• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hukum Pasar Modal di Indonesia.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hukum Pasar Modal di Indonesia.docx"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH HUKUM BISNIS

“HUKUM PASAR MODAL DI INDONESIA”

Di susun oleh: NOVI SRI UTAMI

1302010044

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2015

PENDAHULUAN

(2)

Sejarah pembentukan pasar modal di Indonesia bermula pada zaman VOC yang berlanjut hingga pada maasa Indonesia modern. Setelah mendapatkan kemerdekaan pada tahun 1945, Indonesia mulai melakukan pembangunan di berbagai bidang. Pemerintah Indonesia pasca Orde Lama berkonsentrasi pada pembangunan secara lebih sistematis sejak akhir 1960-an. Kenyataan yang dihadapi pemerintah saat itu adalah keperluan dana yang teramat besar, sehingga Pemerintah Indonesia mengupayakan penghimpunan dana untuk pembangunan dengan berbagai cara, terutama melalui pinjaman dari sindikasi Negara-negara donor seperti Negara-negara Eropa yang tergabung dalam Inter-governmental Group on Indonesia (IGGI) (kemudian Consultative Group on Indonesia atau CGI), Jepang, dan Amerika Serikat. Namun bagi pemerintah pinjaman luar negeri bukan merupakan cara yang strategis untuk pembangunan, potensi dana masyarakat Indonesia harus bisa dioptimalkan untuk digunakan. Untuk itu dibentuk pasar modal yang dimaksudkan sebagai wahana untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pembangunan. Fungsi strategis dan penting pasar modal membuat pemerintah amat berkepentingan atas perkembangan dan kemajuan pasar modal, karena berpotensi untuk penghimpun dana secara masif, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memperbesar volume kegiatan pembangunan. Segenap upaya yang dilakukan pemerintah untuk memasyarakatkan pasar modal, sehingga masyarakat tergerak berinvestasi di pasar modal dengan membeli sejumlah efek dari perusahaan-perusahaan. Pemilikan efek perusahaan-perusahaan oleh masyarakat ternyata memberi harapan dan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan sebagai dampak positif dari kinerja perusahaan.

Perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dibagi dalam beberapa periode. Pembagian tersebut dimaksudkan karena ada hal-hal khusus yang terjadi dalam periode perkembangannya, baik dilihat dari sisi peraturan maupun dari sisi ekonomi, bahkan juga dari sisi politik dan keamanan. Adapun periode yang dimaksud adalah sebagai berikut:

(3)

Dari tahun ke tahun pemerintah terus mendorong peningkatan kemajuan pasar modal yang modern dan setara dengan yang ada di Negara-negara lain. Keseriusan itu ditunjukkan Negara melalui perumusan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1999-2004 yang mengamanatkan kepada penyelenggara Negara untuk mengembangkan pasar modal yang sehat, transparan, dan efisien. Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) merupakan badan yang berfungsi sebagai regulator dan penegak hukum pasar modal demi peningkatan kualitas penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal yang sesuai dengan standar internasional. Sedangkan pengelolaan bursa efek diserahkan kepada Bursa Efek Jakarta dan penjaminan emisi efek dilakukan oleh perusahaan swasta.

PEMBAHASAN

1. Hukum dan Pasar Modal

(4)

Di dalam menjalankan fungsinya setiap pelaku pasar modal dituntut untuk memahami dan menguasai system hukum yang menjadi landasan bergeraknya industry pasar modal Indonesia. Dalam kaidah hukum kalau ditinjau dari isinya, maka akan terdapat perintah, yang mau tidak mau harus dijalankan atau ditaati, ada larangan, dan ada kebolehan atau perkenan, yang sifatnya dapat memaksa, mengikat dan ada pula sifatnya melengkapi. Peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal juga mengacu kepada kaidah hukum tersebut secara umum.

2. Sumber Hukum Pasar Modal

Sumber hukum yang menjadi landasan dan ruang lingkup kehidupan dari industri pasar modal adalah:

1) Undang-Undang nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal.

2) Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal.

3) Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal.

4) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 645/KMK.010/1995 tentang Pencabutan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1548/KMK.013/1990 tentang Pasar Modal sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 284/KMK.010/1995.

5) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 646/KMK.010/1995 tentang Pemilikan Saham atau Unit Penyertaan Reksa Dana oleh Pemodal Asing.

6) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 647/KMK.010/1995 tentang Pemilikan Saham Efek oleh Pemodal Asing (maksimal 85% dari modal disetor).

7) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 455/KMK.01/1997 tanggal 4 September 1997 tentang Pembelian Saham oleh Pemodal Asing Melalui Pasar Modal. 8) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 179/KMK.010/2003 tanggal 17 Juli

2003 tentang Permodalan Perusahaan Efek.

9) Seperangkat peraturan pelaksana yang dikeluarkan Ketua Bapepam sejak tanggal 17 Januari 1996.

(5)

menjadi dasar hukum bagi pembuatan peraturan-peraturan yang menyangkut pelaksanaan kegiatan di bidang pasar modal.

3. Himpunan Peraturan BAPEPAM

Pasar modal Indonesia tidak mungkin menutup diri dari pasar internasional, standar dan praktik yang berlaku secara internasional mengharuskan Bapepam untuk membuat setiap aturan main yang ada mengacu kepada standar internasional. Sebagai implementasi dalam kebijakan pembuatan peraturan Bapepam yang pada intinya menetapkan mekanisme pembuatan peraturan yang melibatkan semua pihak terkait. Sebagai hasilnya telah berhasil dibuat lebih dari 140 buah peraturan dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris yang tersedia untuk semua pelaku pasar dan masyarakat luas.

Di samping itu, cakupan dari peraturan Bapepam juga cukup luas yang meliputi materi peraturan sebagai berikut:

1) Definisi

2) Peraturan Operasional Bapepam

3) Bursa Efek, Lembaga Kliring, dan Kustodian Sentral 4) Reksa dana

5) Perusahaan Efek, Perwakilan, dan Penasehat Investasi 6) Lembaga Penunjang Pasar Modal

7) Penyelesaian Transaksi Bursa dan Penitipan Kolektif 8) Profesi Penunjang Pasar Modal

9) Emiten dan Perusahaan Publik 10) Pelaporan

11) Penipuan, Manipulasi Pasar, dan Insider Trading 12) Pemeriksaan dan Penyidikan

Keseluruhan materi peraturan tersebut akan mengalami penyesuaian dari waktu ke waktu sesuai dengan kebutuhan pasar dan perkembangan zaman dengan tetap mengacu kepada perlindungan investor. Masalah perlindungan investor (investor protection) harus tetap menjadi dasar acuan penerbitan setiap peraturan pasar modal. Dan bagaimana mengimplementasikan kewenangan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Pasar Modal akan menjadi tantangan dan pekerjaan rumah tersendiri bagi Bapepam. Perlindungan investor hanya akan dipersepsikan secara nyata berdasarkan penerapan dan penegakkan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal di lapangan.

(6)

Saat ini pasar modal Indonesia sedang mengalami perkembangan. Perkembangan itu berasal dari rencana (blue print), namun juga ada yang disebabkan oleh keadaan perekonomian atau tren global. Perkembangan pasar modal Indonesia tidak hanya ditunjukkan oleh data yang bersifat kuantitatif semata seperti meningkatnya volume perdagangan dan nilai kapitalisasi pasar serta jumlah perusahaan yang go public, akan tetapi juga peningkatan kemampuan perusahaan, ketaatan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan pasar modal, kualitas keterbukaan informasi pasar modal serta diberlakukan standar internasional dalam kegiatan perdagangan. Kemajuan ini tidak lepas dari kontribusi dari segenap komponen pelaku pasar modal, yaitu Bapepam/pemerintah dan swasta, yaitu lembaga dan profesi penunjang pasar modal seperti bursa efek, LKP (Lembaga Kliring dan Penjaminan), LPP (Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian) dan perusahaan efek, akuntan, konsultan hukum, notaris, dan penilai.

