• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN PROMOSI NAKAMURA SEITAI MELALUI MEDIA KOMUNIKASI VISUAL UNTUK KALANGAN REMAJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERANCANGAN PROMOSI NAKAMURA SEITAI MELALUI MEDIA KOMUNIKASI VISUAL UNTUK KALANGAN REMAJA"

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR

PERANCANGAN PROMOSI NAKAMURA SEITAI

MELALUI MEDIA KOMUNIKASI VISUAL

UNTUK KALANGAN REMAJA

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan

Mencapai Gelar Sarjana Pada Jurusan Desain Komunikasi Visual

oleh:

ARY KURNIAWAN

C0707016

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv ABSTRAK

2011.Ary Kurniawan. C0707016.Pengantar Tugas Akhir ini berjudul Perancangan Promosi Nakamura Seitai Melalui Media Komunikasi Visual Untuk Kalangan Remaja. Adapun permasalahan yang dikaji adalah bagaimana Menciptakan perancangan komunikasi visual yang efektif untuk memperkenalkan Nakamura Seitai khususnya pada kalangan remaja dan memilih alternatif media desain komunikasi visual dan perancangan strategi komunikasi visual yang sesuai untuk mendukung promosi dan dapat meningkatkan image Nakamura Seitai sebagai tepat refleksi dan relaksasi untuk segala lapisan usia. Salah satu cirikhas yang menjadi keunikan Nakamura Seitai ialah penerapan dasar ilmu Seitai dengan teknik chiropraktik yaitu terapi penyembuhan melalui pemijatan pada titik syaraf tulang belakang yang tidak terasa sakit seperti pada terapi pijat refleksi lainnya. Namun, keberadaan praktek pijat refleksi dan relaksasi Nakamura Seitai masih sangat kurang diketahui oleh kalangan remaja di Kota Surakarta, sehingga perlu dilakukan promosi yang tepat untuk menyampaikan pesan maupun informasi tentang keberadaan Nakamura Seitai ini. Melalui perancangan strategi promosi dan pemilihan media promosi yang efektif, diharapkan dapat lebih memperkenalkan keberadaan Nakamura Seitai khususnya kepada kalangan remaja Kota Surakarta.

(5)

v

ABSTRACT

2011. Ary Kurniawan. C0707016. Introduction to Final Project is titled Perancangan Promosi Nakamura Seitai Melalui Media Komunikasi Visual Untuk Kalangan Remaja. The issues studied is how to create effective visual communication design to introduce Nakamura Seitai especially among teenagers and selecting alternative media visual communication design and visual communication design appropriate strategies to support the promotion and could increase the image Nakamura Seitai as a proper reflection and relaxation for all age layer. One of the uniqueness of Nakamura Seitai is the application of Seitai with a chiropractic technique that is healing through massage therapy at the point of the spinal cord that did not ache as in other reflexology therapy. However, the existence of the practice of reflexology and relaxation Nakamura Seitai is still very poorly known by among teenagers in the city of Surakarta, so it needs to be done right promotions to deliver messages and information about the existence of these Nakamura Seitai. Through the design of promotional strategies and the selection of an effective media campaign, is expected to introduce more particularly to the existence of Nakamura Seitai to teenagers in the city of Surakarta.

(6)

vi

PERSEMBAHAN

(7)

vii

MOTTO

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Segala Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan campur tangan-Nya, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Karya Tugas Akhir ini dengan baik.

Dalam penyelesaian Karya Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Nama Drs. Riyadi Santosa,M.Ed, Ph.D,selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS.

2. Drs. M.Suharto, M.Sn, selaku Ketua Jurusan Desain Komunikasi Visual 3. Jazuli Abdin munib, S.Sn. selaku pembimbing pertama

4. Ercilia Rini Octavia, S.Sn selaku pembimbing kedua 5. Arif Iman Santoso, S.Sn, Pembimbing Akademis. 6. Gus Minging D.S., selaku CEO Nakamura Seitai Solo.

7. Bambang Purwadi, S.IP selaku staf bidang akademik Jurusan Desain Komunikasi Visual.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan Konsep Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu dengan kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran dari pembaca sekalian. Akhirnya besar harapan penulis bahwa penulisan ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak khususnya dalam memperkenalkan produk Nakamura Seitai kepada kalangan remaja Kota Surakarta.

Surakarta,Desember 2011

Ary Kurniawan NIM. C0707016

(9)
(10)

x

I. Karakteristik Remaja Surakarta ... 69

(11)

xi

5. Umbul - umbul ... 112

6. Poster ... 113

7. Branding Mobil ... 114

8. X-Banner ... 116

9. Brosur ... 118

B. Media Pendukung ... 119

1. Paper Bag ... 119

2. Hanging Mobile ... 121

3. Flag Chains ... 122

4. Kaos Promosi ... 123

5. Merchandise ... 124

6. Stationary ... 127

BAB VI PENUTUP ... 132

C. Simpulan ... 132

D. Saran ... 133

DAFTAR PUSTAKA ... 134

DAFTAR LAMPIRAN ... 135

(12)

PERANCANGAN PROMOSI NAKAMURA SEITAI MELALUI MEDIA KOMUNIKASI VISUAL UNTUK

KALANGAN REMAJA

Ary Kurniawan1

Jazuli Abdin munib, S.Sn2 Ercilia Rini Octavia, S.Sn3

ABSTRACT

2011. Introduction to Final Project is titled Perancangan Promosi Nakamura Seitai Melalui Media Komunikasi Visual Untuk Kalangan Remaja. The issues studied is how to create effective visual communication design to introduce Nakamura Seitai especially among teenagers and selecting alternative media visual communication design and visual communication design appropriate strategies to support the promotion and could increase the image Nakamura Seitai as a proper reflection and relaxation for all age layer. One of the uniqueness of Nakamura Seitai is the application of Seitai with a chiropractic technique that is healing through massage therapy at the point of the spinal cord that did not ache as in other reflexology therapy. However, the existence of the practice of reflexology and relaxation Nakamura Seitai is still very poorly known by among teenagers in the city of Surakarta, so it needs to be done right promotions to deliver messages and information about the existence of these Nakamura Seitai. Through the design of promotional strategies and the selection of an effective media campaign, is expected to introduce more particularly to the existence of Nakamura Seitai to teenagers in the city of Surakarta.

1

Mahasiswa Jurusan Desain Komunikasi Visual dengan NIM. C0707016 2

Dosen pembimbing I 3

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Terapi sentuhan telah dikenal dan berkembang selama ribuan tahun sejak awal peradaban manusia. Selama berabad-abad terapi sentuh semakin berkembang dan menurunkan banyak metode baru dan berbeda. Dalam sentuhan ada interaksi emosional sehingga dapat dijadikan upaya penyembuhan. Sentuhan penyembuhan yang paling populer adalah pijat. Pijat telah dikenal sejak zaman dahulu di Mesir, Yunani, dan Romawi. Bahkan di seluruh belahan dunia, pijat telah dipraktekkan dengan beragam teknik yang berbeda. Salah satunya ialah metode yang berkembang di Jepang pada masa Edo yang disebut dengan Seitai. Terjemahan langsung dari Seitai adalah penyelarasan (tai) tubuh (sei) atau dalam Bahasa Inggris The Body Adjustment Therapy. Seitai adalah terapi tradisional Jepang yang bertujuan untuk menyelaraskan tubuh secara alami sehingga tercapai kesehatan tubuh dan jiwa secara alami.

Gus Minging D.S., Psi., pendiri Nakamura Seitai, mulai mengenal seitai di Kota Kagoshima dimana murid dari Okajima Sensei, Hamada Mihoko Sensei mengajarkan terapi seitai secara kelompok. Sejak saat itu Gus Minging D.S., menyebarluaskan ajaran seitai di Indonesia dengan mendirikan Nakamura Seitai.

Didirikannya Nakamura Seitai merupakan sebuah inovasi baru dalam dunia pijat refleksi di Indonesia. Lain halnya dengan panti pijat refleksi yang telah ada di Indonesia, Nakamura Seitai hadir dengan konsep tempat pijat refleksi yang

(14)

eksklusif dengan visual konsep yang bernuansa Jepang, yang disesuaikan dengan dasar ilmu seitai yang muncul dan berkembang di Negara Jepang.

Meskipun termasuk dalam jajaran pelopor pusat terapi refleksi di Indonesia, berdirinya Nakamura Seitai tidak lepas dari persaingan pasar. Hal ini merupakan ancaman tersendiri bagi Nakamura Seitai. Berbagai tempat terapi pijat dan refleksi yang telah ada serta munculnya banyak salon kecantikan yang menawarkan jasa refleksi dan relaksasi menjadi pesaing yang cukup dapat diperhitungkan.

Image yang terbangun dalam masyarakat terhadap Nakamura Seitai yang menganggap tempat refleksi hanya untuk orang sakit dan orang tua pun cukup mengganggu perluasan jangkauan target pasar. Oleh karena image tersebut, kalangan remaja dan kaum muda menjadi enggan untuk datang dan menggunakan jasa terapi refleksi maupun relaksasi dari Nakamura Seitai.

