HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN
STATUS GIZI PADA ANAK KELAS V SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU
AL
–
AZHAR KEDIRI
Enggar Anggraeni Akademi Gizi Karya Husada Kediri
Abstrak
Pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh asupan zat gizi sesuai dengan kecukupan dalam bentuk makanan gizi seimbang untuk mewujudkan status gizi yang baik. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat kecukupan energi dan protein dengan status gizi pada anak kelas
V Sekolah Dasar Islam terpadu Al – Azhar Kediri. Jenis penelitian survey deskriptif analitik desain
studi cross sectional. Sampel penelitian ini anak kelas V di Sekolah Dasar Islam Terpadu Al - Azhar Kediri sebanyak 50 anak yang bersedia menjadi responden dalam penelitian dan berada di lokasi penelitian pada saat pengumpulan data. Asupan zat gizi diperoleh dengan menggunakan wawancara dan recall 24 jam, status gizi diperoleh dengan melakukan pengukuran antropometri yaitu Berat
Badan dan Tinggi badan kemudian dilakukan uji hipotesis Chi Square Test. Uji statistik
menunjukkan hasil Significancy2-tailed = 0,000 menunjukkan hubungan antara tingkat kecukupan energi dan protein dengan status gizi. Kesimpulan bahwa asupan Energi dan protein siswa memberikan kontribusi terhadap terjadinya status gizi pada anak kelas V SDI Terpadu Al – Azhar Kediri. Perlu adanya pengaturan asupan makanan yang mengacu pada menu seimbang untuk mencapai status gizi yang optimal baik oleh orang tua maupun ahli gizi dan guru disekolah, diharapkan pihak sekolah menggiatkan monitoring dan evaluasi status gizi siswa disekolah untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan siswa.
Kata Kunci: kecukupan energi, protein dan status gizi
1. PENDAHULUAN
Gizi merupakan salah satu faktor penentu kualitas sumber daya manusia. Masalah gizi rentan terjadi pada semua kelompok umur, terutama bayi dan anak yang sedang mengalami masa tumbuh kembang
(Arisman, 2009). Pertumbuhan dan
perkembangan anak dipengaruhi oleh asupan zat gizi sesuai dengan kecukupan dalam bentuk makanan gizi seimbang untuk mewujudkan status gizi yang baik.
Upaya peningkatan status gizi untuk pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas pada hakekatnya harus dimulai sedini mungkin, salah satunya anak usia sekolah. Anak sekolah dasar merupakan sasaran strategis dalam perbaikan gizi masyarakat (Cal- derón, 2002; Choi et al., 2008). Hal ini menjadi penting karena anak sekolah merupakan generasi penerus tumpuan bangsa sehingga perlu dipersiapkan dengan baik kualitasnya, anak sekolah sedang mengalami pertumbuhan secara fisik dan
mental yang sangat diperlukan guna
menunjang kehidupannya di masa mendatang, guna mendukung keadaan tersebut di atas anak
sekolah memerlukan kondisi tubuh yang optimal dan bugar, sehingga memerlukan status gizi yang baik (Depkes RI, 2005).
Status gizi merupakan ekspresi
keseimbangan asupan dalam variabel tertentu. Secara nasional prevalensi kurus (menurut IMT/U) pada anak umur 5-12 tahun adalah 11.2 persen, terdiri dari 4,0 persen sangat kurus dan 7,2 persen kurus. Sedangkan masalah gemukan pada anak umur 5-12 tahun masih tinggi yaitu 18,8 persen, terdiri dari gemuk 10,8 persen dan sangat gemuk (obesitas) 8,8 persen. Prevalensi gemuk terendah di Nusa Tenggara Timur (8,7%) dan tertinggi di DKI Jakarta (30,1%). Jawa Timur merupakan salah satu dari 15 provinsi dengan prevalensi sangat gemuk diatas nasional (Riskedas 2013).
Pertumbuhan fisik sering dijadikan
indikator untuk mengukur status gizi baik individu maupun populasi. Seorang anak yang sehat dan normal akan tumbuh sesuai dengan potensi genetik yang dimilikinya (Bryan et al., 2004). Menurut Supariasa 2014, faktor yang mempengaruhi status gizi secara langsung
Kekurangan atau kelebihan zat gizi akan dimanifestasikan dalam bentuk pertumbuhan yang menyimpang dari pola standar .
