• Tidak ada hasil yang ditemukan

KPP RESUM SETELAH UTS n KASUS PERDA 35 03

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KPP RESUM SETELAH UTS n KASUS PERDA 35 03"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN

(2)

Pengertian

Pengertian

Kebijakan

Kebijakan

1. Diartikan sebagai pedoman untuk betindak. Seperti berupa suatu deklarasi mengenai suatu dasar pedoman bertindak, suatu arah tindakan tertentu, suatu program mengenai aktivitas-aktivitas tertentu atau suatu rencana (United Nation, 1975)

2. Diartikan sebagai perilaku dari sejumlah aktor (pejabat, kelompok, instansi pemerintah) atau serangkaian aktor dalam suatu bidang kegiatan tertentu (Solichin Abd. Wahab, 1977)

3. Diartikan sebagai suatu program pencapaian tujuan, nilai-nilai dan praktek-praktek yang terarah (Harold D.Laswell dan Abraham Kaplan dlm. Irfan Islamy, 1997)

4. Diartikan sebagai suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang,kelompok atau pemerintah dalam lingkungan

diusulkan oleh seseorang,kelompok atau pemerintah dalam lingkungan

tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan tertentu

tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan tertentu

seraya mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan atau

seraya mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan atau

mewujudkan sasaran yang diinginkan

mewujudkan sasaran yang diinginkan (Carl Friedrich)

(3)

Kebijakan sebagai suatu merk bagi suatu bidang

kegiatan tertentu.

Hal ini sering kita jumpai dala konteks pernyataan2 umum/

luas, seperti kebijakan ekonomi yang ditempuh pemerintah,

misal: kbj.ekspor non migas dll.

Kebijakan sbg.suatu pernyataan mengenai tujuan

umum/keadaan tertentu yg. dikehendaki.

Kebijakan digunakan untuk menunjukkan pernyataan2

kehendak pemerintah mengenai tujuan2 umum dari

kegiatan yang dilakukannya dalam suatu bidang tertentu

Kebijakan sebagai usulan-usulan khusus

Dimaksudkan untuk menunjukkan usulan2 tertentu yang

dilontarkan oleh kelompok2 kepentingan, parpol atau

(4)

Kebijakan sbg. keputusan pemerintah

Keputusan 2 yang muncul dari saat pemilihan alternatif

pada waktu yang khusus/penting/darurat

Kebijakan sbg. bentuk pengesahan formal

Kebijakan mengenai suatu bidang permasalahan tertentu

yang telah disahkan oleh legeslatif atau seperangkat

peraturan

Kebijakan sbg. program

Suatu lingkup kegiatan pemerintah yang relatif khusus an

jelas batas 2 nya, mencakup serangkaian kegiatan yang

menyangkut pengesahan

Kebijakan sbg. keluaran

Kebijakan dilihat sebagai apa yang senyatanya diberikan

oleh pemerintah sebagai lawan dari apa yang telah

(5)

Kebijakan sbg.

hasil akhir

Kebijakan dilihat dari hasil akahir, yaitu dalam artian

apa yang senyatanya telah dicapai ( sebagai

dampak)

Kebijakan sbg.

teori atau model

Kebijakan pada dasarnya mengandung asumsi2

mengenai apa yang dilakukan oleh pemerintah dan

apa akibat yang bakal terjadi dari tindakan itu

(teori/model)

Kebijakan sbg.

proses

Kebijakan dilihat dari tahap2 yang biasanya dilalui

oleh kebijakan itu, yang mencakup: isu2 dan

(6)

Struktur Kebijakan Publik di Indonesia pasca UU 22/1999

(

di luar urusan yang masih disentralisasikan

)

Pancasila

UUD 45

Tap MPR

Perda Kab/Kota

Kep.Bupat/Walikota

Kepmen

Per.Pemerintah PERPU

Keppres Kep.Gubernur

Perda Propinsi Undang-Undang

Kep.Ka.Dinas Prop Kp.KaDin Kab/Kota

Per.Pelaksanaan Per.Pelaksanaan Per.Pelaksanaan

(7)

SIKLUS SKEMATIK KEBIJAKAN PUBLIK

PERUMUSAN

KEBIJAKAN PUBLIK

ISU/

MASALAH KEBIJAKAN KEBIJAKAN PUBLIKIMPLEMENTASI

EVALUASI

KEBIJAKAN PUBLIK

(8)

Penjelasan:

Penjelasan:

1.

