PENGEMBANGAN SISTEM LIFE
CYCLE
Pengembangan sistem merupakan penyusunan sistem baru untuk
menggantikan sistem lama secara keseluruhan maupun hanya memperbaikinya saja.
Sedangkan Siklus hidup pengembangan sistem (System Development
Life Cycle) merupakan tahapan kegiatan yang dilakukan oleh
pengembang sistem dalam menghasilkan sistem yang dapat diandalkan.
Tahapan kegiatan tersebut antara lain mencakup: perencanaan sistem, analisis sistem, desain sistem, seleksi sistem, implementasi sistem dan
pemeliharaan sistem (ditunjukkan oleh gambar 3.1).
Gambar 3.1 Pengembangan sistem Life Cycle
Siklus hidup pengembangan sistem (SDLC) sebenarnya merupakan salah
satu metode yang digunakan pada pengembangan sistem selain metode
prototyping dan metode application software (membeli software aplikasi yang sudah jadi).
Namun, pada dasarnya setiap metode pengembangan sistem memiliki
tujuan yang sama, dan dilakukan karena :
Terdapat permasalahan (problem) pada sistem yang lama. Contoh:
Tidak efisiennya operasi, ada pihak yang mengakses sistem dan mengacak-ngacaknya.
Untuk meraih kesempatan (Oppurtunies). Contoh: memanfaatkan
peluang-peluang pasar.
Ada instruksi-instruksi (directives). Contoh: peraturan pemerintah
Namun, kegiatan pengembangan sistem juga dilakukan dengan
alasan-alasan lainnya seperti:
Mengikuti perkembangan teknologi. Contoh: Mengganti software
sistem yang digunakan dengan software baru yang lebih update.
Perencanaan
Analisis
Desain
Seleksi Implementasi
Dengan alasan meminimalisir pengeluaran dana untuk sistem,
untuk mengurangi ukuran sistem yang terlalu besar atau bisa juga
dalam hal kecepatan pengaksesan.
Adanya keinginan user untuk mengupdate sistem. Contoh: user
program menginginkan adanya penambahan atau pengurangan properti pada sistem.
Dari keterangan diatas, tentu anda sudah dapat menyimpulkan bahwa
pengembangan sistem diadakan demi melakukan peningkatan.
Peningkatan tersebut dapat berupa:
Performance yaitu peningkatan terhadap kinerja.
Information yaitu peningkatan terhadap informasi.
Economy yaitu peningkatan terhadap manfaat dan keuntungan.
Control yaitu peningkatan terhadap pengendalian.
Efficiency yaitu peningkatan terhadap efisiensi operasi.
Service yaitu peningkatan terhadap pelayanan.
Namun, dalam mengembangkan sistem, juga sering ditemukan kegagalan. Apa saja yang menjadi penyebab kegagalan tersebut?berikut
penjelasannya:
Kurangnya penyesuaian pengembangan sistem.
Kelalaian menetapkan kebutuhan pemakai dan melibatkan
pemakai.
Kurang sempurnanya evaluasi kualitas dan anilisis biaya.
Adanya kerusakan dan kesalahan rancangan.
Penggunaan teknologi komputer dan perangkat lunak yang tidak direncanakan dan pemasangan teknologi yang tidak sesuai.
Tidak tercapainya implementasi yang direncanakan.
3.1 Perencanaan Sistem
Kegiatan perencanaan sistem menjadi hal yang paling penting serta
menentukan dalam pengembangan sistem informasi. Karena
perencanaan sistem ini mencakup identifikasi sistem dan subsistem, estimasi dari kebutuhan-kebutuhan fisik, tenaga kerja serta dana yang
dibutuhkan dalam pengembangan sistem.
Perencanaan sistem bahkan membutuhkan perancangan jadwal kerja
pengembangan sistem. Untuk melakukan perancangan jadwal kerja tersebut, anda dapat menggunakan metode perencanaan sistem seperti:
Gantt chart, network diagram, PERT maupun CPM.
