• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aids dan Upaya Penanggulangannya di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Aids dan Upaya Penanggulangannya di Indonesia"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

AI D S D AN UPAYA PEN AN GGULAN GAN N YA D I I N D ON ESI A

FAZI D AH AGUSTI N A SI REGAR

Fa k u lt a s Ke se ha t a n M a sya r a k a t Un iv e r sit a s Sum a t e r a Ut a r a

I . PEN D AH ULUAN

Se j a r a h

AI DS ( Acquired lm m unodeficiency Sydrom e) m erupakan m asalah kesehat an dunia pada saat ini m aupun m asa yang akan dat ang karena penyakit ini adalah m enyebar ham pir diseluruh negara. Penyakit ini berkem bang secara pandem i, m enyerang baik negara m aj u m aupun negara yang sedang berkem bang .Hal ini m erupakan t ant angan t erhadap pelayanan kesehat an m asyarakat dunia dan m em erlukan t indakan segera.

Acquired lm m unodeficiency Sydrom e adalah sindrom e/ kum pulan gej ala penyakit yang disebabkan oleh Ret rovirus yang m enyerang sist em kekebalan/ pert ahanan t ubuh. Penyakit ini pert am a kali dit em ukan pada t ahun 1981. di Am erika Serikat dan sam pai saat ini t elah m enyerang sebagian besar negara didunia. Penyakit ini t elah m enj adi m asalah int ernasional karena dalam wakt u relat if singkat t erj adi peningkat an j um lah penderit a dan m elanda sem akin banyak negara. Disam ping it u belum dit em ukannya obat / vaksin yang efekt if t erhadap AI DS t elah m enyebabkan t im bulnya keresahan dan keprihat inan di seluruh dunia. Masalah yang dem ikian besar dan m enyeluruh sert a m erugikan t idak saj a pada bidang kesehat an, t et api j uga di bidang lain m isalnya bidang sosial, ekonom i, polit ik, kebudayaan dan dem ografi .Dikat akan pula bahwa epidem i yang t erj adi t idak saj a m engenai penyakit nya ( AI DS) t et api j uga epidem i virus ( HI V) dan epidem i reaksi/ dam pak negat if di berbagai bidang sepert i t ersebut diat as .Hal ini m erupakan t ant angan yang harus dihadapi baik oleh negara m aj u m aupun negara berkem bang.

Penelit ian m engenai AI DS t elah dilaksanakan dengan sangat int ensif dan inform asi m engenai penyakit ini bert am bah dengan cepat . I nform asi yang sem akin banyak, m asalah yang sem akin kom pleks dan m asih barunya penyakit . AI DS ini sering m enim bulkan kesalahpaham an dan ket akut an yang berlebihan m engenai penyakit i ni.

Di I ndonesia m asalah AI DS cukup m endapat perhat ian m engingat I ndonesia adalah negara t erbuka, sehingga kem ungkinan m asuknya AI DS adalah cukup besar dan sulit dihindari . Sam pai Mei 1997 dit em ukan 1.32 penderit a AI DS dim ana 75 orang diant aranva t elah m eninggal dan yang seroposit if t erhadap HI V sebanyak 413 orang. Oleh karenanya kit a harus waspada dan siap unt uk m enghadapi penyakit ini.

PEN GERTI AN AI D S.

(2)

Penderit a yang m engidap HI V dan t elah m enunj ukkan gej ala klinis ( penderit a AI DS) . Penderit a yang m engidap HI V t et api belum m enunj ukkan gej ala klinis ( penderit a HI V) .

Menurut Suesen ( 1989) t erdapat 5 - 10 ,j ut a HI V posit if yang dalam wakt u 5-7 t ahun m endat ang diperkirakan 10- 30% diant aranya akan m enj adi penderit a AI DS. Masa inkubasi penyakit ini yait u m ulai t erj adinya infeksi sam pai t im bulnya gej ala peny akit sangat lam a ( sam pai 5 t ahun at au lebih) dan karena infeksi HI V dianggap seum ur hidup m aka resiko t erj adinya penyakit akan berlanj ut selam a hidup pengidap virus HI V. Seseorang yang t erserang virus AI DS m enj adi m em bawa virus t ersebut selam a hidupnya. Orang t ersebut bisa saj a t idak dem ikian gej ala sam a sekali, nam un t et ap sebagai sum ber penularan kepada orang lain.

Pada t ingkat sekarang pandem i HI V infeksi HI V t anpa gej ala j auh lebih banyak daripada penderit a AI DS it u sendiri .Tet api infeksi HI V it u dapat berkem bang lebih lanj ut dan m enyebabkan kelainan im onologis yang luas dan gej ala klinik yang bervariasi. Menurut Wibisono ( 1989) diperkirakan 5 - 10 j ut a pengidap HI V yang belum m enunj ukkan gej ala apapun t et api pot ensial sebagai sum ber penularan.

AI DS adalah suat u penyakit yang sangat berbahaya karena m em punyai case fat alit y rat e 100% dalam 5 t ahun, art inya dalam wakt u 5 t ahun set elah diagnosa AI DS di t egakkan m aka sem ua penderit a akan m eninggal.

ETI OLOGI AI DS.

