• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 pengelolaan tanah rawa gambut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "4 pengelolaan tanah rawa gambut"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

LAHAN RAWA

Lahan rawa

adalah lahan yang sepanjang

tahun, atau selama waktu yang panjang

dalam setahun,

selalu jenuh air

(

saturated)

atau tergenang (waterlogged)

air dangkal.

Dalam pustaka, lahan rawa sering disebut

dengan berbagai istilah,

seperti

“swamp”, “marsh”, “bog” dan “fen”,

masing-masing mempunyai arti yang

(3)

“Swamp”

adalah istilah umum untuk

rawa, digunakan untuk menyatakan

wilayah

lahan, atau area yang

secara permanen selalu

jenuh air, permukaan air tanahnya dangkal,

atau tergenang air dangkal hampir sepanjang

waktu dalam setahun.

Air umumnya tidak

bergerak, atau tidak mengalir (

stagnant), dan

bagian

dasar tanah berupa lumpur. Dalam

kondisi alami,

swamp ditumbuhi oleh berbagai

(4)

“Marsh”

adalah rawa yang genangan airnya bersifat tidak permanen, namun mengalami

genangan banjir dari sungai atau air pasang dari laut secara periodik, dimana debu dan liat sebagai muatan sedimen sungai seringkali diendapkan.

Tanahnya selalu jenuh air, dengan genangan relatif dangkal.

Marsh biasanya ditumbuhi berbagai tumbuhan

akuatik, atau hidrofitik, berupa “reeds” (tumbuhan air sejenis gelagah, buluh atau rumputan tinggi.

Marsh dibedakan menjadi "rawa pantai" (coastal marsh, atau saltwater marsh), dan "rawa

(5)

“Bog”

adalah rawa yang tergenang air dangkal, dimana permukaan tanahnya tertutup lapisan vegetasi yang melapuk, khususnya lumut spaghnum sebagai

vegetasi dominan, yang menghasilkan lapisan gambut (ber-reaksi) masam.

Ada dua macam bog,

1.Blanket bog : Adalah rawa yang terbentuk karena kondisi curah hujan tinggi, membentuk deposit gambut tersusun dari lumut spaghnum, menutupi tanah seperti selimut pada permukaan lahan yang relatif rata.

2.Raised bog : adalah akumulasi gambut masam yang tebal, disebut “hochmoor", yang dapat mencapai

(6)

“Fed”

adalah rawa yang tanahnya jenuh air,

ditumbuhi rumputan rawa

sejenis

“reeds”,

“sedges”, dan “rushes”, tetapi air tanahnya

ber-reaksi alkalis,

biasanya mengandung kapur

(CaCO3), atau netral.

Umumnya membentuk lapisan

gambut subur

(7)

Dalam keadaan alamiah, tanah-tanah pada

LAHAN RAWA PASANG SURUT

merupakan

tanah yang jenuh air atau tergenang dangkal,

sepanjang tahun atau dalam waktu yang lama,

beberapa bulan, dalam setahun.

Dalam klasifikasi Taksonomi Tanah (Soil Survey

Staff, 1999), tanah rawa termasuk tanah

basah, atau

"wetsoils",

yang dicirikan oleh

kondisi aquik, yakni saat ini mengalami

(8)

PROSES PEMBENTUKAN TANAH

yang

dominan adalah pembentukan horison tanah

tereduksi berwarna kelabu-kebiruan, disebut

proses gleisasi, dan pembentukan lapisan

gambut di permukaan.

Bentuk wilayah, atau topografi lahan rawa

pasang surut adalah sangat rata (

flat) sejauh

mata memandang, dengan ketinggian tempat

relatif kecil, yaitu sekitar 0-0,5 m dpl di

pinggir laut sampai sekitar 5 m dpl di wilayah

lebih ke pedalaman.

Ada dua Jenis : Gambut (

peat soils), dan

(9)

PIRIT DI TANAH RAWA

DALAM LUMPUR DAN ENDAPAN MARIN

TEREDUKSI, SERTA LAPISAN TANAH BAWAH

tereduksi pada tanah sulfat masam potensial dan sulfat masam aktual pada lahan rawa pasang surut air salin/payau (Zona I) dan air tawar (Zona II),

terdapat pirit.

Pirit adalah mineral berkristal oktahedral,

termasuk sistem kubus, dari senyawa besi-sulfida (FeS2) yang terbentuk di dalam endapan marin kaya bahan organik, dalam lingkungan air

(10)
(11)

Reaksi keseluruhan pembentukan pirit, dari besi-oksida (Fe2O3) sebagai sumber Fe, digambarkan sebagai

berikut:

Fe2O3 + 4SO4 2- + 8CH2O + ½O2 2FeS2 + 8HCO3 + 4H2O→

(12)

JIKA DIREKLAMASI

LAHAN RAWA PASANG SURUT DIREKLAMASI,

dibuatnya jaringan tata air  pengeringan atau

pengatusan aerobik (pirit menjadi tidak stabil) 

Terjadi Reaksi oksidasi pirit  dan dipercepat oleh

adanya bakteri Thiobacillus ferrooxidans.