Oleh karena itu, untuk menciptakan komunikasi visual yang efektif dan untuk mempertahankan image Nakamura Seitai yang menjangkau segala usia diperlukan strategi komunikasi visual yang tepat. Disamping itu konsep nuansa Jepang sangat menarik untuk dipertahankan dan dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan trend yang sedang digemari dalam masyarakat, agar keberlangsungan Nakamura Seitai ini tetap terjaga dan semakin dikenal. Kegiatan promosi ini juga diharapkan akan dapat membentuk image perusahaan secara jelas tanpa terganggu oleh opini yang muncul di masyarakat.

(15)

B. Rumusan Masalah

Berdasar latar belakang masalah di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perancangan komunikasi visual yang efektif untuk memperkenalkan Nakamura Seitai kepada khalayak luas khususnya pada kalangan remaja?

2. Bagaimana media komunikasi visual dan strategi komunikasi visual yang dapat menunjang dan mampu meningkatkan image Nakamura Seitai sebagai tepat refleksi dan relaksasi untuk segala lapisan usia?

C. Tujuan Perancangan

1. Menciptakan perancangan komunikasi visual yang efektif untuk memperkenalkan Nakamura Seitai khususnya pada kalangan remaja.

(16)

e. Traffic ad f. Umbul-umbul g. Poster

h. Branding Mobil i. X-banner j. Brosur 2. Media Pendukung

a. Paper Bag b. Hanging mobile c. Flag Chains d. Kaos promosi e. Merchandise

1) Mug 2) Pin 3) Sticker f. Stationary

1) Kartu Nama 2) Kepala Surat 3) Amplop 4) Id card

(17)

E. Target Market dan Target Audience

1. Target Market

Dalam hal ini yang menjadi target market dari Nakamura Seitai adalah masyarakat Surakarta yang menyukai pijat refleksi dan relaksasi. Dengan segmentasi sebagai berikut :

a. Segmentasi Geografis :

Daerah yang menjadi sasaran pemasaran pusat Nakamura Seitai adalah daerah Kota Solo. Untuk franchise Nakamura Seitai, daerah pemasarannnya tersebar di kota-kota besar seluruh Indonesia.

b. Segmentasi Demografis:

1) Jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan 2) Usia : 3 – 70 tahun

3) Sosial ekonomi : Menengah ke atas

4) Pendidikan : Semua latar belakang pendidikan c. Segmentasi Psikografis :

Kalangan masyarakat yang menyukai pijat refleksi dan menginginkan kenyamanan serta kenikmatan refleksi secara eksklusif.

2. Target Audience

Dalam hal ini target audience Nakamura Seitai adalah kalangan remaja yang menyukai pijat refleksi dan relaksasi yang terbagi berdasarkan:

(18)

a. Segmentasi Geografis :

Daerah yang menjadi sasaran pemasaran pusat Nakamura Seitai adalah daerah Kota Solo. Untuk franchise Nakamura Seitai, daerah pemasarannnya tersebar di kota-kota besar seluruh Indonesia.

b. Segmentasi Demografis:

1) Jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan

2) Usia : 13 – 18 tahun

3) Sosial ekonomi : Menengah ke atas

4) Pendidikan : Semua latar belakang pendidikan c. Segmentasi Psikografis :

Kalangan remaja yang menyukai pijat refleksi dan menginginkan kenyamanan serta kenikmatan refleksi secara eksklusif. Serta, kalangan remaja yang menggemari hal-hal yang bertema Jepang.

F. Metode Pengumpulan Data

Dalam menyusun perancangan strategi komunikasi visual yang sesuai untuk mendukung promosi Nakamura Seitai ini digunakan tiga metode pengumpulan data, yaitu:

1. Wawancara

Wawancara menurut Ensiklopedi Umum adalah informasi yang diperoleh dari tanya jawab antara si penanya dengan yang ditanya tentang suatu hal (1977:471).

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang cara memperoleh informasinya melalui sumbernya secara langsung. Sehingga dalam hal ini penulis

(19)

secara langsung mewawancarai Gus Minging D.S., Psi., selaku pendiri Nakamura Seitai sehingga akan diperoleh informasi dan data yang akurat dan benar. Dari sini akan diperoleh karakteristik, image dan ciri-ciri obyek penelitian kepada masyarakat.

2. Studi Pustaka

Menurut Hermawan Wasito dalam buku Pengantar Metodologi Penelitian, yang terurai dalam buku laporan TA Stella N. Mengatakan bahwa studi pustaka merupakan kegiatan pengumpulan data dari berbagai literatur, baik dari perpustakaan maupun dari sumber yang lain (2002:3).

Kegiatan ini dilakukan dengan mengumpulkan data dari berbagai literatur yang ada, baik dari perpustakaan, buku pribadi atau tempat yang lain. Metode ini dapat membantu memperoleh data kepustakaan yang akan sangat menunjang nantinya.

3. Observasi

Observasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengamatan: peninjauan sebelum diadakannya penelitian (Prof. Dr. J. S. Badudu dan Prof. Sutan M. Zain 1996:957).

Observasi ini dilakukan dengan peninjauan maupun pengamatan atas coorporate identity Nakamura Seitai sebelumnya. Observasi ini juga dilakukan kepada kompetitor Nakamura Seitai, sehingga dapat ditentukan mengenai metode analisa SWOT (Strenght, Weakness, Opportunities, Threat) agar dapat diketahui kekuatan, kelemahan, kesempatan atau peluang yang ada, serta ancaman yang akan atau harus dihadapi oleh Nakamura Seitai. Perbandingan ini dilakukan didasarkan dengan perbandingan di antara semua objek yang dikaji.

(20)

4. Dokumentasi

Dokumentasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengumpulan, pemilihan, dan penyimpanan informasi dan bukti-bukti atau keterangan-keterangan seperti gambar, kutipan, guntingan koran, dan referensi yang lain ( Prof. Dr. J. S. Badudu dan Prof. Sutan M. Zain 1996:211).

Dokumentasi disini berguna sebagai bahan referensi penunjang dalam menyusun proses maupun perencanaan desain dan sebagai bukti konkret dan atau gambaran nyata yang ada, sehingga nantinya dapat membuat karya yang lebih baik lagi.

5. Kuesioner

Analisa data kuesioner ini disusun berdasarkan pengkajian hasil kuesioner yang dibagikan kepada responden yang merupakan kalangan remaja di Kota Solo. Dalam suatu penelitian yang menjadi dasar pertimbangan pengambilan sampel adalah memperhitungkan masalah efisiensi ( waktu dan biaya) dan masalah ketelitian dimana penelitian dengan pengambilan sampel dapat mempertinggi ketelitian karena jika penelitian terhadap populasi belum tentu dapat dilakukan secara teliti. Lawrence (1997) dalam bukunya mengemukakan bahwa penelitian kuantitatif cenderung menggunakan teknik pengambilan sampel yang berasal dari teori probabilitas yakni pengambilan sampel secara yang dalam literatur Inggris disebut random sampling.

Melalui kuesioner, penulis berharap mendapat gambaran langsung mengenai ada atau tidaknya awareness dari kalangan remaja terhadap keberadaan Nakamura Seitai.

(21)

9 BAB II

KAJIAN TEORI

A. Perancangan

Perancangan bisa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur dan berbagai pencapaian kreatif lainnya. Dalam perkembangannya di Indonesia, kata „perancangan‟ digantikan dengan istilah „desain‟. Istilah ini melengkapi kata „rancang/rancangan/merancang‟ yang dinilai kurang mengekspresikan keilmuan.

Dalam sebuah kalimat, kata „desain‟ bisa digunakan baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja „desain‟ memiliki arti proses untuk membuat atau menciptakan obyek baru. Sebagai kata benda, desain digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau bentuk nyata.

Dengan demikian proses perancangan adalah sebuah proses kreasi untuk mewujudkan obyek baru dengan tanpa menghilangkan fungsi serta elemen estetis dalam proses penciptaanya.

B. Desain Komunikasi Visual

Akar-akar istilah desain pada hakikatnya telah ada sejak zaman purba dengan pengertian yang amat beragam. Istilah “Arch, “Techne”, “Kunst”,

“Kagunan”, “Kabinangkitan”, “Anggitan”, dan sebagainya merupakan bukti-bukti bahwa terdapat istilah-istilah yang berkaitan dengan kegiatan desain, hanya penggunaannya belum menyeluruh dan dinilai belum bermuatan aspek-aspek modernitas seperti yang dikenal sekarang (Agus Sachari, 2005:3).

(22)

Secara etimologis kata „desain‟ diduga berasal dari kata designo (bahasa Italia) yang artinya gambar (Jervis, 1984). Kata ini diberi makna baru dalam bahasa Inggris di abad ke-17, yang dipergunakan untuk membentuk School of Design tahun 1836. Makna baru tersebut dalam praktik kerap semakna dengan kata craft (keterampilan adiluhung), kemudian atas jasa Ruskin dan Morris, dua tokoh gerakan antiindustri di Inggris pada abad ke-19, kata „desain‟ diberi bobot sebagai seni berketerampilan tinggi (art and craft). Pada awal abad ke-20, „desain‟ mengandung pengertian sebagai suatu kreasi seniman untuk memenuhi kebutuhan tertentu dan cara tertentu pula (Walter Gropius, 1919). Cenadi (1999:4) menjelaskan pengertian Desain komunikasi visual sebagai desain yang mengkomunikasikan informasi dan pesan yang ditampilkan secara visual.