Penyebab AI DS adalah sej enis virus yang t ergolong Ret rovirus yang disebut Hum an lm m unodeficiency Virus ( HI V) .Virus ini pert am a kali diisolasi oleh Hont agnier dan kawan- kawan di Francis pada t ahun 1983 dengan nam a Lym phadenopat hy Associat ed Virus ( LAV) , sedangkan Gallo di Am erika Serikat pada t ahun 1984 m engisolasi virus yang sam a dengan nam a Hum an T. Lym phot ropic Virus I ( HI V) I I I . Kem udian at as kesepakat an int ernasioanl pada t ahun 1986 nam a virus dirubah m enj adi HI V.

Hum an lm m ulodeficiency virus adalah sej enis Ret rovirus RNA. Dalam bent uknya yang asli m erupakan part ikal yang inert , t idak dapat berkem bang at au m elukai sam pai ia m asuk ke sel t arget . Sel t arget virus ini t erut am a sel Lym fosit karenanya m em punyai resept or unt uk virus HI V yang disebut CD- 4. Didalam sel lym fosit virus dapat berkem bang dan sepert i ret rovirus yang lain dapat t et ap hidup lam a dalam sel dengan keadaan inakt if. Walaupun dem ikian v irus dalam t ubuh pengidap HI V selalu dianggap , infect ious yang set iap saat dapat akt if dan dapat di t ularkan selam a hidup penderit a t ersebut .

Secara m ort ologis HI V t ediri at as 2 bagian besar yait u bagian int i ( core) dan bagian selubung ( envelope) . Bagian int i berbent uk silindris t ersusun at as dua unt aian RNA ( Ribonucleic acid) . enzim reverse t ranscript ase dan beberapa j enis prot ein. Bagian selubung t erdiri at as lipid dan glikoprot ein ( gp 41 dan gp 120) . Gp 120 berhubungan dengan resept or Lym fosit ( T4) yang rent an. Karena bagian luar virus ( lem ak) t idak t ahan panas, bahan kim ia, m aka HI V t erm asuk virus yang sensit if t erhadap pengaruh lingkungan sepert i air m endidihkan sinar m at ahari dan sudah dim at ikan dengan berbagai desinfekt an sepert i et er, aset on, alkohol, j odium hipoklorit dan sebagainya, t et api relat if resist en t erhadap radiasi dan sinar ult raviolet .

Virus HI V hidup dalam darah, saliv a, sem en, air m at a dan m udah m at i diluar t ubuh. HI V dapat j uga dit em ukan dalam sel m onosj t , m akrofag, dan sel gelia j aringan ot ak.

(3)

kawan-kawan yang kem udian dinam akan HI V- 2 virus HI V- 2 m em punyai perbedaan dengan HI V- I , baik genet ik m aupun ant igenet ik.

PATOGEN ESI S AI D S.

Dasar ut am a pat ogenesis HI V adalah kurangnya j enis Lym fosit T helper/ inducer yang m engandung m arker CD4 ( sel T4) . Lym fosit m erupakan pusat dan sel ut am a yang t erlibat secara langsung m aupun t idak langsung dalam m enginduksi fungsi - fungsi im unologik. Kelainan selekt if pada sat u ,j enis sel m enyebabkan kelainan selekt if pada sat u j enis sel.

Hum an I m m unodeficiency Virus m em punyai t ropism e selekt if t erhadap sel T4, karena m olekul CD4 yang t erdapat pada dindingnya adalah resept or dengan affinit as yang t inggi unt uk virus ini. Set elah HI V m engikat diri pada m olekul CD4, virus m asuk kedalam t arget dan ia m elepas bungkusnya kem udian dengan enzym reverse t ranscrypt ase ia m erubah bent uk RNAnya m enj adi DNA agar dapat bergabung m enyat akan diri dengan DNA sel t arget . Selanj ut nya sel yang berkem bang biak akan m engundang bahan genet ik virus. I nfeksi oleh HI V dengan dem ikian m enj adi irreversibel dan berlangsung seum ur hidup.

Berbeda dengan virus lain, virus HI V m enyerang sel t arget dalam j angka lam a. Jarak dari m asuknya virus ket ubuh sam pai t erj adinya AI DS sangat lam a yakni 5 t ahun at au lebih.

I nfeksi oleh vius HI V m enyebabkan fungsi sist em kekebalan t ubuh rusak yang m engakibat kan daya t ahan t ubuh berkurang at au hilang, akibat nya m udah t erkena penyakit - penyakit lain sepert i penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakt eri prot ozoa dan j am ur dan j uga m udah t erkena penyakit kanker sepert i sarkom a kaposi. HI V m ungkin j uga secara lansung m enginfeksi sel- sel syaraf m enyebabkan kerusakan neurologis.

EPI D EM I OLOGI AI D S.

Sindrom a AI DS pert am a kali dilaporkan oleh Got t lieb dari Am erika Serikat pada t ahun 1981. Sej ak saat it u j um lah negara yang m elaporkan kasus- kasus AI DS m eningkat secara drast is yait u 8 negara dalam t ahun 1981, 153 negara pada t ahun 1990, dan 210 negara pada bulan Novem ber 1996 .Dem ikian ,j uga halnya j um lah kasus m eningkat dengan cepat yait u 185 kasus pada t ahun 1981 m enj adi 237.100 kasus pada t ahun 1990 dan 1.544.067 kasus pada novem ber 1996 .

WHO m em perkirakan ant ara 5 - 10 j ut a orang t elah t erinfeksi HI V dan 10-30% diant aranya akan m enj adi penderit a AI DS. Hingga 1996 diperkirakan t elah t erdapat 8.400.000 kasus AI DS didunia yang t erdiri dari 6,7 j ut a orang dewasa dan 1,7 Jut a anak - anak. Saat ini kasus AI DS yang t erbesar didunia t erdapat negara Am erika Serikat yait u sebanyak 565.097 kasus. Dibenua Afrika j um lah t elah t erbanvak di Tanzania yait u 82.174 kasus. Sedangkan di Eropah t erbanyak di Prancis yait u 43.451 kasus. Sem ent ara di Asia k asus HI V/ AI DS t erbanyak t erdapat di Thailand sebanyak 44.471 kasus.

CARA PEN ULARAN .

Gam baran epidem iolngi dari infeksi HI V dan AI DS t idak sam a di seluruh dunia. HaL ini sangat bergant ung kepada cara penularan dari wakt u pada m ana infeksi t erj adi .

(4)

t em pat m asuk kum an ( port ’d ent ree) . Secara epidem iologik yang pent ing sebagai m edia perant ara adalah sem en, darah dan cairan vagina at au serviks.

1 . Tr a n sm isi Se k su a l.

Penularan m elalui hubungan Seksual baik hom oseksual m aupun het eroseksual m erupakan penularan infeksi HI V yang paling serius t erj adi. Penularan cara ini berhubungan dengan sem en dan cairan vagina at au serviks. lnfeksi dapat dit ularkan dari set iap pengidap infeksi HI V kepada pasangan seksnya. Resiko penularan HI V t ergant ung pada pem ilihan pasangan seks. j um lah pasangan seks, dari j enis hubungan seks. Pada penelit ian Darrow ( 1985) dit em ukan resiko seroposit iv it as unt uk zat ant i t erhadap HI V cendrung naik pada hubungan seksual yang dilakukan pada pasangan t idak t et ap orang yang sering berhubungan seksual dengan bergant i pasangan m erupakan ke lom pok m anusia yang beresiko t inggi t erinfeksi virus HI V.

1 .1 . H om ose k sua l

Cara hubungan seksual anogenit al m erupakan perilaku seksual dengan resiko t inggi bagi penularan HI V khususnya bagi m it ra seksual yang pasif m enerim a ej akulasi sem en dari seorang pengidap HI V. Hal ini sehubungan dengan m ukosa rekt um yang sangat t ipis dan m udah sekali m engalam i perlukaan pada saat berhubungan seksual. secara anogenit al . Cara ini biasanya dilakukan oleh pria hom oseks. Di Am erika Serikat lebih 50% pria hom oseks didaerah urban t ert ular HI V m elalui hubungan seks anogenit al.

1 .2 . H e t e r e se k sua l .

Penularan het eroseksual dapat t erj adi dari laki- laki ke perem puan at au sebaliknya. Di negara- negara Afrika kebanyakan penderit a HI V/ AI DS m endapat infeksi m elalui hubungan het eroseksual. Dat a yang ada m enunj ukkan bahwa t ransm isi dari laki- laki pengj dap HI V/ AI DS ke perem puan pasangannya lebih sering t erj adi dibandingkan dangan perem puan pengidap HI V ke pria pasangannya.

2 . Tr a n sm isi N on Se k su a l.

2 .1 . Tr a n sm isi Pa r e nt e r a l

2.1.1. Yait u akibat penggunaan j arum sunt ik dan alat t usuk lainnya ( alat t indik) yang t elah t erkont am inasi m isalnva pada penyalahgunaan narkot ika sunt ik yang m enggunakan j arum sunt ik yang t ercem ar secara bersam a- sam a. Disam ping dapat j uga t erj adi m elalui j arum sunt ik yang dipakai oleh pet ugas kesehat an t anpa dist erilkan t erlebih dahulu. Resiko t ert ular cara t ransm isi parent eral ini kurang dari 1% .

2.1.2. Darah/ Produk Darah.

Transm isi m elalui t ransfusi at au produk darah t erj adi di negara- negara Barat sebelum t ahun 1985. Sesudah t ahun 1985 t ransm isi m elalui j alur ini di negara Barat sangat j arang, karena darah donor t elah diperiksa sebelum dit ransm isikan.Resiko t ert ular infeksi/ HI V lewat t ranfusi darah adalah lebih dari 90% .

2 .2 . Tr a n sm isi Tr a nspla se n t a l.

(5)

1. Pola I t erdapat di Am erika Ut ara, Eropah Barat ,Aust ralia, New Zeland dan beberapa negara Am erika Lat in.

Penyebaran t erut am a m elalui hubungan hom oseksual at au biseksual dan pem akai obat bius secara int ravena. Transm isi perinat al j arang t erj adi karena m asih relat if sedikit pengidap HI V. Perbandingan laki –laki dan perem puan adalah 10 : 1.

2. Pola I I t erdapat di Afrika daerah Subshara, Am erika lat in dan Karibia.

Penyebaran t erut am a m elalui hubungan het eroseksual. Transm isi perinat al m erupakan m asalah besar karena 5 - 15 % at au lebih wanit a ham il t elah t ert ular HI V.Perbandingan laki- laki dan perem puan adalah 1 : 1.

3. Pola I I I . Terdapat di Afrika Ut ara Eropah Tim ur,Tim ur Tengah dari Asia Pasifik.Belum diket ahui cara penyebaran yang m enonj ol. Kebanyakan kasus t erj adi pada orang- orang yang dat ang dari daerah endem ik. Beberapa kasus dilaporkan karena m enerim a produk darah yang diim por dari luar negri

Pada epidem iologi AI DS akan diuraikan m engenai fakt or agent , fakt or Host dan fakt or Environm ent .

