• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN IKAN LELE DI KABUPATEN SUKOHARJO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN IKAN LELE DI KABUPATEN SUKOHARJO"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERMINTAAN IKAN LELE DI KABUPATEN SUKOHARJO

SKRIPSI

Program Studi Agribisnis

Oleh :

Kusuma Febbry Andari H 0808119

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERMINTAAN IKAN LELE DI KABUPATEN SUKOHARJO

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Program Studi Agribisnis

Oleh :

Kusuma Febbry Andari H 0808119

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN IKAN LELE DI KABUPATEN SUKOHARJO

Oleh :

Kusuma Febbry Andari H 0808119

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 24 Juli 2012

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Ketua Anggota I Anggota II

Ir. Marcelinus Molo, MS, PhD NIP. 19490320 197611 1 001

Susi Wuri Ani, SP, MP NIP. 19810112 200812 2 004

D. Padmaningrum, SP, M.Si NIP. 19720915 199702 2 001

Surakarta, Juli 2012 Mengetahui,

Universitas Sebelas Maret Fakultas Pertanian

Dekan

(4)

commit to user

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus

yang telah melimpahkan berkat kasih, penyertaan dan damai sejahtera-Nya

sehingga penulis dapat menyusun skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Permintaan Ikan Lele di Kabupaten Sukoharjo”.

Penulis menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan dan dukugan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S. selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

2. Bapak Dr. Ir. Mohd. Harisudin, M.Si selaku Ketua Program Studi Agribisnis,

Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Ir. Marcelinus Molo, MS, PhD selaku Dosen Pembimbing Utama dan

Pembimbing Akademik yang telah memberikan nasihat, bimbingan, arahan

serta saran dalam penulisan skripsi ini dan selama penulis belajar di Fakultas

Pertanian.

4. Ibu Susi Wuri Ani, SP, MP selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang

telah begitu sabar memberikan bimbingan, masukan dan saran yang sangat

berguna bagi penulis.

5. Ibu D. Padmaningrum, SP, M.Si selaku Dosen Penguji Tamu yang berkenan

memberi arahan dan masukan demi perbaikan skripsi ini.

6. Ibu Nuning Setyowati, SP, M.Sc selaku Ketua Komisi Sarjana Program Studi

Agribisnis.

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

atas ilmu dan motivasi yang telah diberikan selama masa perkuliahan penulis.

8. Kepala Badan Pusat Statistik, Kepala Kantor Sub Dinas Perikanan, Kepala

Kantor Disperindag dan seluruh jajaran pemerintahan Kabupaten Sukoharjo

yang telah memberikan ijin penelitian serta memberikan informasi untuk

(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

9. Kedua orangtua penulis, Bapak Joko Pramono dan Ibu Lilis Suratmi, terima

kasih atas doa, nasihat, motivasi dan kasih sayang yang tulus. Terima kasih

telah menjadi orangtua terbaik bagi penulis, Tuhan beserta kita sekeluarga.

10. Adik penulis, Dorothea Fena Puspita, terima kasih atas doa, semangat,

dukungan yang luar biasa. Terima kasih telah menjadi adik yang sangat

perhatian dan peduli bagi penulis. Kesayangan penulis, Bentow, terima kasih

telah setia menemani, Tuhan memberkati kita semua.

11. Keluarga besar penulis terkasih, terima kasih atas dukungan dan doa restunya.

12. Seluruh teman-teman GPIA Eben Haezer Triyagan, Kaum Muda Remaja,

adik-adik Sekolah Minggu, Persekutuan Doa Malam, terima kasih atas

perhatian dan dukungan doa yang tak pernah berhenti bagi penulis.

13. 7 People, Nike, Christy, Inar, Maria, Yurike, Tante Riska, terima kasih atas

persahabatan dan pengalaman indah selama empat tahun ini. Terima kasih

atas dukungan doa, bantuan dan semangat yang teman-teman berikan selama

ini. Kebersamaan kita akan selalu kurindukan.

14. Teman-teman PMK dan alumnus, Opung Friska, Yohana, Ebi Febrina,

Chatrine, Alviona, Beno, Edo, Mba Desi, Mba Ratih, terima kasih atas

persekutuannya selama ini, semangat dan doa yang sangat besar kuasanya itu

bagi penulis. Tuhan memberkati persekutuan kita.

15. Seluruh sahabat-sahabatku Agribisnis angkatan 2008, atas pengalaman dan

persahabatan yang manis bagi penulis. Ucapan terima kasih terkhusus bagi

Bundo Retna, Rosalinda “Ocha”, Tisya, Isni, Ema, Luluk, Elin, Riana Dewi,

Nenek Anggun dkk, Ayu Abond, Arum dkk, Eriska teman di detik-detik

terakhir, Galuh dkk, Nandika, Agung atas dukungan, semangat, perhatian dan

saran bagi penulis. Sukses untuk Agribisnis 2008!

16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih dan

Tuhan memberkati.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, penulis memohon saran dan kritik yang bersifat membangun

demi perbaikan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap, kiranya skripsi ini berguna

bagi pembaca.

Surakarta, Juli 2012

(6)

commit to user

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan ... 12

4. Hukum, Kurva dan Elastisitas Permintaan ... 16

C.Kerangka Teori Pendekatan Masalah... .... 21

D.Hipotesis ... 24

E. Asumsi... ... 24

F. Pembatasan Masalah ……... 24

G.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 25

III. METODE PENELITIAN ... 27

A.Metode Dasar Penelitian ... 27

B.Metode Penentuan Lokasi Penelitian ... 27

C.Jenis dan Sumber Data ... 28

D.Teknik Pengumpulan Data ... 29

E. Penghitungan Indeks Harga Konsumen ... 29

F. Metode Analisis Data ... 29

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN ... 35

A.Keadaan Alam ... 35

(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

C.Keadaan Sarana Perekonomian ... 42

D.Keadaan Umum Perikanan ... 43

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Hasil Penelitian ... 45

1. Permintaan Ikan Lele di Kabupaten Sukoharjo ... 45

2. Harga Ikan Lele ... 47

3. Harga Ikan Nila Merah ... 49

4. Harga Daging Ayam Ras ... 50

5. Harga Beras... 52

6. Pendapatan per Kapita... 53

B. Hasil Analisis Penelitian ... 55

1. Kriteria Statistik... 55

2. Uji Penyimpangan terhadap Asumsi Klasik ... 58

3. Elastisitas Permintaan Ikan Lele di Kabupaten Sukoharjo ... 60

C. Pembahasan ... 63

1. Harga Ikan Lele ... 64

2. Harga Ikan Nila Merah ... 65

3. Harga Daging Ayam Ras ... 66

4. Harga Beras... 67

5. Pendapatan per Kapita... 67

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 70

A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72

(8)

commit to user

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1. Pertumbuhan PDB Sub Sektor Pertanian Tahun 2005-2009 ... 3

Tabel 2. Kandungan Gizi Ikan sebagai Bahan Pangan Dibandingkan dengan Beberapa Hasil Hewani Hewani Lainnya Berdasarkan Komponennya ... 2

Tabel 3. Konsumsi Ikan per Kapita Secara Nasional dan se- Kabupaten Sukoharjo Tahun 2006-2010 ... 3

Tabel 4. Produksi Komoditas Potensial dari Hasil Budidaya Ikan di Kabupaten Sukoharjo tahun 2009-2010... 5

Tabel 5. Komposisi Zat Gizi Ikan Lele dalam 100 gram ... 10

Tabel 6. Interpretasi Elastisitas Silang... 19

Tabel 7. Interpretasi Elastisitas Pendapatan ... 21

Tabel 8. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten atau Kota di Eks Karisidenan Surakarta Tahun 2010 ... 28

Tabel 9. Perkembangan Penduduk Kabupaten Sukoharjo ... 36

Tabel 10. Keadaan Penduduk Kabupaten Sukoharjo Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2010... 37

Tabel 11. Keadaan Penduduk Kabupaten Sukoharjo Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2010 ... 39

Tabel 12. Keadaan Penduduk Kabupaten Sukoharjo Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 ... 40

Tabel 13. PDRB Kabupaten Sukoharjo Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2008 – 2010 (Jutaan Rupiah) ... 41

Tabel 14. Banyaknya Sarana Perekonomian Menurut Jenis di Kabupaten Sukoharjo ... 42

Tabel 15. Banyaknya Produksi Menurut Jenis Ikan di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010 ... 43

Tabel 16. Perkembangan Permintaan Ikan Lele di Kabupaten Sukoharjo Tahun 1995 – 2010 ... 46