FeS2 + 15/4 O2 + 7/2 H2O Fe(OH)3 + 2SO4→ 2- + 4H+ PIRIT asam sulfat

Hasil reaksi adalah dihasilkannya besi-III koloidal, dan asam sulfat yang terlarut menjadi ion sulfat dan

(13)

Akibat (terutama saat

kemarau)

1. Terlalu banyaknya ion H+ dalam larutan tanah akan merusak struktur mineral liat, dan

membebaskan banyak ion aluminium (Al3+) yang bersifat toksik terhadap tanaman.

2. Konsentrasi besi-III yang tinggi dan adanya ion AI yang melimpah dalam larutan tanah, akan

mengikat ion fosfat yang tersedia  mengurangi

fosfat yang tersedia mengakibatkan defisiensi

P.

3. Adanya ion AI yang berlebihan  basa-basa

dapat tukar pada kompleks pertukaran kation, dan membebaskan ion Ca, Mg, dan K ke dalam larutan tanah, yang selanjutnya dapat “tercuci”

(14)

Kerugian

Secara ringkas, akibat penurunan pH

tanah di bawah pH 3,5 terjadi :

1. keracunan ion H+, AI, SO42-, dan Fe-III,

serta

2. penurunan kesuburan tanah alami akibat

hilangnya basa-basa tanah, sehingga tanah

mengalami kahat P, K, Ca, dan Mg.

3. dilaporkan bahwa telah terjadi kahat unsur

hara makro (K, Ca, Mg), dan mikro (Mn,

(15)
(16)

Tanah gambut

Di dalam

Taksonomi Tanah

, tanah

gambut atau Histosol didifnisikan

sebagai tanah yang mengandung

bahan organik lebih dari 20 persen

(bila tanah tidak mengandung liat),

bila tanah mengandung liat 60 persen

atau lebih maka kandungan bahan

(17)

PENGERTIAN & MACAM TANAH

GAMBUT

TANAH ORGANIK

Tnh Gambut (Peat)

BO > 65 %

(18)
(19)

Sebaran

Penyebaran gambut di Indonesia

meliputi areal seluas 18.480 ribu

hektar, tersebar pada pulau-pulau

besar Kalimantan, Sumatera, Papua

serta beberapa pulau Kecil (Tabel 1).

Dengan penyebaran seluas sekitar 18

juta ha maka luas lahan gambut

Indonesia menempati urutan ke-4 dari

luas gambut dunia setelah Kanada;

(20)

SIFAT TANAH GAMBUT

sifat-sifat fsik tanah gambut yang

penting adalah: tingkat dekomposisi

tanah gambut; kerapatan lindak (bulk

density) 0,1 -1,2 gr/cc

daya dukung

gambut (bearing capasity), irreversible

dan subsiden.

ketebalan gambut, lapisan bawah, dan

kadar lengas gambut merupakan

sifat-sifat fsik yang perlu mendapat

(21)

Berdasarkan atas tingkat pelapukan

(dekomposisi) tanah gambut dibedakan

menjadi:

(1) gambut kasar (Fibrist ) yaitu gambut

yang memiliki lebih dari 2/3 bahan organk

kasar;

(2) gambut sedang (Hemist) memiliki

1/3-2/3 bahan organik kasar; dan

(3) gambut halus (Saprist) jika bahan

(22)

KEMATANGAN

SAPRIK = LANJUT

HEMIK = SEDANG

FIBRIS = MENTAH

FAKTOR PEMBENTUK (POLAK)

OMBROGEN

PENGARUH HUJAN

TERGENANG

OLIGOTROF

TOPOGEN

PENGRH TOPOGRAFI

(EUTROf)

(23)

SIFAT KIMIA

Atas dasar kesuburannya gambut

dibedakan atas

gambut subur (eutropik),

gambut sedang (mesotropik) dan

gambut miskin (oligotropik).

(24)

gambut yang sangat masam akan

menyebabkan kekahatan hara N, P, K,

Ca, Mg, Bo dan Mo.

Unsur hara Cu, Bo dan Zn merupakan

unsur mikro yang seringkali sangat

kurang

KB gambut harus ditingkatkan

mencapai 25-30% agar basa-basa

(25)

C/N gambut umumnya sangat tinggi

melibihi 30 ini berarti hara nitrogen

kurang tersedia untuk tanaman

sekalipun hasil analisis N total

menunjukkan angka yang

tinggi. Unsur P dalam tanah gambut

(26)

SIFIFAT BIOLOGI

perombakan bahan organik

saatpembentukan gambut dilakukan oleh

mikroorganisme anaerob dalam

perombakan ini dihasilkan gas methane

dan sulfda.

