• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI METODE SPREAD SPECTRUM DALAM STEGANOGRAFI PADA FILE MP3 BERBASIS ANDROID

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IMPLEMENTASI METODE SPREAD SPECTRUM DALAM STEGANOGRAFI PADA FILE MP3 BERBASIS ANDROID"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN: 2502-8928 (Online) Vol.2, No.1, Jan-Jun 2016, pp. 1-6  127

Received June 1st,2012; Revised June 25th, 2012; Accepted July 10th, 2012

IMPLEMENTASI METODE

SPREAD SPECTRUM

DALAM

STEGANOGRAFI

PADA FILE MP3 BERBASIS

ANDROID

Azkar Kumala*1, Bambang Pramono2, Rahmat Ramadhan3

*1,2,3

Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo, Kendari e-mail : *1azkar.kjaya@gmail.com, 2bambangpramono09@gmail.com,

3

rahmat.ramadhan@innov.center.org

Abstrak

Kerahasiaan dan kepemilikan data saat ini menjadi rentan terhadap gangguan. Mulai dari data pribadi, data organisasi sampai data negara yang sangat rahasia Keamanan menjadi sangat menjadi penting apabila informasi dokumen yang dikirimkan merupakan informasi yang bersifat rahasia. Maka dari itu, dibutuhkan suatu cara agar keamanan dari pengiriman informasi tersebut terjamin, salah satunya adalah dengan Steganografi.

Kata kunci—Steganografi, Spread Spectrum, MP3, Android. Abstract

Secrecy and ownership of the data is currently susceptible to disruption. Starting from personal data, organizational data to highly confidential state data Security becomes very important if the document information submitted is confidential information. Therefore, it takes a way for the security of the delivery of information is guaranteed, one of which is with Steganografi.

Keywords Steganografi, Spread Spectrum, MP3, Android.

1. PENDAHULUAN

teganografi adalah teknik penyembunyian informasi ke dalam sebuah wadah (media) sehingga data yang disembunyikan sulit dikenali oleh indra manusia. Teknik tersebut membuat orang lain tidak sadar bahwa ada informasi penting yang kita kirimkan tersembunyi di dalam media lain, seperti citra, audio, maupun video.

Steganografi biasanya sering disalahartikan dengan kriptografi karena keduanya sama-sama bertujuan untuk melindungi informasi yang berharga [1].

Steganografi biasanya sering disalahartikan dengan kriptografi karena keduanya sama-sama bertujuan untuk melindungi informasi yang berharga. Perbedaan yang mendasar antara keduanya yaitu steganografi berhubungan dengan informasi tersembunyi sehingga tampak seperti tidak ada informasi tersembunyi sama sekali. Seandainya informasi yang telah disembunyikan pada suatu media tersebut pun

dicuri, oknum pencuri tersebut belum tentu bisa mengetahui informasi yang ada di dalamnya, karena ada sandi (key) untuk bisa membuka informasi yang terkandung dalam media informasi tersebut. Sandi tersebut hanya diketahui oleh pengirim dan penerima. Salah satu metode steganografi adalah Spread Spectrum. Metode spread Spectrum

mentransmisikan sebuah sinyal pita informasi yang sempit ke dalam sebuah kanal pita lebar dengan penyebaran frekuensi. Penyebaran frekuensi sendiri berfungsi menambah tingkat redundansi. Dengan menambah tingkat redundansi maka kode tidak mudah dipecahkan.

2. METODE PENELITIAN 2.1 Steganografi

(2)

IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page eksistensi pesan tetap ada, sedangkan

steganografi menutupi keberadaan pesan. Steganografi dapat dipandang sebagai kelanjutan dari kriptografi. Dalam prakteknya, pesan diacak terlebih dahulu, kemudian disembunyikan di dalam media lain sehingga pihak ketiga tidak menyadari keberadaan pesan [2].

2.2 Spread Spectrum

Spread spectrum merupakan bagian dari teknik dalam ranah transform watermark di bidang steganografi. Spread spectrum

merupakan sebuah teknik penransmisian dengan menggunakan pseudo-noise code, yang independen terhadap data informasi, sebagai modulator bentuk gelombang untuk menyebarkan energi sinyal dalam sebuah jalur komunikasi (bandwidth) yang lebih besar daripada sinyal jalur komunikasi informasi. Oleh penerima, sinyal dikumpulkan kembali menggunakan replika pseudo-noise code

tersinkronisasi [3].

Teknik dasar Spread Spectrum

dirancang untuk mengenkripsi aliran informasi dengan menyebarkan (spreading) seluruh data terenkripsi ke dalam spektrum frekuensi yange memungkinkan, sehingga dapat melakukan penerimaan sinyal, meskipun terdapat gangguan pada beberapa frekuensi. Jadi, memungkinkan beberapa user menggunakan

bandwidth yang sama pada wktu yang sama tanpa terjadi interfensi satu sama lain. Ternyata banyak Teknik Spread Spectrum

yang dapat beradaptasi dengan baik menyembunyikan data dalam sinyal audio, karena data yang akan disembunyikan mampu bertahan terhadap operasi-operasi seperti kompresi dan cropping jika menggunakan Teknik ini. Teknik yang berbasis pita lebar

Spread Spectrum, yang membuat sedikit modifikasi pada beberapa bit untuk melakukan

hidden data lebih kuat terhadap operasi-operasi yang ada. Hal-hal inilah yang membuat teknologi Spread Spectrum memiliki kelebihan dibandingkan teknologi steganografi lainnya.