Tabel 17. Perkembangan Harga Ikan Lele di Kabupaten Sukoharjo Tahun 1995 – 2010 ... 47

Tabel 18. Perkembangan Harga Ikan Nila Merah di Kabupaten Sukoharjo Tahun 1995 – 2010 ... 49

(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

Tabel 20. Perkembangan Harga Beras di Kabupaten Sukoharjo Tahun 1995

– 2010 ... 52

Tabel 21. Perkembangan Pendapatan per Kapita di Kabupaten Sukoharjo Tahun 1995 – 2010 ... 53

Tabel 22. Hasil Analisis Varians Permintaan Ikan Lele di Kabupaten Sukoharjo Periode Tahun 1995 – 2010 ... 55

Tabel 23. Hasil Analisis Uji-t Masing-masing Variabel Bebas ... 56

Tabel 24. Hasil Analisis Standar Koefisien Regresi ... 57

Tabel 25. Hasil Uji Multikolinearitas ... 58

(10)

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 1. Kurva Permintaan ... 17

Gambar 2. Skema Kerangka Konseptual ... 23

Gambar 3. Grafik Perkembangan Permintaan Ikan Lele di Kabupaten Sukoharjo Tahun 1995 – 2010 ... 47

Gambar 4. Grafik Perkembangan Harga Ikan Lele di Kabupaten Sukoharjo Tahun 1995 – 2010 ... 48

Gambar 5. Grafik Perkembangan Harga Ikan Nila Merah di Kabupaten Sukoharjo Tahun 1995 – 2010 ... 50

Gambar 6. Grafik Perkembangan Harga Daging Ayam Ras di Kabupaten Sukoharjo Tahun 1995 – 2010 ... 51

Gambar 7. Perkembangan Harga Beras di Kabupaten Sukoharjo Tahun 1995 – 2010 ... 53

Gambar 8. Perkembangan Pendapatan per Kapita di Kabupaten Sukoharjo Tahun 1995 – 2010 ... 54

Gambar 9. Diagram Scatterplot ... 59

(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1. Data Jumlah Permintaan Ikan Lele, Harga Ikan Lele, Harga Ikan Nila Merah, Harga Daging Ayam Ras, Harga Beras dan Pendapatan per Kapita sebelum di transformasi ke bentuk

logaritma natura (Ln) ... 75

Lampiran 2. Data Jumlah Permintaan Ikan Lele, Harga Ikan Lele, Harga Ikan Nila Merah, Harga Daging Ayam Ras, Harga Beras dan Pendapatan per Kapita setelah di transformasi ke bentuk Logaritma natura (Ln) ... 76

Lampiran 3. Hasil Regresi Analisis Permintaan Ikan Lele di Kabupaten Sukoharjo ... 77

Lampiran 4. Penghitungan Standar Koefisien Regresi ... 79

Lampiran 5. Peta Kabupaten Sukoharjo ... 81

(12)

commit to user

xii

RINGKASAN

Kusuma Febbry Andari. H 0808119. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Ikan Lele di Kabupaten Sukoharjo. Skripsi dengan pembimbing Ir. Marcelinus Molo, MS, PhD dan Susi Wuri Ani, SP, MP., Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Ikan lele merupakan ikan konsumsi yang populer di kalangan masyarakat karena harga yang murah dan kandungan gizi protein tinggi. Tujuan dari penelitian untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ikan lele di Kabupaten Sukoharjo dan tingkat kepekaan (elastisitas) permintaan ikan lele di Kabupaten Sukoharjo. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian adalah

deskriptif analitis. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu di Kabupaten Sukoharjo. Data yang digunakan adalah time series selama 16 tahun dari tahun 1995-2010. Data dianalisis dengan regresi eksponen.

Hasil analisis data menunjukkan model fungsi permintaan ikan lele di Kabupaten Sukoharjo adalah Ln Qd = 0,784 – 1,338 Ln HIL + 0,475 Ln HIN + 0,623 Ln HA+ 0,745 Ln HB+ 0,537 Ln Y. Model ini memiliki nilai 餈2 sebesar 0,944 yang berarti sebesar 94,4% permintaan ikan lele di Kabupaten Sukoharjo dapat dijelaskan oleh variabel harga ikan lele, harga ikan nila merah, harga daging ayam ras, harga beras dan pendapatan perkapita, sedangkan sisanya 6% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian. Berdasarkan uji F semua variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap permintaan ikan lele di Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan uji t variabel harga beras dan pendapatan per kapita berpengaruh nyata terhadap permintaan ikan lele pada tingkat kepercayaan 99%. Variabel harga ikan lele berpengaruh nyata terhadap permintaan ikan lele pada tingkat kepercayaan 95% dan harga daging ayam ras berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 90%. Sedangkan variabel harga ikan nila merah secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan ikan lele di Kabupaten Sukoharjo. Harga ikan lele merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap permintaan ikan lele di Kabupaten Sukoharjo.

(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

SUMMARY

Kusuma Febbry Andari. H0808119. 2012. Analysis of Factors Affecting the Demand of Catfish in the Sukoharjo Regency. Under the guidance of Ir. demand of catfish in the Sukoharjo Regency. The basic method used descriptive analytic. Study sites purposively selected (purposive) that was in the Sukoharjo Regency. The data used secondary data time series for 16 years from 1995-2010. Data were analyzed by exponential regression.

The analysis showed of the demand of catfish in the Sukoharjo Regency is Ln Qd = 0,784 – 1,338 Ln HIL + 0,475 Ln HIN + 0,623 Ln HA + 0,745 Ln HB + 0,537 Ln Y. This model has a coefficient of determination (R2) of 0,944, which means 94,4 percent of the variation of the variable demand of catfish in the Sukoharjo Regency as the dependent variable explained by independent variables such as the price of catfish, the price red tilapia, rice price, chicken price meat and income percapita in Sukoharjo Regency and 6 percent described by variation of the variable outside the model. Based on the results of the F test, that all the variables studied together significantly affect the demand of catfish in the Sukoharjo Regency. The t test results, price rice and income percapita significantly affect the demand of catfish at the confidence level of 99 percent. Variable of catfish price significantly affect the demand of catfish at the confidence level of 95 percent and chicken price significantly affect at the confidence level of 90 percent. While variable red tilapia price individually is not affect the demand of catfish in the Sukoharjo Regency. Variable catfish price has the most impact on the demand of catfish in the Sukoharjo Regency.

(14)

commit to user I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor pertanian mencakup lima sub sektor yaitu tanaman pangan dan

hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan. Sub sektor

perikanan memiliki andil dalam pemulihan ekonomi karena beberapa alasan

antara lain : (1) sumberdaya perikanan, baik ikan, sumberdaya perairan, dan

lahan tambak masih cukup melimpah dan belum dimanfaatkan secara

optimal, (2) permintaan ikan dunia dari tahun ke tahun menunjukkan

kecenderungan yang semakin meningkat seiring dengan bertambahnya

jumlah penduduk dan tingginya tingkat pendidikan masyarakat, (3) pola

hidup masyarakat dunia pada saat ini dicirikan dengan semakin selektifnya

makanan yang disajikan dengan memenuhi kriteria gizi yang tinggi, mudah

disajikan, dan menjangkau masyarakat, (4) jumlah penduduk Indonesia yang

semakin meningkat dan mencapai lebih dari 233 juta jiwa merupakan pasar

yang potensial bagi produk-produk perikanan dan (5) Produk Domestik Bruto

(PDB) sub sektor perikanan, walaupun masih relatif kecil kontribusinya, akan

tetapi menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat dan bahkan

peningkatannya tertinggi dibandingkan dengan sektor lain, hal tersebut dapat

dilihat di Tabel 1 (Kusumaatmadja dalam Mudzakir, 2003).

Tabel 1. Pertumbuhan PDB Sub Sektor Pertanian 2005 – 2009 (persen)

Sub Sektor 2005 2006 2007 2008 2009

Tanaman Bahan

Makanan 2,6 2,98 3,43 5,91 3,45

Tanaman

Perkebunan 2,48 3,79 4,40 3,84 3,59

Peternakan dan

Hasilnya 2,13 3,35 2,36 3,89 3,93

Kehutanan 1,47 2,85 1,10 0,39 1,70

Perikanan 5,87 6,90 5,39 4,81 5,50

Sumber : BPS, 2009

Pada kurun waktu 2005 – 2009, pertumbuhan PDB perikanan

berfluktuasi dengan kecenderungan yang meningkat. Kontribusi sub sektor

(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

perikanan lebih tinggi dibandingkan sub sektor tanaman bahan makanan,

tanaman perkebunan, peternakan dan kehutanan. Hal tersebut disebabkan

karena produksi dan ekspor komoditas perikanan terus meningkat.

Peran sub sektor perikanan dalam pembangunan nasional adalah

menyediakan sumber pangan dan gizi bagi seluruh rakyat Indonesia terutama

dalam pemenuhan protein hewani. Selain itu dapat meningkatkan devisa

melalui peningkatan ekspor hasil perikanan, menciptakan kesempatan kerja,

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, serta menunjang

pembangunan daerah (Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Tengah, 2009).

Ikan merupakan sumber protein hewani utama dalam makanan rakyat

Indonesia. Tingkat konsumsi ikan beragam menurut tingkat penghasilan

daerah. Pada waktu yang akan datang, sesuai dengan pertambahan jumlah

penduduk dan kesadaran akan kecukupan gizi diperkirakan tingkat konsumsi

ikan terus meningkat (Rukmana, 2008).

Menurut Suwedo (1993), ikan memang telah banyak dikenal, karena

semua orang pernah menggunakannya sebagai bahan pangan sebagai lauk

pauk. Ikan memenuhi persyaratan makanan bergizi tinggi. Tabel 2

memperlihatkan kandungan gizi ikan dibandingkan hasil hewani lainnya :

Tabel 2. Kandungan Gizi Ikan sebagai Bahan Pangan Dibandingkan dengan Beberapa Hasil Hewani Lainnya Berdasarkan Komponennya

(16)

commit to user

Tabel 2 menunjukkan bahwa ikan memiliki komponen yang

bermanfaat bagi kesehatan manusia seperti protein, lemak, vitamin A, vitamin

D dan asam amino baik essensial maupun non essensial. Protein yang

terdapat pada ikan lebih tinggi dibanding daging sapi, udang, telur utuh dan

susu sapi. Ikan memiliki vitamin A dan D lebih banyak dibanding sumber

protein hewani lain. Komponen gizi ikan yang relatif lebih lengkap dapat

menjadi sebuah pilihan tepat untuk memenuhi kebutuhan gizi manusia.

Konsumsi ikan per kapita secara nasional dan se-Kabupaten

Sukoharjo selama tahun 2006 sampai 2010 dapat dilihat dalam Tabel 3.

Tabel 3. Konsumsi Ikan per Kapita Secara Nasional, Kabupaten Sukoharjo dan Total Konsumsi Ikan Tahun 2006 – 2010

Tahun

Sumber : Kelautan dan Perikanan dalam Angka (2010) dan Laporan Tahunan Sub Dinas Perikanan Kabupaten Sukoharjo

Berdasarkan Tabel 3, konsumsi ikan per kapita secara nasional dari

tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. Hal tersebut mengindikasikan

bahwa semakin banyak penduduk Indonesia yang memilih ikan sebagai

sumber pemenuhan protein hewani. Rata-rata peningkatan konsumsi ikan per

kapita secara nasional adalah sebesar 1,5 kg/kapita/tahun. Namun konsumsi

ikan per kapita di Indonesia masih tergolong rendah seperti Malaysia (45 kg),

Singapura (48,5), Korea Selatan (85 kg) dan Jepang (110 kg). Fakta tersebut

menggambarkan masih rendahnya budaya makan ikan di Indonesia. Hal ini

dapat dijadikan peluang usaha bagi pelaku bisnis yang berkaitan dengan

bidang perikanan dan industri pengolahan ikan. Pada Tabel 3 diperlihatkan

pula konsumsi ikan per kapita Kabupaten Sukoharjo yang mengalami

(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap makanan bergizi dan

berprotein tinggi seperti ikan. Faktor lain yang mempengaruhi adalah tingkat

pendapatan dan pendidikan masyarakat yang semakin meningkat. Namun

dibandingkan konsumsi ikan per kapita secara nasional, konsumsi ikan per

kapita Kabupaten Sukoharjo masih jauh tertinggal.

Salah satu jenis ikan yang menjadi pilihan konsumsi masyarakat

Indonesia dan cukup populer memiliki nilai protein yang cukup tinggi serta

harga yang terjangkau oleh masyarakat adalah ikan lele. Ikan lele adalah ikan

yang mudah dijumpai di pasar-pasar tradisional maupun pasar swalayan. Cara

pengolahan ikan lele yang mudah dan rasa yang enak menjadikan ikan lele

menjadi pilihan konsumsi masyarakat.

Lele adalah ikan air tawar yang paling populer sebagai ikan budidaya.

Hal tersebut dapat disebabkan karena harga yang terjangkau dan kemudahan

dalam budidaya. Banyak pembudidaya pemula yang memilih ikan ini sebagai

komoditi andalan. Di beberapa daerah, agribisnis budidaya lele menjadi

kegiatan ekonomi yang telah menjadi tulang punggung perekonomian

masyarakat.

Ikan lele merupakan salah satu komoditas unggulan air tawar yang

penting dalam rangka pemenuhan peningkatan gizi masyarakat. Komoditas

perikanan ini mudah dibudidayakan dan harga ikan lele terjangkau oleh

lapisan masyrakarat bawah. Permintaan lele untuk pasar Jawa Tengah dan

Yogyakarta mencapai 20 ton per hari dan untuk pasar Jawa Timur mencapai

30 ton per hari. Dengan demikian prospek pasar lele dumbo di masa yang

akan datang memang menjanjikan yang ditandai dengan permintaan dan

harga lele tiap tahunnya cenderung meningkat (Mahyuddin, 2010).

Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu kabupaten di Provinsi

Jawa Tengah yang mengembangkan budidaya ikan di kolam dan karamba.

Sub Dinas Perikanan, sebagai dinas terkait pengembangan dan pembinaan

perikanan, memiliki tujuan untuk meningkatkan produksi dan konsumsi ikan.

Usaha yang telah dilaksanakan, salah satunya, adalah terbentuknya Desa

(18)

commit to user

Perikanan Provinsi Jawa Tengah tahun 2009, Kabupaten Sukoharjo

merupakan salah satu sentra produksi ikan lele.

Ikan lele merupakan salah satu hasil perikanan budidaya yang ada di

Kabupaten Sukoharjo. Produksi ikan lele dihasilkan oleh kolam-kolam

budidaya yang dimiliki warga. Beberapa sentra budidaya ikan lele di

Kabupaten Sukoharjo antara lain di Kecamatan Nguter, Weru, Sukoharjo,

Kartasura dan Grogol. Produksi komoditas potensial dari hasil budidaya ikan

di Kabupaten Sukoharjo tahun 2009 – 2010 dapat dilihat di Tabel 5.

Tabel 4. Produksi Komoditas Potensial dari Hasil Budidaya Ikan di Kabupaten Sukoharjo tahun 2009 – 2010

No Jenis Ikan Tahun Perkembangan

2009 (Kg) 2010 (Kg) Kg %

1. Lele 1.537.220 1.729.865 192.65 11,14

2. Nila Merah 417.002 844.136 427.134 50,60

3. Patin 249.146 260.425 11.28 4,33

Sumber : Laporan Tahunan Sub Dinas Perikanan

Berdasarkan Tabel 4, produksi ikan lele di Kabupaten Sukoharjo lebih

tinggi dibanding ikan nila merah dan patin. Produksi ikan lele pada tahun

2010 telah mencapai 1.729.865 kg, meningkat 11,14 % dibanding tahun 2009.

Meskipun perkembangan ikan lele tidak sebanyak ikan nila merah namun

ikan lele telah menjadi prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten

Sukoharjo. Permintaan ikan lele di Kabupaten Sukoharjo tergolong tinggi

ditunjukkan dengan sikap masyarakat yang memilih ikan lele sebagai sumber

protein, mengingat harganya yang relatif murah dan bergizi tinggi. Estimasi

permintaan ikan di Kabupaten Sukoharjo dihitung dengan mengkalikan

konsumsi ikan per kapita dan jumlah penduduk di tahun 2010 adalah 9.215

ton sedangkan total produksi ikan Kabupaten Sukoharjo 3.250 ton (diperoleh

dari penjumlahan seluruh produksi ikan di Tabel 15 ditambah produksi ikan

patin di Tabel 3). Hasil penghitungan tersebut dapat menggambarkan bahwa

Kabupaten Sukoharjo masih memerlukan pasokan ikan dari daerah lain untuk

(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

B. Perumusan Masalah

Pola konsumsi pangan merupakan indikator yang penting bagi

perubahan status sosial ekonomi masyarakat karena pangan merupakan salah

satu kebutuhan fisik minimum. Terpenuhinya kecukupan pangan adalah salah

satu ukuran peningkatan taraf hidup menuju kesejahteraan masyarakat.

