Peduli Kemanusiaan di Hari Kesaktian Pancasila, 1 Oktober 2017
Bersama Pak Wayan, Pak Nyoman Runteg, dan Pak Satria, kami bergerak pukul 8 pagi dari perumahan kami. Tujuan pertama adalah banjar Wangsean, Desa Mulia Kerta, Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem.
Tiba pukul 10.30, kami temui perbekel Desa Pekraman Mulia Kerta, bapak Nengah Putu, dan Kepala Desa Mulia Kerta, bapak Wayan Suyasa. Bersama kami, tiba pula berbarengan, beberapa petugas dari RS Bali Mandara, yang akan mngadakan pemeriksaan kesehatan gratis bagi para pengungsi.
Banjar Wangsean, desa Mulia Kerta, kecamatan Sidemen kabupaten Karangasem.... ratusan kaum pria kembali ke desa di siang hari, berkebun dan mengurus ternak mereka, kaum wanita dan bayi serta balita mereka bertahan di bale banjar, anak usia sekolah melakukan pendidikan di SD juga SMP di depan bale banjar. yang SMA diarahkan ke kota Klungkung. Banyak jejahitan lakar banten yang mereka buat semenjak tiga hari lalu yang laku di jual.... Ketahanan masyarakat desa teruji dan terbukti di sini...
Kulihat, seorang lelaki tua berjalan perlahan dengan menggunakan tongkat. Istrinya buta, memegang ujung baju sang suami, mengiringi dari belakang. Ah.... cinta akan menguatkan kita bersama, mengarungi biduk rumah tangga, dalam suka dan duka...
Beberapa ibu duduk bersama anak-anaknya, bercengkerama. Ada beberapa yang sedang menggendong bayinya, kusapa, dan kuberikan masing-masing sekotak perlengkapan bayi yang kubawa, juga se tas plastic besar pakaian bayi. Mereka memilih yang pas bagi anak-anak mereka.
Ah, aku terharu……
Dua jam kami berbincang disana, rombongan segera beranjak. Kali ini menuju rumah duka. Tetangga kami, bapak Ngurah Sartana, telah ditinggalkan bapaknya, meninggal di rumah sakit. Dan kami sebagai tetangga, ingin memperlihatkan turut ber belasungkawa kami.