Pengembangan pasar modal Indonesia secara umum mengikuti perkembangan di dunia internasional dan kebutuhan. Untuk pengembangan pasar modal Indonesia perlu dibangun kerjasama antara otoritas pasar modal dan bursa pasar modal Indonesia dengan otoritas pasar modal dan bursa dari Negara-negara maju. Bagi otoritas pasar modal, kerjasama internasional sangat dibutuhkan dalam rangka mewujudkan system pasar modal yang wajar, tertib, dan teratur. Sehingga otoritas pasar modal dapat terus mengembangkan kemampuannya untuk menciptaan sistem pasar modal yang wajar, tertib, dan teratur, serta melindungi investor. Dengan adanya kerjasama internasional ini akan menghasilkan suatu pertukaran pengalaman dan pengetahuan mengenai bentuk-bentuk kejahatan di bidang pasar modal yang melibatkan teknologi informasi, system pengaturan, dan pembuatan peraturan perundang-undangan untuk mengakomodasikan perkembangan dunia usaha dan kepentingan pemegang saham dan masyarakat.

(7)

Pemeriksaan Internasional terdiri dari Bagian Kerja Sama Bilateral dan Kerja Sama Multilateral. Dengan adanya kerja sama Bapepam dengan otoritas pasar modal Negara-negara lain diharapkan akan berguna untuk meningkatkan kinerja Bapepam di dalam menjadi pasar modal Indonesia bertaraf internasional.

5. Struktur Kelembagaan Pasar Modal

Pihak-pihak atau institusi yang terlibat di pasar modal Indonesia tercantum dalam UUPM. Setiap lembaga yang disebut dalam UUPM diberikan kewenangan. Masalah regulasi, penerapan peraturan perundang-undangan dan penegakan hukum berada di tangan Badan Pengawas Pasar Modal Republik Indonesia (Bapepam). Bapepam secara struktural merupakan lembaga yang berada di bawah Departemen Keuangan Republik Indonesia.

Kalau digambarkan struktur kelembagaan pasar modal digambar dalam bagan berikut ini:

STRUKTUR KELEMBAGAAN PASAR MODAL UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, PP No. 45

Kep. Menkeu No. 654 Tahun 1995

LPP Bursa Efek (BEJ/BES) LKP

Perusahaan Efek Penjamin Emisi (under

writer)

Perantara/Pedagang (broker/dealer)

Manajer Investasi (Investment

Manajer) Menteri Keuangan Republik Indonesia

(8)

Profesi Penunjang Lembaga Penunjang fundamental dalam pasar modal. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, transparansi diartikan sebagai: (1) sifat yang tembus cahaya; (2) nyata; (3) jelas, atau secara umum memberikan arti tembus pandang. Transparansi dalam pasar modal berarti keharusan emiten, perusahaan public, dan pihak lain yang tunduk kepada UUPM untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek yang dimaksud atau harga dari efek tersebut (UUPM Pasal 1 angka 25).

Transparansi atau keterbukaan ini merupakan suatu bentuk perlindungan kepada masyarakat investor. Dari segi substansial, transparansi memampukan publik untuk mendapatkan akses informasi penting yang berkaitan dengan perusahaan. Suatu pasar modal dikatakan fair dan efisien apabila semua pemodal memperoleh informasi dalam waktu yang bersamaan disertai kualitas informasi yang sama (equal treatment dalam akses informasi). Dari sisi yuridis, transparansi merupakan jaminan bagi hak publik untuk terus mendapatkan akses penting dengan sanksi untuk hambatan atau kelalaian Investor

(9)

yang dilakukan perusahaan. Pengenaan sanksi yang termuat dalam UUPM serta penegakan hukum atas setiap pelanggaran terhadap ketentuan mengenai keterbukaan atau transparansi ini menjadikan pemegang saham atau investor terlindungi secara hukum dari praktik-praktik manipulasi dalam perusahaan publik. Karena apabila investor tidak merasa mendapatkan perlindungan hukum yang memadai, maka hampir dipastikan arus investasi melalui pasar modal akan kecil, kalau tidak mau dikatakan tidak ada. Perlindungan hukum tersebut sangat diperlukan untuk mencapai terbentuknya pasar modal yang fair, teratur, dan efisien. Bentuk perlindungan hukum tersebut antara lain dengan memberikan kepastian hukum melalui peraturan perundang-undangan dan penegakannya. Jaminan keterbukaan informasi akan memberikan pedoman bagi calon investor atau pemegang saham untuk mengambil keputusan. Kualitas informasi akan terjaga jika keterbukaan bisa dijamin.

