• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TUGAS AKHIR BE 3105 Analisis dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN TUGAS AKHIR BE 3105 Analisis dan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

BE 3105 Analisis dan Interpretasi Data

Aplikasi Regresi Logistik dalam Pemodelan Pertumbuhan Bakteri Alicyclobacillus

acidoterrestris CRA7152 dalam Jus Apel yang dipengaruhi pH, Brix, Temperatur

dan Konsentrasi Nisin

Anggota: Kelompok 7

Elisa Frederica S. 11213007

Hafsah 11213015

Ricky 11213023

Grace Amadea 11213031

Valenikhe F. N. 11213039

ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA PROGRAM STUDI REKAYASA HAYATI

SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

(2)

1

RINGKASAN

Penelitian yang banyak saat ini menyebabkan banyaknya data yang harus

diolah sehingga dibutuhkan suatu metode yang tepat untuk mengolah semua data

tersebut. Salah satu metode yang bisa digunakan adalah regresi logistik. Regresi

logistik biasanya digunakan untuk menganalisa regresi dengan variabel dikotomi.

Variabel dikotomi artinya hanya ada 2 nilai yang mewakili suatu kejadian (0 atau 1).

Variabel prediktor yang didapat dari regresi logistik dapat ditransformasikan menjadi

probabilitas dengan fungsi logistik. Regresi logistik merupakan regresi non linier

artinya tidak ada asumsi keterkaitan variabel-variabelnya secara linier.

Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh temperatur (25-50oC),

pH (2,5-5,5), konsentrasi padatan terlarut (11-19 Brix) dan konsentrasi nisin (0-70

IU/mL) terhadap peluang pertumbuhan Alicyclobacillus acidoterrestris CRA7152 dalam jus apel. Ada 74 sampel yang diolah dengan variabel yang ditinjau berupa tumbuh

tidaknya, pH, kadar nisin, temperatur, konsentrasi padatan terlarut (Brix), Brix*pH, Brix*Nisin

dan Brix*Temperatur.

Analisa regresi dilakukan dengan SPSS tanpa ada data yang hilang (missing

case). Output yang diperoleh adalah persentase variabel yang diprediksi sebesar 64,9% adalah baik. Selanjutnya untuk memperoleh model regresi logistik, dilakukan beberapa

pengujian yaitu uji parameter β0, uji overall dan uji parsial. Kesimpulan secara keseluruhan dari uji tersebut adalah dengan α =5%, model tersebut sesuai, minimal ada satu variabel X yang signifikan mempengaruhi variabel Y dan semua variabel X yang

ditinjau berpengaruh secara signifikan terhadap Y.

Hasil interpretasi menunjukkan setiap peningkatan variabel pH, temperatur,

brix, dan brix*nisin sebesar satu poin membuat kecenderungan bakteri tumbuh

berturut-turut sebesar 43,002; 3,185; 13,412; dan 0,100 kali. Setiap peningkatkan variabel nisin,

brix*pH, dan brix*temperatur sebesar satu poin mengurangi peluang sebesar 1,903;

2,215; dan 0,169 kali. Sehingga model yang merepresentasikan peluang tumbuhnya

A.acidoterrestris CRA7152 dalam jus apel selama 16 hari adalah:

(3)

2 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan berbanding lurus dengan

banyaknya riset yang dilakukan. Semakin banyaknya riset yang dilakukan juga

akan berbanding lurus dengan banyaknya data yang harus diolah. Karena data

yang harus diolah semakin banyak, maka diperlukan suatu metode yang tepat

agar hasil olahan data yang didapatkan tepat sasaran dan informatif. Salah satu

metode yang banyak digunakan adalah model regresi logistik.

Kebanyakan bentuk riset yang sekarang dilakukan memiliki tujuan untuk

mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Salah satu riset

yang dilakukan adalah menentukan pengaruh dari temperatur, pH, konsentrasi

padatan terlarut, dan konsentrasi nisin terhadap peluang pertumbuhan

Alicyclobacillus acidoterrestris di dalam jus apel. Peluang pertumbuhan A. acidoterrestris pada jus apel penting untuk diketahui karena pertumbuhan A. acidoterrestris yang tinggi akan menurunkan kualitas jus apel sehingga bisa menurunkan pula kualitas produk atau mengurangi jumlah produk yang layak

jual.

Untuk menentukan paramater yang bisa mempengaruhi pertumbuhan A. acidoterrestris dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan A. acidoterrestris dilakukan riset yang hasilnya ditampilkan dalam makalah ini. Agar dapat

mengatahui faktor apa yang benar-benar berpengaruh pada pertumbuhan A. acidoterrestris dan dapat menentukan modelnya, dalam pengolahan data riset digunakan metode regresi logistik (Pena et al., 2011).

1.2 Tujuan

1. Menentukan pengaruh pH, nisin, temperatur dan konsentrasi padatan terlarut

terhadap peluang pertumbuhan Alicyclobacillus acidoterrestris CRA 7152 dalam jus apel.

2. Menentukan model peluang pertumbuhan Alicyclobacillus acidoterrestris CRA 7152 dalam jus apel berdasarkan pengaruh pH, temperatur, konsentrasi

(4)

3 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Regresi logistik merupakan metode analisis regresi yang digunakan ketika

variabel terikat/dependen (respon) merupakan variabel dikotomi dan banyak

diaplikasikan dalam penelitian sosial ilmiah (Peng dan So, 2002). Variabel dikotomi

biasanya hanya terdiri dari dua nilai yang mewakili kemunculan atau tidak adanya suatu

kejadian yang biasanya diberi angka 0 atau 1 (Novianti dan Purnami, 2012). Di dalam

statistik, regresi logistik, seringkali disebut model logistik atau model logit, digunakan

untuk memprediksi kemungkinan atau probabilitas dari suatu kejadian dengan data

fungsi logit dari kurva logistik. Bentuk analisis regresi banyak menggunakan beberapa

variabel yang berupa numerik atau kategoris.

Regresi logistik akan membentuk variabel prediktor atau respon yang

merupakan kombinasi linier dari variabel bebas/independen. Nilai variabel prediktor ini

kemudian ditransformasikan menjadi probabilitas dengan fungsi logit. Regresi logistik

juga menghasilkan rasio peluang (odds ratios) terkait dengan nilai setiap prediktor.

Peluang (odds) dari suatu kejadian diartikan sebagai probabilitas hasil yang muncul dan

dibagi dengan probabilitas suatu kejadian tidak terjadi. Secara umum, rasio peluang

merupakan sekumpulan peluang yang dibagi oleh peluang lainnya. Rasio peluang bagi

prediktor diartikan sebagai jumlah relatif yang menunjukkan peluang hasil meningkat

(rasio peluang > 1) atau peluang hasil menurun (rasio peluang < 1) ketika nilai variabel

prediktor meningkat sebesar 1 unit. Tidak seperti regresi linier biasa, regresi logistik

tidak mengasumsikan hubungan antara variabel bebas (independen) dan variabel terikat

(dependen) secara linier. Regresi logistik merupakan regresi non linier dimana model

yang ditentukan akan mengikuti pola kurva seperti gambar 2.1.

(5)

4

Bentuk umum dari model regresi logistik untuk satu prediktor (Peng dan So,

2002) sebagai berikut:

ln

= log (odds) = logit = + x (1)

merupakan probabilitas (Y = outcome of interest|X = x) =

(2)

Keterangan, merupakan intercept atau konstanta dan merupakan slope atau kemiringan. Sedangkan, bentuk umum untuk model regresi logistik dengan lebih dari

satu prediktor adalah:

ln

= + 1x1 + 2x2 +…+ kxk (3) =

probabilitas (Y = outcome of interest|X1 = x1, X2 = x2, … , Xk = xk)

=

(4)

