ISTIGHFAR PALING UTAMA
AJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS
STUDI HADITS
DOSEN PENGAMPU
Dr.H.Achmad Zuhdi DH, M.Fil I
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 9
KELAS I C SKI
Fatihul Firdaus [ A92216121 ]
Abdul Rouf Al Ayubi [ A02212024 ]
Siti Mainnatul Himmah [ A92216102 ]
Satriya Candra Pamungkas [ A92216099 ]
Ana Yunitasari [ A92216113 ]
JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
Fatihul Firdaus [ A92216121 ] Siti Mainnatul Himmah [ A92216102 ]
Satriya Candra Pamungkas [ A92216099 ] Ana Yunitasari [ A92216113 ]
A. Latar Belakang
Istighfar merupakan bentuk ketaatan kepada Allah ‘Azza wajalla, hamba ynag taat adalah hamba yang selalu mohon ampun kepada Allah.Banyaknya perintah Allah dalam Al-Qur’an ynag menyuruh hambanya untuk beristighfar.
Istighfar merupakan sebuah bentuk di ampuninya dosa, sebab turunnya hujan, mendapatkan harta dan anak serta masuknya mnusia dalam surga. Nabi nuh berkata ketika mendakwahi kaumnya, sebagai mana firman Allah yang Artinya “maka aku katakana kepada mereka, mohonlah ampun kepada robmu, sesungguhnya dia adalah maha pengampun. Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” Q.S Nuh 10-12
Kekuatan menjadi bertambah dengan istighfar, Allah berfirman yang artinya “dan Hud berkata hai kaumku, mohonlah ampun kepada Robbmu lalu bertaubatlah kepadanya.Niscaya dia menurunkan hujan yang sangat deras Atas mu, dan dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa”. Q.S Hud:52
B. Takhrij dan I’tibar Istighfar Paling Utama
a. Bunyi Teks Hadits
اننثنددنحن
Telah menceritakan kepada kami Abu Ma'mar telah menceritakan kepada kami Abdul Warits telah menceritakan kepada kami Al Husain telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Buraidah dia berkata; telah menceritakan kepadaku Busyair bin Ka'b Al 'Adawi dia berkata; telah menceritakan kepadaku Syaddad bin Aus radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam; "Sesungguhnya istighfar yang paling baik adalah; kamu mengucapkan: 'ALLAHUMMA ANTA RABBI LAA ILAAHA ILLA ANTA KHALAQTANI WA ANA 'ABDUKA WA ANA 'ALA 'AHDIKA WA WA'DIKA MASTATHA'TU A'UUDZU BIKA MIN SYARRI MAA SHANA'TU ABUU`U LAKA BIDZANBI WA ABUU`U LAKA BINI'MATIKA 'ALAYYA FAGHFIRLI FA INNAHU LAA YAGHFIRU ADZ DZUNUUBA ILLA ANTA (Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui dosaku kepada-Mu dan aku akui nikmat-Mu kepadaku, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain-Mu) '." Beliau bersabda: 'Jika ia mengucapkan di waktu siang dengan penuh keyakinan lalu meninggal pada hari itu sebelum waktu sore, maka ia termasuk dari penghuni surga. Dan jika ia membacanya di waktu malam dengan penuh keyakinan lalu meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk dari penghuni surga.'
Telah menceritakan kepada kami Al Husain bin Huraits telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Abu Hazim dari Katsir bin Zaid dari Utsman bin Rabi’ah dari Syaddad bin Aus radiallahu ‘anhu bahwa Nabi Saw bersabda: “Maukah aku tunjukkan kepadamu sayyid istighfar? Yaitu 'ALLAHUMMA ANTA RABBI LAA ILAAHA ILLA ANTA KHALAQTANII WA ANAA 'ABDUKA WA ANAA 'ALAA 'AHDIKA WA WA'DIKA MASTATHA'TU, A'UUDZU BIKA MIN SYARRI MAA SHANA'TU WA ABUU`U LAKA BINI'MATIKAWA A’TARIFU BIDZUNUUBII FAGHFIR LII DZUNUUBII, INNAHU LAA YAGHFIRU ADZ DZUNUUBA ILLA ANTA (Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu,dan berada dalam perjanjian dan janjiMu semampuku. Aku berlindung kepadaMu dari keburukan apa yang telah aku perbuat, dan aku mengakui kenikmatanMu yang Engkau berikan kepadaku dan mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah dosaku, sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau). Tidak ada seorangpun diantara kalian yang mengucapkannyaketika sore hari kemudian datang kepadanya taqdir untuk meninggal sebelum datang pagi hari melainkan wajib baginya surge, dan tidaklah ia mengucapkannya ketika pagi hari kemudian datang kepadanya taqdir untuk meninggal sebelum datang sore hari melinkan wajib baginya surge”.
