• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perjudian melanggar hukum dan pancasila

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perjudian melanggar hukum dan pancasila"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MAKALAH KELOMPOK

PENDIDIKAN PANCASILA

MASALAH YANG BERASAL DARI

DILEMA NILAI-NILAI PANCASILA

(PERJUDIAN)

OLEH KELOMPOK 7

Nama

Fadlaini

(A1B214002)

Agsellia

(A1B214005)

Raju Kurniawan

(A1B214007)

Retno Trivanni

(A1B214009)

Ika

(A1B214015)

Yola Dwi Nina Rahayu

(A1B214016)

Weni Oktia Putri

(A1B214019)

M. Shoqibullah

(A1B214025)

Dosen Pengampu

Drs. Salam., M.Si

PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

Daftar Isi

Kata Pengantar...3

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang...4

1.2 Rumusan Masalah...4

1.3 Tujuan Penulisan...4

1.4 Manfaat Penulisan...4

BAB II Pembahasan 2.1 Definisi Perjudian...5

2.2 Jenis-Jenis Perjudian...6

2.3 Faktor-Faktor yang Menyebabkan Perjudian...7

2.4 Perjudian dilihat dari Segi Hukum...8

2.5 Perjudian dilihat dari Segi Nilai-Nilai Pancasila...10

2.6 Usaha-Usaha Penanggulangan Perjudian Yang Dilakukan Aparat Penegak Hukum...11

2.7 Kasus Perjudian di Indonesia...12

BAB III Penutup 3.1 Kesimpulan...15

3.2 Saran...15

(3)

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Tuhan semesta alam karena berkat rahmat dan hidayat-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah kelompok di mata kuliah Pendidikan Pancasila.

Adapun tugas ini diberikan oleh Dosen Pengampu Pendidikan Pancasila yaitu Bapak Drs. Salam. M,Si serta assisten dosennya yaitu Bapak Rafdzan

Semoga makalah yang kami buat dapat diterima dan dimaklumi segala kekurangan serta dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Mendalo, 27 April 2015

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Judi merupakan permainan yang mempertaruhkan sesuatu, baik berupa uang, benda, dan lain sebagainya. Judi biasanya dipermainkan oleh satu orang atau lebih dan ada juga bandar yang berperan, tetapi ada juga judi yang tidak mempunyai bandar. Contoh judi seperti blackjack, taruhan, poker, dan lain sebagainya.

Indonesia adalah negara yang berasaskan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi, serta sebagai falsafah, filsafat, dan jati diri bangsa Indonesia. Pancasila mengandung lima sila. Dalam lima sila nilai ketuhanan menjadi pondasi bagi sila-sila lainya. Nilai Ketuhanan menjadi bagian penting dari bangsa ini sesuai dengan pembukaan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 pada alinea ke 3.

Judi melanggar norma-norma yang ada dalam kehidupan bangsa Indonesia terutama norma agama. Dalam hukum Indonesia, judi juga dilarang sebagai implementasi dari Pancasila sebagai dasar negara yang selanjutnya akan dibahas pada bab selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian perjudian? 2. Apa saja jenis-jenis perjudian?

3. Bagaimana pandangan hukum tentang perjudian?

4. Bagaimana pandangan dari segi Pancasila tentang perjudian? 5. Bagaimana kasus perjudian di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan.

1. Untuk menyelasaikan tugas kuliah Pendidikan Pancasila 2. Untuk mengerti definisi tentang perjudian

3. Untuk mengetahui jenis-jenis perjudian

4. Untuk dapat mengerti hukum tentang perjudian

5. Untuk dapat mengerti pandangan Pancasila dalam perjudian

1.4 Manfaat Penulisan

1. Untuk dapat mengerti definisi tentang perjudian 2. Untuk dapat mengetahuijenis-jenis perjudian

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Perjudian

Berikut adalah definisi-definisi tentang perjudian: 1. Ayat 3 Pasal 303 KUHP

Permainan judi adalah tiap-tiap permainan yang kemungkinan akan menang yang bergantung pada untung-untungan saja. Main judi meliputi juga segala perjanjian, pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain yang tidak diadaan oleh mereka yang turut berlomba atau main itu.

