• Tidak ada hasil yang ditemukan

Five Forces Model Porter model

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Five Forces Model Porter model "

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Five Forces Model Porter

January 14, 2009kikisaragih Leave a comment Go to comments

Minggu lalu 9 Januari 2009 kelompok Gw dapat giliran presentasi tentang analisi penggunaan IT di RS Pertamina Jaya(RSPJ). Gw dapat kebagian utk analisis menggunakan Five Forces Model Porter. Analisis ini dikemukan oleh Michael E. Porter. Five Forces Model Porter adalah strategi bisnis yang digunakan untuk melakukan analisis dari sebuah struktur industri. Analisis tersebut dibuat berdasarkan 5 kekuatan kompetitif yaitu:

1. Masuknya Kompetitor. Bagaimana Cara yang mudah atau sulit untuk kompetitor baru untuk mulai bersaing industri yang sudah ada

2. Ancaman Produk atau Jasa pengganti. Cara mudah masuknya produk atau jasa yang dapat menjadi alternatif dari produk atau jasa yang sudah ada, khususnya yang dibuat dengan biaya lebih murah.

3. Daya tawar dari pembeli. Bagaimana kuatnya posisi pembeli. Pembeli mempunyai kekuatan utk menentukan kemana dia akan melakukan transaksi.

4. Daya tawar dari supplier. Bagaimana kuatnya posisi penjual. Apakah ada banyak supplier atau hanya beberapa supplier saja, bisa jadi mereka memonopoli supply barang.

5. Persaingan di antara pemain yang sudah ada. Bagaimana kuatnya persaingan diantara pemain yang sudah ada.Apaka ada pemain yang sangat dominan atau semuanya sama.

Kadang ditambahkan kekuatan kompetitif yang ke-enam yaitu:

6. Pemerintah

Five Forces Model Porter merupakan salah satu yang paling sering digunakan dalam strategi bisnis. Model ini telah banyak digunakan dalam berbagai macam kesempatan. Model Porter ini sangat kuat baik dari dalam maupun luar industri.

Mari kita bahas hal2 yang mempengaruhi kelima kekuatan tadi:

(2)

-Skala ekonomis -Modal utk investasi -Akses utk distribusi -Akses ke teknologi

-Brand loyalty, apakah pelanggan setia dengan brand tertentu -Peraturan Pemerintah

Ancaman dari Produk, Jasa pengganti tergantung pada:

-Kualitas, Apakah kualitas pengganti tersebut lebih baik atau tidak? -Keinginan pembeli utk beralih ke produk jasa pengganti

-Harga dan performa dari produk jasa pengganti

-Biaya utk beralih ke produk jasa pengganti. Apakah mudah utk mengubah ke produk lain.

Daya tawar dari pembeli, tergantung pada:

-Konsentrasi dari pembeli, apakah ada pembeli yang dominan atau banyaknya penjual. -Diferensiasi dari produk, apakah produk tersebut standar atau tidak

-Profitabilitas pembeli

-Kualitas dari produk dan service

-Perpindahan biaya, seberapa mudah pembeli untuk beralih ke pemasok lain

Daya tawar dari Supplier tergantung pada:

-Konsentrasi dari supplier, Apakah banyak pembeli dan sedikit supplier -Brand, apakah brand supplier tersebut sudah kuat

-Profitabilitas Supplier

-Pemasok masuk ke dalam industri cth produsen mengatur sendiri gerai ritelnya -Pembeli tidak berpindah ke supplier yang lain.

-Kualitas dari Produk dan service

-Perpindahan biaya, seberapa mudah pemasok untuk mencari pelanggan baru

Persaingan di antara pemain yang sudah ada tergantung pada:

-Struktur dari kompetisi, persaingan akan semakin hebat apabila terdapat banyak industri kecil atau memiliki ukuran yang sama antar kompetitor. Sebaliknya apabila industri telah memiliki pemimpin pasar maka persaingan akan sedikit.

-Struktur dari biaya di industri. Industri yang memiliki biaya yang tinggi akan mendorong kompetitor utk menghasilkan produk dan jasa yang lebih murah.

-Tingkat diferensiasi produk. Industri yang produknya adalah komoditas biasanya akan memiliki persaingan yang besar.

-Perpindahan biaya. Persaingan akan berkurang apabila pembeli telah beralih ke biaya tinggi. -Tujuan strategis, Jika kompetitor mengejar pertumbuhan dengan agresif maka persaingan akan semakin besar

-Ketika hambatan utk meninggalkan industri semakin tinggi maka persaingan akan semakin besar. Apa sih manfaat dari Five Forces Model Porter ini?

-Model ini merupakan alat yang kuat utk analisis kompetitif di tingkat industri -Memberikan input yang berguna untuk melakukan Analisis SWOT

Analisis Porter’s Five Forces Model

(3)

Aspek lingkungan industri akan lebih mengarah pada aspek persaingan di mana

perusahaan berada. Akibatnya faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi

persaingan, seperti ancaman-ancaman dan kekuatan-kekuatan yang dimiliki

perusahaan termasuk kondisi persaingan itu sendiri menjadi perlu untuk dianalisis.

Micheal E. Porter mengemukakan konsep Competitive Strategy yang menganalisis

persaingan bisnis berdasarkan lima aspek utama yang dikenal dengan Lima

Kekuatan Bersaing (five competitive forces). Secara lengkap aspek dan variabel

yang membentuk model untuk strategi bersaing tersebut serta penjelasannya

dipaparkan sebagai berikut (David, 2006).

1. Ancaman masuknya pendatang baru

Masuknya pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan

yang sudah ada, misalnya kapasitas bertambah, terjadinya perebutan pangsa

pasar, serta perebutan sumber daya produksi yang terbatas. Kondisi seperti ini

menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang telah ada. Ada beberapa faktor

penghambat pendatang baru untuk masuk ke dalam industri baru, yaitu:

a. Skala ekonomi.

b. Diferensiasi produk dan jasa.

c. Kecukupan modal.

d. Biaya peralihan.

e. Akses ke saluran distribusi.

f. Peraturan pemerintah.

2. Persaingan di antara perusahaan sejenis

Persaingan dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan.

Menurut Porter tingkat persaingan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Jumlah kompetitor.

b. Tingkat pertumbuhan industri.

c. Karakteristik produk.

d. Biaya tetap yang besar.

e. Kapasitas.

f. Hambatan keluar.

(4)

Perusahaan-perusahaan yang berada dalam suatu industri tertentu akan bersaing

pula dengan produk atau jasa pengganti. Walaupun karakteristiknya berbeda,

barang subtitusi menjadi kuat bilamana konsumen dihadapkan pada biaya peralihan

(Switching cost) yang sedikit dan juka produk subtitusi itu mempunyai harga yang

lebih murah atau kualitas yang sama, bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu

industri.

4. Kekuatan tawar menawar pembeli

Para pembeli, dengan kekuatan yang mereka miliki, mampu mempengaruhi

perusahaan untuk menurunkan harga produk, meningkatkan mutu dan pelayanan,

serta mengadu perusahaan dengan kompetitornya. Kekuatan tawar pembeli akan

kuat apabila perusahaan dihadapkan pada kondisi sebagai berikut:

a. Pembeli mampu memproduksi produk yang diperlukan.

b. Sifat produk tidak terdiferensiasi dan banyak pemasok.

c. Switching cost pemasok adalah kecil.

d. Pembeli mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah, sehingga sensitif

terhadap harga dan diferensiasi.

e. Produk perusahaan tidak terlalu penting bagi pembeli, sehingga pembeli

dengan mudah mencari subtitusinya.

5. Kekuatan tawar menawar pemasok.

Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka menaikkan harga

atau mengurangi kualitas produk atau servis. Pemasok menjadi kuat apabila

beberapa kondisi berikut terpenuhi:

a. Jumlah pemasok sedikit.

b. Produk dan jasa yang ada adalah unik dan mampu menciptakan switching cost

yang besar.

c. Tidak tersedia produk subtitusi.

Referensi

Dokumen terkait

pada penggunaan katup ekspansi kapiler, laju alir massa refrijeran mencapai maksimum untuk setiap beban pendinginan yang digunakan pada putaran kompresor 6840 rpm, Sedangkan

Setelah melakukan penilaian terhadap seluruh atribut (warna, aroma, rasa dan tekstur) dari masing-masing sampel, urutkan sampel dari yang paling kurang Anda sukai (=1) hingga

dan Keandalan Database terhadap Kualitas Informasi Akuntansi (Survey pada Perusahaan BUMN yang Menerapkan Sistem Informasi Akuntansi Berpusat di Kota Bandung) 25-34

1) Rasa depresi, ingin menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan kata-kata (verbalisasi), bahkan kadang-kadang muncul rasa ingin bunuh diri

Dengan memperhatikan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka dapat disajikan saran yang diharapkan mempunyai manfaat dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk

dilakukan untuk dapat mengurangi kepadatan penduduk yang ada di pulau Jawa yang telah memicu peningkatan pengangguran dan kemiskinan. Kedua, program

Analisis pada perspektif proses bisnis internal dilakukan dengan mengidentifikasi proses-proses bisnis kritis yang harus diunggulkan perusahaan dan mempunyai pengaruh besar

Berdasarkan hasil temuan penelitian, di- sarankan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, terutama menggunakan transformasi NDVI den- gan metode klasifikasi lain untuk meningkatkan