• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pert 6 Bank Umum Berdasarkan Prinsip Sya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pert 6 Bank Umum Berdasarkan Prinsip Sya"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 9

BANK UMUM

BERDASAR

(2)

Dasar Hukum

Dasar Hukum

(3)

Pokok-pokok ketentuan yang ditetapkan

oleh BI memuat antara lain:

a.

Kegiatan usaha dan produk-produk bank

berdasarkan prinsip syariah.

b.

Pembentukan dan dewan pengawas

Syariah.

(4)

Terjadi revisi pada UU No.7 Thun 1992 Tentang Perbankan Pasal 6 huruf m. Perubahan ini pada dasarnya menyangkut tiga hal, yaitu:

a. Istilah “prinsip bagi hasil” diganti dengan prinsip

syariah, meskipun esensinya tidak berbeda.

b. Ketentuan rinci semula ditetapkan dengan

“peraturan pemerintah” kemudian diganti denga ketentuan Bank Indonesia”

c. UU yang lama hanya menyebutkan prisnsip bagi

hasil dalam hal penyediaan dana saja, sedangkan UU yang baru menyebutkan prinsip bagi hasil dalam hal penyediaan dana dan juga dalam “kegiatan lain”. Keiatan lain bisa diterjemahkan dalam banyak hal

yang mencakup penghimpunan dana dan

(5)

Bank umum yang melakukan kegiatan

usaha secara konvensional dapat juga

melakukan kegiatan usaha berdasarkan

prinsip syariah melalui:

A.

Pendirian kantor cabang atau kantor

dibawah kantor cabang baru: atau

(6)

 Bank Umum yang sejak awal kegiatannya

berdasarkan prisnsip syariah tidak

diperbolehkan melakukan kegiatan usaha secara konvensional.

 Bank Perkreditan Rakyat yang melaksanakan

kegiatannya berdasarkan prinsip syariah tidak diperkenankan melaksanakan kegiatan secara konvensional.

 Bank Perkreditan Rakyat yang melaksanakan

kegiatannya secara konvensional tidak

diperkenankan melaksanakan kegiatan

(7)

Pengertian

Pengertian

a. Bank Konvensional

Bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunana dana maupun dalam rangka penyaluran dananya, memberikan dan mengenakan imbalan berupa bunga tau sejumlah imbalan dalam presentase tertentu dari dana untuk suatu periode tertentu. Persentase tertentu ini biasanya ditetapkan per tahun.

b. Bank Syariah

(8)

Hingga awal tahun 2005 terdapat 3 Bank UmumSyariah dan

16 Unit Usaha Syariah.

Bank Umum Syariah:

1. Bank Muamalat Indonesia (BMI) 2. Bank Syariah Mandiri (BSM) 3. Bank Syariah Indonesia

Unit Usaha Syariah

1. Bank IFI Syariah

2. Bank Danamon Syariah 3. BRI Syariah

4. Bank Niaga Syariah 5. Bank Permata Syariah 6. BNI syariah

7. BII Syariah

8. Bank Riau Syariah 9. Bank Jabar Syariah 10. Bank Sumut Syariah 11. Bank DKI Syariah 12. Bank Lombok NTB 13. Bank Aceh Syariah 14. Bank Kalsel Syariah 15. HSBC Syariah

(9)

Perbedaan Bank Konvensional

dengan Bank Syariah

 Perbedaan Falsafah

Bank Syariah tidak melaksanakan sistem bunga dalam seluruh aktivitasnya sedangkan bank konvensional justru kebalikannya.

 Konsep Pengelolaan Dana Nasabah

Dalam sistem bank syariah, dana nasabah dikelola dalam bentuk titipan maupun investasi. Cara titipan dan investasi berbeda dengan deposito pada Bank Konvensional

dimana deposito merupakan upaya

(10)

 Kewajiban mengelola Zakat

Bank syariah diwajibkan menjadi pengelola zakat yaitu dalam arti wajib membayar zakat, menghimpun, mengadministrasikannya dan menditribusikannya.

 Struktur Organisasi

Didalam struktur organisasi Bank Syariah

diharuskan adanya Dewan Pengawas Syaraih (DPS). DPS dibawahi oleh Dewan Syariah

(11)

Perbedaan Bank Syariah dan Bank

Konvensional

NO Bank Syariah Bank Konvensional

1 Berinvestasi pada

sesuatu yang halal Bebas Nilai 2 Atas dasar bagi hasil,

margin keuntungan dan dan fee

Sistem Bunga

3 Besaran bagi hasil berubah-ubah

tergantung kinerja usaha

Besarannya tetap

4 Profit dan Falah oriented Profit Oriented

5 Pola hubungan kemitraan Hubungan debitur-kreditur 6 Ada dewan pengawas

(12)

Dewan Pengawas, Dewan Komisaris, dan Direksi

 Berdasarkan Prinsip Syariah, kepengurusan

Bank syariah terdiri dari Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan Dewan Pengawas Syariah yang berkedudukan di kantor pusat bank.

 Anggota Dewan Komisaris dan Dewan Direksi

wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Tidak termasuk dalam daftar orang tercela di

bidang perbankan sesuai dengan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

b. Memiliki kemampuan dalam menjalankan

tugasnya.

c. Menurut penilaian Bank Indonesia bank

(13)

Jumlah anggota Dewan Komisaris

sekurang-kurangnya 2 (dua)orang.

Jumlah Dewan Direksi

sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang.