Dalam perkembangannya di Indonesia, desain merupakan kata baru yang diadaptasi dari kata design (bahasa Inggris). Istilah ini melengkapi kata „rancang/rancangan/merancang‟ yang dinilai kurang mengekspresikan keilmuan, keluasan dan kewibawaan profesi (Agus Sachari, 2005:3). Hingga saat ini keilmuan seni rupa tetap secara konsisten dan formal mempergunakan istilah „desain‟.

Dari sejumlah definisi dan penjelasan yang dipaparkan di atas, penulis menyimpulkan desain sebagai kombinasi kompleks kata-kata dan ilustrasi yang membutuhkan pemikiran khusus dari seorang individu yang bisa menggabungkan elemen-eleman ini, sehingga mereka dapat menghasilkan sesuatu karya yang khusus, bermakna, dan bermanfaat serta mudah diingat.

Prinsip dasar desain merupakan pengorganisasian unsur-unsur dasar desain dengan memperhatikan prinsip-prinsip dalam menciptakan dan

(23)

mengaplikasikan kreativitas. Pengelompokan unsur-unsur dasar desain menurut Frank Jefkins (1997:245) adalah sebagai berikut:

a. Kesatuan (unity)

Kesatuan merupakan sebuah upaya untuk menggabungkan unsur-unsur desain menjadi suatu bentuk yang proporsional dan menyatu satu sama lain ke dalam sebuah media. Kesatuan desain merupakan hal yang penting dalam sebuah desain, tanpa ada kesatuan unsur-unsur desain akan terpecah berdiri sendiri-sendiri tidak memiliki keseimbangan dan keharmonisan yang utuh

b. Keberagaman (variety)

Keberagaman dalam desain bertujuan untuk menghindari suatu desain yang monoton. Untuk itu diperlukan sebuah perubahan dan pengkontrasan yang sesuai. Adanya perbedaan besar kecil, tebal tipis pada huruf, pemanfaatan pada gambar, perbedaan warna yang serasi, dan keragaman unsur-unsur lain yang serasi akan menimbulkan variasi yang harmonis.

c. Keseimbangan (balance)

Keseimbangan adalah bagaimana cara mengatur unsur-unsur yang ada menjadi sebuah komposisi yang tidak berat sebelah. Keseimbangan dapat tercapai dari dua bagian, yaitu secara simetris yang terkesan resmi/formal yang tercipta dari sebuah paduan bentuk dan ukuran tata letak yang sama, sedangkan keseimbangan asimetris memberi kesan informal, tapi dapat terlihat lebih dinamis yang terbentuk dari paduan garis, bentuk, ukuran, maupun tata letak yang tidak sama namun tetap seimbang.

(24)

d. Ritme/irama (rhythm)

Aliran secara keseluruhan terhadap desain selalu menyiratkan irama yang nyaman. Suatu gerak yang dijadikan sebagai dasar suatu irama dan ciri khasnya terletak pada pengulangan-pengulangan yang dilakukan secara teratur yang diberi tekanan atau aksen. Ritme membuat adanya kesan gerak yang menyiratkan mata pada tampilan yang nyaman dan berirama.

e. Keserasian (harmony)

Suptandar (1995:19) mengartikan keserasian sebagai usaha dari berbagai macam bentuk, bangun, warna, tekstur, dan elemen lain yang disusun secara seimbang dalam suatu komposisi utuh agar nikmat untuk dipandang. Keserasian adalah keteraturan di antara bagian-bagian suatu karya.

f. Proporsi (proportion)

Proporsi merupakan perbandingan antara suatu bilangan dari suatu obyek atau komposisi (Kusmiati, 1999:19). Bisa dikatakan bahwa proporsi merupakan kesesuaian ukuran dan bentuk hingga tercipta keselarasan dalam sebuah bidang. Terdapat tiga hal yang berkaitan dengan masalah proporsi, yaitu penempatan susunan yang menarik, penentuan ukuran dan bentuk yang tepat, dan penentuan ukuran sehingga dapat diukur atau disusun sebaik mungkin.

g. Skala (scale)

Skala adalah ukuran relatif dari suatu obyek, jika dibandingkan terhadap obyek atau elemen lain yang telah diketahui ukurannya (Kusmiati, 1999:14). Skala berhubungan dengan jarak pandang atau penglihatan dengan unsur-unsur yang telah dimunculkan (faktor keterbacaan). Skala juga sangat berguna bagi terciptanya kesesuaian bentuk atau obyek dalam suatu desain.

(25)

h. Penekanan (emphasis)

Frank Jeffkin (1997:246) menyebutkan bahwa: “Dalam penekanan, all emphasis is no emphasis, bila semua ditonjolkan, maka yang terjadi adalah tidak

ada hal yang ditonjolkan. Adanya penekanan dalam desain merupakan hal yang penting untuk menghindari kesan monoton. Penekanan dapat dilakukan pada jenis huruf, ruang kosong, warna, maupun yang lainnya akan menjadikan desain menjadi menarik bila dilakukan dalam proporsi yang cukup dan tidak berlebihan.”

Dari aspek keilmuan, desain komunikasi visual juga mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan komunikasi dan pesan, teknologi percetakan, penggunaan teknologi multimedia, dan teknik persuasi pada masyarakat. (Sachari, 2005:9)

Desainer komunikasi visual berusaha agar kebanyakan orang dalam target sasaran memberikan respon positif kepada pesan visual yang dirancang dan disampaikan. Oleh karena itu desain komunikasi visual harus bersifat komunikatif dan dapat dengan mudah dimengerti oleh sasaran perancangan tersebut. Berikut ini adalah hal-hal yang mejadi batasan dala perancangan desain komunikasi visual, antara lain:

1. Ruang Lingkup Desain Komunikasi Visual

Ruang lingkup desain komunikasi visual, meliputi: a. Desain Grafis Periklanan (Advertising)

b. Animasi

c. Desain Identitas Usaha (Corporate Identity)

d. Desain Marka Lingkungan (Environment Graphics) e. Desain Multimedia

f. Desain Grafis Industri (promosi)

(26)

g. Desain Grafis Media (buku, surat kabar, majalah, dan lain-lain) h. Cergam (komik), Karikatur, Poster

i. Fotografi, Tipografi, dan Ilustrasi 2. Fungsi Desain Komunikasi Visual

Dalam perkembangannya selama beberapa abad, desain komunikasi visual menurut Cenadi (1999:4) mempunyai tiga fungsi dasar, yaitu sebagai sarana identifikasi, sebagai sarana informasi dan instruksi, dan yang terakhir sebagai sarana presentasi dan promosi.

a. Desain Komunikasi Visual Sebagai Sarana Identifikasi

Fungsi dasar yang utama dari desain komunikasi visual adalah sebagai sarana identifikasi. Identitas seseorang dapat mengatakan tentang siapa orang itu, atau dari mana asalnya. Demikian juga dengan suatu benda, produk ataupun lembaga, jika mempunyai identitas akan dapat mencerminkan kualitas produk atau jasa itu dan mudah dikenali, baik oleh baik oleh produsennya maupun konsumennya.

b. Desain Visual Sebagai Sarana Informasi dan Instruksi

Sebagai sarana informasi dan instruksi, desain komunikasi visual bertujuan menunjukkan hubungan antara suatu hal dengan hal yang lain dalam petunjuk, arah, posisi dan skala, contohnya peta, diagram, simbol dan penunjuk arah. Informasi akan berguna apabila dikomunikasikan kepada orang yang tepat, pada waktu dan tempat yang tepat, dalam bentuk yang dapat dimengerti, dan dipresentasikan secara logis dan konsisten. Simbol-simbol yang dijumpai sehari-hari seperti tanda dan rambu lalu lintas, simbol-simbol di tempat-tempat umum seperti telepon umum, toilet,

(27)

restoran dan lain-lain harus bersifat informatif dan komunikatif, dapat dibaca dan dimengerti oleh orang dari berbagai latar belakang dan kalangan.

c. Desain Komunikasi Visual Sebagai Sarana Presentasi dan Promosi

Tujuan dari desain komunikasi visual sebagai sarana presentasi dan promosi adalah untuk menyampaikan pesan, mendapatkan perhatian (atensi) dari mata (secara visual) dan membuat pesan tersebut dapat diingat; contohnya poster. Penggunaan gambar dan kata-kata yang diperlukan sangat sedikit, mempunyai satu makna dan mengesankan. Umumnya, untuk mencapai tujuan ini, maka gambar dan kata-kata yang digunakan bersifat persuasif dan menarik, karena tujuan akhirnya adalah menjual suatu produk atau jasa.

