• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Efektivitas penurunan jumlah bakteri rongga mulut berkumur air rebusan daun sirih 10% dibandingkan dengan obat kumur yang mengandung Cetylpiridinium Chloride (CPC) pada mahasiswa FKG USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Efektivitas penurunan jumlah bakteri rongga mulut berkumur air rebusan daun sirih 10% dibandingkan dengan obat kumur yang mengandung Cetylpiridinium Chloride (CPC) pada mahasiswa FKG USU"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bakteri Rongga Mulut

Bakteri adalah suatu mikroorganisme prokariotik (tidak memiliki membran inti) dan berkembang biak dengan cara membelah diri. Bakteri membelah diri dalam waktu yang sangat singkat. Sebagian besar bakteri membelah diri dalam hitungan jam atau hari. Pada kondisi yang menguntungkan berduplikasi setiap 20 menit. Pada umumnya bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi ada bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga 700 μm.20,21 Bakteri adalah mikroba yang paling banyak hidup di mulut. Diperkirakan lebih dari 100 juta bakteri setiap ml saliva dengan lebih dari 600 spesies yang berbeda. 1,22,23

Para peneliti telah mencoba mengumpulkan semua plak dari setiap permukaan gigi, dengan berat rata-rata sekitar 10 mg. Rongga mulut terdiri atas gigi, lidah, pipi, dan palatum.24 Permukaan gigi merupakan 1/20 bagian dari seluruh permukaan mulut, sehingga 10 mg dari gigi harus dikalikan dengan 20 untuk mendapatkan total biomassa, termasuk pada permukaan pipi dan lidah, dan 1 mg biomassa mulut mengandung sekitar 100 juta mikroba. Didapatkan jumlah total mikroba rongga mulut sebesar 20 miliar.22

Rongga mulut bayi yang baru lahir tidak mengandung bakteri. Namun dalam

(2)

Beberapa bakteri yang berada dalam rongga mulut antara lain: a. Lactobacillus

Lactobacillus muncul pada rongga mulut sejak tahun pertama kehidupan seorang anak. Lactobacillus merupakan bakteri fakultatif anaerob gram positif yang berbentuk basil. Bakteri ini memfermentasikan karbohidrat menjadi asam dan dapat bertahan dalam lingkungan asam.25

b. Streptococcus

Sterptococcus yang terdapat dalam ronggs mulut dapat dibagi dalam empat kelompok spesies yaitu kelompok mutan, kelompok salivarius, kelompokanginosus dan kelompok mitis. Kelompok mutan dari Streptococcus memiliki peran penting dalam terjadinya karies. Mereka memiliki kemampuan untuk menghasilkan sejumlah besar polisakarida ekstraseluler yang lengket dari karbohidrat. Hal ini membantu mengikat organisme lain pada enamel.25

c. Porphyromonas gingivalis

Porphyromonas gingivalis adalah suatu bakteri anaerob gram negatif. Bakteri P. gingivalis banyak ditemukan pada plak gigi yang berada dalam subgingiva dan bakteri tersebut menyebabkan perubahan patologik jaringan periodontal dengan pengaktifan respons imun dan inflamatori inang, dan secara langsung mempengaruhi sel-sel periodonsium.25,28

d. Treponema denticola

Treponema denticola merupakan bakteri anaerob gram negatif yang berada

pada celah gingva. Bakteri ini dianggap sebagai salah satu penyebab utama terjadinya periodontitis. Metabolisme T. Denticola menghasilkan H2S yang berperan dalam

kerusakan jaringan inang.25-29

2.2 Sirih

(3)

2.2.1 Klasifikasi Sirih

Klasifikas ilmiah atau taksonomi dari sirih adalah sebagai berikut:31 Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta Klas : Magnoliopsida Ordo : Piperales Famili : Piperaceae Genus : Piper Spesies : betle

Nama binomial : Piper betle L.

