidak berbeda dengan pendapat di atas, Alisjahbana, (dalam Wahyudi 2011:17), mengartikan konfik adalah perbedaan pendapat dan pandangan diantara kelompok-kelompok masyarakat yang akan mencapai nilai yang sama. Sedangkan Stoner, (dalam Wahyudi 2011:17) berpendapat bahwa, konflik organisasi adalah mencakup ketidaksepakatan soal alokasi sumber daya yang langka atau perselisihan soal tujuan, status, nilai, persepsi atau kepribadian. Perbedaan pendapat dan persepsi mengenai tujuan, kepentingan mapun status serta nilai individu dalam organisasi merupakan penyebab munculnya konflik. Demikan halnya persoalan alokasi sumber daya yang terbatas dalam organisasi dapat menimbulkan konflik antar individu maupun antar kelompok.
Stres kerja merupakan konstruk yang sangat sulit didefinisikan. Greenberg (2002 : 135) mendefinisikan stres kerja sebagai kombinasi antara sumber-sumber stres pada pekerjaan, karakteristik individual, dan stressor di luar organisasi. Selye (dalam Waluyo, 2009 : 232) Stres kerja dapat diartikan sebagai sumber atau stressor kerja yang menyebabkan reaksi individu berupa reaksi fisiologis, psikologis dan perilaku. Stres di tempat kerja dapat diekspresikan sebagai : sikap pesimis, tidak puas, produktivitas rendah, dan sering absen.
Menurut Handoko (2003 : 349) membedakan konflik menjadi enam jenis yaitu: 1) konflik dalam diri individu; 2) konflik antar individu dalam organisasi; 3) konflik antara individu dengan kelompok; 4) konflik antar kelompok kerja; 5) konflik antar bagian dalam organisasi; 6) konflik antar organisasi.
Menurut Robbins (1996), konflik muncul karena ada kondisi yang melatar belakanginya. Kondisi tersebut, yang di sebut juga sebagai sumber terjadinya konflik, terdiri dari tiga kategori, yaitu: 1) Komunikasi; 2) struktur; 3) Variabel pribadi.
Faktor-faktor penyebab terjadinya konflik menurut Gibson (1996:440) yakni: 1) saling ketergatungan kerja; 2) Perbedaaan tujuan; 3) Perbedaan persepsi; 4) Tuntutan yang akan meningkatkan spesialis.
Menurut Winardi ( dalam Wahab 2011: 357), berpendapat bahwa terdapat tiga cara dalam mengendalikan konflik yaitu: 1) Menstimulasi konflik; 2) Mengurangi atau menekan konflik; 3) Menyelesaikan konflik. Menurut Potter dan Perry (2005:134) tingkatan dalam stres antara lain: 1) Situasi stres ringan; 2) Situasi stres sedang; 3) Situasi stres berat.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Limboto. Adapun waktu yang dibutuhkan dalam penelitian selama ± 3 bulan terhitung sejak dilakukan kegiatan studi pendahuluan sampai dengan penyelesaian laporan hasil penelitian. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Dalam konteks ini akan mendeskripsikan gejala atau fenomena yang berkaitan dengan pengelolaan konflik dalam mengendalikan stres kerja guru di SMA Negeri 1 Limboto. Penelitian ini hanya mengambil satu variabel saja, di mana yang di maksud adalah untuk mendiskripsikan pengelolaan konflik dalam mengendalikan stres kerja guru di SMA Negeri 1 Limboto. Pengelolaan Konflik dalam mengendalikan stres kerja guru dalam penelitian ini diartikan sebagai suatu tindakan pengendalian dalam memecahkan atau menyelesaikan suatu permasalahan yang akan berpengaruh dalam kinerja guru dan bisa dapat mempengaruhi dalam pencapaian tujuan
organisasi sekolah.Adapun indikator-indikator pengelolaan konflik dalam mengendalikan stres kerja guru yang diteliti yaitu: a) Jenis-jenis konflik yang menimbulkan stres kerja; b)Sumber-sumber konflik yang menimbulkan stres kerja guru; c) Faktor-faktor penyebab konflik yang menimbulkan stres kerja guru; d) Strategi penyelesaian konflik untuk mengendalika stres kerja guru; e)Tingkat stres guru. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan subyek memilki karakteristik yang berhubungan dengan pengelolaan konflik dalam mengendalikan stres kerja guru anggota populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru pada SMA Negeri 1 Limboto berjumlah 48 orang. Dengan demikian penelitian ini merupakan penelitian populasi. Data yang terkumpul dalam penelitian ini di jaring dengan menggunakan beberapa instrumen yaitu angket.