3. Dasar Perancangan Desain Komunikasi Visual

Pujiyanto (1998) dalam makalahnya berjudul Kreativitas dalam Merancang Desain Komunikasi Visual mengemukaan bahwa dalam penciptaan karya desain komunikasi visual terdapat berbagai masalah yang kompleks antara desainer dan klien, yang satu sama lain saling berhubungan dan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan untuk menghasilkan desain yang menarik, efektif, dan fungsional. Untuk itu diperlukan beberapa pedoman mendasar, yaitu:

a. Pangsa Pasar

Pangsa pasar merupakan kelompok yang dituju dalam menginformasikan sebuah pesan. Hal terpenting dalam hal ini adalah mengetahui latar belakang khalayak tersebut, baik dari segi usia, jenis

(28)

kelamin, tingkat sosial, pendidikan, dan lainnya guna mendukung penetapan sebuah bentuk desain yang sesuai dan tepat bagi khalayak yang dituju sehingga dapat dimengerti dan dipahami.

b. Konsep Desain

Konsep desain disebut sebagai inti pesan yang berfungsi sebagai tema utama dalam sebuah desain. Konsep desain merupakan jabaran lengkap mengenai isi desain beserta gambarannya dan alasan-alasan yang kuat dalam pemilihan sebuah bentuk desain.

c. Pesan Desain

Pesan desain merupakan kesimpulan akhir dari pengolahan data pangsa pasar dan konsep desain. Kesimpulan ini mencerminkan tema utama yang menyeluruh dan mewakili desain yang disampaikan agar dapat diterima atau merupakan titik pandang utama sebuah desain bagi khalayak yang dituju.

d. Media Desain

Media desain merupakan alat atau sarana yang dapat dipakai untuk memuat pesan sebagai bentuk akhir perancangan yang meliputi berbagai media untuk menyampaikan suatu desain agar dapat didengar atau dilihat oleh khalayak yang kemudian direspon. Dalam menentukan pemilihan media desain dipengaruhi oleh faktor-faktor pendukungnya yang berkaitan dengan sasaran yang ingin dituju, waktu, lokasi penempatan, dan efektivitas serta efisiensinya, karena masing-masing media memiliki karakteristik, kelebihan dan kekurangan.

(29)

C. Teori Promosi

Promosi merupakan salah satu variable IMC yang digunakan oleh perusahaan untuk melakukan komunikasi dengan pasarnya, dengan tujuan untuk memberitahukan bahwa suatu produk itu ada dan memperkenalkan produk serta memberikan keyakinan akan manfaat produk tersebut kepada pembeli atau calon pembeli.

1. Pengertian Promosi

Promosi berasal dari kata promote dalam bahasa Inggris yang diartikan sebagai mengembangkan atau meningkatkan. Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam bidang penjualan promosi dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan omzet pejualan.

Menurut Kotler (1992), promosi mencakup semua alat-alat bauran peasaran (marketing mix) yang peran utama nya adalah lebih mengadakan komunikasi yang sifatnya membujuk.

Menurut Stanton (1993), promosi adalah sinonim dala penjualan. Maksudnya adalah memberikan informasi kepada konsumen, menghimbau dan mepengaruhi khalayak ramai. Proosi erupakan bauren pokok dalam pemasaran modern. Adapun menurut Saladin (2003), promosi adalah salah satu unsure dalam bauran pemasaran perusahaan yang didayagunakan untuk memberitahukan, membujuk, dan mengingatkan tentang produk perusahaan.

Promosi juga dapat dikatakan sebagai bagian dari pemasaran yang bertujuan untuk mendorong pembelian akan suatu produk barang dan jasa

(30)

tertentu. Terdapat empat elemen dasar dalam promosi yang disebut The Promotions Mix, yang terdiri dari:

a. Personal Selling

Suatu kegiatan promosi bellow the line, kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan impuls langsung dari masyarakat terhadap produk baru yang telah diluncurkan. Bentuk promosi ini dilakukan secara personal dengan presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan calon pembeli yang ditujukan untuk merangsang pembelian.

b. Advertising

Adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam menyampaikan dan mengemas pesan dengan menyewa ruang dan waktu untuk ditujukan kepada sasaran tertentu.

c. Sales Promotions

Merupakan suatu kegiatan menawarkan dan emperkenalkan suatu produk secara langsung kepada kosumen dan melakukan penjualan secara langsung kepada konsumen. Dilakukan untuk meingkatkan dan mendorong penjualan secara langsung dalam jangka waktu yang singkat. Hal ini biasa dilakukan dalam pameran dengan melalui media sales counter.

d. Public Relations dan Publicity

Merupakan suatu kegiatan promosi yang dilakukan untuk mengetahui kepuasan konsumen akan suatu produk tertentu. Dalam hal ini kegiatan yang bias dilakukan adala menyelenggarakan acara dimana konsumen dapat memberikan masukan bagi produsen, baik berupa kritik maupun saran. Dapat dilakukan

(31)

dengan mebuka layana telepon bebas pulsa untuk konsumen atau membuat kotak kritik dan saran yang ditujukan secara langsung untuk konsumen.

2. Tujuan Promosi

Dalam setiap kegiatan promosi pasti terdapat tujuan yang akan dicapai. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, promosi penjualan dapat dikelompokan sebagai berikut :

a. Customer promotions

Yaitu promosi yang bertujuan untuk mendorong atau merangsang pelanggan untuk membeli.

b. Trade promotions

Merupakan promosi penjualan yang bertujuan untuk merangsang atau mendorong pedagang grosir, pengecer, eksportir dan importir untuk memperdagangkan barang / jasa dari sponsor.

c. Sales-force promotions

Adalah kegiatan promosi penjualan yang bertujuan untuk memotivasi armada penjualan.

d. Business promotions

Merupakan promosi penjualan yang bertujuan untuk memperoleh pelanggan baru, mempertahankan kontrak hubungan dengan pelanggan, memperkenalkan produk baru, menjual lebih banyak kepada pelanggan lama dan mendidik pelanggan.

3. Manfaat Promosi

Dalam pelaksanaannya kegiatan promosi memiliki beberapa manfaat. Manfaat dari kegiatan promosi antara lain:

(32)

a. Dengan adanya promosi, komsumen dapat mengetahui berbagai macam pilihan produk. Hal ini akan memunculkan berbagai pilihan atau alternatif bagi konsumen.

b. Promosi suatu produk khususnya dalam bentuk iklan akan memunculkan kepercayaan oleh konsumen kepada produsen. Tampilan iklan yang megah dan berbagai ilustrasi promosi yang menarik akan meningkatkan kesan terpercaya pada perusahaan.

c. Promosi akan membuat konsumen menjadi ingat akan produk yang ditawarkan. Promosi yang unik dan menarik juga sesuai dengan target market-nya akan selalu elekat pada pikiran konsumen.

Suatu kegiatan promosi yang dilakukan oleh perusahaan diharapkan dapat memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat, sehingga pada masa yang akan datang penerima informasi akan dapat menjadi konsumen yang potensial bagi perusahaan tersebut.

D. Refleksiologi

Refleksologi adalah cara pengobatan dengan merangsang berbagai daerah refleks atau zona atau mikrosistem di kaki, tangan, dan telinga yang ada

hubungannya dengan berbagai kelenjar, organ, dan bagian tubuh lainnya. Terapi itu dipercaya dapat memperkuat fungsi sistem limfatik yang mengusir racun dan zat berbahaya lain dari tubuh, sekaligus mengembalikan keseimbangan kimiawi tubuh dan meningkatkan imunitas. Refleksologi juga dapat memperbaiki keseimbangan potensi elektrikal dari berbagai bagian tubuh dengan memperbaiki

(33)

kondisi zona yang berhubungan. ( Hanni Sofia, http://www.kapanlagi.com/h/0000139075.html )

Pengobatan refleksologi diyakini bekerja seperti halnya akupuntur, akupresur, dan shiatsu dalam mengembalikan keselarasan aliran energi vital sepanjang meridian. Refleksologi berfungsi merangsang timbulnya konteriritasi. Tubuh manusia secara alami mempercepat proses penyembuhan ketika menerima gangguan pada keseimbangannya, dan refleksologi mempercepat pemulihan tersebut.

Menurut teori refleksologi, titik-titik refleks di telapak kaki berhubungan dengan seluruh organ tubuh, mulai dari kantung kencing, usus, lambung, hati, ginjal, limpa, pankreas, sampai jantung. Bagian atau titik yang jumlahnya tak kurang dari 70 ini tersusun membentuk suatu peta tubuh di kaki. Kaki kanan berhubungan dengan tubuh bagian kanan, dan kaki kiri dengan tubuh bagian kiri. Dengan peta itu, pemijatan yang berhubungan dengan suatu organ tubuh bisa dilakukan melalui kaki. Bukan cuma gejalanya yang dihilangkan tapi juga penyebab gejala itu. Karena pemijatan melalui titik refleks di telapak kaki inilah, maka terapi pijat ini disebut pijat refleksi.

1. Pijat Refleksi

Pijat refleksi telah dikenal sejak beberapa ratus tahun lalu dan dipraktikkan oleh orang-orang Cina dan Mesir. Pada tahun 1920-an William Fitzgerald, dokter THT di Connecticut, AS, menemukan pijat ini dan memperkenalkan kepada dunia kedokteran. Ilmu itu lalu dipopulerkan oleh dr. Starr White di Los Angeles. Sementara kita di tanah air mulai mengetahuinya berkat Hedi Masafret lewat

(34)

bukunya Good Health for The Future. Pijat refleksi pun semakin dikenal dan mendunia.

Penyebaran yang mendunia tersebut tentu tak lepas dari manfaat yang bisa diberikan pijat refleksi. Dengan pijat ini stres, nyeri, dan ketegangan bisa diusir. Kekuatan dan kelenturan pikiran, tubuh, dan emosi bisa ditingkatkan. Tidur bisa lebih berkualitas. Restrukturisasi tulang, otot, dan organ dapat dibantu. Cedera baru dan lama bisa disembuhkan. Konsentrasi dan ingatan dapat ditingkatkan. Bahkan, rasa percaya diri dan harmoni bisa disegarkan.