2.2.2 Nama Lain Sirih

Dalam bahasa Sansekerta sirih dikenal dengan nama Nagavallari, Nagini, Nagavallika, Tambool, Saptashira, Mukhbhusha, dan Varnalata. Di Malaysia, Sirih dikenal dengan nama Sirih melayu, Sirih cina, Sirih hudang, Sirih carang, dan Sirih kerakap. Dalam bahasa Inggris sirih disebut Betel, Betel pepper, dan Betel-vine. Dalam bahasa Arab dikenal dengan nama Tambol atau Tambool. Sedangkan di Thailand sirih dikenal dengan nama Pelu.31 Di Indonesia sirih dikenal dengan beberapa nama tergantung daerahnya yaitu: di Sumatera disebut turu, di Jawa dikenal dengan nama suruh, di Nias dikenal dengan nama lahina, di Bali dikenal dengan nama base, di Sulawesi dikenal dengan nama parigi dan dalam bahasa sunda sirih

dikenal dengan nama sereuh19,31-33

2.2.3 Morfologi Sirih

(4)

dengan lebar 5-14 cm. Daun sirih memiliki warna hijau kekuningan hingga hijau tua dengan permukaan mengkilap dan berbau aromatis. Bunga tersusun dalam bentuk bulir, dengan panjang 5-15 cm, terletak di ujung cabang dan ketiak daun. Buahnya adalah buah buni, bulat, berdanging, berwarna kuning hijau dengan biji berbentuk bulat.16,17.31

Gambar 1: daun sirih 34

2.2.4 Kandungan Sirih

Daun sirih mengandung air (85-90%), protein (3-3,5%), karbohidrat

(0,5-6,1%), mineral (2,3-3,3%), lemak (0,4-1%), serat (2,3%), minyak atsiri (0,08-0,2%), tannin (0,1-1,3%), vitamin c (0,005-0,01%), asam nikotinat (0,63-0,89mg/gr), vitamin a (1,9-2,9mg/gr), tiamin (10-70µg/100gr), riboflavin (1,9-30µg/100gr). Di samping itu daun sirih mengandung mineral seperti kalsium (0,3-0,5%), zat besi (0,005-0,007%), yodium (3,4µg/100gr), fosfor (0,05-0,6%), potasium (1,1-4,6%).31

2.2.5 Manfaat Sirih

(5)

a. Antibakteri

Daun sirih memiliki aktifitas antibakteri yang signifikan. Daun sirih menunjukkan aktifitas antibakteri terhadap Enterococcus faecalis, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella enteritidis, Streptococcus mutan, Steptococcus pyogenes, Fusobacterium nucleatum, Prevotella intermedia dan lain-lain. Ekstrak air daun sirih menghambat produksi asam yang mengubah ultra-struktur dari enamel oleh bakteri patogen seperti Streptokokus, Laktobasilus, Stafilokokus, Korinebakteria, Porphyromonas gingivalis dan Treponema denticola. Selain itu ekstrak daun sirih juga bersifat bakterisidal terhadap bakteri patogen saluran kemih seperti Enterococcus faecialis, C.koseri, C.fruendi dan Klebsiella pnemoniae.

b. Antifungal

Daun sirih juga mempunyai aktivitas antifungal terhadap banyak infeksi fungal. Salah satunya adalah dermatophytosis. Dermatophytosis merupakan penyakit keratin pada bagian tubuh seperti kulit, rambut dan kuku yang disebabkan oleh tiga genus yaitu Trichophyton, Microsporum, dan Epidermophyton dari fungi khusus yang disebut Dermatophytes.

c. Antioksidan

Kerusakan oksidatif adalah efek yang penting dari radiasi ionisasi pada membran biologis. Radikal bebas dihasilkan dari penguraian radiolisis air yang dapat mengganggu rantai asam lemak membran lipid. Adanya senyawa polyphenol seperti

chatecol, allylpyrocatecol dll. dalam ekstrak daun sirih menghambat proses peroksidasi lipid. Peroksidasi lipid merupakan kerusakan oksidatif pada biomolekul lipid.31,35

d. Antidiabetes

(6)

