• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Dara Tri Muthiah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Dara Tri Muthiah"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk yang terlahir sebagai makhluk yang mempunyai banyak

potensi dalam dirinya, baik itu potensi akal, fisik, ataupun potensi psikis (afektif/ perasaan)

dan merupakan makhluk yang paling misterius yang artinya mengandung kerahasiaan yang

selamanya tidak akan terbuka secara tuntas, man the unknow kata Alexis Carel seorang

penerima nobel ilmu kedokteran.

Dalam perjalanan hidupnya manusia banyak sekali merekam pengalaman dalam

sepanjang hidupnya, baik atau buruknya pengalaman itu semua terekam dalam otak kita.

Dari pengalaman-pengalam itu ada sebagian orang yang belajar dari pengalaman tersebut

dan ada yang menjadi terpuruk dengan kejadian masa lalunya atau biasa kita sebut trauma.

Namun dari kesemuanya itu sebenarnya ada suatu hal akan akan dapat memotivasi manusia

untuk menyikapi semua permasalah, cobaan yang menimpa manusia. Suatu hal itu yang bisa kita sebut sebagai “makna hidup”. Dalam tulisan ini saya berusaha membahas apa itu makna kehidupan dalam paradigma ilmu psikologi.

Dalam logoterapi (masuk dalam aliran psikologi eksistensial humanistik) sebuah

aliran psikologi yang dirintis oleh Viktor Frankl ada tiga asas dalam aliran ini yang

merupakan pandangan tentang makna kehidupan. Pertama, bahwa hidup memiliki makna

(arti) dalam setiap situasi, bahkan dalam penderitaan dan kepedihan sekalipun. Makna

adalah sesuatu yang dirasa penting, benar dan berharga yang didambakan serta

memberikan nilai khusus seseorang dan layak dijadikan tujuan hidup. Dengan adanya

makna hidup ini maka manusia akan berusaha menemukan apa tujuan hidupnya, dengan ini

maka manusia akan merasa hidupnya penuh arti dan sangat berharga untuk diperjuangkan.

Sebenarnya makna hidup itu sendiri sudah ada didalam diri manusia dan terpatri didalamnya

baik dalam kondisi senang ataupun susah. Maka apakah kita sudah menemukan apa makna

(arti) kehidupan kita?

Kedua adalah setiap manusia memiliki kebebasan yang hampir tak terbatas untuk

menemukan sendiri makna hidupnya. Makna hidup dan sumber-sumbernya dapat ditemukan

dalam kehidupan itu sendiri, khususnya pada pekerjaan dan karya bakti yang dilakukan,

(2)

iman, cinta dan kasih. Makna hidup ada didalam diri kita dan disekitar kita, maka apa makna

hidup ini buat kita?

Ketiga setiap manusia memiliki kemampuan untuk mengambil sikap terhadap

penderitaan dan peristiwa tragis yang tidak dapat dielekkkan lagi yang menimpa diri sendiri

dan lingkungan sekitar, setelah upaya mengatasinya telah dilakukan secara optimal tetapi

tidak berhasil. Maksudnya jika kita tidak mungkin mengubah suatu keadaan tragis,

sebaiknya kita mengubah sikap atas keadaan itu agar kita tidak terhanyut secara negaif oleh

keadaan itu. Tentu saja dengan mengambil sikap tepat dan baik, yakni sikap yang

menimbulkan kebijakan pada diri sendiri dan orang lain serta sesuai dengan nilai-nilai

kemanusiaan dan norma-norma lingkungan yang berlaku.

Asas-asas ini hakikitnya merupakan inti dari setiap perjuangan hidup, yakni

mengusahakan agar hidupnya senantiasa berarti bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat dan

Agama. Dalam hal ini diakui adanya kebebasan (yang bertanggung jawab) untuk

mewujudkan hidup yang bermakna melalui pekerjaan, karya bakti, keyakinan dan harapan

(3)

BAB II

DASAR-DASAR LOGOTERAPI

A. BIOGRAFI

Viktor Emil Frankl lahir pada tanggal 26 Maret 1905 di Wina. Ayahnya Gabriel Frankl

adalah seorang yang bermotivasi dan berdisiplin tinggi dari Moravia, awalnya bekerja

sebagai pegawai stenografi pemerintah kemudian menjadi Direktur Kesejahteraan Sosial.

