• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN NILAI UNTUK PENDIDIKAN MANU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN NILAI UNTUK PENDIDIKAN MANU"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN NILAI UNTUK PENDIDIKAN MANUSIA

SEUTUHNYA

Makalah ini Disususn Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Filsafat Pendidikan”

Dosen pengampu, Afiful Ikhwan, M.Pd.I

Oleh:

Imam Kambali 2013471886

Dzavid Chumaidy 201347...

Kelompok 4

Jurusan Pendidikan Agama Islam

Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah

(2)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar isi ... ii

BAB I. Pendahuluan a. Latar Belakang ... 1

b. Rumusan Masalah ... 1

BAB II. Pembahasan a. Pengertian nilai ... 2

b. Penertian manusia ... 3

c. Hakikat Manusia ... 3

d. Wujud dan Sifat Manusia ... 4

e. Dimensi Hakikat Manusia ... 6

f. Pengembangan Nilai dan Tujuannya ... 8

BAB III. Penutup a. Kesimpulan ... 9

b. Saran ... ... 9

(3)

Kata Pengantar

Pendidikan sangatlah penting untuk kelangsungan hidup dan kemajuan zaman. Lebih dari itu pendidikan ditujukan untuk menciptakan manuia yang utuh baik segi jasmani dan rohani. Pendidikan tidak hanya ditujukan untuk perindividu tetapi juga untuk kepentingan manusia sebagai makhluk sosial sehingga dalam pengajarannya tidak boleh terlepas dari nilai-nilai yang akan ditanamkan. Nilai-nilai-nilai yang diharapkan bisa mengubah manusia menjadi lebih sempurna dan utuh baik jasmani dan rohani ataupun sebagai makhluk sosial .

Untuk itu kami mengucapkan alhamdulillah kepada Allah Swt atas selesainya makalah ini, yang tanpa kekuatan-Nya penyusunan makalah ini tidak mungkin selesai. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Ketua STAI Muhammadiyah 2. Dosen pengampu mata kuliah

3. Teman-teman mahasiswa yang telah membantu terselesainya makalah ini.

Kami berharap dengan keterbatasan dan segala kekurangannya makalah ini bisa bermanfaat kepada semua pihak dengan keikhlasan hati. Semoga keterbatasan dan segala kekurangan makalah ini dapat pula menjadi tambahan ilmu bagi semuanya terutama kepada pembaca.

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan sangatlah penting untuk kelangsungan hidup dan kemajuan zaman. Lebih dari itu pendidikan ditujukan untuk menciptakan manuia yang utuh baik segi jasmani dan rohani. Pendidikan tidak hanya ditujukan untuk perindividu tetapi juga untuk kepentingan manusia sebagai makhluk sosial sehingga dalam pengajarannya tidak boleh terlepas dari nilai-nilai yang akan ditanamkan. Nilai-nilai yang diharapkan bisa mengubah manusia menjadi lebih sempurna dan utuh baik jasmani dan rohani ataupun sebagai makhluk sosial.

Bagaimanakah Pendidikan manusia itu seutuhnya? Pertanyaan ini sangat lazim dilontarkan oleh para mahasiswa, juga para audiens yang ketika berada didalam ruangan, atau didalam suatu seminar, yang ditujukan kepada para dosen ataupun kepada para nara sumber, mungkin juga pertanyaan ini sudah dilontarkan kepada kita semua, yang mana para penanya mungkin sudah-kita-mampu-untuk-menjawab-pertanyaan-ini.

Secara rasional–filosofis tentang pendidikan yang sudah berkembang semenjak beberapa abad yang lalu, maka sistem pendidikan untuk membentuk manusia yang seutuhnya perlu ditanamkan nilai-nilai yang baik baik dari segi vertikal dan horisontal, baik jasmani dan rohani, dan manusia sebagai makhluk sosial.

B. Rumusan Masalah 1. Apa definisi nilai ? 2. Apa definisi manusia?

(5)

BAB II PEMBAHASAN

B. Definisi Nilai

Nilai memiliki banyak penafsiran oleh para ahli, sebagaimana yang disampaikan oleh para ahli diantara lainnya:

Kimball Young

Mengemukakan nilai adalah asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang dianggap penting dalam masyarakat.

A.W.Green

Nilai adalah kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai emosi terhadap objek.

Woods

Mengemukakan bahwa nilai merupakan petunjuk umum yang telah berlangsung lama serta mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari

M.Z.Lawang

Menyatakan nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan,yang pantas,berharga,dan dapat memengaruhi perilaku sosial dari orang yang bernilai tersebut.

Hendropuspito

Menyatakan nilai adalah segala sesuatu yang dihargai masyarakat karena mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan kehidupan manusia.

Karel J. Veeger

Menyatakan sosiologi memandang nilai-nilai sebagai pengertian-pengertian (sesuatu di dalam kepala orang) tentang baik tidaknya perbuatan-perbuatan. Dengan kata lain, nilai adalah hasil penilaian atau pertimbangan moral.1

1 http://id.wikipedia.org/wiki/Nilai_sosial#Pengertian_Nilai_Menurut_para_Ahli

diakses pada kamis, 26 Maret 2015, 19.00 wib

(6)

Sehingga dapat kita definisikan dengan segala sesuatu yang dilakukan dengan atau tanppa kesadaran, yang menjadi tolak ukur dalam menghargai seatu perbuatan manusia.

C. Definisi Manusia

Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapiotak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalammitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologikebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembanganteknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok, dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.2

D. Hakikat Manusia

1. Manusia adalah ciptaan Allah yang berasal dari sgumpal darah sebagaimana dijelaskan dalam Alqur-an surat Al-‘Alaq ayat 2

ققللعل ننمم نلاسلننإملنا قلللخل۞

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.(Q.S. Al-‘alaq : 2)3

2. Manusia adalah perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan. Dalam teori pendidikan lama perkembangan manusia dipengaruhi oleh pembawaan (nativisme) dan juga lingkungan (empiris). Selain itu ada teori bahwa manusia pada perkembangannya ditentukan oleh pembawaan dan lingkungannya (konvergensi).4

2http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia diakses pada kamis, 26 Maret 2015, 19.00 wib

3 Kementrian agama RI,At-Thayyib, 2012, Alqur-an Transliterasi Per Kata dan Terjemah Per Kata( Jakarat, Cipta Bagus Segara)

(7)

Sesuai sabda Rosulullah saw. Yang artinya: “Tiap orang dilahirkan membawa fitrah; ayah dan ibunyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi. (HR. Bukhari dan Muslim).5

Sesuai hadits diatas manusia sangat dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan, tidak hanya keluaraga lebih luas dari itu pergaulan juga sangat menentukan perkembangan manusia.

Pengertian manusia seutuhnya

Manusia seutuhnya bisa diartikan dengan manusia yang sempurna. Bila kita mengartikan manusia yang sempurna atau insan kamil tentu tidak lepas dari ciri yang dimiliki. Insan kamil atau manusia yang sempurna adalah manusia yang mimiliki: -. Jasmani yang sehat, kuat dan berketerampilan

-. Kecerdasan akal berpikir

-. Kekuatan iman atau rohani yang tinggi

E. Wujud Sifat Hakikat Manusia6

1. Kemampuan menyadari diri.

2. Menurut kaum rasionalis kunci perbedaan manusia dengan hewan pada adanya kemampuan adanya menyadari diri yang dimiliki oleh manusia. Berkat adanya kemampuan menyadari diri yang dimiliki oleh manusia, maka manusia menyadari bahwa dirinya (akunya) memiliki ciri khas atau karakteristik diri. Drijarkara (Drijarkara,:138) menyebut kemaqmpuan tersebut dengan istilah “meng-Aku”, yaitu kemampun mengeksplorasi potensi-pontensi diri yang ada pada diri, dan memehami potensi-potensi tersebut sebagai kekuatan yang dapat dikembangkan sehingga aku dapat berkembang kearah kesempurnaan diri.

3. Kemampuan-Bereksistensi

Yaitu kemampuan menempatkan diri, menerobos, dan mengatasi batas-batas yang membelenggu dirinya. Karena inilah manusia mempunyai kebebasan yaitu manusia bukan “ber-ada” melainkan “meng-ada”

4. Kata-Hati-(Consecience-Of-Man)

Sering disebut hati nurani, pelita hati menunjukan bahwa hati itu adalah

5

(8)

kemampuan pada diri manusia yang memberi penerangan tentang baik buruknya perbuatan sebagai manusia.

5. Moral

Moral juga disebut sebagai etika adalah perbuatan sendiri. Moral yang singkron dengan kata hati yang tajam yaitu benar-benar baik manusia sebagai manusia merupakan moral yang baik atau moral yang tinggi (luhur)

6. Tanggung-jawab

Yaitu keberanian untuk menentukan bahwa sesuatu perbuatan sesuai dengan tuntutan kodrat manusia. Dengan demikian tanggung jawab dapat diartikan sebagai keberanian untuk menentukan bahwa suatu perbuatan sesuai dengan tuntutan kodrat manusia.

7. Rasa-Kebebasan

Merdeka adalah rasa bebas (tidak terikat oleh sesuatu) yang sesuai dengan kodrat manusia. Kemerdekaan berkait erat dengan kata hati dan moral. Yaitu kata hati yang sesuai dengan kodrat manusia dan moral yang sesuai dengan kodrat manusia.

8. Kewajiban-dan-Hak

Kewajiban merupakan sesuatu yang harus dipenuhi oleh manusia. Sedangkan hak adalah merupakan sesuatu yang patut dituntut setelah memenuhi kewajiban. 9. Kemampuan-Menghayati-Kebahagiaan

Kebahagiaan adalah suatu istilah yang lahir dari kehidupan manusia. Kebahagiaan tidak cukup digambarkan hanya sebagai himpunan saja, tetapi merupakan integrasi dari segenap kesenangan, kepuasan dan sejenisnya dengan pengalaman-pahit-dan-penderitaan.

Manusia adalah mahluk yang serba terhubung, dengan masyarakat, lingkungan, diri sendiri dan Tuhan. Dalam krisis total manusia mengalami krisis hubungan dengan masyarakat dengan lingkungannya, dengan diri sendiri dan dengan Tuhan.

(9)

norma-norma, dan takdir. Manusia yang menghayati kebahagiaan adalah pribadi manusia dengan segenap keadaan dan kemampuannya.

F. Dimensi-Dimensi Hakikat Manusia serta Potensi, Keunikan, dan Dinamikanya 1. Dimensi Keindividualan merupakan monodualis, yang selalu berkembang kearah yang lebih baik dan lebih sempurna.

Dalam memberikan pendidikan kepada individu hendaklah para pendidik memperhatikan perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Setiap anak manusia yang dilahirkan telah dikaruniai potensi untuk menjadi berbeda dari yang lain, atau menjadi dirinya sendiri. Seorang pakar pendidikan tersohor ditanah belanda, M.J. Langeveld bahwa setiap orang memiliki individualitas. (M.J. Langeveld,1955:54)

Pada abad ke-18 dan 19 aliran Rasionalisme masuk ke sekolah. Aliran ini berpendapat “hendaklah para peserta didik disuruh menghafal sebanyak-banyaknya”. Dengan kata lain, pengetahuan memberikan kepuasan dan kebehagian hidup, dengan semboyan knowledge is power. Pendidikan yang diberikan kepada peserta didik hendaklah seimbang antara aspek Kognitif, aspek afektif, aspek psikomotorik. Pola pendidikan yang bersifat demokratis dipandang cocok untuk mendorong bertumbuh dan berkembangnya potensi individualitas sebagaimana dimaksud. Pola pendidikan yang bersifat otoriter serta patologis yang akan menghambat pendidikan. Tugas pendidik hanya menunjukkan jalan dan mendorong subyek didik bagaimana cara memperoleh sesuatu dalam mengembangkan diri dengan berpedoman pada prinsip “ ing ngarso sungtulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani”. Tujuan utama pendidikan adalah membantu peserta didik membentuk kepribadiannya, atau menemukan kediriannya sendiri.

2. Dimensi-Kesosialan

(10)

individualitas, dan moralitas. Sifat sosialitas menjadi dasar dan tujuan dari kehidupan manusia yang sewajarnya atau menjadi dasar dan tujuan setiap anak dan kelompoknya.

Setiap anak pasti terlibat dalam kehidupan social pada setiap waktu, yang dimaksud dengan interaksi social adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia dimana tingkah laku individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki-tingkah-laku-yang-lain.

Sebagai makhluk social, mereka saling membutuhkan, saling membantu, dan saling melengkapi. Manusia akan selalu berinteraksi dengan manusia lain untuk mencapai tujuan hidupnya, dan interaksi tersebut merupakan wadah untuk pertumbuhan dan perkembangan kepribadiannya. Dalam hal ini, tugas pendidikan ialah mengembangkan semua potensi social sehingga manusia sebagai makhluk social mampu berperan, dan mampu menyesuaikan diri dengan masyarakat. Diharapakan melalui pendidikan manusia dapat mengembangkan secara seimbang aspek-individual-dan-aspek-sosialnya.

Ahli pendidikan membagi kebutuhan manusia sebagai berikiut: Maslow mengelompokkan kebutuhan bergantung pada pemuasannya dan mempunyai tingkatan makna yang tidak sama, dan memiliki hierarki tertentu.

(11)

makna kebaikan, keluhuran, kemulyaan dan sebagainya. Pada hakekatnya manusia memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan nilai-nilai susila dan melaksanakannya. Sehingga dengan demikian dapat dikatakan manusia bila memiliki nilai-nilai, menghayati dan melaksanakan nilai-nilai tersebut.

4. Dimensi-Keberagamaan

Pada hakikatnya manusia adalah makhluk religious. Pandangan Martin Buber “ bahwa manusia adalah makhluk Tuhan dan sekaligus mengandung kemungkinan baik dan jahat” adalah sesuai dengan pandangan manusia sebagai makhluk Tuhan”. Menurut agama Islam pendidikanlah yang menentukan sesorang akan menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Dalam agama islam dikemukakan “Tiap anak dilahirkan bersih, suci, orang tuanyalah yang akan menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi”. Agama merupakan sandaran vertical bagi manusia. Manusia dapat memahami agama melalui proses pendidikan agama. Ph. Kohnstamm berpendapat bahwa pendidikan agama seyogyanya menjadi tugas orang tua. Pemerintah dengan berlandaskan pada GBHN memasukan pendidikan agama kedalam kurikulum di sekolah, mulai dari SD s/d PT. disini perlu ditekankan bahwa meskipun pengkajian agama melalui pelajaran agama ditingkatkan, namun tetap harus disadari bahwa tekanannya adalah pendidikan agama dan bukan semata-mata pelajaran agama yang hanya memberikan pengetahuan agama. Jadi segi-segi afektif harus diutamakan.

G. Pengembangan Nilai untuk pendidikan manusia seutuhnya Pendidikan Manusia Seutuhnya7

م

م ك

م َاع

ع دع َاذعإإ ل

م ووس

م ررَلوع هملرَلَاووبميوج

إ تعس

و أ

ع َاوونممعأع نعيوذإَلرَا َاهعيي أعيع

ه

إ بإلوقعوع ءإرومعَلوَا ن

ع يوبع ل

م ووحميع هعلَلرَا ن

ر أع َاوومملعع

و َاوع موكميويإحويمَامعَلإ

ن

ع وورمش

ع خ

و تم هإيوَلعإإ همنرأعوع

.

Hai orang- orang yang beriman , penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul, apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepadanyalah kamu-akan-dikumpulkan.-(Q.S-al-Anfal-24)8

7 file:///F:/nur%20laila%20%20pendidikan%20manusia%20seutuhnya.htm diakses pada kamis, 26 Maret 2015, 19.00 wib

(12)

Bagaimanakah Pendidikan manusia itu seutuhnya? Pertanyaan ini sangat lazim dilontarkan oleh para mahasiswa, juga para audiens yang ketika berada didalam ruangan, atau didalam suatu seminar, yang ditujukan kepada para dosen ataupun kepada para nara sumber, mungkin juga pertanyaan ini sudah dilontarkan kepada kita semua, yang mana para penanya mungkin sudah-kita-mampu-untuk-menjawab-pertanyaan-ini. Secara rasional–filosofis tentang pendidikan yang sudah berkembang semenjak beberapa abad yang lalu, maka sistem pendidikan untuk membentuk manusia yang seutuhnya harus diarahkan kepada dua dimensi, yakni:

1. Dimensi dialektikal horisontal , dan 2. Dimensi ketundukan vertikal.

Pada dimensi pertama pendidikan hendaknya dapat mengembangkan pemahaman tentang kehidupan yang konkret, yakni kehidupan manusia dalam hubunganya dengan alam ataupun lingkungan sosialnya. Dalam dimensi inilah manusia dituntut untuk mampu mengatasi berbagai tantangan dan kendala dunia konkretnya , melalui pengembangan teknologi dan sains.

Sedangkan dalam dimensi kedua, yakni ketundukan vertikal, pendidikan sains dan teknologi, selain menjadi alat untuk memanfaatkan, dan melestarikan sumber daya alam juga menjadi jembatan untuk memahami fenomena dan misteri kehidupan dalam mencapai hubungan yang hakiki juga abadi dengan sang khalik . Berarti bagaimanapun pesatnya perkembangan sains dan teknologi ia harus disertai dengan pendidikan hati.

Singkatnya, manusia seutuhnya adalah yang menjadi rahmatan lilàlamin. Yang mempunyai kemampuan cipta, rasa, kan karsa, atau manusia yang kognitif, efektif, dan konatif-psikomotorik pada zamanya. Itulah blue print manusia masa depan yang memiliki zikir, fikir dan amal saleh. Di samping itu ada beberapa causa pertanyaan yang harus mampu kita menjawabnya, yang mana dengan causa inilah nantinya kita akan mentransfer ke dalam proses pendidikan manusia dalam konteks ruang serta waktu. Causa pertanyaan itu adalah ¨ 1. Causa eficiens (bagaimana), 2.Causa formalis (menurut rencana apa), 3. Causa materialis (dengan apa), dan Causa finalis (untuk apa kita di didik).

Manusia sepenuhnya sebagai satu konsepsi modern perlu kita analisis menurut pendangan sosio-budaya Indonesia .Berdasarkan pikiran demikian dapat diuraikan konsepsi manusia seutuhnya ini secara mendasar yakni mencakup pengertian sebagai berikut:

1. Keutuhan potensi subyek manusia sebagai subyek yang berkembang. Kepribadian manusia lahir batin ialah satu kebutuhan yang utuh antara potensi-potensi hereditas (kabawaan) dengan factor-faktor lingkungan (pendidikan, tata nilai dan antar hubungan).

Potensi-manusia-secara-universal-mencakup-tujuan-potensi:

1. potensi jasmaniah, pisik badan dan panca indra yang sehat (normal)

2.-potensi-piker-(akal,-rasio,-intelegensi,-intelek)

3.-potensi-rasa (perasaan, emosi) baik perasaan etis moral maupun perasaan estetis. 4.-potensi-karsa-(kehendak,-keinginan,-termasuk-prakarsa).

5.-potensi-cipta-(daya-cipta,-kreaktifitas,-khayal-dan-imajenasi).

(13)

Ketujuh potensi ini merupakan potensi dan watak bawaan yang potensial; artinya dalam proses berkembang dan tidak.Perkembangan atau aktualitas itu akan menetukan kualitas pribadi seseorang.

2. Keutuhan wawasan (orientasi) manusia sebagai subyek yang sadar nilai yang menghayati dan yakin-akan-cita-cita-dan-tujuan-hidupnya.

Manusia sebagai subyek nilai ialah pribadi yang menjunjung nilai; artinya menghayati, meyakini dan mengamalkan system nilai tertentu, baik secara social (kemasyarakatan dan kenegaraan),-maupun-secara-pribadi-(individual).

Manusia bersikap, berfikir, bertindak dan bertingkah laku dipengaruhi oleh wawasan atau orientasinya terhadap kehidupan dan nilai-nilai yang ada didalamnya wawasan dimaksud mencakup:

a. Wawasan dunia dan akhirat. Menusia berkeyakinan bahwa kehidupan didunia akan berakhir dan akan ada kehidupan diakhirat.

b. Wawasan individualitas dan social, secara keseimbangan.

c. Wawasan individualitas jasmaniah dan rohaniah; memiliki kesadaran tentang pentingnya kebutuhan jasmaniah dan rohaniah.

d. Wawasan masa lampau dan masa depan; dengan mengingat masa lampau bias memberikan kesadaran kesedaran cinta bangsa dan kemerdekaan serta memiliki motivasi berjuang demi cita-cita nasional.

Keempat-wawasan-ini-akan-memberikan-aspirasi-dan-motivasi-bagi-sikap-dan-tindakan-seseorang menurut kadar kesedaran wawasannya masing-masing.

Makna Pendidikan Nilai berkaitan dengan masalah baik pertimbangan moral maupun non-moral tentang suatu objek; termasuk etika dan estetika. Tujuan pendidikan nilai adalah untuk membantu siswa mengeksplorasi nilai-nilai yang ada melalui pengujian yang kritis agar mampu meningkatkan kualitas pikiran dan perasaan siswa. Pendidikan nilai paling sedikit meliputi empat dimensi, yaitu identifikasi inti nilai-nilai personal dan sosial; penemuan filosofis dan rasional tentang inti tersebut; respon afektif dan emotif terhadap inti tersebut; pembuatan keputusan berkaitan dengan inti berdasarkan penemuan dan respon. 9

H. Tujuan Pendidikan Manusia Seutuhnya

1. Terwujudnya manusia yang berakhlak mulia, cakap, percaya diri, mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berguna bagi umat, bangsa dan kemanusiaan

2. Tujuan untuk pendidikan menusia seutuhnya dengan kodrat dan hakekatnya, yakni seluruh aspek pembawaannya seoptimal mungkin.Adapun aspek pembawaan (potensi manusia) meliputi:

Potensi jasmani (fisiologis dan pancaindra)

(14)

Potensi rohaniah (psikologis dan budi nurani)

Secara umum, rumusan tujuan dari proses pendidikan meliputi: 1. Pendidikan sebagai tranmisi kebudayaan

2. Pendidikan sebagai pengembangan kepribadian

3. Pendidikan sebagai pengembangan akhlaq mulia serta religious

4. Pendidikan sebagai pengembangan warga Negara yang bertanggung jawab 5. Pendidikan sebagai mempersiapkan pekerja-pekerja yang terampil dan produktif 6. Pendidikan sebagai pengembangan pribadi seutuhnya

7. Pendidikan sebagai proses pembentukan manusia baru

Tujuan Khusus10

 Menguasai, mengembangkan dan mengamalkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dijiwai oleh nilai kemanusiaan, akhlakul karimah dan etika yang bersumber pada ajaran Islam serta memupuk keIkhlasan, melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar yang relevan dengan kebutuhan pembangunan bangsa;

 Melaksanakan program pendidikan Ahli Madya, Sarjana, Pascasarjana dan Profesi yang menghasilkan lulusan yang memenuhi kebutuhan dunia kerja baik nasional maupun internasional

 Menghasilkan penelitian dan karya Ilmiah yang menjadi rujukan pada tingkat nasional dan internasional;

 Mengembangkan kehidupan masyarakat akademik yang ditopang oleh nilai-nilai Islam yang menjunjung tinggi kebenaran, keadilan, kejujuran, kesungguhan dan tanggap terhadap perubahan;

 Menciptakan iklim akademik/academic atmosphere yang dapat menumbuhkan pemikiran-pemikiran terbuka, kritis-konstruktif dan inovatif;

 Menyediakan sistem layanan yang memuaskan bagi pemangku kepentingan/ stakeholders;

10 Tujuan pendidikan nilai di

(15)

 Menyediakan sumberdaya dan potensi universitas yang dapat diakses oleh perguruan tinggi, lembaga-lembaga pemerintah swasta, industri, dan masyarakat luas untuk mendukung upaya-upaya pengembangan bidang agama Islam, sosial, ekonomi, politik, hukum, teknologi, kesehatan dan budaya di Indonesia;

 Mengembangkan jaringan kerjasama dengan berbagai institusi nasional maupun internasional untuk memajukan pendidikan, penelitian, manajemen dan pelayanan;

(16)

BAB III KESIMPULAN

1. Nilai adalah definisikan dengan segala sesuatu yang dilakukan dengan atau tanppa kesadaran, yang menjadi tolak ukur dalam menghargai seatu perbuatan manusia.

2. Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapiotak berkemampuan tinggi.

3. Tujuan Khusus

 Menguasai, mengembangkan dan mengamalkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dijiwai oleh nilai kemanusiaan, akhlakul karimah dan etika yang bersumber pada ajaran Islam serta memupuk keIkhlasan, melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar yang relevan dengan kebutuhan pembangunan bangsa;

 Melaksanakan program pendidikan Ahli Madya, Sarjana, Pascasarjana dan Profesi yang menghasilkan lulusan yang memenuhi kebutuhan dunia kerja baik nasional maupun internasional

 Menghasilkan penelitian dan karya Ilmiah yang menjadi rujukan pada tingkat nasional dan internasional;

 Mengembangkan kehidupan masyarakat akademik yang ditopang oleh nilai-nilai Islam yang menjunjung tinggi kebenaran, keadilan, kejujuran, kesungguhan dan tanggap terhadap perubahan;

 Menciptakan iklim akademik/academic atmosphere yang dapat menumbuhkan pemikiran-pemikiran terbuka, kritis-konstruktif dan inovatif;

 Menyediakan sistem layanan yang memuaskan bagi pemangku kepentingan

(17)

dan masyarakat luas untuk mendukung upaya-upaya pengembangan bidang agama Islam, sosial, ekonomi, politik, hukum, teknologi, kesehatan dan budaya di Indonesia;

 Mengembangkan jaringan kerjasama dengan berbagai institusi nasional maupun internasional untuk memajukan pendidikan, penelitian, manajemen dan pelayanan;

 Menghasilkan lulusan yang memiliki integritas kepribadian dan moralitas yang islami dalam konteks kehidupan individual maupun sosial.

SARAN

(18)

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Nilai_sosial#Pengertian_Nilai_Menurut_para_Ahli diakses pada kamis, 26 Maret 2015, 19.00 wib

http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia diakses pada kamis, 26 Maret 2015, 19.00 wib

Kementrian agama RI,At-Thayyib, 2012, Alqur-an Transliterasi Per Kata dan Terjemah Per Kata( Jakarat, Cipta Bagus Segara)

Laila-Nur-file:///F:/nur%20laila%20%20pendidikan%20manusia%20seutuhnya.htm diakses pada kamis, 26 Maret 2015, 19.00 wib

Referensi

Dokumen terkait

Perbandingan ini juga berpengaruh pada tenaga mesin yang dihasilkan oleh kendaraan, Untuk menghasilkan tenaga mesin yang tinggi maka campuran bahan bakar dan udara menjadi lebih

NO MATA KULIAH SKS KLS MHS NAMA DOSEN HARI TANGGAL PUKUL RUANG.. 1 Perilaku dan Pengembangan Organisasi 3 A 14 HAMIDAH NAYATI UTAMI,

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di peroleh, maka dapat disimpulkan bahwa Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Rawat Jalan Pusat

informasi yang mengancam integritas diri orang dan nilai-nilai dari orang tersebut, tetapi apabila orang tersebut memperkuat integritas diri atau nilai diri mereka dalam domain

Sintesis Surfaktan Metil Ester Sulfonat Minyak Jarak dari Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.).. Skripsi

Halaman 23 dari 64 Putusan Nomor 345/PDT/2016/PT.MDN lelang, dimana dana hasil lelang tersebut digunakan sebagai pengganti pelunasan kewajiban PENGGUGAT III kepada TERGUGAT

Fokus kepada segmen konsumen menengah ke bawah Kredit dijamin dengan agunan properti yang bernilai tinggi Jaringan distribusi yang luas dan unik. Potensi KPR

Sedangkan pendekatan penelitian ini, ialah bersifat deskriptif-analitis. Yaitu, peneliti mendeskripsikan data yang diperoleh dari objek penelitian secara objektif dan apa adanya,