commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Sastra diciptakan pengarang berdasarkan realita (kenyataan) yang ada di
dalam masyarakat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sastra memang
mencerminkan kenyataan, namun sering juga dituntut dari sastra agar
mencerminkan kenyataan. Pendapat ini disebut penafsiran mimetik mengenai
sastra (Luxemburg, 1984:15). Sastra dapat dipandang sebagai suatu gejala sosial.
Sastra yang ditulis pengarang pada suatu kurun waktu tertentu pada umumnya
langsung berkaitan dengan norma-norma dan adat istiadar pada jaman itu
(Luxemburg, 1984: 23 dalam Sangidu, 2004: 41).
Karya sastra juga dapat diartikan sebagai wujud kreatifitas pengarang
dalam mengolah dan merekam isi jiwa pengarang dengan bahasa sebagai
medianya, sekaligus sebagai bentuk respon pengarang atas fenomena-fenomena
kehidupan yang ada dalam masyarakat. Karya sastra dibagi menjadi dua yaitu
karya sastra lisan dan karya sastra tulis, karya-karya sastra dalam bentuk tulis
tersebut merupakan warisan budaya yang di dalamnya terkandung nilai-nilai
ajaran tertentu yang pada saat ini kiranya masih perlu digali dan dikembangkan
kembali. Salah satunya yang menjadi bagian dari karya sastra itu terwujud dalam
Naskah-naskah di nusantara memang banyak mengemban isi yang sangat
kaya. Kekayaan itu dapat ditunjukan oleh keanekaragaman aspek kehidupan yang
dikemukakan misalnya masalah sosial, ekonomi, agama, kebudayaan bahasa dan
sastra (Siti Baroroh, 1985: 12-13). Naskah itu dipandang sebagai cipta sastra
karena teks yang terdapat di dalam naskah itu merupakan suatu keutuhan dan
mengungkapkan pesan. Pesan yang terbaca dalam teks secara fungsional
berhubungan erat dengan filsafat hidup dan dengan bentuk kesenian yang lain.
Dilihat dari kandungan maknanya, wacana yang berupa teks klasik itu
mengemban fungsi tertentu, yaitu membayangkan pikiran dan membentuk norma
yang berlaku baik bagi orang sezaman maupun bagi generasi mendatang (Siti
Baroroh, 1985: 4-5).
Nancy K. Florida menambahkan naskah Jawa diklasifikasikan menjadi
beberapa bagian ditinjau dari segi isinya, yaitu : sejarah, adat istiadat, arsitektur,
hukum, roman sejarah, ramalan, kesusastraan, piwulang, wayang, cerita wayang,
dongeng puisi, roman Islam, ajaran Islam, sejarah Islam, mistik dan tari,
linguistik, mistik kejawen, obat-obatan, dan lain-lain. Dari beberapa jenis naskah
yang telah disebutkan tersebut, naskah Jawa jenis piwulang menarik untuk dikaji
sebagai objek dalam penelitian. Naskah Jawa jenis piwulang sempat mengalami
masa keemasan setelah melewati masa-masa di zaman Surakarta awal.
Naskah-naskah jenis piwulang bermunculan, salah satu sebabnya sebagai wujud reaksi
atas kondisi sosial masyarakat saat itu. Dari berbagai macam judul naskah
commit to user
Serat Ondhe Patih (yang selanjutnya disingkat SOP) merupakan Serat
yang tidak diketahui pengarangnya (Anonim), serat tersebut disimpan di
Perpustakaan Sasanapustaka Keraton Surakarta Hadiningrat, dengan nomer
koleksi La (katalog lokal) KS 337.11 Uncat SMP 138/2 (Nancy K.Florida, 1993 :
189). SOP merupakan teks kesebelas dari naskah bendel yang berjudul Kagungan
Dalem Serat Bab Wulang Warni-Warni, ditulis mulai halaman 208-222. Keadaan
naskah ini masih baik, tidak ada halaman yang hilang serta tulisan yang masih
jelas dan bisa dibaca. SOP merupakan naskah carik atau tulisan tangan yang
dibuat dengan huruf Jawa, menggunakan bahasa Jawa baru ragam krama dengan
disisipi bahasa kawi. SOP berjumlah 15 halaman, berbentuk tembang macapat
yang terdiri dari 4 pupuh yaitu (1) Pangkur 13 bait, (2) Dhandhanggula 22 bait,
(3) Mijil 35 bait, (4) Dhandhanggula 17 bait. (Dwi Ari Septyowati, 2010)
Makna kata Ondhe Patih pada judul naskah Kagungan Dalem Serat
Ondhe Patih dapat diperoleh dengan memisahkan dua kata tersebut, yaitu kata
ondhe dan kata patih. Menurut W.J.S Poerwadarminta dalam kamus Baoesastra
Djawa, 1939 ondhe berarti pepindhan ‘gambaran’, upama ‘bagaikan’, kaya
‘seperti’ (hal. 451), sedangkan patih berarti pejabat yang melakukan perintah
Negara (476), atau dapat diartikan pangkat dibawah bupati. Sehingga ondhe patih
dapat diartikan gambaran contoh-contoh para patih (dihubungkan dengan
pemerintahan dapat diartikan dengan pemimpin beserta perangkatnya).