Ibunya, Elsa Frankl adalah seorang wanita Praha yang lembut, simpatik, dan sangat taat

beragama.

Di sekolah menengah, Frankl terlibat aktif dalam organisasi Buruh Sosialis Muda.

Ketertarikannya pada masalah kemanusiaan menggiringnya pada studi-studi psikologi. Dia

menamatkan sekolah menengah pada tahun 1925 dengan esai psikologi tentang

Schopenhauer yang dimuat dalam International Journal of Psychoanalysis. Sejak saat itu Frankl intens berkorespondensi dengan Sigmund Freud. Walaupun begitu, Frankl lebih

tertarik dengan teori Alfred Adler. Setahun kemudian dia menerbitkan artikel ‘Psychotheraphy and Weltanschauung’ dalam jurnal internasional psikologi individual milik Adler. Tahun berikutnya, Frankl mulai menggunakan istilah logoterapi dan membangun

teorinya sendiri. Ia mendapat pendidikan di Universitas Wina hingga menerima gelar Doktor

di bidang kedokteran (M. D.) pada tahun 1930 dan gelar Doktor di bidang filsafat (Ph.D.)

pada pada tahun 1949 dengan disertasi The Unconscious God yang menelaah hubungan psikologi dan agama.

Pada tahun 1942 hingga 1945, Frankl masuk kamp konsentrasi Jerman di Bohemia

lalu dipindahkan ke Auschwitz, tempat orangtua, saudara, istri, dan anaknya meninggal.

Pengalaman Frankl selama tiga tahun sebagai tawanan perang merupakan suatu

pengalaman yang mengerikan karena kekejaman, penganiayaan, kelaparan, dan

kemelaratan. Walau lolos dari pembunuhan yang teratur dan efisien yang melenyapkan

enam juta orang Yahudi, tubuh dan jiwanya menahan penderitaan yang tidak dapat

diungkapkan dengan kata-kata. Saat itu ia kehilangan semua anggota keluarga kecuali

seorang saudarinya. Cobaan ini menguatkan kepercayaannya tentang kapasitas manusia

untuk menemukan arti dan makna kehidupan dalam menghadapi penderitaan yang luar

(4)

B. TEORI

Teori dan terapi Victor Frankl lahir dari pengalamannya selama menjadi tawanan di

kamp konsentrasi Jerman. Dia menganggap bahwa mereka yang tetap berharap bisa

bersatu dengan orang-orang yang dicintai, memiliki sesuatu yang perlu dituntaskan di masa

depan, dan yang memiliki keyakinan kuat, ternyata punya kesempatan yang lebih banyak

dibandingkan mereka yang tidak punya harapan. Sumber utama motivasi manusia adalah

kehendak untuk makna. Frankl juga menyatakan kita terlalu terfokus pada psikoanalis dalam

psikologi tradisional yang menganggap manusia selalu berusaha mengatasi dan mengurangi

ketegangan psikologis mereka. Menurut Frankl, ketegangan justru menjadi unsur penting

bagi keseimbangan dan kesehatan jiwa, setidaknya jika ketegangan itu memiliki arti

tersendiri bagi seseorang. Ketegangan tetap diinginkan seseorang ketika ia berusaha

mencapai tujuan.

 HATI NURANI

Menurut Frankl hati nurani adalah spiritualitas alam tidak sadar yang sangat berbeda

dari insting tidak sadar Freud. Hati nurani merupakan inti dari keberadaan manusia dan

merupakan sumber integritas personal bukan sekadar faktor di antara berbagai macam

faktor . Hati nurani ialah sesuatu yang bersifat intuitif, pribadi, tidaK bisa direduksi menjadi sebatas ‘hukum universal’, lebih sensitif dibanding kesensitivan rasio, serta memberi makna pada hidup yang kita jalani.

 MENEMUKAN MAKNA HIDUP

Makna hidup seharusnya ditemukan bukan diberikan oleh pihak lain. Seperti

keimanan, harapan, dan cinta, makna kehidupan memiliki realitas sendiri, bukanlah citraan

yang diciptakan imajinasi kita, artinya tidak terikat dengan pikiran kita maupun nilai-nilai

masyarakat. Frankl menawarkan pada kita tiga pendekatan untuk menemukan makna hidup.