Sumber: http://asp.syncfusion.com/Windows/demos/ui/chart/Chart%20Types/Gantt%20Chart/Sample. aspx
Gambar 3.2 Gantt chart
Tujuan Perencanaan sistem sendiri, adalah sebagai berikut :
Memanfaatkan sumberdaya secara tepat pada target subsistem
yang paling membutuhkan.
Menghindari dan meminimalkan duplikasi dan hasil yang sia-sia.
Sebagai rule agar pengembangan system menjadi konsisten.
3.2 Analisis Sistem
Analisis sistem merupakan proses atau tahapan yang digunakan dalam
memahami sistem yang telah ada. Namun analisis sistem dapat juga
diartikan sebagai sebuah teknik mempelajari, meneliti, menemukan kelemahan-kelemahan dan memecahkan masalah pada sebuah sistem
yang lama.
Proses memahami sistem ini juga dianggap sebagai pendekatan
terhadap sistem yang berhubungan secara langsung dengan metodelogi pengembangan sistem seperti: Structured Analysis system, Information
Engineering, Object-Oriented Analysis, Accelerated Analysis,
Requirements Discovery, Bussiness Process Reengineering, dll.
Tujuan analisis sistem sendiri adalah sebagai berikut:
Memperoleh pemahaman aspek operasional sistem.
Menetapkan hubungan kerja dengan pemakai sistem.
Mengumpulkan data untuk perancangan sistem.
Mengidentifikasikan masalah khusus yang membutuhkan perhatian pada saat dilakukan perancangan selanjutnya.
Sebagai problem solving yang mengasumsikan sistem lama tidak
berfungsi sesuai kebutuhan dan memerlukan perbaikan untuk
dapat digunakan dengan baik.
Dalam melakukan kegiatan analisis sistem, anda tidak diperbolehkan
membuat argument sistem berdasarkan kesimpulan yang anda ambil
sendiri tanpa melakukan pengumpulan fakta. Pengumpulan fakta-lah yang seharusnya menjadi dasar anda dalam melakukan analisis sistem
yang berguna pada perancangan sistem. Karena analisis sistem
bertujuan untuk menentukan apa yang menjadi kelemahan dan kekuatan sistem informasi yang berjalan. Lalu bagaimana teknik yang
dapat anda lakukan dalam pengumpulan fakta?berikut penjelasannya:
Melakukan wawancara, kuesioner, observasi pada pelaku-pelaku
yang terlibat dalam sistem yang lama.
Telaah dokumen-dokumen pendukung sistem.
Mencari informasi luar dalam mendukung perancangan nantinya.
Analisis sistem yang juga dapat diartikan sebagai proses memahami
sistem yang ada dengan menganalisis aspek-aspek seperti berikut ini:
3.2.1 Jabatan dan uraian tugas (business users)
Jabatan dan uraian tugas (business users) merupakan personal atau
pelaku yang menjalankan bisnis seperti: staff, manager, directur, dll.
Tujuan analisis jabatan ini adalah untuk mempelajari jabatan-jabatan
yang berkaitan dengan sistem yang dikembangkan. Analisis jabatan dan
uraian tugas ini dilakukan dengan pengecekan secara langsung apakah
pembagian tugas telah benar dilaksanakan dan ditujukan sebagai
internal control, dan cara menangkap masalah dalam prosedur dan
pembagian kerja. Ini dapat digunakan pula ketika membuat hak akses
3.2.2 Proses bisnis (business process)
Proses bisnis (business process) menggambarkan rangkaian tugas yang
harus diselesaikan menurut aturan-aturan tertentu untuk mendapatkan
hasil. Analisis ini mencakup:
Proses pencatatan yaitu gambaran tahapan kegiatan/pekerjaan
dalam suatu sistem.
Bukti transaksi dan dokumen pencatatan.
Bukti transaksi yaitu dokumen asli yang diterbitkan atau diterima
perusahaan sebagai bukti telah terjadinya suatu transaksi keuangan
contoh: faktur penjualan, kwitansi, dll.
Sedangkan Dokumen pencatatan merupakan dokumen intern
perusahaan yang berfungsi mengesahkan bukti transaksi.
Laporan dan metode pengkodean.