Perbedaan tingkat pendapatan dan jumlah anggota keluarga menyebabkan

perbedaan bahan pangan yang dikonsumsi. Keluarga berpendapatan rendah,

pada umumnya, lebih mendahulukan pemenuhan kebutuhan pangan sumber

energi yang bersifat mengenyangkan dan harga yang relatif murah. Apabila

terjadi peningkatan pendapatan maka komposisi makanan akan berubah, baik

secara kualitas maupun kuantitas, mengarah pada pangan sumber protein,

vitamin dan mineral.

Kabupaten Sukoharjo, sebagai daerah yang memiliki sebutan

“makmur”, tergolong ke dalam perekonomian berkembang sehingga terdapat

pilihan konsumsi protein yang beragam. Menurut Tabel 4, produksi ikan lele

di Kabupaten Sukoharjo mengalami peningkatan dari tahun 2009-2010,

namun konsumsi ikan per kapita tergolong rendah jika dibandingkan dengan

tingkat konsumsi ikan secara nasional. Ditinjau dari barang substitusi sumber

protein hewani, harga daging ayam ras dan ikan nila merah secara umum

mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Berdasar kondisi tersebut di atas,

perlu dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

permintaan ikan lele di Kabupaten Sukoharjo dan elastisitas permintaan ikan

lele sebagai akibat adanya perubahan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diambil rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh variabel harga ikan lele, harga ikan nila merah, harga

daging ayam ras, harga beras dan pendapatan per kapita terhadap

permintaan ikan lele di Kabupaten Sukoharjo?

2. Sejauh mana tingkat elastisitas permintaan ikan lele di Kabupaten

(20)

commit to user C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada perumusan masalah diatas, maka penelitian ini

bertujuan :

1. Mengkaji pengaruh harga ikan lele, harga ikan nila merah, harga daging

ayam ras, harga beras dan pendapatan per kapita terhadap permintaan ikan

lele di Kabupaten Sukoharjo.

2. Mengkaji elastisitas permintaan ikan lele di Kabupaten Sukoharjo.

D. Kegunaan Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan diperoleh manfaat sebagai berikut :

1. Bagi pemerintah, khususnya Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo,

penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran yang dapat

digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan kebijakan khususnya

dalam hal menggerakkan gemar makan ikan untuk meningkatkan status

gizi masyarakat.

2. Bagi pembaca dan peminat, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan tambahan informasi dan pengetahuan.

3. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan

serta merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di

(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II. LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian Ayuningtyas (2005), tentang Analisis Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Permintaan Ikan di KotaSurakarta menyebutkan bahwa

variabel harga ikan bandeng segar, harga ikan kakap, harga ikan lele dumbo,

harga daging ayam ras dan pendapatan per kapita serta jumlah penduduk

mempunyai pengaruh yang nyata terhadap permintaan ikan bandeng segar,

ikan lele dumbo dan ikan kakap. Harga ikan bandeng segar, ikan lele dumbo,

dan ikan kakap berpengaruh negatif, sedangkan harga daging ayam ras,

pendapatan per kapita dan jumlah penduduk berpengaruh positif terhadap

permintaan ikan bandeng segar, ikan lele dumbo, dan ikan kakap.

Trisnani (2010), dalam penelitian Analisis Permintaan Ikan Lele pada

Tingkat Rumah Tangga di Kabupaten Pati menunjukkan faktor-faktor yang

mempengaruhi permintaan ikan lele pada tingkat rumah tangga di Kabupaten

Pati yaitu pendapatan rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga,

pendidikan, harga ikan lele, harga telur ayam ras, dan harga minyak goreng.

Penelitian Wulansari (2010),mengenaiAnalisa Permintaan Ikan Laut

di Kabupaten Rembang menyebutkan variabel harga ikan layang, harga ikan

kembung, harga ikan selar, harga beras, harga daging ayam, pendapatan per

kapita dan produksi ikan tangkap secara bersama-sama berpengaruh nyata

pada permintaan ikan layang, ikan kembung dan ikan selar. Permintaan ikan

kembung dipengaruhi oleh harga ikan kembung, harga daging ayam dan

produksi tangkap ikan kembung sedangkan permintaan ikan selar dipengaruhi

oleh harga ikan selar, harga daging ayam ras dan produksi tangkap ikan

selar.Variabel yang paling berpengaruh terhadap permintaan ikan layang

adalah pendapatan per kapita sedangkan permintaan ikan kembung dan ikan

selar adalah daging ayam.Elastisitas ikan layang, ikan kembung dan ikan

selar bersifat inelastis dan bertanda positif.Elastisitas silang pendapatan pada

permintaan ikan layang bertanda positif dan bersifat inelastis.Elastisitas silang

(22)

commit to user

harga daging ayam pada permintaan ikan kembung dan ikan selar adalah

positif.

Penelitian terdahulu tersebut memberikan gambaran faktor-faktor

yang mungkin berpengaruh terhadap permintaan ikan lele di Kabupaten

Sukoharjo.Harga bahan makanan subtitusi ikan lele dan pendapatan perkapita

memiliki pengaruh terhadap permintaan ikan lele. Berdasarkan latar belakang

tersebut, maka penelitian ini akan menggunakan variabel harga ikan lele, ikan

nila merah, daging ayam ras, beras dan pendapatn per kapita.

B. Tinjauan Pustaka 1. Ikan Lele

Ikan dikatakan mempunyai kesegaran yang maksimal apabila

sifatnya masih sama dengan ikan hidup, baik rupa, bau, cita rasa maupun

tekstur. Ciri-ciri ikan segar antara lain memiliki pupil hitam menonjol

dengan kornea jernih, bola mata cembung dan cemerlang atau warna

cerah, memiliki insang berwarna merah cemerlang atau merah tua tanpa

adanya lendir, tidak tercium bau yang menyimpang (off odor) dengan

tekstur daging yang elastis dan jika ditekan tidak ada bekas jari, serta

padat atau kompak (Junianto, 2003).

Ikan tidak hanya digemari oleh semua lapisan masyarakat, tetapi

juga sebagai sumber protein hewani alternatif yang relatif

murah.Kebutuhan ikan terus meningkat sejalan dengan meningkatnya

jumlah penduduk, tingkat pendidikan dan pendapatan serta perubahan

sosial budaya masyarakat.Ikan lele merupakan salah satu ikan konsumsi

yang terkenal dan sangat akrab dengan pola makan masyarakat Jawa

khususnya.Ikan yang kaya gizi ini mudah didapat dan murah

harganya.Ikan lele mengandung sedikit lemak sehingga baik bagi jantung

dan membantu pertumbuhan janin (Harsono, 2002).

Menurut Sutomo (2007) ikan lele tergolong dalam :

Phylum : Chordata (binatang bertulang belakang)

Kelas : Pisces (bangsa ikan bernafas dengan insang)

(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Ordo : Ostariophysi

Subordo : Silaroidae (bentuk tubuh memanjang dan tidak bersisik)

Famili : Claridae

Genus : Clarias

Spesies : Clarias batrachus

Komposisi zat gizi yang terkandung dalam 100 gram ikan lele

dapat dilihat dari Tabel 5.

Tabel 5. Komposisi Zat Gizi Ikan Lele dalam 100 gram

No Bahan Penyusun Kandungan Gizi

1. Protein 18,2 gram

2. Lemak 2,2 gram

3. Kalsium 34 miligram

4. Fosfor 116 miligram

5. Besi 0,2 miligram

Sumber : Sutomo, 2007

Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui bahwa ikan lele kaya akan

kandungan gizi dan sangat baik untuk kesehatan karena tergolong

makanan dengan kandungan lemak yang relatif rendah dan mineral yang

tinggi. Pada 100 gram ikan lele terdapat 18,2 gram protein dan 2,2 gram

lemak. Kondisi ini jauh lebih rendah dibanding sumber protein hewani

lainnya seperti daging ayam ras dan sapi.

Berdasarkan kajian ilmiah, ikan lele memiliki kandungan protein

yang cukup tinggi yaitu sekitar 17%. Kadar akan Leusin dan Lisin sebagai

asam amino essensial sangat bermanfaaat untuk pertumbuhan anak-anak

dan memperbaiki daya tahan tubuh. Ikan lele, ikan air tawar yang suka

memakan kotoran ini ternyata dapat digunakan sebagai obat. Khasiat ikan

lele antara lain untuk pengobatan kencing manis, ambien, eksim dan

mampu memperkuat otot-otot perut. Lele merupakan makanan yang

mudah di dapat dan murah, selain kaya zat gizi juga membantu

pertumbuhan janin dalam kandungan dan sangat baik bagi jantung karena

(24)

commit to user

Lele, secara ilmiah, terdiri dari banyak spesies.Terdapat beberapa

nama ikan lele di beberapa daerah, antara lain : ikan kalang (Sumatra

Barat), ikan maut (Gayo dan Aceh), ikan pintet(Kalimantan Selatan), ikan

keling (Makassar), ikan cepi (SulawesiSelatan), ikan lele atau lindi (Jawa

Tengah) atau ikan keli (Malaysia).Negara Inggris mengenal lele

sebagaicatfish, siluroid, mudfishdan walking catfish.Nama ilmiah lele

yaitu, Clarias, berasal dari bahasa Yunanichlaros, yang berarti lincah,

kuat, merujuk pada kemampuannya untuktetap hidup dan bergerak di luar

air.Lele yang dikenal di masyarakat ada 3 macam yaitu hitam, putih dan

belang.Ikan lele hitam biasanya dipelihara di kolam untuk dijadikan ikan

konsumsi, sedangkan ikan lele belang dan putih lebih banyak untuk ikan

pajangan atau hiasan (Susanto, 2010).

2. Konsep Permintaan

Dalam menganalisis permintaan perlu dibedakan antara istilah

permintaan dan jumlah barang yang diminta. Ahli ekonomi mengatakan

“permintaan” apabila yang mereka maksudkan adalah keseluruhan dari

hubungan antara harga barang dan permintaan akan barang tersebut.

Sedangkan jumlah barang yang diminta dimaksudkan sebagai banyaknya

permintaan pada suatu tingkat harga tertentu (Sukirno, 2005).

Permintaan adalah jumlah barang yang diminta pada berbagai

tingkat harga pada periode tertentu dan pasar tertentu.Permintaan dapat

pula diartikan sebagai jumlah barang dan jasa yang diminta atau

dibutuhkan.Barang yang ada dipasar mempunyai nilai atau harga.Dengan

demikian permintaan suatu barang didukung oleh daya beli peminta

barang tersebut atau disebut juga konsumen.Permintaan yang didasarkan

oleh daya beli disebut permintaan efektif (effective demand), sedangkan

permintaan yang didasarkan pada kebutuhan, tanpa didukung daya beli,

disebut permintaan potensial atau permintaan absolut (absolut demand)

(Sudarsono, 1995).

Daya beli konsumen tergantung pada besar-kecilnya pendapatan

(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

dikehendaki.Perubahan pendapatan dan harga menyebabkan perubahan

jumlah barang yang diminta.Hal ini dapat dianalisis dengan pendekatan

grafis dan pendekatan matematis.Alfred Marshall menggunakan asumsi

bahwa “hal-hal lain” selain harga barang yang diamati bersifat konstan

(tidak berubah).Maka yang dimaksud dengan permintaan, menurut Alfred

Marshall, adalah jumlah barang yang diminta pada berbagai tingkat harga

yang diamati. Rumus matematisnya adalah sebagai berikut :

Qd = f (Px)

Keterangan :Qd : jumlah barang yang diminta

Px : harga barang yang diminta

Kerangka pemikiran Alfred Marshall ini bersifat parsial karena ia

masih menggunakan konsep ceteris paribus. Kemudian muncul pemikiran

baru yang lebih umum yang dikemukakan oleh Loen Walras. Konsep

pemikirannya dapat dirumuskan sebagai berikut :

Qd =f (Px1, Px2, Pxn, Y, E )

Keterangan :

Qd : jumlah barang yang diminta

Px1 : harga barang pertama

Px2 :harga barang kedua

Pxn : harga barang ke-n

Y : pendapatan konsumen yang siap dibelanjakan

E : selera/faktor

Dari dua pendapat diatas, yaitu pendapat Alfred Marshalldan

pendapat Leon Walras, dapat digarisbawahi bahwa teori permintaan

adalah suatu teori ekonomi yang bertujuan menelaah variabel-variabel

yang mempengaruhi permintaan (Sudarsono, 1995).

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan

Menurut Sukirno (2005), permintaan seseorang atau suatu

masyarakat kepada suatubarang ditentukan oleh banyak faktor. Di antara

(26)

commit to user

1. Harga barang itu sendiri

Hipotesis dasar ekonomi menyatakan bahwa semakin rendah harga

suatu komoditi, semakin banyak jumlah yang akan diminta,apabila hal

lain dianggap tetap. Dengan memperlakukan anggapan bahwa faktor

lain berlaku tetap, kenaikan harga suatu komoditi menyebabkan

komoditi tersebut menjadi semakin mahal untuk memenuhi suatu

kebutuhan. Sebagian rumah tangga akan berhenti mengkonsumsi

kebutuhan tesebut sama sekali, sebagian lagi akan tetap

mengkonsumsi kebutuhan tersebut dengan jumlah yang sama.

2. Harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut

Keterkaitan diantara sesuatu barang dengan berbagai jenis barang

lainnya dapat dibedakan dalam tiga golongan, yaitu : barang pengganti

(substitusi), barang pelengkap (komplementer), dan barang yang tidak

mempunyai kaitan sama sekali (barang netral).

1) Barang subtitusi atau pengganti

Sesuatu barang dinamakan barang pengganti apabila ia dapat

menggantikan fungsi dari barang lain secara sempurna.

Misalnya, daging ayam ras dan telur menjadi subtitusi atau

pengganti sumber protein hewani dari ikan.

2) Barang komplementer atau pelengkap

Sesuatu barang dinamakan barang pelengkap apabila barang

tersebut selalu digunakan bersama-sama dengan barang-barang

yang lain.

Misalnya, gula menjadi pelengkap atau komplementer dari teh

dan kopi.

3) Barang Netral

Sesuatu barang dikatakan barang netral apabila barang tersebut

tidak mempunyai keterkaitan yang erat dengan barang lain.

Misalnya, ikan lele dengan wortel tidak memiliki keterkaitan

(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

3. Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat

Pendapatan merupakan faktor yang sangat penting dalam fungsi

permintaan.Perubahan dalam pendapatan selalu menimbulkan

perubahan dalam permintaan barang. Berdasarkan kepada sifat

perubahan permintaan, yang akan berlaku apabila pendapatan

berubah, berbagai jenis barang dapat dibedakan menjadi empat

golongan :

1) Barang Inferior

Barang inferior adalah barang yang banyak diminta oleh

orang-orang yang berpendapatan rendah. Bila pendapatan naik,

permintaan akan barang inferior tersebut berkurang. Misalnya,

permintaan gaplek akan turun seiring dengan peningkatan

pendapatan.

2) Barang Esensial

Barang esensial adalah barang yang sangat penting artinya dalam

kehidupan masyarakat sehari-hari.Contohnya kebutuhan makanan

pokok, beras, gula pasir dan minyak goreng.

3) Barang Normal

Sesuatu barang dinamakan barang normal apabila barang tersebut

mengalami kenaikan permintaan sebagai akibat dari kenaikan

pendapatan, misalnya pakaian, sepatu, perabot rumah, dan

berbagai jenis makanan.

4) Barang Mewah

Barang mewah adalah jenis barang bermutu tinggi yang akan

dibeli masyarakat apabila ia sudah berpendapatan sangat tinggi,

misalnya perhiasan, perabot rumah yang mahal, mobil mewah,

dan lainnya.

4. Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat

Distribusi pendapatan dapat mempengaruhi corak permintaan terhadap

berbagai jenis barang.Ketika pemerintah menaikkan pajak bagi

(28)

commit to user

untuk menaikkan pendapatan pekerja yang bergaji rendah maka corak

permintaan terhadap berbagai barang akan mengalami perubahan.

5. Cita rasa masyarakat atau selera

Pengaruh selera masyarakat terhadap keinginan untuk membeli suatu

barang cukup besar.Penduduk wilayah Indonesia bagian timur

cenderung lebih memilih makanan pokok non beras.Hal ini bertolak

belakang dengan penduduk di Pulau Jawa yang lebih memilih

makanan pokok beras.Dengan demikian selera masyarakat akan

menentukan pilihan barang yang akan dibeli.