Proses Steganografi dengan menggunakan teknik Spread Spectrum terdiri dari :

1. Misalkan A sebagai informasi yang akan disisipkan ke dalam cover object

A = {ai | ai {-1 , 1 }} (1)

2. Setiap bit dari ai kemudian disebar dengan factor cr (chipper rate) untuk mendapatkan urutan bit yang tersebar sesuai dengan factor cr.

B = {bi | bi=aj, j * cr i < (j + 1) * cr } (2)

3. Urutan bit tersebar kemudian dimodulasi dengan urutan Pseudonoise biner.

P = {pi | pi {-1 , 1 }} (3)

4. Hasil dari modulasi inilah yang akan disisipkan pada audio cover yang berupa MP3.

Untuk melakukan proses ekstraksi penerima harus memiliki pseudonoise dan factor cr yang sama pada saat proses penyisipan, proses ekstraksi merupakan kebalikan dari proses penyisipan pesan.

Kemudian dilakukan proses PNRG (Pseudorandom Number Generator) atau dalam bahasa Indonesia yaitu Pembangkit Bilangan Acak Semu. Proses ini adalah algoritma yang membangkitkan sebuah deret bilangan yang tidak benar-benar acak. Keluaran dari pembangkit bilangan sacak semu hanya mendekati beberapa sifat-sifat yang dimiliki bilangan acak. Beberapa teknik steganografi memerlukan bilangan acak sebagai parameter masukannya. Walaupun terlihat sederhana untuk mendapatkan bilangan acak, tetapi diperlukan analisis matematika yang teliti untuk membangkitkan bilangan seacak mungkin.

Pembangkitan bilangan acak semu dapat dilakukan menggunakan algoritma Linear Concruential Generator (LCG), yang menghasilkan urutan pseurandom number menggunakan Persamaan (4).

Zi = (aZi-1 + c) mod m (4)

dimana :

m : modulus Z0 : bilangan awal

Zi : bilangan bulat positif ke-i a : bilangan pengali

c : bilangan penambah

(3)

bilangan dihasilkan, seolah-olah bilangan ini membentuk urutan independen dari variable acak U (0,1). Nmun, hal yang terpenting untuk dilakukan yaitu, m dan Z0 telah dipilih dengan baik. Untuk memulai bilangan acak ini dibutuhkan sebuah bilangan bulat positif Z0, yang dijadikan sebagai nilai awal. Bilangan acak pertama yang dihasilkan selanjutnya menjadi bilangan bulat acak selanjutnya. Jumlah bilangan acak yang tidak sama satu sama lain (unik) adalah sebanyak m. Semakin besar nilai m, semakin kecil kemungkinan akan dihasilkan nilai yang sama.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada dasarnya sebuah aplikasi steganografi memiliki proses yang dapat merahasiakan pesan atau dokumen (proses encoding) dan melakukan ekstraksi kembali dokumen yang telah disembunyikan (proses decoding). Begitu juga dengan rancang aplikasi steganografi dengan metode Spread Spectrum pada file MP3 berbasis Android yang dibahas dalam laporan ini akan memiliki dua proses utama steganografi tersebut.

Spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dalam implementasi adalah sebagai berikut:

1. Perangkat lunak yang dibutuhkan (required software) :

a. Sistem Operasi yang digunakan adalah Windows 10.1 Pro.

b. Android IDE.

c. JDK (Java Development Kit) 7. d. Sistem Operasi Android 5.0.1 Lolipop e. Android Studio 2.3.1

2. Perangkat keras yang dibutuhkan (required hardware):

a. Asus A456U Series.

b. Intel Core i5-7200U, 2,5 GHz. c. Monitor 14 inch (1680x1050) d. RAM 4 GB DDR3

e. 500 MB SATA

f. Samsung Galaxy S4 GT-I9500 g.Chipset : Exynos 5410 Octa h.Memory : 2 GB

i. Layar : 5.0 Inches.

3.1 Pengujian Sistem

Pengujian aplikasi ini dilakukan untuk memastikan aplikasi yang dibuat memenuhi tujuan yang diinginkan, maka aplikasi ini akan diuji berdasarkan kriteria steganografi

yaitu Fidelity (Encoding) dan Recovery (Decoding). Tabel 1 menunjukan data media audio yang akan digunakan sebagai media penyisipan pesan.

Tabel 1 Sampel Audio yang akan Diuji

No. Audio Durasi Size Format digunakan sebagai pesan rahasia dan disisipkan ke dalam file audio.