اننرنبنخيأ
Telah mengabarkan kepada kami Amru bin Ali ia berkat; telah meneritakan kepada kami Yazid yaitu Ibnu Zura’I ia berkata; telah menceritakan kepada kami Husain Al Mu’allim dari Abdullah bin Buraidah dari Busyair bin Ka’ab dari Syaddad bin Aus dari Nabi Saw, beliau bersabda: “Sesungguhnya istighfar yang paling baik adalah; jika seorang hamba mengucapkan: 'ALLAHUMMA ANTA RABBI LAA ILAAHA ILLA ANTA KHALAQTANII WA ANAA 'ABDUKA WA ANAA 'ALAA 'AHDIKA WA WA'DIKA MASTATHA'TU, A'UUDZU BIKA MIN SYARRI MAA SHANA'TU ABUU`U LAKA BIDZANBI WA ABUU`U LAKA BINI'MATIKA 'ALAYYA FAGHFIRLI FA INNAHU LAA YAGHFIRU ADZ DZUNUUBA ILLA ANTA (Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian-Mu dan janji-perjanjian-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-perjanjian-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui dosaku kepada-Mu dan aku akui nikmat-Mu kepadaku, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain-Mu) '. Jika ia mengucapkan di waktu subuh dengan penuh keyakinan lalu ia meninggal, maka ia akan masuk surge. Jika ia membacanya di waktu sore dengan penuh keyakian lalu meninggal, maka ia akan masuk surga”. Namun Al Walid bin Tsa’labah menyelisih riwayat hadits ini.
b. Skema Sanad Hadits
Untuk dapat mengetahui jalur sanad, nama-nama rawi dan metode periwayatan yang digunakan oleh setiap perawi, maka kegiatan I’tibar digunakan yaitu dengan pembuatan skema untuk seluruh sanad hadits yang sedang diteliti, sehingga dapat diketahui sanad dari hadits tersebut mempunyai mutabi’ dan shahid atau tidak.Lihat gambar di bawah ini.
Skema urutan sanad dan perawi hadits
1. Jalur Al-Bukhari
Sedangkan kalau dilihat dari urutan perawi dan sanad hadits riwayat Al-Bukhari
tersebut adalah sebagai berikut:
Nama Perawi Urutan Perawi Urutan Sanad
Syaddad bin Aus Perawi I Sanad VI
Busyair bin Ka'b Al 'Adawi Perawi II Sanad V
س
ث
ويأن ن
ح بي دحاددش
ن
ب
ث عيك
ن ن
ح بي رحييش
ن بح
ي
ل وزدنعنليا
ةندنييرنبح ن
ح بي هزلدلا دحبيع
ن
ن
ح ييس
ن ح
ح ليا
ث
ز رزاونليا دحبيعن
رثمنعيمن وبحأن
Abdullah bin Buraidah Perawi III Sanad IV
Al Husain Perawi IV Sanad III
Abdul Warits Perawi V Sanad II
Abu Ma'mar Perawi VI Sanad I
Al-Bukhari Perawi VII Mukharrij
2. Jalur At-Tirmidzi
س
ث
ويأن ن
ح بي دحاددش
ن
ةنعنييبزرن نزبي ننامنثيعح
دثييزن ن
ز بيرزييثزك
ن
ن
ح بيززييززعنليا دحبيع
ن
م
ث ززاحن يبزضأ
ث
ث ييرنحح ن
ح بي ن
ح ييس
ن ح
ح ليا
ا
ذيمريتيل
Sedangkan kalau dilihat dari urutan perawi dan sanad hadits riwayat At-Tirmidzi
tersebut adalah sebagai berikut:
Nama Perawi Urutan Perawi Urutan Sanad
Syaddad bin Aus Perawi I Sanad V
Utsman bin Rabi’ah Perawi II Sanad IV
Katsir bin Zaid Perawi III Sanad III
Abdul Aziz bin Abu Hazim Perawi IV Sanad II
Al-Husain bin Huraits Perawi V Sanad I
At-Tirmidzi Perawi VI Mukharrij
3. Jalur An-Nasa’i
س
ث
ويأن ن
ح بي دحاددش
ن
ب
ث عيك
ن ن
ح بي رحييش
ن بح
ي
ل وزدنعنليا
ةندنييرنبح ن
ح بي هزلدلا دحبيع
ن
م
ح ليعنمحليا ن
ب ييس
ن حح
هييلنعن هلدلا ىلدص دمدحنمح
Sedangkan kalau dilihat dari urutan perawi dan sanad hadits riwayat Nasa’i tersebut
adalah sebagai berikut:
Nama Perawi Urutan Perawi Urutan Sanad
Syaddad bin Aus Perawi I Sanad VI
Busyair bin Ka'b Al 'Adawi Perawi II Sanad V
Abdullah bin Buraidah Perawi III Sanad IV
Husain Al Mu’allim Perawi IV Sanad III
Yazid ibnu Zura’i Perawi V Sanad II
Amru bin Ali Perawi VI Sanad I
Nasa’i Perawi VII Mukharrij
C. Kajian Hadits Terhadap Hadits Tentang Istighasah
Setelah melakukan takhrij dan I’tibar di atas, maka dalam tahap ini dilakukan pengkajian kritik terhadap hadits tersebut dengan menguraikan kualitas periwayat dan persambungan sanad serta dilakukan kritik sanad dan matan sehingga dapat dihasilkan kualitas hadits-hadits tersebut.