Proporsi defisit asupan protein pada
kelompok umur 9,0 – 12,9 tahun merupakan
tertinggi yaitu sebesar 39,8 % untuk lelaki dan 49,9 % untuk perempuan. Sedangkan proporsi defisit asupan energi sebesar 67,8 % untuk lelaki dan 70,5 % untuk perempuan (SEANUT 2011). Hasil pengamatan menu yang disajikan
di Sekolah Dasar Islam terpadu Al – Azhar
kediri dengan metode comstok diketahui
bahwa waste tertinggi pada penyajian
kelompok sayuran (25 %) setelah kelompok lauk nabati (16%). Persen pencapaian energi untuk jenjang SD 58 % dari kebutuhan dan pencapaian protein sebesar 54 % dari kebutuhan. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan tingkat kecukupan energi dan protein dengan status gizi pada anak kelas v Sekolah Dasar
Islam terpadu Al – Azhar kediri.
2. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah survey yang
bersifat deskriptif analitik dengan
menggunakan desain studi cross sectional.
Sampel dalam penelitian ini adalah anak kelas V di Sekolah Dasar Islam Terpadu Al - Azhar Kediri sebanyak 50 anak yang bersedia menjadi responden dalam penelitian dan berada di lokasi penelitian pada saat pengumpulan data. Asupan zat gizi diperoleh dengan menggunakan wawancara dan recall 24 jam, status gizi diperoleh dengan melakukan pengukuran antropometri yaitu Berat badan danTinggi badan kemudian dilakukan uji hipotesis Chi Square Test.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al-Azhar Kota Kediri adalah sekolah yang pembelajarannya berada di sekolah sepanjang hari/full day school sepanjang hari, yang terletak di Jl. Taman Sari Gg. Masjid Nurul
Huda, Kelurahan Tamanan, Kecamatan
Mojoroto, Kota Kediri.
a. Karakteristik Subjek Penelitian
Karakteristik responden dalam penelitian ini dilihat berdasarkan jenis kelamin dan umur yang dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :
Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: Data Terolah, 2017
Tabel 1. menunjukkan bahwa jumlah anak laki – laki 26 responden (52%) lebih banyak dibandingkan anak perempuan berjumlah 24 siswa (48%).
Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasakan Umur
Sumber : Data terolah, 2017
Tabel 2. menunjukkan bahwa distribusi kelompok umur 10 tahun terdapat 30 siswa (60%), umur 11 tahun 19 siswa (38%), dan umur 12 tahun 1 siswa (14%).
b. Tingkat Kecukupan Energi dan Protein pada Siswa Kelas V SDIT Al-Azhar Kediri
Berdasarkan hasil penelitian dengan
wawancara dan metode recall konsumsi
makanan 24 jam dapat dilakukan analisis tingkat kecukupan energi dan protein. Distribusi frekuensi masing-masing variabel penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecukupan Energi dan Protein No. Tingkat
Tabel 3. diatas menunjukkan bahwa untuk tingkat kecukupan energi 6 % berada dalam kategori defisit tingkat sedang dengan jumlah frekuensi 3 siswa, 22% berada dalam kategori defisit tingkat ringan dengan jumlah frekuensi 11 siswa, 52% dalam kategori normal dengan jumlah frekuensi 26 siswa, dan 20% berada dalam kategori diatas kecukupan dengan jumlah frekuensi 10 siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar (52%) tingkat kecukupan energi siswa kelas V SDIT Al-Azhar Kediri berada dalam kategori normal. Sedangkan untuk tingkat kecukupan Protein 2 % berada dalam kategori defisit tingkat sedang dengan jumlah frekuensi 1 siswa, 32% berada dalam kategori defisit tingkat ringan sedang dengan jumlah frekuensi 16 siswa, 58% dalam kategori normal dengan jumlah frekuensi 29 siswa, dan 8% berada dalam kategori diatas kecukupan dengan jumlah frekuensi 4 siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar (58%)
tingkat kecukupan protein siswa kelas V SDIT Al-Azhar Kediri berada dalam kategori normal.
c. Distribusi Frekuensi Status Gizi Pengukuran status gizi pada responden menggunakan indikator Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U).