Tabel 2 Sampel Teks yang akan Diuji

No. Teks Panjang Karakter

1. teks1 150

2. teks2 200

3. teks3 300

3.2 Hasil Pengujian

Data atau pesan yang disembunyikan harus dapat diekstrak kembali (Recovery). Sehingga user yang dituju dapat membaca atau melihat pesan rahasia tersebut. Indikator dalam pengujian ini yaitu kebenaran pesan yang disisipkan serta kesesuaian panjang pesan sebelum dan sesudah disisipkan. Dari hasil analisis file pesan yang dilakukan menunjukan bahwa jumlah karakter pesan sebelum disisipkan dan setelah penyisipan tidak mengalami perubahan.

Untuk mengetahui perbedaan audio asli dan audio stego proses analisis pada file audio sebelum dan sesudah proses Encoding. Hasil dari pengujian encode file audio diatas dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.3 menunjukan kualitas hasil file audio setelah proses encode dilakukan.

(4)

IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page dilakukan pada audio keluaran dari aplikasi steganografi pada media audio dengan Spread Spectrum menunjukan bahwa audio tersebut tidak mengalami kerusakan atau perubahan karena file pesan disispkan pada frame file audio sehingga tidak akan mempengaruhi jumlah bit dan frame pada file audio yang digunakan sebagai media steganografi. Oleh sebab itu, audio stego tersebut tidak akan dicurigai memiliki pesan atau pesan rahasia di dalamnya, Karena ukuran dan juga kualitas audionya tidak berubah. Namun, ukuran file audio dan panjangnya pesan yang disisipkan mempengaruhi lama waktu proses Encoding

dan Decoding dalam aplikasi steganografi audio. Semakin besar ukuran file audio dan semakin panjang karakter pesannya, maka waktu proses Encoding dan Decoding semakin lama.

3.3 Interface Aplikasi

Adapun interface dan preview dari Aplikasi Steganografi Pada File MP3 Dengan Metode Spread Spectrum yaitu pada menu Encoding, terdapat form guna melakukan pengisian MP3, cr value, stegokey, dan pesan yang akan disisipkan. Pada menu Decoding terdapat form untuk melakukan proses Decoding. Pada menu About berisikan form

tentang tata cara menggunkan aplikasi dan informasi tentang admin dan aplikasi. Form

menu Stedio ini ditunjukan pada Gambar 1.

4. KESIMPULAN

Dari hasil pengujian dan analisis yang dilakukan, maka diambil kesimpulan sebagai berikut:

a. Berdasarkan kasus uji coba yang telah dilakukan, perangkat lunak yang mengimplementasikan steganografi dengan Teknik Spread Spectrum pada berkas audio MP3 berhasil dibangun b. Data yang disisipkan dan data yang di

ekstraksi adalah sama jika penggunaan kunci dan/atau factor pengali cr telah dilakukan dengan benar.

c. Kualitas berkas audio yang dihasilkan bergantung dari bersarnya ukuran pesan. Pada aplikasi ini, factor pengali cr untuk penyisipan dapat diatur oleh pengguna untuk menggandakan bit-bit pesan.

5. SARAN

Dari hasil pembuatan aplikasi Steganografi Audio ini, dapat diambil beberapa saran, yaitu :

a. Aplikasi steganografi ini menggunakan media audio MP3, untuk kedepannya diharapkan dapat menggunakan lebih dari satu jenis format media audio.

b. Program dapat dikembangkan agar dapat mengamankan dokumen rahasia dengan berbagai macam tipe file seperti citra, audio, video, dan format office lainnya (selain teks).

DAFTAR PUSTAKA

[1] Langgetech, 2016, Aplikasi Steganografi Citra Dengan Format JPEG Menggunakan Metode Spread Spectrum Pada Smartphone Berbasis Android,

(5)
(6)

Gambar

Tabel 2 Sampel Teks yang akan Diuji
Gambar 1  Form Menu Utama

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Penambahan rendeng kedelai pada pakan tidak memberikan pengaruh yang nyata (P&lt;0,05) terhadap pertambahan berat

According to Slavin (2005), Student Teams Achievement Divisions are the simplest and easiest method of learning. This method of learning prioritizes group system,

Grafik tersebut menunjukkan bahwa pemberian pakan menggunakan pelet PL3 pada model alat pemberi pakan otomatis yang dibangun memiliki tingkat keakuratan sebesar 94,69%

a) Kemampuan guru dalam membuka pelajaran masuk dalam kategori baik karena relevan dengan materi dan memberikan apersepsi. b) Kemampuan guru dalam menjelaskan

Dalam strategi pendistribusian, BAZNAS Kota Tangerang selatan melakukan penetapan strategi dengan menyusun kekuatan dan kelemahan internal melalui RAKER, Implementasi

Every registration statement, short form registration statement, supplemental statement, exhibit, amendment, copy of informational materials or other document or information filed

Untuk mengolah ubi kayu sebanyak 16 ton per hari menjadi tepung ubi kayu termodifikasi sebanyak 4,8 ton (rendemen 30%), sesuai dengan rancangan proses yang akan

Prosentase dokumen perencanaan pemrograman dan penganggaran hasil evaluasi dan monitoring serta laporan administrasi kerja sama luar negeri yang