Berikut fungsi dari pijat refleksi : a. Pengusir Stres

Penyebaran pijat refleksi telah mendunia, hal ini tak lepas dari manfaat pemijatan itu sendiri. Dengan pijat refleksi, menurut Rio Firdaus, ahli pijat refleksi, seseorang yang mengalami ketegangan, dan stres, ataupun nyeri badan, bisa diatasi. Tujuan pijat refleksi itu sebenarnya untuk membantu memperlancar peredaran darah, menghilangkan stres, rasa capek dan membuat tubuh segar dan sehat.

Dengan pijat refleksi, kekuatan dan kelenturan pikiran, tubuh, dan emosi bisa ditingkatkan. Sesmudah dipijat, tidur pun akan lebih lebih berkualitas. Konsentrasi dan ingatan dapat ditingkatkan. Konon, rasa percaya diri dan harmoni bisa disegarkan. Bahkan bisa membantu restrukturisasi tulang, otot, dan organ. Termasuk menyembuhkan cedera baru dan lama.

Tentu, untuk mencapai semua itu, tak hanya sekali ikut pemijatan. Tak jauh berbeda dengan cara pengobatan lain atau pun terapi medis, untuk menjalani pijat refleksi perlu anjuran sang ahli.

(35)

b. Mendeteksi Penyakit

Saat dipijat, ada orang yang tenang menikmati atau teriak-teriak karena kesakitan. Hal ini, menurut Rio, karena bagian yang dipijat berhubungan erat dengan bagian lain yang mengalami gangguan. Kaki merupakan tempat titik balik darah di dalam tubuh. Maka dengan pijat refleksi ini, gangguan penyakit pada organ tubuh pasien bisa terdeteksi. Misalnya, fungsi ginjal seseorang kurang baik, maka titik ginjal pada telapak kaki atau tangan akan terasa nyeri bila dipijat. Organ yang terganggu tersebut mungkin tidak merasakan pengaruhnya. Bahkan pijatan pelan saja dirasakan sakit oleh pasien. Ini menunjukkan ada gejala penyakit tertentu.

Sebenarnya, pijatan pada pijat refleksi biasa-biasa saja. Hanya pemijatan difokuskan pada titik tertentu pada kaki yang dipercaya berkaitan erat dengan organ dalam tubuh manusia. Jadi, pemijat akan merasakan semacam ada gumpalan seperti pasir pada titik sakit.

Pada kaki terdapat berbagai titik saraf, seperti titik saraf ginjal, paru-paru, jantung, liver, saluran kencing, kepala, lambung, mata, sinus dan telinga dan titik lain di bagian kaki. Setelah dipijat pasien biasanya kesakitan, disarankan untuk melakukan cek kesehatan ke dokter untuk mengetahui gangguan itu lebih pasti c. Pelengkap Terapi Penyembuhan

Pijat refleksi termasuk suatu terapi pelengkap atau alternatif berupa pemijatan daerah atau titik refleks pada telapak kaki atau tangan. Namun, umumnya pemijatan dilakukan pada telapak kaki. Alasannya, telapak kaki lebih peka dibandingkan dengan tangan, karena tangan lebih sering beraktivitas

(36)

sehingga kepekaannya berkurang. Di samping itu, telapak kaki lebih luas, dan karena itu jarak antartitik pemijatan lebih jauh.

Menurut teori refleksiologi, titik-titik refleks di telapak kaki berhubungan dengan seluruh organ tubuh, mulai dari kantung kencing, usus, lambung, hati, ginjal, limpa, pankreas, sampai jantung. Bagian atau titik yang jumlahnya tak kurang dari 70 ini tersusun membentuk suatu peta tubuh di kaki. Kaki kanan berhubungan dengan tubuh bagian kanan, dan kaki kiri dengan tubuh bagian kiri.

Dengan peta itu, pemijatan yang berhubungan dengan suatu organ tubuh bisa dilakukan melalui kaki. Bukan cuma gejalanya yang dihilangkan tapi juga penyebab gejala itu. Karena pemijatan melalui titik refleks di telapak kaki inilah, maka terapi pijat ini disebut pijat refleksi.

Untuk membuat badan sehat dan segar, para ahli refleksi tak hanya memijat kaki atau tangan tapi juga memijat bagian-bagian tubuh lainnya. Misalnya pijatan di tangan, pundak, punggung, pinggang, untuk menghilangkan kelelahan. Bisa juga pijatan itu untuk mengetahui keadaan saraf-saraf mata. Setelah menjalankan refleksi, tubuh terasa lebih ringan dan sedikit mengantuk.

Hal ini karena tubuh jadi lemas. Biasanya, pemijatan memakan waktu 75 menit hingga 1,5 jam. Disarankan, orang yang mengalami gangguan pada organ tubuh sebaiknya melakukan pemijatan secara rutin, misalnya sekali dalam seminggu. Selain itu, pola makan dan konsumsi makanan juga perlu diperhatikan. Pasien yang mengalami gangguan akan terbantu kesembuhannya jika rutin melakukan pijat, mengatur pola makan dan konsumsi makanan yang benar dan bergizi.

(37)

d. Metode Pemijatan

Ada dua metode yang biasa digunakan dalam pemijatan, dengan menggunakan jari tangan ataupun stik. Metode memijat daerah refleks memakai jari tangan berasal dari Taiwan. Caranya, dengan menekan buku jari telunjuk yang ditekuk pada zona refleksi. Sedangkan metode kedua diperkenalkan oleh Benjamin Gramm dengan menggunakan alat bantu berupa stik kecil untuk menekan zone refleksi.

Jika menggunakan stik, titik yang dipijat lebih mengena meski agak terasa sakit. Selain itu, dengan menggunakan alat bantu, pijatan yang dilakukan bisa lebih kuat, tepat sasaran, dan tidak melelahkan. Terlebih jika dalam sehari, cukup banyak orang yang akan dipijat.

Bagi para terapis yang memijat dengan jari tangan, saat memijat akan terasa ada semacam butiran-butiran pasir bila pada organ yang dipijat ada gangguan. Kalau „pasir‟ itu smudah tidak dirasakan lagi saat dipijat, berarti smudah agak membaik. Tentu saja, perbedaan rasa ini tidak dirasakan bila terapis menggunakan alat bantu dalam memijat.

Kedua metode tersebut, baik dilakukan dengan ujung jari atau stik, telah berkembang di Eropa dan Amerika. Keduanya sama-sama bermanfaat untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit. Dengan pijat ini, organ tubuh selalu dibuat siaga atau daya tahannya selalu dalam keadaan prima. Pasien harus rutin menjalani pijat refleksi agar organ dan daya tahannya bagus. Jadi, organ dirangsang dan dipacu terus jika sering dipijat. Tak perlu takut ketagihan dan terus menerus dipijat refleksi. Sebab pijat refleksi tidak ada efek sampingnya. Jika

(38)

ternyata pasien tidak ada keluhan atau rasa sakit, pemijatan diberikan untuk memberi efek penyegaran dan relaksasi.

Pemijatan yang baik harus melewati tahapan-tahapan tertentu agar hasilnya optimal, berikut ialah tahapan dalam pemijatan:

a. Sebelum dipijat, kaki terlebih dahulu direndam air hangat yang diberi minyak essensial sejenis garam tapi wangi. Gunanya untuk menghilangkan kotoran dan kuman yang ada di kaki.

b. Setelah itu, kaki dilap dan dilakukan pemanasan. Kaki digoyang-goyangkan, diputar ke kanan dan ke kiri, penekanan dan penarikan ke depan dan ke belakangan.

c. Kaki dioles dengan minyak tropikal yang memiliki efek relaxing. 2. Terapi Seitai

Ilmu pengobatan China hadir di Jepang sekitar 1500 tahun yang lalu ketika para pendeta Buddha datang ke Jepang untuk menyebarkan agama. Mereka juga sekaligus membawa tradisi pengobatan dan naskah-naskah kuno yang menjadi dasar pengobatan tradisional Jepang. Salah satunya yang terkenal bernama Chi So, datang pada tahun 562 membawa 160 buku tentang pengobatan China. Sekitar tahun 701-702, institusi pendidikan kesehatan Jepang pertama kali didirikan. Pada masa itu, seorang akupunturis memerlukan waktu 7 tahun untuk memperoleh gelarnya, sedangkan terapi pijat memerlukan waktu 3 tahun.

Di era Kamakura - Muromachi (1185 – 1574), dukungan pemerintah terhadap pengobatan tradisional Jepang sangatlah kurang, tetapi rakyat tetap menjalankan praktek anma (pijat), akupuntur, dan moxabustion (terapi dengan panas).

(39)

Ilmu pengobatan Jepang mulai berkembang pesat pada masa Edo (1602-1868), dan banyak teknik baru berkembang termasuk Seitai. Pada waktu itu, penelitian Seitai dilakukan oleh para ahli pengobatan Jepang dengan membedah mayat dan mencari hubungan semua otot yang ada di dalam tubuh manusia. Mereka berhasil memetakan hubungan tulang belakang dengan organ-organ dalam manusia.

Sejak saat itu ilmu pengobatan seitai diwariskan secara turun menurun. Guru besar dari Seitai modern adalah Haruchika Noguchi (1911-1976). Beliaulah yang membuat Seitai menjadi sangat populer di Jepang maupun di manca negara. Salah satu muridnya adalah Okajima Sensei yang sangat terkenal di Jepang pada saat ini. Nakayama Sensei juga merupakan tokoh besar di dunia Seitai yang berjasa membuat Seitai menjadi terkenal di seluruh dunia terutama di Eropa. (Gus Minging D.S., www.nakamura-info.com )

E. Psikologi Remaja

Selama rentang kehidupan manusia, telah terjadi banyak pertumbuhan dan perkembangan dari mulai lahir sampai dengan meninggal dunia. Dari semua fase perkembangan manusia tersebut, salah satu yang paling penting dan paling menjadi pusat perhatian adalah masa remaja.

Masa remaja yang dimaksudkan merupakan periode transisi antara masa anakanak dan masa dewasa. Batasan usianya tidak ditentukan dengan jelas, sehingga banyak ahli yang berbeda dalam penentuan rentang usianya. Namun, secara umum dapat dikatakan bahwa masa remaja berawal dari usia 12 sampai dengan akhir usia belasan ketika pertumbuhan fisik hampir lengkap.

(40)

Salah satu pakar psikologi perkembangan Elizabeth B. Hurlock (1980) menyatakan bahwa masa remaja ini dimulai pada saat anak mulai matang secara seksual dan berakhir pada saat ia mencapai usia dewasa secara hukum. Masa remaja terbagi menjadi dua yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir. Masa remaja awal dimulai pada saat anak-anak mulai matang secara seksual yaitu pada usia 13 sampai dengan 17 tahun, sedangkan masa remaja akhir meliputi periode setelahnya sampai dengan 18 tahun, yaitu usia dimana seseorang dinyatakan dewasa secara hukum. Pada masa ini perubahan terjadi sangat drastis dan mengakibatkan terjadinya kondisi yang serba tanggung dan diwarnai oleh kondisi psikis yang belum mantap, selain dari pada itu periode ini pun dinilai sangat penting bahkan Erik Erikson (1998) menyatakan bahwa seluruh masa depan individu sangat tergantung pada penyelesaian krisis pada masa ini.

1. Karakteristik Masa Remaja

Sebagai periode yang paling penting, masa remaja ini memiliki karakterisitik yang khas jika dibanding dengan periode-periode perkembangan lainnya. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :

a. Masa remaja adalah periode yang penting

Periode ini dianggap sebagai masa penting karena memiliki dampak langsung dan dampak jangka panjang dari apa yang terjadi pada masa ini. Selain itu, periode ini pun memiliki dampak penting terhadap perkembangan fisik dan psikologis individu, dimana terjadi perkembangan fisik dan psikologis yang cepat dan penting. Kondisi inilah yang menuntut individu untuk bisa menyesuaikan diri secara mental dan melihat pentingnya menetapkan suatu sikap, nilai-nilai dan

(41)

minta yang baru.

b. Masa remaja adalah masa peralihan

Periode ini menuntut seorang anak untuk meninggalkan sifat-sifat kekanakkanakannya dan harus mempelajari pola-pola perilaku dan sikap-sikap baru untuk menggantikan dan meninggalkan pola-pola perilaku sebelumnya. Selama peralihan dalam periode ini, seringkali seseorang merasa bingung dan tidak jelas mengani peran yang dituntut oleh lingkungan. Misalnya, pada saat individu menampilkan perilaku anak-anak maka mereka akan diminta untuk berperilaku sesuai dengan usianya, namun pada kebalikannya jika individu mencoba untuk berperilaku seperti orang dewasa sering dikatakan bahwa mereka berperilaku terlalu dewasa untuk usianya.

c. Masa remaja adalah periode perubahan

Perubahan yang terjadi pada periode ini berlangsung secara cepat, peubahan fisik yang cepat membawa konsekuensi terjadinya perubahan sikap dan perilaku yang juga cepat. Terdapat lima karakteristik perubahan yang khas dalam periode ini yaitu,

1) Peningkatan emosionalitas

2) Perubahan cepat yang menyertai kematangan seksual

3) Perubahan tubuh, minat dan peran yang dituntut oleh lingkungan yang menimbulkan masalah baru

4) Karena perubahan minat dan pola perilaku maka terjadi pula perubahan nilai

(42)

5) Kebanyakan remaja merasa ambivalent terhadap perubahan yang terjadi.

d. Masa remaja adalah usia bermasalah

Pada periode ini membawa masalah yang sulit untuk ditangani baik bagi anak laki-laki maupun perempuan. Hal ini disebabkan oleh dua lasan yaitu : pertama, pada saat anak-anak paling tidak sebagian masalah diselesaikan oleh orang tua atau guru, sedangkan sekarang individu dituntut untuk bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Kedua, karena mereka dituntut untuk mandiri maka seringkali menolak untuk dibantu oleh orang tua atau guru, sehingga menimbulkan kegagalan-kegagalan dalam menyelesaikan persoalan tersebut.

e. Masa remaja adalah masa pencarian identitas diri

Pada periode ini, konformitas terhadap kelompok sebaya memiliki peran penting bagi remaja. Mereka mencoba mencari identitas diri dengan berpakaian, berbicara dan berperilaku sebisa mungkin sama dengan kelompoknya. Salah satu cara remaja untuk meyakinkan dirinya yaitu dengan menggunakan simbol status, seperti mobil, pakaian dan benda-benda lainnya yang dapat dilihat oleh orang lain.

f. Masa remaja adalah usia yang ditakutkan

Masa remaja ini seringkali ditakuti oleh individu itu sendiri dan lingkungan. Gambaran-gambaran negatif yang ada dibenak masyarakat mengenai perilaku remaja mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan remaja. Hal ini membuat para remaja itu sendiri merasa takut untuk

(43)

menjalankan perannya dan enggan meminta bantuan orang tua atau pun guru untuk memecahkan masalahnya.

g. Masa remaja adalah masa yang tidak realistis

Remaja memiliki kecenderungan untuk melihat hidup secara kurang realistis, mereka memandang dirinya dan orang lain sebagaimana mereka inginkan dan bukannya sebagai dia sendiri. Hal ini terutama terlihat pada aspirasinya, aspiriasi yang tidak realitis ini tidak sekedar untuk dirinya sendiri namun bagi keluarga, teman. Semakin tidak realistis aspirasi mereka maka akan semakin marah dan kecewa apabila aspirasi tersebut tidak dapat mereka capai.

h. Masa remaja adalah ambang dari masa dewasa

Pada saat remaja mendekati masa dimana mereka dianggap dewasa secara hukum, mereka merasa cemas dengan stereotype remaja dan menciptakan impresi bahwa mereka mendekati dewasa. Mereka merasa bahwa berpakaian dan berperilaku seperti orang dewasa sringkali tidak cukup, sehingga mereka mulai untuk memperhatikan perilaku atau simbol yang berhubungan dengan status orang dewasa seperti merokok, minum, menggunakan obat-obatan bahkan melakukan hubungan seksual.

2. Minat-minat pada Masa Remaja

Pada masa remaja terdapat minat-minat pada bidang kegiatan tertentu yang sangat beragam. Hal ini tergantung pada jenis kelamin, kecerdasan, lingkungan tempat tinggal mereka, kesempatan yang dimiliki untuk mengembangkan minat, apa yang diminati teman sebayanya, status dalam kelompok sosial, kemampuan bawaan, minat keluarganya dan beberapa

(44)

faktor lainnya. Secara umum minat minat remaja ini dapat dikategorikan menjadi :

a. Minat Rekreasi

Pada masa ini smudah muncul minat rekreasi seperti halnya orang dewasa. Banyaknya hegiatan dan tuntutan baik di sekolah maupun dirumah dirasakan penting memiliki sarana rekreasi bagi remaja, Misalnya : permainan dan olah raga, relaksasi, traveling, hobi, menari, membaca, film, radio, televisi dan melamun.

b. Minat Sosial

Perkembangan minat sosial tergantung pada kesempatan yang dimiliki remaja untuk mengembangkan minta ini dan sebagian tergantung seberapa populer dia di dalam kelompok sebayanya.

c. Minat Pribadi

Minat pada dirinya sendiri merupakan minat terkuat pada masa remaja, hal ini disebabkan karena mereka menyedari bahwa penerimaan dari sosial dipengaruhi oleh penampilan umum mereka, misalnya : penampilan, pakaian, prestasi, kemandirian, gaya hidup dan uang yang merupakan simbol status.

d. Minat terhadap Pendidikan

Pada remaja awal biasanya memberikan kritik atas sekolah secara umum dan mengenai larangan, PR, kursus yang dibutuhkan, makanan di kantin dan mekanisme belajar di sekolah. Mereka kritis terhadap guru dan cara mereka mengajar. Pada remaja akhir sikap terhadap pendidikan lebih banyak dipengaruhi oleh minat pekerjaannya.

(45)

e. Minat terhadap pekerjaan

Pada masa ini anak laki-laki maupun perempuan mulai untuk memikirkan secara lebih serius tentang masa depan mereka. Anak laki-laki lebih perhatian terhadap pekerjaan di masa depan dibanding anak perempuan. Anak laki-laki lebih menginginkan pekerjaan yang mewah, menarik dan memiliki gengsi yang tinggi, sedangkan anak perempuan lebih memilih pekerjaan yang lebih aman dan tidak menyita waktu.

f. Minat religius

Para remaja sekarang ini tertarik pada agama dan merasa bahwa hal tersebut memiliki peran yang penting dalam kehidupan mereka.

g. Minat dalam simbol status

Pada masa remaja simbol status memiliki empat fungsi penting yaitu; mengatakan pada orang lain bahwa mereka memiliki status sosioekonomi yang lebih tinggi dari yang lain, remaja yang superior dinilai memiliki prestasi oleh kelompoknya, remaja diterima oleh kelompoknya karena kesamanan tampilan dan tindakan, dan remaja memiliki status yang mendekati dewasa.

Segala hal yang menyangkut perkembangan pola pikir, prilaku, dan kebutuhan remaja seperti yang telah dijelaskan di atas, menjadi acuan dan batasan dalam menciptakan suatu image yang baik bagi Nakamura Seitai dala benak kalangan remaja. Kemudian diharapkan dapat memunculkan attentions, interest, desires, convictions dan actions untuk datang dan menikmati layanan relaksasi Nakamura.

(46)

BAB III

IDENTIFIKASI DATA

A. Data Perusahaan

1. Sejarah Perusahaan

Nakamura Setai didirikan pada tanggal 14 Februari 2004 di Pasar Legi, Jl. S. Parman No. 47 Solo. Berawal dari 5 terapis yang dididik langsung oleh Pendiri Nakamura Seitai, Gus Minging D.S. Kagoshima Jepang. Nakamura Seitai dilandasi oleh ilmu terapi kuno Jepang seitai. Pemilik Nakamura Seitai dibimbing secara pribadi dan langsung oleh Miyata Tetsuro Sensei, pemilik Klinik Seitai Konan, Kagoshima, Jepang. Ilmu ini dapat digunakan untuk menterapi customer sehingga mereka terasa nyaman, relaks, menghilangkan stress, pencegahan, perawatan dan penyembuhan penyakit.

Berawal dari Solo, Nakamura Seitai terus mendapat respon positif dari masyarakat yang telah merasakan manfaat kesehatan yang diperoleh sehingga Nakamura Seitai mulai mengembangkan sayapnya ke kota-kota seluruh Indonesia.

Media massa lokal maupun nasional pun banyak andil dalam mempublikasikan Nakamura Seitai ke kalangan publik. Nakamura Seitai pernah diulas oleh Metro TV (Metro Siang), Trans TV (Sisi Lain dan Good Morning) dan Indosiar 2005. Gebrakan yang sangat unik adalah dengan diluncurkannya Nakamura Seitai di dalam kereta Api Argo Lawu dan Dwipangga yang merupakan terapi pertama di atas Kereta Api di Indonesia dan di dunia pada awal 2005. Pada tahun 2006 pun Nakamura Seitai terpilih sebagai official treatment

34

(47)

International Solo Tenis Open yang dihadiri lebih dari 20 negara dan diresmikan oleh Gubernur Jateng. Disana Nakamura Seitai ikut berperan dalam membantu para atlet menghadapi permasalahan ketegangan atau cedera otot karena overuse. 2. Dasar Ilmu Nakamura Seitai

Terjemahan langsung dari Seitai adalah penyelarasan (tai) tubuh (sei) atau dalam bahasa inggris The Body Adjustment Therapy. Seitai adalah terapi tradisional Jepang yang bertujuan untuk menyelaraskan tubuh secara alami sehingga tercapai kesehatan tubuh dan jiwa secara alami. Terapi seitai menggunakan jari, tangan dan bagian tubuh lain untuk menstimulasi titik-titik akupuntur (tsubo) atau bagian tubuh lain sehingga aliran Qi dan darah kita yang terblokir karena problema psikologis (stress, takut, tegang, lelah mental) atau fisiologis (penyakit kronis atau akut, kelelahan fisik, pegal) menjadi lancar. Aliran darah yang lancar ini membuat otot disekitarnya serta otot-otot yang berhubungan menjadi relaks. Selain itu stimulasi dapat dilakukan dengan olah gerak atau posisi badan tertentu yang bertujuan mengembalikan tubuh ke posisi normal secara alami. Seitai terapi dapat pula meningkatkan daya tahan tubuh secara alami yang sangat berguna untuk melawan berbagai penyakit fisik ataupun mental yang dialami manusia

3. Sejarah Terapi Nakamura Seitai Setai

Ilmu pengobatan Cina hadir di Jepang sekitar 1500 tahun yang lalu, dimana para pendeta Budha membawa tradisi pengobatan ini ke Jepang bersama naskah-naskah kuno yang menjadi dasar pengobatan tradisional Jepang. Tahun 562, seorang pendeta Budha bernama Chi So membawa 160 buku tentang pengobatan Cina. Sekitar tahun 701-702, institusi pendidikan Jepang pertama kali

(48)

didirikan. Waktu itu seorang akupunturis memerlukan waktu 7 tahun untuk memperoleh gelarnya sedangkan terapi pijat memerlukan 3 tahun.

Dimasa Kamakura Muromachi (1185 - 1574), support pemerintah terhadap pengobatan tradisional Jepang sangatlah kurang, tetapi rakyat tetap menjalankan praktek anma (pijat), akupuntur dan moxabustion (terapi dengan panas).

Ilmu pengobatan Jepang mulai berkembang pesat pada masa Edo (1602-1868) dimana banyak teknik baru berkembang termasuk Seitai. Diwaktu itu penelitian seitai dilakukan oleh para ahli pengobatan Jepang dengan membedah mayat dan mencari hubungan semua otot yang ada didalam tubuh manusia. Mereka berhasil mempetakan hubungan tulang belakang dengan organ-organ dalam manusia.

Sejak saat itu ilmu pengobatan seitai diwariskan secara turun menurun. Guru besar dari Seitai modern adalah Haruchika Noguchi (1911-1976). Beliaulah yang membuat seitai menjadi sangat populer di Jepang maupun di manca Negara. Salah satu muridnya adalah Okajima Sensei yang sangat terkenal di Jepang pada saat ini. Nakayama Sensei juga merupakan tokoh besar di dunia Seitai yang berjasa membuat seitai menjadi terkenal di manca Negara terutama di Eropa. Gus Minging D.S., Psi., pendiri Nakamura Seitai, mulai mengenal Seitai di kota Kagoshima dimana murid dari Okajima Sensei, Hamada Mihoko Sensei mengajarkan terapi seitai secara kelompok. Seitai sebagai terapi individu dipelajari penulis dari Miyata Testuro Sensei yang merupakan murid dari Nakayama Sensei. Sejak saat itu Gus Minging D.S., psikolog alumni UI ini menyebarluaskan ajaran seitai di Indonesia.

(49)

Terapi Seitai di Jepang

(sumber: Dokumentasi Nakamura Seitai)

4. Filosofi Terapi Nakamura Seitai

Pengobatan tradisional Jepang mendeteksi penyakit pada tahap yang sangat awal pada diagnosa dan mengintruksikan pasien untuk mengambil langkah-langkah pencegahan. Terapi dilakukan untuk mencapai keseimbangan kondisi tubuh and jiwa secara alami. Praktisi pengobatan Jepang tidak hanya membantu pasien untuk menghilangkan rasa sakit tetapi juga untuk mencapai keharmonisan dengan alam.

Di Jepang, orang percaya bahwa setiap orang memiliki ketidakselarasan dengan tubuhnya yang disebabkan oleh posisi duduk, kebiasaan, makanan, kondisi psikis dan fisik yang kurang normal. Jadi tujuan terapi adalah secara konsisten mencari titik keseimbangan dan proses keseimbangan tersebut merupakan tujuan. Selain itu pandangan holistik terhadap kesehatan fisik (sistem

(50)

pernafasan, sirkulasi darah, otot), mental (emosi, pikiran, psikologis) dan spiritual juga merupakan faktor yang sangat ditekankan dalam terapi.

5. Penyakit yang Dapat Ditangani

Nakamura Seitai di Indonesia didasari oleh ilmu yang tertulis pada kitab seitai yang ditulis oleh Nakayama Sensei (2002) yang berjudul Seitai Jutsu Sugu

Dekiru , beliau memperkenalkan tehnik zenshin seitai (terapi setai dengan menstimulasi seluruh bagian tubuh atau bagian tubuh yang bermasalah). Tehnik ini berguna untuk pencegahan berbagai penyakit fisik maupun mental dan meningkatkan daya tahan tubuh sehingga dapat melawan penyakit yang diderita pasien. Penyembuhan dilakukan oleh tubuh dan kehendak dari pasien secara alami, terapis hanya membantu untuk membuka jalan darah yang kurang lancar atau menstimulasi bagian tubuh yang berhubungan dengan jenis penyakit atau titik-titik akupuntur yang diderita pasien. Dengan demikian pasien tidak perlu kuatir dengan efek samping yang bias ditimbulkan seperti pada obat-obatan dari bahan kimia.