Teknik analisis data dalam penelitian menggunakan analisis kuatitatif deskriptif. Untuk mengkaji permasalahan dalam penelitian ini maka dilakukan pengelolaan data hasil skor capaian responden yang didasarkan hasil dari masing-masng item pertanyaan untuk setiap indikator dengan formulasi rumus persentase yang dikemukakan oleh Purwanto (1991 : 113) sebagai berikut :
P
r = 𝐹𝑁
×
100 %
Dengan :
Pr = Persentase capaian responden F = Jumlah jawaban responden N = Jumlah responden
100 % = Jumlah teap
Menentukan skor setiap sub indikator dengan memakai formulasi rumus persentase yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010 : 117) sebagai berikut :
P
r = 𝑆𝐶𝑆𝐼
×
100 %
Dengan :
SC = Jumlah skor capaian SI = Jumalah Skor ideal 100 % = Jumlah tetap
Setelah jawaban dianalisis melalui rumus di atas, selanjutnya dicocokkan atau sesuaikan dengan kualifikasi/kriteria yang diadaptasi dari sugiyono (2010 : 107), seperti pada tabel 1 berikut.
Tabel 3.1. Status Jawaban Responden
Nomor Rentang Status Skor Kualifikasi/Kriteria
1 81 – 100 Sangat Tinggi/ Sangat
Tepat/Sangat Banyak
2 61 – 80 Tinggi/ Tepat/ Banyak
3 41 – 60 Cukup Tinggi/ Cukup Tepat/
Cukup Banyak
4 21 – 40 Rendah/ Tidak Tepat/ Tidak
Banyak
5 0 – 20 Sangat Rendah/ Sangat tidak
tepat/ Sangat tidak banyak
HASIL PENELITIAN
Tabel 4.7. Rangkuman Persentase Skor indikator Jenis-jenis Konflik yang Menimbulkan Stres Kerja Guru
No. Tabel Pernyataan Responden Skor Persentase (%) Kategori 4.1 Konflik antar pribadi 123 51 Cukup
Tinggi 4.2 Konflik antar pribadi
dalam organisasi 122 51
Cukup Tinggi 4.3
Konflik antar pribadi dengan kelompok kerja 115 48 Cukup Tinggi 4.4 Konflik antar kelompok kerja 106 44 Cukup Tinggi 4.5 Konflik antar bagian
dalam organisasi 95 41 Cukup Tinggi 4.6 Konflik antar organisasi 95 41 Cukup Tinggi Jumlah 656 276 Cukup Tinggi Rata-rata 109 46
Berdasarkan tabel di atas Rangkuman Persentase Indikator Jenis-jenis Konflik Yang Menimbulkan Stres Kerja berada pada kategori cukup tinggi, di katakan cukup tinggi karena dari ke semua butir soal yang di dapat dari hasil persentase berada pada kategori cukup tinggi, baik dari jenis-jenis konflik yang timbul.
Tabel 4.13. Rangkuman Persentase Skor indikator Sumber-sumber Konflik yang Menimbulkan Stres Kerja Guru
No. Tabel Pernyataan Responden Skor Persentase (%) Kategori 4.8 Adanya rintangan komunikasi sesama teman 132 55 Cukup Tinggi/ Cukup banyak 4.9 Ketidakjelasan struktur dalam organisasi 138 58 Cukup Tinggi/ Cukup Banyak 4.10 Ketidaksesuaian antara karakteristik kepribadian sesama teman kerja 119 50 Cukup Tinggi/ Cukup Banyak 4.11 Ketidaksesuaian status dalam pekerjaan 100 42 Cukup Tinggi/ Cukup Banyak 4.12 Adanya ambiguitas peranan kerja 130 54 Cukup Tinggi/ Cukup Banyak
Jumlah 619 259 Cukup Tinggi/
Cukup Banyak
Rata-rata 124 52
Sumber : Diolah dari Tabel 4.8 s/d Tabel 4.12
Berdasarkan tabel diatas Rangkuman Persentase Skor Indikator Sumber-sumber konflik yang menimbulkan stres kerja guru berada pada kategori cukup tinggi atau cukup banyak, di karenakan dilihat dari beberapa butir soal dari indikator tersebut menunjukkan berada pada kategori cukup tinggi cukup banyak.
Bedasarkan tabel di atas rangkuman persentaase skor indokator fakto-faktor penyebab konflik yang menimbulkan stres kerja guru berada pada kategori cukup tinggi atau cukup banyak, di karenakan dilihat dari hasil persentase dari beberapa butir soal yang ada pada indikator tersebut berada pada kategori cukup
tinggi atau cukup banyak. Konflik yang terjadi di sekolah bukan hal yang semata, konflik timbul kapan saja sesuai faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya suatu konflik.
Tabel 4.18. Rangkuman Persentase Skor indikator Faktor-faktor Penyebab Konflik No. Tabel Pernyataan Responden Skor Persentase (%) Kategori 4.14 Adanya ketergantungan tugas antara sesama teman
122 51 Cukup Tinggi
4.15 Adanya perbedaan
tujuan 113 47 Cukup Tinggi
4.16 Adanya perbedaan
persepsi 130 54 Cukup Tinggi
4.17
Adanya persaingan dalam menggunakan sumber daya yang ada
132 55 Cukup Tinggi
Jumlah 497 207
Cukup Tinggi
Rata-rata 124,25 52
Sumber : Diolah dari Tabel 4.14 s/d Tabel 4.17
Berdasarkan tabel Rangkuman Persentase Skor Indikator Strategi Pengendalian Konflik Untuk Mengurangi Stres Kerja berada pada kategori tinggi atau dikatakan tepat. Artinya strategi pengendalian konflik umtuk mengurangi stres kerja guru sudah tepat.
Tabel 4.30. Rangkuman Persentase Skor indikator Strategi Pengendalian Konflik Untuk Mengurangi Stres Kerja
No.
Tabel Pernyataan Responden Skor
Persentase
(%) Kategori 4.19 Menentukan alternatif utama
dalam pemecahan konflik
179
75 Tinggi/ Tepat 4.20
Mendiskusikan/berkonsultasi sesama teman kerja untuk memecahkan konflik
188 78 Tinggi/
Tepat 4.21 Menekan emosi dan
memecahkan konflik 194 81
Tinggi/ Tepat 4.22 Menyelesaikan konflik
dengan cara damai 182 76
Tinggi/ Tepat
4.23 Rela dan Ikhlas mengalah
terhadap suatu masalah 184 77
Tinggi/ Tepat 4.24 Penanganan konflik antar
pribadi 157 65
Tinggi/ Tepat 4.25 Penanganan konflik antar
pribadi dalam organisasi 167 70
Tinggi/ Tepat 4.26
Penanganan konfik antar pribadi dengan kelompok kerja
163 68 Tinggi/
Tepat 4.27 Penanganan konflik antar
kelompok kerja 159 66
Tinggi/ Tepat 4.28 Penanganan konflik antar
bagian dalam organisasi 165 69
Tinggi/ Tepat 4.29 Penanganan konflik antar
organisasi 151 63 Tinggi/ Tepat JUMLAH 1889 788 Tinggi/ Tepat RATA-RATA 172 72
Sumber : Diolah data dari Tabel 4.19 s/d Tabel 4.29
Berdasarkan tabel Rangkuman Persentase Skor Indikator Tingkat Stres Guru dalam mengalami konflik berada pada kategori cukup tinggi, di karenakan di lihat dari berbagai hasil persentase setiap butir soal yang ada pada indikator tingkat stres guru dengan mengalami konflik berada pada kategori cukup tinggi. Konflik sangat berkaitan dengan stres, dengan adanya konflik tentunya juga mengalami stres.
Tabel 4.35. Rangkuman Persentase Skor indikator Tingkat Stres Guru dalam Mengalami Konflik No. Tabel Pernyataan Responden Skor Persentase (%) Kategori 4.31 Kepuasan dalam
bekerja menurun 101 42 Cukup Tinggi
4.32
Kacau pikiran dan kehilangan semangat kerja
142 59 Cukup Tinggi
4.33 Mengalami Frustasi 121 50 Cukup Tinggi
4.34 Mengalami defresi 138 58 Cukup Tinggi
Jumlah 502 206
Cukup Tinggi
Rata-rata 126 52
Selanjutnya untuk mengetahui pengelolaan konflik dalam mengendalikan stres kerja guru di SMA Negeri 1 Limboto dari seluruh indikator yang diukur dapat dilihat pada tabel 37 dibawah ini :
Tabel 4.36. Rekapitulasi Hasil Persentase Pengelolaan Konflik dalam Mengendalikan Stres Kerja Guru di SMA Negeri 1 Limboto
No.