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Status Gizi
No. Status Gizi
Indeks Massa Tubuh (IMT)
Total
n %
1. 2. 3. 4.
Kurus Normal Gemuk Obesitas
6 24 14 6
12 48 28 12
Jumlah 50 100
Sumber : Data Terolah 2017
Berdasarkan Tabel 4. Diketahui bahwa ada 6 siswa (12%) dengan status gizi kurus, 14 siswa (28%) dengan status gizi normal, 24 siswa (48%) dengan status gizi gemuk dan 6 siswa (12%) dengan status gizi obesitas.
d. Analisis Hubungan Tingkat Kecukupan Energi dengan Status Gizi pada Anak Kelas V Sekolah Dasar Islam Terpadu Al – Azhar Kediri.
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Hubungan Tingkat Kecukupan Energi dengan Status Gizi pada Anak Kelas V Sekolah Dasar Islam Terpadu Al – Azhar Kediri
Status Gizi (IMT) Tingkat Kecukupan Energi Total
Defisit tingkat sedang
Defisit tingkat ringan
Normal Diatas kecukupan
Kurus 3 3 0 0 6
normal 0 6 18 0 24
Gemuk 0 2 8 4 14
Obesitas 0 0 0 6 6
Total 3 11 26 10 50
Sumber : Data Terolah 2017
Hasil uji statistik terhadap data tersebut diatas menunjukkan hasil Significancy2-tailed = 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan tingkat kecukupan energi terhadap status gizi anak.
e. Analisis Hubungan Tingkat Kecukupan Protein dengan Status Gizi pada Anak Kelas V Sekolah Dasar Islam Terpadu Al – Azhar Kediri
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Hubungan Tingkat Kecukupan Protein dengan Status Gizi pada Anak Kelas V Sekolah Dasar Islam Terpadu Al – Azhar Kediri
Status Gizi (IMT) Tingkat Kecukupan Protein Total
Defisit tingkat sedang
Defisit tingkat ringan
Normal Diatas kecukupan
Kurus 1 4 1 0 6
normal 0 5 17 2 24
Gemuk 0 7 5 2 14
Obesitas 0 0 6 0 6
Total 1 16 29 4 50
Hasil uji statistik terhadap data tersebut diatas menunjukkan hasil Significancy2-tailed = 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan tingkat kecukupan protein terhadap status gizi anak.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Pahlevi (2012) yang dilakukan di SD 02 Ngesrep Banyumanik, Semarang dan dan Rendy Manuhutu pada siswa Sekolah Dasar Negeri 01 Limpakuwus menunjukkan adanya hubungan antara status gizi dan tingkat konsumsi energi dan adanya hubungan antara status gizi dan tingkat konsumsi protein. Begitupula dengan hasil penelitian Yulni (2013) pada anak sekolah dasar di wilayah pesisir kota makassar diketahui bahwa ada hubungan antara asupan energi (P=0,034), dengan status gizi menurut indikator IMT/U, tetapi tidak ada hubungan antara asupan protein (P=0,349).
Beberapa siswa memiliki tingkat
kecukupan energi dan protein diatas
kecukupan dengan status gizi gemuk, hal ini menunjukkan asupan makan siswa meleihi kebutuhan yang dianjurkan. Sebaliknya masih terdapat beberapa siswa yang memiliki tingkat kecukupan energi dan protein yang defisit dan status gizi dengan kategori kurus disebabkan asupan konsumsi energi dan protein kurang dari kebutuhan. Selain itu kurangnya jumlah, variasi makanan dan frekuensi makan siswa memberikan kontribusi negatif terhadap stattus gizi. Sebagian besar siswa memiliki pola akan yang hampir sama dalam satu hari. Pola makan merupakan perilaku seseorang dalam memilih makanan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi bagi tubuhnya. Pola makan pada anak cenderung ditentukan oleh ibunya sejak lahir sebagai guru pertama.