Keterangan, s merupakan kumpulan prediktor. dan s diestimasi dengan

menggunakan metoda kemungkinan maksimum (maximum likelihood method). Metoda

ini didesain untuk memaksimalkan kemungkinan perolehan data yang diberikan dengan

(6)

5 BAB III DATA DAN HASIL

3.1 Data

Sesuai dengan tujuan, telah dilakukan penelitian untuk mengetahui

pengaruh temperatur (25-50oC), pH (2,5-5,5), konsentrasi padatan terlarut

(11-19 Brix) dan konsentrasi nisin (0-70 IU/mL) terhadap peluang pertumbuhan

Alicyclobacillus acidoterrestris CRA 7152 dalam jus apel. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel sebanyak 74 sampel yakni diperoleh dari 37

perlakuan dengan 2 kali ulangan (Tabel 3.1) dan dataset (terlampir) diolah

menggunakan analisis regresi logistik. Adapun variabel yang diteliti adalah

sebagai berikut. Variabel Bakteri sebagai variabel respons atau variabel independen yang memiliki keluaran biner dengan

0 : tidak tumbuh

1 : tumbuh

Variabel prediktor yang dianggap memiliki pengaruh terhadap variabel respons

yakni :

x1 (pH) = pH

x2 (Nisin) = nisin (IU/mL)

x3 (Temperatur) = temperatur (oC)

x4 (Brix) = konsentrasi padatan terlarut (Brix)

x5 (BrixpH) = Brix * pH

x6 (Brixnisin) = Brix * Nisin

x7 (Brixtemperatur) = Brix * Temperatur

Tabel 3.1 Penggalan Data Pertumbuhan A. acidoterrestris CRA7152 dalam Jus Apel pH Nisin Temperatur Brix BrixpH Brixnisin Brixtemperatur Bakteri

(7)

6 3.2 Hasil

3.2.1 Statistik Deskriptif

a) b) c) d)

e) f) g)

Gambar 3.1 Histogram Data Variabel Prediktor; a)pH b)Nisin c)Temperatur d)Brix e)BrixpH f)Brixnisin g)Brixtemperatur

Secara umum, tidak terdapat pencilan pada setiap variabel prediktor (Gambar 3.2). Interpretasi statistik deskriptif untuk setiap variabel prediktor adalah sebagai berikut.

1. pH

Pada data variabel pH, nilai mean lebih besar dibanding nilai median. Nilai mean bersifat tidak robust sehingga mudah mengalami pergeseran apabila terdapat nilai yang besar. Data terpusat pada pH 4 dilihat dari median dan modusnya yang sama. Karena mean lebih besar daripada median maka distribusi pH menceng/skew positif. Dari histogram pH dapat disimpulkan pH dengan nilai kecil lebih banyak digunakan dalam penelitian. Hal ini akan membuat model lebih sesuai untuk memprediksi pertumbuhan bakteri pada suasana lebih asam.

2. Nisin

Dari histogram variabel nisin dapat dilihat konsentrasi nisin yang rendah cenderung lebih banyak digunakan. Hal ini terbukti dengan nilai mean yang lebih besar daripada median. Namun skewness bernilai negatif karena terdapat sebagian data besar. Nilai mean lebih besar daripada median kemungkinan disebabkan adanya nilai yang besar sehingga bergeser lebih tinggi. Hal ini dilihat pula dari jangkauan data konsentrasi nisin yang cukup besar yakni 70. 3. Temperatur

(8)

7

disimpulkan bahwa temperatur yang digunakan cenderung temperatur tinggi. 4. Brix

Persebaran data brix tidak terlalu lebar. Variansinya cukup kecil dibanding persebaran data lain. Histogram menunjukkan distribusi data brix menceng ke kanan/ positif sejalan dengan mean yang lebih tinggi dari mediannya. Hal ini berarti bahwa yang banyak digunakan adalah konsentrasi brix yang rendah.

5. Brix*pH

Hubungan perkalian antara nilai brix dan pH menghasilkan kombinasi data dengan distribusi sebagian besar data berpusat pada nilai brix dan pH kecil dilihat dari kemencengan yang positif.

6. Brix*Nisin

Hubungan perkalian antara brix dengan nisin menghasilkan kombinasi data dengan distribusi kemencengan positif dilihat pula dari histogram data banyak berkumpul pada nilai kecil. Akan tetapi, mean lebih besar daripada median menunjukkan adanya data bernilai tinggi sehingga mean bergeser. Hal ini dipengaruhi jangkauan yang besar yakni 1330.

7. Brix*Temperatur

Hubungan perkalian antara brix dengan temperatur menghasilkan kombinasi data dengan distribusi kemencengan positif karena modus terdapat pada daerah bernilai kecil. Bila dilihat, histogram brix*temperatur cukup berbeda dengan histogram brix saja dan temperatur saja. Persebaran data brix*temperatur lebih besar dan beragam.

Gambar 3.2 BoxplotData Variabel Prediktor; pH, Nisin, Temperatur, Brix, BrixpH, Brixnisin, Brixtemperatur

pH Nisin Temperatur Brix BrixpH BrixNisin Temperatur Brix Bakteri

(9)

8 3.2.2 Regresi Logistik

Tabel 3.2 Ringkasan Hasil Regresi Logistik menggunakan SPSS

S

tep

0

Case processing summary Included in analysis 74 (100%)

Missing cases 0

Dependent variable encoding Original value Tumbuh Tidak tumbuh

Internal value 1 0

Cassification table (constant is included)

Percentage correct 64,9

Cut value 0,500

Berdasarkan Tabel 3.2 dapat diketahui jumlah data yang dianalisis

sebanyak 74 data (included in Analysis), sedangkan missing cases bernilai nol (0) menunjukan tidak ada data yang hilang ketika proses analisis data dilakukan.

Didapat informasi bahwa tabel tersebut mengkategorikan variabel dependen

menjadi 1 untuk yang tumbuh dan 0 untuk yang tidak tumbuh.

Output classification table diatas menjelaskan bahwa persentase variabel yang diprediksi sebesar 64,9% adalah baik. Atau dengan kata lain, semua data

independen yang dianalisis sebesar 64,9% berpengaruh terhadap nilai variabel

dependen dengan mengikutsertakan parameter konstanta.

Cut value yang terdapat dalam output di atas mengindikasikan batas peluang setiap kejadian sukses dan gagal. Jika nilai prediksi dalam data (PRE_1)

lebih dari 0,5 maka bakteri tumbuh (ditunjukkan dalam variabel PGR_1 dengan

nilai 1) dalam data SPSS. Sebaliknya, jika nilainya kurang dari 0,5 maka

hasilnya tidak sukses atau gagal (ditunjukkan dalam variabel PGR_1 dengan

nilai 0).

Berdasarkan output yang ada, untuk mendapatkan model regresi logistik

yang terbaik maka perlu dilakukan beberapa pengujian antara lain:

1. Uji Parameter β0

Tabel 3.3 Hasil Regresi Logistik untuk uji parameter β0

(10)

9

Dari Tabel 3.3 dapat dilakukan uji hipotesis sebagai berikut:

a. Hipotesis

Tabel 3.4 Ringkasan Hasil Regresi Logistik untuk Uji Overall

S

Model summary Nagelkerke R Square 0,870

Classification table Percentage correct 97,3

Cut value 0,500

Berdasarkan Tabel 3.4 dapat dilakukan uji hipotesis terhadap nilai

Ominubus sebagai berikut:

disimpulkan bahwa minimal ada

satu variabel X yang signifikan

(11)

10

Selain menggunakan nilai Omnibus, uji overall juga dapat dilakukan dengan menggunakan nilai Hosmer dan Lemeshow seperti berikut:

a. Hipotesis

digunakan telah cukup mampu

menjelaskan data (sesuai)

Selain itu nilai Nagelkerke R menyakatan bahwa sebanyak 87% keragaman dapat dijelaskan oleh model, sedangkan sisanya (13%) dijelaskan

oleh faktor (variabel) lain diluar model penelitian.