Tabel Indikator Skor
Persentase
(%) Kategori
4.7 Jenis-jenis konflik yang menimbulkan stres kerja
109 46 Cukup Tinggi/ Cukup banyak 4.13 Sumber-sumber konflik yang menimbulkan stres kerja 124 52 Cukup Tinggi/ Cukup Banyak 4.18 Faktor-faktor penyebab konflik yang menimbulkan stres kerja 124,25 52 Cukup Tinggi/ Cukup Banyak 4.30 Strategi penyelesaian konflik untuk
mengendalikan stres kerja
172 72 Tinggi/
Tepat 4.35 Tingkat stres guru dalam
mengalami konflik 126 53 Cukup Tinggi Jumlah 655,25 275 Cukup Tinggi Rata-rata 131,05 55
Data pada tabel 4.36, menunjukkan bahwa secara umum indikator pengelolaam konflik dalam mengendalikan stres kerja guru di SMA Negeri 1 Limboto di katakan masih cukup tinggi, walaupun dilihat dari salah satu indikator pengelolaan konflik dalam mengendalikan stres kerja guru di SMA Negeri 1 Limboto menunjukkan kategori tinggi atau tepat, akan tetapi dilihat dari rekapitulasi hasil persentase pengelolaan konflik dalam mengendalikan stres kerja guru di SMA Negeri 1 Limboto dikategorikan cukup tinggi.
SIMPULAN DAN SARAN
Hasil penelitian yang telah di lakukan oleh peneliti di SMA Negeri 1 Limboto yang mengkaji tentang Pengelolaan konflik dalam mengendalikan stres kerja guru di SMA Negeri 1 Limboto dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Jenis-jenis konflik yang menimbulkan stres kerja guru di SMA Negeri 1 Limboto di kategorikan cukup tinggi.
b. Sumber-sumber konflik yang menimbulkan stres kerja guru di SMA Negeri 1 Limboto di kategorikan cukup tinggi atau cukup banyak.
c. Faktor-faktor penyebab konflik yang menimbulkan stres kerja guru di SMA Negeri 1 Limboto di kategorikan cukup tinggi atau cukup banyak
d. Strategi penyelesaian konflik untuk mengendalikan stres kerja guru di SMA Negeri 1 Limboto di kategorikan tinggi atau tepat.
e. Tingkat stres guru dalam mengalami konflik di SMA Negeri 1 Limboto di kategorikan cukup tinggi.
Sesuai dengan hasil penelitian ini, maka disarankan beberapa hal yaitu :
a. Kepala sekolah hendaknya dapat bisa meningkatkan pengelolaan konflik yang timbul sehingga tidak akan berdampak stres kepada guru yang mengalami konflik.
b. Kepala sekolah hendaknya bisa mengelola konflik yang timbul dengan bisa langsung memecahkan dan megatasinya sehingga konflik tersebut tidak akan berkepanjangan yang bisa menimbulkan stres.
c. Kepada semua guru dan tata usaha hendaknya selalu mengelola konflik yang terjadi dan langsung mengatasinya serta menyikapinya sehingga konflik tersebut tidak akan berkepanjangan yang berdampak stres kerja bagi guru yang mengalami konflik tersebut.
d. Kepada semua guru dan tata usaha hendaknya ikut berperan aktif dalam memperhatikan pengelolaan konflik yang terjadi, bisa membedakan jenis-jenis konflik apa yang terjadi dan langsung strategi apa yang di lakukan dalam penyelesaian konflik yang terjadi.
e. Kepada peneliti hendaknya agar lebih memahami dan terus menggali lagi suatu teori- teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Gibson, James. 1996. Organisasi (Perilaku, Struktur, Proses). Jakarta : Binarupa Aksara
Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. Yogyakarta : BPFE
, 2004. Manajemen Personalia dan sumber daya manusia. Yogyakarta : BPFE
Husein, Umar. 2000. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi.Jakarta :Gramedia Pustaka Utama.
Purwanto, Ngalim. 1991. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Qomar. 2007. Manajemen Pendidikan. Bandung : Alfabeta Robbins, Stepen.1996. Teori organisasi. Jakarta : Arcan
Sugiyono , 2010. Administrasi Pendidikan, Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional.. Bandung : Angkasa
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Winardi. 2007. Manajemen Konflik (Konflik Perubahann dan Pengembangan). Bandung : Mandar Maju
Wahyudi. 2011. Manajemen Konflik dalam Organisasi. Bandung : Alfabeta Wahab, Abdul Azis. 2011. Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan.
Bandung : Alfabeta
Wijono. 2010. Konflik dan Manajemen Konflik, Teori, Aplikasi, dan Penelitian. Jakarta : Salemba Humanika.