1. Fakt or Agent

HI V m erupakan virus penyebab AI DS t erm asuk Ret rovirus yang m udah m engalam i m ut asi sehingga sulit unt uk m em buat obat yang dapat m em bunuh virus t ersebut .Virus HI V sangat lem ahh dan m udah m at i diluar t ubuh. HI V t erm asuk Virus yang sensit if t erhadap pengaruh lingkungan sepert i air m endidih. sinar m at ahari dan berbagai desinfekt an

2. Fakt or Host

Dist ribusi golongan um ur penderit a AI DS Di Am erika Serikat Eropah, Afrika dan Asia t idak j auh berbeda. Kelom pok t erbesar berada pada um ur 30 - 39 t ahun. Mereka t erm asuk kelom pok um ur yang akt if m elakukan bubungan seksual. Hal ini m em bukt ikan bahwa t ransm isi seksual baik hom o m aupun het eseksual m erupakan pola t ransm isi ut am a.

Rat io j enis kelam in pria dan wanit a di negara pola I adalah 10 : 1. karena sebagian besar penderit a adalah kaum hom oseksual sedangkan di negara pola I I rat io adalah 1 : 1.

Kelom pok m asyarakat beresiko t inggi adalah m ereka yang m elakukan hubungan seksual dengan banyak m it ra seks ( prom iskuit as) . kaum hom oseksual/ biseksual. kaum het eroseksual golongan pernyalahguna narkot ik sunt ik. Penerim a t ransfusi darah t erm asuk penderit a hem ofilia dan penyakit - penyakit darah, anak dan bayi yang lahir dari ibu pengidap HI V.

Kelom pok hom oseksual/ biseksual adalah kelom pok t erbesar pengidap HI V di Am erika Serikat . Prevalensi HI V dikalangan ini t erus m eningkat dengan pesat .Di SanFransisco pada t ahun 1978 hanya 4% kaum hom oseksual yang m engidap HI V. 3 t ahun kem udian m enj adi 24% dan 8 t ahun kem udian m enj adi 80% . Kelom pok het eroseksual lebih m enonj ol di Afrika dim ana prevalensi. HI V pada kaum laki- laki dan wanit a ham il di Afrika pada t ahun 1981 m encapai 18% .

Kelom pok penyalahguna narkot ik sunt ik di Eropah m eliput i 11% dan di Am erika Serikat 25% dari seluruh kasus AI DS.

3. Fakt or Environm ent .

(6)

m eningkat kan penularan HI V. Fakt or sosial, ekonom i, budaya dan agam a sangat berpengaruh t erhadap perilaku seksual m asyarakat . Bila fakt or- fakt or ini m endukung pada perilaku seksual yang bebas akan m eningkat kan penularan HI V dalam m asyarakat .

M AN I FESTASI KLI N I S D AN D I AGN OSI S AI D S.

Tidak set iap penderit a dengan infeKsi HI V akan berkem bang m enj adi AI DS. Diperkirakan hanya 10 30% yang t erinfeksi HI V akan m enderit a AI DS. I nfeKsi HI V pada m anusia m em punyai m asa inkubasi yang lam a ( 5- 10 t ahun) dan m enyebabkan gej ala penyakit yang bervariasi m ulai dari t anpa gej ala sam pai dengan gej ala yang berat sehingga m enyebabkan kem at ian. Gej ala AI DS y ang um um adalah rasa lelah berkelanj ut an, pem bengkakan kelenj ar get ah bening ( Lym phadenot pat hy) t idak ada nafsu m akan berat badan t ubuh lebih 10% perbulan, dem am lebih 38° C keringat . m alam yang berlebihan. diare kronis sam pai t erj adi infeksi oport unist ik.

Sebagai m anifest asi klinik ut am a dari AI DS adalah t um or dan infeksi oport um ist ik.

1 . T u m o r .

Jenis t um or yang sering m enyerang penderit a AI DS adalah :

1.1. Sarkom a Kaposi

Sej enis kanker kulit yang biasanya m engenai orang t ua ( usia> 60 t ahun) t et api pada penderj t a AI DS dij um pai pada orag m uda ( usia < 60 t ahun) . Kelainan ini agak spesifik unt uk penderit a AI DS.

1.2. Lym t om a Ganas.

Tersering sesudah sarkom a kaposi m enyerang ( usia < 60) t ahun dan m engenai susum an syaraf - pusat . sum sum t ulang dan rect um .

2 . I n fe k si Opor t u n ist ik .

I nfeksi oport unist ik m elibat kan ham pir em uaa sist em dalam t ubuh dan gej ala yang dit im bulkan t ergant ung dari kum an penyakit yang m enyerang

2. Manifest asi pada paru - paru

2.1.1. Pneum onia Pneum ocyt is Carini ( PCP)

Pada um um nya infeksi oport unist ik pada AI DS m erupakan infeksi paru- paru PCP dengan geiala sesak nafas, bat uk kering, sakit bernafas dalam dan dem am .

2 .1 .2 . Cv t om e golo V ir u s ( CM V ) .

Pada m anusia virus ini 50% hidup sebagai kem ensal pads paru t et api dapat m enyebabkan penyakit pnem ocyst is. ( m erupakan penyebab kem at ian pada 30% penderit a AI DS)

2 .1 .3 . M ycoba ct e r ium Av ium .

Menim bulkan pneum oni difus t im bul pada st adium akhir dan sulit disem buhkan.

2.1.4. Mvcobact erium Tuberculosis.

Biasanya t im bul lebih dini penyakit cepat m enj adi m iliar dan cepat m enyebar ke organ lain diuar paru.