Cut value yang terdapat dalam output di atas mengindikasikan batas peluang setiap kejadian sukses dan gagal. Jika nilai prediksi dalam data (PRE_1)

lebih dari 0,5 maka kejadian ini sukses atau diterima (ditunjukkan dalam

variabel PGR_1 dengan nilai 1) dalam data SPSS. Sebaliknya, jika nilainya

kurang dari 0,5 maka hasilnya tidak sukses atau gagal (ditunjukkan dalam

variabel PGR_1 dengan nilai 0). Dari data tersebut dapat diketahui juga bahwa

nilai-nilai prediksi dapat memprediksi variabel-variabel dengan tingkat

kebenaran 97,3% (lebih besar daripada ketika mengikutsertakan konstanta)

3. Uji Parsial

Tabel3.5 Hasil Regresi Logistik untuk Uji Parsial

(12)

11

Dari tabel 3.5 dapat dilakukan uji hipotesis untuk setiap βi. Sebagai

contoh dilakukan uji hipotesis terhadap pH sebagai berikut:

Untuk β1

disimpulkan bahwa variable pH

signifikan mempengaruhi Y

Dilakukan hal yang sama untuk β2, β3, β4, β5, β6, dan β7 dengan hasil seperti

yang ditunjukkan oleh Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Hasil Uji Parsial

Variabel Simbol Koefisien P-value Kesimpulan

(Pengaruh)

Brixtemperatur β7 -0,169 0,042 Signifikan

Konstanta α -260,745 0,045

Setelah dilakukan uji overall dan parsial didapatkan model logit berdasarkan

persamaan (3) sebagai berikut:

Logit (p) = Ln

= -260,745 + 43,002*pH - 1,903*Nisin +

3,185*Temperatur + 13,412*Brix - 2,215*Brix*pH + 0,100*Brix*Nisin -

(13)

12

Namun karena variabel BrixpH secara statistik tidak berpengaruh secara

signifikan, maka model seharusnya tidak memasukkan variabel BrixpH.

Variabel BrixpH dikatakan tidak signifikan secara statistik, bukan berarti

pengaruhnya tidak ada (nol rasio), melainkan ada pengaruhnya, hanya saja

sangat kecil.

Bila variabel BrixpH dieliminasi kemudian dilakukan regresi logistik

tanpa variabel BrixpH, didapati hasil model yang tidak sesuai dengan hasil

observasi. Hal ini dibuktikan dengan perbandingan hasil uji Hosmer dan

Lemeshow sebagai berikut.

Tabel 3.7 Uji Hosmer dan Lemeshow Model dengan dan tanpa variabel BrixpH

Model df

Chi-Tanpa variabel BrixpH 25,860 0,001

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa model dengan variabel

BrixpH lebih merepresentasikan observasi dibandingkan model tanpa variabel

BrixpH. Hal ini dikarenakan nilai chi-square lebih kecil dari chi-square tabel

dan P-value lebih besa dari α dimiliki oleh model dengan variabel BrixpH,

bukan model tanpa variabel BrixpH. Dengan demikian, model dengan 7

variabel (termasuk variabel BrixpH) tetap dipertahankan sebagai model yang

diajukan yakni

Logit (p) = Ln

= -260,745 + 43,002*pH - 1,903*Nisin +

3,185*Temperatur + 13,412*Brix - 2,215*Brix*pH + 0,100*Brix*Nisin -

0,169*Brix*Temperatur

Serta didapatkan model peluang pertumbuhan bakteri berdasarkan persamaan

(14)

13 4. Interpretasi dan Peluang

Berdasarkan tabel 3.12 dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

1. Setiap peningkatan variabel pH, temperatur, brix, dan brix*nisin

sebesar satu poin membuat kecenderungan bakteri tumbuh

berturut-turut sebesar 43,002; 3,185; 13,412; dan 0,100 kali. Setiap

peningkatkan variabel nisin, brix*pH, dan brix*temperatur sebesar

satu poin mengurangi peluang tumbuh bakteri berturut-turut sebesar

1,903; 2,215; dan 0,169 kali.