Menurut Nakayama Sensei, Seitai terapi ini dapat membantu pasien dalam menyembuhkan dan mencegah berbagai penyakit fisik yang berhubungan dengan:

a. otot dan tulang (yang tidak dikarenakan patah/retak/dislokasi tulang) b. Sakit/pegal di pinggang, pundak, leher, tangan, dan punggung c. Nyeri pada sendi tulang (pergelangan tangan dan kaki)

d. Sakit kepala, migrain, vertigo, pasca stroke

e. Panca indera : mata lelah atau tegang, pandangan kabur, telinga berdengung

(51)

g. Pernafasan : asma, radang tenggorokan, batuk, influenza

h. Wanita : keguguran, tidak bisa hamil, mens tidak teratur, sakit pada waktu menstruasi, sakit setelah melahirkan, menopause, kedinginan, kegemukan atau terlalu kurus

i. Kandung kemih dan organ seksual : gangungan ginjal, ejakulasi dini, kurang gairah seksual

j. Lain-lain : Rehabilitasi setelah kecelakaan, pemulihan badan dan semangat, diabetes, tekanan darah tinggi

Sedangkan berbagai gangguan psikis yang dapat diterapi dengan seitai adalah:

a. Gangguan emosi (mood disorder) depresi : hilangnya minat untuk melakukan kesenangan atau tindakan apapun, merasa tidak berharga dan tidak bahagia, usaha atau ide untuk bunuh diri, merasa lelah sepanjang hari dan tidak bersemangat, sulit untuk berkonsentrasi dan mengambil keputusan, mengerjakan sesuatu dengan tempo yang sangat lambat.

b. kekuatiran yang berlebihan (anxiety disorder) termasuk didalamnya stress phobia (perasaan takut yang tidak realistis terhadap suatu obyek atau keadaan)

c. Panic disorder (perasaan takut atau tidak nyaman yang mengakibatkan timbulnya meningkatnya detak jantung, berkeringat, mengigil atau tubuh bergetar, terengah-engah, mual, pusing, takut mati, hilangnya kontrol diri, merasa bingung terhadap identitas diri dan realistas sekitarnya) post traumatic disorder (biasa terjadi bila orang pernah mengalami peristiwa

(52)

d. Ganguan tidur insomnia - kesulitan untuk mengawali tidur dan menjaga keadaan tidur Parasomnias : Mimpi buruk yang menganggu proses tidur, perasaan takut dan tegang, berkeringat, menangis sehingga terbangun tetapi tidak ingat akan mimpi yang dialami.

e. Ganguan pola makan hilangnya nafsu makan, nafsu makan yang berlebihan anorexia nervosa, mengontrol berat badan dibawah kondisi normal secara sangat ketat dengan diet, olah raga atau cara lain dan bulimia - nafsu makan yang berlebihan yang dibarengi dengan tindakan memuntahkan makanan yang telah disantap dengan sengaja

f. Cognitive disorder ( ganguan daya ingat dan konsentrasi), Untuk gangguan psikis ini masih perlu dengan kombinasi psikoterapi, cognitive therapy dan hypnotherapy yang dapat dikonsultasikan kepada Gus Minging D.S., Psi., CHt., pendiri Nakamura Seitai.

6. Proses Terapi Nakamura Seitai

Biasanya pasien datang ke tempat praktek berawal dari keluhan atau gejala yang dirasakannya. Terapis melakukan berbagai cara untuk mendiagnosa dan mencari ketidakselarasan yang terjadi di tubuh pasien. Pertama dengan melihat (miru) posisi duduk pasien, tinggi rendahnya tulang pinggul, pundak, panjang pendeknya kaki, bentuk tulang belakang. Kedua dengan Menyentuh (syokushin) tulang belakang atau bagian tubuh lain dan mencari letak abnormalitas. Ketiga, Mengajukan pertanyaan (monshin) kepada pasien tentang gejala penyakit, riwayat penyakit, jenis pengobatan yang pernah diterima.

Berdasarkan ketiga hal tersebut seitai terapis melakukan berbagai macam terapi untuk mengembalikan keseimbangan tubuh. Salah satu jenis terapi seitai

(53)

adalah dengan menstimulasi titik akupuntur, Terapi Tsubo/Akupresur, yang berhubungan dengan gejala penyakit dengan jari. Selain itu, Relaksasi otot-otot yang berhubungan dengan dengan gejala penyakit, misalnya pada penderita lelah mata karena sepanjang hari di depan komputer, otot-otot di sekitar leher direlaksasi untuk menghilangkan kelelahan otot mata. Contoh lainnya, orang yang kurang dapat mengontrol emosi bagian pinggal kanannya akan terasa keras. Terapis melakukan relaksasi di bagian pinggang tersebut. Tehnik relaksasi otot ada lebih dari 10 macam gerakan dan teknik mulai dengan menggunakan jari tangan, menarik, memutar, menekan. Stimulasi pada tulang belakang (sebone chosei) merupakan salah satu bentuk terapi yang sangat penting di Seitai.

Mungkin Anda akan merasa takut mendengar tehnik-tehnik yang digunakan karena bayangan rasa sakit. Justru sebaliknya terjadi di ruang praktek adalah tidak jarang pasien tertidur dengan nyenyak karena tubuhnya mencapai tahap relaks yang sangat dalam dan pernafasan menjadi lambat dan dalam. Pasien juga merasa tenang dan nyaman.

Lama dari terapi biasanya tergantung dari seberapa parah penyakit yang diderita pasien. Secara umum pengobatan Jepang membutuhkan waktu yang relatif lebih lama dari pada pengobatan barat karena sifatnya pasien menyembuhkan penyakit dengan daya tahan tubuhnya sendiri. Terapis hanya membantu pasien untuk membangkitkan daya sembuh alaminya. Lama 1x terapi bervariasi dari 30 menit sampai dengan 120 menit. Rutinitas untuk menerima terapi merupakan kunci keberhasilan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Untuk pencegahan disarankan 1 minggu 1 sampai dengan 2 kali terapi, sedangkan untuk perawatan dan penyembuhan 2-3 kali terapi tiap minggu.

(54)

7. Keunikan Nakamura Seitai

a. Tenaga Terapis profesional pria dan wanita yang sebagian besar berlatar belakang kesehatan (D3 fisioterapi, perawat, dan kesehatan lainnya) yang dididik oleh ahli terapi dari Jepang.

b. Tidak hanya refleksi kaki, tetapi meliputi akupresur di seluruh tubuh (tangan, leher, pundak, punggung, kepala). Penambahan fokus terapi pada tulang belakang untuk menganalisa suatu penyakit (pendekatan chairopraktik dari Jepang Seitai yang artinya penyelarasan tubuh)

c. Aromaterapi, essential oil dari extract tetumbuhan yang digunakan selama terapi dioleskan ke kulit yang sangat baik untuk mengurangi stress dan menghaluskan kulit dan mengurangi ketegangan otot. Aromaterapi juga dilakukan dengan membakar dengan burner unik sehingga muncul semerbak aroma yang berfungsi sebagai terapi.

d. Akupresur, pendekatan oriental Jepang berdasarkan titik-titik akupuntur dan meredian yang tersebar diseluruh tubuh baik untuk pencegahan, perawatan dan penyembuhan dari berbagai macam penyakit.

e. Kenyamanan, tempat full AC didesain bertema Jepang alami sehingga Anda akan merasa relaks dan menghilangkan stress serta ketegangan otot. f. Musik terapi, pilihan musik yang dapat mengeluarkan gelombang Beta

yang mampu membuat relaks dan mengurangi stress serta menciptakan keseimbangan tubuh dan jiwa.

g. Kiropraksi, terapi ini memfokuskan pada stimulasi di daerah sekitar tulang belakang mulai dari leher, punggung dan pinggang untuk menghilangkan

(55)

rasa pegal, linu dan membantu pencegahan berbagai penyakit. Relaks dan rasa nyaman akan muncul setelah terapi.

h. Tidak buka baju, ini merupakan terapi revolusioner yang tidak mengharuskan pasien/customer untuk membuka baju tetapi pasien akan tetap merasa nyaman. Dengan demikian terapi ini dapat diterima oleh segala kalangan mulai dari anak-anak sampai dengan orang dewasa baik yang berjilbab maupun tidak.

Suasana Terapi Nakamura Seitai (sumber: Dokumentasi Nakamura Seitai)

Terapi Tangan dan Kaki

Gambar

 Tabel 1  Analisa SWOT
Grafik 1 Asumsi:
 Grafik 3
Grafik 4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Formulir Penjualan Kembali Unit Penyertaan CIMB-P Income Fund A yang telah dipenuhi sesuai dengan syarat dan ketentuan yang tercantum dalam Prospektus dan

Strategi customer service adalah pola penentuan keputusan yang dilakukan oleh customer service dalam bentuk pelayanan yang terbaik pada nasabah yang diberikan

[r]

Peninjauan isi atau kandungan dalam kode etik profesi polisi, yang harus. disesuaikan dengan kondisi masyarakat

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul “ KAJIAN YURIDIS IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN DAERAH NOMOR

Good corporate governance is measured by the board commissioner size, number of board commissioners meeting, the independent board commissioner composition, audit committee

bahwa perusahaan sebelum IPO terdeteksi melakukan manajemen laba riil. Kata kunci: Perusahaan IPO, Manajemen

Perusahaan menjadikan dividen sebagai alat untuk mengatasi masalah keagenan yang terjadi dalam struktur kepemilikan terkonsentrasi yaitu antar pemegang saham