Terdapat

isu

atau

masalah

publik

. Disebut

isu

apabila masalahnya

bersifat strategis,

yakni

bersifat mendasar

,

menyangkut banyak

orang

atau bahkan

keselamatan bersama

, (biasanya)

berjangka

panjang

,

tidak bisa diselesaikan oleh orang-seorang

, dan

memang

harus diselesaikan

2.

Isu

ini kemudian menggerakkan pemerintah untuk

merumuskan

kebijakan publik

dalam rangka

menyelesaikan masalah

tersebut.

Rumusan ini akan menjadi hukum bagi negara dan seluruh warganya –

termasuk pimpinan negara.

3.

Setelah

dirumuskan

kemudian dilaksanakan

baik oleh pemerintah

,

masyarakat

, atau pemerintah bersama-sama masyarakat

4

.Di dalam

proses perumusan

,

pelaksanaan

, dan

pasca pelaksanaan

,

diperlukan tindakan evaluasi sebagai sebuah

siklus baru

sebagai

penilaian

apakah kebijakan publik itu sudah dirumuskan dengan baik

dan benar serta diimplementasikan dengan baik dan benar pula

5.

Implementasi

kebijakan publik

bermuara kepada

output

yang dapat

berupa kebijakan itu sendiri

manfaat langsung yang dapat

dirasakan oleh pemanfaat

6.

Di dalam jangka panjang

kebijakan publik menghasilkan outcome

dalam bentuk

impak kebijakan

yang diharapkan semakin

(9)

PERUMUSAN KEBIJAKAN

PERUMUSAN KEBIJAKAN

DAERAH

DAERAH

STUDI KASUS:

PERDA BANYUWANGI No. 35 Tahun 2003:

(10)

SIKLUS SKEMATIK KEBIJAKAN PUBLIK

PERUMUSAN

KEBIJAKAN PUBLIK

ISU/

MASALAH KEBIJAKAN KEBIJAKAN PUBLIKIMPLEMENTASI

EVALUASI

KEBIJAKAN PUBLIK

(11)

Isu :

Isu :

1. Adanya degradasi lingkungan pesisir dan laut akibat terjadinya pencemaran sumberdaya hayati laut oleh logam berat dan buangan limbah yang

menghancurkan industri pertambakan dan habitat ikan (terumbu karang) di laut. Selain itu juga terjadinya abrasi pantai di beberapa daerah di Indonesia.

2. Isu kebijakan ”perikanan tangkap” antara lain menurunnya hasil tangkapan ikan di sepanjang pantai dan sejauh kurang 2 mil laut di beberapa wilayah laut di Indonesia termasuk di wilayah perairan Muncar salah satunya di sekitar perairan Kayu Aking, akibat penangkapan ikan dengan bom yang merusak habitat ikan dan ikan kecil,

3. Akibat pencemaran oleh limbah juga mempengaruhi penurunan fungsi

ekosistem laut, adanya pencurian ikan oleh kapal asing, pengawasan yang lemah, serta adanya konflik nelayan tradisional dengan modern/asing.

4. Terumbu karang di beberapa lokasi di perairan Muncar menunjukkan gangguan akibat siltasi dan sedimentasi atau penurunan kualitas air laut akibat aktivitas-aktivitas yang membuang limbah ke perairan pantai. Beberapa spesies karang yang eksotik dipanen untuk pasar akuarium. Kunjungan wisata ke ekosistem terumbu karang ini juga dapat berdampak buruk kalau melampaui batas kongestinya.

(12)

Isu :

Isu :

5.

Perkembangan perkampungan nelayan; indutri pengalengan

tuna, pembekuan, tepung ikan; wisata pantai; pelabuhan dan

dermaga

di sepanjang pantai secara langsung dan tidak langsung

juga mempunyai sumbangan terhadap penurunan kualitas

ekosistem. Pencemaran terutama dapat disebabkan oleh

pembuangan limbah domestik dan industri berbentuk cair dan

padat dari daratan.

6.

Selain itu, kerusakan terumbu karang di perairan Muncar banyak

diakibatkan oleh nelayan yang menangkap ikan dengan

mengunakan

potas dan bom

dengan pertimbangan ekonomi

semata, yaitu untuk memperoleh ikan hasil tangkapan dengan

kuantitas besar dengan biaya sedikit dan waktu yang singkat.

