29
Pengaruh Pemberiaan Sarang Telur Laba-laba (
Spider Silk Protein
)
M enemerus Bivittatus
Secara Topikal Terhadap Penyem buhan Luka Insisi
pada Fase Inflamasi Tikus Putih Jantan (
Ra ttus Norvegicus
)
Strain W istar
M uhammad Yusak Alfaris
1, M as M ansyur
2*Fakult as Kedokt eran Universit as Wijaya Kusuma Surabaya
1Bagian Biom edik Penelitian Biomolekuler Fakult as Kedokt eran Universit as Wijaya
Kusum a Surabaya
2e-mail: cakm ansyur@gm ail.com
Abstrak
Penyem buhan luka mer upakan proses alamiah dari t ubuh, nam un seringkali dilakukan pem berian obat -obat an, salah sat unya pemanf aat an sar ang laba-laba. Tujuan penelit ian ini adalah unt uk menget ahui pengar uh pem berian sar ang t elur laba-laba (Spider silk prot ein) M enemerus bivit t at us secara t opikal t erhadap penyem buhan luka insisi pada fase inf lamasi. Penelit ian ini bersif at Eksperiment al Laborat oris. Subyek penelit iaan adalah 18 ekor t ikus w ist ar (rat t us nor vegicus st rain) yang diber i 2 macam perlakuaan, yait u kont r ol (K1) dengan pem beriaan normal salin dan perlakuan (P1) dengan pemberiaan sarang t el ur laba-laba (spider silk prot ein) M enemerus bi vit t at us secara t opikal ser t a luka dit ut upi dengan Hipaf ik. Pemilihan sampel dilakukan secara randomisasi dengan cara simple random sam pling. Uji hipot esis m enggunakan uji Chi Square
dengan α=0.05. Hasil penelitian
menunjukkan bahw a ada pengaruh pem berian sarang t elur laba-laba (spider silk prot ein)secara t opikal t erhadap pr oses penyem buhan luka insisi (p = 0,005) pada fase inf lamasi (p = 0,000) pada t ikus put i h jant an (Rat t us norvegicus w ist ar).Kata Kunci: Luka insisi, sarang t elur laba-laba, fase inf lamasi.
The Effect of Spider (M enemerus Bivittatus) Silk Protein Topically
Administration for Healing of Incision w ound on Inflammatory phase of
(Rattus Norvegicus) Stra in W ista r
Abstra ct
The healing of w ounds is a nat ural process of t he human body but oft en medicine is used, f or example t he use of spider silk. The purpose of t his research is t o know t he effect of t he use of spider (M enemerus Bivit t at us) silk prot ein used t opically for t he healing of incision w ounds in t he inf lammat ory phase. This research is a laborat ory experiment . The subject s of t his research are 18 w ist ar rat s (Rat t us Norvegicus st rain) t hat are t reat ed in t w o different w ays. The first is cont rol (K1) w it h t he use of norm al saline and t he second is t reat ment (Pl) w it h t he use of spider silk prot ein t opically using w ound dressing. The select ion of samples is done randomly using t he simple random sampling. The hypot hesis t est ing
uses the Chi Square testing with α = 0.05. The results of this research shows that the use of spider silk
prot ein t opically ef fect s t he process of incision w ound healing (0,005) in t he inflammat ory phase (0,000) on Wist ar rat s.30
PENDAHULUAN
Kulit merupakan organ t erluas di t ubuh, yang berfungsi sebagai per t ahanan mekanis ant ara lingkungan ekst ernal dengan jaringan di baw ahnya, t et api secara dinamis juga berf ungsi dalam ber bagai pert ahanan t erhadap inf eksi, t ermoregulat or dan ber bagai fungsi pent ing lainnya (1). Ket ika fungsi kulit t erganggu karena penyebab infeksi sepert i bisul, luka bakar, neoplam s at au t raum a maka fungsi t ersebut t idak lagi memadai dilakukan. Oleh karena it u pent ing unt uk mengem balikan int egrit asnya sesegera m ungkin (2). Luka adalah hilang at au rusaknya sebagian jaringan t ubuh. Keadaan ini dapat disebabkan oleh t rauma benda t ajam
Penyembuhan luka adalah suat u bent uk proses usaha unt uk mem per baiki kerusakan yang t erjadi. Kom ponen ut ama dalam proses penyem buhan luka adalah kolagen disamping sel epit el. Fibroblas adalah sel yang bert anggung jaw ab unt uk sint esis kolagen (5). Luka sering dit andai dengan adanya t epi luka yang m eninggi dan jaringan yang hiper proliferat if . Fibroblas yang berasal dari luka kronis bersifat premat ur dan m emiliki sifat yang berbeda sehingga r esponnya t erhadap st imulasi yang normal m enjadi t idak efisien (6,7,8). Banyak pengobat an luka m enurut dengan m enggunakan zat kimia yang mem berikan hasil baik. M enur ut BPOM RI(9), 2010, Penggunaan t um buhan obat di Indonesia dalam upaya pemeliharaan kesehat an, maupun sebagai pengobat an menggunakan t um buhan obat kecender ungannya t er us m eningkat t erut ama sejak krisis ekonomi t ahun 1997 yang menyebabkan harga obat sint et ik m elonjak sangat t inggi karena sebagian besar bahan bakunya masih diimpor. Seiring dengan hal it u, penelit ian yang mem bukt ikan khasiat dan keamanan obat t radisional at au obat asli Indonesia juga meningkat .
World Healt h Organizat ion (WHO) merekom endasikan penggunaan obat t radisional t ermasuk herbal dalam pem eliharaan kesehat an m asyarakat , pencegahan dan pengobat an penyakit , t erut ama unt uk penyakit kronis, penyakit
degenerat if dan kanker(10). Pasien dengan luka kronis sering diobat i dengan baik t erapi ant imikroba sist emik at au t opikal. Dua penelit ian di Eropa m enem ukan bahw a diat as 60% dar i pasien ini t elah m enerima beberapa bent uk t erapi ant ibiot ik dalam 6-12 bulan sebelum nya, biasanya unt uk jangka w akt u yang lama (11,12). Banyak penelit ian t ent ang penyem buhan luka dengan menggunakan pengobat an t radisional dan obat her bal dengan hasil baik, diant ranya adalah: menur ut Isrofah dkk (2015), t idak dit em ukan adanya per bedaan yang signif ikan penyem buhan luka bakar derajat II t ermal pada t ikus put ih secara makroskopis sedangkan pada pengamat an mikr oskopis dit em ukan perbedaan yang signifikan pada angiogenesis (13). Berdasarkan gam baran klinis SEDB 40 % m em punyai gam baran klinis penyembuhan luka bakar derajat II t ermal lebih baik. M enurut Wirast ut y (2016), Ekst rak kulit bat ang kayu jaw a (Lannea Coromandelica) dalam bent uk sediaan gel dapat m em berikan efek t erhadap luka bakar pada kelinci (Oryct olagus cuniculu), ef ek t er baik pada konsent rasi 3% (14). Penelit ian ini bert ujuan unt uk m enem ukan pengaruh pem beriaan sarang t elur laba-laba (Spider Silk Prot ein) menemerus bivit t at us secara t opikal t erhadap penyem buhan luka i nsisi pada fase iinflamasi tikus put ih jant an (Rat t us Norvegicus St rain Wist ar).
BAHAN DAN M ETODE
31
dan sanit asi kandang, kondisi (sehat dan t idak mendapat kan pengobat an sebelum nya), masa adapt asi yang sama yait u 5 hari, pem buat an luka insisi pada t ikus, lokasi luka, diamet er dan kedalaman luka yang sama, pem berian ident it as pada t ikus.
Inst rum en yang digunakan unt uk menilai proses penyem buhan luka adalah lembar observasi yang dimodifikasi dari Wat ono.
Lembar observasi berisi proses penyem buhan dari Gaylene. Evaluasi penyem buhan luka dilakukan pada hari ke 2 dan ke 4. Analisis dat a unt uk menguji hipot esis penelit ian menggunakan uji Chi Square dengan bant uan soft w are SPSS 21.0 dengan t ingkat signifikan
α
= 0,05. Hipotesa alternatif diterima jika p < α
32
Hasil rekapitulasi inflamasi
Tabel 3. luka dalam kondisi inflamasi
Inflam asi Kelompok Tot al
Kontrol Perlakuan
Tidak inflam asi 0 4 4
Inflam asi ringan 3 5 8
Inflam asi sedang 6 0 6
Tot al 9 9 18
Tabel 4 Hasil Uji Friedman
Chi-Squar e 32.378
p 0.000
Tabel 5. Hasil Tabulasi Silang Kelom pok dengan
Penyem buhan
Penyem buhan Kelom pok Tot al p
Kontrol Perlakuan
Cepat 0 4 4
0.005
Sedang 3 5 8
Lambat 6 0 6
Tot al 9 9 18
Hasil pengamatan ditampilkan dalam
diagram batang
PEM BAHASAN
Hasil penelit ian ber dasarkan i nf lamasi (Tabel 3) pada kelom pok perlakuan yang t idak inflamasi sebanyak 4 ekor , inf lamasi r ingan
sebanyak 5 ekor, dan inflamasi sedang sebanyak nol ekor. Sedangkan pada kelom pok kont rol yang t idak inflamasi sebanyak nol ekor, inf lamasi ringan sebanyak 3 ekor, dan inflamsi sedang sebanyak 6 ekor. Dari hasil uji chi squar e diperoleh p = 0,000
, sehingga p < α, hal
ini ber art i ada pengaruh yang sangat signifikan ant ara t erjadinya inflamasi dengan dengan pem berian t el ur sar ang laba-laba. Berdasarkan hasil penelit ian yang didapat kan (t abel 5) pada kelompok perlakuan dengan penyem buhan luka yang cepat sebanyak 4 ekor, cukup sebanyak 5 ekor dan lambat sebanyak nol ekor. Sedangkan pada kelom pok kont rol dengan penyem buhan luka yang cepat sebanyak nol ekor, cukup sebanyak 3 ekor , dan lam bat sebanyak 6 ekor. Sedangkan hasil st at ist ik dengan uji Chi Square didapat kan nilai p sebesar 0.005. ini berart i bahw a p <α , ada