2. Peluang A. acidoterrestris untuk tumbuh dalam jus apel selama 16 hari dan prediksi titik kristis setiap variabel dideskripsikan dengan

model:

Sehingga, misalkan untuk suatu percobaan dengan pH 4,5; konsentrasi Nisin 60 IU/mL, temperatur 40oC dan konsentrasi padatan terlarut 12 Brix, maka peluang tumbuhnya bakteri adalah sebesar

0,5)sehingga kemungkinan dengan kondisi tersebut jus apel tidak akan ditumbuhi bakteri A. acidoterrestris.

Sedangkan, misalnya untuk kondisi pH 5,4; nisin 20 IU/mL, temperatur 37, dan brix 15, peluangnya adalah sebesar 0,999962775 (> 0,5). Artinya sangat besar kemungkinan bakteri A. acidoterrestris untuk tumbuh dalam jus apel pada kondisi tersebut.

(15)

14 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa

variabel yang mempengaruhi tumbuh atau tidaknya bakteri A. acidoterrestris dalam jus apel selama 16 hari secara signifikan ialah pH, nisin, temperatur, konsentrasi padatan terlarut serta hubungan perkalian

antara konsentrasi padatan terlarut dengan pH, nisin, dan temperatur.

Variabel-variabel yang berpengaruh tersebut mempengaruhi variabel

respons sebesar 87% dan sisanya dipengaruhi variabel lain diluar model.

2. Peluang yang didapat untuk memprediksi pertumbuhan bakteri A. acidoterrestris dalam jus apel selama 16 hari dimodelkan dalam persamaan

dengan

pH = pH, N = konsentrasi nisin (IU/mL), T = Temperatur (oC), dan

B = konsentrasi padatan terlarut (Brix)

4.2 Saran

1. Diperlukan penelitian lebih lanjut variabel lain selain pH, temperatur, nisin dan brix yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri A. acidoterrestrisi dalam jus apel dengan waktu yang lebih bervariasi.

2. Diperlukan pendekatan metode analisis statistik lainnya selain maximum likelihood untuk mendapatkan model yang lebih akurat.

(16)

15

DAFTAR PUSTAKA

Novianti, F. A. dan S. W. Purnami. 2012. Analisis Diagnosis Pasien Kanker Payudara Menggunakan Regresi Logistik dan Support Vector Machine (SVM) Berdasarkan Hasil Mamografi. Jurnal Sains dan Seni ITS. 1(1), 147-152.

Pena, W. E. L., P. R. De Massaguer, A. D. G. Zuniga, dan S. H. Saraiva. 2011. Modeling the Growth Limit of Alicyclobacillus acidoterrestris CRA7152 in Apple Juice: Effect of pH, Brix, Temperature, and Nisin Concentration. Journal of Food Processing and Preservation. 35, 509-517.

Peng, C. Y. J. dan T. S. H. So. 2002. Logistic Regression Analysis and Reporting: A Primer. Understanding Statistics. 1(1), 31-70.

(17)

LAMPIRAN

Tabel 1 Dataset Respons Tumbuh dan Tidak Tumbuh dari A. acidoterrestris CRA7152 dalam Jus Apel pH Nisin Temperatur Brix BrixpH Brixnisin Brixtemperatur Bakteri

5,5 70 50 11 60,5 770,0 550,0 0

*Data BrixpH, Brixnisin, dan Brixtemperatur tidak didapat secara mentah dari data jurnal namun dihitung sendiri. Sumber dataset : www.stat.ufl.edu/~winner/datasets.html [Online]

(18)

Tabel 2 Statistik Deskriptif Variabel Prediktor Variansi 0,623 726,694 86,101 9,502 364,99 180.847,242 36.225,937

Skewness 0,046 -0,102 -0,239 0,526 0,661 0,276 0,561

Proses Pengolahan Data dengan Regresi Logistik menggunakan SPSS dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Membuka Lembar Kerja SPSS

Langkah-langkah yang diperlukan dalam menggunakan SPSS adalah sebagai berikut : a. Klik start

b. Kemudian klik SPSS pada menu start

c. Setelah itu, maka muncul lembar kerja SPSS yang siap untuk digunakan

d. Kemudian klik variable view kemudian diketikkan nama variabel dengan nama pH, Temperatur, Nisin, Brix, BrixpH, Brixtemperatur, Brixnisin, dan Bakteri.

