• Tidak ada hasil yang ditemukan

ZAKAT BADAN HUKUM DAN PERHITUNGANNYA DAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ZAKAT BADAN HUKUM DAN PERHITUNGANNYA DAL"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ZAKAT BADAN HUKUM DAN PERHITUNGANNYA DALAM

PERSPEKTIF FIQH

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Fiqih Kontemporer Perbankan

Dosen Pengampu: Imam Mustofa, S.H.I., M.SI.

Muhamad Ridho Prayogo

141268610

S1 PBS A

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGER (IAIN) METRO

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadiran ALLAH SWT, karena atas berkat dan limpahan rahmat dan Hidayah-Nya, maka tugas makalah mengenai “ Zakat Badan Hukum & Ketentuannya “ ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktu yang ditentukan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah sederhana ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menghanturkan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu terselesainya makalah ini.

Penulis juga memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya konstruktif dalam perbaikan makalah.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi kami pribadi. Amiin

Mero,01 Maret 2017

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Badan hukum

B. Kewajiban zakat bagi badan usaha C. Definisi zakat badan hukum

D. Syarat Zakat Badan Hukum E. Perhitungan Zakat Badan Hukum BAB III PENUTUP

A. PENUTUP B. SARAN

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zakat merupakan salah satu rukun islam yang ketiga, zakat merupakan suatu ibdah yang paling penting kerap ali dalam Al-Qur’an, Ala menerangkan zakat beriringan dengan menerangkan shalat. Pada delapan puluh dua empat Allah menyeut zakat beriringan dengan urusan shalat ini menunjukkan bahwa zakat dan shalat mempunyai hubungan yang rapat sekali dalam hal keutamaannya shalat dipandang seutama-utama ibadah badaniyah, zakat dipandang seseutama-utama-seutama-utama ibadah maliyah.

Mengeluarkan zakat huumnya wajiba bagi tiap-tiap muslim yang mempunyai harta benda menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh hukum islam.

Zakat merupakan salah satu rukun islam, dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat islam. Ooleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu.

Zakat badan hukum/perusahaan adalah salah satu jenis zakat dari berbagai macam zakat yang telah ditetapkan oleh syariat islam.

B. Rumusan masalah

1) Apa definisi badan hukum? 2) Syarat zakat pada badan hukum?

3) Cara perhitungan zakat pada badan hukum?

C. Tujuan penulisan

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Badan hukum

Istilah badan hukum (syakhshiah i’tibariyah hukmiyah) tidak disebutkan secara khusus dalam fiqih. Badan hukum dikatakan sebagai subjek hukum karena terdiri dari kumpulan orang-orang yag melakukan perbuatan hukum (tasharruf).

Badan hukum merupakan hasil analogi dari keberadaan manusia dalam subjek hukum. Ketentuan menjadikan badan hukum sebagai subjek hukum, tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip akad yang terdapat dalam Al-Quran dan sunnah. Keberadaan badan hukum terkait dengan adanya penerapan akad wakalah dalam pembagian tugas (job description) dari suatu manajemen perusahaan.

Dalam hal ini manusia bertindak sebagai wakil dari organ lembaga atau perusahaan tersebut. Meskipun atas nama badan hukum seseorang menjalankan amanah perusahaan, namun sebagai petanggung jawaban vertikal tetap diembalikan kepada amalan individu masing-masing.

Badan hukum adalah suatu perkumpulan orang-orang yang mengadakan kerja sama dan atas dasar ini merupakan suatu kesatuan yang telah memenuhi syarat-syarat yan ditentukan oleh hukum. Badan hukum merupakan pendukung hak yang tidak berjiwa (bukan manusia) dan merupakan gejala sosial yaitu suatu gejala yang riil, suatu yang dapat dicatatdalam pergaulan hukum, biarpun tidak terwujud manusia atau benda yang dbuat dari besi, batu, dan sebagainya, tetapi yang terpenting bagi pergaulan hukum adalah karena badan hukum itu mempunyai kekayaan yang sama sekali terpisah dari kekayaan.1

Badan hukum adalah orang (badan-badan atau perkumpulan-perkumpulan) yang ditetapkan oleh hukum yang merupakan subjek di dalam hukum, yang berarti juga dapat melakukan perbuatan-perbuatan hukum sebagaimana halnya dengan manusia (memiliki kekayaan sendiri, ikut serta di dalam lalu lintas hukum

1 Imam Mustoofa, Ijtihad Kontemporer Menuju Fiqih Kontekstual, (Jakarta: PT

(6)

dengan perantaraan pengurusnya, dapat digugat dan menggugat dimuka haim). Dengan demikian, badan hukum ini diperlakukan sepenuhnya sama dengan seorang manusia.2

Menurut Wirjono Prodjodikiro, badan hukum adalah suatu badan yang disamping manusia perorongan juga dianggap dapat bertindak dalam hukum dan yang mempunyai hak-hak, kewajiban dan perhubungan hukum terhadap orang lain atau badan lain.3

Ali Rido mengemukakan bahwa ada seberapa syarat yang harus dipenuhi oleh suatu badan hukum, yaitu:

1) Adanya harta kekayaan terpisah. 2) Mempunyai tujuan tertentu.

3) Mempunyai kepentingan tersendiri. 4) Adanya organisasi yang teratur.4

B. Kewajiban zakat bagi badan usaha

Salah satu ulama yang berpendapat tetang kewajiban zakat badan hukum atau lembaga adalah Yusuf al-Qaradawi. Mengenai zakat perusahaan atau lembaga profit lainya al-Qaradawi berpendapat bahwa tidak ada perbedaan pada zakat perusahaan yang bergerak pada perdagangan dan perusahaaan bisnis selain perdagangan. Keduanya wajib mengeluarkan zakat.5

Di Indonesia, zakat badan hukum atau perusahaan didasarkan pada undang-undang zakat dan kompilasi Hukum Ekonomi Syariah ( KHES). Berkaitan dengan zakat badan huku atau perusahaan, Undang-Undang N. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat pasal 11 ayat (2) menyebutkan:

“harta yang dikenai zakat adalah : a) emas, perak dan uang; b) perdagangan dan perusahaan ; c) hasil pertanian, hasil perkebunan dan hasil perikanan; d) hasil pertambangan; e) hasil pertenaan; f) hasil pendapatan dan jasa; g) rikaz.”6

2 Titik Triwulan Titik, Pengantar Hukum Perdata, (Jakarta: prestasi pustaka, 2006), h. 12. 3 P.N.H. Simanjuntak,PokokPokok Hukum Perdata Indonesia, (Jakarta:

Djambatan,2009), h. 28.

4 Wibowo Tunardy, “Syarat-Syarat Badan Hukum”, dalam

www.jurnalhukum.com/syarat-syarat-badan-hukum/, diunduh pada tanggal 2 maret.

5 Imam Mustofa, Ijtihad Kontemporer Menuju Fiqih Kontekstual..., h. 36.

(7)

Sementara itu , dalam komplikasi Hukum Ekonomi Syariah ( KHES) secara

Suatu badan hukum tidak akan lepas dari kontrol dan kekuasaan seseorang yang bertanggung jawab atas lembaga atau badan hukum tersebut. Artinya, akan selalu ada seseorang atau personal yang menjadi representasi lembaga tersebut. Berdasarkan pemikiran ini, maka kewaiban zakat untuk badan hukum atau sebuah lembaga dapat dimengerti dan dipahami, karena pada dasarnya badan hukum adalah subjek hukum sama halnya dengan seseorang yang mempunyai ahliyatulwujud dan ahliyatul ada.

C. Definisi zakat badan hukum

Zakat menurut UU No. 88 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.

Zakat adalah rukun islam ketiga yang diwajibkan. Zakat merupakan ibadah maliyah yang mempunyai dimensi dan fungsi sosial ekonomi atau perataan karunia Allah dan juga merupakan solidaritas sosial,pernyataan rasa kemanusiaan dan keadian, pembuktian persaudaraan islam, pengikat persatuan umat dan bangsa, sebagai pengiakt batinantara golongan kaya dengan miskin dan sebagai penghilang jurang yang menjadi pemisah antara golongan yang kuat dngan yang lemah.7

Zakat secara etimologi berarti berkembang dan bertambah. Zakat juga berarti suci, sebagaimana firman Allah dalam surat al-Syams ayat 9:

(8)

“Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensuvikan jiwa itu”. Maksudnya bersuci dari kotoran. Ayat 14 surat al-A’la juga menyebutkan :

“Sesungguhnya beruntunglah orang membersihkan diri (dengan beriman).”Zakat juga berarti pujian. Hal ini bisa sebagaiman disebutkan dalam surat al-Najm ayat 32;

“Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci”, maksudnya janganlah engkau memui dirimu sendiri. Jadi makna zakat pada dasarnya adalah bersuci, berkembang, berkah dan terpuji.

Secara etimologi zakat adalah sebutan untuk suatu yang dikeluarkan untuk mensucikan harta atau diri manusia dengan cara tertentu.8

D. Syarat-Syarat Zakat Badan Hukum

a. Syarat orang yang wajib zakat badan hukum/perusahaan : 1) Islam (bergama islam)

2) Merdeka (bukan budak/hambasahaya)

3) Memiliki perusahaan secara sempurna (milik sendiri), bukan milik orang lain

4) Mmemiliki penghasilan minimal satu nisab (mencapai nisab)9

b. Syarat badan hukum yang wajib zakat

1) Badan hukum yang wajib zakat merupakan tempat bekerja orang-orang yang beragama islam, atau setidaknya sebagian besar yang bekerja adalah orang islam.

2) Badan hukum yang wajib zaka merupakan badan hukum yang menjalankan usaha yang profitable dan berkembang. Hal ini sesuai dengan persyartan zakat yang diseutkan dalam Ensiklopedi Fiqih: 3) Usaha yang dijalankan oleh badan hukum tersebut merupakan usaha

yang halal.

4) Badan hukum tersebut tidak memiliki hutang yang apabil dibayar, maka asetnya tidak sampai satu nisab. Persyaratan ini berdasarkan pendapat ulama Hanbaliyah.

(9)

Wahbah al-Zyhaili menambahkan bahwa apabila aset yang ada digunakan untuk membayar hutang sisa harta tidak mencapai satu nisab, sementara tidak ada harta lain yang dapat digunakan untuk membayar hutang, maka tidak wajib zakat.

Sementara imam Syafi’i dalam qoul jadid ebagaimana dikutipp al-Zuhaili berpendapat bahwa meskipun hutang itu bear sehingga bila harta digunakan untuk membaya maka sisanya tidak mencukupi satu nisab pemiiknya tetap wajib membayar zakat.

c. Syarat harta yang dizakati

Dalam ensiklopedi fiqih dijeaskan mengenai syarat-syarat zakat:

1) Harta dimiliki oleh pihak (perorangan atau badan hukum) yang jelas, maka tidak diwajibkan atas harta yang tidak ada pemiliknya yang jelas.

2) Didapatkan dengan cara yang baik dan halal.

3) Milik penuh yaitu harta tersebut berada di bawah kontrol dan didalam kekuasaan pemiliknya.

4) Harta yang wajib dizakati mencapai nisab yang ditentukan oleh syara’. 5) Harta tersebut berkembang atau berpotensi untuk di kembangkan

sepperti melalui kegiatan usaha.10

Semua penciptaan yang manusia bisa merasakan berbagai rasa sehingga bisa diambil manfaatnya oleh tubuh, oleh karena berkah penciptaan tersbut maka hendaknya menunaikan zakat.11

10 Didik H Dkk, Fiqh Zakat Indonesia, (Jakarta: BAZNAS, 2013), h. 37-41.

11 Dwi Suwiknyo, Kompilasi Tafsir Ayat-aAyat Ekoomi Islam, (Yogyakarta: Pustaka

(10)

E. Perhitungan Zakat Badan Hukum

Untuk mempermudah melihat perbedaan pada metode perhitungan zakat, perbedaan tersebut dirumuskan ke dalam tabel berikut :

Metode/ Pembedaaan

Metode AAOFI Metode Saleh Metode Faizah

Presentase 2,5% 2,5% 2,5%

Pepembayaran Zakat

1 Tahun Sekali 1 TahunSekali 1 Tahun Sekali

Objek Zakat Modal bersih, laba

Nisab Diqiyaskan untuk zakat perdagangan

Perbedaan mendasar dari metode-metode perhitungan zakat yang telah dirumuskan oleh banyak peneliti (AAOIIFI (1998), Hafiduddin (2002), Saleh (2000), Harahap (2002), dan Faizah (1999) ) adalah pada nilai yang melandasinya.12

12 Ali Farhan. “Metode Perhitungan Zakat Perusahaan” dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis,

(11)

Contoh Perhitungan zakat yang dikurangi dari penghasilan kena pajak:

1) Zakat atas penghasilan yang diperoleh dari gaji dan usaha.

Ahmad adalah seorang pegawai dengan gaji Rp 1.000.000/bulan. Disamping itu dia mempunyai usaha dengan omset setahun sebesar Rp 5.000.000,- dengan memperkerjaka dua orang pegawai, dan digaji masig-masing Rp 250.000/bulan.

Perhitungan zakat atas penghasilan : Penghasian Bruto : 2) Zakat atas penghasilan yang tidak teratur (hadiah, honor, dll)

Muhamad menerima hadiah senilai Rp 5.000.000,- dan tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang ia lakukan.

Zakat atas penghasilan : 2,5% x Rp 5.000.000,- =Rp 125.000,- 3) Penghasilan atas perusahaan/ badan usaha

PT.Amanah adalah perusahaan milik orang islam dengan penjualan tahun 2000 sebesar Rp 100000.000,-. Harga pokok barang penjualan sebesar Rp. 70.000.000,-. Biaya umum dan administrasi Rp 15.000.000,-. Penghasilan zakat atas penghasilan :

Penghsian Bruto =Rp 100.000.000,- Harga Pokok Penjualan =Rp 70.000.000,- Laba Bruto Usaha =Rp 30.000.000,- Biaya Umum dan Administrasi =Rp 15.000.000,- Penghailan Netto =Rp 15.000.000,-

Zakat atas penghasilan 2,5% x Rp 15.000.000 =Rp 425.000,- 13

13 Hari Sudarsono, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta:EKONISIA,2013), h.

(12)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Badan hukum merupakan hasil analogi dari keberadaan mausia dalam subjek hukum. Ketentuan menjadikan subjek hukum sebagai subjek hukum, tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip akad yang terdapat dalam Al-Quran dan sunnah. Keberadaan badan hukum terkait dengan adanya penerapan akad wakalah dalam pembagian tugas ( job description) dari suatu manajemen perusahaan.

Berdasarkan pemikiran ini, maka kewaiban zakat untuk badan hukum atau sebuah lembaga dapat dimengerti dan dipahami, karena pada dasarnya badan hukum adalah subjek hukum sama halnya dengan seseorang yang mempunyai ahliyatulwujud dan ahliyatul ada.

B. Saran

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Andri Sumitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Kencana, 2009. Didik H Dkk, Fiqh Zakat Indonesia, Jakarta: BAZNAS, 2013.

Dwi Suwiknyo, Kompilasi Tafsir Ayat-aAyat Ekoomi Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Hari Sudarsono, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: EKONISIA,2013.

Imam Mustoofa, Ijtihad Kontemporer Menuju Fiqih Kontekstual, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013.

Ali Farhan. “Metode Perhitungan Zakat Perusahaan” dalam Jurnal Ekonomi dan

Bisnis, Vol./ 1, No. 2, Juli-Desember 2013, (1-26).

P.N.H. Simanjuntak,Pokok–Pokok Hukum Perdata Indonesia, Jakarta: Djambatan,2009.

Titik Triwulan Titik, Pengantar Hukum Perdata, Jakarta: prestasi pustaka, 2006.

Yusuf Qarwadi, Hukum Zakat, Jakarta: Lintera Antar Nusa, 1997. Wibowo Tunardy, “Syarat-Syarat Badan Hukum”, dalam

www.jurnalhukum.com/syarat-syarat-badan-hukum/, diunduh pada tanggal

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya perancangan ini diharapkan agar dapat terealis dan berguna bagi komunitas KPSGI dalam penyampaian materi mengenai Sugar Glider, yang selama ini komunitas

2014-2016 belum stabil setiap tahunnya berubah ubah. Kata Kunci: Analisis Rasio Lukuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas pada PT Mandom Indonesia Tbk Tahun 2014

IL4SIL PENELITUNNEMIKIRAN DIPRESENTASIXAN TETAPI TIDAK DIIIUAT DAI}IM PROSIDING*. Judul Karva

dan memanfaatkannya sebagaimana Allah telah menyatakan dalam Qur’an Surat Al-An’am ayat 1 yang artinya: “Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi,

Meskipun Pemilu 2004 diwarnal oleh berbagai kerumltan, tetapi secara umum sistem Pemilu 2004 lebih balk dibandingkan Pemilu sebelumnya. Pemlllh dapat menentukan sendiri pilihannya,

Peserta didik yang hidup di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat yang mendukung aktivitas belajar anak akan cenderung memiliki prestasi belajar yang baik

waktu awal munculnya gejala infeksi pada hari ke 3 setelah inikulasi. palmivora pada buah kakao ditandai dengan adanya bercak hitam kecoklatan di area sekitar

Baru Strategi Tematik Uni Eropa untuk Perlindungan Tanah telah menetapkan tujuan yang jelas untuk tindakan Masyarakat Eropa, termasuk penerapan Tanah Framework Directive,