Laporan perlu dianalisis untuk mengetahui jenis-jenis laporan yang
ada, apakah sudah sesuai dengan prinsip sistem informasi
manajemen yang mensyaratkan informasi yang tepat dan waktu
yang tepat pula.
Analisis Metode pengkodean dilakukan untuk mengetahui apakah
perusahaan atau organisasi tersebut telah menggunakan
pengkodean dalam pencatatan. Jika memang sudah, yang perlu
dianalisis berikutnya adalah keefisienan pemakaian kode selama ini.
3.2.3 Ketentuan/aturan yang ada (business rules)
Aturan merupakan batasan/ketentuan yang dapat menjaga
integritas/keabsahan data perusahaan untuk menjamin sistem dapat
Komponen business rules yang perlu dianalisis adalah sebagai berikut:
Keamanan data. Anda perlu menganalisis pihak mana saja yang
boleh mengakses data keuangan perusahaan, data gaji pegawai,
dsb. Analisis ini bermanfaat untuk mendesain autentifikasi akses
terhadap fasilitas dalam aplikasi yang akan dikembangkan.
Validasi data. Anda perlu mengalisis mengenai ukuran dan tipe
data sistem.
3.2.4 Masalah dan mencari solusinya (business
problems and solution)
Business problem and solution biasa disebut dengan identifikasi
kebutuhan. Kegiatan ini memiliki tiga tahapan dalam menganalisisnya,
yaitu:
Identifikasi masalah. Sebuah analisis problem hendaknya melihat
dari 3 aspek berikut ini :
- Problems: masalah atau situasi yang tidak diharapkan terjadi dan membuat organisasi tidak dapat sepenuhnya mencapai
tujuannya.
- Oppurtunity: Kesempatan untuk memperbaiki performance organisasi.
- Directive: keperluan-keperluan baru yang dituntut oleh manajemen, pemerintah atau factor eksternal lain.
Untuk melihat masalah-masalah yang terjadi pada perusahaan
dapat anda analisis dengan pendekatan PIECES.
PIECES merupakan pendekatan yang berupa kerangka atau kategori
permasalahan yang terjadi pada sebuah perusahaan/organisasi.
Performance : Memperbaiki performance kerja
Information : Memperbaiki Informasi dan data
Economics : Memperbaiki ekonomi, pengontrolan
pengeluaran, dan Meningkatkan keuntungan
Control : Memperbaiki pengontrolan dan keamanan.
Efficiency : Memperbaiki efisiensi sumber daya manusia
dan proses yang berlangsung.
Service : Memperbaiki Pelayanan terhadap pelanggan,
supplier, karyawan dan partner.
Identifikasi penyebab masalah
Setelah masalah teridentifikasi, saatnya anda mencari penyebab
masalah tersebut bias terjadi. Dalam mengidentifikasi penyebab
masalah tersebut, anda dapat menggunakan berbagai tools,
contohnya: fish bone.
Sumber gambar: http://eriskusnadi.wordpress.com/2011/12/24/fishbone-diagram-dan-langkah-langkah-pembuatannya/
Fish bone atau cause-and-effect diagram atau Ishikawa Diagram
merupakan sebuah alat atau kerangka berbentuk ikan yang
menjabarkan sebuah masalah dan penyebabnya yang dibagi
menjadi penyebab utama dan sub-penyebab pada sebuah sistem.
Diagram ini membantu anda dalam menemukan akar
permasalahan. Permasalahan tersebut, biasanya mengarah kepada
tujuh masalah utama, yaitu:
- Metode (Methods)
- Mesin (Machinery)
- Manajemen (Managemen)
- Material (Materials)
- Sumber Daya Manusia (Man Powers)
- Lingkungan (Environtment)
- Pengukuran (Measurement)
Sedangkan jika dibagi pada jenis industrinya, masalah utama pada
fishbone terbagi atas 3 jenis:
Kategori 6M pada industri manufaktur
- Machine (mesin atau teknologi)
- Method (metode atau proses)
- Material (materi)
- Man power/mind power (tenaga kerja dan pikiran)
- Measurement (pengukuran atau inspeksi)
- Milieu/mother nature (lingkungan)
- Product (produk/jasa)
- Price (harga)
- Place (tempat)
- Promotion (promosi/liburan)
- People (orang)
- Process (proses)
- Physical Evidence (bukti fisik)
- Productivity & Quality (produktivitas dan kualitas)
Kategori 5S pada industry jasa
- Surroundings (lingkungan)
- Suppliers (pemasok)
- Systems (sistem)
- Skills (keterampilan)
- Safety (Keselamatan)
Penyelesaian masalah
Setelah masalah dan penyebabnya teridentifikasi maka langkah
selanjutnya adalah menentukan alternatif solusi atau apa
sebenarnya yang menjadi kebutuhan perusahaan terkait dengan
sistem informasi.
Kebutuhan bisnis sendiri berarti uraian yang jelas tentang keperluan
dan keinginan untuk sebuah sistem informasi yang terbagi menjadi
2 macam, yaitu:
Functional Requirement: fungsi atau fitur yang harus ada
diterima oleh pemakai. Functional requirement dibagi menjadi
beberapa kelompok seperti berikut:
- User Interface Requirements: kebutuhan pengguna sistem akan input-output yang didukung sistem informasi.
- Processing Requirements: spesifikasi kebutuhan pemrosesan yang diperlukan untuk melakukan semua aktivitas yang
terlibat dalam transformasi input menjadi output.
- Storage Requirements: pengorganisasian, isi dan ukuran basis data dan prosedur untuk perawatannya.
- Control Requirements: isu terkait dengan akurasi, validitas, keselamatan, keamanan dan adaptasi.
Non Functional Requirement: uraian fitur, karakteristik dan
atribut sistem yang membatasi usulan solusi.
3.2.5 Perlengkapan (business tools)
Bussiness Tools merupakan peralatan maupun perlengkapan yang
digunakan pada organisasi maupun perusahaan. Dalam business tools,
yang perlu anda analisis adalah mengenai tool-tool yang membantu
setiap kegiatan apakah perlu dilakukan upsizing (peningkatan) ataukah
downsizing (penurunan).
Analisis ini hendaknya bias memberi gambaran mengenai kelebihan dan
kekurangan sistem lama juga dapat mengusulkan tools baru beserta
kekurangan dan kelebihannya pula.
3.2.6 Rencana perusahaan (business plans).
Analisis rencana perusahaan diperlukan dalam melihat adakah rencana
atau arahan perusahaan untuk kedepannya. Dalam menganalisis
kondisi sekarang dalam menyelesaikan masalah saat ini juga melihat
kedepan dalam mengatasi permasalahan mendatang. Untuk itu
identifikasilah business plans perusahaan baik dalam jangka pendek,
menengah maupun jangka panjang.
Setelah sampai pada tahap ini, seorang analyst sistem hendaknya
menyusun semua laporan hasil analisis sistem. Laporan ini berguna
untuk melihat kelayakan pekerjaan yang dapat dilihat dari aspek berikut
ini:
Kelayakan Teknis : Kelayakan perangkat keras dan lunak.
Kelayakan Ekonomi : Keuntungan ekonomi, efisiensi yang diperoleh.
Kelayakan Operasi : Berkaitan dengan prosedur operasi dan orang
yang menjalankan operasi.
Kelayakan Jadwal : Berkaitan dengan deadline pekerjaan dan target
pekerjaan.
Lalu, apa saja isi dari laporan hasil analisis sistem tersebut? Berikut
penjelasannya:
1. Alasan, batasan dan asumsi dalam analisis
2. Deskripsi sistem yang mencakup:
a. Business user
b. Analisis jabatan
c. Proses bisnis
d. Aliran proses bisnis
e. Ketentuan/aturan yang ada
g. Rencana perusahaan
3. Deskripsi masalah dan alternatif solusi/rekomendasi (kebutuhan
sistem)
4. Proyeksi kebutuhan sumber daya da biaya yang diharapkan
termasuk kelayakan menuju desain sistem
5. Batasan-batasan yang dapat menghambat pengembangan sistem
atau pengoperasian sistem pada saat implementasi.