Berdasarkan makana kata ondhe patih pada judul naskah, dapat digambarkan
Berdasarkan makna kata ondhe patih pada judul naskah, dapat
digambarkan bahwa SOP berisi tentang ajaran kepemimpinan. Ajaran
kepemimpinan di dalam SOP memuat beberapa ajaran moral. Hal tersebut karena
pada dasarnya seorang pemimpin memiliki pengaruh yang kuat kepada orang lain,
sehingga moralitas sangat diperlukan baik bagi seorang pemimpin maupun
bawahan guna terciptanya kesejahteraan suatu Negara (Dwi Ari Septyowati,
2010).
Ajaran kepemimpinan yang terdapat pada SOP merupakan ajaran yang
ditujukan untuk seseorang yang ingin menjadi pemimpin. Hal tersebut
hubungannya dengan jaman kerajaan. Seseorang hidup berdampingan antara raja
dengan bawahan. Akan tetapi, pada jaman sekarang ajaran SOP ditujukan oleh
semua kalangan.
Hakikat manusia pada dasarnya adalah seorang pemimpin, minimal
memimpin diri sendiri. Sehingga ajaran kepemimpinan perlu ditanamkan guna
untuk membentuk karakter suatu manusia.
Pengangkatan SOP sebagai objek dalam penelitian ini merupakan upaya
yang berkelanjutan untuk mengangkat kembali khazanah Kesusastraan Jawa yang
hampir punah dalam kehidupan sekarang ini. SOP sebelumnya telah dikaji secara
filologis oleh Dwi Ari Setyowati pada tahun 2010, dengan nomer katalog
DAE/842/10 Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas
Maret dengan judul skripsi Kagungan Dalem Serat Ondhe Patih. Hasil
commit to user
terkandung di dalam SOP ajaran yang terkandung ialah ajaran kepemimpinan
yang memuat ajaran moral sebagai berikut : (1) ajaran moral bagi manusia sebagai
makhluk ciptaan Tuhan. (2) ajaran moral bagi manusia sebagai makhluk sosial.
(3) ajaran moral bagi manusia sebagai makhluk posesif. (4) ajaran tentang
kewajiban dan tanggung jawab. (5) ajaran tentang keprajuritan.
Pengkajian terhadap Serat ini menggunakan pendekatan Estetika Resepsi,
sasaran dalam penelitian ini adalah Guru Bahasa Jawa SMA di Kabupaten Klaten
dengan analisis Estetika Resepsi. Sasaran dalam penelitian ini didasarkan atas
pertimbangan sebagai berikut :
1. Ketertarikan penulis untuk mengkaji Karya Sastra lama yang ditulis dalam
bentuk tembang Jawa, karena karya sastra lama, khususnya serat banyak
mengandung pesan moral dan piwulang-piwulang yang ditujukan kepada
para pembaca.
2. SOP sebelumnya telah dikaji secara filologis, maka menarik pula untuk
dikaji dalam sudut pandang sastra, khususnya sudut pandang Estetika
Resepsi.
3. Untuk mengungkapkan penilaian dan pemahaman Guru Bahasa Jawa
SMA Negeri di Kabupaten Klaten terhadap SOP dan untuk menguak
posisi Karya Sastra Jawa pada umumnya di Kalangan Guru Bahasa Jawa
SMA Negeri di Kabupaten Klaten.
4. Guru Bahasa Jawa pada hakekatnya mempunyai satu disiplin ilmu yang
dijadikan tolok ukur untuk mensosialisasikan karya sastra Jawa kepada
Guru Bahasa Jawa SMA N di Kabupaten Klaten.