7.

Kondisi ini apabila dibiarkan terus-menerus akan berakibat

terjadinya

penurunan produksi

perikanan tangkap.

8.

Kesadaran masyarakat

nelayan akan pentinganya melestarikan

terumbu karang sebagai

nursery ground

bagi pertumbuhan dan

perkembangan ikan-ikan kecil terkadang

putus harapan

karena

masih

ada perilaku nelayan yang menggunakan bom

dalam

menangkap ikan.

(13)

Isu akan memperoleh respon dari pembuat

Isu akan memperoleh respon dari pembuat

kebijakan

kebijakan

apabila memenuhi kriteria

apabila memenuhi kriteria

Masalah

Masalah

:

:

Telah mencapai suatu titik kritis tertentu

Telah mencapai tingkat partikulasi tertentu

Menyangkut emosi tertentu dilihat dari

sudut kepentingan orang banyak

Menjangkau dampak amat luas

Memasalahkan kekuasaan dan

(14)

• BERBAGAI ISU TERSEBUT MEMENUHI KRITERIA MASALAH

• MASALAH2 TERSEBUT DIUSULKAN OLEH MASYARAKAT MELALUI KELOMPOK PSBK UNTUK SEGERA DITANGANI

• KEMUDIAN MERANGSANG PEMERINTAH DAERAH MELALUI DKP BWI UNTUK MENGAGENDAKANNYA MELALUI TINDAKAN

MENGUSULKAN MEMBUAT SUATU DAERAH LAUT LINDUNG (DAN TAHUN 2001 KEBETULAN ADA PROYEK ADB – CO.FISH UNTUK MEMFASILITASI PEMBUATAN-PENETAPAN DAERAH LAUT

LINDUNG DI PERAIRAN MUNCAR)

• SELANJUTNYA DIADAKAN PERTEMUAN2 ANTARA PIHAK-PIHAK YANG MASUK KATEGORI STAKEHOLDERS UNTUK PENETAPAN KAWASAN LAUT LINDUNG

(15)

Diagram Alur Proses

Diagram Alur Proses

Penyusunan PERDA

Penyusunan PERDA

35 / 2003

35 / 2003

PERTEMUAN Stakeholder I - II LOKAKARYA MASYARAKAT

SOSIALISASI I-II

PENATAAN FISH SANCTUARY KE DPRD

1 Sosialisasi Konsep Awal, 2. Pembahasan Konsep RAPERDA

PENGUATAN GUGUS PENGAWAS SISWASMAS

SOSIALISASI DAN KONSULTASI I-II KONSEP RAPERDA

Dengan Bagian Hukum Pemkab BWI dan Anggota DPRD SOSIALISASI I-II

KONSEP PERDA ke MASYARAKAT

PENYEBARAN BUKLET DAN SOSIALISASI DRAFT PERDA ke Masyarakat dan Instansi Terkait

PENINJAUAN ke LOKASI FISH SANCTUARY oleh DPRD dan Instansi terkait

PERBAIKAN DAN PENGGANTIAN KOMPONEN FISIK FISH SANCTUARY

PANDANGAN UMUM FRAKSI DPRD terhadap 13 RAPERDA, termasuk RAPERDA FISH SANCTUARY (Laut Lindung)

Gambar 3. Rangkaian Alur Proses Penyusunan PERDA 35 / 2003

(16)

PENJELASAN ALUR PERUMUSAN PER

DA 35 TH 2003

(17)

Pertimbangan khusus tentang pemilihan

Pertimbangan khusus tentang pemilihan

lokasi Fish Sanctuary di Kayu Aking, yaitu:

lokasi Fish Sanctuary di Kayu Aking, yaitu:

a.

Hasil pekerjaan yang telah dilakukan Fakultas Perikanan Unibraw

Tahun 1999 tentang penyusunan pengelolaan sumberdaya

perikanan pantai Muncar, bahwa rencana lokasi pengelolaan

terumbu karang sebagai

marine protected area

adalah di kawasan

perairan Kayu Aking (Pasir Putih Panjang), Pasir Putih Pendek,

Perepat, dan Tanjung pasir.

b.

