• Tidak ada hasil yang ditemukan

Klasifikasi Tanah USDA Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang. Bayu Prasetiyo B-01

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Klasifikasi Tanah USDA Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang. Bayu Prasetiyo B-01"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Klasifikasi Tanah USDA 1975

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

Malang

Bayu Prasetiyo 125 080 500 111 045

B-01

(2)

Klasifikasi Tanah USDA 1975

Dr. Ir. Abdul Madjid, MS

Salah satu sistem klasifikasi tanah yang telah dikembangkan Amerika Serikat dikenal dengan nama: Soil Taxonomy (USDA, 1975). Sistem klasifikasi ini menggunakan enam (6) kateori, yaitu:

1. Ordo 2. Subordo 3. Great group 4. Subgroup 5. Family 6. seri

Sistem klasifikasi tanah ini berbeda dengan sistem yang sudah ada sebelumnya. Sistem klasifikasi ini memiliki keistimewaan terutama dalam hal:

1. Penamaan atau Tata Nama atau cara penamaan.

2. Definisi-definisi horison penciri.

3. Beberapa sifat penciri lainnya.

Sistem klasifikasi tanah terbaru ini memberikan Penamaan Tanah berdasarkan sifat utama dari tanah tersebut. Menurut Hardjowigeno (1992)terdapat 10 ordo tanah dalam sistem Taksonomi Tanah USDA 1975, yaitu:

1. Alfisol 2. Aridisol 3. Entisol 4. Histosol 5. Inceptisol 6. Mollisol 7. Oxisol 8. Spodosol 9. Ultisol 10. Vertisol Alfisol:

Tanah yang termasuk ordo Alfisol merupakan tanah-tanah yang terdapat penimbunan liat di horison bawah (terdapat horison argilik)dan mempunyai kejenuhan basa tinggi yaitu lebih dari 35% pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah. Liat yang

tertimbun di horison bawah ini berasal dari horison di atasnya dan tercuci kebawah bersama dengan gerakan air. Padanan dengan sistem klasifikasi yang lama adalah termasuk tanah Mediteran Merah Kuning, Latosol, kadang-kadang juga Podzolik Merah Kuning.

Aridisol:

Tanah yang termasuk ordo Aridisol merupakan tanah-tanah yang mempunyai

kelembapan tanah arid (sangat kering). Mempunyai epipedon ochrik, kadang-kadang dengan horison penciri lain. Padanan dengan klasifikasi lama adalah termasuk Desert Soil.

(3)

Entisol:

Tanah yang termasuk ordo Entisol merupakan tanah-tanah yang masih sangat muda yaitu baru tingkat permulaan dalam perkembangan. Tidak ada horison penciri lain kecuali epipedon ochrik, albik atau histik. Kata Ent berarti recent atau baru. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial atau Regosol.

Histosol:

Tanah yang termasuk ordo Histosol merupakan tanah-tanah dengan kandungan bahan organik lebih dari 20% (untuk tanah bertekstur pasir) atau lebih dari 30% (untuk tanah bertekstur liat). Lapisan yang mengandung bahan organik tinggi tersebut tebalnya lebih dari 40 cm. Kata Histos berarti jaringan tanaman. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Organik atau Organosol.

Inceptisol:

Tanah yang termasuk ordo Inceptisol merupakan tanah muda, tetapi lebih berkembang daripada Entisol. Kata Inceptisol berasal dari kata Inceptum yang berarti permulaan.

Umumnya mempunyai horison kambik. Tanah ini belum berkembang lanjut, sehingga kebanyakan dari tanah ini cukup subur. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial, Andosol, Regosol, Gleihumus, dll.

Mollisol:

Tanah yang termasuk ordo Mollisol merupakan tanah dengan tebal epipedon lebih dari 18 cm yang berwarna hitam (gelap), kandungan bahan organik lebih dari 1%,

kejenuhan basa lebih dari 50%. Agregasi tanah baik, sehingga tanah tidak keras bila kering. Kata Mollisol berasal dari kata Mollis yang berarti lunak. Padanan dengan sistem kalsifikasi lama adalah termasuk tanah Chernozem, Brunize4m, Rendzina, dll.

Oxisol:

Tanah yang termasuk ordo Oxisol merupakan tanah tua sehingga mineral mudah lapuk tinggal sedikit. Kandungan liat tinggi tetapi tidak aktif sehingga kapasitas tukar kation (KTK) rendah, yaitu kurang dari 16 me/100 g liat. Banyak mengandung oksida-oksida besi atau oksida Al. Berdasarkan pengamatan di lapang, tanah ini menunjukkan batas- batas horison yang tidak jelas. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Latosol (Latosol Merah & Latosol Merah Kuning), Lateritik, atau Podzolik Merah Kuning.

Spodosol:

Tanah yang termasuk ordo Spodosol merupakan tanah dengan horison bawah terjadi penimbunan Fe dan Al-oksida dan humus (horison spodik) sedang, dilapisan atas terdapat horison eluviasi (pencucian) yang berwarna pucat (albic). Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Podzol.

Ultisol:

Tanah yang termasuk ordo Ultisol merupakan tanah-tanah yang terjadi penimbunan liat di horison bawah, bersifat masam, kejenuhan basa pada kedalaman 180 cm dari

permukaan tanah kurang dari 35%. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Podzolik Merah Kuning, Latosol, dan Hidromorf Kelabu.

Vertisol:

(4)

Tanah yang termasuk ordo Vertisol merupakan tanah dengan kandungan liat tinggi (lebih dari 30%) di seluruh horison, mempunyai sifat mengembang dan mengkerut.

Kalau kering tanah mengkerut sehingga tanah pecah-pecah dan keras. Kalau basah mengembang dan lengket. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Grumusol atau Margalit.

Daftar Pustaka:

Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. Edisi ketiga. PT. Mediyatama Sarana Perkasa.

Jakarta. 233 halaman.

(5)

PERBEDAAN KLASIFIKASI TANAH PERBEDAAN KLASIFIKASI TANAH

USDA FAO/UNESCO PUSAT PENELITIAN TANAH BOGOR Struktur:

Terdiri dari 6 kategori 1. Ordo

Terdiri dari 11 takson,dengan faktor pembeda ada tidaknya jenis horison penciri.

Kategori diberi akhiran SOL misal Entisol (ENT) arti:dari recent/baru 2. Sub Ordo

Terdiri dari 53 takson dengan faktor pembeda keseragaman genetik. Terdiri dari 2 suku kata,pertama untuk sifat sub ordo,kedua untuk nama ordo. Misal: Aquent

(aqua=air),(ent=entisol) arti:tanah baru selalu basah 3. Great Group

Terdiri dari 250 takson dengan faktor pembeda kasamaan jenis, tingakat

perkembangan susunan horizon, kejenuhan basa, kelembaban dan suhu tanah. Contoh:

Cryaquent(kryos=dingin) (aquent=entisol selalu basah) 4. Sub Group

Taksa terus bertambah dengan faktor pembeda sifat-sifat inti dari Great Group. Contoh:

aquic hapludult (aquult=banyak karatan pada kedalaman 25 cm) 5. Famili

Jumlah takson masih terus berkembang dengan faktor pembeda. sifat-sifat tanah yang penting untuk pertanian. Contoh:Xeric Haplohumult

6. Seri

Dalam penamaan diambil dari nama tempat atau sifat alam.

Contoh: Sitiung (pertama kali ditemukan di daerah sitiung).

Stuktur:

Terdiri dari 2 kategori

1. Great Group (setara USDA)

Nama tanah dan asal kata,contoh: fluvisol(fluvius) asal kata: sungai,alluvial sungai.

2. Subgroup

Terdiri dari 2 kata, kata kedua menunjukkan nama great group, kata pertama

menunjukkan sifat utama dari subgroup. Contoh: Calcaric Fluvisol (calcarik:berkapur, fluvisol:sungai,aluvial) artinya alluvial yang berkapur. Sruktur:

Terdiri dari 6 kategori:

1. Golongan (ordo)

Kriterianya: Perkembangan Profil tanah, meliputi dua satuan lebar : tanpa dan dengan perkembangan.

Contoh: Tanpa perkembangan 2. Kumpulan (Subordo)

Kriterianya susunan horizon utama meliputi O,A,B,Ca, dan G.

Contoh:

(6)

C- bahan organic

3. Jenis (Great soil group)

Kriterianya horizon penciri dan gejala pengikut. Pencirinya untuk atuan lebar tanpa perkembangan, tebal profil,kukuh dan tekstur.

Contoh: tebal 50 cm pasir (regosol). Dengan pengembangan:

Al prominen; fragmen/ kokresi kapur; basa tinggi. Contoh : B2 Latosol (LATOSOL) 4. Macam (subgroup)

Kriterianya kombinasi dari warna horizon, horizon tambahan, dan horizon peralihan antar horizon utama.

Contoh: Regosol Kelabu, regosol kelabu coklat.

5. Rupa (Famili)

Kriterianya: sifat fisik umum horizon utama atau lapisan 50 cm dalamnya. Tekstur 5 klas; drainase 3 klas.

Contoh : Regosol kelabu tua bertekstur sedang, berdrainase baik.

6. Seri

Kriterianya: sifat fisik khusus horizon utama atau lapisan 50 cm dalamnya. Tekstur 12 klas; drainase 7 klas.

Contoh : Regosol kelabu bertekstur lempung berpasir, drainase baik.

Merupakan system multi kategori Merupakan system kompromi dari berbagai sistem Merupakan system multi kategori

Pengklasifikasian berdasarkan horizon penciri dengan sifat-sifat dan fungsi tanah.

Disertai pembagian kategori terperinci Pengklasifikasian menggunakan horison- horison penciri yang sebagian diambil dari horizon penciri USDA. Tidak disertai

pembagian kategori yang terperinci. Pengklasifikasian didasarkan pada sifat morfologi tanah, dilakukan pada tingkat kategori yang berbeda, dikaitkan dengan kegunaannya untuk survai tanah. Pembagian kategori terperinci.

Tata nama disusun menggunakan kata Yunani atau Latin Nama tanah diambil dari nama-nama tanah klasik yang sudah terkenal dari Rusia, Eropa Barat, Kanada, Amerika Serikat, Nama diambil dari bahasa Indonesia dan beberapa nama baru mirip dengan penamaan oleh FAO/UNESCO

PERSAMAAN KLASIFIKASI TANAH USDA, FAO/UNESCO DAN PUSAT PENELITIAN TANAH BOGOR

1. Memungkinkan adanya modifikasi karena ada penemuan baru dengan tidak merusak sistemnya sendiri.

2. Sifat pembeda yang dikemukakan sama-sama berdasarkan kriteria horison penciri yang terbentuk sebagai hasil dari proses pembentukan tanah atau sifat yang

mempengaruhi pembentukan tanah.

3. Tata nama informatif dalam arti menunjukkan sifat-sifat tanah masing-masing kategori.

(7)

4. Digunakan dalam survey tanah

5. Seluruh klasifikasi tanah sama – sama bertujuan untuk : a. Mengorganisasi atau meneta pengetahuan tentang tanah b. Mengetahui hubungan masing-masing individu tanah c. Memudahkan mengingat sifat-sifat tanah

d. Mempermudah dalam menaksir sifat dan produktifitas, menentukan lahan terbaik, menentukan areal-areal penelitian dan kemungkinan eksploitasi hasil penelitian.

e. Mempelajari hubungan – hubungan dan sifat – sifat tanah baru.

Referensi

Dokumen terkait

Tanah Mineral, yaitu kelompok tanah yang kandungan bahan organiknya kurang dari 20% atau yang memiliki lapisan bahan organik dengan ketebalan kurang dari 30 cm

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan kadar liat, bahan organik serta kandungan air terhadap indeks plastisitas tanah di Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan kadar liat, bahan organik serta kandungan air terhadap indeks plastisitas tanah pada beberapa vegetasi di Kecamatan Jorlang

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan kadar liat, bahan organik serta kandungan air terhadap indeks plastisitas tanah pada beberapa vegetasi di Kecamatan Jorlang

Perikanan : Diadopsi dari istilah fisheries – kegiatan penangkapan dan/atau budidaya tumbuhan, tanaman dan/atau binatang air, termasuk pasca-panen dan pengolahan yang

Pada jaringan yang diberikan perlakuan penambahan bahan ekstrak dengan dosis yang berbeda menunjukkan bahwa dosis 1 dan 2 g/L tidak menunjukkan perbedaan yang signfikan,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemiringan lereng dengan tekstur, bahan organik, permeabilitas dan erodibilitas tanah pada berbagai posisi

Yang dimaksud Registrasi Akademik adalah pelayanan untuk memperoleh hak mengikuti kegiatan akademik bagi mahasiswa pada semester tertentu di Fakultas Perikanan