Disebutkan hasil takhrij, bunyi teks hadits tersebut diriwayatkan oleh 1. Jalur Al-Bukhari
Urutan nama-nama periwayat hadits dari jalur Al-Bukhari adalah 1) Syaddad bin Aus
دحييززينعثييرنزح نحبيا
ع
ن
ي
ي لزع
ن ن
ح بي ورحمي
a. Nama lengkapnya adalah Staddad bin Aus bin Tsabit, beliau wafat pada tahun 58 H.
b. Komentar ulama terhadap rawi Ibnu Hajar Al Atsqalani Sahabat
Adz Dzahabi Sahabat
2) Busyair bin Ka'b Al 'Adawi
a. Nama lengkap beliau adalah Basyir bin Ka’ab bin Ubay. b. Komentar ulama terhadap rawi
An Nasai Tsiqah
Ibnu Hajar Tsiqah
Adz Dzahabi Tsiqah
Ibnu Saad Tsiqah
Al Ajli Tsiqah
Ad Daruquthni Tsiqah
Ibnu Hibban Disebutkan dalam ‘Ats Tsiqah’
3) Abdullah bin Buraidah
a. Nama lengkap beliau adalah Abdullah bin Al Buraidah bin Al Hushaib. Beliau lahir pada pada tahun ke 15 H. Beliau wafat di daerah Khurasan pada usia ke 63, bulan Januari115 H.
c. Komentar ulama terhadap rawi
Yahya bin Ma’in Tsiqah
Abu Hatim Tsiqah
Al Ajli Tsiqah
Ibnu Hajar Al Atsqalani Tsiqah
Adz Dzahabi Tsiqah
4) Al Husain
a. Nama lengkap beliau adalah Al Husain bin Dzakwan. Beliau wafat pada 145 H.
b. Komentar ulama terhadap rawi
Yahya bin Ma’in Tsiqah
An Nasa’i Tsiqah
Abu Hatim Tsiqah
Ibnu Hibban Disebutkan dalam ‘Ats Tsiqaat’
Adz Dzahabi Tsiqah
5) Abdul Warits
a. Nama lengkap beliau adalah Abdul Warits bin Sa’id bin Dzakwan atau sering disebut Abu Ubaidah. Beliau wafat pada 180 H.
b. Guru beliau adalah Imam Nafi' al-Madani c. Komentar ulama terhadap rawi
Abu Zur’ah Tsiqah
An Nasa’i Tsiqah Tsabat
Abu Hatim Tsiqah, Shaduq
Ibnu Hibban Disebutkan dalam ‘Ats Tsiqaat’
Ibnu Hajar Tsiqah Tsabat
6) Abu Ma'mar
a. Nama lengkap beliau adalah Abdullah bin ‘Amru bin Abi Al Hajjaj Maisarah. Beliaulahir pada tahun 110 H/728dan beliau wafat pada tahun 224H/824.