2 .2 . M a n ife st a si pa da Ga st r oint e st ina l.

(7)

3 . M a n ife st a si N e ur ologis.

Sekit ar 10% kasus AI DS m enunj ukan m anifest asi Neurologis yang biasanya t im bul pada fase akhir penyakit . Kelainan syaraf yang um um adalah ensifalit is. m eningit is, dem ensia, m ilopat i dan neuropat i perifer.

D I AGN OSI S AI D S.

Dasar unt uk m enegakan diagnosis AI DS adalah. :

1. Adanva HI V sehagai et iologi ( m elalui pem eriksaan laborat orium ) . 2. Adanya t anda- t anda im nm odefisiensi.

3. Adanya gej aJa infeksi oport um ist ik.

Dalam prakt eknya yang dipakai sebagai pet unj uk adalah ini oport unist ik at au sarkom a kaposi pada usia m uda.Kem udian dilakukan uj i serologis unt uk m endet eksi zat ant i HI V ( Elisa, West ern Blot ) .

PEM ERI KSAAN LABORATORI UM UN TUK D ETEKSI I N FEKSI H I V .

Hum an I m m unoficiency Virus dapat diiisolasi dari cairan- cairan t ubuh ant ara lain darah. sem ent ara cairan serviks at au vagina, air ludah, air m at a, air susu ibu, cairan serebrospinal t et api yang pent ing dalam penularan AI DS hanya darah sem en dan cairan serviks at au vagina.

Diagnosa adanya infeksi dengan HI V dapat dit egakan dilaborat orium dengan dit em ukannya ant ibodi yang khusus t erhadap virus t ersebut . Pem eriksaan unt uk m enem ukan adanya ant ibodi t erbadap HI V digunakan secara um um pada t ahun 1985. Met ode yang paling sering digunakan akan adalah Enzym e Linked I m m um osorbent Assay ( Elisa) . Tes ELI SA m em punyai sensit ivit as yang t inggi t et api spesifit asnva agak kurang. Persent ase " false posit if" akan t inggi bila prevalensi infeksi HI V disuat u daerah sangat rendah. Oleh karena it u unt uk hasil t est ELI SA yang posit if harus dilakukan pengulangan dan bila t et ap posit if set elah pengulangan harus dikonfirm asikan dengan t es yang lebih spesifik. Unt uk keperluan ini paling sering digunakan m et ode I m m une Blot / West ern Blot .

Pengem bangan kem am puan pem eriksaan laborat orium t erhadap AI DS dilaksanakan secara bert ahap. Pada t ahap pert am a pem eriksaan ant ibodi HI V di luar Jakart a, Surabaya dan Denpasar. Kem udian pada t ahun0 1988 pem eriksaan ant i bodi HI V dilaksanakan di Medan. Sem arang dan unung pandang Sebagai Pusat ruj ukan unt uk pem eriksaan ant ibodi HI V adalah laborat orium klinik Rum ah Sakit Cipt o Mangunkum o ( RSCH) .

D AM PAK AI D S.

Reaksi Global t erhadap AI DS dan HI V baru saj a m ulai ket akut an dan ket idakt ahuan akan m enyebabkan dam pak serius pada t ingkat perseorangan. Keluarga dan m asvarakat . Orang- orang yang t erinfeksi HI V t erm asuk yang sudah berkem bang m enj adi AI DS. sering dikeluarkan at au disingkirkan dari keluarga dan m asyarakat pada saat dia m em erlukan dukungan dan perhat ian.

(8)

Pelayanan m edis penyakit AI DS m em ang m erupakan persoalan yang serius di bidang ekonom i. Di negara- negara I ndust ri biaya perawat an unt uk set iap penderit a AI DS diperkirakan berkisar ant ara US$ 25.000 sam pai US$ 150.000. Di negara berkem bang t am bahan beban karena AI DS pada anggaran kesehat an yang sudah sangat t erbat as akan besar dollar.

AI DS j uga m em bawa dam pak pada ibu dan anak kenaikan angka kem at ian bayi yang t erinfeksi dengan HI V m ungkin m enyebabkan keseim bangan kem aj uan -kem aj uan yang t elah dicapai dalam upaya kesehat an anak t ergangg, j adi unt uk negara- negara berkem bang AI DS akan m engancam peningkat an deraj at kesehat an yang t elah direncanakan sebelum nya.

Keresahan sosial dan ekonom i karena HI V dan AI DS m enunj ukkan bahwa keduanya berart i lebih dari sekedar penyakit saj a. Penyakit ini akan m ej adi perm asalahan polit ik dan kebudayaan yang besar.

Ket akut an akan AI DS m engancam t erj adinya pem bat asan- pem bat asan unt uk bepergian dan kom unikasi ant ar negara. Disam ping diakui bahwa AI DS adalah problem a dunia, m asih ada saj a kecendrungan unt uk m engucilkan kelom pok t ert ent u, suku dan kebangsaan. HTV dan AI DS m ungkin m engancam nilai- nilai dasar dari m asyarakat dan set iap usaha berhubungan dengan penyakit t ersebut m erupakan t ant angan yang besar saat ini.

SI TUASI AI D S D I I N D ON ESI A.

Pada t ahun 1987 dilaporkan adanya kasus AI DS di I ndonesia. Saat ini dit em ukan 2 kasus AI DS. Kasus AI DS pert am a adalah seorang wisat awan laki- laki warga negara Belanda yang m eninggal diBali pada bulan April 1987. Kasus AI DS kedua adalah seorang berkebangsaan Canada yang sudah 2 t ahun m enet ap di I ndonesia dan m eninggal di Jakart a pada bulan Nopem ber 1987. Kasus AI DS ket iga adalah seorang I ndonesia yang m eninggal di Bali pada buslsn j uli 1988.

Sej ak t ahun 1987 kasus AI DS dan HI V dit em ukan set iap t ahun dari j um lahnya m eningkat dari t ahun ke t ahun. Tahun 1987 di t em ukan 2 kasus AI DS dan 4 kasus HI V, kem udian pada t ahun 1990 dit em ukan 5 kasus baru AI DS dari 4 kasus baru HI V, pada t ahun 1993 dit em ukan 17 kasus baru AI DS dan 96 kasus baru HI V t ahun 1996 dit em ukan 30 kasus baru AI DS dan 90 kasus baru HI V dan hingga Mei 1997 dit em ukan 20 kasus baru AI DS dan 59 kasus baru HI V ( t abel 1.) .

Menurut dat a Depart em en Kesehat an hingga bulan Mei 1997 dilaporkan 545 kasus HI V/ AI DS di I ndonesia yang t ersebar di 21 ProPinsi t erdiri dari 413 kasus HI V dari 132 kasus AI DS. Dari 132 kasus AI DS 75 kasus diant aranya t elah m eninggal dari 545 kasus sebanyak 360 kasus adalah laki- laki 368 kasus warga negara Jndonesia dan m engenai kelom pak um ur 20- 39 t ahun sebanyak 399 orang. sert a bayi < 1 t ahun sebanyak 2 orang ( 1 kasus AI DS 1 karena HI V) . Diant ara 21 propinsi, propinsi DKI Jakart a m elaporkan kasus HI V/ AI DS t erbanyak yait u 171 kasus disusul I rian Jaya 137 kasus dan Riau 44 kasus.

(9)

Ta be l 1 :

Ju m la h Ka su s Be r u AI D S/ H I V M e n u r u t Ta h u n Sa m pa i D e nga n bu la n M Ei 1 9 9 7

Ta be l 2

Pe r k e m ba gn a n M a sa la h H I V / AI D S di I ndon e sia Se j a k D e se m be r 1 9 9 3 Sa m pa i D e n ga n M a r e t 1 9 9 7

KEBI JAKSAN AAN PEN AN GGULAN GAN PEN YAKI T.

Dalam m enent ukan apakah suat u penyakit perlu dit anggulangi dengan suat u program oleh Depart em en Kesehat an dit et apkan beberapa pert im bangan ant ara lain angka m orbidit as dan m ort alit as t inggi kem ungkinan m enim bulkan wabah, m enyerang kelom pok anak dan usia produkt if m enyerang penduduk pedesaan at au penduduk berpenghasilan rendah di perkot aan, m enyerang daerah- daerah pem bangunan ekonom i adanva ikat an int ernasional dan adanya t eknologi yang efekt if unt uk pem berant asan penyakit .

Kebij aksanaan yang di t em puh unt uk m em berant as penyakit m enurut rencana Pokok Program Pem bangunan Jangka Panj ang Bidang Kesehat an ( RP3JPK) ialah:

Meningkat kan peranan dan t anggung j awab m asyarakat dalam pengam at an penyakit t ert ent u dengan m engut am akan aspek pelaporan dini.

Set iap pem bangunan di sekt or lain harus m em perhit ungkan dam pak yang m erugikan kesehat an m asyarakat .

Pencegahan dan pem berant asan penyakit berlandaskan kepercayaan akan kem am puan dan kekuat an sendiri m eskipun dem ikian ikat an kerj asam a regional m aupun int ernasional t et ap dibut uhkan.

Ta hu n AI D S H I V + Ju m la h

1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 ( Mei)

2 2 3 5 12 10 17 10 21 30 20 4 5 4 4 6 18 96 40 87 90 59 6 7 7 9 18 28 113 50 108 120 79

V a r ia be l D e se m be r 1 9 9 3 N = 1 9 3

Agu st u s 1 9 9 4 N = 2 3 8

Se pe t e m be r 1 9 9 5 N = 3 4 6

N ov e m b e r 1 9 9 6 N = 4 6 6

M e i 1 9 9 7 N = 5 4 5

Penularan seksual Um ur20–39 t ahun Wanit a

Propinsi

133( 64% ) 88( 45% ) 136( 70% )

27( 13% ) 12

196( 82% ) 134( 56% ) 179( 75% ) 56( 23% )

15

268( 77% ) 227( 66% ) 255( 74% ) 83( 24% )

15

387( 81% ) 320( 69% ) 344( 74% ) 135( 29% )

15

446( 81% ) 368( 67% ) 399( 73% ) 165( 30% )

[image:9.612.171.444.121.285.2]
(10)

KEBI JAKSAN AAN D EPKES M EN GH AD API M ASALAH AI D S

Karena m asalah AI DS t elah m enj adi m asalah int ernasional, Maka World Healt h Organizat ion ( WHO) m engam bil keput usan unt uk m enghadapi m asalah AI DS dengan program khusus secara t erpadu yang disebut Global Program m e on AI DS ( GPA) yang m em berikan bant uan kepada set iap negara anggot a unt uk m engem bangkan program AI DS nasional dengan m em perhat ikan st rat egi global WHO yait u dengan m engint ergrasikannya ke dalam sist em yang ada dan bersifat kecil edukat if dan prevent if agar set iap orang dapat m elinungi dirinya dari AlDS. Sat u- sat unya kom ponen yang t erpent ing dalam program AI DS nasional adalah inform asl dan edukasi karena penularan AI DS dapat dicegah m elalui perilaku yang bert anggung j awab.