Bank yang sahamnya dimiliki oleh pihak

(14)

Kegiatan Usaha Bank Syariah

 Prinsip Kegiatan Usaha

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 32/34/KEP/DIR 2 Mei 1999, Prinsip kegiatan Bank Syariah adalah:

1. Hiwalah 2. Ijarah

3. Ijarah Wa Iqtina 4. Istishna

(15)

Kegiatan Usaha

Bank wajib menerapkan prinsip syariah dalam melakukan kegiatan usahanya yang meliputi:

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan yang meliputi:

Giro berdasarkan prinsip wadi’ah

Tabungan berdasarkan prinsip wadi’ah atau

mudharabah

Deposito berjangka berdasarkan prinsip

mudharabah

Bentuk lain berdasarkan prinsip wadi’ah atau

(16)

2. Melakukan Penyaluran Dana Melalui:

Transaksi jual beli berdasrkan prinsip murabahah,

ishtisna,ijarah, salam dan jual beli lainnya.

Pembiayaan bagi hasil berdasarkan prinsip

mudharabah, musyarakah.

3.Memberikan jasa-jasa

Memindahkan uang berdasrkan prinsip wakalah

Menyediakan tempat penyimapana barang dan surat

berharga berdasrkan prinsip wadia’ah yad amanah.

4.Melakukan Kegiatan Lain, seperti:

Melakukan prinsip valuta asing berdasarkan prinsip

sharf

Melakukan kegiatan penyertaan modal mealui prinsip

musyarakah

(17)

Badan Hukum Dan

Pendirian

 Badan Hukum

 Bentuk badan hukum suatu bank berdasarkan

prinsip syariah dapat berupa:

1) Perseroan Terbatas

2) Koperasi

3) Perusahaan daerah

 Pendirian

(18)

 Permohonan untuk mendapatkan persetujuan prinsip

diajukan sekurang-kurangnya oleh seorang calon pemilik kepada direksi BI sesuai dengan format yang telah

dirtentukan dan wajib dilampiri dengan:

1) Rancangan akta pendirian badan hukum, termasuk

rancangan anggaran dasar.

2) Data Kepemilikan.

3) Daftar calon anggota dewan komisaris dan anggota

direksi.

4) Rencana susunan organisasi

5) Rencana kerja untuk tahun pertama

6) Bukti setoran modal sekurang-kurangnya 30% dari modal

disetor minimum.

7) Surat pernyataan dari calon pemegang saham bagi bank

yang berbadan hukum PT/PD.

(19)

 Izin usaha adalah izin yang diberikan untuk

melakukan kegiatan usaha bank setelah persiapan dilakukan.

 Lampiran untuk permohonan izin usaha terdiri

dari:

1) Akta pendirian abadan hukum, termasuk

anggaran dasar yang telah disahkan oleh instansi yang berwenang.

2) Data Kepemilikan.

3) Daftar susunan dewan komisaris dan direksi.

4) Susunan organisasi serta sistem dan prosedur

kerja.

5) Bukti pelunasan modal disetor minimum.

(20)

7) Surat pernyataan dari pemegang saham.

8) Surat pernyataan tidak merangkap jabatan melebihi

ketentuan bagi anggota dewan komisaris.

9) Surat Pernyataan tidak merangkap jabatan bagi

anggota direksi.

10) Surat pernyataan dari anggota dewan komisaris

bahwa yang bersangkutan tidak memliki hubungan keluarga sesuai dengan ketentuan.

11) Surat pernyataan dari anggota dewan direksi bahwa

yang bersangkutan tidak memliki hubungan keluarga sesuai dengan ketentuan.

12) Surat pernyataan dari anggota direksi bahwa yang

(21)

Kepemilikan Bank Syariah

Kepemilikan bank berdasarkan prinsip

syariah oleh badan hukum Indonesia

(22)

Bank Muamalat

 Produk-produk bank Muamalat:

a) Penyaluran dana:

Produk penyaluran dana yang ditawarkan oleh bank Muamalat meliputi hal-hal berikut ini:

1) Pembiayaan atas dasar prinsip Murabahah.

2) Pembiayaan atas dasar prinsip Bai Bithaman

Ajil

3) Pembiayaan dengan prinsip Mudharabah.

4) Pembiayaan atas dasar prinsip Musyarakah.

5) Pembiayaan atas dasar prinsip Quardh ul

(23)

b) Penghimpunan Dana

Bank tidak memberikan imbalan berupa bunga atas dana yang disimpan oleh

nasabah didalam bank. Imbalannya diberikan atas dasar prinsip bagi hasil.

Produk-produk penghimpunan dana ini meliputi:

1. Deposito atas dasar prinsip Mudharabah.

2. Tabungan atas dasar prinsip Mudharabah.

(24)

SEKIAN

DAN

Referensi

Dokumen terkait

Berlakunya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (sebagaimana selanjutnya dirubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998) yang antara lain menetapkan bahwa status

Pengertian Bank di dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 jo Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan (selanjutnya disebut UU Perbankan) adalah lembaga keuangan yang

Pengertian bank didalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 jo Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan (selanjutnya disebut UU Perbankan) adalah lembaga

Menurut Undang-Undang tentang perubahan atas UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan, pasal 1 tepatnya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 bahwa Bank Umum adalah bank yang

39 Pasal 1 angka 13 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998

Pasal 11 UU Perbankan Indonesia 1992/1998 menetapkan ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang berlaku antara lain untuk pemberian kredit oleh bank kepada

Pengertian bank didalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 jo Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan (selanjutnya disebut UU Perbankan) adalah lembaga

Menurut UU Perbankan No 10 tahun 1998 pasal 1 ayat 3 tentang ketentuan umum, bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan