• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Anak Usia Sekolah (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perkembangan Anak Usia Sekolah (1)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan & Bimbingan Peserta Didik

Dosen Pengampu :

Rien Anitra, M.Pd

Disusun

 Etika Husnul Khairun Nisa 11308502150025

 Larasati 11308502150040

 Muhammad Sidiq Nur 11308502150046

 Nadya Islami 11308502150050

Program Studi Pendidikan Matematika

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Singkawang

(2)

i | Kata Pengantar

Puji syukur kepada Allah SWT., berkat rahmat dan izin-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Karakteristik Perkembangan Anak Usia Sekolah” sebagai tugas mata kuliah Perkembangan dan Bimbingan Peserta Didik. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan peserta didik pada usia pendidikan sekolah.

Terima kasih tak terhingga kami dedikasikan kepada berbagai pihak yang telah mendukung terselesaikannya makalah ini. Terima kasih tak terhingga kami kepada Ibu Rien Anitra, M.Pd selaku dosen pengampu yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.

Tak lepas dari kekurangan, kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Saran dan kritik yang membangun diharapkan demi karya yang lebih baik dimasa mendatang. Besar harapan kami semoga makalah ini membawa manfaat khususnya bagi kami dan bagi pembaca pada umumnya

Singkawang, Oktober 2016

(3)

ii | Daftar Isi

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 1

C. Tujuan ... 1

BAB II PEMBAHASAN ... 2

A. Pengertian Anak Usia Sekolah ... 2

B. Tahap Perkembangan Anak Usia Sekolah ... 2

1. Perkembangan Fisik-Motorik ... 3

2. Perkembangan Intelektual ... 4

3. Perkembangan Bahasa ... 4

4. Perkembangan Emosi... 5

5. Perkembangan Sosial ... 6

6. Perkembangan Kesadaran Beragama ... 7

C. Hubungan Antara Aspek Perkembangan Siswa Dengan Pembelajaran ... 7

1. Hubungan Perkembangan Fisik-Motorik dengan Pembelajaran ... 7

2. Hubungan Perkembangan Intelektual dengan Pembelajaran ... 8

3. Hubungan Perkembangan Bahasa dengan Pembelajaran ... 8

4. Hubungan Perkembangan Emosi dengan Pembelajaran... 9

5. Hubungan Perkembangan Sosial dengan Pembelajaran ... 9

6. Hubungan Perkembangan Kesadaran Beragama dengan Pembelajaran .... 9

BAB III PENUTUP ... 10

A. Kesimpulan ... 10

B. Saran ... 10

DAFTAR PUSTAKA ... iii

(4)

1 |

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak yang berada di kelas awal adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa perkembangan anak yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupannya Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.

Ada beberapa karakteristik anak di usia sekolah yang perlu diketahui para guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat Sekolah Dasar. Sebagai guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya, maka sangatlah penting bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya.

Pada makalah ini juga akan di paparkan mengenai beberapa pengajaran pada tingkat pendidikan dasar yang mampu di terapkan di sekolah dasar, dan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik usia sekolah dasar. Yang diantaranya adalah pembelajaran tematik dan pembelajaran konseptual. Yang pasti sudah sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik pada usia sekolah dasar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarakan latar belakang tersebut, diperoleh permasalahan antara lain: 1. Bagaimana karakteristik perkembangan anak usia sekolah?

2. Bagaimana perkembangan fisik-motorik? 3. Bagaimana perkembangan intelektual? 4. Bagaimana perkembangan bahasa? 5. Bagaimana perkembangan emosi? 6. Bagaimana perkembangan sosial?