Ide awal pembentukan kawasan perlindungan ikan dan habitatnya

adalah murni berasal dari masyarakat yang diakomodasikan oleh

PSBK. Berdasarkan pengematan masyarakat setempat tentang

kondisi perairan, sumberdaya dan kondisi sosial, diperoleh 3

alternatif lokasi yang dapat dijadikan sebagai kawasan

perlindungan ikan, yaitu perairan pasir putih panjang (Kayu Aking),

Sumbersewu dan Senggrong, dengan prioritaspertama Kayu

(18)

Pertimbangan khusus tentang pemilihan

Pertimbangan khusus tentang pemilihan

lokasi Fish Sanctuary di Kayu Aking, yaitu:

lokasi Fish Sanctuary di Kayu Aking, yaitu:

c)

Kondisi terumbu karang di Kayu Aking masih tergolong cukup baik

dibandingkan 2 lokais lain dan di 2 lokasi selain Kayu Aking

terdapat aktivitas nelayan jaring tarik, bagan tancap dan apung

serta merupakan jalur pelayaran ke Bali yang hal ini dikhawatirkan

akan terjadi konflik jika dilakukan konsevasi terumbu karang di 2

lokasi yaitu di Senggrong dan Sumbersewu.

d)

Pemilihan di Kayu Aking sesuai RTRW Perairan Muncar, dimana

Kayu Aking diplot sebagai kawasan konservasi dan wisata bahari.

e)

Kondisi perairan Kayu Aking sesuai untuk lokasi Fish Sanctuary,

dimana terumbu karangnya masih cukup luas dengan variasi dan

jumlah yang bisa ditumbuhkembangkan lagi, juga terdapat terumbu

karang buatan yang telah menunjukkan fungsi ekologisnya

(19)
(20)

T,R.Dye merumuskan model-2 formulasi kebijakan

:

Model Kelembagaan: Kebijakan dipandang sebagai kegiatan lembaga-lembaga pemerintah

Model Proses: Kebijakan dipandang sebagai proses politik yang menyertakan rangkaian kegiatan

Model Kelompok: Kebijakan dipandang sebagai hasil keseimbangan kelompok

Model Elite: Kebijakan dipandang sebagai preferensi elite

Model Rasional: Kebijakan dipandang sebagai pencapaian tujuan secara efisien

Model Inkremental: Kebijakan dipandang sebagai variasi dari kebijakan-kebijakan sebelumnya

Model Permainan: Kebijakan dipandang sebagai konspiratif, formulasi kebijakan berada di dalam situasi kompetisi yang intensif, para aktor berada dalam situasi pilihan yang bebas atau independen

Model Pilihan Publik: Kebijakan dipandang sebagai sebuah proses formulasi keputusan kolektif dari individu-individu yang berkepentingan terhadap keputusan tersebut.

Model Sistem: Kebijakan dipandang sebagai output dari sistem

(21)

Gambar

Gambar 3. Rangkaian Alur Proses Penyusunan PERDA 35 / 2003

Referensi

Dokumen terkait

Antusiasnya anggota kelompok atau petani menunjukkan keinginan mereka terkait sesuatu hal yang dapat membuat lebih baik, sehingga petani bila terdapat suatu informasi baru

Samudera Toserba harus menyediakan produk peralatan rumah tangga yang memiliki kualitas yang baik, dimana produk tersebut dapat tahan lama dan tidak mengandung zat-zat

Peningkatan Kreativitas melalui Pendekatan Tematik dalam Pembelajaran Seni Grafis Cetak Tinggi Bahan Alam di SD Sistem pendidikan Sekolah Dasar, sebagaimana diungkapkan

Membuat algoritma untuk menterjemahkan informasi model produk berbasis feature yang tersedia dalam software CaSTPro ke dalam bahasa kode-G (G-Code) untuk feature

Oleh karena itu, dengan sistematika berpikir sesuai Dhamma yang dilatih dalam meditasi, orang akan diarahkan untuk selalu berpikir dan menyadari HIDUP ADALAH SAAT INI.. Masa

Berdasarkan tabel 4 diatas dapat disimpulkan bahwa untuk aspek teknis layout produksi usahatani kopi rakyat dapat dikatakan 'tidak layak' karena masih terdapat hambatan dalam

Setiap dokter tamu berhak untuk memilih tetapi tidak memiliki hak untuk dipilih pada berbagai jabatan staf medis, memiliki hak bicara pada pertemuan staf medis, berpartisipasi aktif

Pandangan peneliti potensi sumber daya alam Sumenep yang begitu melimpah ruah baik dari sektor laut, minyak dan gas bumi (migas) atau sumber daya alam lain