Pendekatan pertama adalah melalui nilai-nilai pengalaman yakni dengan cara

memperoleh pengalaman yang bernilai bagi kita tentang sesuatu atau seseorang. Contoh

terbaik nilai-nilai pengalaman adalah perasaan cinta kepada orang lain. Kita membiarkan

kekasih kita menemukan makna dan arti diri kita. Sebaliknya kita pun akan menemukan

makna dan arti kehadirannya bagi kita. Cinta adalah kesadaran kita akan keunikan yang

dimiliki orang lain sebagai seorang individu dan secara intuitif mamahami potensi-potensinya

(5)

Pendekatan kedua untuk menemukan makna hidup adalah melalui nilai-nilai kreatif,

yaitu dengan bertindak. Ini merupakan ide eksistensial tradisional, yaitu menemukan makna

hidup dengan cara terlibat dalam sebuah proyek khususnya proyek yang berharga dalam

kehidupan. Hal ini mencakup kreativitas-kreativitas seni, musik, menulis, penemuan ilmiah,

penemuan teknologi, dan sebagainya. Frankl menganggap kreativitas seperti halnya cinta

sebagai salah satu fungsi alam tidak sadar spiritual, yakni hati nurani. Keirasionalan proses

terciptanya karya seni sama halnya dengan intuisi yang membimbing kita menentukan mana

yang baik dan mana yang buruk.

Adapun pendekatan ketiga adalah nilai-nilai atitudinal. Nilai-nilai ini mencakup

kebaikan-kebaikan seperti kasih sayang, keberanian, selera humor yang baik, dan

sejenisnya. Namun, contoh yang sering dipakai Frankl adalah penemuan makna kehidupan

yang dicapai melalui penderitaan. Frankl mencontohkan kliennya yang menangisi kematian istrinya. Pemikiran bahwa penderitan yang kita alami merupakan pengorbanan untuk orang

yang kita cintai agar dia terhindar dari kesedihan apabila kitalah yang meninggalkannya.

Dengan demikian, kesedihan yang terasa karena kematian orang terkasih menjadi bermakna

serta menumbuhkan keberanian dalam menghadapinya. Penderitaan dirasakan sebagai

sesuatu yang positif, dengan makna penderitaan bisa dihadapi dengan ketegaran.

 TRANSENDENSI

Nilai-nilai pengalaman, kreativitas, dan atitudinal kemudian disebut Frankl sebagai

bagian permukaan dari hal yang lebih fundamental. Hal yang lebih fundamental ini disebut

oleh Frankl sebagai supramakna atau transendensi. Supramakna adalah ide bahwa hidup

pasti memiliki makna hakiki, maknaya yang tidak tergantung pada makna lain, pada

benda-benda atau pada ketegaran. Makna ini merujuk pada Tuhan atau makna spiritual. Tuhan

yang dimaksud Frankl bukanlah Tuhan bagi suatu kelompok atau agama melainkan Tuhan

yang ada dalam batin setiap manusia. Manusia perlu belajar meningkatkan kemampuan dan

potensinya untuk mendapatkan kebermaknaan hakiki ini.

Frankl menambahkan, penderitaan, siksaan-siksaan fisik, dan kehidupan primitif

seperti yang berlaku di kamp konsentrasi, tetaplah membuka kemungkinan untuk

memperdalam kehidupan spiritual. Mereka yang menjalani kehidupan spiritual seperti ini

mampu mengatasi keadaan mengerikan di sekeliling mereka dan bisa menjalani kehidupan

(6)

 KEVAKUMAN EKSISTENSIAL

Pencarian makna hidup ini bisa saja berakhir dengan keputusasaan. Banyak orang

masa sekarang yang merasa hidupnya hampa, tidak bermakna, tanpa arah, tanpa tujuan,

dan seterusnya. Mereka mencoba mengatasinya dengan perilaku aneh-aneh yang justru

menyakiti diri sendiri, orang lain, atau masyarakat. Kehampaan merupakan

ketidakbermaknaan dalam kehidupan kita. Inilah yang dikatakan Frankl sebagai kevakuman

eksistensial, contohnya adalah rasa bosan. Kita mencoba mengisi kevakuman eksistensial

dengan kesenangan, makan melebihi kewajaran, seks bebas, menjalani hidup glamor,

berburu kekuasaan, kemuakan dan kebencian, serta menghabiskan waktu dengan

menghancurkan apa yang menrut kita mengganggu. Kita juga mungkin mengisinya dengan

lingkaran neurosis seperti terobsesi dengan kesehatan dan kebersihan.

Lingkaran neurosis ini didasarkan pada :

a. Kecemasan antisipitori

Kecemasan antisipitori menyebabkan apa yang ditakuti menjadi kenyataan. Misalnya,

jika Anda sangat takut mendapat nilai jelek dalam ujian, maka ketakutan itulah yang

menyebabkan Anda tidak bisa mengerjakan ujian dengan baik.

b. Hiperintensi

yaitu usaha yang terlalu keras yang justru menghalangi anda sampai pada apa yang

anda usahakan itu sendiri. Contohnya seseorang yang mengalami insomnia,ia

memaksakan diri untuk tidur dengan menerapkan berbagai cara yang ditawarkan

majalah, buku, iklan,dan sebagainya. Usaha-usaha itulah yang justru menghalangi

tidur itu sendiri.

c. Hiperrefleksi

merupakan pikiran yang terlalu keras sehingga kadang kita berharap sesuatu bisa

terjadi dan kemudian benar-benar terjadi. Hal ini dikarenakan kejadian itu sangat

terkait dengan keyakinan atau sikap individu. Frankl mencontohkan wanita yang

memiliki pengalaman seksual di masa kecil. Kemudian ia tumbuh sebagai wanita

yang berkepribadian sehat dan kuat. Saat ia mengetahui dalam literatur psikologi

bahwa seseorang yang memiliki pengalaman seksual buruk di masa kecil akan

mendapat kesulitan saat berhubungan seksual, ia mendapat masalah kepribadian

karena terlalu memikirkan mengapa itu terjadi menurut psikologi.

(7)

Kehampaan bisa juga terbentuk akibat carut-marutnya politik-ekonomi sekarang.

Kita seolah terperangkap dalam kungkungan kebudayaan konsumtif Barat, totalitarianism

komunisme, fasisme, atau paham teokratis. Frankl merujuk pada suatu riset bahwa terdapat

kaitan erat antara ketidakbermaknan –diuji berdasar tes ‘tujuan hidup’– dengan perilaku menyimpang seperti kekerasan, kriminalitas, dan penyalahgunaan narkoba.

C. PSIKOPATOLOGI

Frankl memperinci asal mula berbagai bentuk psikopatologi. Contohnya neurosis

kecemasan seperti fobia, agorafobia, dan demam panggung, berawal dari kecemasan

eksistensial. Individu tersebut sebenarnya merasa tidak mampu memikul tanggung jawab

dan tidak menemukan makna kehidupan. Rasa cemas ini digunakan dalam menjelaskan

mengapa hidupnya tidak nyaman dan saat menghadapi kesulitan.

Cara kerja gangguan obsesif-kompulsif dapat dikatakan sama. Individu tidak memiliki

rasa puas sebagaimana orang biasa serta menuntut kepastian dan kesempurnaan. Karena

kesempurnaan adalah hal yang mustahil, ia akan mengalihkan perhatiannya pada hal-hal

tertentu.

Depresi dipandang Frankl dari sisi spiritual sebagai ketegangan antara seseorang

sebagaimana adanya dengan bagaimana dia seharusnya. Tujuan pribadi yang seharusnya ia

raih seolah berada di luar batas kemampuannya sehingga ia merasa hilang harapan untuk

masa depannya.Setelah itu ia curiga pada dirinya sendiri, orang lain bahkan seluruh umat

manusia.

Skizofrenia terjadi karena adanya kecenderungan untuk terlalu mengawasi diri

sendiri sehingga seolah ada pemisahan yang tegas antara diri sebagai pengamat dengan diri

sebagai objek yang diamati. Diri yang mengamati dalam keadaan kosong hamper tidak

nyata sedangkan diri yang diamati terlihat sebagai makhluk asing.