Berdasarkan rumusan ayat 3 suatu permainan dapat dinyatakan sebagai permainan judi, apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

 Penentuan kemenangan tergantung pada untung-untungan, yang berarti, bahwa terdapat spekulasi dari para pelaku;

 Hasil kemenangan yang bergantung pada untung-untungan itu akan bertambah besar karena orang-orang bermain dalam permainan itu lebih pandai, lebih cakap dan lebih terampil.

2. Menurut Brig. Jen. Pol. Drs. H.A.K. Moch. Anwar S.H.

Moch Anwar berpendapat dalam bukunya Hukum Pidana Bagian Khusus, bahwa perjudian adalah suatu permainan yang hasil kemenangannya hanya tergantung pada untung-untungan saja. Permainan adalah cara bermain dimana para pihak turut serta secara aktif, sedangkan pertaruhan adalah menentukan segala sesuatu hadiah atas kebenaran suatu perkiraan atau terkaan yang disangkal dan tetap.

3. Dra. Kartini Kartono

Judi adalah pertaruhan dengan sengaja, yaitu mempertaruhkan satu nilai atau sesuatu yang dianggap bernilai, dengan menyadari adanya risiko dan harapan-harapan tertentu pada peristiwa-peristiwa permainan, pertandingan, perlombaan dan kejadian-kejadian yang tidak / belum pasti hasilnya.1

4. Ensiklopedia Indonesia

Judi diartikan sebagai suatu kegiatan pertaruhan untuk memperoleh keuntungan dari hasil suatu pertandingan, permainan atau kejadian yang hasilnya tidak dapat diduga sebelumnya.

5. Kamus Besar Bahasa Indonesia

(6)

Judi adalah permainan dengan memakai uang sebagai taruhan(seperti main dadu, kartu): - 2dilarang agama.3

6. Wikipedia Bahasa Indonesia

Perjudian adalah permainan di mana pemain bertaruh untuk memilih satu pilihan di antara beberapa pilihan dimana hanya satu pilihan saja yang benar dan menjadi pemenang.. Pemain yang kalah taruhan akan memberikan taruhannya kepada si pemenang. Peraturan dan jumlah taruhan ditentukan sebelum pertandingan dimulai.4

Jadi, dapat disimpulkan bahwa perjudian adalah permainanan yang hanya untung-untungan saja, dimana taruhannya secara umum adalah uang yang hanya akan dimenangkan oleh orang yang cakap dan terampil dalam hal berjudi, sehingga merugikan pemain yang tidak cakap atau tidak pandai.

2.2 Jenis-Jenis Perjudian

Dalam penjelasan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1981 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian, Pasal 1 ayat (1), disebutkan beberapa macam perjudian yaitu:

1. Di Kasino, antara lain terdiri dari : Roulette, Blackjack, Bacarat, Creps, Keno, Tombala, Super Ping-Pong, Lotto Fair, Satan, Paykyu, Slot Machine (Jackpot), Ji Si Kie, Big Six Wheel, Chuc a Cluck, Lempar paser/bulu ayam pada sasaran atau papan, Yang berputar (Paseran), Pachinko, Poker, Twenty One, HwaHwe, Kiu-Kiu.

2. Perjudian di tempat-tempat keramaian, antara lain terdiri dari perjudian dengan:Lempar paser atau bulu ayam pada papan atau sasaran yang tidak bergerak, Lempar gelang, Lempat uang (coin), Koin, Pancingan, Menebak sasaran yang tidak berputar, Lempar bola, Adu ayam, Adu kerbau, Adu kambing atau domba, Pacu kuda, Kerapan sapi, Pacu anjing, Hailai, Mayong/Macak, Erek-erek.