6. Informasi mengenai sistem lain yang harus berhubungan dengan
sistem yang akan dikembangkan.
7. Hasil akhir analisis sistem (keputusan):
a. Apa saja sistem yang harus dihentikan
b. Apa saja sistem yang dijalankan setelah menunggu beberapa
saat.
c. Apa saja yang perlu dilakukan modifikasi sistem
d. Apa saja sistem yang dapat dilanjutkan dengan suatu syarat
e. Apa saja sistem yang dapat dilanjutkan tanpa syarat
3.3 Desain/Perancangan Sistem
Desain Sistem merupakan tahapan dalam membentuk sistem baru
berdasarkan hasil analisis sistem. Desain sistem berkosentrasi pada bagaimana sistem dibangun untuk memenuhi kebutuhan pada fase
analisis.
Manfaat desain sistem sendiri, adalah memberikan gambaran rancang
bangun (blue print) yang lengkap, sebagai penuntun (guideline) bagi
Pemodelan sistem
Pemodelan sistem adalah diagram rancangan sistem baru. Dalam membuat pemodelan sistem, anda dapat menggunakan jenis-jenis
pemodelan seperti: DFD, IDEF0, ERD, UML, dll (akan dibahas pada bab
4). Sedangkan kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
- Penyusunan diagram arus data
- Penyusunan kamus data: menjelaskan file dan struktur data mengenai model yang digambarkan dalam pemodelan sistem.
Desain Basis Data
Desain basisdata mencakup model basis data dan teknik implementasi
basisdata. Kegiatan yang dicakup oleh desain basisdata adalah Desain logika/model basisdata yang mencakup desain tabel, penjelasan tabel
dan field, desain fisik tabel dan relasi antar tabel.
Desain Aplikasi
Desain aplikasi mencakup desain form-form ditambah penjelasan, dan
desain menu aplikasi.
Desain perangkat keras/jaringan
Menguraikan desain perangkat keras/jaringan yang akan
diimplementasikan.
Desain jabatan/deskripsi pengguna
Menguraikan tugas pihak-pihak yang terlibat dalam penggunaan aplikasi.
3.4 Seleksi Sistem
Seleksi sistem dilakukan secara bersamaan dengan evaluasi sistem yang
merupakan proses dimana nilai sistem, biaya dan keuntungan dibandingkan. Proses ini merupakan pengoptimasian yang melihat
user. Pada tahap ini jugalah saatnya memilih perangkat keras dan
perangkat lunak yang kompatibel untuk sistem. Untuk itu, dibutuhkan
langkah-langkah dalam menyeleksi dan memilih sistem seperti berikut ini:
Memilih penyedia teknologi yang dikelompokkan menjadi: perangkat keras umum, perangkat keras yang spesifik untuk sistem,
perangkat lunak yang umum, perangkat lunak yang khusus untuk
sistem.
Meminta proposal dari penyedia teknologi. Proposal ini digunakan sebagai dasar penilaian untuk penyedia teknologi yang paling tepat
baik dari segi ekonomi maupun kualitas.
Menyaring penyedia teknologi (Benchmark). Menyeleksi beberapa
penyedia teknologi yang tepat dengan kebutuhan perusahaan.
Mengevaluasi penyedia teknologi. Merangking dan menunjau
kembali penyedia teknologi, agar mendapatkan hasil terbaik.
Setelah sistem selesai diseleksi, lalu anda sudah saatnya melakukan
evaluasi sistem dan evaluasi biaya serta pendapatan.
3.4.1 Evaluasi Sistem
Keputusan dalam mengubah sistem baru, tentu membutuhkan banyak
pertimbangan yang matang. Hingga sistem selesai dirancang-pun, tetap
saja dibutuhkan evaluasi sistem. Lalu apa saja sumber evaluasi sistem
tersebut?berikut penjelasannya:
Nilai sistem : diukur dengan TELOS (feasibility factor), PDM
(Strategic factor) dan MURRE (design factor)
Analisa biaya dan keuntungan : mengukur biaya dan keuntungan
Faktor kelayakan TELOS mengukur bahwa sistem yang diusulkan harus
layak dan memenuhi criteria kelayakan sebagai berikut:
Technical : Sistem yang diusulkan, dapat dikembangkan
dan diimplementasikan menggunakan teknologi yang ada atau jika
teknologi baru dibutuhkan.
Economic : Dana tersedia untuk mendukung biaya yang
diestimasikan dari sistem yang diusulkan.
Legal : Jika sistem yang dibuat bermasalah, maka
perusahaan dapat melepaskan kewajiban hukumnya.
Operational : Prosedur yang ada dan kemampuan personal
yang cukup untuk mengoperasikan sistem yang diusulkan atau
perlu adanya tambahan prosedur dan kemampuan.
Schedule : Sistem yang diusulkan harus beroperasi dalam
kerangka waktu yang dapat diterima.
Sedangkan dalam mengukur faktor strategi pada sistem yang diusulkan,
dapat menggunakan PDM. Berikut perinciannya:
Productivity : Pengukuran jumlah output yang dihasilkan
input. Tujuannya untuk mengurangi biaya tambahan yang tidak
bernilai. Kegiatan yang dilakukan adalah:
- Memerinci komunikasi antara kantor/organisasi dan operasinya melalui sumber dan jaringan bersama
- Merancang interface user yang mudah digunakan dan berarti.
- Mengotomasi proses transaksi dan tugas
Diferentiation : Pengukuran seberapa baik sebuah
berbeda sama sekali dengan perusahaan saingan. Kegiatan yang
dilakukan adalah:
- Mengotomasi dan memperbaiki rancang produk dan proses produksi, untuk memberikan produk dan jasa yang lebih murah
dan modern kepada pelanggan.
- Menyiapkan akses yang baik terhadap data yang berhubungan dengan produk dan jasa.
- Menambah kecepatan respon terhadap kebutuhan dan permintaan pelanggan.
- Menghasilkan status informasi yang baik terhadap produk dan jasa.
- Memperluas informasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan.
Management : Pengukuran seberapa baik sistem informasi
menyediakan informasi untuk membantu manajer dalam
perencanaan, pengontrolan dan pengambilan keputusan. Kegiatan
yang dilakukan adalah:
- Melaksanakan tugas secara efektif dan efisien.
- Bersaing dengan para kompatitor.
- Inovatif
- Mengurangi konflik
- Beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan yang terjadi di pasar.
Untuk mengukur faktor design sendiri dapat menggunakan MURRE.
Maintainability (Perawatan) yang mencakup:
- Membuat kamus data standar
- Menggunakan bahasa pemrograman standar
- Menginstall arsitektur komputer standar
- Menggunakan perancangan secara modul
- Menyiapkan dokumentasi yang komperehensif, jelas dan terpadu.
Usability (Kegunaan) yang mencakup:
Reusability (Nilai guna kembali)
Realiability (Keandalan)
Extendability (Cakupan yang luas)
3.4.2 Evaluasi biaya dan keuntungan sistem
Tujuan utama dari perancangan sistem adalah mencoba untuk
mengoptimumkan perancangan. Perancang harus dapat membuat biaya
sejumlah kebutuhan sistem yang sesuai dengan keinginan user.
Biaya merupakan sesuatu yang berhubungan dengan pengeluaran
modal awal dalam mengembangkan dan mengimplementasikan sistem.
Dalam mengembangkan dan mengimplementasikan sistem dibutuhkan
biaya yang berulang selama proses berlangsung. Berikut adalah biaya
berulang tersebut:
Biaya pengembangan dan implementasi sistem:
Biaya pengembangan sistem: perencanaan sistem, analisa dan
fungsi perancangan yang dibuat oleh profesionalis sistem.
Biaya pemrograman
Biaya training
Biaya testing biaya konversi
Sedangkan biaya operasi dan pemeliharaan yang diperlukan setelah
sistem diimplementasikan adalah sebagai berikut:
Biaya staf
Biaya persediaan
Biaya pemeliharaan hardware
Biaya pemeliharaan software
Biaya operasional
Keuntungan merupakan semua hal yang menambah pendapatan
perusahaan. Keuntungan juga bisa diasumsikan sebagai total penjualan
yang dikurangi dengan total biaya perusahaan. Keuntungan dibagi
menjadi 2 jenis, yaitu:
Tangible benefit (keuntungan nyata, masuk akal) contoh
pendapatan perusahaan yang dikurangi biaya atau pengeluaran.