D. TERAPI

Logoterapi berasal dari kata Yunani logos yang memiliki dua arti. Pertama, berarti semangat dan kedua adalah meaning yaitu nilai hidup sebagai manusia. Logoterapi menyajikan pendekatan positif bagi mereka yang mengalami gangguan mental. Hal penting

dari logoterapi adalah kita menerima tanggung jawab dan berusaha untuk menemukan arti

(8)

1. Freedom of Will

Bebas mengambil sikap tidak hanya untuk menghadapi dunia tetapi juga untuk diri

sendiri.

2. Will-to-Meaning

Dorongan kemauan dasar yang berjuang untuk mencapai arti hidup yang lebih tinggi

agar eksis di dunia. Hal ini muncul dari keinginan pembawaan dasar manusia untuk

memberi sebanyak mungkin nilai dalam dirinya untuk mengaktualisasikan diri.

3. The Meaning of Life

Hidup bukan untuk dipertanyakan tetapi untuk direspons dalam bentuk tindakan

karena kita semua bertanggung jawab untuk suatu hidup.

 TEKNIK TERAPI

Macam-macam teknik terapi yaitu:

1. Intensi paradoksal

Ialah memunculkan keinginan terhadap hal yang ditakuti. Contohnya seseorang yang

selalu gugup ketika bergaul dengan orang banyak disuruh oleh Frankl untuk

menginginkan kegugupan itu. Pemuda tersebut yang biasanya diserang gugup

selama seperempat jam diminta untuk gugup selama tiga jam. Tentu saja orang itu

tidak mampu memenuhi waktu tiga jam tersebut. Perintah ini berhasil memutus

lingkaran neurotis.

Contoh lain ialah masalah sulit tidur. Menurut Frankl, Anda seharusnya tidak

berusaha untuk tidur tetapi berusaha terjaga selama mungkin. Setelah itu Anda baru

merasakan kekuatan yang mendorong Anda untuk terlelap.

2. Derefleksi

Frankl yakin bahwa sebagian besar persoalan kejiwaan berawal dari perhatian yang

terlalu terfokus pada diri sendiri. Dengan mengalihkan perhatian dari diri sendiri

kepada orang lain atau mencoba tidak memperhatikannya sama sekali, persoalan

tersebut akan hilang dengan sendirinya. Misalnya jika Anda mengalami masalah

seksual, cobalah memuaskan pasangan Anda tanpa memperdulikan kepuasan sendiri

atau cobalah untuk tidak memuaskan siapapun, baik diri sendiri maupun pasangan

(9)

Meskipun teknik-teknik tadi sangat menarik, Frankl tetap menegaskan bahwa yang

dihadapi manusia sekarang adalah persoalan pencarian makna kehidupan. Eksistensi

manusia setidaknya manusia yang tidak mengalami gangguan neurotic, selalu mengarah

pada satu hal yaitu bentuk makna yang ingin dilakoni. Frankl menyebut hal ini sebagai

(10)

BAB III

LOGOTERAPI SEBAGAI METODE TERAPI

A.

LOGOTERAPI ASAS, METODE, DAN APLIKASI KLINIS

Logoterapi adalah suatu corak psikoterapi yang dirintis oleh Viktor Emille Frankl.

Logos menurut bahasa Yunani berarti makna dan kerohanian, logoterapi secara umum

dapat digambarkan sebagai corak psikologi yang mengakui adanya dimensi kerohanian pada

manusia disamping dimensi ragawi dan kejiwaan serta beranggapan bahwa hasrat ntuk

hidup bermakna merupakan motivasi utama manusia guna meraih taraf kehidupan yang

bermakna dengan jalan menemukan dan mengembangkan makna hidup. Sekalipun pada

awalnya logoterapi lebih merupakan metode psikoterapi praktis tetapi selanjutnya logoterapi

sendiri filsafat manusia, teori kepribadian, teori psikopatologi dan metode pengembangan

pribadi menuju kualitas hidup yang bermakna. Saat ini logoterapi merupakan salah satu pilar

psikologi dan psikiatri modern yang juga diamalkan dalam dunia pendidikan. Di lingkungan

psikoterapi, logoterapi mendapat julukan kehormatan The Third Viennese School of Psychotherapy karena dianggap aliran yang mapan setelah psikoanalisis dan psikologi individual yang secara historis tumbuh dari kota yang sama yaitu Wina, Austria.