Setelah gambut didrainase untuk tujuan

pertanian maka kondisi gambut bagian

permukaan tanah menjadi aerob,

sehingga memungkinkan fungi dan bakteri

berkembang untuk merombak senyawa

(27)

PENGELOLAAN LAHAN

GAMBUT

PEMANFAATAN GAMBUT

1. tempat berburu

2. pengusahaan hutan 3. usaha pertanian

1. pembukaan hutan

2. merendahkan air tanah 4. media bibit

1. Sifat fsik baik (mengikat ait tinggi, ringan, porus, dpt dipadatkan, & mudah ditembus akar)

2. kimia (pengapuran & pemupukan proporsional).

5. sumber energi  dicetak batang, penggunaan dg tungku.

(28)

GAMBUT OMBROGEN

BANYAK DI INDONESIA DISEPANJANG

PANTAI MALAYA, KALIMANTAN, PANTAI

SELATAN IRIAN JAYA(PAPUA)

SANGAT MASAM (3-4,5)

OLIGOTROF – MESOTROF

SUMBER AIR

HUJAN

SENAGIAN BESAR TERIKAT DALAM LIGNO

(29)

PENGELOLAAN TANAH

GAMBUT

Tanah Gambut - tanah organik

Kendala tanah Gambut :

1. penurunan permukaan stl drainase 2. keamampuan menopang rendah

3. Suhu permukaan bervariasi besar 

kapasitas panas tinggi

4. variasi suhu permukaan besar 5. pelonggokan pirit

6. lingkungan akar anaerob 7. kejenuhan basa rendah

(30)

Upaya pengelolaan :

1. mempercepat kematangan

2. meningkatkan kejenuhan basa

+ dolomit

+ tanah mineral

3. mencari jenis dan var. serta pola tanam

yg cocok

(31)
(32)

Kerugian pembukaan dg pembakaran :

- rekasi alkalis

- tanah bawah tersembul

- permukaan gambut menjadi rendah,

drainase sulit

- lapisan bo subur hilang

- pada kemarau, bahaya daerah

sekitarnya

(33)

USAHA PEMBUKAAN HUTAN DI

MICHIGAN (USA)

PENEBANGAN POHON

BATANG DIBIARKAN MEMBUSUK

PENGEMBALAAN

DIRATAKAN

DIBAJAK

DIPADATKAN

MEMPERBAIKI

STRUKTUR

(34)
(35)
(36)

PEMANFAATAN UTK

PERTANIAN

Kegiatan awal dari pemanfaatan gambut

adalah

pembangunan saluran drainase

untuk pengatusan air agar tanah memiliki

kondisi rhizosphere yang sesuai bagi tanaman.

Pengelolaan air

harus disesuaikan dengan

kebutuhan perakaran tanaman.

Kedalaman permukaan air tanah pada parit

kebun diusahakan agar tidak terlalu jauh dari

akar tanaman, jika permukaan air terlalu

dalam maka oksidasi berlebih akan

(37)
(38)

PENGELOLAAN KESUBURAN

kesuburan lahan gambut sangat tergantung

pada

ketebalan gambut

, gambut tipis

memiliki kesuburan yang lebih baik dari

gambut tebal.

perlu diperhitungkan kedalaman pirit, jika

kedalaman

pirit kurang dari 50 cm,

maka

sebaiknya lahan

dibiarkan pada kondisi

anaerob

untuk tanaman padi, pembuatan

parit drainase akan menyebabkan pirit

(39)

UNTUK PADI

Ketebalan gambut dengan hasil padi

menunjukkan bahwa pada gambut

tipis padi memberikan hasil yang

cukup tinggi

namun jika ditanam pada gambut

(40)
(41)
(42)

Tank you

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi penunjuk arah berbahasa indonesia berbasis Android sebagai pencari lokasi ini akan membantu pengguna mencari dan melihat lokasi apa saja yang disediakan untuk

Direktur Jenderal Kekuatan Pertahanan Kementerian Pertahanan selaku Wasfung pengelolaan BBG di lingkungan Kemhan dan TNI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3)

Berdasarkan hasil didapatkan data pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di Rumah Sakit Islam Sunan Kudus tahun 2019, memiliki penyesuaian diri yang cukup

Nama perusahaan ini adalah Karoongindo, arti kata Karoongindo tersebut diambil dari kata karoong dengan maksud karung dalam bahasa Indonesia dan karung juga

Pada penelitian ini, dilakukan percoba- an berat pengendara dari 60 kg (minimal) hingga 120 kg (maksimal) secara bertahap dengan penambahan nilai 10 Kg pada setiap

Penilaian yang sistematik bagi kebutuhan dan peluang untuk menyusutkan beban pada lingkungan yang berkaitan dengan penggunaan energi dan bahan serta pengeluaran limbah selama

- Melalui pemberian tugas anak dapat mengurutkan dan menuliskan angka pada gambar burung dari yang terkecil hingga yang

Dari beberapa uraian di atas mengenai karakteristik kemampuan bahasa anak usia dini maka dapat disimpulkan, perkembangan bahasa anak disesuaikan dengan usia dimana