Intangible benefit (sulit diukur) misalnya pengurangan karyawan
dalam pengefektifan kerja dan biaya gaji.
Setelah mengetahui sedikit penjelasan mengenai biaya dan keuntungan.
Tentu anda ingin mengetahui bagaimana cara menghitung biaya dan
keuntungan bukan?untuk melakukan kegiatan tersebut terdapat dua
metode yaitu NPV dan PVI. Berikut penjelasannya:
Metode NPV (Net Present Value)
Metode NPV merupakan model yang memperhitungkan pola cash flow
berdasarkan discount rate tertentu. Jumlah uang yang akan diterima
dimasa datang tidak akan sama dengan jumlah uang yang berada
ditangan anda sekarang. Karena uang sekarang merupakan investasi
untuk penghasilan mendatang. Dengan demikian, perbedaan nilai uang
dipengaruhi oleh waktu. Perbedaan nilai uang juga ditentukan oleh
tinggi rendahnya tingkat bunga (discount rate=DR) yang diperhitungkan.
Berikut adalah cara perhitungan NPV:
PV dari proses : tahun
ke-1: Rp. X DR = Rp
Ke-2: Rp. X DR = Rp
Ke-3: Rp. X DR = Rp
+
Total PV = Rp
Investasi bersih = Rp
+
NPV = Rp
Metode PVI (Present Value Index)
PVI sering disebut dengan rasio biaya keuntungan (B/C ratio) atau
profitability index. Berikut adalah cara menghitung PVI:
PVI = Total PV
Investasi bersih
Kriteria yang dipakai dalam menerima suatu investasi adalah “Diterima
Contoh:
Pada perancangan sistem yang umum dipakai adalah sistem A. Investasi
awal sistem tersebut adalah Rp1.000.000, sedang sistem B adalah
Rp800.000, dan C adalah Rp900.000. Diketahui discount ratenya adalah
10%. Sistem tersebut diperkirakan akan berjalan selama 5 tahun.
Estimasi dari net cash inflownya adalah Rp350.000, Rp370.000,
Rp250.000, Rp200.000, Rp200.000.
Maka perhitungan NPVnya adalah:
Tahun PV 10%
dari Rp1
Netcash inflow PV dari netcash
inflow
1 0.909 Rp350.000 Rp318.150
2 0.826 Rp370.000 Rp305.620
3 0.751 Rp250.000 Rp187.750
4 0.683 Rp200.000 Rp136.600
5 0.621 Rp200.000 Rp124.200
Total Rp1.370.000 Rp1.072.320
Investasi Awal Rp1.000.000
NPV Rp72.320
Sedangkan perhitungan PVI-nya adalah sebagai berikut:
Sistem A Sistem B Sistem C
Total PV dati net cash
flow
Investasi Rp1.000.000 Rp800.000 Rp900.000
NPV Rp72.320 Rp64.000 Rp36.000
PVI 1.07 1.08 1.04
Kesimpulan:
Jika dilihat dari NPV-nya, sistem A memberikan keuntungan lebih besar
dibandingkan dengan sistem B dan C. Namun jika dilihat dari PVI-nya,
sistem B memiliki nilai tertinggi.
3.5 Implementasi Sistem
Implementasi sistem adalah tahap penerapan sistem yang akan dilakukan jika sistem telah disetujui dan siap dioperasikan. Implementasi
sistem sendiri, berisi pengkoordinasian dan penjadwalan tugas-tugas
yang akan dijalankan pada saat implementasi sistem dilakukan. Lalu apa saja kegiatan yang dicakup implementasi sistem, berikut penjelasannya:
Penyiapan hardware dan jaringan
Penyiapan software
Pemilihan dan pelatihan karyawan
Pengujian program dan prosedur
Pembuatan dokumentasi
Konversi data
Lalu ketika melakukan implementasi sistem terdapat beberapa hal yang
harus diperhatikan, yaitu:
Pelatihan yang dilakukan untuk pihak penguna sistem sekaligus
sosialisasi sistem.