Logoterapi diantara Aliran-Aliran Psikologi Lainnya

Dewasa ini ada tiga aliran besar dalam psikologi, yaitu psikoanalisis, psikologi

perilaku dan psikologi humanistik yang maing-masing memilki asas dan teori sendiri serta

mengembangkan metode psikoterapi masing-masing. Di sini akan dibahas beberapa

perbedaan antara logoterapi dengan psikoanalisis dan terapi perilaku pada landasan

konseptual serta pendekatan dan metode terapinya.

1. Perbedaan antara logoterapi dengan psikoanalisis

Perbedaannya antara lain meliputi:

Pertama pengakuan pada srata kesadaran manusia dan diperluas dengan dimensi

(11)

dan tidak dapat ditembus diantara keduanya sehingga seakan-akan dibatasi dengan batas

ketat yang tak mungkin bercampur.

Kedua, kualitas-kualitas kemanusiaan seperti cinta kasih, keindahan, keagamaan,

tanggung jawab, pemahaman dan pengembangan pribadi, humor dan transendensi diri

tidak direduksikan pada taraf insting seperti halnya psikoanalisis tetapi dalam logoterapi

dianggap terpatri pada eksistensi manusia sebagai makhluk bermartabat

Ketiga, logoterapi berpandangan bahwa manusia dengan kemauan dan kesadaran

dirinya mampu melepaskan diri dari berbagai pengaruh lingkungan dan

kecenderungan-kecenderungan tertentu dalam dirinya. Ini berbada dari sifat deterministis psikoanalisis yang

menganggap bahwa manusia sejak awal kehidupannya telah ditetapkan pola dan corak

kepribadiannya. Dalam hal ini logoterapi memandang manusia sebagai makhluk yang

mampu menentukan dan bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri.

Keempat, logoterapi mengemukakan hasrat untuk hidup bermakna sebagai motivasi

dasar manusia. Ini berbeda dengan pandangan Freud mengenai hasrat untuk kenikmatan

dan hasrat akan kekuasaan dari Alfred Adler sebagai motivasi utama manusia. Dalam

logoterapi, hasrat kenikmatan merupakan salah satu hasil sampingan dari hasrat untuk

hidup bermakna sedangkan hasrat akan kekuasaan sebagai salah satu sarana untuk

memenuhi hasrat untuk hidup bermakna.

Kelima, psikoanalisis banyak menggunakan introspeksi dan retrospeksi atas

pengalaman masa lalu sedangkan logoterapi sangat sedikit menggunakan kedua metode itu.

Sebaliknya logoterapi lebih memusatkan pada masa mendatang, kewajiban-kewajiban

pribadi dan sosial serta makna hidup yang harus dipenuhi.

Keenam, logoterapi tak menunjang dan tak melibatkan diri dengan lingkaran sebab

akibat yang tidak ada akhirnya. Tidak seperti psikoanalisis yang mempertahankan lingkaran

kausalitas namun dalam logoterapi justru “digunting” dengan menerapkan teknik-teknik logoterapi seperti teknik wawancara.

Secara umum dapat dikatakan bahwa dalam logiterapi, perhatian klien benar-benar

dihadapkan dan difokuskan pada makna, tujuan, dan kewajiban-kewajiban hidupnya.

2. Perbedaan antara logoterapi dengan Psikologi Perilaku

Perbedaannya terutama terletak pada landasan terapi, dan cara-cara mencapainya.

(12)

taraf kognitif, afektif dan psikomotor bersumber pada interaksi antar individu dengan

lingkungannya melalui proses pembiasaan dan belajar. Dalam hal ini, bagaimanapun ragam

model pendekatan atau modifikasi perilaku, mulai dari model klasik (Pavlov) sampai dengan

model kognitif yang mutakhir dan lebih majemuk (Bandura) tetap berdasarkan pada unsur

lingkungan dan corak reaksi individu terhadap perubahan lingkungan. Dengan demikian,

pada prinsipnya proses pengubahan perilaku dicapai melalui metode dan teknik-teknik

perubahan lingkungan dan perangsangan dari luar yang sengaja dirancang untuk

menimbulkan pola-pola perilaku yang diinginkan.