b. Komentar ulama terhadap rawi
Yahya bin Ma’in Tsiqah
Al Ajli Tsiqah
Abu Hatim Shaduuq Mutqin
Abu Zur’ah Tsiqah Hafidh
Ibnu Kharasy Shaduuq
Ibnu Hibban Disebutkan dalam ‘ats tsiqaat
Ibnu Hajar Al Atsqalani “tsiqah tsabat, tertuduh beraliran qadariyah”
Adz Dzahabi Hafidh
7) Al-Bukhari
a. Nama sebenarnya adalah Muhammad bin Ismail bin Ibrahimbin al-Mughirah bin Bardizbah, ia dijuluki dengan Abu Abdillah. Ia lahir di Bukhara pada 13 Syawal tahun 194 H di negeri Bukhara. Wafat pada malam Sabtu di malam hari Raya Fitri (Idul Fitri) 1 Syawal tahun 256 H di sebuah desa bernama Khortanak menuju arah Samarkan.
b. Komentar ulama terhadap rawi At-Tirmidzi berkata :”Saya tidak pernah melihat orang yang dalam hal illat dan rijal lebih mengerti daripada Al-Bukhari”.
Ibnu Khuzaimah berkata:”Aku tidak melihat dibawah permukaan langit seseorang yang lebih tahu tentang hadits Rasulullah Saw daripada Muhammad bin Ismail Al-Bukhari”.
Abu Nu’im dan Ahmad ibn Ahmad berkata:”Al-Bukhari adalah faqih (ahli hukum) dari ummat ini”.
Abu Muhammad Abdullah bin Abdurahman ad-Darimy berkata:”Muhammad ibn Ismail (Bukhari) orang yang tercakap dalam bidang hukum di antara kami dan lebih banyak mencari hadits”.
2. Jalur At-Tirmidzi
1) Syaddad bin Aus
a. Nama lengkapnya adalah Staddad bin Aus bin Tsabit, beliau wafat pada tahun 58 H.
b. Komentar ulama terhadap rawi
Ibnu Hajar Al Atsqalani Sahabat
Adz Dzahabi Sahabat
2) Utsman bin Rabi’ah
a. Nama lengkap Utsman bin Rabi’ah bin ‘Abdullah, wafat b. Komentar ulama terhadap rawi
Ibnu Hibban Disebutkan dalam ‘Ats Tsiqat’
Ibnu Hajar Maqbul
Adz Dzahabi Watsiq
3) Katsir bin Zaid
a. Nama lengkap Katsir bin Zaid, wafat 158 H. b. Komentar ulama terhadap rawi
Abu Zur’ah Shaduuq fiihi layyin
Abu Hatim Shalih
Abu Hatim Laisa bi qowi
Abu Hatim Yuktab haditsuhu
An Nasa’i Dla’if
Ibnu Hibban Disebutkan dalam ‘ats tsiqaat’
Ibnu Hajar al ‘Asqalani Shaduq yuhti
4) Abdul Aziz bin Abu Hazim
a. Nama lengkap Abdul ‘Aziz bin Abi Hazim Salmah bin Dinar, wafat 184 H.
b. Komentar ulama terhadap rawi
Yahya bin Ma’in Tsiqah shaduuq
An Nasa’i Laisa bih ba’s
Ibnu Numair Tsiqah Ibnu Hajar al ‘Asqalani Shaduuq
5) Al-Husain bin Huraits
a. Nama lengkap Al Husain bin Huraits bin Al Hasan, wafat 244 H. b. Komentar ulama terhadap rawi
Ibnu Hibban Disebutkan dalam ‘ats tsiqaat’
An Nasa’i Tsiqah
Ibnu Hajar al ‘Asqalani Tsiqah
Adz Dzahabi Tsiqah
6) At-Tirmidzi
a. Nama lengkapnya adalah Imam al-Hafidz Abu ‘Isa Muhammad bin ‘Isa bin Saurah bin Musa bin ad-Dahhak as-Sulami at-Tirmidzi, salah seorang ahli hadits kenamaan, dan pengarang berbagai kitab yang masyhur. Beliau lahir pada 279 H di kota Tirmiz.
b. Guru beliau adalah Imam Bukhari, Imam Muslim, Abu Dawud, Qutaibah bin Saudi Arabia’id, Ishaq bin Musa, Mahmud bin Gailan, Said bin ‘Abdur Rahman, Muhammad bin Basysyar, Ali bin Hajar, Ahmad bin Muni’, Muhammad bin al-Musanna dan lain-lain.
c. Murid beliau yaitu Makhul ibnul-Fadl, Muhammad bin Mahmud ‘Anbar, Hammad bin Syakir, ‘Ai-bd bin Muhammad an-Nasfiyyun, al-Haisam bin Kulaib asy-Syasyi, Ahmad bin Yusuf an-Nasafi, Abul ‘Abbas Muhammad bin Mahbud al-Mahbubi, dan lain-lain.
d. Komentar ulama terhadapnya adalah para ulama besar memuji dan menyanjungnya dan mengakui akan kemuliaan dan keilmuannya. Al-Hafidz Abu Hatim Muhammad ibn Hibban, kritikus hadits menggolongkan Tirmidzi dalam kelompok “Tsiqat” atau orang-orang yang dapat dipercayai dan kokoh hafalannya.
3. Jalur Nasa’i
Urutan nama-nama periwayat hadits dari jalur Al-Bukhari adalah 1) Syaddad bin Aus
a. Nama lengkapnya adalah Staddad bin Aus bin Tsabit, beliau wafat pada tahun 58 H.
Ibnu Hajar Al Atsqalani Sahabat
Adz Dzahabi Sahabat
2) Busyair bin Ka'b Al 'Adawi
a. Nama lengkap Basyir bin Ka’ab bin Ubay b. Komentar ulama terhadap rawi
An Nasai Tsiqah
Ibnu Hibban Disebutkan dalam ‘Ats Tsiqah’
3) Abdullah bin Buraidah
a. Nama lengkap Abdullah bin Al Buraidah bin Al Hushaib b. Komentar ulama terhadap rawi
Yahya bin Ma’in Tsiqah
Abu Hatim Tsiqah
Al Ajli Tsiqah
Ibnu Hajar Al Atsqalani Tsiqah
Adz Dzahabi Tsiqah
4) Husain Al Muallim
a. Nama lengkap Al Husain bin Dzakwan, wafat 145 H. b. Komentar ulama terhadap rawi
Yahya bin Ma’in Tsiqah
An Nasa’i Tsiqat
Abu Hatim Tsiqat
Ibnu Hibban Disebutkan dalam ‘ats tsiqaat’
Adz Dzahabi Tsiqat
5) Yazid ibnu Zura’i
a. Nama lengkap Yazid bin Zura’I, wafat 182 H. b. Komentar ulama terhadap rawi
Ahmad bin Hambal Shaduuq mutqin
Yahya bin Ma’in Tsiqah
Ibnu Sa’d Tsiqah hujjah
An Nasa’i tsiqah
Ibnu Hajar al ‘Asqalani Tsiqah tsabat
Adz Dzahabi Hafizh
6) Amru bin Ali
a. Nama lengkap Amru bin ‘Ali bin Bahar bin Kunaiz, wafat 249 H. b. Komentar ulama terhadap rawi
Abu Hatim Shaduuq
An Nasa’i Tsiqah
Ad Daruquthni Minal huffaad
Ibnu Hibban Disebutkan dalam ‘ats tsiqaat’
Maslamah bin Qasim Tsiqah hafidz
Ibnu Hajar al ‘Asqalani Tsiqah hafidz
Adz Dzahabi Ahadul A’lam
7) Nasa’i
a. Nama lengkapnya adalah Abu Abd al-Rahman Ahmad bin Ali bin Dyuaib bin Ali bin Sinan bin Bahr al-Khurasani al-Qadi. Lahir pada tahun 215 H. wafat pada tahun 303 H.
b. Guru beliau adalah Qutaibah bin Sa’id, Ishaq bin Ibrahim, Ishaq bin Rahawaih, al-Harits bin Miskin, Ali bin Kasyram, Imam Abu Dawud (penyusun Sunan Abi Dawud), serta Imam Abu Isa al-Tirmidzi (penyusun al-Jami’/Sunan al-Tirmidzi).
c. Murid beliauyaitu Abu al-Qasim al-Thabarani (pengarang tiga buku kitab mu’jam), Abu Ja’far al-Thawi, Al-Hasan bin al-Khadir al-Suyuti, Muhammad bin Muawiyah bin Ahmar Andalusi, Abu Nashr al-Dalaby, dan Abu Bakrbin Ahmad al-Sunni.
d. Komentar ulama terhadap beliau adalah Imam Nasa’I merupakan figur yang cermat dan teliti dalam meneliti dan menyeleksi para periwayat hadits. Abu Ali al-Naisapuri pernah mengatakan, “Orang yang meriwayatkan hadits kepada kami adalah seorang yang telah diakui oleh para ulama, ia bernama Abu Abd al Rahman al-Nasa’i.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai istighfar paling utama dapat disimpulkan bahwa hadits ini termasuk hadits yang shohih di lihat dari biografi para perawinya yang sambung antara perawi satu dengan perawi yang lain dan komentar para ulama.
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an. Surat An Nuh 71:10-12 Al Qur’an. Surat Hud 11:54
Biografi Ulama Ahli Habits versi desktop/komputer Kutubus Sittah.