Testing penerimaan
Pada saat proses implementasi sistem, tidaklah mungkin dilakukan
tanpa hambatan dan tanggapan terutama dari karyawan. Sistem yang
baru tentu saja akan dipakai oleh karyawan, sehingga anda akan mendapatkan tanggapan atau reaksi yang dimaksud dengan testing
penerimaan. Reaksi tersebut akan berupa berikut ini:
Ketakutan atau kecurigaan bahwa sistem yang baru akan membuat
mereka sulit dan menyebabkan terjadinya banyak kesalahan.
Penolakan terhadap sistem baru karena terbiasa dengan sistem
lama.
Namun ada juga yang akan setuju dan antusias dengan sistem yang
baru.
Dari reaksi tersebut, anda memang akan tertantang untuk mengkomunikasikan mengenai kelebihan sistem tersebut dan
mengadakan pelatihan yang menarik minat mereka atau anda dapat
menggunakan metode perubahan sistem yang pas. Metode perubahan sistem tersebut adalah sebagai berikut:
Perubahan secara langsung, sistem baru diterapkan dan sistem lama langsung dihentikan.
Perubaan secara paralel yaitu sistem baru dijalankan secara
bersama-sama dengan sistem lama. Jika pada penggunaannya
sistem baru tidak ada masalah, maka sistem lama akan dihentikan.
Perubahan secara bertahap. Perubahan sistem lama ke sistem baru
Perubahan secara moduler. Perubahan dari sistem lama ke sistem
yang baru dilakukan permodul.
Perubahan secara terdistribusi. Perubahan yang mirip dengan
moduler hanya saja perubahannya meliputi berbagai lokasi/cabang.
Setelah implementasi sistem telah selesai dilakukan, maka pekerjaan
yang harus anda lakukan selanjutnya adalah membuat laporan akhir yang berisi:
Hasil implementasi yang dilakukan.
Batas tanggung jawab (garansi).
Pemeliharaan berkelanjutan.
3.6 Pemeliharaan Sistem
Tahapan pemeliharaan sistem mencakup seluruh proses yang diperlukan untuk menjamin kelangsungan, kelancaran dan kesempurnaan sistem
yang telah dioperasikan.
Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pemeliharaan sistem adalah
sebagai berikut:
Pemantauan pengoperasian pada user.
Antisipasi gangguan kecil (bug) pada aplikasi.
Lakukan penyempurnaan.
Antisipasi faktor-faktor luar seperti virus, kerusakan/kehilangan data.
Pemeliharaan sistem yang merupakan siklus terakhir dalam SDLC sendiri,
dilakukan bukan tanpa tujuan. Karena bagaimanapun sistem baru yang
benar-benar menyelesaikan masalah perusahaan. Adapun tujuan dari
pemeliharaan sistem adalah sebagai berikut:
Untuk memperpanjang usia kegunaan aset dari sistem tersebut.
Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan.
Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu.
Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana
tersebut.
Lalu apa saja jenis-jenis pemeliharaan yang dilakukan, berikut
penjelasannya:
Pemeliharaan korektif
Pemeliharaan korektif adalah bagian pemeliharaan sistem yang
tidak begitu tinggi nilainya dan lebih membebani. Karena
pemeliharaan ini mengoreksi kesalahan-kesalahan yang ditemukan pada saat sistem berjalan.
Pemeliharan adaptif
Pemeliharaan adaptif dilakukan untuk menyesuaikan perubahan
dalam lingkungan data atau pemrosesan dan memenuhi
persyaratan pemakai baru.
Pemeliharaan Perfektif
Pemeliharaan penyempurnaan mempertinggi cara kerja atau
maintainabilitas (kemampuan untuk memelihara) contoh: mengupgrade code, memperbaiki program.
Pemeliharaan Preventif
Pemeliharaan yang terdiri atas inpeksi periodic dan pemeriksaan