PENGOLAHAN SAMPAH SAYUR
DENGAN MENGGUNAKAN METODE
TAKAKURA SERTA PENGARUH EM4
DAN STATER DARI TEMPE PADA
PROSES PEMATANGAN KOMPOS
Kelompok 11 A
AYU IRLIANTI 101011111
CHAERUL REZA 101011101
FARADIBA HIKMARIDA 101011046
L
ATARB
ELAKANG Seiring berkembangnya jaman masalah lingkungan
yang ada semakin banyak. Hal ini tidak lepas dari
aktivitas manusia karena aktivitas manusia ini nantinya akan menghasilakan sisa kegiatan berupa sampah.
Penyumbang sampah terbesar saat ini ialah rumah tangga.
Keberadaan sampah membutuhkan penanganan
Rumusan Masalah
Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan umum dari praktikum ini ialah untuk mempraktikan
proses pengolahan sampah sayur dengan menggunakan metode takakura.
Tujuan Khusus
Mengetahui pengaruh EM4 terhadap waktu pematangan
kompos dengan menggunakan metode takakura.
Mengetahui pengaruh starter yang terbuat dari tempe
terhadap waktu pematangan kompos dengan menggunakan metode takakura.
Mengetahui perbedaan pH sebelum sampah menjadi kompos
dengan sampah yang sudah menjadi kompos.
Mengetahui perbedaan suhu sebelum sampah menjadi
kompos dengan sampah yang sudah menjadi kompos.
Mengetahui perbedaan kelembaban sebelum sampah menjadi
kompos dengan sampah yang sudah menjadi kompos.
Mengetahui perbedaan tekstur sebelum sampah menjadi
kompos dengan sampah yang sudah menjadi kompos.
S
AMPAH Definisi
- Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. (Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah)
Jenis sampah :
K
OMPOSTINGDefinisi: Komposting adalah adalah hasil
dekomposisi sampah organic yang tidak dapat diuraikan lagi (stabil).
Bahan Komposting: bahan organik padat dapat dikomposkan
Proses Pengomposan: Proses pengomposan akan segera berlansung setelah bahan-bahan mentah
dicampur. dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu
P
ROSESP
ENGOMPOSAN(
LANJT)
1. Tahap aktif : Selama tahap awal proses
pengomposan , oksigen dan senyawa yang mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh
mikroba Suhu dan pH tumpukan kompos
akan meningkat Setelah sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur-angsur mengalami penurunan.
F
AKTOR YANG
M
EMPENGARUHI
K
OMPOSTING
Rasio C/N
Ukuran Partikel
Aerasi
Porositas
Kelembaban (Moisture content)
Temperatur
pH
Kandungan hara
Kandungan bahan berbahaya
K
OMPOSTING DENGAN
K
ERANJANG
T
AKAKURA
Keranjang Takakura adalah suatu alat pengomposan sampah organik untuk skala rumah tangga
Proses pengomposan ala keranjang takakura merupakan proses pengomposan aerob, di mana udara dibutuhkan
sebagai asupan penting dalam proses pertumbuhan mikroorganisme yang menguraikan sampah menjadi kompos.
Proses pengomposan metode takakura : memasukkan sampah organik yang tercacah ke dalam keranjang
I
NDIKATORK
EMATANGANK
OMPOS jika diraba suhu tumpukan bahan mendekati
suhu ruang,
tidak mengeluarkan bau busuk,
bentuk fisik seperti tanah (berwarna kehitaman),
S
TARTER PADA
K
ERANJANG
T
AKAKURA
Efektif Mikrooorganisme-4 (EM4)
EM4 salah satu aktivator pengomposan. Efektif Mikroorganisme adalah bahan yang membantu
mempercepat proses pembuatan pupuk organik dan meningkatkan kualitas pupuk yang dihasilkan.
Sarter Tempe
mengandung spora-spora kapang yang pada
Alat yang dibutuhkan adalah :
1. Keranjang yang berlubang (dengan ventilasi berlubang)
2. Kardus
3. Pengaduk
4. Bantalan (jaring nyamuk, sekam)
5. Soilmeter (pengukur kelembaban dan pH)
6. Termometer
7. solder
Bahan yang dibutuhkan adalah :
1. Kompos (sebagai aktifator/starter)
2. Bakteri EM4 (mempercepat komposting) 3. Starter Tempe
1.
Memasukkan kompos
starter
ke dalam
keranjang takakura yang sudah dilapisi oleh
kardus minimal sepertiga tinggi keranjang.
2.
Memasukkan sampah organik berupa sayur
dan kulit buah (masing-masing 1,5 kg) yang
sudah dicacah.
3.
Memasukkan bakteri EM4 untuk membantu
Mengaduk dan Mengecek pHproses
percepatan pengomposan.
4.
Memasukkan starter tempe ke dalam
keranjang takakura ketiga untuk membantu
proses percepatan pengomposan.
5.
, kelembaban, suhu, dan struktur kompos
6.
Indikator kompos yang sudah jadi adalah
jika diraba suhu tumpukan bahan yang
dikomposisikan sudah dingin atau mendekati
suhu ruang, tidak mengeluarkan bau busuk,
bentuk fisik seperti tanah (berwarna
kehitaman), jika dilarutkan ke dalam air
kompos tidak akan larut (mengendap), pH
berkisar antara 6,5-7,5.
7.
Kompos yang sudah jadi diayak, kompos
halus dapat digunakan sebagai pupuk. Sisa
yang kasar dapat digunakan sebagai
Laboratorium Kesehatan Lingkungan Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.
No. Tanggal Kegiatan
1. 15 Maret 2013 Pembuatan Proposal
2. 18 Maret 2013 Presentasi Proposal
3. 19 Maret 2013 Revisi Proposal
4. 20 - 21 Maret 2013 Pencarian Alat
5. 22-23 Maret 2013 Pencarian bahan sayur dan kulit buah untuk takakura
6. 25 Maret 2013 Praktikum pertama
7. 29 Maret 2013 Checking dan menulis laporan
•
3 Keranjang sampah
berlubang (@ Rp 9.000)
Rp 27.000,00
•
Sekam
Rp 10.000,00
•
Kasa nyamuk
Rp
8.000,00
•
Benang Nilon
Rp
3.000,00
•
Kompos starter
Rp
6.000,00
•
Bakteri EM4
Rp 40.000,00 +
H
ASIL DAN
P
EMBAHASAN
Keranjang 1 (dengan EM-4)
Keranjang 2 (tanpa starter)
D
ESKRIPSIK
ERANJANG1
Keranjang yang berisi campuran
T
ABELH
ASILK
ERANJANG1
hari
ke-Keranjang 1 (EM4) Tanggal
pH suhu moist tekstur
1 7 35.4 0 sayur 3/25/2013
2 6.8 35.3 0.5 sayur+tanah 3/26/2013
3 6.8 35.35 4 sayur+tanah 3/27/2013
4 6.7 27 5 sayur kering+hampir tanah
8 6.8 28 6 hampir tanah 4/1/2013
9 6.8 26 5.9 tanah 4/2/2013
10 6.8 26 2.5 tanah 4/3/2013
11 6.85 28 1 tanah 4/4/2013
12
Libur
4/5/2013
13 4/6/2013
14 4/7/2013
P
EMBAHASAN Pada hari kesatu, campuran kompos, sampah sayur, dan
EM4 memiliki pH sebesar 7, suhu 35,40 C, kelembaban 0,
dan teksturnya masih heterogen yaitu sampah masih
berupa sayur. Pada hari kedua, campuran kompos, sampah sayur, dan EM4 memiliki pH sebesar 6,8, suhu 35,30 C,
kelembaban 0,5, dan teksturnya sayur yang sudah
bercampur tanah. Sedangkan pada hari ketiga, campuran kompos, sampah sayur, dan EM4 memiliki pH sebesar 6,8, suhu 35,350 C, kelembaban 4 dan teksturnya masih sama
dengan hari kedua yaitu sayur bercampur tanah.
Pada hari keempat, campuran kompos, sampah sayur, dan
EM4 memiliki pH sebesar 6,7, suhu 27ºC, kelembaban sebesar 5, dan teksturnya sudah mulai berubah yaitu sayur secara perlahan mulai mengering dan hampir
Pada hari kedelapan, campuran kompos, sampah sayur, dan EM4
memiliki pH sebesar 6,8, suhu 280 C, kelembaban 6, dan
teksturnya sudah hampir tanah. Sedangkan pada hari
kesembilan, campuran kompos, sampah sayur, dan EM4 memiliki pH sebesar 6,8, suhu 260 C, kelembaban 5,9, dan teksturnya
sudah berupa tanah.
Pada hari kesepuluh, campuran kompos, sampah sayur, dan EM4
memiliki pH sebesar 6,8, suhu 260 C, moist 2,5, dan teksturnya
sudah berupa tanah. Pada hari kesebelas, campuran kompos, sampah sayur, dan EM4 memiliki pH sebesar 6,85, suhu 280 C,
moist 1, dan teksturnya sudah berupa tanah. Pada hari keduabelas sampai keempatbelas kami tidak melakukan
pengukuran dikarenakan keterbatasan tempat (Laboratorium Kesling tutup karena libur kuliah).
Pada hari kelimabelas campuran kompos, sampah sayur, dan
EM4 memiliki pH sebesar 7, suhu 260 C, moist 0,5, dan
Hari ke 10 Hari ke 11
D
ESKRIPSIK
ERANJANG2
Keranjang yang berisi campuran
kompos 1,5 kg + sampah sayur
hari
ke-Keranjang 2 (Tanpa Starter)
Tanggal
pH suhu moist tekstur
1 7 35.4 0 sayur 3/25/2013
2 7 35.35 0 sayur 3/26/2013
3 6.8 35.3 2.5 sayur 3/27/2013
4 6.9 35.5 3 sayur+tanah 3/28/2013
5
Libur
3/29/2013
6 3/30/2013
7 3/31/2013
8 7 30 5 hampir tanah 4/1/2013
9 6.85 28 4 tanah 4/2/2013
10 6.7 27 4 tanah basah 4/3/2013
11 6.8 27 1.5 tanah basah 4/4/2013
12
Libur
4/5/2013
13 4/6/2013
14 4/7/2013
15 6.9 27 1 tanah,kasar, heterogen 4/8/2013
16 7 26 0.5 tanah, lembut, homogen 4/9/2013
P
EMBAHASAN Pada hari kesatu, campuran kompos dan sampah sayur
memiliki pH sebesar 7, suhu 35,40 C, kelembaban 0, dan
teksturnya masih heterogen yaitu sampah masih berupa sayur. Pada hari kedua, campuran kompos dan sampah
sayur memiliki pH sebesar 7, suhu 35,350 C, kelembaban 0,
dan teksturnya masih sama seperti hari pertama yaitu heterogen (sampah masih berupa sayur). Sedangkan pada hari ketiga, campuran kompos dan sampah sayur memiliki pH sebesar 6,8, suhu 35,30 C, kelembaban 2,5 dan
teksturnya masih sama seperti dua hari sebelumnya yaitu heterogen (sampah masih berupa sayur).
Lalu pada hari keempat, campuran kompos dan sampah
sayur memiliki pH sebesar 6,9 , suhu 35,50 C, kelembaban
sebesar 3, dan teksturnya sudah mulai berubah yaitu sayur secara perlahan mulai berubah menjadi tanah namun masih ada potongan sayur di dalamnya. Hari kelima, keenam, dan ketujuh kami tidak melakukan
Pada hari kedelapan, campuran kompos dan sampah sayur memiliki pH
sebesar 7, suhu 300 C, kelembaban 5, dan teksturnya berubah yaitu
hampir menjadi tanah namun masih ditemui potongan sayur di
dalamnya. Sedangkan pada hari kesembilan, campuran kompos dan
sampah sayur memiliki pH sebesar 6,85 , suhu 280 C, kelembaban 4, dan
teksturnya sudah berupa tanah namun masih terdapat potongan sayur di dalamnya.
Lalu pada hari kesepuluh, campuran kompos dan sampah sayur
memiliki pH sebesar 6,7, suhu 270 C, moist 0, dan teksturnya sudah
berupa tanah namun masih basah. Pada hari kesebelas, campuran kompos dan sampah sayur memiliki pH sebesar 6,8, suhu 270 C, moist
1,5, dan teksturnya sudah berupa tanah namun masih basah.
Pada hari keduabelas campuran kompos dan sampah sayur
memiliki pH sebesar 6,7, suhu 270 C, moist 0, dan teksturnya sudah
berupa tanah namun masih basah. Pada hari ketiga belas, empat belas, dan lima belas kami tidak melakukan pengukuran karena keterbatasan tempat (Laboratorium Kesling tutup karena libur kuliah).
Lalu pada hari kelimabelas campuran kompos dan sampah sayur
memiliki pH sebesar 6,9, suhu 270 C, moist 1, dan teksturnya sudah
berupa tanah namun masih kasar. Sedangkan pada hari keenam belas campuran kompos dan sampah sayur memiliki pH sebesar 7, suhu 260 C,
moist 0,5 dan teksturnya sudah berupa tanah, lembut, dan sudah
Hari ke 10 Hari ke 11
D
ESKRIPSIK
ERANJANG3
Merupakan keranjang yang berisi
T
ABELH
ASILK
ERANJANG3
Tanggal PH Suhu Moist Tekstur
28/03/2013 6,8 35 3 sayur
29/03/2013
LIBUR
30/03/2013
31/03/2013
01/04/2013 6,85 29 3 sayur, jamur, hewan kecil
02/04/2013 6,9 27 2,8 sayur kering
03/04/2013 7 27 1,5 sayur kering
04/04/2013 6,9 30 1,5 sayur kering+mirip tanah
05/04/2013
LIBUR
06/04/2013
07/04/2013
08/04/2013 6,9 27 1 heterogen
09/04/2013 7 27 0,5 sedikit heterogen
P
EMBAHASAN keranjang dengan stater tempe ini mulai diukur
pada tanggal 28 Maret 2013 (hari pertama)
kondisi PH 6,8, suhu 35 0 C, kelembapan 3, dan
tekstur masih heterogen (sampah sayuran masih terlihat jelas).
Hari kedua, ketiga, dan keempat (tanggal 29 - 31
Maret 2013) kami tidak melakukan pengukuran karena keterbatasan tempat (Laboratorium
Hari kelima pada tanggal 01 April 2013 kondisi PH
6,85, kelembapan 3, dan suhu 29 0 C, serta tekstur
campuran masih heterogen karena sampah sayuran masih terlihat jelas. Terdapat pula jamur dan hewan kecil-kecil pada keranjang.
Hari keenam yaitu tanggal 02 April 2013 didapatkan
hasil PH 6,9, kelembapan 2,8, suhu 27 0 C, dan sampah
Hari ketujuh yaitu 03 April 2013 hasil yang
didapat ialah Ph 7, suhu 27 0 C, kelembapan 1,5,
dan teksturnya masih sama seperti hari keenam yaitu sampah sayur mulai mengering.
Hari kedelapan tekstur sudah mirip tanah dan
Harikesembilan, sepuluh dan sebelas (05 - 07
April 2013) kami tidak melakukan pengukuran karena keterbatasan tempat (Laboratorium
Kesling tutup karena libur kuliah).
Hari kedua belas yaitu tanggal 08 April 2013
Hari ketiga belas tekstur sudah hampir homogen
dengan PH 7, suhu 27 0 C, dan kelembapan 0,5.
Hari keempat belas PH 7, suhu 26 0 C, dan
Hari ke 7 Hari ke 8
P
ENGUJIANK
OMPOSPada pengujian ini membandingkan 4
media dengan perlakuan yang sama,
adapun media tersebut adalah:
Tanah sebagai kontrol (A)
Tanah + Takakura tanpa starter (B)
Tanah + Takakura dengan EM-4 (C)
Tanah + Takakura dengan starter tempe
(D)
P
ENGULANGAN DANP
ERLAKUANPada setiap media dilakukan pengulangan
sebanyak 5 kali agar hasil pengujian lebih valid. Pengujian akan diamati dan dicatat kemampuan kompos takakura untuk menumbuhkan tanaman. Perlakuan yang diberikan kepada setiap media adalah :
Penanaman kacang hijau pada media sedalam 1
buku jari.
penyiraman air sebanyak 5 kali sendok air (1
sendok = 10 g) yang dilakukan pada saat
H
ASILP
ENGUJIANHari ke- A1 A2 A3 A4 A5 Tanggal
1 - - - 7/5/2013
2 Tunas Tunas - Tunas - 8/5/2013
3 Tunas Tunas - 2 Daun - 9/5/2013
4 2 Daun 2 Daun - 2 Daun - 10/5/2013
5 2 Daun 2 Daun - 2 Daun - 11/5/2013
Media Tanah (A)
Hari ke-3 Hari ke-4 Hari ke-5
H
ASILP
ENGUJIANMedia Tanah + Takakura tanpa starter (B)
Hari
ke- B1 B2 B3 B4 B5 Tanggal
1 - - - 7/5/2013
2 - Tunas Tunas Tunas - 8/5/2013
3 - 2 Daun 2 Daun 2 Daun Tunas 9/5/2013
4 - 2 Daun 2 Daun 2 Daun 2 Daun 10/5/2013
5 - 2 Daun 2 Daun 2 Daun 2 Daun 11/5/2013
H
ASILP
ENGUJIANMedia Tanah + Kompos Takakura dengan EM-4 (C)
Hari ke-3 Hari ke-4 Hari ke-5
Hari
ke- C1 C2 C3 C4 C5 Tanggal
1 - - - 7/5/2013
2 Tunas Tunas Tunas Tunas Tunas 8/5/2013
3 2 Daun 2 Daun 2 Daun 2 Daun 2 Daun 9/5/2013
4 2 Daun 2 Daun 2 Daun 2 Daun 2 Daun 10/5/2013
5 2 Daun 2 Daun 2 Daun 2 Daun 2 Daun 11/5/2013
H
ASILP
ENGUJIANMedia Tanah + Kompos Takakura dengan Starer Tempe (D)
Hari ke-3 Hari ke-4 Hari ke-5
Hari
ke- D1 D2 D3 D4 D5 Tanggal
1 - - - 7/5/2013
2 - - - Tunas Tunas 8/5/2013
3 - Tunas Tunas 2 Daun 2 Daun 9/5/2013
4 2 Daun 2 Daun 2 Daun 2 Daun 2 Daun 10/5/2013
5 2 Daun 2 Daun 2 Daun 2 Daun 2 Daun 11/5/2013
PENUTUP
Kesimpulan
Penambahan starter berupa EM-4 serta Starter Tempe
berpengaruh terhadap proses pengomposan dengan metode keranjang takakura.
Lama waktu pengomosan dengan metode keranjang takakura pada
keranjang takakura tanpa starter adalah 16 hari.
Lama waktu pengomosan dengan metode keranjang takakura pada
keranjang takakura dengan EM-4 adalah 15 hari.
Lama waktu pengomosan dengan metode keranjang takakura pada
keranjang takakura dengan starter tempe adalah 14 hari.
Penambahan starter tempe pada pengomposan dengan metode
keranjang takakura lebih cepat dibanding dengan EM-4 dan tanpa starter.
Semua hasil pengomposan dengan metode takakura dapat
Saran
Kendala
Kurangnya alat ukur (soil meter) sehingga
pengukuran dilakukan secara bergantian.
Lamanya waktu pengukuran yang rutin serta
padatnya jadwal kuliah, sehingga cukup sulit untuk mengukur diwaktu yang sama.
Keterbatasan peminjaman alat, sehingga
DAFTAR PUSTAKA
Beritabaik.wordpress.com 2008,Keranjang Takakura,viewed 16 March 2013, <http://beritabaik.wordpress.com/2008/07/29/keranjang-takakura/>
Isoi,Pengomposan Limbah Padat Organik,viewed 16 March
2013,<http://www.ipard.com/art_perkebun/KomposLimbahPadatOrganik.pdf>
Wikipedia.org 2013,Kompos, viewed 16 March 2013, <http://id.wikipedia.org/wiki/Kompos>
Pusat Pemberdayaan Komunitas Perkotaan 2007,Membuat Keranjang Takakura Sendiri, Universitas Surabaya,viewed 16 March 2013,
<http://keranjangtakakura.blogspot.com/>
Artiningsih 2008,Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga, Tesis, Program Magister Ilmu Lingkungan, Program Pasca Sarjana
Universitas Diponegoro, Semarang, viewed 16 March 2013,
<http://eprints.undip.ac.id/18387/1/Ni__Komang__Ayu__Artiningsih.pdf>
Bapelkes,Modul: Pembuatan Kompos dengan Metode Takakura, viewed 16 March 2013,
< http://bapelkescikarang.or.id/bapelkescikarang/images/stories/KurmodTTG/pengelolaansampah/mi-5c%20modul%20pembuatan%20kompos%20metode%20takakura.pdf>
Kementrian Lingkungan Hidup RI 2008,Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah, viewed 15 March 2013, <http://www.menlh.go.id/DATA/UU18-2008.pdf>
Healthy-rice,Spesifikasi Kompos dari Sampah Organik Domestik, SNI:19-7030-2444,viewed 16 March 2013,< http://www.healthy-rice.com/snikompos.pdf>