5. SOP merupakan naskah yang syarat dengan nilai kepemimpinan, melalui
Guru Bahasa Jawa sebagi objek penelitian dapat diharapkan mampu
menangkap nilai kepemimpinan yang ada dalam SOP dan merefleksikan
ajaran-ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis mengambil judul penelitian
“RESEPSI GURU BAHASA JAWA SMA NEGERI DI KABUPATEN
KLATEN TERHADAP SERAT ONDHE PATIH (Kajian Estetika Resepsi)”.
B.
Batasan Masalah
Pembatasan masalah dimaksudkan agar penelitian terarah dan
mempermudah penulis dalam menentukan langkah penelitian. Dalam sebuah
penelitian, pembatasan masalah sangat penting dilakukan karena akan
mempengaruhi ketepatan sasaran. Oleh karena itu, hal-hal yang tidak relevan
dapat dihindarkan. Adapun penelitian ini penulis fokuskan pada resepsi Guru
Bahasa Jawa SMA Negeri di Kabupaten Klaten. Selanjutnya, dari data resepsi
yang telah terkumpul melalui wawancara akan dilakukan analisis mengenai
intensitas penghayatan Guru Bahasa Jawa SMA Negeri, norma dan kriteria
penilaian Guru Bahasa Jawa SMA Negeri terhadap SOP, minat dan selera baca
commit to user
C.
Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimana resepsi Guru Bahasa Jawa SMA Negeri di Kabupaten Klaten
terhadap SOP berdasar intensitas penghayatannya?
2. Bagaimana norma dan kriteria penilaian Guru Bahasa Jawa SMA Negeri di
Kabupaten Klaten terhadap SOP?
3. Bagaimana minat dan selera baca Guru Bahasa Jawa SMA Negeri di
Kabupaten Klaten terhadap Karya Sastra Jawa?
D.
Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis resepsi Guru Bahasa Jawa SMA Negeri di Kabupaten Klaten
terhadap SOP berdasar intensitas penghayatannya.
2. Menjelaskan norma dan kriteria penilaian Guru Bahasa Jawa SMA Negeri di
Kabupaten Klaten terhadap terhadap SOP.
3. Mengungkapkan minat dan selera baca Guru Bahasa Jawa SMA Negeri di
E.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yakni
manfaat teoretis dan praktis, sebagai berikut :
1. Manfaat Teoretis
Untuk membantu mengembangkan wawasan sastra dalam kajian resepsi
sastra yang dalam hal ini resepsi dari Guru Bahasa Jawa SMA Negeri di
Kabupaten Klaten terhadap Karya Sastra Jawa Klasik.
2. Manfaat Praktis
Diharapkan mampu memberikan gambaran yang jelas mengenai resepsi
terhadap Karya Sastra Jawa Klasik. Dengan demikian, melalui penelitian ini dapat
diketahui posisi Karya Sastra Jawa Klasik dalam Masyarakat Klaten yang
selanjutnya dapat dijadikan dasar guna mensosialisasikan Karya Sastra Jawa agar
commit to user
F.
Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penelitian yang berjudul “Resepsi Guru Bahasa Jawa
SMA Negeri di Kabupaten Klaten Terhadap Serat Ondhe Patih (Kajian Estetika
Resepsi)” sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN yang terdiri dari latar belakang masalah, batasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II. LANDASAN TEORI menjelaskan landasan teori tentang Estetika
Resepsi Sastra dan kerangka pikir.
BAB III. METODE PENELITIAN yang berisi tentang bentuk penelitian,
sumber data dan data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan
teknik analisis data.
BAB IV. SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN berisi tentang sajian data dan
pembahasan dari hasil penelitian berdasarkan hasil wawancara dengan
Guru bahasa Jawa SMA Negeri di Kabupaten Klaten terhadap Serat
Ondhe Patih. Dari hasil tanggapan masing-masing informan, kemudian
penulis bahas masalahnya dari sudut intensitas penghayatan Guru Bahasa
Jawa Negeri di Kabupaten Klaten, norma dan kriteria penilaian Guru
Bahasa Jawa Negeri di Kabupaten Klaten, minat dan selera baca Guru
Bahasa Jawa Negeri di Kabupaten Klaten.
BAB V. PENUTUP berisi kesimpulan dan saran, pada bagian akhir dicantumkan