7. Bagaimana perkembangan kesadaran beragama?

8. Bagaimana hubungan antara aspek perkembangan siswa dengan pembelajaran?

C. Tujuan

Adapun tujuannya yaitu:

1. Untuk mengetahui karakteristik perkembangan anak usia sekolah 2. Untuk mengetahui perkembangan fisik-motorik

3. Untuk mengetahui perkembangan intelektual 4. Untuk mengetahui perkembangan bahasa 5. Untuk mengetahui perkembangan emosi 6. Untuk mengetahui perkembangan sosial

7. Untuk mengetahuiperkembangan kesadaran agama

(5)

2 | BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Anak Usia Sekolah

Anak diartikan sebagai seseorang yang usianya kurang dari delapan belas tahun dan sedang berada dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus, baik kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Sedangkan anak usia sekolah dapat diartikan sebagai anak yang berada dalam rentang usia 6-12 tahun, dimana anak mulai memiliki lingkungan lain selain keluarga (Supraptini, 2004). Anak usia sekolah biasa disebut anak usia pertengahan. Periode usia tengah merupakan periode usia 6-12 tahun (Santrock, 2008). Periode usia sekolah dibagi menjadi tiga tahapan umur yaitu tahap awal 6-7 tahun, tahap pertengahan 7-9 tahun dan pra remaja 10-12 tahun (DeLaune & Ladner, 2002; Potter & Perry, 2005). Kemampuan kemandirian anak dalam periode ini di luar lingkungan rumah terutama di sekolah akan terasa semakin besar. Beberapa masalah sudah mampu diatasi dengan sendirinya dan anak sudah mampu menunjukkan penyesuaian diri dengan lingkungan yang ada. Rasa tanggung jawab dan rasa percaya diri dalam menghadapi tugas sudah mulai terwujud, sehingga ketika anak mengalami kegagalan sering kali dijumpai reaksi seperti kemarahan dan kegelisahan (Hidayat, 2005)

Tidak seperti bayi dan anak usia pra-sekolah, anak-anak dalam usia sekolah dinilai sudah mampu untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai sosial. Anak usia sekolah menurut Erikson Wong (2009) berada dalam fase industri. Anak mulai mengarahkan energi untuk meningkatkan pengetahuan dari kemampuan yang ada (Santrock, 2008). Anak belajar berkompetisi dan bekerja sama dari aturan yang diberikan. Anak mulai ingin bekerja untuk menghasilkan sesuatu dengan mengembangkan kreativitas, keterampilan, dan keterlibatan dalam pekerjaan yang berguna secara sosial (Santrock, 2008; Wong, 2009). Dalam fase ini, perkembangan anak membutuhkan peningkatan pemisahan dari orang tua dan kemampuan menemukan penerimaan dalam kelompok yang sebaya serta berperan dalam merundingkan masalah dan tantangan yang berasal dari dunia luar (Nursalam, 2005).

B. Tahap Perkembangan Anak Usia Sekolah

(6)

3 | mengambil bagian peran dalam kelompoknya. Perkembangan yang lebih khusus juga mulai muncul dalam tahap ini seperti perkembangan konsep diri, keterampilan serta belajar untuk menghargai lingkungan sekitarnya (Hidayat, 2005). Adapun beberapa tahap perkembangannya yaitu:

1. Perkembangan Fisik-Motorik

Seiring dengan pertumbuhan fisiknya yang beranjak matang maka perkembangan motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik. Setiap gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan atau minatnya. Fase atau usia sekolah dasar (7-12) tahun ditandai dengan gerak atau aktivitas motorik yang lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa yang ideal untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik, baik halus maupun kasar.

Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu faktor penentu kelancaran proses belajar, baik dalam bidang pengetahuan maupun keterampilan. Oleh karena itu, perkembangan motorik sangat menunjang keberhasilan belajar peserta didik. Sesuai dengan perkembangan fisik atau motorik anak yang sudah siap untuk menerima pelajaran keterampilan, maka sekolah perlu memfasilitasi perkembangan motorik anak itu secara fungsional. Upaya-upaya sekolah untuk memfasilitasi perkembangan fisik-motorik secara fungsional tersebut, diantaranya sebagai berikut: a) Sekolah merancang pelajaran keterampilan yang bermanfaat bagi

perkembangan atau kehidupan anak seperti mengetik, menjahit, merupa, atau kerajinan tangan lainnya.

b) Sekolah memberikan pelajaran senam atau olahraga kepada para siswa, yang sejenisnya disesuaikan dengan usia siswa

c) Sekolah perlu merekrut (mengangkat) guru-guru yang memiliki keahlian dalam bidang-bidang tersebut diatas.

d) Sekolah menyediakan sarana untuk keberlangsungan penyeleng-garaan pelajaran tersebut

Menurut Hurlock (1978) pencapaian kemampuan-kemampuan tersebut kemudian mengarah pada pembentukan keterampilan (skill). Keterampilan yang dipelajari dengan baik akhirnya akan menimbulkan kebiasaan. Perkembangan psikomotorik berhubungan erat dengan perilaku individu. Pada aspek sosial, masa remaja adalah masa mencari jati diri. Keterampilan sosial berkembang pada konteks remaja ketika ia berinteraksi dengan orang lain terutama dengan teman sebayanya.

(7)

4 | ada yang cenderung temperamental. Kondisi ini diakibatkan oleh lingkungan yang tidak baik.

2. Perkembangan Intelektual

Dalam pandangan Piaget, perkembangan kognitif pada hakekatnya adalah perkembangan kemampuan penalaran logis. Baginya, berpikir dalam proses kognitif tersebut lebih penting daripada sekedar mengerti. Pada masa remaja, peserta didik mulai mengembangkan cara berpikirnya. Peserta didik mulai berpikir secara hipotesis dalam menyelesaikan masalah yaitu mencari sumber permasalahan, mengkaji dan mencari alternative pemecahannya. Sistem persekolahan dan keadaan social ekonomi mempengaruhi terjadinya perbedaan pada perkembangan kognitif anak didik, demikian pula dengan budaya, sistem nilai, dan harapan dalam masyarakat. Adapun karakteristik perkembangan intelektual pada usia sekolah, yaitu:

 Anak SD sudah mereaksi rangsangan intelektual/ melaksanakan tugas belajar yang menuntut kemampuan kognitif (CALISTUNG).  Anak SD sudah mulai berpikir konkret dan rasional (AUD:

berpikirnya masih imajinatif/angan-angan saja/khayal).

 Tanda-tanda anak SD berpikir konkret: mengelompokkan benda berdasar ciri yg sama, menyusun/mengasosiasikan angka-angka bilangan, dan memecahkan masalah sederhana.

 Untuk mengembangkan daya kreativitasnya, maka perlu diberi peluang bertanya/berpendapat.

 Upaya sekolah untuk memfasilitasinya adalah menyelenggarakan kegiatan kompetisi bagi siswa terkait perkembangan kognitif, misal: cerdas-cermat, mengarang, menggambar, menulis puisi, dll.

 Pengembangan intelektual siswa.

 Mengasah ketajaman pancaindra untuk menerima masukan dari luar (information gathering).

 Mengarahkan persepsi dan perhatian untuk menjaring informasi.  Mengevaluasi, melakukan penilaian (evaluation).

 Mengabstraksi, restrukturalisasi, membuat ringkasan (integrating).  Menyimpulkan, menduga, elaborasi (generating).

 Identifikasi ciri penting (analyzing).

 Mengurutkan, membedakan, mengelompokkan (organizing).  Mengingat dengan berbagai cara (remembering).

3. Perkembangan Bahasa

(8)

5 | dengan bantuan bahasa. Bahasa termasuk dapat berbentuk lisan atau tulisan dengan mempergunakan tanda (coding), huruf (alphabetic), bilangan (numerical atau digital), sinar atau cahaya yang dapat merupakan kata-kata (word) atau kalimat (sentences). Mungkin pula berbentuk gambar atau lukisan (drawing, picture), gerak-gerik (gestures) dan mimic serta bentuk-bentuk simbol ekspresif lainnya.

Bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, atau gerak dengan meng-gunakan kata-kata, simbol, lambang, gambar, atau lukisan. Melalui bahasa setiap manusia dapat mengenal dirinya, sesamanya, alam sekitar, ilmu penge-tahuan dan nilai-nilai moral atau agama.

Usia sekolah dasar merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan kata. Pada awal masa ini, anak sudah menguasai sekitar 2.500 kata, dan pada masa akhir anak telah dapat menguasai sekitar 5000 kata. Dengan dikuasainya keterampilan membaca dan berko-munikasi dengan orang lain, anak sudah gemar membaca atau mendengar cerita yang bersifat kritis. Pada masa ini tingkat berfikir anak sudah lebih maju, dia banyak menanyakan waktu dan soal-akibat.