Jaminan UUPM akan transparansi atau keterbukaan merupakan hal yang mendasar untuk menciptakan kepercayaan dan menarik calon investor untuk berinvestasi di pasar modal. Di lain pihak, perusahaan pubik atau emiten yang ingin sahamnya dibeli oleh para investor dan data masuk dalam standar internasional, haruslah berusaha untuk membuka diri dan menerapkan keterbukaan informasi dengan kualitas yang terjaga dalam hal akurasi, kelengkapan, ketepatan waktu, dan ketepatan informasi. Secara hukum emiten dituntut untuk menerapkan keterbukaan di dalam menyampaikan informasi yang berhubungan dengan perusahaan, tetapi di lain sisi emiten dan perusahaan publik perlu mempertimbangkan secara matang mengenai hal-hal apa saja yang bisa diungkap kepada publik. Ekses yang muncul dari pengungkapan informasi rinci ke publik bisa menjadikan perusahaan pesaing mengetahui keadaan perusahaan. Oleh karena itu, emiten meminta untuk diberikan hak untuk menjaga informasi yang merupakan rahasia perusahaan. Adalah tugas hukum menyelaraskan dua kepentingan yang saling bertolak belakang.

7. Kejahatan dan Pelanggaran di Bidang Pasar Modal

(10)

pasar modal sebagai tindakan preventif, dan menuntaskan kejahatan di bidang pasar modal sebagai tindakan represif. Tugas yang diemnban Bapepam tidak ringan, oleh karena itu Bapepam diberikan kewenangan untuk melakukan penyelidikan, pemeriksaan, penyidikan sampai meneruskan penuntutan kepada kejaksaan atas dugaan terjadinya tindak kejahatan. Untuk kasus pelanggaran, Bapepam mempunyai kewenangan melakukan pemeriksaan, penyidikan sampai pemberian sanksi administrative.

Tindak pidana di bidang pasar modal mempunyai karakteristik yang khas, yaitu “barang” yang menjadi objek dari tindak pidana adalah informasi, selain itu pelaku tindak pidana tersebut bukanlah mengandalkan kemampuan fisik seperti halnya pencurian atau perampokan mobil, akan tetapi lebih mengandalkan pada kemampuan untuk membaca situasi pasar serta memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi. Selain itu, pembuktiannya cenderung sulit dan dampak pelanggaran dapat berakibat fatal dan luas. Untuk dapat memahami lebih jauh tenteang tindak pidana di bidang pasar modal, berikut ini akan diuraikan secara lebih terinci jenis-jenis tindak pidana yang dikenal di dunia pasar modal.

a. Penipuan

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dalam pasal 378, disebutkan penipuan, yaitu tindakan untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan cara: melawan hukum, memakai nama palsu atau martabat palsu, tipu muslihat, rangkaian kebohongan, dan membujuk orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi utang atau menghapuskan piutang.

(11)

pada harga tinggi mengalami kerugian, karena harga saham tersebut jatuh ke tingkat harga yang sangat rendah.

b. Manipulasi Pasar

Menurut UUPM pasal 91 manipulasi pasar adalah tindakan yang dilakukan oleh setiap pihak secara langsung maupun tidak dengan maksud untuk menciptakan gambaran semu atau menyesatkan mengenai perdagangan, keadaan pasar, atau harga efek di bursa efek. Dalam praktik perdagangan efek internasional dikenal beberapa kegiatan yang dapat digolongkan sebagai manipulasi pasar, salah satunya yaitu: Marking the close, yaitu merekayasa harga permintaan atau penawaran efek pada saat atau mendekati saat penutupan perdagangan dengan tujuan membentuk harga efek atau harga pembukaan yang lebih tinggi pada hari perdagangan berikutnya. Secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut:

Sesi perdagangan efek di Bursa Efek Jakarta berakhir pada jam 16.00. Pada jam 15.55 harga pasar dari saham PT X sebesar Rp 1.000. Mr. A yang merupakan pemegang saham PT X dan menjadi nasabah pada perusahaan efek B dan perusahaan efek C menginginkan harga pembukaan pada periode perdagangan hari berikutnya naik (di atas Rp 1.000). Kemudian Mr. A menghubungi broker pada perusahaan efek B untuk menjual saham PT X pada harga Rp 1.200. Pada saat yang sama Mr. A juga memberikan perintah pada broker perusahaan c untuk membeli saham PT A pada harga Rp 1.200, sehingga terjadi matching antara broker B dan C yang mengakibatkan harga pasar atas saham A akan naik menjadi Rp 1.200 pada akhir periode perdagangan. Harga pada akhir periode perdagangan ini akan dijadikan sebagai harga pembukaan pada sesi perdagangan hari berikutnya.

c. Perdagangan Orang Dalam (Insider Trading)

(12)

Pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal merupakan hal yang rawan dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat di pasar modal. Pelanggaran di bidang pasar modal dapat dibagi ke dalam dua kelompok dilihat dari sifat administrative. Mulai dari pasal 25 samapi pasal 89 UUPM berkaitan dengan kewajiban menyampaikan laporan atau dokumen tertentu kepada Bapepam dan atau masyarakat. Menurut Peraturan X.K.1. laporan yang dimaksud adalah laporan berkala atau laporan yang bersifat insidentil yang berisikan informasi atau fakta material yang penting dan relevan mengenai peristiwa atau kejadian yang dapat mempengaruhi harga saham di bursa efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut.

Pelanggaran jenis kedua adalah pelanggaran yang bersifat teknis, yaitu menyangkut masalah perizinan, persetujuan, dan pendaftaran di Bapepam. Ada tiga macam sanksi yang diterapkan oleh UUPM, yaitu Sanksi Administratif, Sanksi Perdata, dan Sanksi Pidana.

KESIMPULAN

Pasar Modal adalah tempat perusahaan mencari dana segar untuk mengingkatkan kegiatan bisnis sehingga dapat mencetak lebih banyak keuntungan. Dana segar yang ada di pasar modal berasal dari masyarakat yang disebut juga sebagai investor. Para investor melakukan berbagai teknik analisis dalam menentukan investasi di mana semakin tinggi kemungkinan suatu perusahaan menghasilkan laba dan semakin kecil risiko yang dihadapi maka semakin tinggi pula permintaan investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Bentuk yang paling umum dalam investasi pasar modal adalah saham dan obligasi.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Khairandy, Ridwan. 2010. Hukum Pasar Modal 1. Yogyakarta: FH UII Press Mertokusumo, Sudikno. 1996. Mengenal Hukum. Yogyakarta: Liberty

Nasarudin, M. Irsan dan Indra Surya. 2007. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Kencana

Referensi

Dokumen terkait

Latar Belakang: Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia (230 juta). Pemerintah sudah berupaya untuk mengantisipasi laju

Dari pertanyaan ini akan dapat dilihat peran yang telah dijalankan oleh gereja bagi para taruna- pemuda dalam kaitannya untuk pembangunan karakter Kristen

Alat penukar panas pipa rangkap terdiri dari dua pipa l$gam standart yang dikedua ujungnya dilas menjadi satu atau dihubungkan dengan k$tak penyekat. /luida yang

tentang dari hasil temuan penelitian dengan teori yang digunakan dalam.

Pada tahap pengenalan atau sosialisas memberikan gambaran secara umum kepada Kepala Tata Usaha beserta seorang staf dari tujuh fakultas dan ditambah seorang staf

dihasilkan dari sudu-sudu roda pedal yang berputar dalam air. Jet air, gaya dorong dihasilkan karena adanya impuls akibat kecepatan air yang disemburkan keluar

 6umlah darah yang ditrans9usikan tergantung berat badan pasien: target  peningkatan hemoglobin dan kadar hematokrit( Se8ara umum jumlah sel darah merah yang ditrans9usikan

Tepung lemah (soft wheat) adalah tepung terigu yang sedikit saja menyerap air dan hanya mengandung 8%-9% protein, kemudian adonan yang terbentuk kurang