6. Jumlah penduduk

Jumlah penduduk tidak secara langsung berpengaruh terhadap

permintaan suatu barang.Akan tetapi pada umumnya pertambahan

penduduk diikuti dengan perkembangan dalam kesempatan kerja

sehingga semakin banyak orang yang menerima pendapatan.Hal ini

akan menambah daya beli masyarakat. Penambahan daya beli akan

meningkatkan permintaan terhadap suatu barang.

7. Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang

Ramalan atau proyeksi di masa yang akan datang dapat

mempengaruhi permintaan.Ekspektasi konsumen bahwa harga-harga

akan bertambah tinggi, pada masa depan, akan mendorong mereka

untuk membeli lebih banyak pada masa kini.

Dalam membicarakan teori permintaan, ahli ekonomi membuat

analisis yang lebih sederhana.Oleh karena itu, dalam teori permintaan

yang terutama dianalisis adalah hubungan antara jumlah permintaan suatu

barang dengan harga barang tersebut.Di dalam analisis tersebut

diasumsikan bahwa faktor-faktor lain tidak mengalami perubahan atau

ceteris paribus.

Menurut Dominick Salvatore (2006), fungsi permintaan diatas

dapat dinyatakan dalam rumus matematika sebagai berikut :

(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Keterangan :

QdX : jumlah komoditi X yang diminta oleh individu

PX : harga komoditi X

P0 : harga komoditi lain

M : pendapatan nominal individu

N : jumlah penduduk

T : selera

4. Hukum Permintaan, Kurva Permintaan dan Elastisitas Permintaan

Secara sederhana, hukum permintaan dapat dirumuskan sebagai

berikut :bila keadaan lain tetap bersifat konstan, maka kuantitas atau

jumlah barang yang akan dibeli per unit waktu (dalam suatu rentang

waktu tertentu) akan menjadi semakin besar apabila harga semakin

rendah (Bilas, 1995).

Hukum permintaan menjelaskan sifat keterkaitanantara permintaan

sesuatu barang dengan harganya.Permintaan dan harga mempunyai sifat

keterkaitan yang negatif karena :(1) kenaikan harga menyebabkan para

pembeli mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai pengganti,

sebaliknya, apabila harga turun maka orang mengurangi pembelian

barang lain dan menambah pembelian barang yang mengalami penurunan

harga tersebut, (2) kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil pembeli

berkurang. Pendapatan yang merosot memaksa para pembeli untuk

mengurangi pembelian berbagai jenis barang, terutama barang yang

mengalami kenaikan harga (Sukirno, 2005).

Kurva permintaan individual suatu barang berbentuk miring dari

kiri atas ke kanan bawah.Hal ini berarti jumlah barang yang diminta

konsumen berubah secara berlawanan arah dengan perubahan

harga.Konsep kuantitas per unit waktu sangat penting karena adanya

selang pergantian waktu, selera seorang konsumen mungkin akan

berubah.Sumbu horizontal q/t adalah sumbu kuantitas (quantity per unit

of time) dan sumbu vertikal P adalah sumbu harga (price).Kurva

(30)

commit to user

Harga (Rp/unit)

2000

1000

500

Q/t

50 75 100

Gambar 1. Kurva Permintaan

Kurva permintaan akan bergeser jika salah satu atau lebih dari

variabel-variabel yang dianggap konstan berubah. Arah pergeseran (ke

kanan atau ke kiri) tergantung kepada hubungan antara kuantitas barang

yang diminta dan variabel yang berubah tersebut (Arsyad, 1995).

Elastisitas adalah suatu alat untuk mengukur reaksi pembeli atau

penjual terhadap perubahan harga, sampai seberapa jauh si pembeli atau

penjual bereaksi terhadap adanya perubahan harga (Haryono, 2000).

Pengukuran angka elastisitas ini dapat dilakukan dengan tiga macam

analisis elastisitas yaitu :

1. Elastisitas Harga

Elastisitas harga adalah tingkat kepekaan relatif dari jumlah

yang diminta konsumenkarena perubahan harga barang.Perubahan

harga suatu barang bertendensi menimbulkan reaksi para pembeli

barang tersebut berupa berubahnya jumlah barang yang diminta.Pada

umumnya meningkatnya harga mengakibatkan berkurangnya jumlah

barang yang diminta dan sebaliknya menurunnya harga

mengakibatkan meningkatnya jumlah barang yang diminta.

Hubungan antara harga dan jumlah adalah terbalik maka

koefisien elastisitas harga permintaan bertanda negatif, yang dapat

(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

∆Qx : perubahan jumlah barang X yang diminta

∆Px : perubahan harga barang X

Jika: Eh > 1 maka permintaan elastis

Eh < 1 maka permintaan inelastis

Eh = 1 maka permintaan unitary

Besarnya indeks harga,permintaan dapat diklasifikasikan

menjadi :

a) Elastis

Permintaan akan suatu barang adalah elastis bila para pembeli

secara relatif responsif terhadap perubahan harga (elastisitas

harganya lebih besar dari satu). Dengan kata lain perubahan harga

menyebabkan perubahan besar dalam jumlah barang yang

diminta.

b) Inelastis

Permintaan akan suatu barang adalah inelastis bila respon jumlah

yang diminta mungkin lemah atau kecil terhadap perubahan harga

(elastisitas harganya lebih kecil dari satu).

c) Unitary

Permintaan yang unitary adalah yang elastisitas harganya sama

dengan satu. Pada keadaan ini proporsi perubahan harga barang

dan jumlah barang yang diminta adalah sama.

2. Elastisitas Silang

Elastisitas silang adalah pengukuran tentang derajat kepekaan

relatif dari jumlah barang yang diminta sebagai akibat adanya

perubahan tingkat harga barang lain. Nilai elastisitas silang berkisar

(32)

commit to user

Barang-barang penggenap memiliki elastisitas silang bernilai

negatif.Jumlah barang X yang diminta berubah kearah yang

bertentangan dengan perubahan harga barang Y. Contoh dari

keterkaitan seperti ini adalah antara mobil dan BBM. Jika harga BBM

naik, permintaan terhadap mobil akan cenderung menurun. Sedangkan

nilai elastisitas silang untuk barang-barang pengganti adalah positif,

yaitu permintaan suatu barang berubah ke arah yang bersamaan

dengan harga barang penggantinya. Contoh barang pengganti adalah

teh dan kopi yaitu jika harga teh naik permintaan terhadap teh akan

menurun dan permintaan kopi akan meningkat.

Besarnya elastisitas silang (Es) dapat dihitung berdasarkan

rumus berikut :

Es : elastisitas silang

Py : harga barang Y

Qx : jumlah barang X

∆Qx : perubahan jumlah barang X yang diminta

∆Py : perubahan harga barang Y

Tabel 6. Interpretasi Elastisitas Silang

Elastisitas Golongan barang Interpretasi Positif

Secara umum, elastisitas menunjukkan seberapa besar respon

suatu variabel akibat dari perubahan variabel atau salah satu variabel

(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Elastisitas pendapatan adalah tingkat perubahan relatif dari

jumlah barang yang diminta konsumen karena adanya perubahan

penghasilan.Secara umum, kenaikan pendapatan akan menyebabkan

kenaikan permintaan (Salvatore, 2006).

Elastisitas pendapatan untuk suatu barang mungkin sangat

bervariasi, tergantung pada tingkat pendapatan konsumen.Maka

barang tertentu mungkin menjadi barang mewah pada tingkat

pendapatan yang rendah, barang kebutuhan pokok pada tingkat

pendapatan menengah, dan barang bermutu rendah pada tingkat

pendapatan yang tinggi (Salvatore, 2006).

Besar elastisitas pendapatan dapat ditentukan dengan

menggunakan rumus berikut :

Ep : elastisitas pendapatan

I : pendapatan konsumen

Qx : jumlah barang X yang diminta

∆Qx : perubahan jumlah permintaan barang X

∆I : perubahan pendapatan konsumen

Hasil akhir dari rumus umum elastisitas tersebut memberikan

beberapa kemungkinan yaitu :

1) Jika Ep = 1 (Unity), maka 1 % kenaikan dalam pendapatan akan

menaikkan 1 % jumlah barang yang diminta

2) Jika Ep > 1 (Elastis), maka orang akan membelanjakan bagian

yang lebih besar dari pendapatan terhadap suatu barang

3) Jika Ep< 1 (In Elastis), maka kenaikan pendapatan

mengakibatkan orang membelanjakan bagian yang lebih kecil

(34)

commit to user

Tabel 7.Interpretasi Elastisitas Pendapatan

Elastisitas Golongan barang Interpretasi Positif

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Permintaankonsumen dapat berupa fungsi harga barang tersebut,

harga barang substitusi, pendapatan konsumen dan jumlah penduduk.Fungsi

permintaan adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah

permintaan akan suatu barang dan semua faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Menurut Sudarsono (1995), secara matematis fungsi

permintaan dapat dinyatakan sebagai berikut :

Q = f (H, Hs, P,N)

Keterangan :

Q : jumlah barang yang diminta

H : harga barang yang diminta

Hs : harga barang substitusi yang dikonsumsi

P : pendapatan

N : jumlah penduduk

Hubungan matematis ini menyatakan bahwa pada umumnya suatu

barang yang diminta oleh konsumen ditentukan oleh tiga faktor utama yaitu

harga barang, harga barang substitusi dan pendapatan (daya beli)

konsumen.Biasanya jumlah permintaan oleh pembeli di pasar adalah

kebalikan dari harga yang terjadi, artinya pada harga tinggi, permintaan

berkurang sedang pada harga rendah permintaan bertambah disebut juga

(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Penyusun fungsi permintaan yang nyata biasanya menggunakan data

pasar yang sesungguhnya.Penelitian tentang permintaan menggunakan bentuk

fungsi permintaan yang mempunyai elastisitas konstan.Metode ini berdasar

atas anggapan bahwa elastisitas permintaan terhadap perubahan variabel yang

terjadi determinannya selalu tetap.Anggapan ini dianggap benaruntuk jangka

waktu tertentu.

Berdasarkan teori dasar permintaan dapat diketahui bahwa konsumen

suatu barang akan sangat dipengaruhi oleh banyak faktor dan ditulis dalam

fungsi sebagai berikut :

Y = F (X1, X2, X3,…Xn)

Keterangan :

Y : jumlah ikan lele yang diminta

X1 : harga ikan lele

X2 : harga subtitusi ikan lele

X3 : pendapatan perkapita

Xn : faktor lain

Menurut Sudarsono (1995) bentuk fungsi yang digunakan adalah

fungsi kepangkatan dengan beberapa variabel sebagai determinan sebagai

berikut :

Y = b0 X1b1 X2b2 X3b3X4b4Xnbn

Bentuk fungsi tersebut adalah eksponensial dan multiplikatik.Fungsi

permintaan dapat ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma natural untuk

mempermudah proses penaksiran :

Ln Y = ln b0 + b1lnX1 + b2lnX2 + b3lnX3 + b4lnX4+bnlnXn

Bentuk fungsi ini mempunyai sifat bahwa nilai elastisitas yang

diperoleh adalah sebesar nilai koefisien-koefisien regresi dari

variabel-variabel yang bersangkutan.

Berdasarkan berbagai uraian diatas maka dapat dibuat kerangka

(36)

commit to user

Gambar 2. Skema Kerangka Konseptual

Keterangan :

: variabel yang diamati : variabel yang tidak diamati

Estimasi Fungsi Permintaan Ikan Lele

Elastisitas permintaan ikan lele :

a) Elastisitas Pendapatan b) Elastisitas Harga c) Elastitas Silang Variabel :

Pendapatan per Kapita

Analisis Permintaan

Faktor Pendapatan

Permintaan Ikan Lele di Kabupaten Sukoharjo

Selera Faktor-faktor Preferensi

Sosial Ekonomi

Faktor Harga

Harga Barang itu sendiri

Harga Barang Lain

Variabel

-Subtitusi :

Harga Daging Ayam Ras, Ikan Nila Merah

-Komplementer :

Harga Beras Variabel :

(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

D. Hipotesis

1. Diduga variabel harga ikan lele dan beras berpengaruh secara negatif

sedangkan harga daging ayam ras, harga ikan nila merah, dan pendapatan

per kapita berpengaruh positif terhadap permintaan ikan lele di Kabupaten

Sukoharjo.

2. Diduga elastisitas harga ikan lele dan beras negatif, elastisitas silang

daging ayam ras dan ikan nila merah positif dan elastisitas pendapatan

positif.

E. Asumsi

1. Konsumen bertindak dan bersikap secara rasional dalam membelanjakan

dana yang dimilikinya dan mempunyai pengetahuan yang lengkap tentang

harga.

2. Selera dan preferensi konsumen tidak diteliti karena tidak dapat diukur

secara kuantitatif sehingga dianggap tetap.

3. Permintaan ikan lele tidak dipengaruhi oleh hal-hal khusus seperti hari

besar.

4. Harga barang terjadi pada pasar dengan persaingan sempurna.

5. Ikan lele yang dikonsumsi penduduk Sukoharjo seluruhnya berasal dari

pembelian.

6. Variabel-variabel lain di luar penelitian yang berpengaruh terhadap

permintaan ikan lele tercakup dalam eror.

F. Pembatasan Masalah

1. Data yang digunakan adalah data time series mulai dari tahun 1995 sampai

dengan tahun 2010

2. Permintaan ikan yang akan dikaji adalah permintaan ikan lele.

3. Permintaan yang dimaksud adalah permintaan ikan lele di Kabupaten

Sukoharjo secara agregat.

4. Penelitian ini hanya terbatas pada variabel yaitu harga ikan lele, harga

ikan nila merah, harga daging ayam ras, harga beras danpendapatan per

(38)

commit to user

5. Harga-harga diperhitungkan berdasarkan harga setempat pada tahun

penelitian yang kemudian dideflasikan.

6. Elastisitas permintaan ikan lele di Kabupaten Sukoharjo adalah elastisitas

harga, elastisitas pendapatan, serta elastisitas silang permintaan.

G. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Permintaan ikan lele adalah jumlah ikan lele yang dikonsumsi oleh

masyarakat Kabupaten Sukoharjo yang diukur dalam kilogram per tahun

(Kg/th).

2. Harga ikan lele adalah harga rata-rata ikan lele per tahun yang diukur

dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/kg).

3. Harga ikan nila merah adalah harga rata-rata ikan nila merah per tahun

yang diukur dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/kg).

4. Harga daging ayam ras adalah harga rata-rata daging ayam ras per tahun

yang diukur dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/kg).

5. Harga beras adalah harga rata-rata beras per tahun yang diukur dalam

satuan rupiah per kilogram (Rp/kg).

6. Angka Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah angka indeks yang

menggambarkan perubahanm harga sekeranjang barang atau jasa yang

dikonsumsi masyarakat secara umum guna mengukur perubahan

ekonomi.

7. Indeks harga pada tahun dasar adalah angka indeks yang terdapat pada

tahun dasar (2002). Angka indeks tahun dasar adalah 100.

8. Indeks harga pada tahun t adalah besarnya angka indeks pada tahun yang

bersangkutan.

9. Harga sebelum terdeflasi adalah besarnya harga pada tahun yang

bersangkutan.

10. Harga terdeflasi adalah besarnya perubahan harga-harga yang berlaku

jika dibandingkan dengan tahun dasar. Pendeflasian dilakukan untuk

menghilangkan pengaruh inflasi. Tahun dasar yang digunakan adalah

(39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

dimana kondisi perekonomian dalam keadaan stabil.Pengukurannya

adalah :

Px

IHKd

IHKt x Ps

Keterangan :

Px : Harga yang terdeflasi (Rp/Kg)

Ps : Harga sebelum terdeflasi (Rp/Kg)

IHKd : Indeks harga konsumen pada tahun dasar

IHKt : Indeks harga konsumen pada tahun t

(Sukirno, 2005)

11. Pendapatan per kapita adalah pendapatan per individu penduduk

Kabupaten Sukoharjo yaitu nilai Pendapatan Domestik Regional Bruto

(PDRB) per tahun, dibagi jumlah penduduk per tengah tahun yang diukur

dalam satuan rupiah per kapita (Rp/kapita).

12. Pendapatan riil adalah pendapatan yang terdeflasi yaitu besarnya

perubahan harga-harga yang berlaku jika dibandingkan dengan tahun

dasar. Pendapatan riil per kapita didapatkan dengan melakukan

pendeflasian terhadap PDRB per kapita tahun yang bersangkutan dengan

indeks implisit tahun dasar (2002=100). Pendapatan riil per kapita

dihitung dengan rumus :

Yx = 첨2.

첨2

Ys

Keterangan :

Yx : pendapatan terdeflasi

Ys : pendapatan sebelum terdeflasi

IYd : Indeks implisit PDRB pada tahun dasar

IYt : Indeks implisit PDRB pada tahun t

13. Indeks implisit PDRB adalah perbandingan PDRB atas dasar harga berlaku

(40)

commit to user

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif analisis dengan menggunakan data berkala (time series). Menurut

Nazir (2003), metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

kelompok manusia, suatu proyek, suatu set kondisi, suatu pemikiran, ataupun

suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Menurut Surakhmad (1994), tujuan penelitian deskriptif adalah

membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang

diselidiki. Analitis berarti data yang dikumpulkan mula-mula disusun,

dijelaskan dan kemudian dianalisis.

MenurutSoeratno dan Arsyad (1995), metode analitis bertujuan menguji

kebenaranhipotesis dan metode deskriptif bertujuan memperoleh deskripsi

yangterpercaya dan berguna.

B. Metode Penentuan Lokasi Penelitian

Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu

cara pemillihan lokasi penelitian dengan mempertimbangkan alasan yang

diketahui dari lokasi penelitian (Singarimbun dan Effendi, 1997). Lokasi

penelitian yang dipilih adalah Kabupaten Sukoharjo. Pertimbangan pemilihan,

karena Kabupaten Sukoharjo memiliki produksi perikanan kolam tertinggi

ketiga se-eks Karisidenan Surakarta, setelah Boyolali dan Klaten (BPS Jawa

Tengah, 2010).

Menurut Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Jawa Tengah (2009),

Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu sentra produksi ikan lele.

Kabupaten Sukoharjo tidak hanya memiliki potensi besar dalam produki ikan

lele namun juga memiliki potensi daya beli masyarakat yang tinggi. Tingginya

potensi daya beli masyarakat Kabupaten Sukoharjo ditunjukkan oleh

pendapatan per kapita tertinggi kedua se-eks Karisidenan Surakarta. Tabel 8

menampilkan pendapatan per kapita se-eks Karisidenan Surakarta.

(41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Tabel 8. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten atau Kota di Eks Karisidenan Surakarta Tahun 2010

Kabupaten/Kota PDRB per Kapita (Rp)

Boyolali 8.509.815,22

Klaten 9.975.148,80

Sukoharjo 11.724.476,73

Karanganyar 10.523.077,82

Wonogiri 5.184.844,37

Sragen 6.693.257,97

Surakarta 19.908.672,03

Sumber : BPS se-Eks Karisidenan Surakarta

Tabel 8 menunjukkan bahwa Kabupaten Sukoharjo memiliki

pendapatan per kapita tertinggi kedua setelah Kota Surakarta. Pendapatan per

kapita akan sangat berpengaruh terhadap permintaan di suatu daerah.

Pendapatan per kapita Kabupaten Sukoharjo yang lebih tinggi dibandingkan

kelima kabupaten lain, mengakibatkan potensi daya beli masyarakat untuk

kebutuhan pokok seperti makanan berprotein hewani juga akan lebih tinggi.

Berdasarkan pertimbangan potensi besar produksi ikan lele dan daya beli

masyarakat yang tinggi, Kabupaten Sukoharjo dipilih menjadi lokasi

penelitian.

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

data yang diperoleh dari instansi atau lembaga yang berhubungan dengan

penelitian. Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik, Sub Dinas Perikanan

serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sukoharjo. Data yang

diambil oleh peneliti adalahdata time series selama 16 tahun mulai dari tahun

1995-2010.

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data

perkembangan harga ikan lele, data perkembangan harga daging ayam

ras,data perkembangan harga beras, data pendapatan per kapita penduduk

(42)

commit to user D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara :

1. Pencatatan

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pencatatan yaitu

mencatat data yang ada di berbagai instansi yang terkait dengan penelitian

ini.

2. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan melakukan tanya

jawab langsung kepada sumber-sumber informan dari instansi yang terkait

dengan penelitian ini.

E. Penghitungan Indeks Harga Konsumen

Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo (2010),

penghitungan IHK dilakukan dengan cara :

Untuk tahun 1995-2001 atau sebelum tahun dasar

IHK

n

IHK n-1 x 100

IHK꾰x -Inflasi 꾰n

Untuk tahun 2003-2010 atau setelah tahun dasar

IHK

n

IHK꾰n 1 x 100

IHK꾰x Inflasi 꾰n

Keterangan :

IHK(x) : Indeks Harga Konsumen pada tahun dasar (2002); n=100

IHK (n) : Indeks Harga Konsumen pada tahun yang akan dicari

IHK(n-1) : Indeks Harga Konsumen pada tahun sebelumnya

IHK (n+1) : Indeks Harga Konsumen pada tahun berikutnya

F. Metode Analisis Data

1. Analisis Permintaan Ikan Lele

Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis hubungan antar

variabel berupa pendekatan teori ekonomi, teori statistik dan teori

(43)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

(time series analysis). Untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi permintaan ikan lele di Kabupaten Sukoharjo, dapat

dilakukan dengan analisis regresi menggunakan SPSS 17 for Windows.

Secara matematis permintaan ikan lele dapat dirumuskan sebagai berikut :

Ln Qd = ln b0 + b1 ln HIL + b2 lnHA + b3 lnHIN+b4ln HB+ b5 ln Y+ e

Keterangan:

Qd = pemintaan ikan lele (Kg)

b0 = konstanta

HIL = harga ikan lele (Rp/Kg)

HA = harga daging ayam ras (Rp/Kg)

HIN = harga ikan nila merah (Rp/Kg)

HB = harga beras (Rp/Kg)

Y = pendapatan per kapita (Rp)

e = variabel pengganggu

b1-5 = koefisien regresi

2. Pengujian Model

a. Uji R2adjusted ( 2)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui besarnya proporsi

pengaruhvariabel-variabel bebas terhadap permintaan ikan lele di

KabupatenSukoharjo. Nilai 2antara 0 sampai 1 (0 < 2≤ 1).

Semakin besar 2(mendekati 1) maka semakin baik hasil regresi

tersebut(semakin besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel tak

bebas).Semakin mendekati 0 maka variabel bebas secara

keseluruhan,semakin kurang dapat menjelaskan variabel tidak bebas

2

= 1− (1 – R2)

Keterangan : R2 = koefisien determinasi

N = jumlah observasi

K = jumlah variabel

b. Uji F

Uji F digunakan untukmengetahui pengaruh semua variabel bebas

(44)

commit to user

permintaan ikan lele)dengan tingkat kepercayaan 95 %. Rumus F hitung

adalah sebagai berikut :

beras, dan pendapatan per kapita) secara bersama-sama

berpengaruhnyata terhadap variasi variabel tidak bebas yaitu

jumlah permintaan ikan lele (Qd).

2) Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan H1ditolak berarti

semua variabel bebas (harga ikan lele, ikan nila merah, daging

ayam ras, beras dan pendapatan per kapita) secara bersama-sama

tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah permintaan ikan lele

(Qd).

c. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing

variabel bebas terhadap variasi variabel tidak bebas yaitu jumlah

permintaan ikan lele pada tingkat signifikansi (α) tertentu yaitu α= 5%.

Rumus t hitung adalah sebagai berikut :

Gambar

Tabel 23. Hasil Analisis Uji-t Masing-masing Variabel Bebas ........................  56
Tabel 1.  Pertumbuhan PDB Sub Sektor Pertanian 2005 – 2009 (persen)
Tabel 3.  Konsumsi Ikan per Kapita Secara Nasional, Kabupaten Sukoharjo
Tabel 5. Komposisi Zat Gizi Ikan Lele dalam 100 gram
+7

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu fungsi perangkat lunak ini adalah model stabilitas (SLOPE/W). SLOPE/W adalah komponen dari satu paket produk geoteknikal yang disebut GeoStudio. SLOPE/W

Hasil perhitungan stabilitas tembok penahan dengan dimensi tipe Gravitasi : Lebar atas (a) 0,300 m, lebar dasar fondasi (B) 2,363 m, tinggi tembok (H) 4,500 m, tebal dasar fondasi

Keputusan ini menunjukkan bahawa pencapaian dalam kemahiran membaca bagi sampel kumpulan eksperimen yang diajar menggunakan pendekatan masteri adalah lebih tinggi berbanding

Selain uji kuantitatif kadar lignin dilakukan pula uji histokimia lignin terhadap irisan melint- ang hipokotil bagian atas, tengah, dan bawah bibit sengon yang berasal dari

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai pada rumah sakit umum daerah lamaddukkelleng

Kualitas fisik, kimia dan sensoris susu pasteurisasi yang dibuat dengan menggunakan alat Padira lebih baik dibanding dengan Pasteurizer komersial, khususnya dilihat setelah

Strategi catatan terbimbing merupakan strategi yang menekankan pada peningkatan kemampuan dalam menangkap point-point penting dari teks lisan yang didengar

[r]