pengaruh yang sangat signifikan pem berian t elur sarang laba-laba dengan kecepat an penyem buhan luka t ikus put ih jant an.Hasil ini sesuai dengan penelit ian yang t elah dilakukan oleh Kumar dkk. (2005) yang mengemukakan bahw a penggunaan salep jar ing laba-laba yang diaplikasikan pada l uka di kulit dapat m em percepat penyembuhan luka (15). Penyem buhan l uka dengan penggunaan salep jaring laba-laba disebabkan peni ngkat an jumah sel fibroblas, sint esis kolagen, kekuat an t ensile, kont raksi luka dan periode epit elisasi. Aksi penyembuhan l uka t erjadi karena kandungan prot ein yang ada pada jar ing laba-laba. M enur ut hasil penelit ian (Br ow n, 2011) mem bukt ikan bahw a jaring t elur laba-laba berpot ensi melaw an inf eksi, menyembuhkan luka, dan m em bendung dar ah yang keluar(16). Hal ini sesuai dengan penelit ian yang t elah kami lakukan, luka t ikus put ih jant an lebih cepat sem buh akibat pem berian sat ang t elur laba-laba.
KESIM PULAN
33
DAFTAR PUSTAKA
1. Sherw ood L. 2001. Human physiology: f rom cell t o syst em, A Division of Int ernat ional Thomson Publishi ng Inc. pp 402-404.
2. Enoch S and Price P, 2004. Cellular, M olecular, and Biochemical Differences in t he Pat hophysiology of Healing Bet w een Acut e Wounds, Cronic Wounds, and Wound in t he Aged. pp 32-33.
3. Sjamsuhidayat R and Jong D, 2011. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3 , Penerbit Buku Kedokt eran EGC, Jakar t a. pp 395-399. 4. Gosain, A and DiPiet ro, LA, 2004. Agi ng
and Wound Healing. W orld Journal of Surgery, 28(3), 321-326.
5. Per danakusuma D, 2007, From Caring t o Curing Pause Before You Use Gauze, Air langga Universit y School of M edicine, Surabaya.
6. M ust oe TA, O'Shaughnessy K, and Kloet ers O, 2006. Chronic w ound pat hogenesis and current t r eat ment st rat egi es: a unif ying hypot hesis. J Plast Reconst r Surg.117:35–41.
7. Henderson EA, 2006. The pot ent ial eff ect of fibroblast senescence on w ound healing and t he chronic w ound environm ent . J Wound Care.15:315–318.
8. M enke N, Ward K, Wit t en T, Bonchev D, Diegelman R, 2007, Impaired w ound healing. Clin Dermat ol. 25:19 25.
9. BPOM RI, 2010, Acuan Sediaan Herbal, Volum e Lim a, Badan Pengaw asan Obat dan M akanan, Jakart a.
10. WHO.Tradit ional M edicine 2003. Availble f rom:
ht t p:/ / w w w .w ho.int / m ediacent re/ fact s 11. Tamm elin A, Lindholm C, and
Hambr aeus A, 2002 Chronic ulcers and ant ibiot ict r eat m ent. J Wound Care. 7:435-437.
12. How ell JRS, Wilson M J, Hill KE, How ard AJ, Price PE, Thomas DW, 2005. A review of t he microbiology, ant ibiot ic usage and r esist ance in chronic skin w ounds. J Ant imicrob Chemot her; 55:143-9.
13. Isrofah, Sagiran dan Afandi M , Efekt ifit as Salep Ekst rak Daun Binahong (Anredera Cor difolia Ten St eenis) Terhadap Proses Penyembuhan Luka Bakar Derajat 2 Termal pada Tikus Put ih (Rat t us Novergicus). M uhamm adiyah Journal of Nursing
14. Wirast ut y RY, 2016, Uji efekt ifit as gel ekst rak kulit bat ang kayu jaw a (Lannea Coromandelica) pada kelinci (Oryct olagus Cuniculuis) Sebagai obat penyem buh luka bakar, Journal of Pharm aceut ical Science and Herbal Technology Vol.1 No.1 15. Kumar, 2005. Spider’s silk: Invest igat ion
of spinning process, w eb mat erial and it s propert ies. Biological Sciences and Bioengineering. IIT. Kanpur.