Perbedaan wawasan atas hubungan antara manusia dengan lingkungan

mengakibatkan munculnya perbedaan dalam landasan dan sasaran terapi antara logoterapi

dengan terapi perilaku walaupun mungkin keduanya menunjukkan kemiripan dalam

pelaksanaannya.

Logoterapi: Metode dan Aplikasi Klinis

Logoterapi tidak hanya mengemukakan asas-asas filsafat manusia yang bercorak

humanistic eksistensial tetapi juga mengembangkan metode dan teknik-teknik terapi untuk

mengatasi gangguan-gangguan neurosis somatogenetik, neurosis psikogenik, dan neurosis

noogenik. Untuk neurosis somatogenik, yakni gangguan-gangguan perasaan yang berkaitan

dengan hendaya ragawi yang kemudian dikembangkan dengan teknik Medical Ministry, sedangkan untuk neurosis psikogenik yang bersumber dari hambatan-hambatan emosional

dikembangkan teknik Paradoxical intention dan Dereflection, lalu neurosis noogenukyakni gangguan neurosis yang disebabkan tidak terpenuhinya hasrat untuk hidup bersama yang

kemudian dikembangkan dengan teknik Existential Analysis. Anticipatory Anxiety

Untuk memahami teknik-teknik Paradoxical Intention dan Dereflection, perlu dibahas lebih dulu suatu fenomena klinis yang disebut Anticipatory Anxiety yakni rasa cemas akan

munculnya suatu gejala patologis tertentu yang justru benar-benar memunculkan apa yang

benar-benar diemaskannya itu dan tercetusnya gejala tersebut akan meningkatkan

intensitas kecemasan.

Terhadap anticipatory anxiety biasanya para penderita mengembangkan tiga pola

(13)

Paradoxical Intention

Teknik Paradoxical Intention pada dasarnya memanfaatkan kemampuan mengambil jarak dan kemampuan mengambil sikap terhadap kondisi diri sendiri dan lingkungan. Teknik

ini juga memanfaatkan salah satu kualitas manusia lainnya yaitu rasa humor. Pemanfaatan

rasa humor ini diharapkan dapat membantu pasien untuk tidak lagi memandang

gangguan-gangguan sebagai sesuatu yang menakutkan tetapi berubah menjadi sesuatu yang ringan

bahkan lucu.

Teknik Paradoxical Intention memiliki keterbatasan yaitu sulit dilakukan bagi pasien yang kurang memiliki rasa humor. Selain itu teknik ini memiliki kontra indikasi dengan kasus

depresi dengan kecenderungan bunuh diri.

Dereflection

Dereflection adalah kemampuan untuk membebaskan diri serta tidak memperhatikan lagi kondisi yang tidak nyaman lalu lebih mencurahkan perhatian pada

hal-hal yang lebih positif dan bermanfaat. Gejala hyper-intention dan hyper-reflection akan menghilang apabila kita berusaha mengabaikan keluhan, memandangnya secara ringan

kemudian mengalihkan perhatian pada hal-hal yang lebih bermanfaat. Selain itu, akan

terjadi perubahan sikap yaitu, dari yang semula terlalu memperhatikan diri (self-concerned) menjadi berkomitmen terhadap sesuatu yang penting baginya (self-commitment). Misalnya penderita insomnia yang sangat menginginkan tidur menghentikan usaha-usaha untuk bisa

tidur dan justru melakukan suatu kegiatan yang mencegahnya untuk tidur.

Medical Ministry

Berbagai pengalaman tragis sering tak terhindarkan dalam kehidupan manusia.

Logoterapi mengarahkan penderita untuk berusaha mengembangkan sikap (attitude) yang tepat dan positif terhadap kondisi tragis tersebut. Medical Ministry ialah perwujudan dari nilai-nilai bersikap (attitudinal values) sebagai salah satu sumber makna hidup sehingga seseorang dapat menemukan makna dari berbagai penderitaannya. Metode ini diterapkan

untuk gangguan somatogenik seperti depresi juga untuk kasus nonmedis seperti PHK dan

perceraian.

Existential Analysis

Terapis menggunakan metode ini untuk membantu mereka yang mengalami

kehampaan hidup agar bisa menemukan sendiri makna hidup dan bias menetapkan tujuan

(14)

terhadap berbagai nilai sebagai sumber makna hidup yaitu, nilai kreatif, nilai penghayatan,

dan nilai bersikap. Mereka juga menyadarkan penderita terhadap tanggung jawab pribadi

individu untuk keluar dari kondisi kehampaan hidup. Makna hidup individu ini kemudian

harus ditemukan sendiri oleh penderita.