Pol makan yang seimbang dengan memilih jenis makanan yang tepat dapat membantu mewujudkan status gizi yang optimal. Penyajian menu makan siang di SDI
Al –Azhar meskipun sudah disesuaikan dengan
porsi menurut umur tetapi berdasarkan pengamatan siklus menu yang disajikan kurang sesuai. Penyajian menu makan siang tidak mencerminkan gizi seimbang. Hal ini terlihat dari penyajian lauk hewani dan nabati secara bergantian dan penyajian buah hanya diberikan pada hari jumat dan sabtu saja. Hal ini menyebabkan asupan terutama Protein yang
kurang. Kekurangan asupan protein
memberikan dampak yang kurang baik karena protein merupakan zat gizi yang paling erat
hubungannya dengan proses-proses
kehidupan. Konsumsi protein yang cukup akan mampu melakukan fungsinya untuk proses pertumbuhan.
SDIT Al – Azhar menerapkan sistem
paguyupan kelas yaitu terdapat kelompok antara orang tua/ wali murid dengan guru kelasnya. Paguyuban ini merupakan media yang sangat membantu untuk berkomunikasi untuk membahas semua hal yang terjadi di sekolahan yang berhubungan dengan siswa, salah satunya adalah masalah makan anak baik di sekolah maupun saat di rumah. Guru juga sangat berperan untuk menyampaikan pesan gizi seimbang (PGS) yang telah mengganti slogan 4 sehat 5 sempurna.
Konsumsi makanan seimbang harus
memperhatikan prinsip 4 pilar yaitu aneka ragam pangan, perilaku hidup bersih, melakukan aktivitas fisik sesuai umur dan memantau berat badan shingga dapat tercapai status gizi yang optimal. Hasil Penelitian anggraeni (2015) dan niken (2017) bahwa media film animasi dan komik sangat efektif digunakan untuk membantu penyampaian edukasi gizi seimbang.
4. KESIMPULAN
Ada hubungan antara tingkat kecukupan energi dan protein dengan status gizi hal ini menunjukkan bahwa asupan Energi dan protein siswa memberikan kontribusi terhadap terjadinya status gizi pada anak kelas V SDI
Terpadu Al – Azhar kediri.
Penelitian ini menunjukkan bahwa
kecukupan energi dan protein anak
berhubungan dengan status gizi sehingga
diharapkan adanya pengaturan asupan
makanan yang mengacu pada menu seimbang untuk mencapai status gizi yang optimal baik oleh orang tua maupun ahli gizi disekolah. Disamping itu diharapkan pihak sekolah menggiatkan monitoring dan evaluasi status
gizi siswa disekolah untuk memantau
pertumbuhan dan perkembangan siswa.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arisman, MB. 2009. Gizi dalam Daur
Kehidupan. Edisi 2. Jakarta: EGC.
2. Anggraeni, E. 2015. Perbedaan Pengaruh
Animasi dan Ceramah Terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Makan Buah dan Sayur Pada Anak Sekolah Dasar. Tesis, universitas Sebelas Maret
3. Kemenkes RI. 2012. Standar
Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta : Dirjen Bina Gizi Dan KIA.
4. Kemenkes RI. 2014. Pedoman Gizi
Seimbang. Jakarta : Dirjen Bina Gizi Dan KIA.
5. Pahlevi, E, A., 2012, Determinan Status
Gizi Pada Anak Sekolah Dasar, Jurnal
Kesehatan Masyarakat, ISSN 1858-1196.
6. Permenkes RI no 75 tahun 2013, Angka
Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi bangsa Indonesia.
7. Persagi.,2017. Laporan South Est Asian
Nutrition Surveys (SEANUTS) Indonesia. Jakarta.
8. Rendy M, Pengaruh Ttingkat Kkonsumsi
Energi, Protein, Lemak, dan Status Kecacingan terhadap Status Gizi pada
Siswa SDN 01 limpakuwus, jurusan kesehatan masyarakat fakultas ilmu-ilmu kesehatan universitas jenderal soedirman.
9. Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar.
Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
10. Sulastri, D., 2012, Faktor Determinan
Kejadian Stunting pada Anak Usia
Sekolah Di Kecamatan Lubuk Kilangan
Kota Padang, Majalah Kedokteran
Andalas, Vol 36: No.145;50.
11. Supariasa, I.D.N., Bakri, B., dan Fajar, I.
2013. Penilaian Status Gizi. Jakarta :
Buku Kedokteran EGC, ISBN : 979-448-546-2
12. Yulni., 2013, Hubungan Asupan Zat Gizi
Makro Dengan Status Gizipada Anak SD di Wilayah PesisirKota Makassa. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas