BIRO PERENCANAAN
BIRO PERENCANAAN
DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
INTI KABUPATEN/KOTA DALAM
INTI KABUPATEN/KOTA DALAM
RANGKA PENINGKATAN
RANGKA PENINGKATAN
DAYA SAING DAERAH
DAYA SAING DAERAH
DAYA SAING DAERAH
DAYA SAING DAERAH
DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN
Maret 2009
PERPRES NO. 28 TAHUN 2008
KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL
KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL
I. Amanat Perpres No. 28 Tahun 2008 I. Amanat Perpres No. 28 Tahun 2008
A. Penyusunan Peta Panduan Pengembangan Industri
Penetapan
Penyusunan Peta Panduan Pengembangan Klaster Industri Prioritas oleh
Direktorat Jenderal :
Menteri Perindustrian
• Pembentukan Tim Teknis • Penetapan Peta Panduan
• Peta Panduan Pengembangan KlasterIndustri Usulan Penetapan Direktorat Jenderal : • Basis Industri Manufaktur: (DJ IAK, DJ ILMTA) • Agro (DJ IAK) Al A k (DJ IATT) p Prioritas • Peta Panduan Pengembangan Industri Unggulan • Alat Angkut (DJ IATT)
• Elektronika & Telematika (DJ IATT)
• Industri Penunjang Industri
Industri Unggulan Provinsi • Peta Panduan Pengembangan K t i I ti j g
Kreatif & Industri Kreatif Tertentu (DJ IKM, DJ‐IATT)
• IKM tertentu (DJ IKM) Tim Teknis
• Mengkaji, merumuskan,
Kompetensi Inti Industri
Kabupaten/ Kota
Penyusunan Peta Panduan Pengembangan Industri
Unggulan Provinsi oleh
g j , ,
dan mengevaluasi Peta Panduan
• Mekanisme Kerja yang baku (SOP)
Usulan
Unggulan Provinsi oleh
Pemerintah Provinsi
Penyusunan Peta Panduan
baku (SOP)
y
B Pemberian Fasilitas Pemerintah untuk Sektor Industri B. Pemberian Fasilitas Pemerintah untuk Sektor Industri
Jenis Industri yang mendapat fasilitas pemerintah:
a. Industri prioritas tinggi, baik industri prioritas nasional maupun industri prioritas berdasarkan
Fasilitas Pemerintah
• Insentif Fiskal • Insentif Nonfiskal • Kemudahan lainnya
p p
komponen inti industri daerah b. Industri pionir;
c. Industri yang dibangun di daerah terpencil, tertinggal, perbatasan atau daerah lain yang
y
dianggap perlu;
d. Industri yang melakukan penelitian, pengembangan dan inovasi;
e. Industri yang menunjang pembangunan i f k Menteri Keuangan Pemberian persetujuan , penolakan, atau pencabutan Fasilitas infrastruktur;
f. Industri yang melakukan alih teknologi; g. Industri yang menjaga kelestarian lingkungan
hidup;
h Industri yang melakukan kemitraan dengan usaha
p
Pemerintah h. Industri yang melakukan kemitraan dengan usaha
mikro, kecil. Menengah, atau koperasi;
i. Industri yang menggunakan barang modal atau mesin atau peralatan yang diproduksi di dalam negeri; atau
Timnas PEPI Pokja IV
• Mengkaji,
mengevaluasi dan negeri; atau
j. Industri yang menyerap tenaga kerja banyak
Pemohon Fasilitas : mengevaluasi dan merekomendasikan pemberian/ pencabutan fasilitas pemerintah Usulan Fasilitas a. Perusahaan b. Pemerintah Daerah c. Departemen Perindustrian p • Prosedur Pengusulan dan Mekanisme Kerja
II. Alur proses Pengusulan, Pengkajian, Penetapan dan Evaluasi II. Alur proses Pengusulan, Pengkajian, Penetapan dan Evaluasi
Peta Panduan Pengembangan Industri
Pengusulan
Tah
ap
an
Penilaian Penetapan Pelaksanaan Evaluasi Pengusulan
T
Perumusan & Evaluasi
Penilaian Penetapan Pelaksanaan Evaluasi
Rancangan Peta M il i Mer m skan • Menerbitkan
Pengkajian Rancangan Peta Panduan Pengembangan Klaster Industri Prioritas Peta Panduan Pengembangan Klaster Industri Prioritas • Menilai kesesuaian isi dokumen dengan • Merumuskan kembali peta panduan disesuaikan dengan konsep Peraturan Menteri tentang Penetapan Peta P d • Memonitor pelaksanaan implementasi peta Prioritas Rancangan Peta
Panduan Peta Panduan Prioritas kriteria yang telah ditetapkan (komoditi, ekonomi regional (prioritas nasional, propinsi dan Panduan • Mendorong Pemerintah Daerah dan Pusat termasuk panduan • Menilai tingkat keberhasilan d gia ta n Panduan Pengembangan Industri Propinsi Pengembangan Industri Propinsi metodologi, data yang up to date) • Memberi propinsi, dan kabupaten/kota lainnya) • Mengkonsultasi kan rancangan Pusat termasuk instansi terkait untuk menjadikan peta panduan program dan kendala‐ kendala yang dihadapi • Memberikan Ke g Rancangan Peta Panduan Pengembangan Kompetensi inti Peta Panduan Pengembangan Kompetensi inti Industri penilaian kelayakan rancangan dokumen peta panduan ke sektor lain termasuk dunia usaha • Mengusulkan peta panduan sebagai dasar dalam perencanaan dan • Memberikan rekomendasi tindak lanjut pelaksanaan peta Kompetensi inti Industri Kab/Kota Industri Kab/Kota dokumen peta panduan • Mengusulkan rancangan final kepada Menteri Perindustrian pelaksanaan kegiatan peta panduan Dirjen/
III H l h l l h dil k k d l i d kl j i KIN III. Hal-hal yang telah dilaksanakan dalam menindaklanjuti KIN
1 Membentuk Tim Teknis Pengkajian Perumusan dan Evaluasi Peta Panduan Pengembangan Klaster 1. Membentuk Tim Teknis Pengkajian, Perumusan dan Evaluasi Peta Panduan Pengembangan Klaster
Industri Prioritas, Industri Unggulan Propinsi, dan Kompetensi Inti Industri Daerah melalui Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 73/M-IND/PER/10/2008, tertanggal 14 Oktober 2008.
Tugas Tim Teknis a.l. (a) mengkaji, merumuskan dan mengevaluasi; (b) melakukan konsultasig ( ) g j , g ; ( ) dengan semua pemangku kepentingan, dan (c) mengusulkan hasil kajian kepada Menteri
Perindustrian.
2. Meminta Unit Eselon I Deprin untuk memperbaiki dan menyusun kembali Peta Panduan
Pengembangan Klaster Industri Prioritas yang telah ada disesuaikan dengan perkembangan target dan sasaran tahun 2010 – 2014.
3. Meminta tanggapan dan masukan dari Para eselon I Dep. Perindustrian terhadap rumusan Peta
d b d l l h d l h
Panduan Pengembangan Industri Unggulan Propinsi yang telah disusun oleh BPPI.
Pada raker Departemen Perindustrian dengan Dinas Perindustrian Propinsi, tanggal 17 – 20 Pebruari 2009 bahan tersebut telah dibahas kembali dan daerah diminta untuk mengusulkan kembali Peta Panduan tersebut dengan Surat Gubernur (Surat Menperin kepada para Gubernur Nomor 216/M Panduan tersebut dengan Surat Gubernur (Surat Menperin kepada para Gubernur Nomor 216/M-IND/2/2009 tanggal 25 Februari 2009).
4. Meminta masukan dan koreksi dari Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Propinsi dan para
Eselon I Dep Perindustrian terhadap rumusan Peta Panduan Pengembangan Kompetensi Inti Eselon I Dep. Perindustrian terhadap rumusan Peta Panduan Pengembangan Kompetensi Inti Industri Kabupaten/Kota yang telah disusun BPPI.
Pada raker Departemen Perindustrian dengan Dinas Perindustrian Kabupaten/Kota, tanggal 3 - 7 Maret 2009 di Medan dan 17 – 20 Maret 2009 di Manado, bahan tersebut telah dan akan dibahas Maret 2009 di Medan dan 17 20 Maret 2009 di Manado, bahan tersebut telah dan akan dibahas kembali dan daerah diminta untuk mengusulkan kembali Peta Panduan tersebut dengan Surat Bupati/Walikota (Surat Menperin kepada Bupati/ Walikota se kawasan Barat Indonesia Nomor
5. Sampai dengan tahun 2009, telah dilakukan
fasilitasi pengkajian pengembangan kompetensi inti industri daerah dan fasilitasi tugas
pembantuan, dengan rincian :
p , g
Uraian 2006 2007 2008 2009 Keterangan
Fasilitasi Kajian
Kompetensip 5 71 72 38 186 Kab/Kota (Biro Cana 49; IKM 137 ) Inti Industri 49; IKM 137 )
Fasilitasi Tugasg 18 80 75 IKM (80 Kab/Kota, untuktah n 2009 5 Kab/Kota Pembantuan - 18 80 75 tahun 2009 ; 5 Kab/Kota dibekukan.
IKM (33 Provinsi Program Fasilitasi
Dekonsentrasi
33 33 33 33 IKM (33 Provinsi, Program PIKM) IAK (Program Penataan
IV Ti d k l j t di l k t k l k KIN IV. Tindak lanjut yang diperlukan untuk pelaksanaan KIN
1 Pembentukan Tim Sekretariat : 1. Pembentukan Tim Sekretariat :
Tempat kedudukan (ruangan),
Surat Penugasan oleh Sekretaris Jenderal selaku Ketua Tim Pelaksana. 2. Menyusun Pedoman :
Pengkajian, Perumusan dan Evaluasi Peta Panduan Pengembangan Klaster Industri Prioritas, Industri Unggulan Propinsi dan Kompetensi Inti Industri Kabupaten/Kota, Penyusunan, Pelaksanaan dan Evaluasi Pelaksanaan Peta Panduan Klaster Industri
Prioritas, Industri Unggulan Propinsi dan Kompetensi Inti Industri Kabupaten/Kota. 3. Menyusun Program kerja Tim Teknis tahun 2009 :
Meminta Direktorat Jenderal untuk menyempurnakan Peta Panduan Pengembangany p g g Klaster Industri Prioritas, kurun waktu 2010 – 2014.
Meminta Gubernur untuk menyusun Peta Panduan Pengembangan Industri Unggulan Propinsi, kurun waktu 2010 – 2014 (Surat Menperin kepada para Gubernur Nomorp , ( p p p 216/M-IND/2/2009 tanggal 25 Februari 2009).
Meminta Bupati/Walikota untuk menyusun Peta Panduan Pengembangan Kompetensi Inti Industri Kabupaten/Kota (Surat Menperin kepada Bupati/ Walikota se kawasan Barat Indonesia Nomor 270/M-IND/3/2009 tanggal 11 Maret 2009).
STRATEGI IMPLEMENTASI
PENGEMBANGAN KOMPETENSI INTI
PENGEMBANGAN KOMPETENSI INTI
INDUSTRI DAERAH
INDUSTRI DAERAH
BB
I d t i
I d t i N i
N i
l
l
Bangun
Bangun Industri
Industri Nasional
Nasional
INDUSTRI ANDALAN INDUSTRI ANDALAN INDUSTRI
ALAT
INDUSTRI INDUSTRI INDUSTRI ANDALANINDUSTRI ANDALAN
MASA DEPAN MASA DEPAN ALAT ANGKUT AGRO TELEMATIKA BASIS BASIS PETRO KIMIA SEMEN TPT SEPATU INDUSTRI BARANG MODAL
INDUSTRI INDUSTRI MANUFAKTUR MANUFAKTUR SEMEN BAJA DLL SEPATU ELEKTRONIK DLL INDUSTRI KOMPONEN (BASIS U K M) KOMPETENSI KOMPETENSI SUMBERDAYA SUMBERDAYA
SDA TERBARUKAN SDA TIDAK TERBARUKAN
KOMPETENSI KOMPETENSI INTI INDUSTRI INTI INDUSTRI DAERAH DAERAH RESEARCH &
RESEARCH & DAYADAYA
SUMBERDAYA SUMBERDAYA MANUSIA MANUSIA RESEARCH & RESEARCH & DEVELOPMENT DEVELOPMENT DAYA DAYA KREATIF KREATIF
P d k t
P d k t
Pendekatan
Pendekatan
Implementasi
Implementasi pembangunanpembangunan industriindustri nasionalnasional dilakukandilakukan secara
secara sinergisinergi dandan terintegrasiterintegrasi didi seluruhseluruh daerahdaerah.. secara
secara sinergisinergi dandan terintegrasiterintegrasi didi seluruhseluruh daerahdaerah.. Sinergi
Sinergi dengandengan daerahdaerah,, dilakukandilakukan dengandengan 22 ((duadua)) pendekatan
pendekatan yaituyaitu ::
pendekatan
pendekatan,, yaituyaitu ::
•• Pengembangan 3Pengembangan 344 KlasterKlaster IndustriIndustri PrioritasPrioritas
•• Pengembangan 3Pengembangan 344 KlasterKlaster IndustriIndustri PrioritasPrioritas
yang dipilih berdasarkan kemampuan nasional yang dipilih berdasarkan kemampuan nasional untuk
untuk bersaing di pasar domestik dan bersaing di pasar domestik dan internasional.
internasional.
Top
Top--Down (By Down (By Design)
Design)
PP bb i d t ii d t i l hl h kk ditiditi •• PPengembanganengembangan industriindustri pengolahanpengolahan komoditikomoditi
unggulan
unggulan daerahdaerah menujumenuju KompetensiKompetensi IntiInti
Industri
Industri DaerahDaerah ((pemberdayaan produk pemberdayaan produk industri unggulan daerah
industri unggulan daerah))
Bottom
Bottom--UpUp
industri unggulan daerah industri unggulan daerah))
Pengembangan
Pengembangan Kompetensi
Kompetensi Inti
Inti Industri
Industri Daerah
Daerah
Pengembangan
Pengembangan Kompetensi
Kompetensi Inti
Inti Industri
Industri Daerah
Daerah
Langkah-langkah pengembangan industri berbasis unggulan daerah dilaksanakan mengingat kondisi tiap-tiap daerah (potensi ekonomi,k k d b d k d k l
tingkat kemajuan industri, budaya, ketersediaan prasarana, keterampilan tenaga kerja, kepadatan penduduk) berbeda satu dengan yang lain.
SSasaranasaran pembangunanpembangunan sektorsektor industriindustri ::
1. Memanfaatkan sumber daya termasuk SDA daerah secara optimal; 2. Menyebarkan industri ke berbagai daerah;
3. Meningkatkan daya saing daerah berlandaskan keunggulan daerah; 4. Meningkatkan nilai tambah sepanjang rantai nilai komoditi
unggulan daerah; unggulan daerah;
5. Membangun keunikan yang dimiliki daerah; 6. Melakukan kerjasama antar daerah;
Kondisi
Kondisi saat
saat ini
ini
Kondisi
Kondisi saat
saat ini
ini
z SEKTOR INDUSTRI MERUPAKAN MOTOR UTAMA PERTUMBUHAN
EKONOMI SUATU NEGARA PERAN SEKTOR INDUSTRI TERHADAP EKONOMI SUATU NEGARA, PERAN SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PDB NASIONAL MENCAPAI 27.9 % (tertinggi), disusul Pertanian 14.4 % dan Perdagangan, Hotel dan restoran 14.0 % pada tahun 2008 (BPS 2009)
2008 (BPS, 2009).
z INDONESIA MEMILIKI POTENSI SDA di DAERAH YANG SANGAT
z INDONESIA MEMILIKI POTENSI SDA di DAERAH YANG SANGAT
BESAR SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI BAIK INDUSTRI PENGOLAHAN MAUPUN MANUFAKTUR.
z PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS KOMPETENSI INTI
DAERAH AKAN MAMPU MENDORONG PERTUMBU HAN EKONOMI DAERAH AKAN MAMPU MENDORONG PERTUMBU HAN EKONOMI DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA DI DAERAH, YANG AKAN
Kondisi
Kondisi saat
saat ini
ini
((l j t
l j t ))
Kondisi
Kondisi saat
saat ini
ini
((lanjutan
lanjutan))
z
z POTENSI SDA YANG SANGAT BESAR MASIH POTENSI SDA YANG SANGAT BESAR MASIH
BELUM DIMANFAATKAN SECARA OPTIMAL UNTUK BELUM DIMANFAATKAN SECARA OPTIMAL UNTUK BELUM DIMANFAATKAN SECARA OPTIMAL UNTUK BELUM DIMANFAATKAN SECARA OPTIMAL UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT, MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT, SEBAGIAN BESAR DAERAH MASIH BELUM MAMPU SEBAGIAN BESAR DAERAH MASIH BELUM MAMPU SEBAGIAN BESAR DAERAH MASIH BELUM MAMPU SEBAGIAN BESAR DAERAH MASIH BELUM MAMPU MENGIDENTIFIKASI DAN MENGOPTIMALKAN
MENGIDENTIFIKASI DAN MENGOPTIMALKAN KEMANFAATANNYA
KEMANFAATANNYA KEMANFAATANNYA. KEMANFAATANNYA.
z
z UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI
DAERAH DAN DAYA SAING DAERAH, MAKA PERLU DAERAH DAN DAYA SAING DAERAH, MAKA PERLU ,, PENGEMBANGAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI
PENGEMBANGAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH YANG BERBASIS PADA POTENSI
DAERAH YANG BERBASIS PADA POTENSI DAERAH YANG BERBASIS PADA POTENSI DAERAH YANG BERBASIS PADA POTENSI SUMBER DAYA DAERAH.
Dasar
Dasar pemikiran
pemikiran
Dasar
Dasar pemikiran
pemikiran
• ADANYA PERUBAHAN LINGKUNGAN EKSTERNAL MELALUI PROSES GLOBALISASI
– Setiap negara dituntut untuk meningkatkan daya saingnya, sehingga mampu berkompetisi secara global
• ADANYA PERUBAHAN LINGKUNGAN INTERNAL YAITU OTONOMI DAERAH (UU No.32 Th 2004) DAN DESENTRALISASI FISKAL
Mendorong kemandirian daerah dalam menciptakan kondisi – Mendorong kemandirian daerah dalam menciptakan kondisi perekonomian yang lebih baik, berdasarkan preferensi dan kebutuhan masyarakatnya
– Daya saing negara harus ditumpukan pada daya saing daerah sehingga daerah-daerah di Indonesia perlu mengembangkan kompetensi khas (inti) daerah
– Kompetensi Inti daerah haruslah dengan memungkinkan berkembangnya kemitraan antar-daerah dan menghindari persaingan tidak sehat antar daerah
M a n f a
M a n f a aa tt
M a n f a
M a n f a aa tt
z Memberdayakan para pelaku ekonomi di daerah z Memberdayakan para pelaku ekonomi di daerah
dengan menggali potensi dasar sumber daya saing (kompetensi inti), baik yang bersifat tangibles,
( p ) y g g
intangibles, maupun very intangibles.
K b /k k iliki d i
z Kabupaten/kota akan memiliki daya saing yang
dikembangkan berdasarkan kompetensi inti.
z Kerjasama/kemitraan antar-daerah dimungkinkan
melalui penguasaan kompetensi inti yang berbedaelalu pe guasaa o pete s t ya g be beda (melalui kebijakan Rantai-Nilai Lintas-Batas dan Analisis Skala dan Cakupan Ekonomis).
Tujuan
Tujuan
Tujuan
Tujuan
TERSUSUNNYA KONSEP KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH YANG MENYELURUH MULAI:
PENENTUAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH,
HINGGA HINGGA
RENCANA STRATEGIS IMPLEMENTASI BERUPA PETA
PANDUAN (ROADMAP) DALAM TAHAPAN KURUN PANDUAN (ROADMAP) DALAM TAHAPAN KURUN WAKTU 5 TAHUN
Sehingga Diharapkan Dapat Membantu Pemerintah Daerah Meningkatkan Sehingga Diharapkan Dapat Membantu Pemerintah Daerah Meningkatkan Efektivitas Dan Daya Saing Daerah Dalam Rangka Menstimulus Perekonomian
Daerah Dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Yang Berdampak Positif
Sasaran
Sasaran
Sasaran
Sasaran
DITETAPKANNYA KOMPETENSI INTI INDUSTRI
z DITETAPKANNYA KOMPETENSI INTI INDUSTRI
DAERAH BAGI KABUPATEN/KOTA YANG TERMASUK DALAM DAERAH KAJIAN.
z TERSUSUNNYA PETA PANDUAN (ROADMAP) RENCANA
TINDAK PENGEMBANGAN KOMPETENSI INTI TINDAK PENGEMBANGAN KOMPETENSI INTI
INDUSTRI DAERAH UNTUK KURUN WAKTU 5 (LIMA) TAHUN SEBAGAI LANDASAN KEBIJAKAN PROGRAM TAHUN SEBAGAI LANDASAN KEBIJAKAN PROGRAM UNTUK DIIMPLEMENTASIKAN.
19 19
Ruang
Ruang Lingkup
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan
Ruang
Ruang Lingkup
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan
SURVEI PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI
z SURVEI PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI
z STUDI KEPUSTAKAAN ATAU LITERATUR (DESK
RESEARCH)
z PENETAPAN KOMODITI UNGGULAN DAN PROSPEKTIF DAERAH
z PERUMUSAN ATAU PENETAPAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI
DAERAH DAERAH
z PENYUSUNAN RENCANA TINDAK ATAU RENCANA IMPLEMENTASI
BERUPA ROADMAP UNTUK KURUN WAKTU 5 TAHUN BERUPA ROADMAP UNTUK KURUN WAKTU 5 TAHUN
Konsep
Konsep Dasar
Dasar
Konsep
Konsep Dasar
Dasar
zTangible Assets
Paling mudah diidentifikasi dan sering kali ditemukan dalam neraca perusahaan
perusahaan
Meliputi aset fisik dan finansial
Contoh: fasilitas produksi, bahan mentah, sumber daya keuangan
zIntangible Assets
Tidak bisa dilihat atau disentuh
Sering kali sangat penting dalam menciptakan keunggulan kompetitif
Contoh: Merek, reputasi perusahaan, moral perusahaan
zVery Intangible Asset
Budaya lokaly Moral Birokrasi
Reputasi masyarakat
Produk
Produk Unggulan
Unggulan
Produk
Produk Unggulan
Unggulan
z Komoditas terpilih yang didasarkan pada
indikator-indikator ekonomi seperti :
PRODUK UNGGULAN
- Nilai Ekspor/Importindikator indikator ekonomi seperti :- Penyerapan terhadap Tenaga Kerja - Potensi Pasar
- Nilai Tambah
Volume Produksi dll - Volume Produksi, dll
Kapabilitas
Kapabilitas
Kapabilitas
Kapabilitas
KAPABILITAS
Kapasitas dan kemampuan perusahaan untuk
menggunakan sumber daya dan
mengintegrasikannya dengan tujuan untuk
mengintegrasikannya dengan tujuan untuk
Kompetensi
Kompetensi Inti
Inti
Kompetensi
Kompetensi Inti
Inti
z Kumpulan sumber daya (Teknologi,
k t il t h t) d
keterampilan, pengetahuan, aset) dan kemampuan mengkoordinasikan
sumber daya tersebut sedemikian rupa sumber daya tersebut, sedemikian rupa sehingga menjadikan daerah mampu
memberikan manfaat yang lebih baik memberikan manfaat yang lebih baik bagi masyarakat, dibandingkan dengan pesaing yang ada
pesaing yang ada.
S b Di ik d i b b i b
Karakteristik
Karakteristik Kompetensi
Kompetensi Inti
Inti
Karakteristik
Karakteristik Kompetensi
Kompetensi Inti
Inti
Merupakan sumber keunggulan bersaing (mempunyai kontribusi besar dalam memberi manfaat bagi pasar) Berpotensi untuk diaplikasikan di beragam pasar
(dapat menghasilkan beragam produk yang bernilai
( p g g p y g
bagi pasar)
Kerangka
Kerangka Berfikir
Berfikir--11
- SULIT DITIRU
Kerangka
Kerangka Berfikir
Berfikir--11
- NILAI TAMBAH
- SULIT DIGANTIKAN - AKSES PASARAKSES PASAR
POTENSI SUMBER DAYA KOMPETENSI INTI DAERAH KAPABILITAS
DAERAH INTI DAERAH
CAPABILITIES KNOWLEDGE CAPABILITIES - KNOWLEDGE CAPABILITIES - TECHNOLOGICAL CAPABILITIES DAYA SAING DAERAH DAERAH
Kerangka
Kerangka Berfikir
Berfikir--22
KOMODITAS UNGGULAN
Kerangka
Kerangka Berfikir
Berfikir--22
KOMODITAS UNGGULAN KOMPETENSI KEMAMPUAN/ KEAHLIAN KEAHLIAN Sulit ditiru KOMPETENSI INTI KEAHLIAN DIBIDANG INDUSTRTI - Sulit ditiru - Nilai tambah - Akses pasar
KOMPETENSI INTI INDUSTRI
INDUSTRTI
Jarang PERTUMBUHAN
DAYA SAING DAERAH
- Jarang - Unik
PERTUMBUHAN EKONOMI
Kerangka
Kerangka Berfikir
Berfikir--33
Kerangka
Kerangka Berfikir
Berfikir--33
SUMBERDAYA KOMODITAS kompetensi inti
DAERAH UNGGULAN kompetensi inti Daerah
KESEJAHTRAAN MASY KEMISKINAN TURUN Daya saing daerah Pertumbuhan - PAD - PDRB ekonomi daerah - PDRB - T,KERJA
Pengembangan
Pengembangan Ekonomi
Ekonomi Regional
Regional
REGIONAL
Pengembangan
Pengembangan Ekonomi
Ekonomi Regional
Regional
MARKETING DAERAH A KOMPETENSI INTI DAERAH C ECONOMIC REGIONAL KOMPETENSI INTI
INDUSTRI A KOMPETENSI INTI
INDUSTRI C ECONOMIC REGIONAL DEVELOPMENT - KOMODITAS UNGGULAN KOMODITAS
UNGGULAN KOMPETENSI INTI
DAERAH B
KOMPETENSI INTI INDUSTRI B
KOMODITAS UNGGULAN
Kerangka
Kerangka Analisis
Analisis
Kerangka
Kerangka Analisis
Analisis
Analisis Rantai Nilai, Four Diamand Porter
,FGD, AHP
A
S kt d
FGD, SCORING,AHP
Sumber Daya
Yang Dimiliki Kompetensi Inti
Industri Sektor dan Subsektor g Daerah (Long list) Industri SWOT B 1 Komoditas unggulan 5 Komoditas Unggulan Dong St t i SWOT sung cho Strategi Pengembangan Data Sekunder Data Sekunder &
Kriteria Sektor dan Sub-sektor unggulan Data Sekunder & Kriteria Produk Kriteria Kompetensi Inti •Bernilai •Langka •Sulit ditiru gg Kriteria Produk unggulan, indikator ekonomi •Sulit digantikan FGD c Indikator ekonomi : PETA PANDUAN Indikator ekonomi :
A
Taha
Tahapan
pan Pemilihan
Pemilihan Produk
Produk Unggulan
Unggulan
f d
A
Taha
Tahapan
pan Pemilihan
Pemilihan Produk
Produk Unggulan
Unggulan
Daftar Komoditas Unggulan (5) Sektor dan Sub Sektor Unggulan Analisis Diskriptif Verifikasi ,FGD Long List Penetapan Kriteria: Prospek nilai tambah (K1),
p
Prospek nilai tambah (K1), Kontribusi terhadap pengambangan daerah (K2), Dampak sosial dan Pemerataan
(K3) t di b d AHP (Pendapat k )
Indikator ekonomi
(K3), tersedianya sumberdaya, teknologi, infrastruktur dan lembaga pendudkung (K4), Faktor klasifikasi (K5), ekspert) Komoditas Kebijakan daerah/renstra ( ), Lingkungan yang sehat (K6), Kemampuan organisasi industri
(K7), Tingkat Daya Saing (K8)
Komoditas unggulan prioritas (2) FGD 1 Komditas unggulan 31 31
Taha
Tahap
p Penetapan
Penetapan Kompetensi
Kompetensi Inti
Inti Industri
Industri Daerah
Daerah
RPJMD
Taha
Tahap
p Penetapan
Penetapan Kompetensi
Kompetensi Inti
Inti Industri
Industri Daerah
Daerah
RPJMD,
KEBIJ PEM DAERAH
KOMODITAS UNGGULAN
ANALISIS
RANTAI NILAI KOMPETENSI INTIINDUSTRI
POHON INDUSTRI DIAMOND PORTERSWOT/ FGD AHP
Hasil analisis SWOT dan FGD dilakukan analisis AHP untuk melihat kebenaran
secara secara ilmiah..
analisis Rantai nilai diarahkan untuk mengenali nilai tambah peluang pasar analisis Rantai nilai diarahkan untuk mengenali nilai tambah, peluang pasar
B AnalisisAnalisis RantaiRantai NilaiNilai UntukUntuk StrategiStrategi PengembanganPengembangan Supplier Value Chain Production Value Chain Marketing Value Chain
Buyer Value Chain
User
Operator Operator Operator Operator
SW
OO
T
DA
N
Supporter Supporter Supporter Supporter
N
FGD
I d
tifik i
I d
tifik i R t i
R t i Nil i
Nil i
Indentifikasi
Indentifikasi Rantai
Rantai Nilai
Nilai
Pengembangan SDM
Pengembangan Desain Produk Pengembangan Desain Produk
Pengadaan Bahan Baku PelangganPelanggan
Transportasi Operasi /
Pengolahan
Pemasaran g
Contoh
Contoh: : AnalisaAnalisa nilainilai tambahtambah padapada rantairantai nilainilai usahausaha rotanrotan
Pengolahan Pengolahan Rotan W & S Rotan W & S Rotan W & S Rotan W & S Rotan Rotan Rotan Rotan W & S W & S Asalan Asalan Industri Rotan Industri Rotan t h J di t h J di
Petani Kelompok Pengumpul
W & S W & S setengah Jadi setengah Jadi Rotan p Tani g p Lokal K l b P t i Pedagang Pedagang Kelembagaan Petani Rotan
Rotan Pedagang Pedagang
Antar Daerah Antar Daerah Rotan Rotan W & S W & S Buyer
Buyer / Eksportir/ Eksportir
Industri Industri Mebel Mebel
Mebel
Mebel Rotan Poles Rotan Poles FitritFitrit
Buyer
Buyer / Eksportir/ Eksportir Mebel Mebel
Rotan
Rotan CorcCorc. . HatiHati. . KulitKulit
Rotan Rotan
Menentukan
Menentukan Kompetensi
Kompetensi Inti
Inti Industri
Industri Melalui
Melalui AHP
AHP
Menentukan
Menentukan Kompetensi
Kompetensi Inti
Inti Industri
Industri Melalui
Melalui AHP
AHP
GOAL
KRITERIA 1 KRITERIA 2 KRITERIA 3 KRITERIA 4 KRITERIA 5 KRITERIA N
C
Pengembangan
Pengembangan Rencana
Rencana Strategis
Strategis
CPengembangan
Pengembangan Rencana
Rencana Strategis
Strategis
KOMPETENSI INTI INDUSTRI ANALISIS PORTER DIAMOND ANALISIS KONDISI
LINGKUNGAN DONG SUNG CHO
ANALISIS
LINGKUNGAN DONG SUNG CHO
Policy Analysis Stakeholder Analysis ANALISIS KESENJANGAN Stakeholder Analysis Environmental Analysis Resources Analysis Market Analysis
Industry & Competitor Analysis
STRATEGI STRATEGI
Pengembangan