Di sekolah, perkembangan bahasa anak ini diperkuat dengan diberikannya mata pelajaran bahasa indonesia (bahkan disekolah-sekolah tertentu diberikan bahasa inggris). Dengan diberikannya pelajaran bahasa disekolah, para siswa diharapkan dapat menguasai dan menggunakannya sebagai alat untuk:

a) Berkomunikasi secara baik dengan orang lain

b) Mengekspresikan pikiran,perasaan,sikap atau pendapatnya c) Memahami isi dari setiap bahan bacaaan yang dibacanya.

Untuk mengembangkan kemampuan berbahasa atau keterampilan berkomunikasi anak melalui tulisan, sebagai cara untuk mengekspresikan perasaan, gagasan, atau pikirannya maka sebaiknya kepada anak dilatihkan untuk membuat karangan atau tulisan tentang berbagai hal yang terkait dengan pengalaman hidupnya sendiri, atau kehidupan pada umumnya, seperti menyusun autobiografi, kehidupan keluarga, cara-cara memelihara lingkungan, cita-cita, dan belajar untuk mencapai sukses.

4. Perkembangan Emosi

(9)

6 | Dalam proses peniruan, kemampuan orang tua atau guru dalam mengendalikan emosinya sangatlah berpengaruh. Apalagi anak dikem-bangkan dilingkungan keluarga yang suasana emosionalnya stabil, maka perkembangan emosi anak cendrung stabil atau sehat. Akan tetapi, apabila kebiasaan orang tua dalam mengekspresikan emosinya kurang stabil atau kurang kontrol maka perkembangan emosi anak cenderung kurang stabil atau tidak sehat.

 Karakteristik emosi yang stabil/sehat a) Menunjukkan wajah ceria

b) Mau bergaul dengan teman secara baik c) Bergairah dalam belajar

d) Dapat berkonsentrasi dalam belajar

e) Bersikap menghargai orang lain & diri sendiri  Karakteristik emosi yang tidak stabil/tidak sehat

a) Menunjukkan wajah murung b) Mudah tersinggung

c) Tidak mau bergaul dengan orang lain d) Suka marah

e) Suka mengganggu teman f) Tidak percaya diri

 Upaya guru untuk menciptakan suasana belajar yg kondusif

a) Mengembangkan suasana kelas yg bebas dari ketegangan (sikap ramah, tidak galak).

b) Memperlakukan siswa sebagai individu yang mempunyai harga diri (guru menghargai pendapat siswa, karya siswa, tidak mencemooh pekerjaan siswa/ tidak ada istilah anak emas/anak tiri).

c) Memberikan nilai yg objektif.

d) Menciptakan kondisi kelas yg tertib, bersih, dan sehat.

5. Perkembangan Sosial

Maksud perkembangan sosial ini adalah pencapaian kematangan dalam hubungan atau interaksi sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi dan moral agama. Perkembangan sosial anak dipengaruhi oleh keluarga, teman sebaya dan guru.

 Perkembangan sosial pada anak usia SD ditandai adanya perluasan hubungan (teman/ group).

 Anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri kepada teman/lingkungannya.

 Berkat perkembangan sosial, anak dapat menyesuaikan diri dengan teman/lingkungan

 Sekolah harus bisa memfasilitasi perkembangan sosial dengan cara memberikan tugas-tugas kelompok (baik tugas fisik maupun nonfisik).

(10)

7 | 6. Perkembangan Kesadaran Beragama

Pada masa Sekolah kesadaran beragama ditandai dengan ciri:

 Sikap keagamaan anak masih bersifat reseptif namun sudah disertai pengertian.

 Pandangan dan paham ketuhanan diperoleh secara rasional sesuai logika.

 Penghayatan secara rohaniah semakin mendalam, pelaksanaan kegiatan ritual diterimanya sebagai keharusan moral.