2.2.6 Pengaruh Sirih Terhadap Jumlah Bakteri

Sirih mempunyai daya antibakteri karena adanya tanin dan minyak atsiri. Efek antibakteri tanin yaitu dengan menginaktivasi perlekatan mikroba dan menghambat enzim hidrolitik seperti protease dan karbohidrolase dan sel transpot protein. Senyawa tanin diduga dapat mengerutkan dinding sel sehingga menggangu permeabilitas sel itu sendiri. Akibat terganggunya permeabilitas, sel tidak dapat melakukan aktivitas hidup sehingga pertumbuhannya terhambat atau bahkan mati. Minyak atsiri pada daun sirih mempunyai daya antibakteri karena adanya senyawa fenol dan turunannya yang dapat mengubah sifat protein sel bakteri. Apabila senyawa fenol berinteraksi dengan dinding sel bakteri akan terjadi denaturasi protein dan meningkatkan permeabilitas bakteri. Interaksi antar bakteri mengakibatkan perubahan keseimbangan muatan dalam molekul protein, sehingga terjadi perubahan struktur protein dan menyebabkan terjadinya koagulasi. Protein yang mengalami denaturasi dan koagulasi akan kehilangan aktivitas fisiologis sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Perubahan struktur protein pada dinding sel bakteri akan meningkatkan permeabilitas sel sehingga pertumbuhan sel akan terhambat, kemudian sel menjadi rusak dan mati. Salah satu senyawa turunan pada minyak atsiri daun sirih adalah kavikol. Kavikol memiliki daya bunuh bakteri lima kali lebih besar dari fenol.31,36-39

2.3 Obat Kumur

Obat kumur merupakan larutan atau cairan yang digunakan untuk membilas

mulut dengan beberapa tujuan antara lain untuk menghilangkan atau membunuh bakteri, menghilangkan bau tak sedap dan mempunyai efek terapi dengan menghilangkan infeksi atau mencegah karies.7

Berdasarkan bahan aktif yang dikandungnya, obat kumur dapat dibedakan menjadi:

1. Obat kumur yang mengandung CPC

(7)

aktif kationik lainya. Senyawa amoniak kuaterner berinteraksi dengan membran sel dari bakteri yang mempengaruhi permeabilitasnya dan kemudian berdampak pada hilangnya isi dari sel. Senyawa amoniak kuaterner bersifat bakterisidal baik pada bakteri gram positif maupun gram negatif. Senyawa ini memiliki kemampuan untuk berikatan dengan kuat terhadap jaringan mulut namun mereka terlepas lebih cepat dibandingkan dengan Chlorhexidine.41 CPC larut dalam air, alkohol, benzena, kloroform dan eter. CPC dengan konsentrasi 0,05%-0,1% efektif meningkatkan aktivitas penghambat plak ketika digunakan sebagai tambahan disamping penyingkiran plak secara mekanis.42 Sebuah percobaan klinis yang dilakukan oleh Rawlinson dkk, yang mencoba memperlihatkan perbedaan efektifitas antara CPC 0,05% dan CPC 0,1%, namun tidak ada perbedaan yang signifikan dalam efektifitas obat kumur CPC dengan konsentrasi yang berbeda tersebut.11 Beberapa obat kumur yang mengandung CPC antara lain: oral b, colgate plax dan total care.

2. Obat kumur yang mengandung chlorhexidine

Obat kumur golongan ini mempunyai mekanisme berikatan kuat dengan sel membran bakteri, meningkatkan permeabilitas sel sehingga mengawali atau mempercepat kerusakan komponen intraseluler. Selanjutnya mengikat mucin saliva, mengurangi pembentukan pelikel dengan demikian menghambat kolonisasi berikutnya. Ia juga menghalangi adsorpsi bakteri ke struktur gigi. Chlorhexidine gluconate adalah bisguanida katonik dan awalnya diperkenalkan dipasaran sebagai obat kumur dengan konsentrasi 0,2 %. Sekarang menjadi obat kumur yang banyak

digunakan, namun dalam penggunaan jangka panjang Chlorhexidine dapat menimbulkan efek samping seperti timbulnya noda berwarna kecoklatan pada gigi, rasa tidak enak, gangguan pengecapan, sensasi terbakar, dan iritasi mukosa.41,43 Minosep merupakan obat kumur yang mengandung chlorhexidine