Didalam m enyusun kebij aksanaan m enghadapi m asalah AI DS perlu dipert im bangkan beberapa hal ant ara lain adalah :

1. I ndonesia m erupakan negara t erbuka sehingga m asuknya AI DS ke I ndonesia t idak dapat dihindarkan.

2. AI DS t elah m elanda sebagian besar negara didunia ( pendem i) dan t elah m enj adikan m asalah int ernasional.

3. Penanggulangan t erpadu ( GPA) t elah dicanangkan oleh WHO dan di bant u badan- badan int ernasional lainya

4. int eksi HI V m em punyai konekwensi pet ing bagi perorangan keluarga dan m asyarakat dengan t idak m em andang t ingkat sosiol, ekonom i dari suku bangsa

5. Dam pak yang m erugikan yang disebabkan oleh infeksi HI V t idak saj a dibidang m edik t et api j uga dibidang lainnya sepert i sosiol ekonom i polit ik dan kebudayaan.

6. Belum ada obat / vaksin yang efekt if unt uk m elawan AI DS. l

7. Masalah AI DS harus di lihat dalam kait annya dengan priorit as m asalah kesehat an lainnya.

Dalam upaya m enerapkan kebij aksanaan t ersebut diat as m aka depart em en Kesehat an t elah m em bent uk suat u panit ia unt uk m enanggulangi AI DS yang dikat ahui oleh Direkt ur Jenderal Pem erant asan Penyakit Menular dan penyehat an lingkungan pem ukim an. Panit ia ini m erupakan wadah kom unikasi/ koordinasi sert a pengolahan inform asi dalam rangka m eningkat kan kewaspadaan dari kesiap- siapaan m enghadapi AI DS. Adanya panit ia ini t idak m engurangi wewenang dan t ugas dari unit – unit st rukt ural di Depart em en Kesehat an sesuai dengan bidang m asing-m asing. Perlu dit egaskan bahwa unt uk penanggulangan AI DS t idak akan diadakan st rukt ur khusus dalam sist em pelayanan kesehat an. Penangulangan AI DS akan dilakukan secara t erpadu oleh unit - unit yang bert angung j awab m engnai m asalah t ersebut .

Beberapa kebij aksanaan/ keput usan t elah diam bil panit ia penanggulangan AI DS Depart em en Kesehat an ant ara lain:

1. Unt uk penent uan kasus AI DS di I ndonesia digunakan definisi WHO/ CDC yang dikonfirm asikan dengan t es ELI sSA dan West ern Blot .

2. Kem am puan unt uk pem eriksaan laborat orium t erhadap AI DS dikem bangkan secara bert ahap sesuai dengan kebut uhan dan m em perhat ikan Qualit y Cont rol.

3. Pem eriksaan rut in ant ibodi AI DS unt uk skrining donor darah belum dianggap perlu

4. Produk darah yang diim por harus m em enuhi persyarat an bebas AI DS.

(11)

6. Mengadakan survei seroepidem iologi infeksioHI V t erut am a pada kelom pok resiko t inggi di daerah- daerah t uj uan wisat a.

7. Mengadakan penelit ian fakt or- fakt or resiko AI DS dan perilaku seksual m asyarakat .

8. Pendidikan dan pelat ihan t enaga- t enaga kesehat an ant ara lain dengan pengirim an t im ke luar negri.

9. Penyuluhann kesehat an kepada m asyarakat , dengan m enyebarkan inform asi m engenai AI DS.

Penangulangan HI V / AI DS di I ndonesia m em punyai t iga t uj uan yait u : 1. Pencegahan penularan HI V

2. Mengurangi sebanyak m ungkin penderit a perorangan sert a dam pak sosial dan ekonom is dari HI V/ AI DS diseluruh I ndonesia.

3. Menghim pun dan m enyat ukan upaya- upaya nasional unt uk penanggulangan HI V/ AI DS

Adapun prinsip- prinsip dasar penanggulangan HI V / AI DS adalah :

1. Upaya penanggulangan HI V / AI DS dilaksanakan oleh seluruh penduduk di I ndonesia. m asyarakat , dan pem erint ah. Masyarakat adalah pelaku ut am a dan pem erint ah berkewaj iban m em bim bing. m engarahkan sert a m encipt akan suasana yang m enunj ang

2. Set iap upaya penanggulangan harus m encerm inkan nilai –nilai agam a dan budaya yang ada di I ndonesia.

3. Set iap kegiat an unt uk m em pert ahankan dan m em perkuat ket ahanan dan kesej aht eraan keluarga sert a sist em dukungngan sosial yang m engakar dalam m asyarakat .

4. Pencegahan HI V/ AI DS diaarahkan pada upaya pendidikan dan penyuluhan unt uk m em ant apkan perilaku yang baik/ t idak m em berikan kesem pat an penularan dan m erubah perilaku yang beresiko t inggi .

5. Set iap orang berhak unt uk m endapat inform asi yang benar unt uk m elindungi diri dan orang lain t erhadap infeksi HI V.

6. Set iap pem eriksaan pelayanan berkewaj iban m em berikan pelayanan t anpa diskrim inasi kepada pengidap HI V/ penderit a AI DS.

7. Set iap pem eriksaan unt uk m endiagnosa HI V I AI DS harus didahului dengan penj elasan yang benar dan m endapat perset uj uan yang bersangkut an. Sebelum dan sesudahnya harus diberikan konseling yang m em adai dan hasil pem eriksaan waj ib dirahasiakan.

8. Perat uran perundang- undangan m endukung dan selaras dengan st rat egi nasional penanggulangan HI V/ AI DS disem ua t ingkat .

Program nasional penanggulangan HI V/ AI DS Pelit a VI t erdiri dari: 1. Kom unikasi, inform asi dan edukasi ( KI E) .

2. Tindakan pencegahan. 3. Penguj ian dari konseling.

4. Pengobat an, pelayanan dan perawat an. 5. Penelit ian dan kaj ian.

(12)

KESI M PULAN

AI DS m erupakan m asalah kesehat an I nt ernasional yang pent ing dan harus segera di t anggulang. AI DS berkem bang secara pandem i ham pir di Sebelum negara di dim aj u m aupun negara berkem bang. Epidem i yang t erj adi m eliput i penyakit ( AI DS) . Epidem i virus ( HI V) dan epiem i reaksi/ dam pak negat if baik dibidang kesehat an m aupun bidang sosial, ekonom i, polit ik,kebudayaan dem ografi.

Penyakit AI DS sangat berbahaya dengan angka case fat alit y rat e 100% dalam 5 t ahum art inya dalam wakt u 5 t ahun set elah diagnosis AI DS dit egakkan penderit a akan m eninggal.

Penularan AI DS t erj adi m elalui hubugan seksual, parent eral dan t ransplasent al sehingga upaya pencegahan perlu diarahkan unt uk m engubah perilaku seksual m asyarakat ( t erut am a yang m em iliki resiko t inggi) m enghindarkan infeksi m elalui donor darah dan upaya pencegahan infeksi perinat al sebelum ibu ham il.

Dilihat dari sifat alam iah penyakit AI DS baik m engenai agent , host , dan environm ent sert a cara pernularan, m aka penanggulangan at au int ervensi yang dit uj ukan unt uk m em ut uskan rant ai penularan t idak dapat dilakukan pada agent dan host karena belum dit em ukan vaksin dan obat penangkal t erhadap AI DS. Sat u-sat unya j alan adalah m erubah lingkungan yait u dengan m engubah perilakukan seksual kelom pok seksual akt if ( 15- 45 t ahun) yang m erupakan kelom pok t erbesar pengidap HI V. Perubahan perilak u ini dilak ukan dengan m elakukan penyuluhan kesehat an.

D AFTAR PUSTAKA

Berit a AI DS I I T No.3 1994.

Berit a AI DS I I I No.4 1994.

Depart em en Kesehat an RI . Pet unj uk Pengem bangan Program Nasional Pem berant asan dan Pencegahan AI DS. Jakart a 1992.

Syarifuddin,Dj alil Pelayanan Laborat orium Kesehat an Unt uk Pem eriksaan Serologis AI DS. AI DS: Pet unj uk unt uk Pet ugas Kesehat an. Depart em en Kesehat an RI Jakart a 1989.

I ndij at i Tit i. S .Kebij aksanaan Depart em en Kesehat an Menghadapi AI DS. AI DS: Pet unj uk Unt uk Pet ugas Kesehat an. Depart em en Kesehat an RI . .Jakart a 1989.

Maj alah Support . No. 9/ I / Sept em ber 1995.

Maj alah Support . No. 23/ I I / Desem ber 1996 - Januari 1997.

Maj alah Support No 25/ I I I / Juni 1997.

(13)

Suesen Nyom an .GPA dalam kait annya dengan program nasional Pencegahan dan pem berant asan AI DS. AI DS : Pet unj uk unt uk Pet ugas Kesehat n, Depart em en Kesehat an RI . Jakart a 1989.

Suesen nyom an . Epidem iologi AI DS st andarisasi Diagnost ik dan penat alaksanaan beberapa penyakit m enular seksual . Fakult as Kedokt eran Universit as Sum at era Ut ara, Jakart a 1990.

Gambar

Tabel 2  Perkem bagnan Masalah HI V/ AI DS di I ndonesia Sejak Desem ber 1 9 9 3

Referensi

Dokumen terkait

Dengan memperhatikan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) Nomor : POKJA.PEPNB/13/Distanbun-TTS/VI/2016 tanggal 16 Juni 2016 dan berdasarkan hasil keputusan Kelompok Kerja Unit

Bersama ini diharapkan kehadiran saudara untuk Klarifikasi dan Negosiasi Teknis dan Biaya Paket Pekerjaan Supervisi Peningkatan Jalan Singkil - Sp. Jaya

Pihak lain yang bukan direktur utama/pimpinan perusahan/pengurus koperasi yang namanya tidak tercantum dalam akta pendirian/anggaran dasar, sepanjang pihak lain

[r]

[r]

Sehubungan dengan telah dilakukan evaluasi administrasi, teknis dan harga, maka sesuai jadwal LPSE Pembuktian Kualifikasi atas Dokumen Penawaran yang saudara

13) Ribs: Did you know that you should try not to sneeze too strongly. Why? A very powerful sneeze has the ability to cause a fracture in your ribcage. But, then again, if you try

Berdasarkan hasil evalu Dan Cepat Tumbuh Dana APBD Harga / Biaya sebagaimana te 28 Agustus 2017, Pejabat Penga Dana APBD Kabupaten Asahan.. Rehab