Elisabeth Lukas (dalam Logotherapy in Action, 1979) menjabarkan empat langkah dalam

logoterapi yaitu :

1. Distance from symptoms (mengambil jarak atas simtom)

Membantu menyadarkan pasien bahwa simtom tidak benar-benar identik dengan

kehidupannya melainkan semata-mata kondisi yang ada dan benar-benar dapat

dikendalikan.

2. Modification of attitude (modifikasi sikap)

Membantu pasien mendapatkan pandangan baru kemudian membawa pandangan

baru tersebut terhadap diri sendiri dan kondisinya.

3. Reducing symptoms (mengurangi simtom)

Menghilangkan atau setidaknya mengurangi dan mengendalikan simtom.

4. Orientation toward meaning (orientasi terhadap makna)

Membahas nilai-nilai dan makna hidup yang ada dalam kehidupan pasien. Terapis

membantu memperdalam, memperluas, dan menjabarkannya menjadi tujuan yang

(15)

BAB IV

PENUTUP

Penderitaan adalah bagian yang terpisahkan dari kehidupan manusia terkait dengan

peristiwa-peristiwa tragis. Victor Frankl menamakan sumber-sumber dari peristiwa tragis itu

dengan the tragic triads of human existence yaitu, sakit dan penyakit, salah dan dosa, serta kematian dan ditinggal mati.

Logoterapi berusaha membantu penderita meraih kehidupan bermakna dari

penderitaannya dengan cara memanfaatkan kualitas-kualitas manusia sendiri yang

bersumber dari dimensi spiritual. Setiap manusia terlepas dari ras, jenis kelamin, dan

keyakinannya, memiliki daya kerohanian yang luar biasa tetapi terkadang kurang disadari,

terhambat, dan tidak terwujudkan. Potensi-potensi ini sebenarnya dapat terwujud karena

adanya hasrat untuk hidup bermakna (the will of meaning) dan karena manusia memiliki kemampuan untuk memilih dan menentukan apa yang terbaik bagi dirinya (the self-determining being).

Logoterapi mengandung teknik terapi paradoxical intention, dereflection, medical ministry, dan existential analysis. Terapi-terapi ini bertujuan membantu individu mewujudkan potensi diri serta menghilangkan kendala dan kelemahan pribadi yang

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Bastaman, H.D. 2007.

Logoterapi Psikologi Untuk Menemukan Makna Hidup Dan Meraih

Hidup Bermakna.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Boeree, Dr.C George. 2007.

Personality Theories

. Yogyakarta : Pris Masophie

Naisaban, Ladislaus. 2004.

Para Psikolog Terkemuka

. Jakarta : Gramedia

(17)

LOGOTERAPI

Disusun Guna Pengganti Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Psikoterapi

Disusun oleh :

Dara Tri Muthiah

15010111140121

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penilaian konsumen terhadap pelaksanaan bauran pemasaran dan implikasi strateginya pada masa yang akan datang di Bali

Komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata yang berarti sama. Maka komunikasi akan terjadi

dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2012:6). Penelitian yang telah dilakukan ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan etnomatematika pada proses

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa: kecernaan bahan kering dan bahan organik relatif sama antara rumput kumpai segar dengan rumput

Melihat secara langsung terhadap penerapan keterampilan guru dalam mengelola kelas dan faktor yang mempengaruhinya pada pembelajaran Al- Qur’an Hadits di Madrasah

kelengkapan lainnya, komunitas SBY memiliki para donator yang sifatnya tetap dan banyak pihak yang mendukung kegiatan bagi- bagi nasi kota dijalankan, sehingga

Tempat pertunjukan musik mi dirancang dengan memanfaatkan elemen air dengan tujuan untuk mendekatkan suasana pada alam, juga sebagai tempat tertentu

Gerakan Kampung Panca Tertib tepat apabila ditangani oleh Satpol PP Kota Yogyakarta. Hal ini karena tugas pokok Satpol PP Kota Yogyakarta adalah sebagai pembantu pemerintah