Pengembangan Rencana
Rencana Tindak
Tindak
Pengembangan
Pengembangan Rencana
Rencana Tindak
Tindak
DISKUSI FGD RENCANA STRATEGIS RENCANA TINDAK DISKUSI PAKAR -PRODUKSI - PASAR PAKAR - PASAR - PROSES PRODUKSI - TEKNOLOGI - SDMSDM - KELEMBAGAAN
Contoh
Contoh Rencana
Rencana Kegiatan
Kegiatan
z PENGUMPULAN DAN KOMPILASI DATA ( 1 BLN)
Contoh
Contoh Rencana
Rencana Kegiatan
Kegiatan
( )
SEKUNDER, TERUTAMA STATISTIK BPS
z PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN SURVEY z PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN SURVEY
INSTITUSIONAL (STUDI PENDAHULUAN) (2 Bln)
z KOMPILASI DATA SURVEY INSTITUSIONAL (1
bln))
z ANALISIS DAN PENENTUAN: (2 bln)
SEKTOR DAN SUB SEKTOR UNGGULAN DAERAH
SEKTOR DAN SUB SEKTOR UNGGULAN DAERAH
PRODUK UNGGULAN PRIORITAS
KOMPETENSI INTI INDUSTRI
z ANALISIS RANTAI NILAI DAN PEMASAARAN
z ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS
Rencana
Rencana Kegiatan
Kegiatan
Rencana
Rencana Kegiatan
Kegiatan
WAKTU PELAKSANAANNo Kegiatan FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPT OKT
1 PERSIAPAN-PERSIAPAN
2 KUNJUNGAN KE LAPANGAN
3 ANALISIS DATA
Penentuan Produk Unggulan ANALISIS RANTAI NILAI DAN
4 PEMASARAN
- Penentuan kompetensi Inti Industri Daerah
5 PENGEMBANGAN RENCANA TINDAK
Kunjungan
Kunjungan Lapangan
Lapangan 11
Kunjungan
Kunjungan Lapangan
Lapangan--11
z PERKENALAN DENGAN PIHAK PEMERINTAH
DAERAH SETEMPAT: (hari ke 1-2) DAERAH SETEMPAT: (hari ke 1 2)
SOSIALISASI RENCANA KEGIATAN INFORMASI AWAL:
► KONDISI DAN POTENSI DAERAH
► SEKTOR DAN SUB SEKTOR UNGGULAN
► PERUMUSAN KOMPETENSI INTI DAERAH
INFORMAN KUNCI DAN CONTACT PERSON
z PENGUMPULAN DATA SEKUNDER (hari ke 3-4) z PENGUMPULAN DATA SEKUNDER (hari ke 3 4)
DATA STATISTIK DAN DOKUMEN KEBIJAKAN KARAKTERISTIK UMUM DAERAH
KARAKTERISTIK UMUM DAERAH
z DISKUSI FGD DGN PIHAK TERKAIT (hari ke 5
dan 6))
- Sosialisasi Rencana Pengembangan
Kompetensi Inti Industri daerah tujuan Kompetensi Inti Industri daerah, tujuan kegiatan dan manfaat kajian.
- Penentuan Komoditas Unggulan alternatif - Penentuan Komoditas Unggulan PrioritasPenentuan Komoditas Unggulan Prioritas
(1 komoditas) MELALUI :
a. Diskusi
Pengumpulan, pengolahan data dan Informasi Pengkajian/Penelitian Penentuan daerah kajian Identifikasi dan Informasi Penetapan unggulan prioritas Kriteria, antara lain:
• Diprioritaskan gg p Penetapan kompetensi inti d h Kesepakatan dengan daerah Koordinasi Pusat • Diprioritaskan daerah tertinggal, pemekaran, perbatasan • Komitmen daerah g Dokumen Rencana
Pengembangan Pendalaman Rencana Aksi
Koordinasi Pusat dari PEMDA • Proposal usulan daerah Industri PERDA Rencana Aksi Program/kegiatan DJIKM Pelaksanaan kegiatan:
Monitoring & Evaluasi
RKAKL/DIPA
Pelaksanaan kegiatan:
• Bantuan mesin dan
peralatan • Pelatihan • Promosi/pameran • Promosi/pameran • Pengembangan produk l i l i Perencanaan