Gambar 1 Membuat nama variabel e. Input data

Tabel 3 Data yang telah diinput

f. Value label dibuat dengan cara klik values pada variable Bakteri yang bernilai 1 untuk tumbuh dan 0 untuk tidak tumbuh.

Gambar 2 Membuat value label

2. Melakukan Regresi Logistik

(19)

Gambar 3 Pemilihan menu analyze

b. Muncul kotak dialog linear regression, kemudian dimasukkan variabel Bakteri sebagai variabel dependen dan variabel pH, Temperatur, Nisin, Brix, BrixpH, Brixtemperatur, dan Brixnisin sebagai variabel independen. Kemudian metode enter dipilih.

Gambar 4 Kotak dialog logistic regression

c. Klik save, beri tanda pada probabilities dan group membership, kemudian klik continue

Gambar 5 Kotak dialog logistic regression save

d. Klik options, beri tanda pada classification plots, hosmer-lemeshow goodness of fit, correlations of estimaes

dan include constant in model, kemudian klik continue

Gambar 6 Kotak dialog logistic regression options e. Klik Ok

Hasil Output Regresi Logistik menggunakan SPSS

(20)

Tabel 5Dependent variable encoding

Tabel 6 Classification tablea,b

Tabel 7Variables in the equation

Tabel 8Omnibus tests of model coefficients

Tabel 9Hosmer and lemeshow test

Tabel 10Model summary

Tabel 11Classification tablea

Gambar

Gambar 2.1 Grafik regresi logistik
Tabel 3.1 Penggalan Data Pertumbuhan A. acidoterrestris CRA7152 dalam Jus Apel
Gambar 3.1 Histogram Data Variabel Prediktor; a)pH  b)Nisin  c)Temperatur  d)Brix e)BrixpH  f)Brixnisin  g)Brixtemperatur
Gambar 3.2 Boxplot Data Variabel Prediktor; pH, Nisin, Temperatur, Brix, BrixpH, Brixnisin, Brixtemperatur
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sumber : Profil Perusahaan Suzana Radio Network, 2018 Dengan melihat keunikan yang dimiliki oleh Suzana Radio Network yakni mempunyai 13 radio anggota jaringan yang

Oleh karenanya seyogyanya konsep dan analisa tersebut masih perlu didialogkan dengan realitas, dikaji ulang dalam beberapa uraian agar nilai yang belum relevan menjadi perhatian

Fakultas / Universitas : Farmasi / Universitas Muhammadiyah Purwokerto Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi ini adalah hasil dari proses penelitian saya

juga mengatakan setting dalam film horor sengaja dibuat dengan tempat yang mencekam sehingga membuat karakter tidak berdaya, serta tampat yang dapat membangun atmosfer menegangkan

Pasien RS Onkologi Surabaya yang terdaftar pada tahun 2015 didominasi oleh wanita yang berusia kurang dari 42 tahun, tidak memiliki riwayat obesitas, melahirkan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisik dan daya iritasi dari sediaan salep minyak atsiri bunga cengkeh (MABC) jika digunakan basis hidrokarbon.. Salep dari

Memperoleh gambaran mengenai kemampuan membangun keterampilan dasar siswa melalui pembelajaran berbasis masalah baik secara kelompok maupun individu pada konsep

Hasil pengukuran kadar kalium pada bubuk bawang putih dengan berbagai variasi suhu pengeringan dapat dilihat pada Gambar 6.. Kalium bubuk bawang putih dengan variasi