3. Obat kumur yang mengandung minyak esensial

(8)

multiplikasi bakteri, memperlambat maturasi plak dan mengurangi massa plak.43,44 Contoh obat kumur yang mengandung minyak esensial adalah listerin.

2.4 Penghitungan Jumlah Bakteri

Penghitungan jumlah bakteri dapat dilakukan dengan beberapa metode misalnya:

1. Metode direct count

Jumlah bakteri dapat dihitung dengan penghitungan secara langsung secara mikroskopik dari sampel yang telah diatur markanya atau daerah pada kaca preparat kemudian bakteri dihitung perbidang. Pada metode direct count ini tidak dapat dibedakan sel bakteri yang hidup dan sel bakteri yang mati. Perpanjangan dari metode ini adalah penggunaan fluorescent stains dengan mikroskop epifluorescence. Alat dan bahan utama yang digunakan untuk metode ini adalah mikroskop, kamar penghitung bakteri atau membrane filter, penyangga kaca preparat, biological stains dan tabung kapiler. Sumber kesalahan menggunakan metode ini adalah pengalaman yang kurang dari operator dalam menghitung jumlah sel, penggumpalan atau penumpukan sel, pewarnaan sel yang kurang dan kurangnya pemeliharaan dan persiapan sampel pada kaca preparat.45

2. Metode plate count

Metode plate count adalah metode yang didasarkan pada perhitungan sel yang terlihat. Metode ini dilakukan dengan mengencerkan sampel awal ke dalam tabung

(9)
(10)

2.5 Kerangka Konsep

Variabel Terkendali 1. Volume obat kumur = 15 ml 2. Lama berkumur = 30 detik 3. Konsentrasi air rebusan daun sirih 10%

4, Obat kumur CPC Variabel Perlakuan

1.Berkumur dengan air rebusan daun sirih pada konsentrasi 10%

2. Berkumur dengan CPC

Variabel Efek

Gambar

Gambar 1: daun sirih 34

Referensi

Dokumen terkait

JUDUL : UGM KOMITMEN MAJUKAN KESEHATAN INDONESIA. MEDIA :

Tantangan berupa pemilihan bahan baku dan produk disarankan untuk dihadapi dengan penggunaan parameter-parameter pembanding, seperti Chemical Value, Fuel Value, dan

Untuk itu, penelitian ini akan membahas mengenai perancangan sebuah media informasi dalam bentuk video mengenai kenyamanan dan keamanan bagi penumpang bus. Obyek dalam

Bagaimana pendapat anda mengenai produk (menu makanan dan minuman) yang ditawarkan Cafe Coffe Q1. Menurut anda, bagaimana harga yang diberikan Cafe Coffe Q terhadap

a) Teknik penjualan secara langsung yang penjualan langsung kepada konsumen terakhir tanpa ada perantara ( Personal Selling ).. b) Teknik penjualan tidak langsung yang penjualan

Tatkala membuat eksplanasi, biasanya ilmuwan telah mengetahui juga faktor penyebab terjadinya gejala itu. Dengan “mengutak-atik” faktor penyebab itu, ilmuwan dapat membuat

Bila timbang terima tidak dilakukan dengan baik, maka akan muncul kerancuan dari tindakan keperawatan yang diberikan karena tidak adanya informasi

اكأرقي.. 24 طبض ةاعارم عم عومسم توصب ءكرقت١اب ات٢لاخ ئراقلا قطني تيلا يى هذى .هانعم مهفك ءكرقت١ا ةءارقلا سكع ةءارق ةتماص انهلأ كيرحتب ةرجفتٟا