 Pengenalan terhadap Tuhan sebaiknya ditonjolkan sifat Tuhan yg Maha Pengasih, Maha Penyayang, bukan ditonjolkan sifat menghukum dan mengazab

 Sampai usia 10 tahun, kesadaran beragama anak hanya merupakan hasil sosialisasi orang tua, guru, dan lingkungan.

 Usia 10 tahun ke atas semakin bertambah kesadaran akan fungsi agama baginya. Oleh karena itu, anak mulai menerima nilai agama lebih tinggi dari nilai yang lainnya.

 Periode usia SD merupakan masa pembentukan nilai agama.

 Kualitas keagamaan anak dipengaruhi oleh proses pembentukan & pendidikan yg diterimanya.

 Pendidikan agama di SD menjadi perhatian semua kalangan. Semua guru wajib memberikan teladan.

 Pendidikan agama di SD merupakan dasar bagi pembinaan sikap positif terhadap agama dan pembentukan kepribadian dan akhlak anak.

Upaya memfasilitasi perkembangan agama anak

 Dalam kaitannya pemberian materi agama kepada anak, di samping mengembangkan pemahaman juga perlu pelatihan/pembiasaan yg menyangkut ibadah dan akhlak.

Contoh: TK membaca iqrok, SD membaca Al-Quran TK hafalan surat pendek, SD melanjutkan TK sebatas materi shalat, SD dengan artinya

 Perlu pembiasaan ibadah sosial yang menyangkut akhlak terhadap sesama (hormat orang tua, menolong orang yg memerlukan, menyayangi fakir miskin, memelihara kebersihan, jujur, dan amanah.  Diperkenalkannya hukum agama (halal-haram, wajib-sunah).

C. Hubungan Antara Aspek Perkembangan Siswa Dengan Pembelajaran 1. Hubungan Perkembangan Fisik-Motorik dengan Pembelajaran

Perkembangan motorik sangat berpengaruh terhadap proses belajar-mengajar. Perkembangan fisik yang normal adalah salah satu faktor penentu kelancaran proses belajar, baik dalam bidang pengetahuan, maupun keterampilan.

(11)

8 | keterampilan ini, maka sekolah perlu menyiapkan guru khusus di bidang keterampilan.

2. Hubungan Perkembangan Intelektual dengan Pembelajaran

Kemampuan intelektual pada masa ini sudah cukup untuk menjadi dasar diberikannya berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan pola pikir atau daya nalarnya. Kepada siswa sudah dapat diberikan dasar-dasar keilmuan seperti membaca, menulis, dan berhitung.

Dalam rangka mengembangkan kemampuan-kemampuan siswa, pihak sekolah dalam hal ini guru-guru sebaiknya memberikan kesempatan pada siswanya untuk mengemukakan pertanyaan, memberikan komentar atau pendapatnya tentang materi pelajaran yang dibacanya atau yang telah dijelaskan oleh guru. Untuk mengembangkan kemampuan intelektual atau keterampilan berpikir siswa, baik sekali apabila guru merujuk pada pendapat Jones et.al yaitu tentang “core thinking skills” antara lain sebagai berikut:

a) Mengasah ketajaman panca indra untuk menerima masukan informasi dari luar

b) Mengarahkan persepsi dan perhatian untuk menjaring informasi c) Mengevaluasi, melakukan penilaian

d) Mengabstraksi, restrukturisasi, membuat ringkasan

e) Menyimpulkan, menduga, elaborasi. Berkaitan dengan produk hafalan, diupayakan agar anak dapat melakukan penyimpulan

f) Mengidentifikasi ciri penting

g) Mengurutkan, membedakan, mengelompokkan

h) Mengingat, dengan strategi antara lain pengulangan, memberi makna, membuat catatan, melakukan asosiasi pengalaman sehari-hari.

3. Hubungan Perkembangan Bahasa dengan Pembelajaran

Pembelajaran bahasa disekolah sengaja untuk menambah pengetahuan kata-katanya, mengejar dan menyusun struktur kalimat, peribahasa, kesusastraan, dan keterampilan mengarang. Dengan dibekali pelajaran bahasa ini, diharapkan peserta didik dapat menguasai dan mempergunakannya untuk:

1) Berkomunikasi dengan orang lain 2) Menyatakan isi hatinya (perasaannya)

3) Memahami keterangan (informasi yang diterima) 4) Berpikir (menyatakan pendapat atau gagasannya)

(12)

9 | 4. Hubungan Perkembangan Sosial dengan Pembelajaran

Berkat diperolehnya perkembangan sosial, anak dapat menyesuaikan diri dengan kelompok teman sebayanya atau dengan lingkungan masya-rakat sekitarnya. Dalam proses belajar di sekolah, kematangan perkem-bangan sosial ini dapat dimaknai dengan memberikan tugas-tugas kelom-pok, baik yang membutuhkan tenaga fisik, maupun yang membutuhkan fikiran

5. Hubungan Perkembangan Emosi dengan Pembelajaran

Emosi merupakan faktor dominan yang memengaruhi tingkah laku individu, dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar. Emosi positif akan memengaruhi individu untuk mengonsentrasikan dirinya terhadap aktivitas belajar seperti memerhatikan penjelasan guru, membaca buku-buku, aktif dalam berdiskusi dan lain sebagainya.

Mengingat hal tersebut, sebaiknya guru mempunyai kepedulian untuk menciptakan situasi belajar yang menyenangkan, atau kondusif bagi terciptanya proses belajar-mengajar yang efektif serta mempunyai kepedulian untuk membantu memecahkan masalah yang dialami peserta didik.

6. Hubungan Perkembangan Keagamaan dengan Pembelajaran

(13)

10 | BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Anak diartikan sebagai seseorang yang usianya kurang dari delapan belas tahun dan sedang berada dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus, baik kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Sedangkan anak usia sekolah dapat diartikan sebagai anak yang berada dalam rentang usia 6-12 tahun, dimana anak mulai memiliki lingkungan lain selain keluarga. Periode usia sekolah dibagi menjadi tiga tahapan umur yaitu tahap awal 6-7 tahun, tahap pertengahan 7-9 tahun dan pra-remaja 10-12 tahun.

Ada beberapa tahap perkembangan yaitu: 1. Perkembangan Fisik Motorik

2. Perkembangan Intelektual 3. Perkembangan Bahasa 4. Perkembangan Emosi 5. Perkembangan sosial

6. Perkembangan kesadaran Beraagama

B. Saran

(14)

iii |

DAFTAR PUSTAKA

Surakhmad, Prof.Dr. Winarno M.Sc,Ed, “Psikologi Perkembangan”, PT. Karya Unipress, Jakarta: 1980

Hamalik, Oemar, “Psikologi Belajar dan Mengajar”, CV Sinar Baru, Bandung: 1990

http://profesormakalah.blogspot.co.id/2015/01/karakteristik-perkembangan-anak-usia.html, diakses pada tanggal 27 September 2016 pukul 15:48 WIB.

Referensi

Dokumen terkait

Efektivitas suatu radiator berdampak besar terhadap sistem pendinginan mesin oleh karena itu penulis tertarik untuk menganalisis tingkat keberhasilan yang dicapai

akomodas~ yang disediakan oleh pengelola obyek wisata Kalianda Resort antara lain cottages, ruang pertemuan, restoran yang melayani makan dan minum, sarana

Anggang mempunyai warna daging yang sangat menarik, dari kuning, jingga, hingga merah. Daging buah agak tipis dengan porsi edible antara 15-30%, daging buah halus, tekstur lembut,

23 Dijelaskan pada pasal 32 ayat (1) Pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) huruf e hanya dapat

rumah tinggal serta kenyamanan termal dan kualitas kesehatan ruang arsitektur. masyarakat TTS yang sudah tidak menggunakan

Pada tahap awal telah dilakukan Workshop dan Focus Group Discussion (FGD) peningkatan wawasan guru-guru tentang pendidikan karakter, mengidentifikasi karakter-karakter

Dari hasil penilitian yang dilakukan, diperoleh hasil dari 7 responden yang tidak mendapatkan konseling pre operasi melakukan prosedur/perilaku post operasi yang

Kolam untuk pembesaran sebaiknya tanah dasar yang subur jika dipupuk dapat menumbuhkan pakan alami yang baik bagi pertumbuhan dan perkembang ikan