Pengertian anak berkebutuhan khusus
menurut beberapa ahli
Menurut Suron dan Rizzo (1979), anak berkebutuhan khusus adalah:
“anak yang memiliki perbedaan dalam keadaan dimensi penting dari fungsi kemanusiaannya. Mereka adalah secara fisik, psikologis, kognitif, atau sosial terhambat dalam mencapai tujuan/kebutuhan dan potensinya secara maksimal, sehingga memerlukan penanganan yang terlatih dari tenaga professional.
Menurut Frieda Mangunsong (2009), Anak Berkebutuhan Khusus atau Anak Luar Biasa adalah :
"Anak yang menyimpang dari rata-rata anak normal dalam hal; ciri-ciri mental, kemampuan-kemampuan sensorik, fisik dan neuromaskular, perilaku sosial dan emosional, kemampuan berkomunikasi, maupun kombinasi dua atau lebih dari hal-hal diatas; sejauh ia memerlukan modifikasi dari tugas-tugas sekolah, metode belajar atau pelayanan terkait lainnya, yang ditujukan untuk pengembangan potensi atau kapasitasnya secara maksimal."
Menurut Wikipedia, Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah :
Konsep Dasar Anak
Berkebutuhan Khusus
Konsep anak berkebutuhan khusus (children with special needs) memiliki makna dan spektrum yang lebih luas dibandingkan dengan konsep anak luar biasa (exceptional children). Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang secara pendidikan memerlukan layanan yang spesifik yang berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Anak berkebutuhan khusus ini memiliki apa yang disebut dengan hambatan belajar dan hambatan perkembangan (barier to learning and
development). Ilustrasi
Andika adalah seorang anak yang berusia 7 tahun dan duduk di kelas 1 Sekolah Dasar. Andika memiliki kelainan fisik yaitu jari-jari tangan kirinya hanya 4 buah. Sebuah kecelakaan menyebabkan ibu jarinya harus dipotong (amputasi), sehingga Andika termasuk anak yang memiliki kecacatan yaitu jari. Andika tidak memerlukan bantuan khusus dalam proses pembelajaran di sekolah dan sosialisasi di
lingkungannya. Di lain pihak ada seorang anak bernama Amanda usia 7 tahun, dia secara fisik (kesan lahiriah) terlihat tidak berbeda dengan anak-anak lain sebayanya, tetapi setelah masuk kelas mengikuti
proses pembelajaran, Amanda terlihat bingung dan selalu ketinggalan dalam prestasi belajar dengan teman-temannya, bahkan tidak mampu mengikuti proses pembelajaran di kelas. Ternyata Amanda memang tidak mampu mengikuti proses pembelajran seperti teman-temannya, Amanda memerlukan cara atau metode tersendiri (khusus) dalam mengikuti proses pembelajarannya. Setelah mendapatkan layanan pembelajaran tersendiri sesuai dengan keadaannya, Amanda dapat mencapai prestasi belajar rata-rata kelas.
Dari dua ilustrasi tersebut yaitu Andika dan Amanda maka untuk memahami anak berkebutuhan khusus berarti kita mesti melihat
adanya berbagai perbedaa bila dibandingkan dengan keadaan normal, mulai dari keadaan fisik sampai mental, dari anak cacat sampai anak berbakat intelektual. Perbedaan untuk memahami anak berkebutuhan khusus dikenal ada 2 hal yaitu interindividual dan intraindividual. 1. Perbedaan Interindividual
kemampuan intelektual), kemampuan panca indera (sendory),
kemampuan gerak motorik, kemampuan komunikasi, perilaku sosial, dan keadaan fisik.
Perkembangan akhir-akhir ini adanya perbedaan dalam pencapaian prestasi belajar siswa dalam berbagai mata pelajaran. Hal ini
dimungkinkan dengan adanya standar kompetensi yang harus dimiliki siswa untuk setiap tingkat atau level kelas yang telah dirumuskan secara nasional. Standardisasi alat ukur untuk setiap mata pelajaran pada setiap tingkat kelas memang harus segera diadakan sesuai
dengan kurikulum yang telah disusun (curriculum-based asssesment). Jika memang prestasi anak berada jauh di bawah standar kelulusan, maka dimungkinkan anak ini masuk kelompok anak berkebutuhan khusus.
Selain perbedaan dalam prestasi akademik, juga perbedaan
kemampuan akademik. Untuk mengetahui kemampuan akademik ini biasanyadigunakan tes kecerdasan yang dapat mengukur potensi kemampuan intelektual yang dinyatakan dengan satuan IQ. Secara teoritis keadaan populasi IQ anak akan mengikuti kurve normal, dimana anak yang memiliki IQ pada posisi ekstrim -2 dan +2 standar deviasi kurve normal, maka perlu diperhatikan sebagai anak
berkebutuhan khusus. Perbedaan ini tidak sekedar berbeda dengan rerata normal, tetapi perbedaan yangsignifikan, sehingga anak tersebut memang memerlukan praktek pendidikan dan pengajaran khusus untuk mengembangkan potensinya secara optimal.
2. Perbedaan Intraindividual
Adalah suatu perbandingan antar potensi yang ada dalam diri individu itu sendiri, perbedaan ini dapat muncul dari berbagai aspek meliputi inte;ektual, fisik, psikologis, dan sosial. Sebagai ilustrasi, ada seorang siswa yang memiliki prestasi belajar sangat cemerlang tetapi dia sangat tidak disenangi oleh teman-temannya karena dia bersifat tertutup dan individualis, dan sulit diajak kerja sama. Dari gambaran tersebut maka dapat dibandingkan antara kemampuan intelektual dan kemampuan sosial bahwa siswa tersebut cukup signifikan, sehingga siswa tersebut memerlukan treatment atau perlakuan khusus agar peotensinya dapat berkembang optimal.
Selain masalah perbedaan, ada beberapa terminologi yang dapat digunakan untuk memahami anak berkebutuhan khusus antara lain: 1. Impairment
Merupakan suatu keadaan atau kondisi di mana individu mengalami kehilangan atau abnormalitas psikologis, fisiologis atau fungsi
mengalami kecacatan kaki. 2. Disability
Merupakan suatu keadaan di mana individu mengalami
kekurangmampuan yang dimungkinkan karena adanya keadaan impairment seperti kecacatan pada organ tubuh. Contoh pada orang yang cacat kakinya, maka dia akan merasakan berkurangnya fungsi kaki untuk melakukan mobilitas.
3. Handicaped
Merupakan suatu keadaan di mana individu mengalami
ketidakmampuan dalam bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan. Hal ini dimungkinkan karena adanya kelainan dan
berkurangnya fungsi organ individu. Contoh orang yang mengalami amputasi kaki sehingga untuk aktivitas mobilitas atau berinteraksi dengan lingkungannya dia memerlukan kursi roda.