2 Memeriksa Kamus Besar Bahasa Indonesia Online

3 Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, Kamus Bahasa Indonesia untuk pelajar, Badan Pengembangan dan

Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta Timur, 2011, hlm. 201

(7)

3. Perjudian yang dikaitkan dengan alasan-alasan lain antara lain perjudian yang dikaitkan dengan kebiasaan-kebiasaan: Adu ayam, Adu sapi, Adu kerbau,

Pacu kuda, Karapan sapi, Adu domba atau kambing, Adu burung merpati.

Dalam penjelasan di atas, dikatakan bahwa bentuk perjudian yang terdapat dalam angka 3, seperti adu ayam, karapan sapi dan sebagainya itu tidak termasuk perjudian apabila kebiasaan-kebiasaan yang bersangkutan berkaitan dengan upacara keagamaan dan sepanjang kebiasaan itu tidak merupakan perjudian. Ketentuan pasal ini mencakup pula bentuk dan jenis perjudian yang mungkin timbul dimasa yang akan datang sepanjang termasuk katagori perjudian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 303 ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang berbunyi : “Yang dikatakan main judi yaitu permainan yang mendasarkan pengharapan buat menang pada umumnya bergantung pada untung-untungan saja, dan juga kalau pengharapan itu jadi bertambah besar karena kepintaran atau kebiasaan pemain. Yang juga terhitung masuk permainan judi ialah pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain, yang tidak diadakan oleh mereka yang turut berlomba atau bermain, demikian juga segala pertaruhan yang lain-lain”.

2.3 Faktor-Faktor yang Menyebabkan Perjudian

a. Faktor Sosial & Ekonomi

Bagi masyarakat dengan status sosial dan ekonomi yang rendah perjudian seringkali dianggap sebagai suatu sarana untuk meningkatkan taraf hidup mereka. b. Faktor Situasional

(8)

c. Faktor Belajar

Sangatlah masuk akal jika faktor belajar memiliki efek yang besar terhadap perilaku berjudi, terutama menyangkut keinginan untuk terus berjudi. Apa yang pernah dipelajari dan menghasilkan sesuatu yang menyenangkan akan terus tersimpan dalam pikiran seseorang dan sewaktu-waktu ingin diulangi lagi. Inilah yang dalam teori belajar disebut sebagai Reinforcement Theory yang mengatakan bahwa perilaku tertentu akan cenderung diperkuat atau diulangi bilamana diikuti oleh pemberian hadiah atau sesuatu yang menyenangkan.

d. Faktor Persepsi tentang Probabilitas Kemenangan

Persepsi yang dimaksudkan disini adalah persepsi pelaku dalam membuat evaluasi terhadap peluang menang yang akan diperolehnya jika ia melakukan perjudian. Para penjudi yang sulit meninggalkan perjudian biasanya cenderung memiliki persepsi yang keliru tentang kemungkinan untuk menang. Mereka pada umumnya merasa sangat yakin akan kemenangan yang akan diperolehnya, meski pada kenyataannya peluang tersebut amatlah kecil karena keyakinan yang ada hanyalah suatu ilusi yang diperoleh dari evaluasi peluang berdasarkan sesuatu situasi atau kejadian yang tidak menentu dan sangat subyektif. Dalam benak mereka selalu tertanam pikiran: "kalau sekarang belum menang pasti di kesempatan berikutnya akan menang, begitu seterusnya”.

2.4 Perjudian di lihat dari Segi Hukum

Sampai saat ini di Indonesia masalah judi diatur dalam Pasal 303 dan 303 bis. KUHP atau UU No. 1 tahun 1946 yang diberlakukan melalui UU No. 73 tahun 1958 mulai tanggal 29 September 1958. UU nomor 7 tahun 1974 tanggal 6 November 1974 tentang Penertiban Perjudian dan PP Nomor 9 tahun 1981 tanggal 14 Maret 1981 tentang Pelaksanaan Penertiban Perjudian (Haryanto, 2003; 52)

(9)

bertentangan dengan Agama, Kesusilaan dan Moral Pancasila, serta membahayakan penghidupan dan kehidupan masyarakat, Bangsa dan Negara.

Ganjaran bagi pelaku judi sesuai dengan pasal 303

(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun atau pidana denda paling banyak dua puluh lima juta rupiah, barang siapa tanpa mendapat izin:

1. Dengan sengaja menawarkan atau memberikan kesempatan untuk permainan judi dan menjadikannya sebagai pencarian, atau dengan sengaja turut serta dalam suatu perusahaan untuk itu;

2. Dengan sengaja menawarkan atau memberi kesempatan kepada khalayak umum untuk bermain judi atau dengan sengaja turut serta dalam perusahaan untuk itu, dengan tidak peduli apakah untuk menggunakan kesempatan adanya sesuatu syarat atau dipenuhinya sesuatu tata-cara;

3. Menjadikan turut serta pada permainan judi sebagai pencarian

(2) Kalau yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam mejalakan pencariannya,maka dapat dicabut hak nya untuk menjalankan pencarian itu.

(3) Yang disebut permainan judi adalah tiap-tiap permainan, di mana pada umumnya kemungkinan mendapat untung bergantung pada peruntungan belaka, juga karena pemainnya lebih terlatih atau lebih mahir. Di situ termasuk segala pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainanlain-lainnya. Yang tidak diadakan antara mereka yang turut berlomba atau bermain, demikian juga segala pertaruhan lainnya.

Pasal 303 bis

(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak sepuluh juta rupiah:

1. barang siapa menggunakan kesempatan main judi, yang diadakan dengan melanggar ketentuan Pasal 303;

2. barang siapa ikut serta main judi di jalan umum atau di pinggir jalan umum atau di tempat yang dapat dikunjungi umum, kecuali kalau ada izin dari penguasa yang berwenang yang telah memberi izin untuk mengadakan perjudian itu.

(10)

penjara paling lama enam tahun atau pidana denda paling banyak lima belas juta rupiah.

Undang-Undang No 7 Tahun 1974 tentang penertiban Perjudian bahwa pemberatan ancaman pidana terhadap bandar judi dan pemain yang ikut judi (berniat). Yang membuat peraturan per UU tersebut adalah pemerintah, jadi sudah jelas Pemerintah melarang perjudian

Melihat rumusan hukum pidana tersebut berarti sudah jelas bahwa perjudian di larang oleh norma hukum karena telah memenuhi rumusan yang di maksud , untuk itu dapatdikenai sanski pidana bagi pelaku.

2.5 Perjudian dari Segi Nilai-Nilai Pancasila

Judi merupakan kegiatan yang melanggar nilai sila-sila pancasila, adapun ke 5 sila yang dilanggar dalam kegiatan judi adalah

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

Oleh karena itu segalah hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan negara bahkan moral negara, moral penyelenggara negara, politik negara, pemerintahan negara, hukum dan peraturan perundang-undangan negara, kebebasan HAM harus dijiwai nila-nilai Ketuhanan.

Permainan judi merupakan contoh dari perilaku yang melanggar aturan agama, karena di setiap agama di Indonesia melarang melakukan kegiatan judi. Jadi sangat jelas, bahwa permainan judi melanggar sila pertama

2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Dalam sila kemanusiaan terkandung nilai-nilai bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab.

Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai suatu kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada potensi nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan pada umumnyaa baik terhadap diri sendiri,terhadap sesama manusia maupun terhadap lingkungannya.

(11)

3. Sila Persatuan Indonesia

Dalam sila persatuan Indonesia terkandung nilai-nilai bahwa negara adalah sebagai sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.

Perjudian merupakan kegiatan yang berkaitan dengan orang lain, namun kegiatan sosialnya jauh dari kata moral yang baik, karena ketika bersosial/ berinteraksi dengan orang lain judi sangat sering merugikan orang lain.

4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan

Nilai Filosofis yang terkandung yang didalamnya adalah bahwa hakikat negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.

5. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Konsekuensi nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam hidup bersama adalah meliputi:

1. Keadilan Distributif : hubungan keadilan antara negara terhadap warganya, dalam arti pihak negara lah yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk keadilan membagi, dalalm bentuk kesejahteraan, bantuan, subsidi serta kesempatan dalam hidup bersama yang didasarkan atas hak dan kewajiban

2. Keadilan Legal(keadilan bertaat) : suatu hubungan keadilan antara warga negara terhadap negara dan dalam masalah ini, pihak wargalah yang wajib memenuhi dalam bentuk mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam negara.

3. Keadilan Komutatif : suatu hubungan keadilan antara warga satu dengan lainnya secara timbal balik.

Perjudian merupakan kegiatan yang menggambarkan warga negara yang tidak memenuhi kewajibannya sebagai warga negara, karena pemain judi melanggar peraturan negara yang jelas-jelas dilarang.

2.6 Usaha-Usaha yang Dilakukan Aparat Penegak Hukum.

Dalam melakukan upaya pencegahan terhadap perjudian Aparat Penagak Hukum menjalankan beberapa kegiatan antara lain : patroli, pemantauan, penyuluhan, penangkapan serta memberikan sanksi yang berat bagi pelaku perjudian.

(12)

Penyuluhan Aparat Kepolisian misalnya melakukan penyuluhan pengetahuan dan pendidikan sosial, pendidikan moral, agama dan sebagainya, guna mengembangkan tanggung jawab warga masyarakat terhadap kejahatan.

b. Patroli

Patroli Aparat Kepolisian mengontrol semua aktivitas kegiatan masyarakat.

c. Melakukan Penyelidikan

Melakukan penyidikan untuk mencari informasi suatu peristiwa atau barang bukti perjudian.

d. Melakukan Penyidikan

Melakukan penyidikan serangkaian tugas penyelidikan.

e. Operasi Khusus

Operasi Khusus adalah Aparat Kepolisian melakukan razia mencari barang-barang bukti atau secara terang-terangan.

f. Melakukan Penangkapan

Melakukan penangkapan, aparat kepolisian melakukan penangkapan penjual togel.

g. Melakukan Penahanan

Melakukan penahanan sesudah melakukan penangkapan, Aparat Kepolisian melakukan penahanan.

2.7 Contoh Kasus Perjudian di Indonesia

Berikut adalah contoh kasus dalam perjudian dalam kehidupan bermasyarakat

Lagi Asyik Judi, Gusti Randa Ditangkap Polisi

Liputan6.com, Bandung - Gusti Randa (23), pria yang sehari-hari bekerja sebagai penjual baju di sentra pakaian bekas Cimol, ditangkap anggota Polsekta Bojongloa Kaler. Ia bersama 4 orang rekannya, Afrizal (29), Andriano (28), Doni S (22) dan Marcos (28) ditangkap ketika tengah asyik bermain judi jenis domino di indekosnya di kawasan Babakan Tarogong, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung. Kapolsekta Bojongloa Kaler, Kompol Ina Doan mengatakan, penangkapan para tersangka berawal dari laporan masyarakat yang terganggu dengan aktifitas Gusti Randa.

(13)

pertengkaran di indekos. Sudah diperingatkan oleh warga setempat tapi tidak digubris tapi tidak tahu ada yang lagi judi," kata Ina saat ditemui di Mapolsekta, Bojongloa Kaler, Minggu (30/11/2014)

Oleh karena itu, anggota yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian langsung menuju indekos Gusti. "Saat kita datangi, ternyata lagi asyik main judi sama minuman beralkohol. Pakai taruhannya Rp 5 ribu sampai Rp 50 ribu. Jelas ini melanggar," tegas dia.

Dari kasus di atas maka penulis, mengambil sampel yaitu Gusti Randa cs. Kasus tersebut penulis dapatkan dari Liputan 6 SCTV, kejadian tersebut terjadi di Bojolali Kaler, Minggu 30 Nopember 2014.

Dari peristiwa penangkapan Gusti Randa cs itu telah menunjukan bahwa judi memang dilarang tegas oleh Pemerintah, selama mereka bermain dengan mempertaruhkan sesuatu baik itu barang maaupun uang, walaupun nominal uang nya kecil tetap saja dilarang. Sesuai dengan pengertian perjudian Ayat 3 Pasal 303 KUHP “Permainan judi adalah tiap-tiap permainan yang kemungkinan akan menang yang bergantung pada untung-untungan saja. Main judi meliputi juga segala perjanjian, pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain yang tidak diadakan oleh mereka yang turut berlomba atau main itu”.

Dalam UU No 7 Tahun 1974 Tentang Penertiban Perjudian Pasal 1 menyatakan semua tindak pidana perjudian sebagai kejahatan.

Dengan ketentuan pasal ini, maka pasal 542 (2) menjadi kejahatan. Pasal 2 (1)

Ancaman hukuman dalam pasal 303 (1) KUHP di ubah menjadi hukuman penjara selama-lamanya sepuluh tahun atau denda sebanyak-sebanyaknya lima belas juta rupiah.

Pasal 2 (2)

Ancaman hukuman dalam pasal 542 (2) KUHP menjadi hukuman penjara setinggi-tingginya enam tahun atau denda sebanyak-banyaknya lima belas juta rupiah.

Perbuatan yang dilakukan oleh Gusti Randa cs sangat merugikan diri mereka sendiri, karena sanksi hukuman yang mereka terima cukup berat, bukan hanya melanggar hukum tetapi juga melanggar nilai-nilai Pancasila.

(14)

Indonesia melarang melakukan kegiatan judi. Jadi sangat jelas, bahwa permainan judi melanggar sila pertama.

Sila yang ke dua yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, dari peristiwa tersebut di gambarkan akibat dari perbuatan Gusti cs maka masyarakat menjadi risih dan tergangu, sedangkan dalam hal pancasila yang ke dua yaitu kemanusian yang adil dan beradab, jika seseorang telah mengganggu ketenangan bahkan kenyamanan beberapa kelompok bisakah kita mengatakan bahwa orang tersebut beradab jika mengganggu kenyamanan masyarakat.

Sila yang ketiga yaitu persatuan Indonesia, dari nilai tersebut kita pasti sudah bisa menemukan sesuatu ide yaitu “bersatu”, dalam hal perjudian membuat hubungan satu dengan yang lain kurang harmonis, karena dari kasus tersebut kita mendapat informasi bahwa mereka sering berkelahi dan bertengkar gara- gara judi. Maka jika ini terusdi biarkan, maka mereka akan saling beradu satu sama lain, tidak ada persatuannya, hanya karena mempertaruhkan sesuatu yang dapat merusak hubungan dengan yang lain.

Sila ke empat yaitu Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dalam sila ini jelas sekali terlihat bahwa kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan, jika telah melakukan perjudian berarti kita tidak taat pada aturan Pemerintah, karena sudah jelas-jelas Pemerintah melarang perjudian, maka warga negara yang melakukan perjudian berarti tidak taat kepada Pemerintah

(15)

yang terakhir melanggar keadilan komutatif yaitu atas tindakannya membuat tidak nyaman orang disekitarnya.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari makalah penulis serta kasus yang penulis angkat, maka penulis menyimpulkan bahwa perjudian adalah suatu permainan yang hasil kemenangannya hanya tergantung pada untungan-untungan saja.

Permainan judi dilarang di dalam hukum sesuai dengan UU KUHP 303 ayat 1, ayat 2, dan ayat 3, dan dalam UU No 7 tahun 1974 Tentang Penertiban Judi, selain melanggar hukum, perjudian juga melanggar nilai-nilai pancasila, karena permainan judi melenceng dari nilai agama, sosial serta hidup bernegara.

3.2 Saran

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Prodjodikoro, Wirjono.,1986, Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia,Rosda Offset, Bandung.

Anwar, H.A.K. Moch., 1982, Hukuman pidana bagian khusus (KUHP buku II) jilid 2,Offset Alumni, Bandung.

Kaelan dan Zubaidi, Achmad.,2010. Pendidikan Kewarganegaraan,Paradigma.Yogyakarta

Referensi

Dokumen terkait