MODEL PERILAKU ORGANISASI
RIZKY FAUZI 2015000322
Berikut adalah model perilaku organisasi beserta contohnya :
1. Autokratik
Salah satu contoh organisasi yang menganut sistem ini adalah Pemerintahan di Korea Utara, karna dasar sistemnya adalah pemimpin memiliki kekuasaan untuk memerintah berdasarkan wewenang formal. Pimpinan membuat aturan, konsep/sistem, dan anggota harus patuh dan melaksanakan perintah untuk menjalankan sebuah sistem tanpa berani membantah dan mengkritik meskipun konsep/peraturan pemikiran pimpinan tidak sesuai dengan keinginan, paham dan ideologi anggota. Kekurangan dari model organisasi ini adalah ketergantungan anggota terhadap pemimpin, dan berujung kepada kediktatoran totaliterisme dimana pemikiran politik yang melihat bahwa eksistensi manusia secara perorangan tidaklah penting, padahal sebaliknya setiap manusia menjalankan peranya untuk mendukung tercapainya kepentingan bersama. Hasil prestasi anggota terhadap model organisasi ini sangat minimum karena dengan adanya otoriter anggota organisasi tidak dapat berkembang
2. Kustodial
PT Kustodian Sentra Efek Indonesia adalah perusahaan dengan model perilaku organisasi kustodial, perusahaan ini berorientasikan atas keuangan serta perekonomian. Perusahaan ini merupakan lembaga penyimpanan dan penyelesaian (LPP) di pasar modal Indonesia. Setiap pegawai yang berkerja diperusahaan ini akan merasa aman atas ekonomi individual yang akan diperoleh karena imbalan/upah yang diberikan perusahaan sangat memenuhi untuk kebutuhan ekonomi para pegawai, tetapi dengan adanya orientasi tersebut berdampak akan ketergantunganya pegawai terhadap perusahaan sehingga pegawai bisa bertahan sangat lama diperusahaan tersebut, bisa dikatakan enggan untuk keluar dari perusahaan. Dengan kerjasama akan menghasilkan prestasi yang tinggi.
Banyak organisasi sosial yang menjurus dengan model perilaku organisasi ini, karang taruna misalnya. Karena pada dasarnya organisasi tersebut tidak terlalu mengandalkan sumber-sumber ekonomi dan keuangan untuk memotivasi anggota. Orientasi kepemimpinan membantu meningkatkan motivasi anggota melalui kepemimpinan yang memberi kesempatan agar anggota dapat mengerjakan tugas dengan kapasitas dan kapabilitasnya masing-masing. Dengan demikian prestasi hasil kerja akan diraih anggota karena inovasi dan motivasi yang akan timbul dalam setiap individu karena dasar ketertarikan akan sosial. Meski tidak dapat upah tetapi anggota akan puas dengan hasil kerjanya yang berkontribusi untuk masyarakat luas. Dan organisasi tersebut akan dikenal luas oleh ruang lingkup sosial atas kinerja yang dihasilkan dan berdampak positif dilingkungan sosial.
4. Kolegial